Materi 7 - Etika Dalam Perencanaan Audit
Materi 7 - Etika Dalam Perencanaan Audit
Materi 7 - Etika Dalam Perencanaan Audit
OLEH :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan atas rahmat dan
karunianya, Saya bisa menyelesaikan tugas praktikum audit, membuat makalah tepat pada
waktunya. Terimakasih yang sebesar-besarnya Saya ucapkan kepada dosen pengampu yaitu
Bapak Surbakti Karo-Karo, M.Si., Ak., CA., Drs dan berbagai pihak yang turut membantu
baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini Saya susun dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kriteria-kriteria yang
telah disepakati bersama oleh Bapak Surbakti Karo-Karo, M.Si., Ak., CA., Drs. selaku dosen
pengampuh dalam mata kuliah praktikum audit. Harapan yang paling besar dalam
penyusunan makalah ini adalah mudah-mudahan apa yang Saya susun ini penuh manfaat,
baik untuk pribadi, teman-teman,pembaca, serta pengarang-pengarang yang telah Saya
gunakan dalam pemenuhan tugas ini.
Saya akui masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT. Maka dari itu akhir kata Saya mohon saran dan kritik dari teman-
teman maupun dosen demi tercapainya makalah yang sempurna.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
2.1 Definisi....................................................................................................................... 3
2.1.1 Definis Etika… .................................................................................................. 3
2.1.2 Definisi Auditing…. .......................................................................................... 3
2.1.3 Definisi Etika Dalam Perencanaan Auditing.. ..................................................... 5
2.2 Prinsip – Prinsip Aturan Perilaku Profesional ............................................................. 5
2.3 Tanggung Jawab Auditor Kepada Publik .................................................................... 7
2.4 Tanggung Jawab Dasar Auditor .................................................................................. 7
2.5 Independensi .............................................................................................................. 8
2.6 Standar Akuntansi ...................................................................................................... 9
2.7 Standar Pekerjaan Lapangan ..................................................................................... 10
2.8 Standar Pelaporan ..................................................................................................... 10
2.9. Contoh Kasus.. ........................................................................................................ 11
2.10 Solusi Pemecahan Masalah.. ................................................................................... 12
2.11 Kontribusi Kasus Terhadap Materi Makalah.. ......................................................... 12
BAB III Penutup ................................................................................................................ 13
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 13
4.2. Saran… .................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA… ..................................................................................................... 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
Semakin tingginya suatu kepercayaan pengguna laporan keuangan maka semakin tinggi
pula tuntutan independensi seorang auditor dalam melakukan pemeriksaan laporan keuangan.
Hal ini tentunya diiringi dengan etika baik seorang pemeriksa/auditor.
Pelaksanaan proses auditing seorang auditor dituntut secara profesional dan independen
sesuai dengan etika dan aturan yang ada. Regulasi tetang kode etik dan aturan profesional
seorang auditor telah ditetapkan oleh Pasar Modal dan BAPEPAM.
2
3
3
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
2.1.1. Definisi Etika
Secara bahasa, kata "etika" berasal dari bahasa Yunani ethos, yang berarti "di
luar kebiasaan". Dalam hal ini, sudut pandang objek adalah tindakan, hubungan,
atau perilaku manusia. Secara khusus pengertian etika adalah ilmu tentang
sikap dan martabat seseorang dalam suatu lingkungan sosial yang penuh
dengan aturan dan prinsip yang berkaitan dengan perilaku yang dianggap benar.
Secara umum pengertian etika adalah suatu aturan, norma, aturan, atau
prosedur yang biasa digunakan sebagai asas atau asas seseorang dalam
bertingkah laku dan berperilaku. Penerapan norma ini erat kaitannya dengan
baik buruknya seorang individu dalam masyarakat. Etika dengan demikian
adalah ilmu yang mempelajari baik dan buruk, serta kewajiban sosial dan moral,
hak dan tanggung jawab terhadap setiap individu dalam kehidupan publik. Atau
bisa dikatakan etika mencakup nilai-nilai yang berkaitan dengan moralitas
seseorang dalam hal benar dan salah.
Ada beberapa jenis etika yang mungkin kita jumpai di lingkungan kita.
Misalnya etos pertemanan, etos kerja atau etos kerja, etos keluarga, etos bisnis,
dsb. Etika tentunya harus dimiliki oleh setiap orang dan diperlukan dalam
komunikasi sebagai jembatan yang menciptakan kondisi baik dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dalam arti luas, etika dapat didefinisikan sebagai prinsip atau nilai moral.
Dalam hal ini, tuntutan etika begitu urgen dalam masyarakat sehingga nilai-
nilai etika tersebut seringkali dimasukkan dalam undang-undang atau peraturan
yang berlaku di negara kita. Banyaknya nilai-nilai etika yang ada tidak dapat
dijadikan sebagai hukum atau aturan karena sifat nilai-nilai etika sangat
tergantung pada penilaian manusia.
2.1.2. Definisi Auditing
Auditing atau audit merupakan sebuah inspeksi yg dilakukan secara kritis &
pula sistematis. Dimana pihak yg melakukan bersifat independen terhadap
laporan keuangan yg sudah disusun sang manajemen dan catatan-catatan
4
5
5. Hasil audit bisa disampaikan dalam bentuk laporan tertulis, dengan begitu
anda bisa menjelaskan kriteria dan hal yang harus diperbaiki dalam laporan.
Selain penting, laporan ini bisa saja memperkuat atau memperlemah
kredibilitas asersi yang sudah dibuat. Dalam laporan keuangan semua bisa
memberikan dampak yang positif maupun negatif.
6. Pemakai yang berkepentingan merupakan pengambil keputusan yang
menggunakan atau mengandalkan temuan yang diinformasikan melalui
laporan audit yang telah disampaikan. Para pemakai laporan biasanya
meliputi manajemen, pemerintah, investor, bank dan juga pemegang saham.
Namun tak menghindari bahwa masyarakat atau publik (Baca juga: Tujuan
Akuntansi Sektor Publik) juga bisa menjadi pemakai yang
berkepentingannya.
6
7
kode etik ini adalah menyemangati anggotanya untuk melatih disiplin diri di dalam/di
luar hukum/peraturan.
2. Tanggung jawab. Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional CPA
harus menggunakan pertimbangan profesional dan moral yang sensitif dalam semua
aktifitasnya. Sebagaimana disebutkan dalam bab I, CPA/akuntan publik
melaksanakan suatu peran penting di masyarakat. Mereka bertanggung jawab, bekerja
sama satu sama lain untuk mengembangkan metode akuntansi dan pelaporan,
memelihara kepercayaan publik, dan melaksanakan tanggung jawab profesi bagi
sendiri.
3. Kepentingan publik. CPA wajib memberikan pelayanannya bagi kepentingan publik,
menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen serta profesionalisme.
Salah satu tanda yang membedakan profesi adalah penerimaan tanggung jawabnya
kepada publik. CPA diandalkan oleh banyak unsur masyarakat, termasuk klien,
kreditor, pemerintah, pegawai, investor, dan komunitas bisnis serta keuangan.
Kelompok ini mengandalkan obyektifitas dan integritas CPA untuk memelihara
fungsi perdagangan yang tertib.
4. Integritas. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, CPA harus
melaksanakan semua tanggung jawab profesionalnya dengan integritas tertinggi.
Perbedaan karakteristik lainnya dari suatu profesi adalah pengakuan anggotanya akan
kebutuhan memiliki integritas. Integritas menurut CPA bertindak jujur dan terus
terang meskipun dihambat kerahasiaan klien. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak
boleh dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi. Integritas dapat mengakomodasi
kesalahan akibat kurang berhati-hati dan perbedaan pendapat yang jujur, akan tetapi,
integritas tidak dapat mengakomodasi kecurangan/pelanggaran prinsip.
5. Obyektifitas dan independensi. Seorang CPA harus mempertahankan obyektifitas dan
bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesional.
Seorang CPA dalam praktek publik harus independent dalam kenyataan dan dalam
penampilan ketika memberikan jasa auditing dan jasa atestasi lainnya. Prinsip
obyektifitas menuntut seorang CPA untuk tidak memihak, jujur secara intelektual,
dan bebas dari konflik kepentingan. Independensi menghindarkan diri dari hubungan
yang bisa merusak obyektifitas seorang CPA dalam melakukan jasa atestasi.
6. Kemahiran. Seorang CPA harus melakukan standar teknis dan etis profesi, terus
berjuang meningkatkan kompetensi mutu pelayanan, serta melaksanakan tanggung
jawab profesional dengan sebaik- baiknya. Prinsip kemahiran (due care) menuntut
7
8
8
9
2.5 Independensi
Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain,
tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri
dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak
memihak dalam diri auditor dalam menyatakan hasil pendapatnya. Sikap mental
independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktek akuntansi dan
prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Dalam SPAP (IAI, 2001: 220.1)
auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia
melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum (dibedakan di dalam hal ia berpraktik
sebagai auditor intern). Carey dalam Mautz (1961:205) mendefinisikan independensi akuntan
publik dari segi integritas dan hubungannya dengan pendapat akuntan atas laporan keuangan.
Independensi meliputi:
1. Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang profesional. Hal
ini merupakan bagian integritas profesional.
2. Merupakan istilah penting yang mempunyai arti khusus dalam hubungannya dengan
pendapat akuntan publik atas laporan keuangan. Independensi berarti sikap mental
yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak tergantung pada
orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang obyektif tidak memihak
dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.
9
10
10
11
11
12
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan
dan permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
12
13
Kasus ini tidak hanya berimbaskan kepada Garuda Indonesia Group, namun juga pada
Akuntan Publik (AP) Kasner Sirumpea Kantor Akuntan Publik (KAP) yaitu Tanubrata
Sustanto Fahmi Bmbang dan Rekan (Member of BDO Internasional) yang dikenakan sanksi
atas audit yang telah dilakukan.
Bursa Efek Indonesia (BEI) memanggil jajaran direksi PT Garuda Indonesia terkait
permasalahan laporan keuangan tersebut. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh auditor yang
memeriksa keuangan GIAA, yaitu KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan Rekan
(Member of BDO Internasional) selaku auditor untuk laporan keuangan tahun 2018 PT
Garuda Indonesia (persero) Tbk.
13
14
Dalam kasus yang terjadi di PT Garuda Indonesia ini, mambuktikan bahwa pentingnya
kode etik dan etika profesi yang harus dijunjung tinggi dan diterapkan oleh seorang Auditor.
Auditor dituntut untuk memiliki sikap integritas yang tinggi, objektif, independent serta
tanggungjawab pada tugasnya, karena auditor mempunyai kewajiban untuk menjamin
kepercayaan public terhadap kebenaran dan kesesuaian berdasarkan standar yang berlaku.
Jika terjadi pelanggaran atas audit yang dilakukan auditor hal ini akan merusak citra baik atau
nama baik auditor itu sendiri serta KAP yang bersangkutan. Daripada itu, juga akan
mengurangi kepercayaan publik terhadap kualitas Laporan Keuangan yang telah diaudit
untuk menjamin kebenaran suatu Laporan Keuangan.
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepercayaan publik terhadap laporan keuangan yang sangat tinggi membuat profesi
seorang auditor mejadi pusat perhatian khusus. Semakin tingginya suatu kepercayaan
pengguna laporan keuangan maka semakin tinggi pula tuntutan independensi seorang auditor
. Dalam menjalankan tugas nya untuk melakukan pemeriksaan suatu laporan keuangan
menuntut auditor memiliki standar khusus dalam profesinya. Selain standar yang berlaku
ditetapkan auditor harus memiliki etika dalam melakukan pekerjaannya. Auditor harus
menjunjung tinggi sikap integritas, indenpent objektif serta tanggung jawab atas tugasnya
terhadap publik.
Etika dalam Auditing merupakan suatu prinsip yang melakukan proses pengumpulan
dan evaluasi bukti informasi terukur tentang entitas ekonomi untuk menentukan dan
melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria- kriteria yang dimaksud
yang dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen. Didalam melaksanakan tugas,
auditor akan dihadapkan oleh beberapa standar yang telah ditetapakan oleh Akuntan Publik
Indonesia sebagai pedoman dalam mengerjakan tugasnya. Mutu audit harus dijaga agar
profesi auditor tetap mendapatkan kepercayaan publik, dan peran etika tentunya akan
berpengaruh terhadap penerapan standar audit.
3.2. Saran
Diharapkan etika dalam auditing diterapkan oleh setiap auditor. Standar audit yang
ada tidak akan berjalan dengan baik jika tidak diiringi dengan etika profesi yang dijunjung
tinggi. Perlunya menjaga citra baik untuk mendapatkan kepercayaan publik tentu menjadi
nilai penting setiap pelaksanaan audit.
Penulis menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan serta
masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
membangun dari pembaca.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Okezone. (2014, July 13). Kronologi Kasus Laporan Keuangan Garuda Indonesia Hingga
Kena Sanksi : Okezone Economy.
https://economy.okezone.com/.http://economy.okezone.com/read/2019/06/28/320/20
72245/kronoligi-kasus-laporan-keuangan-garuda-indonesia-hingga-kena-sanksi .
Pengertian Etika: Macam-Macam Etika & Manfaat Etika, (2021, Agustus 30),
https://www.gramedia.com/best-seller/pengertian-etika/
16