Contoh PBL 4
Contoh PBL 4
Contoh PBL 4
N Masalah
o yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifika
si
1 Siswa tidak Hasil Kajian Literatur Setelah dianalisa, masalah kurangnya
disiplin Pengetahuan tentang islam dan Kurangnya
melakukan 1. Kurangnya Pemahaman Nilai Religius:
Motivasi,pengaruh lingkungan ditemukan
shalat Menurut Anwar (2018), siswa yang tidak
memiliki pemahaman yang baik tentang beberapa faktor yang menyebab belajar siswa.
nilai dan pentingnya shalat cenderung 1. Faktor dari guru:
mengabaikan ibadah tersebut. Pendidikan a. Pembelajaran metode ceramah Menurut
agama perlu menanamkan nilai shalat teori motivasi (seperti Self-Determination
sebagai kewajiban utama. Theory), metode ceramah yang minim interaksi
sering membuat siswa merasa tidak memiliki
2. Pengaruh Lingkungan Sosial: Menurut
kontrol atau otonomi dalam proses belajar,
Rahman (2019), lingkungan yang kurang
sehingga motivasi belajar mereka menurun.
mendukung, seperti keluarga dan teman
b. Penggunaan media pembelajaran yang
yang tidak shalat, berpengaruh kuat
masih jarang menurut teori multimedia dari
terhadap kebiasaan beribadah siswa.
Mayer, dapat memperkuat pemahaman
3. Kedekatan dengan Figur Panutan: konsep melalui kombinasi visual, audio, dan
Menurut Nasution (2020), peran orang tua teks, yang dapat membantu siswa lebih
dan guru sebagai panutan sangat penting. memahami materi. Kurangnya penggunaan
Kurangnya keteladanan dari figur ini media membuat pembelajaran menjadi
mengurangi motivasi siswa untuk disiplin monoton dan berpotensi menurunkan minat
dalam menjalankan shalat. belajar siswa.
2. Faktor dari orang tua:
4. Minimnya Fasilitas dan Waktu untuk
a. Kurangnya perhatian orang tua karena
Shalat: Menurut Suyadi (2017), sekolah
sibuk bekerja. Menurut Bronfenbrenner
yang tidak menyediakan fasilitas atau
dalam teori ekologi, keluarga sebagai
waktu khusus untuk shalat, seperti musala
sistem mikro berperan penting dalam
atau jam istirahat, cenderung membuat
perkembangan anak. Ketika orang tua
siswa tidak disiplin dalam melaksanakan
sibuk dan kurang memperhatikan
ibadah.
pendidikan anak, perkembangan kognitif
5. Kedisiplinan Pribadi: Menurut Sukardi dan emosional siswa dapat terpengaruh.
(2019), kedisiplinan pribadi siswa Kurangnya dukungan dan perhatian di
memainkan peran penting. Siswa dengan rumah dapat menyebabkan motivasi
kontrol diri rendah cenderung menunda belajar siswa menurun.
atau mengabaikan waktu shalat.
3. faktor lain :
1.
a. Terlalu sedikit waktu isoma salat .Teori
Hasil Kajian Realitas Cognitive Load juga menekankan bahwa
1. Wawancara siswa membutuhkan waktu untuk
memproses informasi, dan waktu
Hasil Wawancara dengan guru ibu Deka istirahat adalah bagian penting dalam
Davianti , hari Jum’at, 25 Oktober 2024 mengurangi beban kognitif selama
pukul: 08.00. pembelajaran
Menurut ibu Deka Davianti: “belum b. Siswa kurang memiliki sikap disiplin.
mengerti Pentingnya Shalat dalam Menurut teori behavioristik (misalnya,
Pendidikan Islam : dari B.F. Skinner), perilaku siswa dapat
dibentuk melalui penguatan
Hasil Wawancara dengan guru ibu
(reinforcement) atau hukuman
Ratimah , hari Jum’at, 25 Oktober 2024
(punishment). Jika lingkungan sekolah
pukul: 08.00. menurut beliau”pengaruh
atau rumah kurang memberikan
lingkungan dan disiplin
penguatan positif untuk perilaku disiplin,
”. siswa mungkin kurang termotivasi untuk
2. Berdasarkan hasil pengamatan menerapkan disiplin. Hukuman yang
dilapangan tidak konsisten juga dapat
Pengamatan dilakukan pada kegiatan mengakibatkan siswa mengabaikan
pembelajaran PAI dikelas 789, hari aturan.
Jumat tanggal 25 Oktober 2024 jam
11.35 s.d 13.45.
Dari hasil pengamatan ditemukan
masalah yaitu tidak mengetahui tata
cara sholat dan kurangnya motivasi. Hal
ini ditandai dengan siswa masih ada
yang tidak melaksanakan sholat
M. Jamaluddin A, S.Pd.I
Berikut adalah gambar peta konsep yang menjelaskan kurangnya sikap disiplin pada siswa
melalui beberapa teori dalam psikologi dan sosiologi, meliputi Teori Pembiasaan, Teori
Kontrol Diri, Teori Kognitif Sosial, Teori Ekologi Bronfenbrenner, dan Teori Pengendalian
Sosial.
Berikut adalah kajian teoretis yang dapat menjelaskan beberapa penyebab masalah
pembelajaran dalam konteks yang Anda berikan:
1. Pembelajaran dengan Metode Ceramah
Kelemahan Metode Ceramah: Pembelajaran metode ceramah sering dianggap kurang
interaktif dan dapat menyebabkan kebosanan pada siswa. Menurut teori pembelajaran
konstruktivisme, siswa belajar lebih baik ketika mereka aktif dalam pembelajaran dan dapat
membangun pemahaman secara mandiri. Metode ceramah kurang mendukung interaksi
siswa, yang dapat menghambat pengembangan keterampilan berpikir kritis dan
kemampuan problem-solving.
Dampak Terhadap Motivasi Belajar: Menurut teori motivasi (seperti Self-Determination
Theory), metode ceramah yang minim interaksi sering membuat siswa merasa tidak
memiliki kontrol atau otonomi dalam proses belajar, sehingga motivasi belajar mereka
menurun.
2. Penggunaan Media Pembelajaran yang Masih Jarang
Akses dan Eksposur Teknologi dalam Pendidikan: Pembelajaran yang kaya akan media digital
mendukung cara belajar siswa modern, terutama dalam konteks digital literacy. Siswa yang
kurang terpapar pada media pembelajaran sering kali merasa kurang relevan dengan
konteks pembelajaran yang diajarkan.
Teori Peran Orang Tua dalam Pendidikan: Menurut Bronfenbrenner dalam teori ekologi,
keluarga sebagai sistem mikro berperan penting dalam perkembangan anak. Ketika orang
tua sibuk dan kurang memperhatikan pendidikan anak, perkembangan kognitif dan
emosional siswa dapat terpengaruh. Kurangnya dukungan dan perhatian di rumah dapat
menyebabkan motivasi belajar siswa menurun.
Faktor Lain:
Kontrol Diri sebagai Faktor Utama: Menurut teori kontrol diri, disiplin adalah bentuk
pengendalian diri yang memungkinkan siswa menunda kepuasan untuk mencapai tujuan
jangka panjang. Siswa yang kurang disiplin mungkin memiliki kontrol diri yang lemah, yang
membuat mereka sulit mengikuti aturan atau fokus pada tugas.
Peran Latihan dan Pendidikan Karakter: Mengembangkan kontrol diri membutuhkan latihan
yang berkelanjutan, seperti melalui pendidikan karakter atau program pembentukan
disiplin. Ketika sekolah atau lingkungan rumah kurang mendukung latihan kontrol diri ini,
siswa sering kali menunjukkan perilaku kurang disiplin.
3. Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)
Modeling dan Observasi: Albert Bandura dalam teori kognitif sosial menyatakan bahwa
anak-anak belajar melalui observasi atau modeling dari orang dewasa dan teman
sebayanya. Ketika siswa tidak memiliki panutan disiplin atau melihat perilaku yang tidak
disiplin pada lingkungan sekitarnya, mereka cenderung menirunya.
Efek Lingkungan terhadap Sikap Disiplin: Menurut teori ini, lingkungan memainkan peran
penting. Misalnya, jika di lingkungan rumah atau sekolah, aturan atau rutinitas tidak
diterapkan dengan baik, siswa mungkin tidak mengembangkan sikap disiplin yang konsisten.
4. Teori Ekologi Bronfenbrenner
Pengaruh Lingkungan Mikrosistem dan Mesosistem: Menurut teori ekologi dari Urie
Bronfenbrenner, sikap disiplin dipengaruhi oleh interaksi siswa dengan lingkungannya,
seperti keluarga, sekolah, dan komunitas. Jika dalam lingkup rumah dan sekolah tidak ada
pembiasaan disiplin yang konsisten, siswa cenderung memiliki sikap yang kurang disiplin.
Interaksi Antara Lingkungan Sekolah dan Rumah: Ketika terdapat ketidaksesuaian nilai atau
kebiasaan antara lingkungan rumah dan sekolah (misalnya, disiplin ditegakkan di sekolah
tetapi tidak di rumah), siswa sering kali bingung dalam menanggapi ekspektasi disiplin.
Keterikatan pada Norma Sosial: Menurut teori ini, perilaku disiplin dipengaruhi oleh
keterikatan individu pada norma-norma sosial yang ada dalam masyarakat. Jika siswa
merasa terhubung dengan nilai dan aturan yang ada di sekolah, mereka cenderung lebih
disiplin. Namun, apabila siswa tidak merasa terikat pada norma-norma atau aturan yang
ada, mereka kurang termotivasi untuk bersikap disiplin.
Peran Keterikatan Emosional: Keterikatan emosional dengan guru, orang tua, dan teman-
teman di sekolah juga dapat memengaruhi sikap disiplin siswa. Ketika siswa merasa
didukung dan dihargai, mereka lebih cenderung mematuhi aturan dan berperilaku disiplin.
Secara keseluruhan, kurangnya sikap disiplin pada siswa dapat disebabkan oleh kurangnya
penguatan dari lingkungan, lemahnya kontrol diri, keterikatan yang rendah dengan norma
sosial, dan kurangnya panutan yang menunjukkan disiplin.
LEMBAR KERJA
PROBLEM BASED LEARNING
a) Menetapkan solusi masalah yang relevan dan tepat yang dilandasi kajian literatur /analisis
empiric dalam tahap eksplorasi penyebab masalah.
b) Melakukan evaluasi terhadap singkronisasi antar unsur dalam penetapn solusi
c) Melakukan refleksi terhadap solusi masalah, langkah-langkah dan kehandalan penyelesaian
masalah.
6. faktor lain :
c. Terlalu sedikit waktu isoma salat .Teori Cognitive Load
juga menekankan bahwa siswa membutuhkan waktu
untuk memproses informasi, dan waktu istirahat adalah
bagian penting dalam mengurangi beban kognitif
selama pembelajaran
d. Siswa kurang memiliki sikap disiplin. Menurut teori
behavioristik (misalnya, dari B.F. Skinner), perilaku siswa
dapat dibentuk melalui penguatan (reinforcement) atau
hukuman (punishment). Jika lingkungan sekolah atau
rumah kurang memberikan penguatan positif untuk
perilaku disiplin, siswa mungkin kurang termotivasi
untuk menerapkan disiplin. Hukuman yang tidak
konsisten juga dapat mengakibatkan siswa
mengabaikan aturan.
4 Analisis Penentu Masalah siswa yang tidak disiplin dalam melaksanakan shalat
Penyebab dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut adalah analisis
Masalah evaluasi penyebab masalah dan solusi yang dapat diterapkan:
terhadap
singkronisasi solusi 1. Kurangnya Pemahaman tentang Pentingnya Shalat
Kesimpulan
6 Rencana Aksi. Berikut adalah rencana aksi penelitian tindakan kelas (PTK)
untuk menangani masalah kedisiplinan siswa dalam
melaksanakan shalat:
1. Judul Penelitian
3. Rumusan Masalah
Siklus 1
Perencanaan:
Siklus 2
Perencanaan:
Tindakan:
Observasi:
Refleksi:
7. Indikator Keberhasilan
8. Jadwal Penelitian
M. Jamaluddin A, S.Pd.I