Contoh PBL 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR KERJA

PROBLEM BASED LEARNING

NAMA : M.Jamaluddin A, S.Pd.I


MODUL : IV (EMPAT)
DOSEN : Nanik Shobikah, M.Pd
KELAS : Sultan Hamid II 3

LK 1. 3 .Analisis Akar Penyebab Masalah Pembelajaran PAI

N Masalah
o yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifika
si
1 Siswa tidak Hasil Kajian Literatur Setelah dianalisa, masalah kurangnya
disiplin Pengetahuan tentang islam dan Kurangnya
melakukan 1. Kurangnya Pemahaman Nilai Religius:
Motivasi,pengaruh lingkungan ditemukan
shalat Menurut Anwar (2018), siswa yang tidak
memiliki pemahaman yang baik tentang beberapa faktor yang menyebab belajar siswa.
nilai dan pentingnya shalat cenderung 1. Faktor dari guru:
mengabaikan ibadah tersebut. Pendidikan a. Pembelajaran metode ceramah Menurut
agama perlu menanamkan nilai shalat teori motivasi (seperti Self-Determination
sebagai kewajiban utama. Theory), metode ceramah yang minim interaksi
sering membuat siswa merasa tidak memiliki
2. Pengaruh Lingkungan Sosial: Menurut
kontrol atau otonomi dalam proses belajar,
Rahman (2019), lingkungan yang kurang
sehingga motivasi belajar mereka menurun.
mendukung, seperti keluarga dan teman
b. Penggunaan media pembelajaran yang
yang tidak shalat, berpengaruh kuat
masih jarang menurut teori multimedia dari
terhadap kebiasaan beribadah siswa.
Mayer, dapat memperkuat pemahaman
3. Kedekatan dengan Figur Panutan: konsep melalui kombinasi visual, audio, dan
Menurut Nasution (2020), peran orang tua teks, yang dapat membantu siswa lebih
dan guru sebagai panutan sangat penting. memahami materi. Kurangnya penggunaan
Kurangnya keteladanan dari figur ini media membuat pembelajaran menjadi
mengurangi motivasi siswa untuk disiplin monoton dan berpotensi menurunkan minat
dalam menjalankan shalat. belajar siswa.
2. Faktor dari orang tua:
4. Minimnya Fasilitas dan Waktu untuk
a. Kurangnya perhatian orang tua karena
Shalat: Menurut Suyadi (2017), sekolah
sibuk bekerja. Menurut Bronfenbrenner
yang tidak menyediakan fasilitas atau
dalam teori ekologi, keluarga sebagai
waktu khusus untuk shalat, seperti musala
sistem mikro berperan penting dalam
atau jam istirahat, cenderung membuat
perkembangan anak. Ketika orang tua
siswa tidak disiplin dalam melaksanakan
sibuk dan kurang memperhatikan
ibadah.
pendidikan anak, perkembangan kognitif
5. Kedisiplinan Pribadi: Menurut Sukardi dan emosional siswa dapat terpengaruh.
(2019), kedisiplinan pribadi siswa Kurangnya dukungan dan perhatian di
memainkan peran penting. Siswa dengan rumah dapat menyebabkan motivasi
kontrol diri rendah cenderung menunda belajar siswa menurun.
atau mengabaikan waktu shalat.
3. faktor lain :
1.
a. Terlalu sedikit waktu isoma salat .Teori
Hasil Kajian Realitas Cognitive Load juga menekankan bahwa
1. Wawancara siswa membutuhkan waktu untuk
memproses informasi, dan waktu
Hasil Wawancara dengan guru ibu Deka istirahat adalah bagian penting dalam
Davianti , hari Jum’at, 25 Oktober 2024 mengurangi beban kognitif selama
pukul: 08.00. pembelajaran
Menurut ibu Deka Davianti: “belum b. Siswa kurang memiliki sikap disiplin.
mengerti Pentingnya Shalat dalam Menurut teori behavioristik (misalnya,
Pendidikan Islam : dari B.F. Skinner), perilaku siswa dapat
dibentuk melalui penguatan
Hasil Wawancara dengan guru ibu
(reinforcement) atau hukuman
Ratimah , hari Jum’at, 25 Oktober 2024
(punishment). Jika lingkungan sekolah
pukul: 08.00. menurut beliau”pengaruh
atau rumah kurang memberikan
lingkungan dan disiplin
penguatan positif untuk perilaku disiplin,
”. siswa mungkin kurang termotivasi untuk
2. Berdasarkan hasil pengamatan menerapkan disiplin. Hukuman yang
dilapangan tidak konsisten juga dapat
Pengamatan dilakukan pada kegiatan mengakibatkan siswa mengabaikan
pembelajaran PAI dikelas 789, hari aturan.
Jumat tanggal 25 Oktober 2024 jam
11.35 s.d 13.45.
Dari hasil pengamatan ditemukan
masalah yaitu tidak mengetahui tata
cara sholat dan kurangnya motivasi. Hal
ini ditandai dengan siswa masih ada
yang tidak melaksanakan sholat

Bengkayang, 27 Oktober 2024

M. Jamaluddin A, S.Pd.I
Berikut adalah gambar peta konsep yang menjelaskan kurangnya sikap disiplin pada siswa
melalui beberapa teori dalam psikologi dan sosiologi, meliputi Teori Pembiasaan, Teori
Kontrol Diri, Teori Kognitif Sosial, Teori Ekologi Bronfenbrenner, dan Teori Pengendalian
Sosial.

Berikut adalah kajian teoretis yang dapat menjelaskan beberapa penyebab masalah
pembelajaran dalam konteks yang Anda berikan:
1. Pembelajaran dengan Metode Ceramah
Kelemahan Metode Ceramah: Pembelajaran metode ceramah sering dianggap kurang
interaktif dan dapat menyebabkan kebosanan pada siswa. Menurut teori pembelajaran
konstruktivisme, siswa belajar lebih baik ketika mereka aktif dalam pembelajaran dan dapat
membangun pemahaman secara mandiri. Metode ceramah kurang mendukung interaksi
siswa, yang dapat menghambat pengembangan keterampilan berpikir kritis dan
kemampuan problem-solving.
Dampak Terhadap Motivasi Belajar: Menurut teori motivasi (seperti Self-Determination
Theory), metode ceramah yang minim interaksi sering membuat siswa merasa tidak
memiliki kontrol atau otonomi dalam proses belajar, sehingga motivasi belajar mereka
menurun.
2. Penggunaan Media Pembelajaran yang Masih Jarang

Pengaruh Media Terhadap Pembelajaran: Media pembelajaran, menurut teori multimedia


dari Mayer, dapat memperkuat pemahaman konsep melalui kombinasi visual, audio, dan
teks, yang dapat membantu siswa lebih memahami materi. Kurangnya penggunaan media
membuat pembelajaran menjadi monoton dan berpotensi menurunkan minat belajar siswa.

Akses dan Eksposur Teknologi dalam Pendidikan: Pembelajaran yang kaya akan media digital
mendukung cara belajar siswa modern, terutama dalam konteks digital literacy. Siswa yang
kurang terpapar pada media pembelajaran sering kali merasa kurang relevan dengan
konteks pembelajaran yang diajarkan.

Faktor dari Orang Tua:

3. Kurangnya Perhatian Orang Tua karena Sibuk Bekerja

Teori Peran Orang Tua dalam Pendidikan: Menurut Bronfenbrenner dalam teori ekologi,
keluarga sebagai sistem mikro berperan penting dalam perkembangan anak. Ketika orang
tua sibuk dan kurang memperhatikan pendidikan anak, perkembangan kognitif dan
emosional siswa dapat terpengaruh. Kurangnya dukungan dan perhatian di rumah dapat
menyebabkan motivasi belajar siswa menurun.

Dukungan Emosional dan Akademik: Menurut beberapa penelitian psikologi pendidikan,


siswa yang tidak mendapatkan perhatian cukup dari orang tua sering mengalami kesulitan
dalam mengembangkan sikap positif terhadap belajar dan cenderung memiliki motivasi
yang rendah.

Faktor Lain:

4. Terlalu Sedikit Waktu untuk Istirahat, Sholat, dan Makan (Isoma)

Pentingnya Waktu Istirahat dalam Pembelajaran: Berdasarkan penelitian tentang


manajemen kelas, waktu istirahat yang memadai berperan penting dalam menjaga
konsentrasi dan fokus siswa selama jam pelajaran. Ketika waktu istirahat kurang, siswa
cenderung merasa lelah dan tidak mampu mengikuti pelajaran dengan optimal.
Keseimbangan Aktivitas Belajar dan Istirahat: Teori Cognitive Load juga menekankan bahwa
siswa membutuhkan waktu untuk memproses informasi, dan waktu istirahat adalah bagian
penting dalam mengurangi beban kognitif selama pembelajaran.
5. Kurangnya Sikap Disiplin pada Siswa
Pengaruh Disiplin terhadap Prestasi Akademik: Menurut teori kontrol diri, sikap disiplin
berpengaruh pada prestasi akademik karena membantu siswa mengatur waktu dan fokus
pada tujuan jangka panjang. Ketika siswa tidak memiliki disiplin, mereka cenderung memiliki
kesulitan dalam menyelesaikan tugas dan mengikuti aturan di sekolah.
Pentingnya Pembiasaan dan Lingkungan Sekolah: Dalam pendekatan behavioristik,
pengulangan dan pembiasaan perilaku disiplin dapat membantu siswa membangun
kebiasaan positif. Sekolah yang kurang mengedepankan pembiasaan ini dapat berkontribusi
pada rendahnya sikap disiplin siswa.
Kurangnya sikap disiplin pada siswa dapat dijelaskan melalui beberapa teori dalam psikologi
pendidikan dan sosiologi, yang membahas peran lingkungan, pembiasaan, dan kontrol diri.
Berikut beberapa teori utama yang terkait dengan masalah ini:

1. Teori Pembiasaan (Behavioristik)


Prinsip Penguatan dan Hukuman: Menurut teori behavioristik (misalnya, dari B.F. Skinner),
perilaku siswa dapat dibentuk melalui penguatan (reinforcement) atau hukuman
(punishment). Jika lingkungan sekolah atau rumah kurang memberikan penguatan positif
untuk perilaku disiplin, siswa mungkin kurang termotivasi untuk menerapkan disiplin.
Hukuman yang tidak konsisten juga dapat mengakibatkan siswa mengabaikan aturan.
Pembiasaan Sikap Disiplin: Pembiasaan yang konsisten dalam membentuk perilaku disiplin
adalah kunci dalam teori behavioristik. Apabila pembiasaan ini tidak diterapkan secara
konsisten, siswa sulit mengembangkan kebiasaan disiplin.
2. Teori Kontrol Diri (Self-Control Theory)

Kontrol Diri sebagai Faktor Utama: Menurut teori kontrol diri, disiplin adalah bentuk
pengendalian diri yang memungkinkan siswa menunda kepuasan untuk mencapai tujuan
jangka panjang. Siswa yang kurang disiplin mungkin memiliki kontrol diri yang lemah, yang
membuat mereka sulit mengikuti aturan atau fokus pada tugas.

Peran Latihan dan Pendidikan Karakter: Mengembangkan kontrol diri membutuhkan latihan
yang berkelanjutan, seperti melalui pendidikan karakter atau program pembentukan
disiplin. Ketika sekolah atau lingkungan rumah kurang mendukung latihan kontrol diri ini,
siswa sering kali menunjukkan perilaku kurang disiplin.
3. Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory)
Modeling dan Observasi: Albert Bandura dalam teori kognitif sosial menyatakan bahwa
anak-anak belajar melalui observasi atau modeling dari orang dewasa dan teman
sebayanya. Ketika siswa tidak memiliki panutan disiplin atau melihat perilaku yang tidak
disiplin pada lingkungan sekitarnya, mereka cenderung menirunya.
Efek Lingkungan terhadap Sikap Disiplin: Menurut teori ini, lingkungan memainkan peran
penting. Misalnya, jika di lingkungan rumah atau sekolah, aturan atau rutinitas tidak
diterapkan dengan baik, siswa mungkin tidak mengembangkan sikap disiplin yang konsisten.
4. Teori Ekologi Bronfenbrenner

Pengaruh Lingkungan Mikrosistem dan Mesosistem: Menurut teori ekologi dari Urie
Bronfenbrenner, sikap disiplin dipengaruhi oleh interaksi siswa dengan lingkungannya,
seperti keluarga, sekolah, dan komunitas. Jika dalam lingkup rumah dan sekolah tidak ada
pembiasaan disiplin yang konsisten, siswa cenderung memiliki sikap yang kurang disiplin.

Interaksi Antara Lingkungan Sekolah dan Rumah: Ketika terdapat ketidaksesuaian nilai atau
kebiasaan antara lingkungan rumah dan sekolah (misalnya, disiplin ditegakkan di sekolah
tetapi tidak di rumah), siswa sering kali bingung dalam menanggapi ekspektasi disiplin.

5. Teori Pengendalian Sosial (Social Control Theory)

Keterikatan pada Norma Sosial: Menurut teori ini, perilaku disiplin dipengaruhi oleh
keterikatan individu pada norma-norma sosial yang ada dalam masyarakat. Jika siswa
merasa terhubung dengan nilai dan aturan yang ada di sekolah, mereka cenderung lebih
disiplin. Namun, apabila siswa tidak merasa terikat pada norma-norma atau aturan yang
ada, mereka kurang termotivasi untuk bersikap disiplin.
Peran Keterikatan Emosional: Keterikatan emosional dengan guru, orang tua, dan teman-
teman di sekolah juga dapat memengaruhi sikap disiplin siswa. Ketika siswa merasa
didukung dan dihargai, mereka lebih cenderung mematuhi aturan dan berperilaku disiplin.
Secara keseluruhan, kurangnya sikap disiplin pada siswa dapat disebabkan oleh kurangnya
penguatan dari lingkungan, lemahnya kontrol diri, keterikatan yang rendah dengan norma
sosial, dan kurangnya panutan yang menunjukkan disiplin.
LEMBAR KERJA
PROBLEM BASED LEARNING

NAMA : M.Jamaluddin A, S.Pd.I


MODUL : IV (EMPAT)
DOSEN : Nanik Shobikah, M.Pd
KELAS : Sultan Hamid II 3

a) Menetapkan solusi masalah yang relevan dan tepat yang dilandasi kajian literatur /analisis
empiric dalam tahap eksplorasi penyebab masalah.
b) Melakukan evaluasi terhadap singkronisasi antar unsur dalam penetapn solusi
c) Melakukan refleksi terhadap solusi masalah, langkah-langkah dan kehandalan penyelesaian
masalah.

NO TEMA /TAHAPAN DESKRIPSI

1. dentifikasi Masalah Siswa tidak disiplin melakukan /melaksanakan shalat


(Masalah yang
diidentifikasi
merupakan
masalah
keagamaan
kontekstual yang
terkait dengan
pokok
bahasan modul
profesional
(fakta dan realita
social)

2. Eksplorasi Hasil Kajian Literatur


Penyebab
1. Kurangnya Pemahaman Nilai Religius: Menurut Anwar
Masalah (literatur
dan (2018), siswa yang tidak memiliki pemahaman yang baik
realitas review) tentang nilai dan pentingnya shalat cenderung mengabaikan
yakni ibadah tersebut. Pendidikan agama perlu menanamkan nilai
kontektualisasi shalat sebagai kewajiban utama.
realitas
sosial dengan 2. Pengaruh Lingkungan Sosial: Menurut Rahman (2019),
referensi lingkungan yang kurang mendukung, seperti keluarga dan
terkini. teman yang tidak shalat, berpengaruh kuat terhadap kebiasaan
beribadah siswa.

3. Kedekatan dengan Figur Panutan: Menurut Nasution (2020),


peran orang tua dan guru sebagai panutan sangat penting.
Kurangnya keteladanan dari figur ini mengurangi motivasi
siswa untuk disiplin dalam menjalankan shalat.

4. Minimnya Fasilitas dan Waktu untuk Shalat: Menurut Suyadi


(2017), sekolah yang tidak menyediakan fasilitas atau waktu
khusus untuk shalat, seperti musala atau jam istirahat,
cenderung membuat siswa tidak disiplin dalam melaksanakan
ibadah.

5. Kedisiplinan Pribadi: Menurut Sukardi (2019), kedisiplinan


pribadi siswa memainkan peran penting. Siswa dengan kontrol
diri rendah cenderung menunda atau mengabaikan waktu
shalat.

Hasil Kajian Realitas


3. Wawancara
Hasil Wawancara dengan guru ibu Deka Davianti , hari Jum’at,
25 Oktober 2024 pukul: 08.00.
Menurut ibu Deka Davianti: “belum mengerti Pentingnya
Shalat dalam Pendidikan Islam :
Hasil Wawancara dengan guru ibu Ratimah , hari Jum’at, 25
Oktober 2024 pukul: 08.00. menurut beliau”pengaruh
lingkungan dan disiplin
”.
4. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan
Pengamatan dilakukan pada kegiatan pembelajaran PAI
dikelas 789, hari Jumat tanggal 25 Oktober 2024 jam 11.35
s.d 13.45.
Dari hasil pengamatan ditemukan masalah yaitu tidak
mengetahui tata cara sholat dan kurangnya motivasi. Hal ini
ditandai dengan siswa masih ada yang tidak melaksanakan
sholat

3 Eksplorasi Setelah dianalisa, masalah kurangnya Pengetahuan tentang


Penyebab islam dan Kurangnya Motivasi,pengaruh lingkungan ditemukan
Masalah (literatur beberapa faktor yang menyebab belajar siswa.
review
dan realitas review) 4. Faktor dari guru:
yakni a. Pembelajaran metode ceramah Menurut teori motivasi
kontektualisasi (seperti Self-Determination Theory), metode ceramah yang
realitas
minim interaksi sering membuat siswa merasa tidak memiliki
sosial dengan kajian
kontrol atau otonomi dalam proses belajar, sehingga motivasi
interdisipliner/
lintas belajar mereka menurun.
keilmuan. b. Penggunaan media pembelajaran yang masih jarang
menurut teori multimedia dari Mayer, dapat memperkuat
pemahaman konsep melalui kombinasi visual, audio, dan teks,
yang dapat membantu siswa lebih memahami materi.
Kurangnya penggunaan media membuat pembelajaran
menjadi monoton dan berpotensi menurunkan minat belajar
siswa.
5. Faktor dari orang tua:
b. Kurangnya perhatian orang tua karena sibuk bekerja.
Menurut Bronfenbrenner dalam teori ekologi, keluarga
sebagai sistem mikro berperan penting dalam
perkembangan anak. Ketika orang tua sibuk dan kurang
memperhatikan pendidikan anak, perkembangan
kognitif dan emosional siswa dapat terpengaruh.
Kurangnya dukungan dan perhatian di rumah dapat
menyebabkan motivasi belajar siswa menurun.

6. faktor lain :
c. Terlalu sedikit waktu isoma salat .Teori Cognitive Load
juga menekankan bahwa siswa membutuhkan waktu
untuk memproses informasi, dan waktu istirahat adalah
bagian penting dalam mengurangi beban kognitif
selama pembelajaran
d. Siswa kurang memiliki sikap disiplin. Menurut teori
behavioristik (misalnya, dari B.F. Skinner), perilaku siswa
dapat dibentuk melalui penguatan (reinforcement) atau
hukuman (punishment). Jika lingkungan sekolah atau
rumah kurang memberikan penguatan positif untuk
perilaku disiplin, siswa mungkin kurang termotivasi
untuk menerapkan disiplin. Hukuman yang tidak
konsisten juga dapat mengakibatkan siswa
mengabaikan aturan.

4 Analisis Penentu Masalah siswa yang tidak disiplin dalam melaksanakan shalat
Penyebab dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berikut adalah analisis
Masalah evaluasi penyebab masalah dan solusi yang dapat diterapkan:
terhadap
singkronisasi solusi 1. Kurangnya Pemahaman tentang Pentingnya Shalat

Penyebab: Banyak siswa yang belum memahami esensi shalat


sebagai kewajiban dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-
hari, sehingga motivasi untuk melaksanakannya rendah.

Solusi: Mengadakan program pembinaan dan kajian


keagamaan yang mengedukasi siswa tentang pentingnya shalat
dan manfaat spiritual maupun sosialnya. Misalnya, ceramah
atau video edukatif yang menarik dan relevan bagi usia
mereka.

2. Pengaruh Lingkungan yang Kurang Mendukung

Penyebab: Lingkungan, baik keluarga maupun teman sebaya,


sering kali tidak mendukung kebiasaan shalat. Di rumah,
misalnya, beberapa keluarga mungkin tidak menekankan
pentingnya shalat. Di sekolah, pengawasan dari pihak guru juga
bisa kurang optimal.

Solusi: Membangun lingkungan yang mendukung melalui


program shalat berjamaah di sekolah, melibatkan guru sebagai
teladan, serta bekerja sama dengan orang tua untuk
memperkuat budaya shalat di rumah.

3. Kedisiplinan dan Kebiasaan yang Belum Terbangun

Penyebab: Siswa mungkin belum terbiasa menjalankan shalat


secara konsisten karena kurangnya kebiasaan dan disiplin yang
ditanamkan sejak dini.

Solusi: Menetapkan jadwal rutin dan waktu khusus untuk


shalat di sekolah yang diawasi oleh guru. Program seperti
“Shalat Tepat Waktu” dapat diterapkan sebagai langkah
membangun kedisiplinan, disertai sistem reward untuk
memotivasi siswa.

4. Kurangnya Pemahaman tentang Manajemen Waktu

Penyebab: Siswa belum memiliki keterampilan manajemen


waktu yang baik, sehingga sering kali lupa atau merasa tidak
sempat melaksanakan shalat.

Solusi: Mengajarkan keterampilan manajemen waktu melalui


pelatihan sederhana dan membimbing siswa untuk menyusun
jadwal harian yang meliputi waktu shalat. Guru bisa memberi
contoh dan latihan untuk mengatur waktu secara efektif.
Kesimpulan

Pendekatan yang efektif untuk menangani masalah


kedisiplinan siswa dalam melaksanakan shalat adalah dengan
memberikan pemahaman yang mendalam, menciptakan
lingkungan yang mendukung, serta menanamkan kebiasaan
disiplin dan manajemen waktu. Kerjasama antara sekolah,
guru, dan keluarga juga sangat penting untuk membentuk
karakter dan kebiasaan beribadah siswa.

5 langkah-langkah Berikut adalah langkah-langkah strategis untuk mengatasi


dan kehandalan masalah kedisiplinan siswa dalam melaksanakan shalat:
penyelesaian
1. Identifikasi Penyebab Utama
masalah.
Langkah: Lakukan observasi dan diskusi untuk memahami
alasan mengapa siswa tidak disiplin dalam melaksanakan
shalat. Kumpulkan data dari siswa, guru, dan orang tua.

Tujuan: Memahami akar masalah sehingga solusi yang


diberikan dapat lebih tepat sasaran.

2. Memberikan Edukasi tentang Pentingnya Shalat

Langkah: Adakan program kajian dan ceramah tentang


manfaat serta kewajiban shalat, baik di kelas maupun melalui
kegiatan keagamaan khusus.

Penyelesaian: Meningkatkan pemahaman siswa akan


pentingnya shalat untuk menumbuhkan motivasi dari dalam
diri mereka.

3. Menyediakan Waktu dan Tempat Khusus untuk Shalat di


Sekolah

Langkah: Tentukan waktu shalat wajib secara terjadwal di


sekolah, misalnya shalat Dzuhur atau Ashar berjamaah.
Pastikan tempat shalat nyaman dan mudah diakses.

Penyelesaian: Mendorong siswa untuk melaksanakan shalat


dengan memfasilitasi kebutuhan mereka akan tempat dan
waktu yang sesuai.

4. Menjadikan Guru dan Staf Sekolah sebagai Teladan


Langkah: Dorong guru dan staf sekolah untuk selalu shalat
berjamaah bersama siswa. Guru dapat mengingatkan siswa
dan turut melaksanakan shalat bersama.

Penyelesaian: Siswa akan terdorong untuk mengikuti teladan


yang diberikan oleh para guru.

5. Implementasi Sistem Reward dan Consequence

Langkah: Buat sistem reward (penghargaan) bagi siswa yang


disiplin melaksanakan shalat, seperti poin tambahan atau
pengakuan khusus. Tetapkan juga konsekuensi bagi siswa yang
sering mengabaikan kewajiban shalat, namun tetap dalam
kerangka mendidik.

Penyelesaian: Sistem ini akan mendorong siswa untuk lebih


disiplin dengan adanya penghargaan yang diharapkan dan
konsekuensi yang akan dihindari.

6. Kerjasama dengan Orang Tua

Langkah: Libatkan orang tua dalam program pembinaan


kedisiplinan shalat, seperti dengan memberi laporan atau
saran praktis tentang cara mengajak anak shalat di rumah.

Penyelesaian: Keterlibatan orang tua akan memperkuat


komitmen siswa dalam melaksanakan shalat, baik di sekolah
maupun di rumah.

7. Pelatihan Manajemen Waktu untuk Siswa

Langkah: Adakan pelatihan singkat mengenai manajemen


waktu, termasuk cara menyisihkan waktu untuk shalat di sela-
sela aktivitas mereka.

Penyelesaian: Dengan keterampilan ini, siswa akan lebih


mudah mengatur waktu agar tetap bisa melaksanakan shalat.

8. Evaluasi Berkala dan Penyesuaian Program

Langkah: Adakan evaluasi rutin untuk melihat perkembangan


kedisiplinan siswa dalam shalat. Jika diperlukan, sesuaikan
program dan langkah yang telah diterapkan.
Penyelesaian: Memastikan program berjalan efektif dan
memberikan dampak positif sesuai dengan kondisi serta
kebutuhan siswa.

Kesimpulan

Dengan langkah-langkah di atas, masalah kedisiplinan siswa


dalam melaksanakan shalat dapat ditangani secara
komprehensif. Melalui edukasi, teladan, dukungan lingkungan,
dan keterampilan manajemen waktu, siswa akan terdorong
untuk lebih disiplin dalam melaksanakan shalat, baik di sekolah
maupun di luar sekolah.

6 Rencana Aksi. Berikut adalah rencana aksi penelitian tindakan kelas (PTK)
untuk menangani masalah kedisiplinan siswa dalam
melaksanakan shalat:

1. Judul Penelitian

"Penerapan Strategi Pembiasaan dan Teladan untuk


Meningkatkan Kedisiplinan Siswa dalam Melaksanakan Shalat
di Kelas 7,8 dan 9 Sekolah SMPN 2 Samalantan"

2. Latar Belakang Masalah

Beberapa siswa menunjukkan kedisiplinan yang rendah dalam


melaksanakan shalat di sekolah, yang mempengaruhi
pengembangan karakter spiritual mereka. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi strategi pembiasaan dan
teladan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam
melaksanakan shalat.

3. Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat kedisiplinan siswa dalam melaksanakan


shalat sebelum dan sesudah tindakan?

Bagaimana penerapan strategi pembiasaan dan teladan dapat


meningkatkan kedisiplinan siswa dalam shalat?

Apa perubahan yang terjadi dalam perilaku siswa setelah


penerapan strategi pembiasaan dan teladan?
4. Tujuan Penelitian

Meningkatkan kedisiplinan siswa dalam melaksanakan shalat.


Mengidentifikasi efektivitas strategi pembiasaan dan teladan
dalam membentuk kedisiplinan siswa.

Mengamati perubahan perilaku siswa setelah tindakan


diterapkan.
5. Metode Penelitian

Pendekatan: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model


siklus (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi).

Subjek Penelitian: Siswa kelas 7, 8, dan 9di sekolah SMPN 2


Samalantan.

Teknik Pengumpulan Data:

Observasi: Mengamati kedisiplinan siswa dalam pelaksanaan


shalat.

Kuesioner dan Angket: Mengumpulkan data mengenai minat,


pemahaman, dan sikap siswa terhadap shalat.

Catatan Lapangan: Mencatat interaksi dan respon siswa


terhadap penerapan strategi.

6. Siklus Penelitian Tindakan

Siklus 1

Perencanaan:

Menyusun rencana kegiatan pembiasaan shalat berjamaah di


sekolah dengan pengawasan guru.
Mempersiapkan materi edukatif singkat tentang pentingnya
shalat.
Tindakan:

Mengajak siswa melaksanakan shalat Dzuhur berjamaah di


sekolah setiap hari, dengan guru ikut berperan aktif sebagai
teladan.

Memberikan motivasi singkat sebelum dan sesudah shalat


mengenai nilai dan manfaat shalat.
Observasi:

Mengamati kedisiplinan siswa, seperti kehadiran tepat waktu,


keterlibatan dalam shalat, dan sikap selama shalat.
Refleksi:
Mengevaluasi respons siswa terhadap kegiatan ini dan kendala
yang mungkin dihadapi. Jika kedisiplinan belum meningkat,
perlu dilakukan penyesuaian strategi.

Siklus 2

Perencanaan:

Menambahkan sistem reward bagi siswa yang disiplin, seperti


pengakuan di kelas atau penghargaan simbolis.

Meningkatkan pengawasan dan bimbingan bagi siswa yang


masih kurang disiplin.

Tindakan:

Melaksanakan shalat berjamaah dengan lebih terstruktur, dan


memberikan reward kepada siswa yang rutin melaksanakan
shalat tepat waktu.

Guru memberikan pembinaan lebih intensif bagi siswa yang


masih kurang disiplin.

Observasi:

Mengamati perubahan dalam kedisiplinan siswa dan tingkat


partisipasi mereka dalam shalat berjamaah.

Refleksi:

Menganalisis hasil dari siklus kedua ini untuk melihat apakah


ada peningkatan kedisiplinan. Jika hasilnya belum memuaskan,
evaluasi akan dilakukan untuk tindakan lanjutan.

Siklus 3 (Jika Diperlukan)

Perencanaan: Menyusun strategi tambahan, seperti


melibatkan wali kelas atau melakukan refleksi pribadi siswa
tentang pentingnya shalat.

Tindakan: Implementasi strategi tambahan dengan melibatkan


komponen refleksi pribadi siswa atau peran wali kelas.

Observasi: Mengamati tingkat kedisiplinan dan efek refleksi


terhadap perilaku siswa.

Refleksi: Menyimpulkan efektivitas keseluruhan strategi dalam


meningkatkan kedisiplinan shalat siswa.

7. Indikator Keberhasilan

Peningkatan kehadiran siswa dalam shalat berjamaah di


sekolah.

Perubahan positif dalam sikap dan kedisiplinan siswa terhadap


waktu dan tata cara shalat.

Respon positif siswa terhadap strategi pembiasaan dan teladan


yang diterapkan.

8. Jadwal Penelitian

Minggu 1-2: Persiapan, observasi awal, dan pelaksanaan Siklus


1.
Minggu 3-4: Refleksi Siklus 1, pelaksanaan Siklus 2.
Minggu 5-6: Refleksi dan penyesuaian berdasarkan hasil Siklus
2.
Minggu 7: Evaluasi akhir, analisis data, dan penyusunan
laporan.

9. Kesimpulan dan Rekomendasi

Diharapkan, melalui penelitian tindakan kelas ini, dapat


ditemukan strategi efektif untuk meningkatkan kedisiplinan
siswa dalam melaksanakan shalat. Rekomendasi akan diberikan
kepada pihak sekolah mengenai kebijakan dan program yang
dapat diterapkan secara berkelanjutan.

Bengkayang, 30 Oktober 2024

M. Jamaluddin A, S.Pd.I

Anda mungkin juga menyukai