0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan4 halaman

M.Mujib Thohir

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA
UJIAN TENGAH SEMESTER
Mata Kuliah/SKS Pengembangan Kurikulum/ Sifat Ujian Take home exam
2 (dua)
Jenis Soal Uraian Waktu 30-31 November 2024

Nama : Muhammad mujib thohir


NIM : 23010220045

1. Berikan penjelasan mengenai pengertian pengembangan kurikulum! Berikan alasan penting


kurikulum PAI perlu dikembangkan! (Jawaban berupa argumen ilmiah dengan artikel jurnal
atau buku dengan menulis jawaban 300-400 kata)
Jawaban:
Pengertian Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah proses sistematis yang melibatkan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan
perkembangan peserta didik. Menurut Ornstein dan Hunkins (2017) ", pengembangan
kurikulum mencakup analisis kebutuhan, perumusan tujuan pendidikan, pengembangan
materi pembelajaran, serta penetapan metode pengajaran dan evaluasi. Proses ini bersifat
dinamis, menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan
masyarakat.
Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) perlu dikembangkan karena beberapa
alasan penting.
- Pertama, PAI berfungsi untuk membentuk karakter dan akhlak peserta didik. Dalam
konteks globalisasi dan kemajuan teknologi, tantangan moral semakin kompleks.
Menurut Al-Qur'an dan Hadis, pendidikan harus menekankan pada pembentukan karakter
yang baik. Pengembangan kurikulum PAI yang relevan dan kontekstual dapat membantu
siswa memahami nilai-nilai agama dalam menghadapi tantangan modern.
- Kedua, kebutuhan masyarakat yang beragam menuntut adanya kurikulum PAI yang
fleksibel dan adaptif. Di era multicultural dan pluralistik, siswa perlu diajarkan untuk
menghargai perbedaan dan hidup dalam harmoni. Menurut Suparno (2020) dalam jurnal
"Jurnal Pendidikan Agama Islam", kurikulum yang baik harus mampu mengakomodasi
berbagai latar belakang sosial dan budaya siswa, sehingga mereka dapat berinteraksi
secara positif dengan lingkungan sekitar.
- Ketiga, pengembangan kurikulum PAI juga berperan dalam meningkatkan kompetensi
pedagogis para guru. Dengan adanya pembaruan dalam kurikulum, guru diharapkan dapat
mengembangkan metode pengajaran yang lebih efektif dan menarik, sehingga proses
pembelajaran menjadi lebih dinamis. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Mardani
(2021) dalam "International Journal of Education and Learning", yang menunjukkan
bahwa pembaruan kurikulum berpengaruh positif terhadap peningkatan kualitas
pengajaran.
- Terakhir, pengembangan kurikulum PAI juga penting untuk meningkatkan relevansi
pendidikan agama dalam konteks ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan memadukan
nilai-nilai agama dengan pengetahuan modern, siswa tidak hanya menjadi individu yang
beriman, tetapi juga mampu bersaing di dunia global. Dengan demikian, pengembangan
kurikulum PAI bukan hanya sebuah kebutuhan, tetapi juga sebuah tanggung jawab untuk
menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki
moral dan etika yang kuat.

2. Proses pengembangan kurikulum secara umum dipengaruhi dari beberapa tokoh dan
pemikiran. Berikan argumen siapa tokoh yang paling mempengaruhi pengembangan
kurikulum PAI, berikan penjelasan secara mendalam! (Jawaban berupa argumen ilmiah
dengan artikel jurnal atau buku dengan menulis jawaban 300-400 kata)
Jawaban:
Salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam pengembangan kurikulum
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah Syed Muhammad Naquib al-Attas. Pemikiran al-Attas
tidak hanya berdampak pada pendidikan Islam secara umum, tetapi juga pada struktur dan
substansi kurikulum PAI di Indonesia dan negara-negara Muslim lainnya.
Al-Attas mengemukakan pentingnya pendidikan yang berorientasi pada nilai-nilai
moral dan spiritual dalam bukunya "Islam and Secularism" (1978). Ia menekankan bahwa
pendidikan harus berfungsi sebagai alat untuk membangun karakter dan kepribadian individu,
yang selaras dengan ajaran Islam. Dalam konteks PAI, hal ini menjadi landasan penting
dalam merumuskan tujuan dan materi pembelajaran. Konsep pendidikan al-Attas
mengedepankan integrasi antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas, yang sejalan dengan
kebutuhan zaman modern yang sering kali menghadapi masalah moral.
Selain itu, al-Attas juga memperkenalkan istilah "pengetahuan yang benar" (true
knowledge), yang menggambarkan pengetahuan yang tidak hanya bersifat kognitif, tetapi
juga memiliki dimensi etika dan moral. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum PAI
diharapkan tidak hanya fokus pada transfer pengetahuan agama, tetapi juga pada penguatan
nilai-nilai moral dan akhlak siswa. Menurutnya, pendidikan yang efektif adalah pendidikan
yang mampu membentuk individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kesadaran
spiritual yang tinggi.
Dalam jurnal "Educational Philosophy and Theory" oleh Kamaruzzaman (2020),
disebutkan bahwa pemikiran al-Attas mendorong pengembangan kurikulum yang lebih
holistik, yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan agama. Kurikulum PAI yang
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip ini diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk
menghadapi tantangan global sambil tetap berpegang pada nilai-nilai Islam.
Lebih lanjut, al-Attas juga menekankan pentingnya pengajaran bahasa Arab sebagai
bahasa Al-Qur'an dalam kurikulum PAI. Penguasaan bahasa Arab tidak hanya membantu
siswa memahami teks-teks agama, tetapi juga memperkuat identitas dan pemahaman mereka
terhadap nilai-nilai Islam.
Dengan demikian, pengaruh Syed Muhammad Naquib al-Attas dalam pengembangan
kurikulum PAI sangat signifikan. Pemikiran dan prinsip-prinsipnya tentang pendidikan yang
terintegrasi, holistik, dan berorientasi nilai memberikan kerangka kerja yang jelas bagi
penyusunan kurikulum PAI yang relevan dan efektif dalam konteks zaman kini. Melalui
penerapan konsep-konsep ini, kurikulum PAI dapat memenuhi tantangan moral dan
intelektual yang dihadapi oleh generasi muda saat ini.

3. Secara materi kurikulum agama Islam di sekolah dan madrasah sangat berbeda. Bagaimana
pendapatmu dengan hal ini? (Jawaban berupa argumen ilmiah dengan artikel jurnal atau buku
dengan menulis jawaban 200-300 kata)
Jawaban:
Perbedaan materi kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) antara sekolah umum
dan madrasah merupakan isu penting dalam pendidikan Islam. Kurikulum di madrasah
biasanya lebih fokus pada pengajaran agama secara mendalam, seperti ilmu fiqh, tafsir, dan
akidah. Sebaliknya, kurikulum di sekolah umum lebih umum dan terintegrasi dengan mata
pelajaran lain.
Menurut Muhaimin (2017) dalam "Jurnal Pendidikan Islam", perbedaan ini
mencerminkan kebutuhan dan konteks masing-masing lembaga. Madrasah bertujuan
mendalami ajaran Islam dan membentuk generasi yang memahami dan mengamalkan nilai-
nilai agama. Hal ini penting untuk menyiapkan siswa menghadapi ujian akademis dan
tantangan moral dalam kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, sekolah umum, terutama di lingkungan pluralistik, mungkin mengadopsi
pendekatan yang lebih inklusif dalam PAI. Pendekatan ini bertujuan untuk menghormati
keragaman siswa dan memberikan pemahaman yang lebih luas mengenai nilai-nilai agama
tanpa terfokus hanya pada satu tradisi. Menurut Mardani (2021) dalam "International Journal
of Education and Learning", ini dapat memfasilitasi dialog antar agama dan meningkatkan
toleransi di kalangan siswa.
Namun, tantangan muncul ketika siswa di sekolah umum mungkin tidak memiliki
pemahaman mendalam tentang agama mereka. Oleh karena itu, penting untuk menemukan
keseimbangan antara kedalaman pengajaran agama dan persiapan siswa untuk hidup dalam
masyarakat beragam. Dengan demikian, perbedaan kurikulum PAI dapat saling melengkapi
demi menghasilkan generasi yang cerdas dan berpengetahuan agama.

4. Proses pengembangan kurikulum didasarkan dari beberapa landasan. Berikan penjelasan


dasar berfikir dari masing-masing landasan kurikulum berkaitan dengan perkembangan
kurikulum PAI! (Jawaban berupa argumen ilmiah dengan artikel jurnal atau buku dengan
menulis jawaban 200-300 kata)
Jawaban:
Proses pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) didasarkan pada
beberapa landasan yang penting, yaitu landasan filosofis, landasan psikologis, landasan
sosiologis, dan landasan akademis. Masing-masing landasan ini memiliki peran penting
dalam membentuk dan mengembangkan kurikulum yang relevan dan efektif.
1. Landasan Filosofis: Landasan ini mencakup pemikiran dan nilai-nilai yang
mendasari pendidikan agama. Sebagaimana diungkapkan oleh al-Attas,
pendidikan harus berorientasi pada pembentukan karakter dan spiritualitas. Oleh
karena itu, kurikulum PAI harus mengintegrasikan nilai-nilai moral dan etika,
sehingga siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak
yang baik.
2. Landasan Psikologis: Landasan ini berkaitan dengan pemahaman tentang
perkembangan mental dan emosional siswa. Menurut teori belajar konstruktivis,
siswa belajar lebih efektif ketika mereka aktif terlibat dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, kurikulum PAI perlu dirancang dengan metode yang interaktif
dan kontekstual, sehingga siswa dapat mengaitkan pelajaran agama dengan
pengalaman sehari-hari mereka.
3. Landasan Sosiologis: Landasan ini mempertimbangkan konteks sosial dan
budaya di mana pendidikan berlangsung. Di era globalisasi dan pluralisme,
penting bagi kurikulum PAI untuk mengajarkan toleransi dan pemahaman
antaragama. Penelitian oleh Suparno (2020) dalam "Jurnal Pendidikan Agama
Islam" menekankan bahwa kurikulum yang responsif terhadap keberagaman akan
membantu siswa hidup harmonis dalam masyarakat.

4. Landasan Akademis: Landasan ini berkaitan dengan standar akademik dan


konten kurikulum yang relevan. Kurikulum PAI harus mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga siswa dapat mengaitkan ajaran agama
dengan pengetahuan modern, memperkuat integrasi ilmu pengetahuan dan iman.
Dengan demikian, keempat landasan ini saling melengkapi dan membentuk dasar
berpikir dalam pengembangan kurikulum PAI yang holistik dan relevan dengan kebutuhan
zaman.

Anda mungkin juga menyukai