Ubt13 03 2024 091744
Ubt13 03 2024 091744
Oleh:
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2016 / 2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.S DENGAN SELULITIS
DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH TARAKAN
OLEH :
AYUNING DWI MAHISWARA
NPM : 14701020039
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2016 / 2017
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
1) Prof. Dr. Adri Patton, M.Si selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan.
2) dr. Muhammad Hasbi Hasyim, Sp.PD selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Akhir ini.
5) Alfianur, S.Kep, Ns., M.Kep, selaku Pjs Ketua Jurusan Keperawatan Fakultas
6) Dewy Hariyanti Parman, S.Kep, Ns., M.Kep., Sp.KMB, selaku Pjs Sekretaris
7) Donny Tri Wahyudi, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku penguji 1 yang telah
9) Putri Ayu Utami, S.Kep., Ns, selaku dosen Universitas Borneo Tarakan yang
10) Hasni, S.Kep. Ns, selaku Kepala Ruangan dan penguji ujian praktek yang
11) Bapak/ibu dosen dan staff Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
12) Keluarga klien An.S yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam
13) Ibunda Hj. Sri Murti S.Pd, Ayahanda IPTU H. Supangat S.H dan saudara-
memberikan dukungan baik moril maupun materi yang tak ternilai harganya
sempurna dan masih banyak membutuhkan perbaikan, oleh karena itu penulis
Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada
ABSTRAK
Asuhan keperawatan pada An. S dengan Diagnosa
Medis “Selulitis” di ruang perawatan anak
Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
2.1.4 Patofisiologi....................................................................... 10
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ................................................................................... 61
BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 72
5.2. Saran............................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
1) SAP
2) Leaflet
3) Lembar balik
4) Lembar konsul
xii
DAFTAR SINGKATAN
A : Assessment.
An : Anak.
Cc : Centimeter Cubic
Cm : Centi meter.
HCT : Hematokrit.
HGB : Hemoglobin.
IV : Intra Vena.
Kg : Kilogram.
mg : Mili Gram.
Ny : Nyonya.
xiv
O : Objektif.
P : Planning.
PLT : Platelet.
RI : Republik Indonesia.
S : Subjektif.
SD : Sekolah Dasar
TB : Tinggi Badan.
Tn : Tuan.
TT : Tetanus Tocsoid.
BAB I
PENDAHULUAN
keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan
hidup. Kesehatan ialah konsep positif yang menekankan pada sumber daya
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia
terpadu, dan salah satu upaya untuk mencapai pembangunan kesehatan adalah
persiapan dalam kesiapan tenaga kesehatan dan salah satunya yaitu tenaga
orang atau keluarga, melalui seluruh pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai
terdiri atas dua bidang ilmu keperawatan yaitu keperawatan anak dan
aman dan efektif bagi anak (infant, toddler, prasekolah, sekolah, dan remaja)
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan, baik sehat maupun sakit,
baik langsung maupun tidak langsung, baik dirumah, masyarakat dan rumah sakit
(Ngastiyah, 2012).
Salah satu masalah kesehatan yang banyak di alami oleh sebagian besar
perlindungan tubuh paling luar, yaitu kulit. Penyakit kulit bisa di sebabkan oleh
Lingkungan yang sehat dan bersih akan membawa efek yang baik bagi kulit.
munculnya berbagai macam penyakit, selain itu juga mempunyai nilai estetika.
Penyakit kulit juga dapat di sebabkan oleh jamur, virus, bakteri, kuman, parasit
hewan, dan lain-lain. Salah satu penyakit kulit yang di sebabkan oleh bakteri
Selulitis adalah radang kulit dan subkutis yang cenderung meluas ke arah
dan stafilokokus yang sering terjadi pada anak-anak dan orang tua. Daerah tropis
3
penyakit dan kondisi lingkungan yang banyak debu dan kotoran serta kebersihan
studi tahun 2006 melaporkan insidensi selulitis di Utah, AS, sebesar 24,6 kasus
per 1000 penduduk per tahun dengan insidensi terbesar pada pasien laki-laki dan
usia 45-64 tahun. Secara garis besar, terjadi peningkatan kunjungan ke pusat
kesehatan di Amerika Serikat akibat penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak
kulit yaitu dari 32,1 menjadi 48,1 kasus per 1000 populasi dari 1997-2005 dan
pada tahun 2005 mencapai 14,2 juta kasus. Beberapa Negara di Asia yang terbesar
Cina sebanyak 3.247.199 orang dan India sebanyak 2.662.676 orang yang
Berdasarkan uraian diatas dan hasil pengkajian pada tanggal 05 Juli 2017,
penulis tertarik dengan kasus Selulitis karena memang kebanyakan orang di Dunia
karena terjadi proses inflamasi dan bila tidak di tangani dengan benar dapat
menyebabkan kerusakan pada kulit dan terjadi infeksi terus menerus sehingga
dapat menyebabkan amputasi pada daerah yang terkena infeksi. Maka penulis
mengambil kasus Selulitis pada An.S sebagai bahan penyusunan Laporan Tugas
Akhir (LTA) dalam menempuh Ujian Akhir Program Diploma III Keperawatan
Adapun tujuan khusus Penulisan Laporan Tugas Akhir Ini adalah untuk:
Metode yang digunakan dalam laporan tugas akhir ini adalah metode
deskriptif yaitu memberi gambaran keadaan yang sedang berlangsung dan aktual
dengan keluarga klien dan orang tua serta pihak lain yang dapat
tindakan.
penulisan Laporan Tugas Akhir ini, maka sistematika penulisan terbagi dalam
lima bab yaitu; Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari, Latar Belakang, Tujuan
II Landasan Teori, yang terdiri dari Konsep Dasar Medis meliputi; Pengertian,
6
asuhan keperawatan secara nyata yang telah diberikan pada klien yang meliputi
Tindakan Keperawatan dan Evaluasi Akhir. Bab V Penutup yang terdiri dari
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Selulitis adalah suatu infeksi yang menyerang kulit dan jaringan subkutan.
Tempat yang paling sering terkena adalah ekstermitas, tetapi selulitis juga dapat
terjadi di kepala, kulit kepala, dan leher. Organisme penyebab selulitis adalah
jarang di jumpai karena imunisasi pada masa anak. Pada masa anak yang masih
kecil sering kali di laporkan adanya riwayat trauma atau infeksi saluran
dengan batas tidak tegas di sertai nyeri tekan dan hangat. Infeksi dapat meluas ke
jaringan yang lebih dalam atau menyebar secara sistemik (Cecily, 2009).
stapilococus atau bakteri lainnya pada lapisan dalam kulit, dermis dan jaringan
subkutan. Infeksi ini sangat umum terjadi, sebagian besar kasus selulitis mudah
untuk sembuh jika di rawat lebih awal, semakin lama mendapat perawatan,
Selulitis merupakan inflamasi kulit (dermis) dan jaringan ikat yang berada
di bawahnya disebabkan oleh infeksi. Selulitis biasanya terjadi pada wajah atau
ekstermitas karena robekan pada kulit atau karena trauma. Anak sering memiliki
riwayat impetigo, folikulitis, otitis media baru-baru ini, atau sinusitis. Infeksi
8
dapat terjadi pada atau dekat luka yang terbuka, gigitan hewan, area infusi
intravena atau bahkan di area yang memiliki riwayat trauma baru-baru ini tidak
akut yang disebabkan oleh streptococus atau stapilococus atau bakteri lainnya
selaput lender yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk, kulit yang
di dalamnya terdapat ujung saraf peraba mempunyai banyak fungsi, antara lain
membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh dan
1) Fungsi kulit :
atau kehilangan cairan, dan dari zat iritan kimia maupun mekanik.
9
(2) Pengaturan suhu tubuh. Pembuluh darah dan kelenjar keringat dalam
(3) Ekskresi. Zat berlemak, air dan ion-ion, seperti Na+, di ekskresikan
(4) Metabolisme. Dengan bantuan radiasi sinar matahari atau sinar ultra
2) Lapisan kulit
Kulit memiliki beberapa lapisan, dua lapisan yang berbeda dan lapisan
ketiga yaitu :
Bagian epidermis yang paling tebal di temukan pada telapak tangan dan
telapak kaki.
(2) Dermis, lapisan ini di pisahkan oleh lapisan epidermis dengan adanya
membran dasar atau lamina. Membran ini tersusun dari dua lapisan
jaringan ikat.
(3) Subkutan atau Hipodermis, mengikat kulit secara longgar dengan organ-
2.1.3 Etiologi
2) Pada bayi yang terkena penyakit ini di sebabkan oleh Streptococcus grup B
4) S. Pneumoniae ( Pneumococcus)
Penyebab lain :
1) Luka di kulit
2) Gigitan serangga
4) Diabetes mellitus
5) Obesitas
2.1.4 Patofisiologi
Selulitis adalah suatu infeksi yang menyerang kulit dan jaringan subkutan.
Tempat yang paling sering terkena adalah ekstermitas, tetapi selulitis juga dapat
terjadi di kepala, kulit kepala, dan leher. Organisme penyebab selulitis adalah
jarang di jumpai karena imunisasi pada masa anak. Pada masa anak yang masih
kecil sering kali di laporkan adanya riwayat trauma atau infeksi saluran
dengan batas tidak tegas di sertai nyeri tekan dan hangat. Infeksi dapat meluas ke
jaringan yang lebih dalam atau menyebar secara sistemik (Cecily, 2009).
pengikat dan protektif, yang di kenal sebagai substansi semen jaringan. Dalam
ikat dan merusak Barier jaringan sehingga memungkinkan invasi oleh bakteri dan
Kemerahan pada daerah yang terkena Selulitis, merasakan nyeri tekan, kulit
yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, adanya lepuhan kecil berisi cairan
(vesikel), adanya lepuhan besar berisi cairan (bula), ada pula pus, kebanyakan
pasien Selulitis juga merasakan demam karena proses inflamasi yang terjadi, dan
juga menggigil, malaise, sakit kepala, tekanan darah pasien rendah, juga bisa
darah yang akan didapatkan hasil leukositosis, membiarkan sekret fistel dan uji
memang di duga, BUN level dan juga creatinin level (Padila, 2012).
2.1.7 Komplikasi
dapat berupa gangguan sistemik salah satunya yaitu septicemia, osteomyelitis juga
12
2.1.8 Penatalaksanaan
dengan Selulitis dapat di obati dengan antibiotik oral sebagai pasien rawat jalan
jika gejalanya terlokalisasi tanpa demam. Bila ada gejala sistemik, anak itu harus
hangat diberikan di daerah yang terkena Selulitis. Lokasi ini di tinggikan dan di
demam dan nyeri. Selama 24 jam sampai 36 jam pertama setelah pemberian
ganti dari IV menjadi oral bila gejala kemerahan, hangat, dan pembengkakan telah
14 hari. Insisi dan drainase dapat di lakukan jika daerah itu menjadi supuratif.
2.1.9 Pencegahan
perlengkapan yang lengkap dan tepat. Bersihkan setiap luka di kulit. Jaga
kesehatan tubuh dan mengendalikan penyakit menahun. Tubuh yang sehat lebih
tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang untuk klien An.S dalam psikososial
berada pada tahap sekolah yaitu usia : 6-18/20 tahun (Soetjiningsih, 2013).
respon manusia terhadap masalah kesehatan dan memberikan solusi yang tepat.
2.2.1 Pengkajian
keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual
1) Pengumpulan Data
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan
(1) Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran,
warna kulit.
14
(2) Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan
pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri
dan mual.
2) Analisa Data
3) Perumusan Masalah
asuhan keperawatan (masalah keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan
mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga
15
pertanyaan :
1) Pengkajian
Riwayat kesehatan :
(5) Bagaimana ruam atau lesi tersebut terlihat ketika muncul pertama
kalinya ?
(7) Apakah terdapat rasa gatal, terbakar, kesemutan, atau seperti ada yang
merayap ?
(8) Apakah masalah tersebut menjadi bertambah parah pada waktu atau
musim tertentu ?
(9) Apakah ada di antara keluarga anda yang mengalami masalah kulit
atau ruam ?
(11) Obat oles, (krim, salep, lotion) apakah yang anda pakai untuk
(15) Apakah ada sesuatu yang ketika mengenai kulit anda menyebabkan
2) Pemeriksaan kulit
Pemeriksaan pada siku, kulit, kepala, celah gluteus, jari-jari tangan, jari-jari
(2) Suhu
(3) Kelembaban/kekeringan
(5) Lesi : primer ( bercak, plak, tumor, bulla, bintul, pustula, kista); (sisik,
3) Pemeriksaan diagnostik
Selulitis, yaitu :
4) Penegak diagnosa
5) Penyimpangan KDM
Ketidakefektifan thermoregulasi
Terjadi peradangan akut (inflamasi)
Dolor
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
(Padila, 2012).
menjadi 5 kategori :
1) Aktual. Menjelaskan masalah yang sudah terjadi saat ini dan harus sesuai
intervensi keperawatan.
yang potensial.
klinik tentang status kesehatan klien, keluarga, dan atau masyarakat dalam
transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
20
kejadian/situasi tertentu.
1) Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit.
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada menurut Padila (2012) dan
jaringan ikat
21
2.2.3 Perencanaan
adalah di sini tidak selalu bisa dituliskan dalam rencana keperawatan, rencana
yang dimiliki oleh perawat dapat berupa rencana perawat secara mental untuk
vital setiap 4 jam) yang memenuhi kebutuhan pasien tertentu, ini biasanya
Tujuan klien dan tujuan keperawatan merupakan standar atau ukuran yang
(1) Spesific (Tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda)
3) Rencana intervensi
4) Dokumentasi
perawat professional.
Tujuan:
Intervensi:
(3) Anjurkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika di
perlukan
23
mobilitas mandiri
Tujuan:
Intervensi:
pada pasien
(2) Mendorong orang tua atau keluarga berpartisipasi dalam perawatan diri
pasien
perawatan diri
Tujuan :
Intervensi :
terkontrol
Tujuan :
(1) Keluarga klien dan klien dapat memahami mengenai penyakit klien dan
perawatannya.
25
Intervensi :
hasil intervensi
hasil intervensi
(4) Berikan media materi yang bisa dibaca dan diingat ketika dirumah
jaringan ikat
Tujuan :
Intervensi :
2.2.4 Implementasi
petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan kolaborasi adalah
tindakan yang didasarkan dari hasil keputusan bersama, seperti dokter dan petugas
1) Implementasi yang sering dilakukan pada diagnosa (1) Nyeri akut yaitu:
tehnik non farmakologi kepada klien sampai klien mampu melakukannya dan
nyeri tekan yang di rasakan berkurang dan tingkatkan istirahat agar inflamasi
bantu pasien saat melakukan mobilisasi atau aktivitas dan juga mengajarkan
27
pasien bagaimana cara mengubah posisi dengan nyaman dan juga beri
3) Implementasi yang sering dilakukan pada diagnosa (3) Defisit perawatan diri
yaitu: menentukan jumlah dan jenis bantuan yang sekiranya dibutuhkan klien,
klien supaya bila pulang ke rumah keluarga mampu merawat pasien dengan
baik dan benar. Memfasilitasi pasien untuk mandi, sikat gigi dan mengganti
proses penyakit, dengan cara yang tepat dan bisa di mengerti keluarga dan
pasien. Memberikan juga bahan materi misalkan leaflet yang bisa dibaca
thermoregulasi yaitu: Memonitor suhu dan bila klien demam bisa di lakukan
yang nyaman agar klien bisa beristirahat dan juga kolaborasi pemberian
antipiretik untuk mengontrol proses infeksi dan inflamasi pada bagian yang
terkena Selulitis.
28
2.2.5 Evaluasi
antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon
perbuatan dengan standar untuk tujuan pengambilan keputusan yang tepat sejauh
tindakan keperawatan dengan norma atau kriteria tujuan yang sudah dibuat
(Cecily, 2009).
pelayanaan keperawatan.
Deden, 2012).
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada
perawat
Contoh: membantu pasien duduk semi fowler, pasien dapat duduk selama
3) Bentuk evaluasi
terdapat 3 type evaluasi yang menjelaskan apa yang perlu dievaluasi: struktur,
proses dan hasil. Setiap tipe memiliki fokus dan kriteria yang berbeda dan
pelayanan.
Evaluasi hasil berfokus pada respon dan fungsi klien. Respon perilaku
4) Format evaluasi
pasien. Pada tahap evaluasi dibagi menjadi 4 tahap yaitu SOAPIER atau
hasil
kalimat sekalipun
5) Penilaian keberhasilan
(1) Masalah teratasi: Jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan tujuan
(3) Masalah tidak teratasi: Jika klien tidak menunjukan perubahan dan
kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang
baru.
32
BAB III
TINJAUAN KASUS
Dalam bab ini, akan diuraikan suatu proses Pelaksanaan dari asuhan
keperawatan ini dilakukan tahap demi tahap yang diawali dengan pengkajian,
akan disajikan adalah pada klien An. A dengan Selulitis di ruang perawatan anak
RSUD Tarakan, yang masuk ke rumah sakit sejak tanggal 05 Juli 2017 sampai 07
anamnesa klien dan keluarga, informasi dari dokter dan perawat yang bertugas
3.1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 05 Juli 2017 pada klien An.S dengan
Selulitis yang dirawat di ruang perawatan Anak di Rumah Sakit Umum Daerah
3.1.1 Biodata
1) Identitas klien
Pada pengkajian yang dilakukan pada tanggal 05 Juli 2017 adalah klien
masih bersekolah disekolah dasar kelas 05, klien tinggal bersama Ibu dan
2) Penanggung jawab
(1) Ayah klien bernama Tn. A berumur 45 tahun, pendidikan terakhir SD,
tidak lulus, pekerjaan ibu rumah tangga, beragama islam, suku bugis dan
Saat masuk (04 Juli 2017) : Klien mengatakan dengan keluhan demam 390c
Saat mengkaji (05 Juli 2017) : Klien mengatakan nyeri dibagian paha kanan.
lebaran) lalu oleh ibu klien dibawa ke tukang urut namun hanya diberi
lingkas dan disarankan untuk dibawa ke rumah sakit untuk difoto rontgen
dan hasilnya dokter mengatakan kaki klien tidak ada masalah dan boleh
pulang. Beberapa hari kemudian klien dibawa urut karena klien masih
mengeluh sakit didaerah paha kanan dan jalan masih pincang, namun hasil
dari diurut itu klien mengatakan badannya semakin sakit, lalu beberapa hari
lagi dibawa ke tukang urut namun tidak di urut hanya diberi minyak dan saat
malamnya klien demam dan menggigil dengan suhu 390c disertai nyeri
dibagian paha kanan dan langsung dibawa ke IGD jam 20.30 dan diantar
34
keruang rawat inap jam 24.00 malam. Saat dilakukan pengkajian pada
tanggal 05 Juli 2017, klien mengatakan nyeri dibagian paha kanan, klien
Ibu klien mengatakan saat ini tidak hamil, anaknya ini anak ke dua dari 8
mengatakan keluhan selama hamil yaitu ibu klien sering sakit kepala. Ibu
klien mengatakan kenaikan berat badan selama hamil yaitu 18 kg. Ibu
(2) Natal
Ibu klien mengatakan berat badan bayi waktu lahir adalah 3600 gram, ibu
klien mengatakan lupa berapa tinggi badan An. S saat lahir. Ibu klien
Ibu klien mengatakan klien tidak memiliki cacat bawaan, ataupun alergi
Ibu klien mengatakan klien pernah sakit diare saat umur 6 bulan dan
dirawat dirumah sakit ruang perawatan anak RSUD Tarakan selama 2-3
hari.
Ibu klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit
5) Genogram keluarga
X ? ? ?
45thn ? ?
? ? ? ?
38th ? ?
n
13th ? ? ?
? ? ? ?
n
Keterangan :
Klien anak ke 2 dari 8 bersaudara, klien tinggal serumah dengan ibu,dan saudara-
saudara kandungnya, ayah klien tidak tinggal serumah dengan ibu, klien dan
saudara-saudaranya. Kakek klien dari bapak telah meninggal dan tidak diketahui
penyebabnya.
Keterangan bagan:
Laki-laki
Perempuan
Serumah -------
Klien
Tidak diketahui ?
Meninggal X
6) Riwayat imunisasi
kembang klien, klien berusia 13 tahun yang berada ditahap tumbuh kembang
rumah. Ibu klien mendidik anaknya bersama ayah klien, ibu klien
mengatakan lingkungan tempat tinggal klien aman dan tidak ada yang
hubungan antar keluarga harmonis. Pengasuh anak saat ini yaitu orang tua
klien.
9) Riwayat spiritual
Ibu klien mengatakan keluarganya beragama Islam. Ibu klien mengatakan
1) Nutrisi
Saat dirumah : Klien mengatakan saat dirumah kebiasaan klien makan nasi
tiga kali sehari 1 porsi dihabiskan dengan jenis makanan nasi, lauk, dan
sayuran namun memang klien biasa memakan mie instan. Biasanya klien
makan pagi jam 07.00, siang jam 12.00, malam jam 17.30. Klien mengatakan
saat dirumah klien bisa meminum air putih sebanyak 7-8 gelas sedang dalam
Saat dirumah sakit : Saat ini klien makan 1 porsi tidak dihabiskan hanya 6-7
sendok makan, jenis nasi tinggi kalori tinggi protein, waktu makan pagi klien
38
jam 07.10, siang jam 12.10, sore jam 18.30. Klien minum sejak semalam
sampai pagi ini 5-6 gelas (1500 cc) jenis air putih. Klien tidak mengalami
2) Eliminasi (BAB/BAK)
Saat dirumah : Klien mengatakan saat dirumah Kebiasaan klien BAB 1x
sehari setiap pagi, konsistensi lunak, warna kuning. BAK lancar 4-5x
Saat dirumah sakit : Saat ini klien belum BAB (sejak kemarin tgl
04/07/17). BAK lancar 2-3x sejak tadi malam, bau khas amoniak, volume
urin 250 ml dari semalam. Klien tidak mengalami kesulitan BAK, namun
bila BAK hanya bisa ditempat tidur dan harus dibantu karena nyeri pada
daerah paha kanan yang dirasakan saat beraktivitas atau saat di gerakkan.
3) Istirahat tidur
Saat dirumah : Klien mengatakan kebiasaan klien tidur malam 6-8 jam mulai
jam 21.00 dan bangun jam 05.30, dan tidur siang hanya 2-3 jam mulai jam
14.00 dan bangun jam 16.00, jadwal tidur klien tidak terjadwal dan klien
Saat dirumah sakit : Saat ini klien tidur 6 jam mulai jam 12.30 dan bangun
jam 06.30 . Klien tidak mengalami masalah pada tidur. Hal-hal yang
dan hal –hal yang mempermudah klien terbangun bila suasana lingkungan
4) Personal hygiene
Saat dirumah : Klien mengatakan saat di rumah kebiasaan klien mandi 2x
sehari, gosok gigi sehabis makan 2x sehari dan cuci rambut 2x seminggu.
Saat dirumah sakit : Saat ini klien belum mandi, belum sikat gigi maupun
klien langsung makan dan menonton televisi, saat sore klien keluar bermain
Saat dirumah sakit : Klien mengatakan saat dirumah sakit, klien hanya
beraktivitas ditempat tidur karena nyeri yang dirasakan ketika bergerak atau
beraktivitas.
1) Keadaan umum
Klien saat dikaji terlihat lemah, kesadaraan compos mentis, aktivitas pasif.
Tanda vital : tekanan darah 90/50 mmHg, nadi 100 x/mnt, pernapasan 20
x/mnt, suhu badan 37,4 c, berat badan 25 kg, tinggi badan 125 cm,
maupun nyeri tekan. Distribusi rambut merata, tidak rontok, dan tidak berbau.
Warna rambut hitam , warna kulit sawo matang, struktur wajah simetris kiri
dan kanan.
40
3) Mata
Lengkap, simetris kiri dan kanan, tidak di temukan oedema dan pitosis pada
palpebra. Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, Pupil isokor, kornea
dan iris tidak ditemukan adanya peradangan . Visus mata 6/6, palpasi bola
okuler.
4) Hidung
Tulang hidung ditengah tidak teraba devisiasi dan posisi septum nasi
ditengah. Lubang hidung simetris, tidak ditemukan adanya polip, dan tidak
5) Telinga
Bentuk telinga simetris kiri dan kanan , lubang telinga tidak ditemukan
pemeriksaan mulut dan faring ialah : Mulut bersih, mukosa bibir lembab,
tidak ditemukan adanya ulkus dan stomatitis. Pada gigi terdapat caries gigi
seri bagian atas , warna gigi kuning, tidak ditemukan pembengkakan pada
gusi. Warna lidah tidak hiperemi dan ditemukan bau nafas namun tidak
Pada saat pengkajian tanggal 07 bulan Juli 2017 didapatkan hasil untuk
pemeriksaan mulut dan faring ialah Bibir telihat pucat, mukosa bibir pecah-
pecah. Tidak ditemukan adanya ulkus dan stomatitis. Pada gigi terdapat caries
gigi seri bagian atas , warna gigi kuning, tidak ditemukan pembengkakan
pada gusi.
41
7) Leher
Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid , denyut nadi karotis teraba jelas,
tidak ada peningkatan tekanan vena jugularis. tidak ditemukan suara parau
dan serak. Pada kelenjar lymfe tidak ada pembesaran dan nyeri tekan.
8) Pemeriksaan thorax/dada
Bentuk dada normal, diameter anterior dan posterior ½ dari sisi ke sisi,
dan kiri sama, suara nafas vesikuler, tidak ditemukan suara nafas tambahan
9) Pemeriksaan abdomen
Bentuk abdomen datar, permukaan kulit halus dan lembut. Tidak ditemukan
benjolan atau masa, tidak terlihat bayangan pembuluh darah abdomen, bising
usus terdengar dengan frekuensi 15 x/mnt, tidak ditemukan nyeri tekan pada
seluruh area perut, tidak terdapat tanda-tanda asites, tidak ada pembesaran
hati dan lien, dan tidak ditemukan nyeri tekan. Suara abdomen tympani pada
daerah paha kanan, kekuatan otot ektermitas atas kanan 5, ekstermitas atas
daerah paha kanan, tidak ditemukan kelainan pada ekstermitas dan kuku.
42
pemeriksaan Integumen ialah : Berwarna sawo matang, tidak ada lesi namun
didaerah paha kanan kulitnya klien memerah dan bengkak, kulit teraba
hangat.
Pada saat pengkajian tanggal 07 bulan Juli 2017 didapatkan hasil untuk
pemeriksaan Integuman ialah : Kulit teraba hangat dan pada daerah paha
1) Rontgen :
Obat oral :
(1) Paracetamol syrup 3x1
Data yang di dapatkan pada tanggal 05 bulan Juli tahun 2017 adalah :
istirahat
5) Klien mengatakan tidak mampu untuk berjalan karena nyeri didaerah paha
kanan
menyelesaikannya
11) Ibu klien ketika ditanya mengenai penyakit anaknya, ibu klien tidak mengerti
Data yang di dapat dari klien An. S pada tanggal 07 Juli 2017 yaitu, :
Data obyektif
Data yang di dapat dari klien An. S pada tangal 05 Juli 2017 yaitu,
3) WBC 38.9x103/wl
4) PLT 555x103/wl
6) Thorapik 25 mg
10) Pada daerah paha kanan terdapat pembengkakan akibat proses inflamasi
11) Tonus otot ekstermitas atas kanan 5, ekstermitas atas kiri 5, ekstermitas
15) Ibu klien tidak mampu menjawa pertanyaan seputar penyakit anaknya
1) Suhu . 39,60c
2) Nadi 110x/m
3) Pernapasan 24x/m
Ketidakefektifan thermoregulasi
Terjadi peradangan akut (inflamasi)
Dolor
Hambatan
mobilitas fisik
Bagan 3.2 Penyimpangan KDM An.S
Pengelompokkan data I
Rabu, 05 Juli 2014
1) Data subjektif.
2) Data objektif
(2) Terdapat kulit kemerahan dan bengkak pada paha sebelah kanan
Pengelompokkan data II
Rabu, 05 Juli 2017
1) Data subjektif
(1) Klien mengatakan tidak mampu untuk berjalan karena nyeri didaerah
paha kanan.
(2) Klien mengatakan selama dirumah sakit hanya berbaring ditempat tidur
2) Data objektif
(3) Pada daerah paha kanan terdapat pembengkakan akibat proses inflamasi
(4) Tonus otot ekstermitas atas kanan 5, tonus otot ekstermitas atas kiri 5,
tonus otot ekstermitas bawah kiri 5, tonus otot ekstermitas bawah kanan
4
48
1) Data subjektif :
(1) Klien mengatakan saat dirumah sakit belum pernah mandi, sikat gigi,
2) Data objektif :
4) Penyebab : Nyeri
Penggelompokkan data IV
Rabu, 05 Juli 2017
1) Data subjektif :
(1) Ibu klien mengatakan klien sudah 3 kali dibawa ke tukang urut
menyelesaikannya
(4) Ibu klien ketika ditanya mengenai penyakit anaknya, ibu klien tidak
2) Data objektif :
(2) Ibu klien tidak mampu menjawab pertanyaan seputar penyakit anaknya
49
Penggelompokkan data V
Jumat, 07 Juli 2017
1) Data subjektif :
2) Data objektif :
pengkajian yaitu :
terpajan informasi
Pada tanggal 07 Juli 2017 di dapatkan data terbaru dan diagnosa baru yaitu,
Intervensi :
(4) Tonus otot ekstermitas atas kiri 5, ekstermitas atas kanan 5, ekstermitas
Intervensi :
(3) Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
Intervensi :
(2) Mendorong orang tua dan keluarga dalam kebiasaan perawatan diri
klien
perawatan diri.
terpajan informasi
(1) Keluarga klien dan klien dapat memahami mengenai penyakit klien dan
perawatannya.
Intervensi :
(4) Berikan media materi yang bisa dibaca dan diingat ketika dirumah
Tanggal 07/07/2017
(3) Klien dan keluarga klien mengerti dan memahami cara untuk
menurunkan demam
Intervensi :
3.4 Implementasi
(1) Pukul 09.00 : Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
tindakan keperawatan
istirahat
S:
O :39.8x103/wl
S:
S:
tidur
daerah paha
(3) Pukul 17.00 : Membantu pasien bagaimana merubah posisi dan berikan
(1) Pukul 10.20 : Menentukan jumlah dan jenis bantuan yang dibutuhkan
Klien mengatakan mandi, ganti baju dan sikat gigi belum bisa
mandiri
mandiri
terpajan informasi
55
S : ibu klien mengatakan bahwa dirinya belum lulus sekolah dasar dan
penyakit Selulitis.
(1) Pukul 06.01 : Mengajarkan tehnik non farmakologi, RND dan kompres
dengan air hangat pada daerah paha kanan yang terdapat selulitis
intravena
S:
56
(2) Pukul 20.00 : Melakukan gerakan aktif pada daerah paha kanan yang
terdapat selulitis
(1) Pukul 06.15 : Memfasilitasi klien mandi, sikat gigi dan ganti baju
(2) Pukul 06.17 : Mendorong orang tua dan keluarga partisipasi dalam
terpajan informasi
(2) Pukul 12.03 : Memberikan gambaran proses penyakit dengan cara yang
tepat
(3) Pukul 12.07 : Memberikan media materi yang bisa dibaca dan diingat
ketika dirumah
O : Ibu klien dan klien mengambil media materi utnuk disimpan dan
(2) Pukul 06.03 : melakukan tehnik non farmakologi, kompres dengan air
hangat
(1) Pukul 06.12 : Memfasilitasi klien untuk mandi, ganti baju dan sikat gigi
O : Suhu 39,60c
S:
3.5 Evaluasi
Kamis, 06 Juli 2017
terpajan informasi
59
P : Intervensi dihentikan
P : Intervensi dipertahankan :
terkena sellulitis
(2) Melakukan dan embantu perubahan posisi klien seprti duduk atau
berdiri
S : Klien mengatakan mampu untuk mandi, sikat gigi dan ganti baju namun
tetap dibantu
P : Intervensi dipertahankan :
perawatan diri.
P : Intervensi dipertahankan :
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas mengenai hasil pelaksanaan dan
penerapan dari asuhan keperawatan pada An. S dengan diagnose medis Selulitis di
ruang perawatan anak Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan yaitu pada tanggal 05
Juli 2016 hingga 07 Juli 2016. Pembahasan ini merupakan bagian dari penilaian
untuk membanding kesesuaian dan kesenjangan antara teori dan dan kenyataan
analisa data pada tiap tahap proses keperawatan yang meliputi : pengkajian,
4.1. Pengkajian
Selama proses tahap pengkajian pada klien An. S dan keluarga kooperatif dan
bersifat terbuka untuk setiap hal yang memang memerlukan keterangan dari pihak
klien maupun keluarga, selain daripada itu penulis juga mendapatkan dukungan
dan kerjasama yang baik dengan keluarga klien khususnya ibu klien dan juga
Namun pada tahap pemeriksaan fisik pada anak, penulis mendapatkan sedikit
hambatan pada saat melakukan pengkajian fisik yang mana bersamaan dengan
waktu visit dokter dan juga waktu yg diberikan masih kurang untuk melakukan
Menurut Susanto (2013) salah satu keluhan penyakit Selulitis pada anak yaitu
terdapat lesi primer ( bercak, plak, tumor, bulla, bintul, pustula, kista); (sisik,
62
kerak, parut, keloid); akan muncul bila infeksi semakin menyebar sehingga
inflamasi tidak dapat terkontrol, dan vaskuler (ptekie, ekimosis) dapat terjadi juga
bila sebelum di bawa ke rumah sakit peradangan yang terjadi tidak di tangani
segera.
Pada proses pengkajian pada An. S dengan Selulitis yang mana penulis
menemukan data dasar yang terdapat pada teori tetapi tidak di temukan pada
kasus yaitu : adanya lesi primer ( bercak, plak, tumor, bulla, bintul, pustula, kista);
(sisik, kerak, parut, keloid); dan vaskuler (ptekie, ekimosis) tidak di temukan
karena di sesuaikan dengan kondisi klien. Penulis mendapatkan data pada saat
pengkajian klien tidak terlihat memiliki lesi karena tidak terdapat luka yang
didapatkan klien saat dirumah, ataupun luka operasi atau bisa karena peningkatan
permeabilitas dari inflamasi klien yang tidak terkontrol yang dapat mengakibatkan
eritema lokal pada kulit, sehingga dapat terjadi kerusakan jaringan atau muncul
adanya data dasar yang sama dengan pengkajian yaitu : Turgor kulit, adanya
edema yang sudah terjadi. Menurut Susanto (2013) umumnya klien dengan
Selulitis salah satu keluhan yaitu terdapat edema pada daerah tertentu yang
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
(Padila, 2012).
pada tinjauan teori dan studi kasus yang penulis kelola, setelah dilakukan
keperawatan.
kusuma dalam Nanda NIC NOC (2015) yang dapat muncul pada kasus Selulitis
yaitu :
terpajan informasi
Terdapat 1 diagnosa keperawatan yang ada pada teori Padila (2012), Axton
(2013), Kusuma (2015) akan tetapi tidak ditemukan pada klien An.S adalah:
Kerusakan integritas kulit yaitu keadaan klien yang mana terjadi perubahan pada
kulit yang salah satunya terdapat lesi primer atau vaskuler yang dapat tejadi bila
terjadi eitema lokal pada kulit dan menggangu kesehatan namun tidak di temukan
pada klien An.S karena klien hanya mengeluh adanya pembengkakan (edema)
pada paha kanan karena terjadi infeksi sehingga menyebabkan proses inflamasi,
namun tidak sampai terjadi kerusakan integritas kulit melainkan hanya perubahan
turgor kulit, kemerahan dan pembengkakan pada daerah yang terkena Selulitis
(Susanto, 2013).
keperawatan yang juga terdapat pada teori Padila (2012), Axton (2013), Kusuma
(2015) yaitu :
satu diagnosa yang tidak sesuai dengan diagnosa yang ditegakan oleh Padila
(2012), Axton (2013), dan Kusuma (2015). Pada anak dengan Selulitis seperti
diagnosa kerusakan integritas kulit yang mana pada An.S penulis tidak
mengangkat diagnosa keperawatan ini karena pada saat mengkaji penulis tidak
menemukan data yang mendukung untuk menegakkan diagnosa ini, hal ini
dikarenakan pada An.S tidak memiliki luka ataupun lesi yang terjadi, melainkan
hanya pembengkakan dan kemerahan pada area yang terkena. Klien juga
65
dan inflamasi terkontrol, juga dibantu dengan kolaborasi obat yang diberikan.
Diagnosa yang terdapat pada klien yaitu nyeri akut ditemukan data yang
karena penulis beranggapan bahwa nyeri akut sangat penting untuk kondisi anak.
pengkajian An.S ditemukan data yaitu, terjadi perubahan suhu di atas normal dan
akral teraba hangat sehingga diagnosa tersebut dianggap perlu untuk diangkat
karena penulis menilai bahwa diagnosa ini dapat berpengaruh dengan kondisi
anak. Diagnosa selanjutnya yang didapatkan yaitu hambatan mobilitas fisik pada
saat pengkajian ditemukan data, klien tidak mampu untuk melakukan aktivitas
perawatan diri pada saat pengkajian ditemukan data klien terlihat kusam dan
penyakit dan penanganan Selulitis. Diagnosa ini penting, agar keluarga klien
mengetahui kondisi klien An.S dan penanganan yang dapat dilakukan secara tepat
dan benar bila suatu saat penyakit itu dapat terulang kembali.
4.3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini penulis mendapatkan dukungan dan juga referensi
dari berbagai sumber yang sangat membantu penulis dalam membuat rencana
Dalam kasus ini penulis menentukan masalah sesuai dengan diagnosa yang
telah di tentukan yaitu nyeri akut yang berhubungan dengan proses inflamasi
dengan adanya proses inflamasi ini terjadi pembengkakan sehingga menekan pada
nyeri yang di rasakan klien. Dampak dari proses inflamasi yang tidak tertangani
yaitu dapat terjadi kerusakan integritas kulit yang dapat ditangani dengan
sehingga infeksi dapat dibawa oleh pembuluh darah sehingga infeksi dapat
diperangi oleh sistem imun tubuh dan tidak berkumpul pada suatu tempat
yang menyebar juga atau melakukan relaksasi nafas dalam yaitu keadaan dimana
darah menurut Patasik (2013) kemudian kolaborasi dengan tim medis untuk
merasakan nyeri.
gangguan neuromoskular atau nyeri yang dirasakakan sehingga klien akan susah
67
dan malas untuk melakukan aktivitas karena nyeri yang dirasakan sehingga
menjadi diagnosa kedua karena bila hal ini tidak teratasi klien akan
dikarenakan klien saat bergerak merasakan nyeri yang membuat malas untuk
kurang terpajan informasi yang mana keluarga dan klien sendiri tidak familiar
dengan penyakit Selulitis dan hanya mengetahui bahwa itu hanya bengkak dan
apabila tidak di atasi klien dan keluarga tidak akan mampu untuk mengerti
bagaimana mengatasi atau mengontrol Selulitis yang terjadi pada klien dan salah
Pada hari ketiga, yaitu pada tanggal 07 Juli 2017 didapatkan data terbaru dan
dengan proses perjalanan penyakit yang mana klien mengeluh demam yang
merupakan salah satu tanda adanya infeksi dan bila tidak segera di tangani klien
bisa kejang dan infeksi dapat menyebar, salah satu pencegahan yang dapat di
dan salah satu tempat yang disarankan untuk dilakukan kompres hangat yaitu
daerah dahi atau dilipatan paha untuk menurunkan demam dan kolaborasi dengan
Rencana tindakan keperawatan yang terdapat pada laporan tugas akhir ini
keperawatan pada anak dengan Selulitis yang ada pada sumber kepustakaan Padila
(2012), Axton (2013) dan Kusuma (2015) adapun kesenjangan yang terjadi pada
dimasukkan intervensi untuk mengurangi nyeri akut namun ada satu intervensi
yang tidak dapat dilakukan secara komprehensif yaitu memberikan analgesic tepat
waktu terutama saat nyeri hebat karena keterbatasan waktu untuk penulis
melakukan untuk intervensi, sehingga intervensi ini tidak dilakukan dan hanya
melakukan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik sesuai dengan
waktu pemberian. Untuk intervensi yang lainnya tetap dilanjutkan oleh keluarga
atau pun perawat yang bertugas karena nyeri akut sendiri tidak akan hilang dalam
dahulu.
4.4. Implementasi
secara profesional.
kerjasama dari perawat ruangan anak yang telah membantu dalam pendelegasian
untuk memperhatikan keadaan klien saat penulis tidak bisa menemani klien
waktu yang singkat dalam melakukan perawatan pada klien selama < 24 jam
dalam 2x24 jam. Pelaksanaan untuk diagnosa nyeri yaitu seperti mengajarkan
tehnik non farmakologi yaitu kompres hangat, dalam pelaksanaannya klien di beri
kompres hangat untuk mengurangi daerah pembengkakan pada paha kanan namun
tim medis untuk mengurang nyeri dengan meropenem dan nyeri yang dirasakan
klien berkurang setelah beberapa jam, untuk kompres hangat tetap dilakukan
walau tidak menurunkan nyeri secara signifikan. Lalu untuk diagnosa hambatan
gerakan aktif pada daerah paha kanan klien, namun implementasi ini harus tetap
dibantu dan klien walau sudah dilakukan tetap saja terkadang masih tidak mau
70
4.5. Evaluasi
memastikan bahwa tujuan dan kriteria hasil telah tercapai. Hal-hal yang
dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan dan kualitas data, masalah klien yang
Evaluasi yang dilakukan penulis selama 1x24 jam yaitu pada kamis 06 Juli
2017, penulis menemukan satu diagnosa keperawatan yang teratasi pada tahap
1) Kurang pengetahuan b/d kurang terpajan informasi teratasi pada hari kedua
dipancing terlebih dahulu karena sedikit lupa, ibu klien mampu mengulang
kembali beberapa materi yang telah disampaikan dan yang sudah di jelaskan
Evaluasi yang dilakukan penulis selama 2x24 jam yaitu pada jumat 07 Juli
2017, penulis menemukan tiga diagnosa keperawatan yang teratasi pada tahap
1) Nyeri akut b/d proses inflamasi teratasi pada hari ketiga dengan indikator nyeri
yang di rasakan klien berkurang dan penulis mengukur skala humpty dumpty
klien < 7, ibu klien mengatakan bahwa sudah mengerti beberapa cara
71
2) Defisit perawatan diri b/d Nyeri teratasi pada hari kedua dengan indikator klien
terlihat bersih dan segar setalah dilakukan perawatan diri oleh penulis dan
hari ketiga dengan indikator demam klien menurun hingga 36,50c dan keluarga
klien mampu mengerti bagaimana cara yang benar untuk menurunkan demam
klien yaitu salah satunya dengan berikan kompres hangat dan obat yang telah
di resepkan dokter.
Penulis menemukan satu diagnosa keperawatan yang belum teratasi pada tahap
evaluasi ini. Satu diagnosa keperawatan yang belum teratasi tersebut adalah:
belum teratasi Karena klien belum bisa berjalan secara mandiri dan bila duduk
diagnosa ini belum bisa teratasi dan intervensi tetap dilanjutkan, yaitu :
(2) Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlkan
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
sebagai berikut :
mungkin untuk dapat menerapkan ilmu dan teori yang didapatkan selama
ditemukan namun pada kasus hanya terdapat lima diagnosa yang sama yaitu
dengan kurang terpajan informasi, lalu pada hari ketiga di dapatkan data dan
yang tidak diharapkan, sikap klien dan keluarga yang kooperatif dan terbuka
penulis. Adapun faktor penghambat yang penulis alami yaitu waktu, penulis
dengan landasan teori dan beberapa modifikasi oleh penulis karena adanya
5.2. Saran
2) Untuk Mahasiswa
3) Untuk Institusi
keperawatan Selulitis.
DAFTAR PUSTAKA
Cecily, Lynn Betz. 2009. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Patasik, Chandra. 2013. Efektifitas Tehnik Relaksasi Nafas Dalam dan Guide
Imagery Terhadap Penurunan Nyeri. Diakses pada tanggal 22 juli 2017.
Dari CK Patasik, J Tangka, J Rottie – JURNAL KEPERAWATAN, 2013 –
ejournal.unsrat.ac.id
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jogjakarta : Penerbit Buku
Nuhamedika
Susanto, Made. 2013. Penyakit Kulit dan Kelamin. Jogjakarta : Penerbit Buku
Nuhamedika
A. Latar Belakang
Selulitis merupakan peradangan pada jaringan ikat yang mendasari kulit, yang
dapat disebabkan oleh infeksi bakteri. Kondisi ini dapat disebabkan oleh flora
kulit normal atau oleh bakteri eksogen, dan sering terjadi di mana kulit telah
rusak, retakan pada kulit, luka, melepuh, luka bakar, digigit serangga, luka
bedah, atau situs penyisipan. Andalan terapi, adalah pengobatan dengan
antibiotik yang sesuai. Kulit pada wajah atau kaki yang lebih rendah adalah
yang paling sering terkena infeksi ini, meskipun inflamasi dapat terjadi pada
setiap bagian tubuh. Gejala mungkin dangkal - hanya mempengaruhi
permukaan kulit - tetapi juga dapat mempengaruhi jaringan di bawahnya kulit,
dan dapat menyebar ke kelenjar getah bening dan aliran darah. Hal ini tidak
berhubungan dengan selulit, kondisi kosmetik yang menampilkan dimpling
kulit.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah penyuluhan tentang sellulitis diharapkan An. S dapat memahami
tentang penyakit sellulitis dan perawatan sellulitis.
2. Tujuan Khusus :
Pada akhir penyuluhan diharapkan masyarakat mampu :
a. Menyebutkan pengertian sellulitis
b. Menyebutkan penyebab sellulitis
c. Menyebutkan tanda & gejala sellulitis
d. Menjelaskan cara perawatan sellulitis
B. Materi
1. Pengertian sellulitis
2. Penyebab sellulitis
3. Tanda & gejala sellulitis
4. Perawatan sellulitis
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab/diskusi
D. Media
1. Lembar Balik
2. Leaflet
E. Pengorganisasian :
1. Pembawa materi (penyaji) : Ayuning dwi Mahiswara
Ruangan 204
: pembawa materi
F. Kegiatan Penyuluhan
Alokasi
No. Fase Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta waktu
1. Pra 1. Salam terapeutik 1. Menjawab salam 2
interaksi 2. Perkenalan 2. Memperhatikan
menit
3. Menjelaskan topik & 3. Memperhatikan
tujuan penyuluhan
4. Membuat kontrak waktu 4. Menyepakati
waktu
G. Kriteria Evaluasi :
1. Evaluasi struktur :
a. Kesesuaian pelaksanaan peran & tugas
b. Ketepatan setting lokasi dengan situasi dan kondisi tempat
c. Jumlah peserta terhadap target sasaran
d. Kesesuaian peserta terhadap target
e. Kelengkapan dan ketepatan media dan alat bantu lainnya
f. Efektifitas dan efisiensi penggunaan dana
2. Evaluasi proses :
a. Ketepatan waktu (mulai, lamanya dan berakhirnya)
b. Kelancaran acara dan kemampuan mengeliminasi hambatan
c. Sikap tubuh dan penggunaan bahasa oleh pemateri
d. Respon peserta (adakah feedback?)
e. Ketepatan penggunaan metoda dan media
3. Evaluasi Hasil :
a. Peserta mampu menyebutkan pengertian sellulitis dengan benar
menurut bahasanya sendiri.
b. Peserta dapat menyebutkan penyebab sellulitis dengan benar.
c. Peserta mampu mengidentifikasi minimal 2 kondisi yang beresiko
menyebabkan terjangkitnya Diare dengan benar.
d. Peserta mampu menyebutkan minimal 2 tanda dan gejala sellulitis
dengan benar.
e. Peserta mampu menjelaskan cara perawatan sellulitis dengan benar
menurut bahasanya sendiri.
H. Daftar Pustaka
2. Penyebab
Selulitis adalah disebabkan oleh jenis bakteri masuk dengan cara istirahat
di kulit. istirahat ini tidak perlu terlihat. Streptokokus grup A dan
Stafilokokus adalah yang paling umum dari bakteri ini, yang merupakan
bagian dari flora normal kulit, tetapi tidak menyebabkan infeksi yang
sebenarnya sampai kulit rusak. Predisposisi kondisi untuk selulitis
termasuk gigitan serangga, gigitan hewan, ruam kulit gatal, operasi baru-
baru ini, athletes foot, kulit kering, eksim, luka bakar dan mendidih,
meskipun ada perdebatan mengenai apakah lesi kaki kecil berkontribusi.
4. Perawatan
Antibiotik - biasanya kombinasi antibiotik intravena dan oral yang
diberikan. Bed beristirahat dan elevasi anggota badan yang terkena
dampak juga dianjurkan. Seringkali dokter menyarankan pasien minum
banyak cairan juga.
SELLULITIS….
14701020039
O
BORNE
AKPER
APA ITU
SELLULITIS????
…..yaitu..
PENYEBAB SELLULITIS N SELLULI-
Selulitis merupakan PERAWATA
peradangan pada TIS
jaringan ikat yang Selulitis adalah
mendasari kulit, disebabkan oleh daerah
Istirahatkan ellulitis
yang dapat disebab- jenis bakteri masuk s
yangterkena
kan oleh infeksi bakteri. Kon- dengan cara istira- erakan
disi ini dapat disebabkan oleh Kurangi perg daerah
s
flora kulit normal atau oleh
hat di kulit. istira- dan aktivita sellulitis
a
bakteri eksogen, dan sering
hat ini tidak perlu yang terken
ompres
terjadi di mana kulit sebe- terlihat. Strep- Melakukan k
lumnya telah rusak, retakan tokokus grup A dan hangat
iotik
pada kulit, luka, melepuh, luka Stafilokokus adalah yang Berikan antib i dokter
s
bakar, digigit serangga, luka paling umum dari bakteri sesuai indika
bedah, ini, yang merupakan bagi-
an dari flora normal kulit,
tetapi tidak menyebabkan
infeksi yang sebenarnya
sampai kulit rusak.
O
BORNE
AKPER
Penyakit sellulitis
Oleh :
1
Pengertian
Selulitis merupakan peradangan pada
jaringan ikat yang mendasari kulit, yang
dapat disebabkan oleh infeksi bakteri.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh flora
kulit normal atau oleh bakteri eksogen,
dan sering terjadi di mana kulit
sebelumnya telah rusak, retakan pada
kulit, luka, melepuh, luka bakar, digigit
serangga, luka bedah.
2
Penyebab
3
Tanda Dan Gejala
4
Perawatan Sellulitis
Istirahatkan daerah yang
terkena sellulitis
Kurangi pergerakan dan
aktivitas daerah yang
terkena sellulitis
Melakukan kompres hangat
Berikan antibiotik sesuai
indikasi dokter
5
Sekian
&
Terima kasih