Makalah K1 Pembelajaran Mikro

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN

4.0 KURIKULUM 2013-KURIKULUM MERDEKA

Nama Anggota Kelompok 1 : 1. Della Eka Putri (2053041001)


2. Risky Selviana (2013041015)
Kelas : 5A
Program studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Mata Kuliah : Pembelajaran Mikro
Dosen Pengampu : Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Pembelajaran Mikro yang membahas
tentang “Pengembangan Perangkat Pembelajaran – Model Pembelajaran 4.0” ini dapat
terselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.

Shalawat serta salam tak lupa kami junjung agungkan kepada baginda Muhammad Saw. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih banyak atas bimbingan dosen dan semua
pihak sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.

Apabila ada kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Bandarlampung, 31 Agustus 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5
2.1 Hakikat Pembelajaran Inovatif .............................................................................................. 5
2.2 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ........................................................................... 5
2.3 Bahan Ajar............................................................................................................................. 9
2.4 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) .................................................................................. 13
2.5 Media Pembelajaran ............................................................................................................ 15
2.6 Hakikat Evaluasi Pembelajaran ........................................................................................... 17
2.7 K13 dan Implementasi Kurikulum Merdeka ....................................................................... 18
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 21
3.1 Simpulan.............................................................................................................................. 21
3.2 Saran .................................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 22

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang


dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan teori
pengembangan yang telah ada. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
kegiatan belajar mengajar adalah perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran
memberikan kemudahan dan dapat membantu guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan
kegiatan belajar mengajar di kelas. Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam
pengelolaan proses belajar mengajar dapat berupa Buku Siswa (BS), Lembar Kerja Siswa
(LKS), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Tes Pencapaian. Masing-masing
perangkat pembelajaran tersebut diuraikan dalam makalah berdasarkan hakikat serta cara
pembuatan atau penyusunan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa hakikat pembelajaran inovatif?

2. Apa hakikat RPP, bahan ajar, LKPD, media pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran?

3. Bagaimana langkah-langkah pembuatan RPP, bahan ajar, LKPD, media


pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran?

4. Bagaimana perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka?

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran inovatif.

2. Untuk mengetahui hakikat RPP, bahan ajar, LKPD, media pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran.

3. Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan RPP, bahan ajar, LKPD, media


pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

4. Untuk mengetahui perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Pembelajaran Inovatif

Menurut Suyatno (2009: 6) pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dikemas


guru atas dorongan gagasan baru untuk melakukan langkah-langkah belajar dengan
metode baru sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar. Pembelajaran inovatif adalah
suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga berbeda dengan
pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional) (Nurdin dan
Hamzah, 2015: 106). Pembelajaran inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk
siswa agar belajar.

Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang


dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan teori
pengembangan yang telah ada. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
kegiatan belajar mengajar adalah perangkat pembelajaran. Tersedianya perangkat
pembelajaran merupakan salah satu faktor yang menunjang proses pembelajaran berjalan
dengan baik dan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Perangkat pembelajaran adalah
sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran atau digunakan pada tahap tindakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Perangkat pembelajaran memberikan kemudahan dan dapat membantu guru dalam
mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

Perangkat pembelajaran yang diperlukan dalam pengelolaan proses belajar mengajar


dapat berupa Buku Siswa (BS), Lembar Kerja Siswa (LKS), Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan Tes Pencapaian.

2.2 RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

1. Hakikat RPP

Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah
menjelaskan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari
silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didikdalam upaya mencapai

5
Kompetensi Dasar (KD). RPP merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan
pengorganisasianpembelajaran untuk mencapai satu kompetensi yang telah ditetapkan
dalam standar isidan dijabarkan dalam silabus.

2. Langkah-langkah Pembuatan RPP

1) Menentukan jumlah dan alokasi waktu pertemuan

Langkah penentuan jumlah dan alokasi waktu pada pertemuan yang akan disusun
dalam rpp ini sangat penting. Hal ini karena jumlah pertemuan dan alokasi waktu
setiap pertemuan akan memiliki konsekuensi terhadap ragam dan substansi isi
dari setiap langkah-langkah pembelajaran dalam RPP ini. Penentuan jumlah dan
alokasi waktu ini dapat dilihat pada program semester yang sudah
ada/dikembangkan sebelumnya. Jadi pada tahap ini ini guru sudah menetapkan
bahwa RPP ini disusun untuk berapa kali pertemuan dan masing-masing
pertemuan berapa jam pelajaran (JP), Untuk setiap jam pelajaran sesuai dengan
tingkatan sekolah maka, durasi waktu 1 JP untuk SMA adalah 45 menit.

2) Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran pada prinsipnya identik dengan IPK, namun lebih lengkap
dan komplek. Kalau dalam IPK hanya berisi KKO dan materi saja, namun pada
tujuan pembelajaran ditambah dengan proses yang harus dilalui dan tolok ukur
yang digunakan untuk menentukan dicapainya IPK. Untuk merumuskan tujuan
pembelajaran guru harus melihat rumusan indikator pencapaian kompetensi (IPK)
yang sudah ada di dalam silabus.. Dari indikator yang sudah dirumuskan tersebut
kemudian disusunlah rumusan tujuan pembelajaran sesuai dengan ketentuan.
setiap tujuan pembelajaran harus mengandung unsur berikut:

A = audiens, yaKni siapa yang menjadi subjek sasaran/target , misalnya siswa


atau peserta didik

B = behaviors, yaitu perilaku berupa kemampuan yang harus dimiliki target,


Misalnya mampu menjelaskan konsep sumber daya alam

C = conditions, Yaitu cara yang harus dilalui/dijalani, alat atau bahan yang harus
ada ada agar ar subjek sasaran dapat mencapai behavior. Misalnya, disediakan
peta, melalui diskusi, setelah melakukan percobaan, dan lain-lain.

D = degree, Yaitu tingkatan, tolak ukur, patokan yang digunakan untuk

6
menentukan yang memenuhi atau mencapai. misalnya nya dengan benar, dengan
tepat, paling sedikit 2 contoh, dll.

3) Menentukan Materi atau pokok bahasan

Langkah selanjutnya adalah menentukan materi pokok yang menjadi pembahasan


pembelajaran dalam RPP ini. Adapun untuk menentukan materi bisa diambilkan
dari IPK yang sudah ada . Pokok materi yang akan dibahas sesuai dengan jumlah
IPK yang telah dituangkan dalam tujuan pembelajaran Misalnya pengertian
geografi ciri-ciri sumber daya alam yang diperbaharui dan lain-lain.

4) Menentukan Media dan Sumber Belajar

Langkah selanjutnya adalah menentukan media pembelajaran atau au alat peraga


yang dapat digunakan untuk mempermudah siswa memahami materi atau pokok
bahasan yang sedang dipelajari. Seperti misalnya globe, peta, gambar, video dan
sebagainya. selain media pembelajaran pada tahap ini guru juga harus
menetapkan buku-buku atau segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai sumber
belajar, seperti misalnya Atlas buku pegangan siswa buku pelajaran untuk kelas
tertentu dan sebagainya.

5) Menentukan Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran

Langkah selanjutnya adalah menentukan Pendekatan, metode, dan dan model


pembelajaran apa yang akan digunakan dalam pembelajaran. pendekatan yang
dimaksud adalah pendekatan behavioristik, konstruktivistik contekstual teaching
and learning, scientific dan sebagainya. yang dimaksud metode disini Ade Putri
metode ceramah, penugasan, diskusi, kerja kelompok, percobaan/eksperimen, dan
lain sebagainya sedangkan model pembelajaran yang dimaksud Disini seperti
problem Based Learning, Project Based Learning, Iinquiry atau Discovery.

6) Menentukan Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran disusun untuk setiap pertemuan dan


masing-masing pertemuan harus terdiri dari 3 bagian/tahap. Tahapan
pembelajaran setiap pertemuan selalu terdiri dari 1) kegiatan pendahuluan, 2)
kegiatan inti, dan 3) kegiatan penutup.

a. Kegiatan pendahuluan

Kegiatan pendahuluan merupakan kegiatan yang mengawali proses

7
pembelajaran dan bertujuan untuk menyiapkan mental siswa menerima
pelajaran t siswa siap secara mental untuk menerima pelajaran maka perlu
dilakukan kegiatan yang antara lain memberi acuan, menarik perhatian,
dan/atau membangkitkan motivasi.

b. Kegiatan inti atau pokok

Kegiatan inti atau pokok merupakan kegiatan utama dari setiap


pertemuan. Dalam kegiatan ini harus tercermin pendekatan, metode,
ataupun model pembelajaran yang telah ditentukan pada langkah
sebelumnya. Seperti misalnya langkah 5 M yang merupakan langkah yang
harus ada ada dalam pendekatan saintifik, yakni mengamati, menanya,
mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Demikian juga Sintak
dari setiap model yang dipilih pada langkah sebelumnya harus nampak
pada kegiatan inti walaupun tidak harus semua Sinta ada pada satu
pertemuan.

c. Penutup

Pada kegiatan ini guru harus melakukan aktivitas untuk mengakhiri


pembelajaran pada pertemuan ini. Sebagai penutup dari setiap pertemuan
harus ditunjukkan agar siswa wa dapat memperoleh pemahaman yang
utuh dan menyeluruh dari Seluruh aktivitas belajar yang telah dilakukan.
biasanya pada kegiatan penutup ini Guru bersama siswa Melakukan
kegiatan menyimpulkan, membuat ringkasan, atau berupa rangkuman.
termasuk dalam bagian ini juga tidak lupa harus diberi kegiatan tindak
lanjut (follow up).

7) Menentukan Penilaian

Langkah yang terakhir adalah menentukan prosedur dan alat penilaian. prosedur
atau cara melakukan penilaian dan alat/instrumen penilaian harus dimaksudkan
untuk mengukur ketercapaian dari infeksi yang sudah dirumuskan menjadi tujuan
pembelajaran. Artinya Setiap ipk/tujuan pembelajaran harus ada cara dan alat
untuk mengukurnya. penilaian yang dimaksud Disini dapat terdiri dari Penilaian
proses dan penilaian hasil pembelajaran. Penilaian proses merupakan penilaian
terhadap bagaimana siswa melakukan aktivitas belajar dalam kegiatan inti
pembelajaran. sedangkan penilaian hasil merupakan wujud dari output atau out

8
come dari seluruh proses pembelajaran. Selain dari aspek tersebut penilaian ini
juga dapat diarahkan kepada penilaian kognitif atau pengetahuan, penilaian
psikomotorik atau keterampilan, dan penilaian afektif atau penilaian sikap.

2.3 Bahan Ajar

1. Hakikat Bahan Ajar

Bahan ajar ialah komponen utama dalam sebuah pembelajaran. Baik pengajar
menggunakan buku teks, materi yang disediakan oleh instansi atau lembaga yang
bersangkutan, maupun menggunakan materi yang disusun sendiri oleh pengajar.
Daryanto (2014: 171) mengartikan bahan ajar bagian dari perangkat pembelajaran
yang yang disusun dari berbagai materi secara sistematis dan dan tertulis sehingga
memungkinkan peserta didik untuk belajar. Pengertian ini menjelaskan bahwa materi-
materi yang ada dalam bahan ajar harus disusun secara sistematis dan dapat
digunakan oleh peserta didik untuk belajar. Menurut Departemen Pendidikan
Nasional (2008) bahan ajar merupakan kumpulan dari materi-materi baik berupa
buku, modul, dan LKS yang berfungsi untuk memudahkan pengajar dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas dan juga dapat membangun motivasi peserta
didik dalam belajar. Dapat disimpilkan bahwa bahan ajar merupakan seperangkat
materi ajar yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran yang disusun
secara sistematis.

2. Jenis-jenis Bahan Ajar

Jenis-jenis Bahan Ajar Bahan ajar berdasarkan subyeknya diklasifikasikan menjadi


dua jenis yaitu (Koesnandar (2008):

1) bahan ajar yang sengaja dirancang untuk belajar. Bentuk bahan ajar ini antara lain
buku, handouts, lembar kegiatan siswa (LKS) dan modul. Bahan ajar yang
dirancang umumnya digunakan sebagai bahan presentasi, bahan referensi, dan
bahan belajar mandiri.

2) bahan ajar yang tidak dirancang namun dapat dimanfaatkan untuk belajar,
misalnya kliping, koran, film, iklan atau berita.

Berdasarkan teknologi yang digunakan bahan ajar diklasifikasi menjadi 4 (empat)


yaitu:

9
1) bahan ajar cetak (printed): handout, buku, modul, lembar kegiatan siswa, brosur,
leaflet, wallchart, foto/gambar, dan model/maket.

2) Bahan ajar audio: radio, piringan hitam, dan compact disk (CD) audio.

3) Bahan ajar audio visual: video compact disk (VCD) dan film.

3. Langkah-langkah Pembuatan Bahan Ajar

Langkah-langkah pokok dalam penyusunan dan pembuatan bahan ajar terdiri dari
analisis kebutuhan belajar, menyusun peta bahan ajar, dan membuat bahan ajar
berdasarkan struktur masing-masing bentuk bahan ajar.

Langkah 1 : Melakukan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar

Langkah pertama pembuatan bahan ajar adalah melakukan analisis kebutuhan bahan
ajar. Analisis kebutuhan belajar adalah suatu proses awal yang dilakukan untuk
menyusun bahan ajar. Dalam analisis kebutuhan bahan ajar, di dalamnya terdapat tiga
tahap. Tahapan dalam analsis kebutuhan bahan ajar terdiri dari: analisis terhadap
kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar.
Keseluruhan proses tersebut menjadi bagian integral dari suatu proses langkah-
langkah pembuatan bahan ajar yang tidak bisa kita pisah-pisahkan. Berikut penjelasan
tahap-tahap dalam analisis kebutuhan bahan ajar.

1) Tahap 1 : Menganalisis Kurikulum

Tahap pertama ini ditunjukkan untuk menentukan kompetensi-kompetensi yang


memerlukan bahan ajar. Dengan demikian, bahan ajar yang kita buat benar-benar
diharapkan dapat menjadikan peserta didik menguasai segala kompetensi yang
ditentukan. Untuk mencapai hal tersebut, kita perlu mempelajari lima hal sebagai
berikut:

a. Standar Kompetensi

Standar kompetensi yaitu kualifikasi kemampuan minimal peserta didik


yang mendiskripsikan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diharapkan dapat dicapai pada setiap tingkatan. Standar kompetennsi
terdiri dari beberapa kompetensi dasar sebagai acuan baku yang wajib
dipenuhi dan berlaku secara nasional. Dalam konteks pembuatan bahan
ajar, maka tugas kita adalah menentukan standar kompetensi yang ingin
dipenuhi oleh peserta didik.

10
b. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki


peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk
menyusun indikator kompetensi. Untuk pembuatan bahan ajar, maka
dalam hal ini kita mesti mengidentifikasikan kompetensi dasar-
kompetensi dasar yang diharapkan bisa dikuasai oleh peserta didik.

c. Indikator Ketercapaian Hasil Belajar

Indikator yaitu rumusan kompetensi yang spesifik, yang dapat dijadikan


sebagai acuan kriteria penilaian dalam menentukan kompeten atau
tidaknya peserta didik. Setelah menganalisis kompetensi dasar, maka
indikator adalah hal berikutnya yang mesti kita analisis. Sehingga, kita
dapat mengetahui kompetensi yang spesifik, yang nantinya dijadikan
sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan bahan ajar yang tepat.

d. Materi Pokok

Materi pokok adalah sejumlah informasi utama yang berisi pengetahuan,


keterampilan, auan nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik agar
peserta didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok
adalah objek analisis berikutnya yang harus kita telaah. Jadi setelah
menganalisis indikator, maka kita berlanjut pada analisis materi pokok.
Materi pokok ini menjadi salah satu acuan utama dalam menyusun isi
bahan ajar.

e. Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar adalah suatu aktivitas yang didesain oleh pendidik


supaya dilakukan oleh para peserta didik agar mereka menguasai
kompetensi yang telah ditentukan melalui kegiatan pembelajaran yang
diselenggarakan. Jadi, pengalaman belajar haruslah disusun secara jelas
dan operasional, sehingga langsung bisa dipraktikkan dalam kegiatan
pembelajaran.

2) Tahap 2 : Analisis Sumber Belajar

Setelah melakukan analisis kurikulum, langkah selanjutnya dalam menganalis


kebutuhan belajar adalah menganalisis sumber belajar. Kriteria analisis

11
terhadap sumber belajar dilakukan berdasarkan kesesuaian, ketersediaan, dan
kemudahan dalam memanfaatkannya. Cara analisis sumber belajar adalah
dengan menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan
kebutuhan. Berikut ini merupakan penjelasan kriteria dalam menganalsis
sumber belajar.

a. Kriteria Ketersediaan

Kriteria ketersediaan berkenaan dengan ada tidaknya sumber belajar di


sekitar kita. Jadi kriteria pertema ini mengacu pada pengadaan sumber
belajar. Usahakan agar sumber belajar yang kita gunakan prakti dan
ekonomis, sehingga kita mudah untuk menyediakannya. Jika sumber
belajar tidak ada atau tempatnya jauh, maka sebaiknya jangan kita
gunakan.

b. Kriteria Kesesuaian

Kriteria kesusaian maksudnya adalah apakah sumber belaar itu sesuai atau
tidak dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Jadi, hal utama
yang dilakukan dalam kriteria kedua ini adalah memahami kesesuaian
sumber belajar yang dipilih dengan kompetensi yang mesti dicapai oleh
peserta didik. Jika sumber belajar tenyata dinilai membantu peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang harus mereka kuasai, maka sumber
belajar itu layak untuk digunakan. Namun, jika tidak, sebaiknya jangan
digunakan.

c. Kriteria Kemudahan

Kriteria kemudahan maksudnya adalah mudah atau tidaknya sumber


belajar itu disediakan maupun digunakan. Jika sumber belajar itu
membutuhkan persiapan, keahlian khusus, serta perangkat lain yang
rumit, sedangkan kita jelas-jelas belum mampu untuk menggunakannya,
maka sebaiknya jangan digunakan. Kita sebaiknya memilih sumber
belajar yang mudah pengadaan maupun pengoperasiannya. Dengan
demikian, bahan ajar itu bisa benar-benar efektif membuat peserta didik
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.

3) Tahap 3 : Memilih dan Menentukan Bahan Ajar

Tahap ketiga dalam analisis kebutuhan bahan ajar adalah memilih dan
12
menentukan bahan ajar. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik
untuk mencapai kompetensi. Berkaitan dengan pemilihan bahan ajar, ada tiga
prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memilih dan
menentukan bahan ajar, yaitu :

a. Prinsip Relevasi

Arti dari prinsip relevansi yaitu bahan ajar yang dipilih sebaiknya ada
hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar.

b. Prinsip Konsistensi

Dalam prinsip konsistensi, bahan ajar yang dipilih harus mempunyai niai
keajegan. Jadi, antara kompetensi dasar yang mesti dikuasai peserta didik
dengan bahan ajar yang telah disiapkan mempunyai keselarasan dan
kesamaan.

c. Prinsip Kecukupan

Dalam prinsip kecukupan, ketika kita memilih bahan ajar, hendaknya


dicari yang memadai untuk membantu siswa menguasai kompetensi dasar
yang diajarkan.

2.4 LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)

1. Hakikat LKPD

Lembar Kerja Peserta Didik atau sering disingkat dengan LKPD merupakan salah
satu bahan ajar yang banyak digunakan untuk menunjang pembelajaran. LKPD
termasuk media cetak berupa lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik dengan langkah-langkah atau petunjuk untuk
menemukan suatu konsep. Menurut Prastowo Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
adalah suatu bahan ajar yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan
tugas pembelajaran yang harus dikerjakan peserta didik baik bersifat teoritis atau
praktis. LKPD dapat dijadikan bahan ajar yang akan memandu peserta didik dalam
melaksanakan percobaan. LKPD dapat membantu peserta didik belajar mandiri dan
belajar menjalankan suatu tugas secara tertulis.

13
2. Penyusunan LKPD

Untuk menyusun perangkat pembelajran berupa Lembar Kerja Peserta Didik


(LKPD) (Depdiknas, 2008b: 23) dalam (Nurhaidah, 2014: 28) menguraikan rambu-
rambunya, bahwa LKPD akan memuat paling tidak: judul, kompetensi dasar yang
akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan,
dan laporan yang harus dikerjakan. Langkah-langkah persiapan LKPD dijelaskan
dalam Depdiknas (2008b: 23-24) dalam Nurhaidah (2014: 29) sebagai berikut:

1) Analisis kurikulum

Analisis ini dilakukan dengan memperhatikan materi pokok, pengalaman


belajar peserta didik, dan kompetensi belajar peserta didik.

2) Menyusun peta kebutuhan LKPD

Peta kebutuhan LKPD berguna untuk mengetahui jumlah kebutuhan LKPD


dan urutan LKPD.

3) Menentukan judul-judul LKPD

Judul LKPD harus sesuai dengan KD,materi pokok dan pengalaman belajar.

4) Penulisan LKPD

Langkah-langkahnya: (1) perumusan KD yang harus dikuasai, (2) menentukan


alat penilaian, (3) penyusunan materi dari berbagai sumber, (4)
memperhatikan struktur LKPD, yang meliputi: (a) judul, (b) petunjuk belajar,
(c) kompetensi yang dicapai, (d) informasi pendukung, (e) tugas dan langkah-
langkah kerja, dan (f) penilaian.

3. Struktur LKPD

Secara umum, LKPD memiliki 6 struktur penting, yaitu:

1) Judul kegiatan, tema, sub tema, kelas, dan semester: berisi topik pembelajaran
yang akan dilaksanakan beserta identitas dari peserta didik.

2) Tujuan: berisi tujuan pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD).

3) Alat dan bahan: berisi daftar alat dan bahan yang diperlukan untuk
melaksanakan pembelajaran.

4) Prosedur kerja: berisi petunjuk atau langkah-langkah yang harus ditempuh

14
peserta didik untuk menyelesaikan pekerjaannya.

5) Tabel data: tabel kosong yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang
bersifat penelitian atau pengamatan (observasi).

6) Bahan diskusi: berisi daftar pertanyaan yang relevan dengan kegiatan


pembelajaran.

2.5 Media Pembelajaran

1. Hakikat Media Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri


dimana guru dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya
pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan subjek
didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi
secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien.

Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs (1970)
berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah
contoh-contohnya.

2. Langkah-langkah Pembuatan Media Pembelajaran

Ada beberapa pakar yang menyampaikan tentang langkah-langkah pembuatan


media pembelajaran, dengan spesifikasinya masing-masing, Prof. Dr. H.
Aminudin Rasyad merumuskan enam langkah-langkah pengembangan program
media sebagai berikut:

1) Menganalisis keperluan dan karakteristik siswa

Program dibuat sebelum harus meneliti seara seksama pengetahuan awal


maupun pengetahuan prasyarat yang dimiliki dan tingkat kebutuhan siswa
yang menjadi sasaran program yang dibuat.

2) Merumuskan tujuan intruksional dan oprasional


15
Pembuatan tujuan dapat memberi arah kepada tindakan yang dilakukan,
termasuk penyesuaian penggunaan media yang digunakan sehingga dapat
sinergi antara tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan model dan macam
media yang digunakan.

3) Merumuskan butir-butir materi secara terinci

Setekah tujuan intruksional jelas, kita harus memikirkan bagaimana caranya


agar siswa memiliki kemampuan dan keterampilan.

4) Mengembangkan alat ukur keberhasilan

Alat pengukur keberhasilan siswa ini perlu dirancang secara seksama sebelum
kegiatan pembelajaran dilaksanakan, bisa berupa tes, penugasan atau daftar
cek perilaku.

5) Menulis naskah media/ menyusun media yang digunakan

Setelah penyusunan tujuan pembelajaran dilaksanakan penyusunan media


yang digunakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai tersebut.

6) Mengadakan tes dan revisi

Setelah media pembelajaran dibuat tujuan, pembuatan narasi, proses editing


dan di uji coba langkah-langkah yang tidak kalah pentingnya adalah evaluasi
penggunaan media dalam proses intruksioal.

Menurut Drs. Rahmat, Ph.D, 2010 dalam bukunya media pembelajaran suatu
pengantar, beliau memaparkan langkah-langkah pembuatan media pembelajaran
sebagai berikut:

1) Membuat ide/gagasan

2) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa

3) Merumuskan tujuan

4) Menentukan kerangka isi bahan pelajaran

5) Menentukan jenis media

6) Menentukan treatmen dan partisipasi siswa

7) Membuat skets/ story board

8) Menentuka bahan/ alat yang digunakan

16
9) Pelaksanaan pembuatan media

10) Penyuntingan

11) Uji coba (jika mungkin dilakukan)

12) Melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi.

2.6 Hakikat Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi Pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar mengajar. Secara


sistemik, evaluasi pembelajaran diarahkan pada komponen-komponen sistem
pembelajaran, yang mencangkup komponen input, yakni perilaku awal (entry behavior)
siswa, komponen input instrumental yakni kemampuan profesional guru atau tenaga
kependidikan, komponen kurikulum (program studi, metode, media), komponen
administratif (alat, waktu,dana); komponen proses iyalah prosedur pelaksanaan
pembelajaran; Kompenen output iyalah hasil pembelajaran yang menandai ketercapaian
tujuan pembelajaran. Dalam hal ini perhatian hanya ditunjukkan pada evaluasi terhadap
komponen proses dalam kaitannya dengan komponen input instrumental.

1. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran

Berikut fungsi dan tujuan Evaluasi pembelajaran:

1) Untuk Pengembangan

Untuk mengembangkan suatu program pendidikan, yang meliputi program


studi, kurikulum, program pembelajaran, desain belajar mengajar, pada
hakikatnya adalah pengembangan dalam bidang perencanaan. Perencanaan
mengandung nilai strategis, karena merupakan acuan dalam rangka
operasionalisasi pendidikan/ pembelajaran. Pengembangan setiap
rencana/program membutuh kan data dan informasi yang akurat, dan untuk itu
diperlukan instrumen evaluasi yang handal. Dalam konteks inilah evaluasi
dapat memberikan sumbangan yang sangat bermakna bagi pendeskripsian
kebutuhan program, perumusan tujuan, spesifikasi kemampuan, perumusan
pengalaman belajar, menganalisis materi program, menetapkan strategi
pembelajaran, menetapkan media dan sumber, serta merancang prosedur
evaluasi. Perumusan aspek-aspek program tersebut hendaknya didukung oleh
data/ informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian (evaluasi).

17
2) Untuk Akreditasi

Berbeda dengan fungsi pertama, evaluasi juga berfungsi dan bertujuan untuk
menetapkan kedudukan suatu program pem belajaran berdasarkan
ukuran/kriteria tertentu, sehingga suatu program dapat dipercaya, diyakini dan
dapat dilaksanakan terus, atau sebaliknya program itu harus
diperbaiki/disempurnakan Suatu program yang diyakini kehandalannya berarti
telah di akreditasikan. Untuk menetapkan akreditasi program diperlukan
data/informasi pendukung, berdasarkan penilaian dengan tolok ukuran
tertentu.

Pihak yang memberikan evaluasi akreditasi biasanya berbeda dengan pihak


yang mengembangkan program, dan bukan pula yang menjadi pihak pelaksana
program. Pengumpulan data dapat saja bersumber dari para pengembangan
program, pelaksana/ pemakai program, pemakai lulusan program, dan pihak-
pihak lain yang dapat memberikan informasi mengenai program yang dinilai
itu.

Masing-masing fungsi evaluasi tersebut dilaksanakan dengan cara yang berbeda.


Evaluasi untuk pengembangan dilaksanakan dengan metode eksploratori dan
metode deskriptif, sedangkan penilaian untuk akreditasi umumnya dilaksanakan
dengan metode eksplanasi, atau dengan teknik expo facto.

2.7 K13 dan Implementasi Kurikulum Merdeka

1. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 sudah diberlakukan sebagai kurikulum nasional sejak tahun ajaran
2013/2014. Sebagai kurikulum nasional, Kurikulum 2013 memenuhi kedua dimensi
kurikulum: yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran; dan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki


kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

18
Pemenuhan beban kerja dan penataan linieritas guru bersertifikat pendidik dalam
implementasi pembelajaran pada Kurikulum 2013 mengacu pada ketentuan
perundang-undangan.

2. Kurikulum Merdeka

Sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang


sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka
kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan
pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari
kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah:

1) Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter


sesuai profil pelajar pancasila.

2) Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang
mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

3) Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai


dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks
dan muatan lokal.

3. Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka

Terdapat beberapa perbedaan yang mencolok antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum
Merdeka pada jenjang SD, SMP, dan SMA yaitu:

1) Pada kerangka dasar, Kurikulum Merdeka menambahkan pengembangan profil


pelajar Pancasila pada peserta didik, pada K13 rancangan landasan utamanya
yaitu tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan Standar Nasional Pendidikan saja.

2) K13 menerapkan Jam Pelajaran (JP) yang diatur perminggu, sedangkan


Kurikulum Merdeka menerapkan Jam Pelajaran (JP) diatur pertahun.

3) K13 mengatur alokasi waktu pembelajaran secara rutin setiap minggu dalam
setiap semester, sedangkan di Kurikulum Merdeka dapat mengatur alokasi waktu
pembelajaran secara fleksibel untuk mencapai jam pelajaran (JP) yang telah
ditetapkan.

4) Di K13 lebih menguatkan pelaksanaan penilaian autentik pada setiap mata


pelajaran, sedangkan pada Kurikulum Merdeka menguatkan pelaksanaan
penilaian autentik terutama dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila.

19
5) K13 menerapkan sistem penilaian dibagi menjadi 3, yaitu penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Pada Kurikulum Merdeka tidak ada pemisahan
diantara 3 ranah penilaian tersebut.

6) Pada Kurikulum Merdeka ini pemerintah menyediakan perangkat ajar tambahan


berupa contoh-contoh modul ajar, alur tujuan pembelajaran, contoh projek
penguatan profil pelajar Pancasila, dan contoh kurikulum operasional satuan
pendidikan.

Perbedaan di jenjang Sekolah Dasar (SD)

Pada kurikulum 2013 mata pelajaran IPA dan IPS terpisah, sedangkan pada
kurikulum merdeka digabung menjadi satu mata pelajaran menjadi Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial (IPAS).

Perbedaan di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Pada kurikulum 2013, mata pelajaran informatika bersifat pilihan, namun di


kurikulum merdeka dianggap wajib.

Perbedaan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)

Pada Kurikulum 13, peserta didik baru harus memilih jurusan sementara baik itu IPA,
IPS, dll. Pada kur. merdeka, pemilihan jurusan dimulai ketika peserta didik menginjak
kelas 11 dengan konsultasi bersama wali kelas, atau guru BK, dan orang tua peserta
didik. Di kelas X peserta didik mempelajari mata pelajaran umum (belum ada mata
pelajaran pilihan).

Perbedaan kedua kurikulum tersebut juga terletak pada kerangka dasar, kompetensi
yang dituju, struktur kurikulum, pembelajaran, penilaian, perangkat ajar, dan
perangkat kurikulum. Pada intinya kurikulum merdeka lebih sederhana dan lebih
menyesuaikan pada peserta didik.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang


dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan teori
pengembangan yang telah ada. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
kegiatan belajar mengajar adalah perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaaran yang
inovatif dapat dikembangkan berdasarkan RPP, bahan ajar, LKPD, media pembelajaran, dan
evaluasi pembelajaran.

(1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. (2) Bahan ajar merupakan seperangkat materi ajar
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran yang disusun secara sistematis. (3)
Menurut Prastowo Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah suatu bahan ajar yang berisi
materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan
peserta didik baik bersifat teoritis atau praktis. (4) Gagne (1970) menyatakan bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar. Menurut Prof. Dr. H. Aminudin Rasyad langkah-langkah pengembangan program
media terdiri atas: menganalisis keperluan dan karakteristik siswa, merumuskan tujuan
intruksional dan oprasional, merumuskan butir-butir materi secara terinci, mengembangkan
alat ukur keberhasilan, menulis naskah media/ menyusun media yang digunakan, dan
mengadakan tes dan revisi. (5) Evaluasi pembelajaran adalah evaluasi terhadap proses belajar
mengajar.

3.2 Saran

Untuk memahami materi pengembangan perangkat pembelajaran, pembaca diharapkan dapat


membaca dengan saksama, agar apa yang telah disampaikan di makalah ini dapat dipahami
dan dimengerti. Jika pembaca merasa kurang jelas terhadap materi yang kelompok kami
paparkan di dalam makalah ini, maka pembaca dapat mencari literatur tambahan baik melalui
buku maupun jurnal dalam jaringan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2019. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Prastowo, Andi. 2014. Pengembangan Bahan Ajar Tematik Tinjauan Teoretis dan Praktik.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sadiman, Arif S. 2007. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

22

Anda mungkin juga menyukai