0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan8 halaman

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Cakupan Imunisasi Campak Di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Mangat Kota Lhokseumawe

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 8

Indonesian Trust Health Journal Volume 7, No.

1 – April 2024
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN CAKUPAN


IMUNISASI CAMPAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BLANG MANGAT KOTA LHOKSEUMAWE

Subki Abdul Jalil, Nizan Mauyah, Syahabuddin


Poltekkes Kemenkes Aceh
E-mail: kysna76@gmail.com; nizanmauyah@gmail.com; syahalsm25@gmail.com

Abstract
Measles is a very contagious disease. Measles is an important cause of death in children throughout
the world. Pre-school and elementary school children are vulnerable to contracting measles.
Measles is caused by viruses from the genus Morbillivirus and belongs to the Paramyxovirus
group. Measles is also called morbilli or measles. Measles is transmitted through air contaminated
with droplets from the nose, mouth or throat of an infected person. In 2020, the spread of suspected
measles cases occurred in almost all provinces of Indonesia. There were 3,382 suspected measles
cases, a decrease compared to 2019, namely 8,819 cases. The highest number of suspected measles
cases were in the provinces of Central Java (680 cases), DKI Jakarta (596 cases), and DI
Yogyakarta (408 cases), West Java (323 cases) and Aceh (233 cases). (Kemenkes RI, 2021). This
study aims to analyze the relationship between maternal characteristics and information sources
with measles immunization. The respondents were 62 mothers who visited the Blang Mangat
Community Health Center, Blang Mangat District, Lhokseumawe City using the Accidental
Sampling technique. Data were collected using a questionnaire and analyzed using the Chi Square
Test and Fisher's Exact Test at α = 5%. The results showed that the factors age (p=0.306),
occupation (p=0.116), income (p=1,000) and information from electronic media (p=0.515) had no
relationship with measles immunization. Meanwhile, factors related to measles immunization were
education (p=0.043) and information from health workers (p=0.018). It is recommended that: 1)
The public provide complete immunization for children to avoid infectious diseases, especially
measles. 2) Community leaders and religious leaders (Ustadz) are expected to convey to the public
to provide support and information about measles immunization. 3) At the Blang Mangat
Community Health Center, efforts need to be made to provide effective and continuous information
such as health education, distributing posters, distributing leaflets and putting up banners about
measles immunization.
Keywords: Immunization, Measles

Abstrak
Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberadaan sarana kesehatan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa fasilitas
pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik ibu dan sumber informasi
dengan pemberian imunisasi campak. Responden adalah ibu-ibu yang berkunjung ke Puskesmas
Blang Mangat Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe sebanyak 62 orang dengan teknik
Accidental Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis
menggunakan Uji Chi Square dan Uji Exact Fisher pada α =5%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa faktor umur (p=0,306), pekerjaan (p=0,116), penghasilan (p=1,000) dan informasi dari
media elektronik (p=0,515) tidak ada hubungan dengan pemberian imunisasi campak. Sedangkan
faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi campak adalah pendidikan (p=0,043) dan

Universitas Murni Teguh | 67


Indonesian Trust Health Journal Volume 7, No.1 – April 2024
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

informasi dari petugas kesehatan (p=0,018). Disarankan kepada: 1) Kepada masyarakat untuk
memberikan imunisasi lengkap pada anak agar terhindar dari penyakit menular terutama penyakit
campak. 2) Kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama (Ustadz) diharapkan menyampaikan
kepada masyarakat untuk memberikan dukungan dan informasi tentang imunisasi campak. 3)
Kepada Puskesmas Syamtalira Blang Mangat perlu dilakukan upaya penyampaian informasi yang
efektif dan berkesinambungan seperti penyuluhan kesehatan, membagikan poster, membagikan
leaflet dan memasang spanduk tentang imunisasi campak.
Kata Kunci: Imunisasi, Campak

PENDAHULUAN seluruh dunia. Kelompok anak usia pra


Derajat kesehatan masyarakat suatu sekolah dan usia SD merupakan kelompok
negara dipengaruhi oleh keberadaan sarana rentan tertular penyakit campak. Penyakit
kesehatan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun campak disebabkan oleh virus dari genus
2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa Morbillivirus dan termasuk golongan
fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat Paramyxovirus. Campak disebut juga morbili
dan/atau tempat yang digunakan untuk atau measles. Campak ditularkan melalui udara
menyelenggara kan upaya pelayanan kesehatan, yang terkontaminasi droplet dari hidung, mulut,
baik promotif, preventif, kuratif, maupun atau tenggorokan orang yang terinfeksi [1].
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah Pada tahun 2020 penyebaran kasus
pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat suspek campak hampir terdapat di seluruh
[1]. provinsi Indonesia. Terdapat 3.382 kasus
Pemberdayaan masyarakat bidang suspek campak, menurun jika dibandingkan
Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri tahun 2019 yaitu sebesar 8.819 kasus. Kasus
Kesehatan RI Nomor 8 Tahun 2019 adalah suspek campak terbanyak terdapat di Provinsi
proses untuk meningkatkan pengetahuan, Jawa Tengah (680 kasus), DKI Jakarta (596
kesadaran dan kemampuan individu, keluarga kasus), dan DI Yogyakarta (408 kasus), Jawa
serta masyarakat untuk berperan aktif dalam Barat (323 kasus) dan Aceh (233 kasus) [1].
upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara Undang - Undang Kesehatan Nomor
fasilitasi proses pemecahan masalah melalui 36 Tahun 2009 menyatakan bahwa setiap
pendekatan edukatif dan partisipatif serta anak berhak memperoleh imunisasi dasar
memperhatikan kebutuhan, potensi dan sosial sesuai dengan ketentuan. Imunisasi dilakukan
budaya setempat [1]. untuk mencegah terjadinya penyakit yang
Penyelenggaraan pemberdayaan masya dapat dicegah dengan imunisasi. Pemerintah
rakat didampingi oleh Tenaga Pendamping wajib memberikan imunisasi lengkap kepada
yang berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah setiap bayi dan anak. Ketentuan mengenai
Daerah, lembaga kemasyarakatan, organisasi penyelenggaraan imunisasi ini tertuang
kemasyarakatan, swasta, perguruan tinggi, dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12
dan/atau anggota masyarakat. Tenaga Tahun 2017 yang diundangkan tanggal 11 April
Pendamping dimaksud harus memiliki 2017 [2].
kemampuan sebagai Tenaga Pendamping yang Cakupan imunisasi Campak/MR pada
didapat melalui pelatihan. Pada bab II ini, bayi di Aceh Tahun 2020 sebesar 40%,
UKBM yang akan diulas adalah Posyandu (Pos menurun dari tahun sebleumnya yang mecapai
Pelayanan Terpadu) dan Posbindu PTM (Pos 53%. Dari beberapa imunisasi dasar yang
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular) diwajibkan, campak/MR menjadi salah satu
[1]. jenis imunisasiyang mendapat perhatian lebih.
Penyakit campak merupakan penyakit Hal ini terkait dengan realita bahwa campak
yang sangat menular. Campak menjadi menjadi salah satu penyebab utama kematian
penyebab penting kematian anak-anak di pada balita dan infeksi rubela menyebabkan

Universitas Murni Teguh | 68


Indonesian Trust Health Journal Volume 7, No.1 – April 2024
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

cacat bawaan pada bayi-bayi yang dilahirkan METODE PENELITIAN


dari ibu yang terinfeksi rubela [2]. Desain penelitian ini adalah penelitian
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan analisis dengan pendekatan cross sectional
Kota Lhokseumawe, bahwa jumlah cakupan adalah merupakan penelitian dimana mencari
imunisasi campak di Kota Lhokseumawe pada hubungan antara variabel bebas dengan variabel
tahun 2021 adalah 2.406 (45,8%), sedangkan terikat dan pengukuran atau pengamatan
untuk wilayah kerja Puskesmas Blang Mangat dilakukan pada waktu yang bersamaan.
adalah 61 (15.3%). Penelitian dilaksanakan di UPTD Puskesmas
Berdasarkan penelitian Pinem, dkk Blang Mangat Kota Lhokseumawe. Alasan
(2010) tentang faktor-faktor yang pemilihan lokasi dilakukan atas pertimbangan
mempengaruhi kunjungan balita dalam rendahnya cakupan iminusasi campak.
pemberian imunisasi campak di posyandu desa Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus
pertibi tembe kec.merek tahun 2019, 2022.
menunjukkan bahwa variabel yang Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-
menunjukkan hasil yaitu terdapat 4 variabel ibu yang mempunyai balita usia 1-5 tahun yang
yang mempunyai hubungan yang signifikan berkunjung atau berobat ke UPTD Puskesmas
dengan pemberian imunisasi campak yaitu Blang Mangat Kota Lhokseumawe pada bulan
umur ibu (p=0,005; RP=2,649), pendidikan ibu Agustus 2022. Sampel untuk penelitian ini
(p=0,000; RP=3,595), paritas (p=0,007; adalah berjumlah 62 orang dengan
RP=2,583), pengetahuan ibu (p=0,000; menggunakan aplikasi Sample Size:
RP=4,183) [3]. P = Proporsi atau Prevalensi (20%)
Hasil penelitian Fitrah (2020), tentang Zα/2 = Distribusi nilai Z pada tingkat
faktor yang mempengaruhi sikap ibu terhadap kemaknaan (α = 0,05)
pemberian imunisasi campak di wilayah kerja d = Presisi absolut yang diinginkan (0,1).
Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar,
menunjukkan bahwa terdapat hubungan budaya HASIL PENELITIAN
dengan sikap ibu dalam pemberian imunisasi Analisis Univariat
campak dengan nilai (ρ=0,001) [4]. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik
Penelitian Huvaid, dkk (2019). Tentang Responden di Kecamatan Blang Mangat
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kota Lhokseumawe
Pemberian Imunisasi Campak pada Balita, No
Karakteristik
f %
menunjukkan hasil bahwa ada hubungan yang Responden
signifikan antara pengetahuan, sikap dan peran 1 Umur
kader dengan imunisasi campak pada bayi [5]. ≥ 35 Tahun 14 22,6
Pemberian imunisasi campak pada bayi < 35 Tahun 48 77,4
ada kaitannya dengan perilaku ibu yang Total 62 100
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan
2 Pendidikan
Notoatmodjo (2012) yang mengutip pendapat
Kar (1983), dapat disimpulkan bahwa perilaku Tinggi 14 22,6
dipengaruhi oleh niat seseorang untuk bertindak Rendah 48 77,4
sehubungan dengan kesehatan atau perawatan Total 62 100
kesehatannya (behaviour intention), dukungan 3 Pekerjaan
sosial dari masyarakat sekitarnya (social- Bekerja 7 11,3
support), ada atau tidak adanya informasi Tidak Bekerja 55 88,7
tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
Total 62 100
(accessebility of information), otonomi pribadi,
yang bersangkutan dalam hal ini mengambil 4 Penghasilan
tindakan atau keputusan (personal autonomy), ≥ UMP 3 4,8
situasi yang memungkinkan untuk bertindak < UMP 59 95,2
atau tidak bertindak (action situation) [6]. Total 62 100

Universitas Murni Teguh | 69


Indonesian Trust Health Journal Volume 7, No.1 – April 2024
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa imunisasi campak adalah 34 orang (54,84%)
karakteristik responden berdasarkan umur, dan yang tidak memberikan imunisasi campak
responden dengan responden dengan umur ≥ 35 adalah 28 orang (45,16%).
tahun sebanyak 14 orang (22,6%) dan umur <
35 tahun 48 orang (77,4%). Responden Analisis Bivariat
berdasarkan pendidikan, responden dengan Tabel 4. Hubungan Umur dengan
responden dengan pendidikan tinggi sebanyak Pemberian Imunisasi Campak di Wilayah
14 orang (22,6%) dan pendidikan rendah yaitu Kerja Puskesmas Blang Mangat Kota
48 orang (77,4%). Responden berdasarkan Lhokseumawe
pekerjaan, responden dengan kategori bekerja Imunisasi Campak
sebanyak 7 orang (11,3%) dan kategori tidak
P
bekerja sebanyak 55 orang (88,7%). Responden Umur Ya Tidak Total
Value
berdasarkan penghasilan, responden dengan
f % f % f %
responden dengan penghasilan ≥ UMP (≥ Rp.
3.166.460) 3 orang (4,8%) dan penghasilan < ≥ 35
6 42,9 8 57,1 14 100
UMP (< Rp. 3.165.030) sebanyak 59 orang Tahun
(95,2%). < 35 0,306
28 58,3 20 41,7 48 100
Tahun
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Sumber Total 34 54,8 28 45,2 62 100
Informasi Responden di Wilayah Kerja Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
Puskesmas Blang Mangat bahwa dari 14 responden dengan umur ≥ 35
No Kategori f % tahun, yang memberikan imunisasi campak
1 Informasi dari sebanyak 6 orang (42,9%) dan yang tidak
Tenaga Kesehatan memberi imunisasi campak adalah 8 orang
Baik 54 87,1 (57,1%). Sedangkan dari 48 responden dengan
Kurang 8 12,9 umur < 35 tahun, yang memberikan imunisasi
Total 62 100 campak sebanyak 28 orang (58,3%) dan yang
2 Informasi dari tidak memberi imunisasi campak adalah 20
Media Elektronik orang (41,7%).
Baik 36 58,1 Uji statistik dengan uji chi square pada
Kurang 26 41,9 tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai
p=0,306 (p>0,05). Artinya tidak ada hubungan
Total 62 100
yang bermakna antara umur dengan pemberian
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat imunisasi campak.
bahwa jumlah responden yang memperoleh
informasi dari tenaga kesehatan dengan baik Tabel 5. Hubungan Pendidikan dengan
sebanyak 54 orang (87,1%) dan responden yang Pemberian Imunisasi Campak di Wilayah
memperoleh informasi dari media elektronik Kerja Puskesmas Blang Mangat Kota
dengan baik sebanyak 36 orang (58,1%) Lhokseumawe
Imunisasi Campak
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pemberian P
Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Pendidikan Ya Tidak Total
Value
Puskesmas Blang Mangat Kota f % f % f %
Lhokseumawe
Tinggi 11 78,6 3 21,4 14 100
No Kategori f %
0,043
1 Ya 34 54,84 Rendah 23 47,9 25 52,1 48 100
2 Tidak 28 45,16
Total 34 54,8 28 45,2 62 100
Total 62 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
bahwa jumlah responden yang memberikan bahwa dari 14 responden dengan pendidikan
tinggi, yang memberi imunisasi campak

Universitas Murni Teguh | 70


Indonesian Trust Health Journal Volume 7, No.1 – April 2024
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

sebanyak 11 orang (78,6%) dan yang tidak f % f % f %


memberi imunisasi campak adalah 3 orang
≥ UMP 2 66,7 1 33,3 3 100
(21,4%). Sedangkan dari 48 responden dengan
1,000
pendidikan rendah, yang memberi imunisasi < UMP 32 54,2 27 45,8 59 100
campak sebanyak 23 orang (47,9%) dan yang Total 34 54,8 28 45,2 62 100
tidak memberi imunisasi campak adalah 25
orang (52,1%). Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
Berdasarkan hasil uji chi square pada bahwa dari 3 responden yang berpenghasilan ≥
tingkat kepercayaan 95%, diperoleh nilai UMP (≥ Rp. 3.166.460), yang memberi
p=0,043 (p<0,05). Artinya ada hubungan yang imunisasi campak sebanyak 2 orang (66,7%)
bermakna antara pendidikan dengan pemberian dan yang tidak mematuhi protokol kesehatan
imunisasi campak. adalah 1 orang (33,3%). Sedangkan dari 59
responden yang penghasilan keluarga < UMP
(< Rp. 3.166.460), yang memberi imunisasi
Tabel 6. Hubungan Pekerjaan dengan
campak adalah 32 orang (54,2%) dan yang
Pemberian Imunisasi Campak di Wilayah
tidak memberi imunisasi campak sebanyak 27
Kerja Puskesmas Blang Mangat Kota
orang (45,8%).
Lhokseumawe
Berdasarkan uji statistik pada analisis
Imunisasi Campak bivariat dengan uji Exact Fisher pada tingkat
P kepercayaan 95%, diperoleh nilai p=1,000
Pekerjaan Ya Tidak Total
Value (p>0,05). Artinya tidak ada hubungan yang
f % f % f % signifikan antara penghasilan dengan
pemberian imunisasi campak.
Bekerja 6 85,7 1 14,3 7 100
Tidak 0,116 Tabel 8. Hubungan Informasi dari Tenaga
28 50,9 27 49,1 55 100
Bekerja Kesehatan dengan Pemberian Imunisasi
Total 34 54,8 28 45,2 62 100 Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Blang
Mangat Kota Lhokseumawe
Imunisasi Campak
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat Informa
bahwa dari 7 responden yang bekerja, yang si dari P
Ya Tidak Total
memberi imunisasi campak sebanyak 6 orang Nakes Value
(85,7%) dan yang tidak memberi imunisasi f % f % f %
campak adalah 1 orang (14,3%). sedangkan dari
55 responden yang tidak bekerja, yang memberi Baik 33 61,1 21 38,9 54 100
imunisasi campak sebanyak 28 orang (50,9%) 0,018
Kurang 1 12,5 7 87,5 8 100
dan yang tidak memberi imunisasi campak
adalah 27 orang (49,1%). Total 34 54,8 28 45,2 62 100
Berdasarkan hasil Uji statistik dengan uji
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
Exact Fisher pada tingkat kepercayaan 95%,
bahwa dari 54 responden dengan informasi
diperoleh nilai p=0,116 (p>0,05). Artinya tidak
yang baik dari tenaga kesehatan, yang memberi
ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan
imunisasi campak adalah 33 orang (61,1%) dan
dengan pemberian imunisasi campak.
yang tidak memberi imunisasi campak
sebanyak 21 orang (38,9%). Sedangkan dari 8
Tabel 7. Hubungan Penghasilan dengan
responden dengan informasi yang kurang dari
Pemberian Imunisasi Campak di Wilayah
tenaga kesehatan, yang memberi imunisasi
Kerja Puskesmas Blang Mangat Kota
campak adalah 1 orang (12,5%) dan yang tidak
Lhokseumawe
Pengha
memberi imunisasi campak sebanyak 7 orang
Imunisasi Campak P (87,5%).
silan
Ya Tidak Total Value Berdasarkan uji statistik pada analisis

Universitas Murni Teguh | 71


Indonesian Trust Health Journal Volume 7, No.1 – April 2024
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

bivariat dengan uji Exact Fisher pada tingkat pemberian imunisasi campak adalah
kepercayaan 95%, diperoleh nilai p=0,018 pendidikan.
(p<0,05). Artinya ada hubungan yang bermakna Sesuai dengan pendapat Suprayogo
antara informasi dari tenaga kesehatan dengan (2016) bahwa semua orang tentu berharap agar
pemberian imunisasi campak. lembaga pendidikan berpengaruh dalam
membentuk perilaku seseorang. Siapa saja yang
Tabel 9. Hubungan Informasi dari Media belajar di tempat itu maka perilakunya akan
Elektronik dengan Pemberian Imunisasi terbentuk sebagaimana yang diinginkan. Oleh
Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Blang karena itu, jika ada pilihan, maka orang akan
Mangat Kota Lhokseumawe memilih lembaga pendidikan yang dianggap
Informa Imunisasi Campak baik, mampu membentuk perilaku yang
si dari diinginkannya [8].
Media Ya Tidak Total P Berdasarkan hasil penelitian Budiarti
Elektro Value (2019) dengan judul Hubungan Faktor
nik f % f % f % Pendidikan, Pekerjaan, Sikap Dan Dukungan
Keluarga Terhadap Imunisasi Dasar Di RW 03
Baik 21 58,3 15 41,7 36 100 Kelurahan Kedung Cowek Kenjeran Surabaya,
0,515
bahwa terdapat korelasi pendidikan terhadap
Kurang 13 50 13 50 26 100 kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar
[9].
Total 34 54,8 28 45,2 62 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat Hubungan Sumber Informasi dengan
bahwa dari 36 responden dengan informasi Pemberian Imunisasi Campak
yang baik dari media elektronik, yang memberi Berdasarkan hasil penelitian, bahwa
imunisasi campak adalah 21 orang (58,3%) dan jumlah responden yang memperoleh informasi
yang tidak memberi imunisasi campak dengan baik dari tenaga kesehatan tentang
sebanyak 15 orang (41,7%). Sedangkan dari 26 imunisasi campak sebanyak 54 responden
responden dengan informasi yang kurang dari (87,1%).
media elektronik, yang memberi imunisasi Responden yang memperoleh informasi
campak adalah 13 orang (50%) dan yang tidak dengan baik dari media elektronik tentang
memberi imunisasi campak sebanyak 13 orang imunisasi campak sebanyak 36 responden
(50%). (58,1%).
Berdasarkan uji statistik pada analisis Berdasarkan uji statistik pada analisis
bivariat dengan uji chi square pada tingkat bivariat dengan uji Exact Fisher pada tingkat
kepercayaan 95%, diperoleh nilai p=0,515 kepercayaan 95%, diperoleh nilai p=0,018
(p>0,05). Artinya tidak ada hubungan yang (p<0,05). Artinya ada hubungan yang bermakna
bermakna antara informasi dari media antara informasi dari tenaga kesehatan dengan
elektronik dengan pemberian imunisasi pemberian imunisasi campak.
campak. Menurut Kemenkes RI bahwa tenaga
kesehatan tentu saja memegang peranan teramat
PEMBAHASAN penting mengingat mereka berada di garda
Hubungan Karakteristik Ibu dengan terdepan, memberikan informasi yang benar
Pemberian Imunisasi Campak dengan cara yang tepat kepada para orang tua
Berdasarkan hasil penelitian, atau wali anak yang tergolong dalam usia
menunjukkan bahwa beberapa faktor seperti imunisasi dasar lengkap (0-12 bulan), kemudian
umur, pekerjaan dan penghasilan tidak ada mengajak dan mengingatkan orang tua untuk
hubungannya dengan pemberian imunisasi membawa anak-anak mereka ke Puskesmas,
campak. Posyandu dan fasilitas kesehatan lain untuk
Dari beberapa karakteristik responden, mendapatkan imunisasi [7].
faktor yang ada hubungan bermakna dengan

Universitas Murni Teguh | 72


Indonesian Trust Health Journal Volume 7, No.1 – April 2024
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

Berdasarkan hasil penelitian Maulana https://www.kemkes.go.id/downloads/resour


bahwa peran petugas kesehatan puskesmas ces/download/pusdatin/profil-kesehatan-
lumbung dalam upaya meningkatkan partisipasi indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-
ibu mengenai pemberian imunisasi bayi di desa Tahun-2020.pdf.
darmaraja kecamatan lumbung kabupaten 2. Dinkes Aceh (2021). Profil kesehatan aceh
Ciamis [10]. tahun 2020. Dikutip dari
https://dinkes.acehprov.go.id/uploads/Profil
KESIMPULAN kes_2020.pdf.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat 3. Pinem, S., Sembiring, L & Sembiring, NF
disimpulkan sebagai berikut: (2019). Faktor-Faktor yang mempengaruhi
1. Karakteristik Ibu kunjungan balita dalam pemberian imunisasi
Karakteristik ibu yang ada hubungannya campak di posyandu desa pertibi tembe
dengan pemberian imunisasi campak adalah kec.merek tahun 2019. Dikutip dari
faktor pendidikan, sedangkan karakteristik https://media.neliti.com/media/publications/
ibu yang tidak berhubungan dengan 316351-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
pemberian imunisasi campak adalah faktor kunjunga-c3b58a4c.pdf.
umur, pekerjaan dan penghasilan. 4. Fitrah, W., Nurbaya, S & Haskas, Y (2020).
Faktor yang mempengaruhi sikap ibu
2. Sumber informasi terhadap pemberian imunisasi campak di
Sumber informasi yang mempunyai wilayah kerja puskesmas tamalanrea kota
hubungan yang signifikan dengan kepatuhan makassar. Dikutip dari
mengikuti protokol kesehatan adalah http://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/art
informasi dari tenaga kesehatan. Masyarakat icle/view/359.
mendapatkan informasi dari petugas 5. Huvaid, Sevilla Ukhtil., Yulianita &
kesehatan, terutama Bidan karena sudah ada Mairoza, Nola (2019). Faktor-faktor yang
Bidan Desa yang bertugas di desa tersebut Berhubungan dengan Pemberian Imunisasi
dan mendapat informasi dari media Campak pada Balita.
elektronik terutama televisi, hanya sedikit https://jurnal.kesdammedan.ac.id/index.php/
memperoleh informasi dari internet dan jurhesti/article/view/139.
media elektronik lainnya. 6. Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan
dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka
SARAN Cipta.
1. Kepada masyarakat untuk memberikan 7. Kemenkes RI. (2015). Bersama tingkatkan
imunisasi lengkap pada anak agar terhindar cakupan imunisasi, menjaga anak tetap
dari penyakit menular terutama penyakit sehat. Dikutip dari
campak. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis
2. Kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama -media/20150426/5012274/bersama-
(Ustadz) diharapkan menyampaikan kepada tingkatkan-cakupan-imunisasi-menjaga-
masyarakat untuk memberikan dukungan anak-tetap-sehat/
dan informasi tentang imunisasi campak. 8. Suprayogo, I. (2016). Pengaruh lembaga
3. Kepada Puskesmas Blang Mangat perlu pendidikan terhadap perilaku seseorang.
dilakukan upaya penyampaian informasi https://www.uin-malang.ac.id/r/160801/
yang efektif dan berkesinambungan seperti pengaruh-lembaga-pendidikan-terhadap-
penyuluhan kesehatan, membagikan poster, perilaku-seseorang.html
membagikan leaflet dan memasang spanduk 9. Budiarti, A. (2019). Hubungan faktor
tentang imunisasi campak. pendidikan, pekerjaan, sikap dan dukungan
keluarga terhadap imunisasi dasar di rw 03
REFERENSI kelurahan kedung cowek kenjeran surabaya.
1. Kemenkes RI (2021). Profil kesehatan Dikutip dari https://ejournal.stikeskepanjen-
indonesia tahun 2020. Dikutip dari

Universitas Murni Teguh | 73


Indonesian Trust Health Journal Volume 7, No.1 – April 2024
Cetak ISSN : 2620-5564
Online ISSN : 2655-1292

pemkabmalang.ac.id/index.php/mesencephal
on/article/download/107/54.
10. Maulana, MN. (2018). Peran petugas
kesehatan puskesmas lumbung dalam upaya
meningkatkan partisipasi ibu mengenai
pemberian imunisasi bayi di desa darmaraja
kecamatan lumbung kabupaten ciamis.
Dikutip dari https://jurnal.unigal.ac.id/index
.php/moderat/article/download/862/766

Universitas Murni Teguh | 74

Anda mungkin juga menyukai