Bab Iv Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Judul: Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Remaja Mengenai Faktor Risiko

Diabetes Mellitus Tipe 2 di Linkungan RT 02 Tegal Wangi Solor Kota Cilegon Banten

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif deskriptif
yang akan mengidentifikasi sekaligus mendeskripsikan tingkat pengetahuan dan
perilaku pencegahan remaja atas suatu fenomena mengenai faktor risiko DM tipe 2.
Sesuai dengan teori Notoatmodjo (2018), bahwa penelitian dilakukan untuk melihat,
mendeskripsikan, serta menggambarkan suatu fenomena kesehatan di lingkungan
masyarakat (Notoatmodjo, 2018).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi dan waktu penelitian akan dilakukan di Lingkungan RT 02 Tegal
Wangi Solor Kota Cilegon, Banten. Waktu penelitian akan dimulai dari Bulan Maret
hingga Juni 2024.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi merupakan domain generalisasi yang terdiri atas obyek maupun
subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik spesifik yang telah ditetapkan peneliti
untuk dijadikan fokus studi sehingga dapat ditarik kesimpulan dari penelitiannya
(Sugiyono, 2021). Populasi yang ditentukan pada penelitian ini adalah para remaja di
Lingkungan RT 02 Tegal Wangi Solor Kota Cilegon, Banten. Data yang peneliti
peroleh berasal dari informasi Kartu Keluarga yang dipegang oleh ketua RT 02 yang
menunjukkan jumlah remaja di RT 02 Lingkungan Tegal Wangi Solor sebesar 72
orang dengan rentang usia 10 hingga 18 tahun.

2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah maupun karakteristik yang diambil dari
populasi dan bersifat representatif (Sugiyono, 2021). Peneliti memilih sampel
dalam penelitian ini berdasarkan kriteria inklusi yang harus dimiliki responden,
yaitu:
1) Remaja awal berusia 10 hingga 18 tahun yang belum terdiagnosis DM tipe
2
2) Berdomisili di Lingkungan RT 02 Tegal Wangi Solor Kota Cilegon,
Banten
3) Bersedia menjadi responden penelitian
Sementara itu, kriteria eksklusi dari responden dalam penelitian ini hanya jika
responden tidak bersedia untuk menjadi responden penelitian.
Sampel ditentukan dengan teknik sampling yaitu simple random sampling
dengan jumlah sampel yang dihitung dengan rumus slovin:

N
n= 2
1+ N (e)
Diketahui:
n = Jumlah sampel yang dibutuhkan untuk penelitian
N = Jumlah populasi remaja
e = Batas toleransi tingkat kesalahan dengan taraf signifikansi yaitu 0,05 (5%)
Melalui proses perhitungan, didapatkan hasil:

N
n= 2
1+ N (e)
72
n= 2
1+72(0 ,05)
72
n=
1+72(0,0025)
72
n=
1+0.18
72
n=
1.18
n=61 responden

Berdasarkan perhitungan diatas, didapatkan nilai n atau jumlah sampel


sebanyak 61 orang sebagai responden yang harus diteliti. Untuk menghindari
kesalahan dalam pengambilan data, maka dilakukan penambahan sampel sebesar
10% sehingga peneliti akan melakukan penelitian terhadap 67 sampel.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan peneliti adalah sebuah kuesioner dari
penelitian terdahulu mengenai tingkat pengetahuan, sikap, serta perilaku mengenai
DM pada anak usia sekolah menengah di Bangladesh. Penelitian tersebut mengatakan
pengetahuan mengenai DM pada tahap awal kehidupan sangat dibutuhkan untuk
dapat membantu menegakkan diagnosa secara dini dan meminimalkan komplikasi
yang mengancam nyawa. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan peneliti karena sama-sama akan mengukur tingkat pengetahuan serta
perilaku mengenai DM khususnya DM tipe 2 pada usia remaja. Dalam penelitian
tersebut juga dikatakan bahwa penelitian dilakukan untuk dapat mengetahui seberapa
besar kesadaran dan kewaspadaan remaja mengenai faktor risiko DM (Wu et al.,
2022).
Kuesioner akan dibuat dalam bentuk angket yang akan diisi secara wawancara
terstruktur oleh peneliti terhadap responden yang merupakan remaja awal di
Lingkungan RT 02 Tegal Wangi Solor. Kuesioner yang digunakan akan melewati
tahap pengembangan dan penerjemahan yang dilakukan oleh peneliti sendiri dan
disesuaikan dengan indikator yang ditentukan pada tinjauan pustaka mengenai
pengetahuan serta faktor risiko DM tipe 2 pada remaja. Kuesioner didesain dengan
menggunakan Bahasa Indonesia yang mudah dipahami, jelas, singkat, padat, serta
tidak menjurus pada pertanyaan yang sensitif atau menyinggung perasaan.

1. Kuesioner A Kuesioner Karakteristik Responden

Kuesioner A memuat pertanyaan mengenai data demografi yang


berkaitan dengan karakteristik responden yang meliputi nama inisial, usia,
jenis kelamin, pendidikan, riwayat kesehatan keluarga, dan sumber
informasi yang didapat responden.

2. Kuesioner B Kuesioner Pengetahuan Remaja Tentang Faktor Risiko


Diabetes Mellitus Tipe II
Bagian kedua meliputi pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan
positif dan negatif mengenai faktor risiko pencetus DM tipe 2 yang diisi
dengan menggunakan skala Guttman, yaitu “Ya” atau “Tidak”. Tingkat
pengetahuan akan diidentifikasi dari jumlah skor yang diperolehnya.
Apabila responden menjawab dengan salah, maka poin yang diberikan
adalah 0 dan jika benar maka poin yang diberikan adalah 1.
Sesuai dengan kategori tingkat pengetahuan pada tinjauan pustaka,
tingkat pengetahuan akan dibagi dalam tiga kategori berdasarkan Bloom’s
cut-off point. Jika nilai yang diperoleh 80% - 100%, maka termasuk dalam
tingkat pengetahuan yang baik, jika nilai yang diperoleh berkisar dari 60%
- 79%, maka masuk dalam kategori tingkat pengetahuan sedang, jika
perolehan nilai <60% maka masuk dalam kategori kurang(Feleke et al.,
2021).
Pada kuesioner ini, pertanyaan dan pernyataan yang diberikan
berdasarkan kuesioner yang sudah dibuat pada penelitian sebelumnya yaitu
penelitian oleh Mahbubur Rashid et al (2022) mengenai pengetahuan
remaja tentang DM yang dikembangkan dan diterjemahkan oleh peneliti
agar menyesuaikan dengan variabel dan teori konsep (Mahbubur Rashid et
al., 2022). Peneliti akan tetap melakukan uji validitas dan reliabilitas dari
instrumen tersebut serta memodifikasi kisi-kisi pertanyaan berdasarkan
dengan konsep teori. Kisi-kisi soal kuesioner mengenai pengetahuan
tentang faktor risiko DM tipe II pada remaja sebagai berikut:

Table 4.1 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Remaja Tentang Faktor Risiko DM

No Pertanyaan No Item Jumlah Soal Kunci Jawaban

Favorable Unfavorable

1 Pertanyaan 1 3 1. Diabetes Mellitus adalah


mengenai penyakit metabolic kronis yang
2
istilah diabetes ditandai dengan peningkatan
3 kadar gula darah (WHO, 2024)

2. Diabetes terjadi ketika kadar


glukosa dalam darah
meningkat.

3. Diabetes mellitus dibagi


menjadi empat jenis, yaitu DM
tipe 1, DM tipe 2, DM tipe
lain, dan diabetes gestasional
(Diabetes Care, 2021).

2 Pertanyaan 7 4 6 4. Diabetes dapat


mengenai meningkatkan risiko penyakit
9 5
konsep lain seperti kerusakan jaringan
diabetes 6 8 organ seperti jantung,
pembuluh darah, mata, ginjal,
hingga saraf (WHO, 2024).

5. Diabetes adalah penyakit


yang dapat diturunkan atau
bersifat genetik (Ulya et al.,
2023)

6. Diabetes tidak dapat


disembuhkan namun dapat
dikontrol dengan gaya hidup
serta terapi pengobatan yang
rutin dilakukan.

7. Insulin adalah hormon alami


yang diproduksi pancreas
untuk membantu tubuh dalam
mengontrol kadar gula dalam
darah.

8. Diabetes dapat mengurangi


angka harapan hidup karena
sifatnya sebagai penyakit
degeneratif atau penyakit
kronis yang dapat
menyebabkan penurunan
fungsi organ atau jaringan.
9. Metformin adalah obat
untuk mengontrol kadar gula
darah pada penderita DM tipe
2.

3 Pertanyaan 10 11 7 10. Gejala diabetes ditandai


mengenai dengan seringnya buang air
14 12
gejala diabetes kecil (Poliuria)(Wijaya, 2015).
16 13
11. Gejala diabetes ditandai
15 dengan sering merasa lemas
karena produksi insulin dalam
tubuh sudah tidak adekuat
sehingga menyebabkan sel-sel
dalam tubuh tidak mampu
menerima energi.

12. Penurunan berat badan


adalah salah satu tanda gejala
diabetes karena resistensi
insulin yang terjadi pada sel
membuat sel-sel tubuh tidak
mampu mendapatkan dan
menggunakan glukosa sebagai
sumber energi, sehingga tubuh
akan mulai melakukan
kompensasi berupa pemecahan
protein dari otot sebagai
alternatif untuk sumber energi
bagi tubuh.

13. Kenaikkan berat badan


bukanlah suatu tanda gejala
diabetes, namun dapat menjadi
faktor pemicu munculnya
penyakit diabetes.

14. Sering merasa lemas


setelah makan adalah salah
satu tanda gejala diabetes
dimana penderita diabetes
mengalami defisiensi sel
insulin yang berfungsi untuk
mengontrol kadar glukosa
dalam tubuh. Ketika terlalu
banyak kadar glukosa yang
masuk ke dalam tubuh, sel beta
pankreas akan mengalami
kelelahan dalam memproduksi
hormon insulin sehingga
produksi hormon akan
berkurang dan glukosa yang
masuk tidak dapat diubah
menjadi energi untuk sel-sel
otot tubuh.

15. Selalu merasa lapar adalah


salah satu tanda gejala diabetes
(Polifagia) (Wijaya, 2015).

16. Sering merasa haus adalah


salah satu tanda gejala diabetes
(Polidipsia) (Wijaya, 2015).

4 Pertanyaan 17 19 7 17. Diabetes dapat disebabkan


mengenai oleh faktor genetik yang
18 20
faktor risiko diturunkan keluarga yang
diabetes pada 21 22 menderita diabetes kepada
remaja 23 keturunannya.

18. Konsumsi makanan atau


minuman tinggi karbohidrat
dan gula dapat meningkatkan
risiko terkena diabetes.

19. Obesitas adalah salah satu


faktor risiko pencetus diabetes.

20. Kurangnya aktivitas fisik


dan olahraga dapat
meningkatkan risiko terkena
diabetes pada usia remaja.

21. Hormon pertumbuhan


(IGF-1) dan hormon kelamin
(Androstenedione) merupakan
salah satu hormone yang dapat
menyebabkan risiko resistensi
insulin di masa pubertas.

22. Remaja obesitas yang


sedang mengalami pubertas
akan berisiko terkena diabetes.

23. Gaya hidup merokok dapat


meningkatkan risiko terkena
diabetes sebesar 0,18 kali.

Total 23 23 23

Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif Penilaian

B=1 B=0 - Baik = 80% - 100%

S=0 S=1 - Sedang = 60% - 79%

- Kurang = <60%

Sumber: Knowledge, Attitude, and Practice of Diabetes Among Secondary


School-going Children in Bangladesh (Mahbubur Rashid et al., 2022)

3. Kuesioner C Kuesioner Perilaku Remaja Mengenai Pencegahan DM


tipe II
Bagian ketiga berisi pertanyaan yang mengarah pada perilaku
pencegahan remaja terhadap penyakit DM tipe 2 yang diisi menggunakan
pengukuran skala Likert dengan jawaban “Selalu (4)”, “Sering (3)”,
“Jarang (2)”, dan “Tidak Pernah (1)”. Pertanyaan diambil dari penelitian
terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mahbubur Rashid et al
(2022) mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku remaja tentang DM
yang kemudian dikembangkan dan diterjemahkan oleh peneliti agar
menyesuaikan dengan variabel dan teori konsep (Mahbubur Rashid et al.,
2022). Kuesioner sudah peneliti terjemahkan menjadi kuesioner berbahasa
Indonesia yang jelas dan mudah dipahami serta kisi-kisi yang peneliti
sesuaikan berdasarkan konsep teori. Kisi-kisi pertanyaan dalam kuesioner
C terkait perilaku remaja terhadap pencegahan DM tipe II sebagai berikut:

Table 4.2 Kisi-kisi Kuesioner C Terkait Perilaku Pencegahan DM tipe II


Pada Remaja

No Perilaku pencegahan yang dilakukan 1 2 3 4

1 Seberapa sering anda makan buah-buahan?

2 Seberapa sering anda makan sayur-sayuran?

3 Seberapa sering anda minum minuman manis?

4 Seberapa sering dalam sebulan anda makan makanan


cepat saji?

5 Apakah anda pernah mengunjungi kelas edukasi atau


penyuluhan tentang diabetes?

6 Apakah anda melakukan pengecekkan kadar gula


darah secara rutin?

7 Apakah anda mengikuti kebiasaan makan tertentu


untuk menghindari penyakit diabetes?

8 Seberapa sering anda melakukan aktivitas fisik seperti


berjalan, lari, dan olahraga?
9 Seberapa sering anda beraktivitas bermain di luar
rumah?

10 Apakah anda merokok?

Sumber: Knowledge, Attitude, and Practice of Diabetes Among Secondary


School-going Children in Bangladesh (Mahbubur Rashid et al., 2022)

E. Metode Pengumpulan Data


a) Tahap Persiapan
1. Untuk mencari data pendukung untuk penelitian, peneliti mengajukan
surat izin studi pendahuluan kepada dosen pembimbing skripsi dan kepala
program studi Ilmu Keperawatan.
2. Surat permohonan izin studi pendahuluan kemudian diberikan kepada
bagian Akademik untuk diproses penandatanganan Wakil Dekan Bidang
Akademik Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Surat yang sudah ditandatangani Wakil Dekan Bidang Akademik
kemudian diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kota Cilegon untuk
mendapatkan surat izin studi pendahuluan di Puskesmas Kecamatan
Gerogol.
4. Surat izin studi pendahuluan yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Kota
Cilegon kemudian diberikan kepada kepala Puskesmas Kecamatan
Gerogol.
5. Setelah mendapat izin, peneliti langsung melakukan studi pendahuluan
dengan mewawancarai staff Puskesmas yang bertugas di bagian Penyakit
Tidak Menular (PTM) dan staff pelaksana Posyandu Remaja mengenai
kasus DM pada remaja.
6. Peneliti langsung menyiapkan instrumen yang akan digunakan untuk
pengambilan data penelitian.

b) Tahap Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


1. Sebelum instrument digunakan untuk mengambil data, peneliti akan
melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen terlebih dahulu dengan
mengajukan permohonan izin uji validitas dan reliabilitas ke dosen
pembimbing skripsi dan kepala program studi Ilmu Keperawatan.
2. Surat permohonan izin uji validitas dan reliabilitas instrumen kemudian
diberikan kepada bagian Akademik untuk diproses penandatanganan
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Surat yang sudah ditandatangani Wakil Dekan Bidang Akademik
kemudian diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kota Cilegon untuk
mendapatkan surat izin uji validitas dan reliabilitas instrumen di Posyandu
Remaja Puskesmas Kecamatan Gerogol.
4. Surat izin uji validitas dan reliabilitas instrumen yang dikeluarkan Dinas
Kesehatan Kota Cilegon kemudian diberikan kepada kepala Puskesmas
Kecamatan Gerogol dan staff pelaksana Posyandu Remaja Puskesmas
Kecamatan Gerogol.
5. Peneliti langsung melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen
kepada 30 remaja yang berkunjung ke Posyandu Remaja di Lingkungan
Asem Gebog dengan wawancara terstruktur.
6. Setelah angket terisi sebanyak 30 responden, peneliti melakukan uji
validitas dan reliabilitas instrumen melalui aplikasi software perhitungan
statistik di SPSS.
7. Setelah mendapatkan hasil uji valid dan reliabilitas instrumen, maka
pertanyaan dan pernyataan yang valid akan dapat digunakan untuk
pengambilan data.

c) Tahap Pengambilan Data


1. Ketika proses sidang proposal sudah dilaksanakan, peneliti membuat surat
permohonan pengambilan data dan penelitian ke bagian Akademik
Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta membuat
surat etik penelitian ke bagian Komite Etik Fakultas Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Surat permohonan pengambilan data dan penelitian yang sudah
ditandatangani Wakil Dekan Bidang Akademik diserahkan kepada Dinas
Kesehatan Kota Cilegon untuk memperoleh surat izin pengambilan data
dan penelitian di Posyandu Remaja di RT 02 Lingkungan Tegal Wangi
Solor.
3. Peneliti akan membuat surat persetujuan menjadi responden ketika surat
etik telah disetujui pihak Komite Etik Fakultas Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Surat persetujuan menjadi responden akan diberikan secara kunjungan ke
rumah-rumah responden untuk ditandatangani oleh orang tua/wali
responden untuk memberi persetujuan sebagai responden dalam penelitian
ini.
5. Surat izin pengambilan data dan penelitian yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kota Cilegon kemudian diberikan kepada kepala Puskesmas
Kecamatan Gerogol dan staff pelaksana Posyandu Remaja Puskesmas
Kecamatan Gerogol.
6. Peneliti menjelaskan konsep dan mekanisme pengambilan data kepada
kepala Puskesmas Kecamatan Gerogol dan staff pelaksana Posyandu
Remaja serta melakukan kontrak waktu pengambilan data sampai sampel
memenuhi.
7. Setelah mendapat izin dari Puskesmas maupun staff pelaksana Posyandu
Remaja, peneliti akan langsung turun mengambil data kepada responden
yaitu remaja yang tinggal di wilayah RT 02 Lingkungan Tegal Wangi
Solor yang berkunjung ataupun tidak berkunjung ke Posyandu Remaja.
8. Peneliti akan melakukan pengambilan data secara kunjungan ke rumah-
rumah responden serta Posyandu Remaja di RT 02 Lingkungan Tegal
Wangi Solor dengan melakukan perkenalan diri serta menjelaskan tujuan
penelitian. Peneliti juga tidak lupa untuk memperlihatkan surat pernyataan
persetujuan menjadi responden yang telah ditandatangani orang tua/wali
responden.
9. Peneliti melakukan pengumpulan data secara wawancara terstruktur
menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya
kepada responden sampai semua pertanyaan dan jumlah sampel sudah
memenuhi jumlah responden yang peneliti butuhkan.
10. Peneliti akan mengumpulkan dan memeriksa kembali kelengkapan dari
kuesioner yang telah terisi.
11. Kuesioner yang sudah terisi kemudian dilakukan proses input data dan
pengolahan data menggunakan software untuk melakukan proses
perhitungan statistic.

F. Metode Pengolahan Data


Data yang sudah dikumpulkan akan diolah terlebih dahulu untuk memperoleh
ringkasan angka atau data informasi yang dibutuhkan peneliti. Sebelum itu, peneliti
diharuskan untuk merancang rencana pengolahan data. Proses pengumpulan data
dapat dilakukan menggunakan perangkat lunak maupun perangkat keras yang
kemudian akan dianalisis dengan menggunakan komputer (Surahman et al., 2016).
Proses pengolahan data dimulai dari verifikasi serta modifikasi data untuk
meninjau kembali kelengkapan dan keselarasan data, penginputan data, dan
pembersihan data. Data yang sudah melewati pengolahan data kemudian akan siap
untuk dianalisis. Metode pengolahan data dilakukan sesuai tahapannya, yaitu
(Surahman et al., 2016):
1) Modifikasi data (Editing)
Tahap ini dilakukan untuk meninjau, memeriksa, serta mengoreksi
jawaban dari kuesioner yang telah diisi responden. Pengecekan dilakukan
dengan melihat apakah kuesioner sudah dijawab secara lengkap oleh
responden, apakah tulisan cukup terbaca jelas oleh peneliti, apakah
jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diberikan, dan apakah ada
ketidaksesuaian jawaban antara pertanyaan yang saling berhubungan.

2) Koding (Coding)
Pada tahap ini segala bentuk variable maupun data diubah menjadi
bentuk angka atau bilangan untuk memudahkan peneliti dalam
menganalisis data di komputer nantinya.

3) Proses data (Processing)


Data yang sudah melewati tahap editing dan coding kemudian akan
mulai dipindahkan ke dalam program pengolahan data di komputer seperti
SPSS, STATA, EPI-INPO, dan masih banyak lagi. Program pengolahan
data yang akan digunakan pada penelitian ini akan menggunakan program
SPSS (Statistical Package for Social Sciences).
4) Pembersihan data (Cleaning data)
Data yang sudah dimasukkan ke program pengolahan data akan
diperiksa kembali keselarasan antara data komputer dan koding kuesioner.
Proses pembersihan data dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu:
a. Missing data
Proses missing data dilakukan dengan mendistribusikan
frekuensi variabel yang ada untuk mendeteksi adanya data yang hilang
b. Mengetahui variasi data
Keberadaan variasi data menunjukkan bahwa adanya kesalahan
pada saat penginputan data. Untuk mengetahui adanya variasi data atau
tidak, peneliti akan mengeluarkan distribusi frekuensi masing-masing
variabel dan mengubahnya dalam bentuk kode agar terlihat adanya
variasi data.
c. Konsistensi data
Konsistensi data diperlukan peneliti untuk menghindari bias.
Pendeteksian ketidakselarasan data dilakukan dengan menghubungkan
dua variabel untuk melihat adanya ketidakselarasan hubungan antara
dua variabel.

5) Entry data
Data yang sudah diolah selanjutnya akan dibahas dan dianalisis
menggunakan program pengolah data yaitu SPSS untuk disajikan dalam
bentuk tabel, diagram, maupun tulisan.

G. Teknik Analisa
Analisa data merupakan proses pengaturan dan penataan data ke dalam
struktur pola, kategori, serta unit uraian fundamental yang lebih sederhana agar
mudah dipahami dan diinterpretasikan dalam mengidentifikasi tematik dan
merumuskan hipotesis sesuai dengan implikasi yang disajikan oleh data. Analisa data
dilakukan untuk dapat memberi makna yang berarti dalam pemecahan masalah,
memperlihatkan suatu hubungan yang terjadi pada suatu fenomena dalam penelitian,
memberikan jawaban atas sebuah hipotesis yang diajukan dalam penelitian, serta
membuat kesimpulan, implikasi, serta saran yang bermanfaat untuk penelitian
selanjutnya. Proses Analisa data seringkali melibatkan proses uji statistik. Uji statistik
berupa alat bantu penelitian digunakan untuk menarik kesimpulan penelitian
(Surahman et al., 2016).

Teknik Analisis data yang akan dilakukan peneliti adalah analisa data statistik
deskriptif. Sesuai dengan Namanya, teknik analisa data ini dilakukan dengan
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang diambil dari sampel penelitian tanpa
membuat suatu kesimpulan yang bersifat menggeneralisasi suatu fenomena
(Sugiyono, 2021). Prosedur analisis data akan menggunakan proses analisis univariat
yang mendeskripsikan karakteristik setiap variabel yang akan menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentase di setiap variabelnya (Notoatmodjo, 2018).

H. Etika Penelitian

Menurut Surahman et al (2016), prinsip utama dalam penerapan etik penelitian


kesehatan dilakukan melalui tiga prinsip, yaitu (Surahman et al., 2016):

1. Beneficence
Prinsip ini sangat mengutamakan keselamatan manusia yang menyatakan
bahwa pada dasarnya segala sesuatu atau penelitian tidak boleh bersifat
merugikan atau membahayakan subyek penelitian. Prinsip ini mengandung
empat dimensi, yaitu:
a) Bebas dari ancaman atau bahaya. Peneliti sudah seharusnya memberikan
perlindungan kepada subjek yang diteliti untuk menghindari segala ancaman
maupun bahaya serta ketidaknyamanan fisik maupun mental.
b) Terbebas dari eksploitasi. Prinsip dalam penelitian ini mengharuskan
penelitian tidak bersifat merugikan bagi subjek sebagai orang-orang yang
terlibat dalam penelitian.
c) Penelitian harus dapat memberikan manfaat yang berdampak bagi subjek
baik itu peningkatan pengetahuan atau penghalusan pengetahuan yang akan
memberikan pengaruh positif pada perilaku disiplin serta pengaruh pada
anggota masyarakatnya.
d) Penelitian juga harus bersifat seimbang antara risiko dan manfaatnya.
Peneliti diharuskan mampu menelaah keseimbangan antara manfaat dan
risiko yang ditimbulkan dari penelitiannya.
2. Menghargai Martabat Manusia (Respect for Human Dignity)
Dalam prinsip ini, peneliti diharuskan untuk selalu menghormati dan
melindungi hak-hak otonominya. Pada dasarnya, subjek berhak untuk:
a) Memutuskan secara sukarela apakah mereka mau ikut berpartisipasi sebagai
responden dalam penelitian atau tidak tanpa adanya paksaan, diperlakukan
tidak adil, hingga ancaman hukuman.
b) Mendapatkan kejelasan akan penelitian yang akan dilakukan untuk
menghindari kesalahpahaman serta memahami kemungkinan risiko ataupun
manfaat yang dapat terjadi saat penelitian.

3. Mendapatkan Keadlian
Subjek berhak mendapatkan perlakuan yang adil dan mendapatkan
keleluasaan pribadi baik sebelum, selama, dan sesudah berpartisipasi dalam
penelitian. Perlakuan yang adil mencakup hal-hal sebagai berikut:
a) Penyeleksian responden atau subjek yang adil dan tidak bersifat
diskriminatif.
b) Diberikan perlakuan yang baik bagi mereka yang menolak atau menerima
untuk menjadi subjek penelitian
c) Diberikan penghargaan atas segala persetujuan yang mereka berikan untuk
penelitian
d) Diberikan akses atas penelitian yang dilakukan untuk mengklarifikasi
informasi
e) Diberikan bantuan oleh profesional apabila mengalami gangguan fisik atau
psikologis
f) Mendapatkan penjelasan apabila terdapat masalah yang muncul selama
penelitian berlangsung
g) Mendapatkan perlakuan yang penuh rasa hormat selama penelitian
berlangsung.

Semua penelitian baik itu penelitian yang menjadikan manusia maupun


hewan sebagai subjek penelitian, harus memperoleh persetujuan etik dari
Komisi Etik yang didapatkan sebelum pelaksanaan penelitian dilakukan.
Selanjutnya, informed consent akan diberikan kepada subjek setelah subjek
mendapatkan penjelasan mengenai penelitian. Izin penelitian pun harus
diperoleh dari instansi terkait yaitu dalam penelitian ini, perizinan diperoleh dari
Dinas Kesehatan maupun Puskesmas setempat sesuai dengan peraturan yang
berlaku (Surahman et al., 2016).

Anda mungkin juga menyukai