Aku Bangga Dengan Hasil Karyaku
Aku Bangga Dengan Hasil Karyaku
Aku Bangga Dengan Hasil Karyaku
Berkarya bagus ternyata tidaklah cukup. Bagaimana bisa orang mengenal karya kita
jika tidak ada yang tahu? Harus ada yang menemukan, mengetahui karya kita dan
memberitahu ke orang lain. Agar ditemukan, maka kuncinya adalah harus mudah
ditemukan. Menurut penulis, ada cara mudah untuk menyebarkan karya kita dan
menjadikannya gampang ditemukan sementara kita berfokus menjadi ahli di bidang yang
kita geluti.
Ini merupakan buku bagi orang yang tidak suka mempromosikan diri. Merupakan buku
tentang mempengaruhi orang lain dengan membiarkan mereka mencuri dari kita. Apa
yang dicuri? Segala hal, ide, karya. Dengan demikian karya kita akan tersebar luas dan
dikenal. Di zaman serba digital ini sudah bukan hal sulit untuk menunjukan sebuah karya.
Ada sepuluh hal penting dalam buku ini yang perlu kita telaah. Penulis secara spesifik
mengatakan, "Tidak semua nasehat itu sehat. Jangan ragu mengambil yang sesuai, dan
abaikan lainnya." Maka uraian point yang saya ambil adalah yang menurut saya sesuai,
mungkin saja tidak menurut orang lain.
1. Tak Perlu Menjadi Jenius
Perubahan dunia yang cepat membuat setiap orang harus menjadi amatir-orang yang
melakukan sesuatu atas dasar kesenangan, memperjuangkan karya dengan semangat
cinta, tanpa menghiraukan potensi kesohoran, uang atau karier-keuntungan yang
kerap didapatkan oleh para profesional. Amatir melalukan tanpa ada rasa takut
salah atau kelihatan memalukan di depan umum. Mereka belajar secara terbuka
hingga orang lain busa belajar dari kegagalan dan keberhasilan mereka.
Cara terbaik untuk mulai membagi karyamu adalah memikirkan apa yang ingin kau
pelajari, lalu komitmenlah mempelajarinya melebihi apapun. Perhatikan apa yang
orang lain bagi, lalu catatlah apa yang tidak mereka bagikan. Cermati kekosongan
yang dapat diisi dengan usaha sendiri. Lupakan hal lain.
4. Buka Koleksimu
Kita semua punya kumpulan koleksi, kumpulan beda kesayangan. Kita semua
membwa benda-benda ajaib dan menyenangkan yang ditemui ketika berkarya dan
menjalani hidup. Semua itu membentuk selera, dan selera mempengaruhi karya kita.
Sebelum siap berbagi karya dengan dunia, kita bisa berbagis elera dengan
memperhatikan karya orang lain yang kita sukai. Semua hal yang memberikan
pengaruh layak dibagi karena menjadi petunjuk tentang siapa dirimu dan apa yang
kamu lakukan. Kadang itu semua bahkan lebih menunjukkan siapa dirimu melebihi
karyamu sendiri.
Saat berbagi selera dan sumber pengaruh, beranikan diri mengakuinya. Jangan
menyerah pada tekanan untuk terlalu mengoreksi diri. Jangan berusaha menjadi tren
atau keren. Terbuka dan jujur akan apa yang disukai adalah cara terbaik untuk dekat
demgan orang yang memiliki minat sama.
5. Ceritakan yang Baik-baik Saja
Manusia ingin tahu dari mana asal suatu benda, cara membuat, siapa yang membuat
dan hal lainnya. Kisah yang disampaikan terkait karya tersebut akan berpengaruh
pada perasaan dan pemahaman mereka mengenai karya tersebut. Perasaan dan
pemahaman orang lain mempengaruhi apresiasi mereka akan karya tersebut.
Karya tidak lahir begitu saja, sadar atau tidak kita pasti pernah menyampaikan kisah
tentang karya tersebut kepada orang lain. Bila ingin lebih efektif ketika berbagi,
jadilah pendongeng yang baik. Karena itu, kita perlu tahu bagaimana membuat cerita
yang bagus dan cara menyampaikannya.
Bagian terpenting dalam menyampaikan sebuah cerita adalah strukturnya. Ciri
struktur cerita yang bagus adalah rapi, kuat dan logis. Isi struktur cerita dengan
karakter, situasi, latar kehidupan. Namun jangan karena ingin menyampaikan sebuah
kisah bagus mengenai diri sendiri kita menjadi mengarang. Sampaikan yang
sebenarnya dengan wibawa dan penghargaan kepada diri sendiri.
Jangan abaikan umpan balik. Langkah pertama dari evaluasi umpan balik adalah
menilah sumbernya. Jangan ladeni provokator. Umpan balik yang kita inginkan adalah
yang berasal dari orang-orang yang peduli kepadamu dan pekerjaanmu.
Ada kalanya kita tidak ingin mendengar komentar sama sekali. Tapi memberikan
ruang komentar di bawah karyamu sama saja dengan mengundang komentar. Itu
sebabnya tidak ada ruang di bawah lukisan dalam geleri yang ditulisi pendapat orang,
setelah berkarya kamu tak perlu cek pendapat irang lain mengenainya. Biarkan orang
mengontakmu langsung atau membahas karyamu di ruang mereka sendiri (Natalie
Dee).
9. Juallah
Sudah saatnya kita mengakhiri pandangan senimat melarat serta pemikiran
mengurusi uang bsia merusak kreativitas. Ketika khalayak mulai berkumpul mencari
karya yang selama ini disebarkan gratis, mungkin sudah saatnya menjadikan mereka
sebagai sponsor. Hati-hati menjualnya, ketika orang diminta merogoh dompet, kita
akan tahu nilai penghargaan mereka akan karya kita.
Hal yang penting dilakukan adalah berkarya bagus dan memanfaatkan setiap peluang
yang ada. Kreativitas sangat lekat dengan perubahan-maju mengambil peluang,
mendobrak batasan-batasan. Ambisius. tetaplah sibuk. Berpikirlah lebih besar. Perluas
audiensi. Jangan terbelenggu hanya demi 'lebih pasti" atau "takut tidak laku' Cobalah
hal baru.
Jika kesempatan datang dan membuat kita bisa berbuat lebih di bidang yang kita
inginkan, katakan "ya" tanpa ragu. Jika kesempatan yang datang berarti lebih banyak
uang tapi bukan jenis yang disukai tolak saja.
10. Bertahanlah
Setiap perjalanan karier memiliki pasang surut. Jangan pernah mundur di tengah jalan.
Kita tidak merencanakan apapun, hanya menyelesaikan kerja. Kita tidak memastikan
kesuksesan, hanya membuka kemungkinan untuk itu, lalu bersiap melompat dan maju
ketika saatnya tiba. Bertahan jauh lebih sulit dari pada upaya meraih keberhasilan.
Dari pada jeda di tengah proyek menunggu umpan balik dan mencemaskan proyek
yang akan datang, jadikan akhir satu proyek sebagai amunisi yang baru. Kerjakan apa
yang ada di depan mata. Setelah selesai periksa apa yang terlewat, apa yang bisa
diperbaiki atau apa yang belum dicapai. Kemudian mulai proyek baru.
Ketika merasa cukup menguasai sesuatu, sudah waktunya berganti arus dan
menemukan hal baru untuk dipelajari supaya lebih maju. Jenuh? Berhentilah sejenak
agar bisa berlari jauh lagi. Dengan membuang karya lama, sesunggunya kita
menyediakan ruang bagi karya baru.
Halaman buku ini boleh saja sedikit tapi isi yang terkandungnya sangatlah besar. Bagi
mereka yang memiliki karya tapi terlalu takut untuk membagikannya pada khalayak
umum, sudah saatnya meninggalkan rasa minder dan mulai memperlihatkan karyanya
dengan percaya diri.
Hal yang sedikit kurang nyaman dalam buku ini adalah penulis mempergunakan kata
"kamu" sehingga kesannya menggurui. Padahal saya menganggap buku ini bergaya
"sharing" atau berbagi karena pada judul tertera kalimat "to share" maka sapaan yang
cocok adalah "kita" bukannya "kamu" Meski harus saya akui sang penulis memberikan
pelajaran yang mengagumkan dalam buku ini.
Bagan serta kalimat yang perlu kita cermati dibuat dengan mempergunakan latar
hitam. Hal ini langsung memberikan pesan pada otak kita untuk lebih memberikan
perhatian pada bagian tersebut. Bagan atau gambar semakin mempermudah kita
untuk memahami bagian yang diuraikan.
Sudah saatnya keluar dari Zona nyaman dengan memperlihatkan pada dunia sebuah
karya.
Ini karyaku, mana karyamu?