Promkes Kelas 5 PTM 1-4

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 117

DASAR PROMOSI KESEHATAN

Mellia Fransiska, SKM, M.Kes


Masih ingat Definisi SEHAT ?

Coba sebutkan definisi SEHAT !

a state of complete physical, social and mental


well-being, and not merely the absence of
disease or infirmity
(WHO, 1948)
SEHAT…. (UU No. 36 th 2009 ttg Kesehatan)

Keadaan sehat, baik secara fisik,


mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis

Pasal 1 UU Kesehatan NO. 36 Th. 2009


Promosi Kesehatan Penting?
Teori H.L. Blum (1974):
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan
Faktor Perilaku

Faktor
Lingkungan Derajat Faktor
Fisik, Kimia, Kesehatan Pelayanan
Biologi Kesehatan

Faktor
Genetika
5
(Keturunan)
Health
Promotion
&
Health
Education
Health Promotion
Health promotion is
the process of To reach a state of
enabling people to complete
increase control • physical,
over, and to • mental and
improve, their • social well-being
health.

World Health Organization


Promosi Kesehatan
“Upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta
mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat,
sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.”
Depkes RI
• Jadi, tujuan akhir promkes adalah
orang-orang SADAR pentingnya
kesehatan bagi mereka sehingga
mereka sendirilah yang akan
melakukan usaha-usaha untuk
menyehatkan diri mereka.

 Batasan tersebut mencakup 3 aspek, yaitu


TAHU,MAU dan MAMPU
• Selama ini, kita cenderung lebih aktif
mengatasi masalah kesehatan masyarakat.
• Promkes mengharapkan, masyarakatlah
yang menciptakan kesehatan mereka yang
lebih baik.
Milestone of Health Promotion

Sundsvall
Deklarasi Statement
Alma Ata, Sweden, Mexico, Vancouver,
1978 1991 2000 2007

Ottawa Deklarasi Bangkok


Charter, Jakarta, Charter,
1986 1997 2005
Deklarasi Alma Ata ( 1978 )
Basic Six:

Menghasilkan strategi Promosi Kesehatan

utama dalam Kesehatan Lingkungan


pencapaian Kesehatan
Bagi Semua (Health For Pemberantasan Penyakit

All ) melalui pelayanan Kesehatan Keluarga &


Reproduksi
kesehatan dasar
(Primary Health Care). Perbaikan Gizi masyarakat

Pelayanan Kesehatan
Ottawa Charter, 1986, Strategi Promkes:
1. Advokat (advocate)
Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat
kebijakan

2. Menjembatani (mediate)
Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang
terkait dengan kesehatan

3. Memampukan (enable)
Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatan secara mandiri
Strategi Promosi Kesehatan (WHO, 1984)

1. Advokasi (advocacy)
Agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan
kesehatan

2. Dukungan Sosial (social support)


Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh
masyarakat

3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)


Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan
kesehatannya

Bahan Kuliah P 400 14


5 pilar utama/ 5 ruang lingkup
promosi kesehatan/ Misi (Strategi Promkes)
(Ottawa Charter, 1986)

1. Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)

2. Lingkungan yang mendukung (Supportive environment)

3. Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service)

4. Ketrampilan individu (personnel skill)

5. Gerakan masyarakat (community action)


Deklarasi Jakarta, 1997
• Promosi kesehatan adalah investasi utama yang memberikan
dampak pada determinan kesehatan, dan memberikan
manfaat kesehatan terbesar pada masyarakat.
• Promosi kesehatan memberikan hasil positif yang berbeda
dibandingkan upaya lain dalam meningkatkan kesetaraan bagi
masyarakat dalam kesehatan. Lima prinsip Deklarasi Ottawa
merupakan kunci strategi untuk sukses.
• Promosi kesehatan perlu disosialisasikan dan harus menjadi
tangungjawab lintas sektor.
Deklarasi Jakarta: prioritas promosi
kesehatan abad 21
• Meningkatkan tanggung jawab sosial dalam kesehatan,
• Meningkatkan investasi untuk pembangunan
kesehatan,
• Konsolidasi dan perluasan kemitraan untuk kesehatan,
• Meningkatkan kemampuan masyarakat dan
pemberdayaan individu serta menjamin tersedianya
infrastruktur promosi kesehatan.
The Bangkok Charter for Health
Promotion in a globalized world, 2005
1. Perlu strategi dan komitmen untuk menghadapi
berbagai faktor yang berpengaruh terhadap
kesehatan di dunia global, serta kebijakan dan
kemitraan untuk memberdayakan masyarakat
untuk memperbaiki kualitas kesehatan (termasuk
ketidakmerataan bidang kesehatan) menjadi fokus
pembangunan nasional dan global.
The Bangkok Charter for Health
Promotion in a globalized world, 2005
2. Salah satau hak asasi setiap manusia adalah untuk memperoleh kualitas
kesehatan yang setinggi-tingginya. Promosi kesehatan didasari hak asasi ini,
menawarkan konsep sehat yang positif dan inklusif yang merupakan faktor
mempengaruhi kualitas hidup kesehatan mental dan spiritual. Promosi
kesehatan merupakan fungsi inti kesehatan masyarakat, yang memberikan
sumbangan dalam mengatasi penyakit menular dan tidak menular serta
ancaman terhadap kesehatan, dan merupakan investasi efektif untuk
meningkatkan kesehatan dan pembangunan manusia serta mengurangi
ketidakmerataan/ketidaksamaan dibidang kesehatan dan jender.
The Bangkok Charter for Health
Promotion in a globalized world, 2005
3. Perkembangan menuju dunia yang lebih sehat
memerlukan keterlibatan politik yang kuat, peranserta
lebih luas dan advokasi yang berkesinambungan.
Vancouver- Canada (2007)
• Hasil konferensi :
– Mempengaruhi peningkatan kemitraan dan advokasi.
– Mengembangkan sains dan teknologi dalam
mendukung promosi kesehatan.
– Mengembangkan innovasi baru dalam pertukaran dan
penerapan sains dan teknologi promosi kesehatan
melalui berbagai pendekatan kebudayaan dan region
(regional).
RUANG LINGKUP PROMOSI KESEHATAN
Ilmu-ilmu yang mencakup promosi kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi 2 bidang :
1. Ilmu perilaku; menjadi dasar dalam membentuk perilaku
manusia : psikologi, antropologi, sosiolgi
2. Ilmu-ilmu yang diperlukan untuk intervensi perilaku
(pembentukan dan perubahan perilaku) : pendidikan,
komunikasi, manajemen, kepemimpinan, dsb
Ruang lingkup Promosi Kesehatan berdasarkan aspek
pelayanan kesehatan :

• Promosi kesehatan pada tingkat promotif


• Promosi kesehatan pada tingkat preventif
• Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
• Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Ruang lingkup Promosi Kesehatan berdasarkan tatanan
(tempat pelaksanaan)
• Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah
tangga)
• Promosi kesehatan pada tatanan sekolah
• Promosi kesehatan pada tempat kerja
• Promosi kesehatan di tempat-tempat umum
• Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan
kesehatan
Siapa Sasaran Promkes ?
Indvidu
Keluarga
Masyarakat
LSM
Lembaga pemerintah
Institusi
Sasaran Promosi Kesehatan
• Sasaran Primer
Sesuai misi pemberdayaan. Misal : kepala keluarga, ibu hamil/menyusui,
anak sekolah

• Sasaran Sekunder
Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh
agama

• Sasaran Tersier
Sesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan mulai dari pusat sampai
ke daerah

Bahan Kuliah P 400 26


See You Next time!
Mata Kuliah
PROMOSI KESEHATAN
Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat
STIKes Prima Nusantara Bukittinggi

PERILAKU KESEHATAN
Presented By:
Mellia Fransiska, SKM, M.Kes

Perilaku Kesehatan 1
(1)
Konsep perilaku &
Perilaku
Kesehatan

(5)
Aspek Sosial (2)
Budaya yang Klasifikasi Perilaku

Perilaku &
mempengaruhi
perilaku
kesehatan
Perilaku
Kesehatan

(4)
(3)
Pengukuran &
Domain Perilaku
Indikator

Perilaku Kesehatan 2
PERILAKU

Perilaku Kesehatan 3
1.
LINGKUNGAN

STATUS
4. KESEHATAN 2.
HEREDITAS (Bloom, PERILAKU
1974)

PROMOSI KESEHATAN
3.
PELAYANAN
KESEHATAN
Perilaku Kesehatan 4
Intervensi terhadap faktor perilaku
dapat dilakukan melalui 2 cara:

Paksaan (coertion) Pendidikan (promkes)


ex: Undang-undang, dengan cara persuasif, bujukan,
imbauan, ajakan, memberikan
peraturan, instruksi, tekanan informasi, mmeberikan kesadaran,
fisik dan non fisik, sanksi, dll dll

Perilaku Kesehatan 5
Tiga Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
(Lawrence Green, 1980)

Predisposing Reinforcing
Enabling Factor
Factor Factor

• pengetahuan • ketersediaan • dukungan


• sikap sarana dan petugas
• pendidikan prasarana kesehatan

• tradisi • kemampuan • dukungan toma


ekonomi • undang-undang
• kepercayaan
• disebut faktor • disebut dengan
• disebut faktor
pemungkin / faktor penguat
pemudah
pendukung

Perilaku Kesehatan 6
BATASAN PERILAKU
Secara Aktivitas
Perilaku
Biologis Organisme

• Tumbuh-
Skinner (1938) Perilaku tumbuhan
• Binatang
• Manusia
• Seorang Ahli • respons (reaksi)
Psikologi seseorang
(Semua
terhadap
berperilaku)
stimulus
(rasangan dari
luar)

Perilaku Kesehatan 7
BATASAN PERILAKU
(Skinner 1938)

Stimulus Organisme Respons

SOR
Respondent Operant Response/
Response/ Reflexive instrumental response
• Respon yang timbul oleh stimulus • Respon yang timbul & berkembang
• Disebut eliciting stimulation kemudian diikuti oleh stimulus
karena menimbulkan respon yang (ransangan lain) yang disebut
relatif tetap reinforcing stimulation karena
• Respondent Response juga memperkuat respon
mencakup perilaku emosional • ex: Bekerja dg baik (respon thdp
• ex: makanan lezat menimbulkan uraian tugas dan job deskripsi)-->
keinginan untuk makan memperoleh penghargaan dari
atasan (stimulus baru)--> bekerja
lebih baik lagi (memperkuat
respon)

8
Bentuk Respon terhadap stimulus
(Skinner, 1938)
Covert Behavior (perilaku tertutup) Overt Behavior (perilaku terbuka)
Respon atau reaksi terselubung oleh Respon seseorang terhadap stimulus
seseorang yang menerima stimulus, dalam bentuk tindakan nyata atau
dan belum dapat diamati secara jelas terbuka, dan sudah jelas dalam bentuk
oleh orang lain, disebut juga tindakan yang dengan mudah dapat
anobservable behavior diamati oleh orang lain, disebut juga
observable behavior
contoh: Contoh:
Pengetahun, sikap, keinginan, persepsi Merokok, Olah raga, BAB di sungai, dll

Perilaku Kesehatan 9
oleh karena itu
perlu diciptakan
kondisi tertentu
Sebagian besar Operant untuk
perilaku manusia response membentuk
perilaku yang
disebut Operant
Conditioning

Perilaku Kesehatan 10
1.IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR
PENGUAT (MIS.
REWARD) UNTUK
TERBENTUKNYA
PERILAKU TERTENTU

2.ANALISIS Operant
KOMPONEN2 KECIL
UTK TERBENTUKNYA
PERILAKU DAN
Conditioning (kondisi 4.
MENGGUNAKANNYA
SECARA BERULANG-
MENYUSUN
KOMPONEN2 TSB
terbentuknya ULANG

SECARA TEPAT
perilaku)

3. MENGURUTKAN
KOMPONEN2 SBG
TUJUAN
SEMENTARA
KEMUDIAN
MENENTUKAN
REWARD UTK
MASING2
KOMPONEN
Perilaku Kesehatan 11
Contoh Operant Conditioning agar anak mempunyai
kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur

1. pergi ke kamar mandi sebelum tidur

2. mengambil sikat gigi dan odol

3. mengambil air dan berkumur

4. menggosok gigi

5. menyimpan sikat gigi dan odol

6. pergi ke kamar tidur

Perilaku Kesehatan 12
PERILAKU KESEHATAN

Perilaku Kesehatan 13
PERILAKU KESEHATAN

RESPONS SESEORANG THD STIMULUS YANG


BERKAITAN DGN SAKIT & PENYAKIT, SISTEM
PELAYANAN KESEHATAN, MAKAN, MINUMAN,
LINGKUNGAN DAN PERILAKU YANG
BERHUBUNGAN DGN KESEHATAN

Bahan Kuliah P 400 14


3. Perilaku Peningkatan
Kesehatan
ex: makan makanan
bergizi, olah raga
4. perilaku yang
2. Perilaku Kuratif dan berhubungan dengan
rehabilitatif life style
ex: pergi ke faskes ex: pola makan,
merokok, dll

Klasifikasi 5.perilaku yang


1. Perilaku Pencegahan perilaku berhubungan dengan
(preventif) lingkungan
ex: imunisasi
kesehatan ex: pengelolaan sampah
dan air minum, dll
(Skinner)

Perilaku Kesehatan 15
KLASIFIKASI PERILAKU MENURUT
(Becker, 1979)
1.Perilaku Hidup 3. Perilaku Peran
2.Perilaku Sakit
Sehat (Healthy Sakit (Sick role
(Illness behavior)
life style) behavior)
• MAKAN DGN MENU • Mencakup respons • Dari segi sosiologi, orang
SEIMBANG seseorang terhadap sakit sakit punya right and
• OLAH RAGA TERATUR dan penyakit, obligation
• TIDAK MEROKOK persepsinya terhadap • Right: memperoleh
sakit, dan pengetahuan perawatan,
• TIDAK MINUM ALKOHOL
tentang: penyebab dan • Obligation:
• CUKUP ISTIRAHAT gejala penyakit serta memberitahukan
• MENGENDALIKAN upaya pengobatan dan penyakit kepada petugas
STRESS pencegahannya. kesehatan, tidak
• POLA HIDUP POSITIF, • Illness behavior lebih menularkan penyakit, dll
MIS. Menyesuaikan diri didasarkan pada
dengan lingkungan, “stick perasaan dan persepsi
to one partner” dsb seseorang (subyektif),
bukan didasarkan pada
ketentuan profesional
(obyektif)
Perilaku Kesehatan 16
DOMAIN PERILAKU

Perilaku Kesehatan 17
RESPONS SESEORANG TERHADAP STIMULUS
TERGANTUNG PADA FAKTOR INTERNAL DAN
FAKTOR EXTERNAL

DETERMINAN PERILAKU

Determinan Internal
• Karakteristik orang yang bersangkutan
• bersifat bawaan
• ex: JK

Determinan Eksternal
• Lingkungan
• faktor dominan perilaku seseorang

Perilaku Kesehatan 18
AFFECTIVE (Rasa)
Persepsi
Sikap
Perasaan
COGNITIF (Cipta) PSIKOMOTOR
Pengetahuan (Karsa)

Pengalaman Tindakan nyata

Kebiasaan

Domain
Perilaku
(Bloom,
1908)

Perilaku Kesehatan 19
MODIFIKASI TEORI BLOOM
(untuk pengukuran Hasil Pendidikan kesehatan)

Pengetahuan Sikap Tindakan


(cognitive)

• pengetahuan • Merupakan • tindakan atau


meupakan hasil respon yang praktik -->
dari tahu, setelah masih tertutup overt behavior
orang melakukan thdp objek/
pengindraan stimulus tertentu
terhadap suatu (tendency to act)
objek • sikap tidak
• pengetahuan tampak, tapi bisa
(kognitif) --> ditafsirkan
covert behavior melalui perilaku
tertentu

Perilaku Kesehatan 20
Tingkatan Pengetahuan (Cognitive)
•Mengingat kembali (recall) semua ransangan
Tahu (know) •indikator tahu: menyebutkan, mendefinisikan, menyatakan, dll
•ex: menyebutkan tanda-tanda kurang protein balita

memahami •menjelaskan secara benar ttg objek dan dapat menginterpretasikan materi tsbt.
•indikator paham: menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan
(comprehension) •ex: dapat menjelaskan mengapa harus makan makan yg bergizi

• kemampuan menggunakan materi yang dipelajari pada situasi / kondisi real


aplikasi (aplication) • ex: dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian

•kemampuan menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen2, tetapi masih
Analisis (Anlysis) dalam satu struktur ornagisasi, dan masih ada kaitan satu sama lain.
•indikator analisis: membuat bagan, memisahkan, mengelompokkan, dll

• kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.


Sintesis (synthesis) • indikator sintesis: menyusun, merencanakan, meringkas terhadap teori
atau rumusan yang ada.
• kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian thdp suatu

evaluasi (evaluation)
materi atau objek
• ex: dapat membandingkan anak cukup gizi dengan anak yang kurang
gizi, dapat menafsirkan sebab mengapa tidak mau ikut KB

Perilaku Kesehatan 21
Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi

Reaksi
Stimulus
Proses Stimulus Tingkah laku
Ransangan
(terbuka)

Sikap
(Tertutup)

Perilaku Kesehatan 22
Komponen Sikap
(Allport, 1954)

Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek

Keadaan emosional atau evaluasi terhdap suatu objek

kecenderungan untuk bertindak/ niat

contoh:
sorang ibu telah mendengar tentang campak dan rubella (penyebab, akibat,
pencegahan, dll), pengetahuan ini membuat ibu berusaha agar anaknya tidak
terkena, dalam berpikir, komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga
ibu tsbt berniat memberikan imunisasi MR agar tidak terkena campak dan
rubella.
Perilaku Kesehatan 23
Tingkatan Sikap
Menerima • Indikasi: mau memperhatikan stimulus
(receiving) • ex: kesediaan dan perhatian terhadap penyuluhan

Merespon • indikasi: memberikan jawaban bila ditanya,


(responding) mengerjakan apa yang diperintahkan

Menghargai
• indikasi: mengajak orang lain, mendiskusikan
(Valuing)

bertanggung jawab • indikasi: siap menanggung risiko


(responsible)

Perilaku Kesehatan 24
Tingkatan Praktek/Tindakan (practice)
1. Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih obyek.
Misal : memilih bahan2 membuat larutan gula garam

2. Respons terpimpin (guided response)


Melakukan sesuai urutan yang benar
Misal : membuat larutan gula garam

3. Mekanisme (mechanism)
Melakukan secara otomotis karena menjadi kebiasaan
Misal : Mengimunisasikan anak tanpa perintah atau ajakan
orang lain
4. Adopsi (adoption)
Memodifikasi perilaku tanpa mengurangi kebenaran perilaku
tersebut
Misal : memasak makanan bergizi dengan bahan-bahan yang
murah dan sederhana
Bahan Kuliah P 400 25
Pengukuran dan Indikator Kesehatan

• Pengetahuan: mengajukan pertanyaan secara langsung/


kuisioner, dengan %, mean, atau median.
• Sikap: pengukuran dengan menggunakan skala linkert
– 5 : sangat setuju
– 4 : setuju
– 3 : biasa saja
– 2 : tidak setuju
– 1 : sangat tidak setuju
• Praktik Kesehatan:
– Langsung--> melalui observasi
– tidak langsung: mengingat kembali, recall

Perilaku Kesehatan 26
Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi
Perilaku Kesehatan

Perilaku Kesehatan 27
Aspek sosial yang mempengaruhi status
kesehatan

• umur
• jenis kelamin
• pekerjaan
• sosial ekonomi

Contoh....?

Perilaku Kesehatan 28
Faktor sosial yg Berpengaruh pd Perilaku Kesehatan
(H Ray Elling, 1970)

• Self Concept: konsep diri yang muncul sebagai akibat


dari pandangan orang lain, ex: orang berpandangan
negatif karena kita terlalu gemuk, kita merasa tidak
bahagia, mulai olah raga utk menurunkan berat badan.
• Image kelompok: perilaku individu cenderung
merefleksikan kelompoknya, ex: kebiasaan keluarga/
masyarakat berobat ke dukun, maka akan ikut berobat
ke dukun

Perilaku Kesehatan 29
Aspek Budaya yang mempengaruhi status
kesehatan dan perilaku kesehatan

• Tradisi masyarakat: tato, dll


• keyakinan/ agama: mati itu takdir, pembiaran.
• sikap etnosentrisme: petugas kesehatan lebih tau
segalanya
• norma-norma: dokter laki-laki tidak boleh memeriksa
kehamilan
• nilai: beras putih lebih baik dari beras merah
• dll

Perilaku Kesehatan 30
... Terima Kasih...

Perilaku Kesehatan 31
KOMUNIKASI
KESEHATAN

Mellia Fransiska, SKM, M.Kes


TOPIK
(1) Definisi
Komunikasi

Komunikasi
Kesehatan
(2) Teori
(3)
Komunikasi/
Komunikasi
model
Efektif
komunikasi
KOMUNIKASI
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian pikiran dan perasaan melalui
bahasa, baik verbal maupun non verbal,
mendengar, berbicara, gerak tubuh dan
ungkapan emosi.
Tujuan
 Berhubungan dengan orang lain
 Mempelajari/mengajarkan sesuatu
 Mempengaruhi motivasi & perilaku
seseorang
 Mengungkapkan perasaan, menjelaskan
perilaku sendiri/orang lain
 Menyelesaikan sebuah masalah,
ketegangan atau konflik
 Mencapai sebuah tujuan
5 Komponen penting dalam Komunikasi
 Pengirim pesan (sender / Communicator)
 Pesan yang dikirim (message)
 Bagaimana pesan tersebut dikirimkan
(channel / media)
 Penerima pesan (reciever)
 Umpan balik (feedback)

+ 4 ketrampilan dasar komunikasi :


(1) mendengar; (2) membaca; (3) menulis; (4) berbicara
Feed back Ya, saya mengerti
O… dia mengerti

Decoding

Encoding
KOMUNIKATOR PESAN SALURAN KOMUNIKAN

Gangguan
6
MODEL PERSEPTUAL KOMUNIKASI
(Perceptual Model of Communication)

Dikirim Penerima
Pengkodean
Pesan Melalui menguraikan
(encoding)
medium Kode

Penerima
Gangguan menciptakan
Pengirim
(noise) makna

Sumber Dikirim Pengkodean


Melalui Pesan
menguraikan
kode medium

Lingkar Umpan Balik


Proses Perseptual Komunikasi
Komunikasi merupakan proses dimana penerima
menciptakan makna sendiri dalam benak mereka

Elemen-elemen Komunikasi :
 Pengirim
 Pengkodean (encoding)
 Pesan
 Memilih media
 Penguraian Kode (decoding)
 Menciptakan Makna
 Umpan Balik
 Gangguan (Noise)
KOMUNIKATOR

SISTEM
PESAN
PENYAMPAIAN KEBERHASILAN
KOMUNIKASI

9
“Kata-kata dapat menjadi dinamit” Scott M. Cutlip dan
Allen H. Center ; Effective Public Relations.

 “Terdapat bukti kesalahan dalam


menerjemahkan sebuah pesan oleh pemerintah
Jepang sewaktu PD II, yang telah menyebabkan
Hiroshima dijatuhi bom atom. Perkataan
mokusatsu yang dipergunakan oleh pemerintah
Jepang agar menyerah, diterjemahkan oleh
Kantor Berita Domei menjadi ignore, padahal
maksudnya adalah withholding comment until a
decision has been made.
Komunikasi Efektif (2)

 Agar komunikasi efektif, proses


penyandian oleh komunikator harus
bertautan dengan proses penyandian oleh
komunikan.
 Wilbur Schramm melihat pesan sebagai
tanda essensial yang harus dikenal oleh
komunikan.
Schramm ;
Unsur-unsur yang mempengaruhi pemahaman

Field of experience Field of experience

Signal Decoder Receiver


Sender Encoder
Pengiriman Pesan Secara Efektif

Johnson (1981) 3 syarat ;


1. Kita harus mengusahakan agar pesan-
pesan yang kita kirimkan mudah
dipahami
2. Pengirim harus memiliki kredibilitas di
mata penerima
3. Kita harus berusaha mendapatkan
umpan balik secara optimal ttg pengaruh
pesan terhadap diri penerima
Faktor-Faktor Penunjang Komunikasi
W. Schramm :“The condition of success in
communication”
Kondisi agar komunikasi sukses :
 Pesan harus dirancang dan disampaikan sehingga
menarik perhatian komunikan
 Pesan harus menggunakan lambang yang tertuju
kepada pengalaman yang sama antara
komunikator dan komunikan
 Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi
komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk
memenuhinya
 Pesan harus menyarankan suatu jalan
memperoleh kebutuhan tsb
Faktor Komunikan
Kondisi pesan dapat diterima komunikan :
 Komunikan benar-benar mengerti pesan
 Saat mengambil keputusan, sadar bahwa
keputusannya sesuai dengan tujuannya
 Saat mengambil keputusan, sadar bahwa
keputusannya sesuai dengan kepentingan
pribadinya
Faktor pada komunikan yang perlu
diingat komunikator :
 Komunikan orang-orang yang hidup,
bekerja, beraktivitas dalam jaringan sosial
 Komunikan membaca, mendengarkan dan
melihat
 Tanggapan yang diinginkan komunikator
harus menguntungkan bagi komunikan
“know your audience”

o Timing yang tepat untuk suatu pesan


o Bahasa dimengerti komunikan/audience
o Sikap dan nilai yang ditampilkan efektif
o Jenis kelompok dimana komunikasi
dilaksanakan
Faktor Komunikator
 Kepercayaan kepada komunikator (source
credibility)
 Daya tarik komunikator (source
attractiveness)
Hambatan dalam Komunikasi
1. Gangguan
 Gangguan mekanik (mechanical,
channel noise)
 Gangguan semantik (semantic noise)
 Semantik : pengetahuan mengenai
pengertian kata-kata
 Makna denotatif, makna konotatif
2. Kepentingan (interest)
3. Motivasi
4. Prasangka
Hambatan dalam Komunikasi (2)
1. Sumber hambatan bersifat emosional dan
sosial atau kultural
2. Sadar/tdk memberikan penilaian dan
menghakimi pembicara
3. Gagal menangkap maksud konotatif
suatu perkataan
4. Kesalahpahaman atau distorsi karena
tidak saling mempercayai
Kendala-kendala dalam komunikasi

Pilihan saluran
Penyimpangan
Pengaruh komunikasi yg buruk
persepsi
perbedaan
status

Tak ada Pengirim


Pengirim
umpan-balik

Pilihan saluran Gangguan


Perbedaan
komunikasi yg buruk yg bersifat
budaya
fisik
Hal yang perlu diperhatikan
dalam komunikasi efektif

 Komunikasi satu arah dan dua arah


 Mendengarkan sambil memahami
 Persepsi yang selektif dalam
mendengarkan dan menanggapi
 Memahami sudut pandang orang lain
Johnson (1981) beberapa kesalahan umum
yang sering dilakukan dalam komunikasi :
1. Sebagai pengirim :
a. Berbicara cepat, tak tersusun
b. Terlalu banyak gagasan, tdk saling
berhubungan
c. Terlalu pendek, tdk ckp informasi &
pengulangan
d. Mengabaikan info ttg pokok pesan yg
sdh dimiliki penerima
e. Tdk menyesuaikan dg sudut pandang
penerima
2. Sbg penerima
a. Tdk menaruh perhatian kpd pengirim
b. Sudah merumuskan jawaban sblm
mendengar keseluruhan
c. Cenderung mendengar detil-2, bukan
keseluruhan pesan
d. Memberikan penilaian benar atau salah
Teori/ Model Komunikasi
1. Model Shanon-Weaver
message Receive
signal message
signal
Information
Transmiter Receiver Destination
source

Noise
source

ciri utama: adanya konsep noise “penganggu”


Kelebihan: menjelaskan secara rinci proses penyampaian informasi dari sumber ke tempat
tujuan
kekurangan: hanya menyampaikan informasi satu arah dan tidak dapat menjelaskan
hubungan timbal balik antara sumber informasi dan penerima
2. Model S M C R
SOURCE MESSAGE CHANEL RECEIVER

•Communication •elemen •Seeing •Communication


skills •struktur •hearing skills
•Attitudes Attitudes
•conten •touching
•knowledge knowledge
•code •smelling
Budaya
•Budaya •testing

Kekuatan:komunikasi dilihat sebagai peristiwa yang dinamis, bukan


statis
kekurangan: tidak ada mekanisme umpan balik, tidak terlihatnya
adanya faktor pengganggu dalam komunikasi
sangat bermanfaat untuk komunikasi antar petugas

David K Berlo
3. Speech Communication Model (Miller, 1972)

Positif/ negatif
SPEAKER RECEIVER

Attitude Attitude
Encoding Decoding
Skills Feed - back
Skills

Proses komunikasi lebih dinamis dan hidup dalam menjelaskan


proses komunikasi antar manusia
Terima Kasih
TUGAS
• Buatlah 2 buah tulisan/ informasi kesehatan/ non
kesehatan dalam bentuk kata-kata singkat
disertai gambar
• informasi ini ditujukan kepada civitas akademika
STIKes Prima Nusantara Bukittinggi
• dicetak dengan ukuran 1/2 kertas A4, diprint dan
dilaminating
• Sertakan nama dan program studi pada setiap
stiker yang dibuat.
UJIAN

• Dikerjakan pada kertas A4 dgn ketentuan


– Bab I Pendahuluan (Latar Belakang, Permasalahan,
solusi yang ditawarkan, tujuan kegiatan
– Bab II Rencana Kegiatan (lengkap dengan POA)
– Bab III Penutup (kesimpulan dan saran)
– Lampiran
SOAL UJIAN
Anda ingin mengkampanyekan perilaku pacaran sehat remaja
“no free sex” dengan sasaran siswa SMA di Kota Tempat
anda tinggal.

Coba rancanglah sebuah kegiatan promosi kesehatan dan


tentukan media yang Anda gunakan untuk
mengkomunikasikan pesan Anda agar tercapai komunikasi
efektif! Sertai alasan yang mendukung!

Catatan : media yang digunakan harus spesifik dan kreatif!


Presented By:
Mellia Fransiska, SKM, M.Kes
• Kemitraan adalah:
Suatu kerja sama yang formal antara
individu-individu, kelompok-kelompok
atau organisasi-organisasi untuk
mencapai tujuan tertentu

• Dalam kerja sama ada : kesepakatan ttg


komitmen dan harapan, saling berbagi
dlm risiko dan keuntungan
Ada 3 kata kunci dalam kemitraan:
1.Kerja sama antara kelompok, organisasi
dan individu
2.Bersama-sama mencapai tujuan (yang
teah disepakati)
3.Menanggung risiko dan keuntungan
a. Kesamaan perhatian (common interest)/
kepentingan
b. Saling percaya dan saling menghormati
c. Tujuan jelas dan terukur
d. Harus saling menyadari pentingnya arti kemitraan
e. Harus ada kesepakatan visi, misi, tujuan dan nilai
yang sama
f. Harus berpijak pada landasan yang sama
g. Kesediaan untuk berkorban, baik waktu, tenaga,
maupun sumber daya yang lain
Prinsip-prinsip kemitraan:
a. Persamaan (equity),
Harus merasa sama, tidak ada dominasi, tidak
memaksakan kehendak kepada yang lain.
b. Keterbukaan (Transparancy)
apa yang menjadi kelebihan dan kekuragan anggota
harus diketahui anggota yg lain, sehingga saling
melengkapi
c. Saling Menguntungkan (Mutual benefit)
lebih kepada nonmateri, kebersamaan dan sinergi
dalam mencapai tujuan.
1. Meningkatkan koordinasi/kerja sama  lintas
program dan lintas sektor
2. Meningkatkan komunikasi antar sektor pemerintah
dan swasta ttg masalah kesehatan
3. Meningkatkan kemampuan bersama 
memaksimalkan manfaat dan keuntungan
4. Meningkatkan apa yg menjadi komitmen bersama
5. Tercapainya upaya kesehatan yg efisien dan efektif
atau berdaya guna dan berhasil guna
Contoh Kemitraan dalam Bidang
Kesehatan
• Pekan Imunisasi Nasional (PIN) tahun
1996/1997
– kemitraan antara pemerintah (sektor
kesehatan dan sektor terkait), dunia usaha
(swasta), LSM kesehatan, dan organisasi
profesi
– memperoleh penghargaan dari WHO
1. Penjajakan
2. Penyamaan persepsi
3. Pengaturan peran
4. Komunikasi intensif
5. Melaksanakan kegiatan
6. Pemantauan dan penilaian
1. Unsur pemerintah, terdiri dari sektor pemerintah yang
terkait dengan kesehatan: kesehatan sektor kunci,
pendidikan, pertanian, kehutanan, lingkungan hidup,
agama, dsb
2. Dunia usaha atau unsur swasta (private sector),
terdiri kalangan pengusaha, industriawan, dan para
pemimpin berbagai perusahaan
3. Unsur organisasi non pemerintah (NGO), terdiri dari
unsur LSM dan ormas termasuk yayasan bidang
kesehatan dan unsur organisasi profesi
1. Tahap I: Kemitraan lintas program dilingkungan
sektor kesehatan sendiri: direktorat promkes,
kesehatan keluarga, P2M, lingkungan, gizi, dsb
2. Tahap II: Kemitraan lintas sektor di lingkungan
institusi pemerintahan: kemenkes, pendidikan
nasional, kehutanan, pertanian, dll
3. Tahap III: Membangun kemitraan yg lebih luas :
lintas program, lintas sektoral, lintas bidang dan
lintas organisasi yang mencakup:
a. unsur dunia usaha (bisnis)
b. Unsur LSM dan Organisasi massa
c. Unsur organisasi profesi
d. unsur pemerintah
input proses output Out
come

1. Banyaknya terbentuknya
mitra yang 1. Pertemuan jaringan kerja Membaiknya
terlibat 2. Lokakarya Tersusunya indokator
2. Sumber 3. Kesepakata program dan derajat
daya n bersama pelaksanaan kesehatan
4. Seminar kegiatan
1. Model sederhana
2. Model yang lebih baik dan solid
Model Sederhana

• Dalam bentuk jejaring kerja (networking)


• masing-masing mitra atau institusi telah
mempunyai program sendiri mulai dari
merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasinya
• oleh karena adanya persamaan pelayanan, atau
sasaran pelayanan maka dibentuklah jaringan
kerja
• sering disebut koalisi,
• ex: Koalisi Indonesia Sehat, Forum Promkes
Indonesia
Model yang Lebih Baik dan Solid

• masing-masing mitra/ anggota mempunyai


tanggung jawab yang lebih besar terhadap
program atau kegiatan bersama
• perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
dilakukan secara bersama,
• ex: GERDUNAS TB dan Gebrak Malaria
--> dirancang dan dilaksanakan bersama
oleh lintas program dan lintas sektor
Landasan menggalang mitra
LANGKAH-LANGKAH
PEMBENTUKAN KEMITRAAN

PENJAJAKAN

PENYAMAAN PERSEPSI

PERUMUSAN SERTA PENYUSUNAN RUANG


LINGKUP

PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN JEJARING


LANGKAH-LANGKAH
JEJARING

PENYUSUNAN PROGRAM KERJA JEJARING

PELAKSANAAN KEGIATAN

PEMANTAUAN DAN PENILAIAN


Mekanisme kerja kemitraan dan
pengembangan jejaringnya
1. Pertemuan forum rutin antar anggota
jejaring.
Anggota jejaring secara bersama-sama atau
bergantian harus mengupayakan mekanisme
pertukaran informasi dan pengalaman.

2. Komunikasi reguler melalui sarana


komunikasi.
Perkembangan di bidang teknologi informasi sangat
membantu kecepatan dan efisiensi kerja suatu
organisasi. Jejaring harus mengoptimalkan
penggunaan teknologi
Mekanisme kerja kemitraan dan pengembangan
jejaringnya
3. Pengembangan data dasar (infobase) lokal, terkait
dengan upaya advokasi

4. Menggunakan Situs internet (tehnologi) jejaring


advokasi
Anggota jejaring dapat berkomunikasi secara lebih efektif dan
efisien melalui internet sebagai bentuk fasilitasi terhadap anggota
dan masyarakat untuk memperoleh informasi tentang
perkembangan terkini advokasi, pemberdayaan masyarakat untuk
penerapan SPM bidang kesehatan.

5. Upaya fasilitasi peningkatan kapasitas dan


kompetensi sumber daya manusia dan infrastruktur.
Jejaring kemitraan menyiapkan informasi yang dapat diakses oleh
setiap anggota jejaring untuk memperoleh bantuan teknis dan
pendampingan dalam pelaksanaan upaya advokasi, pemberdayaan
masyarakat an kemitraan untuk penerapan SPM bidang kesehatan.
Pemangku kepentingan terkait atau kemitraan dlm
pengembangan Desa & Kelurahan siaga aktif
mempunyai peran sebagai berikut

1. Peran Pemangku - kepentingan di Kecamatan dan


di Desa/Kelurahan
 Integrasi pelaksanaan pengembangan dan kebijakan desa dan
kelurahan siaga aktif dengan pemberdayaan masyarakat terkait
 Membentuk forum desa/kelurahan siaga tingkat kecamatan,
 Menyelenggarakan Sistim Informasi Desa Siaga terintegrasi dalam
sistim Informasi Pembangunan desa/kelurahan.
2. Peran Puskesmas
 Menggerakkan masyarakat desa
 Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar
 Menggalang komitmen dan kerja sama tim di tingkat
kecamatan dan desa/kelurahan
 Monitoring
3. Peran Kepala Desa / Kelurahan

 Menerbitkan peraturan desa dan kelurahan untuk pengembangan


desa/kelurahan siaga aktif,

 Mengintegrasikan Rencana Pengembangan Desa/Kelurahan


Siaga Aktif ke dalam Rencana Kerja Pembangunan (RKP)
Desa/Kelurahan.

 Mengupayakan bantuan dana dan sumber daya lain,

 Menguatkan forum Desa/Kelurahan yang sudah ada, dengan


susunan sebagai berikut:
• Ketua : Kepala Desa/Lurah
• Wakil Ketua/Sekretaris : Sekretaris Desa/Kelurahan
• Anggota : Perangkat pemerintahan Desa/Kelurahan, Unsur
organisasi kemasyarakatan seperti Tim Penggerak PKK,KPM
Desa/Kelurahan, Karang Taruna, dan tokoh masyarakat
 Melaksanakan Pencatatan dan Pelaporan Desa/ Kelurahan
Siaga Aktif
4. Peran Lembaga Kemasyarakatan
 Mengintegrasikan Desa/Kelurahan Siaga Aktif
 Menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong-
royong dan swadaya masyarakat dalam rangka
Desa/Kelurahan Siaga Aktif
5. Peran Tim PKK
 Berperan-aktif menyelenggarakan dan mengelola UKBM
 Penyelenggaraan Penyuluhan PHBS
6. Peran Tokoh Masyarakat
 Menggali sumber-daya, membina, menggerakkan untuk
berperan aktif dalam kegiatan Desa/Kelurahan Siaga Aktif
7. Organisasi Kemasyarakatan dan Dunia Usaha

Berperan aktif menyelenggarakan dukungan saran


dan dana untuk pengembangan dan
penyelenggaraan Desa/Kelurahan Siaga Aktif

8. Peran Kader Pemberdayaan Masyarakat


(KPM)
Menyusun rencana, mengendalikan, memanfaatkan,
memelihara, menggerakkan, melaksanakan promosi
peningkatan Desa/Kelurahan Siaga Aktif bersama
Forum Desa/Kelurahan Siaga Aktif.
Indikator keberhasilan jejaring
kemitraan
• Indikator Input
– Persentase mitra yang aktif dalam kegiatan jejaring
– Kecukupan dana minimal untuk melaksanakan kegiatan jejaring
• Indikator Proses
– Kontribusi mitra dalam upaya promosi kesehatan untuk mendukung
pencapaian pelayanan minimal Promkes di Puskesmas
– Frekuensi pertemuan jejaring per tahun
– Jumlah dan jenis kegiatan promosi kesehatan , meliputi advokasi,
pemberdayaan masyarakat dan KIE yang dilakukan oleh jejaring per
tahun
• Indikator Output
– Jumlah UKBM
– Jumlah dan kualitas Desa/Kelurahan Siaga Aktif
– Jumlah kebijakan (Perda/SK/SE/SKB/Instruksi/MOU) yang dihasilkan
untuk mempercepat penerapan dan pencapaian pelayanan minimal
Promkes di Puskesmas per tahun
SALING
MENGHOR
MATI,
MENGHAR
GAI,MENTA
ATI
MUSYAWA
RAH PROAKTIF
MUFAKAT

ETIKA
SESUAI MENGHAR
ATURAN GAI HASIL

MEMENUHI
HAK DAN
KWAJIBAN
...TERIMA KASIH...
TASK

Rancanglah sebuah program kesehatan,


kemudian tentukanlah:
1. Mitra yang terlibat
2. tujuan kemitraan
3. identifikasi peran masing-masing mitra
4. langkah-langkah dalam menjalin kemitraan
5. identifikasilah input, proses, output, dan
outcome dari kemitraan yang dijalin
6. tentukan model kemitraan yang digunakan,
beserta alasannya

Anda mungkin juga menyukai