Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 5
Nama : Nur salwa faisal
Nim : 2310505040 Kelas : A4
TUTORIAL 1 PENCITRAAN SISTEM REPRODUKSI
SKENARIO Pasien Ny. Y usia 35 tahun datang ke instalasi radiologi dengan membawa surat pengantar dari Dokter Spesialis Obsgyn Sub spesialis fertilitas. Pasien sering mengalami nyeri panggul dan nyeri saat berhubungan seks. Dokter yang memeriksa menuliskan diagnosa infertilitas primer. Pasien diminta untuk melakukan pemeriksaan Histerosalpingografi. Saat penjadwalan pasien menyampaikan bahwa HPHT nya adalah pada tanggal 8 Oktober 2024. Radiografer menjadwalkan pemeriksaan dan melakukan prosedur pemeriksaan. Setelah didapatkan hasil ekspertise pada HSG maka disimpulkan Tuba falopi non paten bilateral. Dokter pengirim meminta untuk dilakukan prosedur lanjutan yaitu Rekanalisasi Tuba Falopi.
1. Shinta : HPHT = singkatan dari hari pertama haid terakhir.
2. Betrand : HSG = Histerosalphyngography adalah pemeriksaan untuk melihat kondisi rahim dan area sekitarnya dengan menggunakan sinar-x. 3. Karlyna : Rekanalisasi = prosedur medis yang bertujuan untuk membuka kembali pembuluh darah yang tersumbat biasanya terkait dengan sistem reproduksi manusia. 4. Reyhan : Spesialis fertilitas = dokter yang memiliki keahlian khusus yang dapat menangani masalah kesuburan atau ketidaksuburan pada pria dan wanita. Mereka terlatih untuk mendiagnosis dan mengobati berbagai kondisi yang dapat menyebabkan kesulitan dalam hamil secara alami. 5. Febtya : Tuba Fallopi non paten bilateral = Kondisi di mana kedua saluran tuba falopi wanita tersumbat, mengakibatkan kesulitan dalam proses pembuahan. Penyebabnya bisa meliputi infeksi, endometriosis, atau tumor yang menyebabkan perlengketan. 6. Alya : Infertilitas Primer = kondisi dimana pasangan suami istri belum pernah hamil setelah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi selama satu tahun. 7. Salwa : Dokter spesialis Obsgyn = dokter yang memiliki keahlian dalam menangani masalah kesehatan yang terkait dengan sistem reproduksi wanita baik dalam konteks kehamilan maupun kesehatan umum organ reproduksi wanita. 8. Juliannisa : Ekspertise = merujuk pada tingkat pengetahuan atau keterampilan yang sangat tinggi dalam suatu bidang tertentu yang diperoleh melalui pelatihan di studi atau pengalaman praktis. Step 2 : Identifikasi Masalah 1. Karlyna : Bagaimana proses penyembuhan setelah rekanalisasi tuba fallopi? 2. Reyhan : Apa saja prosedur yang harus disiapkan dan langkah apa saja yang harus dilakukan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan rekanalisasi tuba fallopi? 3. Afilzha : Alat dan bahan apa saja yang harus disiapkan pada pemeriksaan rekanalisasi tuba fallopi? 4. Alya : mengapa prosedur rekanalisasi tuba fallopi direkomendasikan setelah hasil HSG? 5. Shinta : Bagaimana cara mengetahui HPHT? 6. Juliannisa : Mengapa pada saat penjadwalan pasien diminta untuk menyampaikan HPHT nya sebelum pemeriksaan HSG? 7. Betran : Apa gejala awal rekanalisasi tuba fallopi? 8. Febtya : Apa indikasi utama untuk melakukan pemeriksaan HSG? Step 3 : Hipotesis 1. Nabila : Proses penyembuhan setelah rekanalisasi tuba fallopi yaitu a. Pemulihan awal : obserfasi di rumah sakit pasca anestesi b. Manajemen nyeri : menggunakan obat pereda nyeri sesuai resep c. Menjaga kebersihan luka dan memantau tanda infeksi d. Hindari aktivitas berat e. Pemeriksaan lanjutan untuk memastikan tidak ada komplikasi 2. Upik : prosedur rekanalisasi tuba fallopi direkomendasikan setelah hasil HSG karena dapat menggabungkan HSG diagnostik dengan rekanalisasi tuba. Prosedur ini dapat membantu pasien menghindari prosedur lain yang lebih invasif dan mahal. 3. Karlyna : Gejala awal rekanalisasi tuba fallopi yaitu a. Adanya bercak kecil b. Nyeri/keram pada area perut dan panggul c. Demam dan keputihan 4. Alya : Pasien diminta menyampaikan HPHT sebelum pemeriksaan HSG agar prosedur dijadwalkan pada waktu yang tepat yaitu 9-12 hari setelah HPHT. Ini penting untuk memamstikan bahwa pasien tidak sedang hamil karena HSG tidak boleh dilakukan pada wanita hamil selain itu waktu tersebut juga membantu mengurangi kemungkinan ketidaknyamanan dan resiko infeksi selama prosedur. 5. Betran : contoh misal jika ibu mengalami menstruasi terakhir kali antara 1-5 januari maka HPHT ibu ialah 1 januari. 6. Reyhan : Indikasi a. Inferintilitas HSG b. Keguguran kandungan c. Sebelum menjalani prosedur fertilitas : seperti inseni atau bayi tabung HSG sering kali dilakukan untuk mengevaluasi kondisi rahim dan saluran tuba d. Setelah prosedur sterilisasi : HSG dapat dilakukan untuk memeriksa apakah saluran tuba telah berhasil dibuka kembali. 7. Reyhan : Alat dan Bahan : a. Laparoskop b. Trokar c. Instrumen d. Pesawat sinar-x e. Media kontras f. USG g. Perangkat MRI 8. Salwa : Prosedur Pemeriksaan HSG a. Konsultasi awal b. Pemeriksaan fisik c. Pemeriksaan HSG d. Persiapan pasien : 1) Konsultasi Medis: Pasien harus berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mengevaluasi riwayat kesehatan dan indikasi prosedur. 2) Pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG): Dilakukan untuk menilai kondisi tuba falopi dan lokasi penyumbatan. 3) Persiapan Prosedur: Pasien akan diberikan saluran infus untuk anestesi lokal dan obat penghilang rasa sakit. 4) Dokumentasi Medis: Pasien harus membawa catatan operasi sebelumnya dan laporan patologis jika ada. 5) Analisis Sperma: Diperlukan untuk pasangan pasien guna memastikan tidak ada masalah fertilitas yang dapat mempengaruhi hasil. e. Pemeriksaan laboratorium f. Persiapan prosedur g. Hari pelaksanaan prosedur h. Setelah prosedur Step 4 : Analisis Masalah Persiapan Pasien
Persiapan Alat &
Pemeriksaan Bahan Rekanalisasi Tuba Fallopi Pemeriksaan Sistem Indikasi Reproduksi Pemeriksaan HSG Persiapan Pasien (Histerosalpingografi)
Indikasi
Step 5 : Konsep pembelajaran
1. Untuk memahami pemeriksaan reproduksi rekanalisasi tuba fallopi dan HSG 2. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan rekanalisasi tuba fallopi dan HSG 3. Untuk mengetahui persiapan pasien pada pemeriksaan rekanalisasi tuba fallopi dan HSG 4. Untuk mengetahui persiapan alat & bahan pemeriksaan rekanalisasi tuba fallopi 5. Untuk mengetahui indikasi pemeriksaan Rekanalisasi tuba fallopi dan HSG Step 6 : Belajar Mandiri 1. Histerosalpingografi (HSG) adalah tes X-Ray yang digunakan untuk mendiagnosis kondisi rahim serta tuba falopi. Tes ini dilakukan untuk mencari penyebab masalah ketidaksuburan pada perempuan. 2. Histerosalpingografi (HSG) adalah prosedur sinar-X yang digunakan untuk melihat bagian dalam rahim dan tuba falopi . Prosedur ini sering digunakan untuk melihat apakah tuba falopi tersumbat sebagian atau seluruhnya. Prosedur ini juga dapat menunjukkan apakah bagian dalam rahim memiliki ukuran dan bentuk yang normal. 3. Bagaimana proses penyembuhan setelah rekanalisasi tuba fallopi? untuk membantu pemulihan, perbanyaklah beristirahat dan makan makanan yang sehat serta bergizi. Jangan dulu melakukan aktifitas yang berat, seperti berjalan jauh, berlari-lari, naik turun tangga, mengangkat barang berat, membungkuk lama, dan sebagainya. Batasi dulu hubungan seksual selama masih keluar flek dari jalan lahir. 4. Apa saja prosedur yang harus disiapkan dan langkah apa saja yang harus dilakukan kepada pasien sebelum melakukan pemeriksaan rekanalisasi tuba fallopi? Dua hari sebelum prosedur, dokter kandungan Anda akan meresepkan antibiotik bernama Doxycycline untuk diminum dua kali sehari, yang akan terus Anda konsumsi hingga dan setelah prosedur selama dua hari berikutnya. Karena FTR terkadang tidak nyaman (meskipun biasanya jauh lebih ringan daripada histerosalpingogram, karena peralatan yang digunakan jauh lebih rumit), jalur intravena dipasang sebelum prosedur. Obat-obatan kerja pendek akan diberikan untuk relaksasi dan menghilangkan rasa sakit. Karena alasan ini, Anda akan diinstruksikan untuk tidak makan apa pun setelah tengah malam pada malam sebelumnya. Anda juga akan diminta untuk mengonsumsi Ibuprofen 400 mg (2 pil) pada malam sebelum dan pagi hari prosedur.