Makalah LPI

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN KESISWAAN

Oleh:

Ana Nur Aini : 202191010010


Asiseh : 202191010013
Fadilatul Jannah : 202191010024
Irma Diana Putri : 202191010035
Siti Khoiriyah : 202191010097

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
AT-TAQWA BONDOWOSO
2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatulla Hiwabarkatuh


Puji syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa yang telah memberikan hidayah dan
rahmatnya sehingga makalah dengan “Menajemen Pengembangan lembaga Pendidikan
agama Islam” dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih kepada selaku dosen pengampu
Fitri Nur Hidayat S.Th.I, M.Pd.I, tanpa bimbingan dan arahannya kami tidak akan dapat
merangkum materi ini dengan baik. Serta telah memberi pemahaman kepada kami pada mata
kuliah Metodelogi Penelitian PAI.
Makalah ini dibuat untuk dapat menjadi tambahan referensi bagi pembaca yang
nantinya mendapat topik yang sama, juga untuk menambah pengetahuan bagi para penyusun.
Dan untuk dosen pengampu mata kuliah Metodelogi Penelitian PAI menyempurnakan
makalah ini kami memerlukan kritik dan saran yang membangun sehingga makalah ini jauh
lebih baik lagi.
Summassalamualaikum Warohmatulla Hiwabarkatuh

Bondowoso, 18 Oktober 2024


Penyusun

Mahasiswa PAI

i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar .....................................................................................................i
Daftar Isi ..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Kesiswaan................................................................2
B. Tujuan Manajemen Kesiswaan .....................................................................3
C. Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan ........................................................3
D. Kegiatan Yang Di Lakukan Dalam Manajemen Kesiswaan .........................4
E. Peran Guru Dalam Manajemen Kesiswaan ..................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................................8
B. Saran .............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan, sekolah sebagai sebuah
sistem, seharusnya memiliki sebuah mekanisme yang mampu mengatur dan
mengoptimalkan berbagai komponen dan sumber daya pendidikan yang ada. Salah satu
aktivitas dalam manajemen penyelenggaraan sebuah lembaga pendidikan adalah
manajemen kesiswaan.
Dalam lembaga pendidikan, siswa atau murid merupakan subjek didik yang
dilayani untuk mendapatkan pendidikan. Keberhasilannya dalam meperoleh layanan
pendidikan siswa tersebut tidak hanya bergantung pada layanan proses belajar mengajar
yang diberikan kepadanya, tetapi juga pengelolaan keberadaan siswa sebagai subjek di
lembaga pendidikan.
Namun pada kenyataannya masih banyak sekolah yang belum menerapkan
manajamen kesiswaan sesuai dengan prosedur yang seharusnya, ini bisa disebabkan
karena kurangnya pemahaman mengenai manajemen kesiswaan oleh oknum-oknum di
sekolah tersebut.
Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik membahas mengenail hal-hal yang
berkaitan dengan manajemen kesiswaan, sehingga pada gilirannya nanti diharapkan
dapat diimplementasikan dalam proses pedidikan, sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari manajemen kesiswaan?
2. Apa tujuan dari manajemen kesiswaan?
3. Apa prinsip-prinsip dari manajemen kesiswaan?
4. Apa saja kegiatan yang dilakukan dalam manajemen kesiswaan?
5. Bagaimana peranan guru dalam manajemen kesiswaan?
C. Tujuan
1. Mengetahuai pengertian dari manajemen kesiswaan.
2. Mengetahui tujuan dari manajemen kesiswaan.
3. Mengetahui prinsip-prinsip dari Manajemen kesiswaan.
4. Mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan dalam manajemen pendidikan.
5. Mengetahui peranan guru dalam manajemen kesiswaan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Kesiswaan


Manajemen kesiswaan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan kesiswaan. Kata
manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata monus yang berarti tangan dan
agere yang berarti melakukan. Manajemen adalah menjalankan fungsi perencanaan,
fungsi pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian menjadi suatu rangkaian
kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dalam proses
pendayagunaan segala sumberdaya secara efisien disertai penetapan cara pelaksanaanya
oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi (Sagala,
2007:52).
Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata siswa berarti Murid,
Pelajar. Secara etimologi, siswa adalah siapa yang terdaftar sebagai objek didik di suatu
lembaga pendidikan (Arikunto, 1986:11). Dengan demikian, manajemen kesiswaan
adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik,
mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah
(Mulyasa, 2004:45).
Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik,
melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu
upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di
sekolah.
Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bagian dari manajemen sekolah yang
memiliki peran yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan manajemen sekolah.
Manajemen kesiswaan dapat diartikan sebagai suatu usaha pengaturan terhadap peserta
didik mulai dari awal masuk (bahkan, sebelum masuk) hingga akhir (tamat) dari
lembaga pendidikan (Qomar, 2007:141).
Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan
dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan, pembinaan selama
siswa berada di sekolah, sampai siswa menamatkan pendidikan melalui penciptaan
suasana yang kondusif terhadap berlangsungya proses belajar megajar yang efektif
(Qosasi, 2004:165).

2
B. Tujuan Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertih dan
teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah (Mulyasa, 2004:46).
Adapun tujuan mengenai manajemen kesiswaan dalam pendidikan sekolah adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor siswa.
2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan
minat siswa.
3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan siswa.
4. Dengan terpenuhinya a, b, dan e di atas diharapkan siswa dapat mencapai
kebahagiaan, kesejahteraan hidup, lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai
cita-cita mereka.
Tujuan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi
juga sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional, di samping ketrampilan-
ketrampilan lain.
Sekolah tidak hanya bertanggung jawab memberikan berbagai ilmu pengetahuan,
tetapi memberi bimbingan dan bantuan terhadap anak-anak yang bermasalah, baik
dalam belajar, emosional, maupun sosial, sehingga dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing.
Untuk kepentingan tersebut, diperlukan data yang lengkap tentang peserta didik.
Untuk itu, di sekolah perlu dilakukan pencatatan dan ketatalaksanaan kesiswaan, dalam
bentuk buku induk, buku klapper, buku laporan keadaan siswa, buku presensi siwa,
buku rapor, daftar kenaikan kelas, buku mutasi, dan sebagainya (Mulyasa, 2004:47).
C. Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan
Berkenaan dengan manajemen kesiswaan, ada beberapa prinsip dasar yang harus
mendapat perhatian berikut ini (Hasbullah, 2010:121):
1. Siswa harus diperlakukan sebagai subjek dan bukan objek, sehingga harus didorong
untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang
terkait dengan kegiatan mereka.
2. Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan
intelektual, sosial ekonomi, minat dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan
wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk
berkembang secara optimal.
3
3. Pada dasarnya siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang
diajarkan.
4. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga
ranah afektif, dan psikomotor.
D. Kegiatan Dalam Manajemen Kesiswaan
Kegiatan dalam manajemen kesiswaan dapat dipilih menjadi tiga bagian besar,
yaitu kegiatan penerimaan siswa, pembinaan siswa, dan penamatan program siswa
disekolah (Soetipjo, 2009:165).
1. Penerimaan Siswa
Penerimaan siswa adalah proses pencatatan dan layanan kepada siswa yang
baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan-persyaratan yang
ditentukan oleh sekolah itu.
2. Pembinaan Siswa
Yang dimaksud dengan pembinaansiswa adalah pemberian layanan kepada
siswa di suatu lembaga pendidikan, baik di dalam maupundi luar jam belajarnya di
kelas. Pembinaan kepada siswa dilakukan dengan menciptakan kondisi atau
membuat siswa sadar akan tugas-tugas belajarnya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan siswa ini adalah:
a. memberikan orientasi kepada siswa baru,
b. mengatur dan atau mencatat kehadiran siswa,
c. mencatat prestasi dan kegiatan siswa, dan
d. mengatur disiplin siswa di sekolah (Soetipjo, 2006:166)

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pembinaan siswa ini
adalah:

a. Orientasi siswa baru.


b. Pengaturan kehadiran siswa. Beberapa alat yang dapat digunakan untuk
melakukan pencatatan kehadiran siswa ini diantaranya adalah:
1) Papan absensi harian siswa (per kelas dan per sekolah)
2) Papan absensi harian siswa (per kelas dan per sekolah)
3) Buku absensi harian siswa
4) Rekapitulasi absensi siswa.
c. Pencatatan siswa di kelas. Dalam rangka pembinaan siswa perlu juga dilakukan
pencatatan di kelas. Pencatatan itu dapat berupa:

4
1) Daftar siswa di kelas,
2) Grafik prestasi belajar, dan
3) Daftar kegiatan siswa
d. Pembinaan disiplin siswa. Disiplin merupakan suatu keadaan di mana sikap,
penampilan, dan tingkah laku siswa sesuai dengan tatanan nilai, norma, dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah dan/kelas di mana mereka berada.
e. Tata tertib sekolah. Tata tertib sekolah merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih siswa agar dapat mempraktekkan
disiplin di sekolah. Disiplin sekolah dapat diberikan antara lain melalui ganjaran
dan hukuman. Ganjaran adalah sesuatu yang bersifat menyenangkan yang
diterima siswa karena berprestasi, berusaha dengan baik atau bertingkah laku
yang dapat dijadikan contoh bagi yang lain, sedangkan hukuman adalah sesuatu
yang tidak menyenangkan yang harus diterima atau dikerjakan siswa karena
mereka bertingkah laku yang tidak pada tempatnya. Kalau ganjaran diberikan
untuk membuat siswa melakukan hal yang positif, makahukuman diberikan
dengan maksud agar siswa jera atau tidak ingin berbuat lagi hal-hal yang negatif.
Hukuman diberikan. kepada siswa dalam batas-batasyang wajar, sehingga misi
mendidik siswa tercapai.
f. Promosi dan mutasi. Promosi atau kenaikan kelas adalah perpindahan siswa dari
suatu kelas ke kelas lainnya yang lebih tinggi setelah memenuhi persyaratan
persyaratan tertentu. Promosi kenaikan kelasdilaksanakan dengan berpedoman
kepada norma-norma kenaikan kelas yang ditetapkan bersama antara semua guru
dan kepala sekolah dalam rapat kenaikan kelas. Keputusan kenaikan kelas ini
hendaknya diambil dari landasan yang mewakili sosok siswa secara utuh, baik
ditinjau dari ranah kognitif, afektif, maupun psikomotornya. Premosi harus
dilaksanakan dengan sangat hati-hati dalam arti harus dipertimbangkan beberapa
prinsip dasar yang penting, yaitu bahwa:
1) Promosi harus dilaksanakan atas dasar pertimbangan keadaan siswa secara
pribadi.
2) Promosi harus mempertimbangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
yang dicapai oleh siswa.
3) Promosi harus mempertimbangkan laju perkembangan prestasi yang dicapai
siswa.

5
4) Promosi harus mempertimbangkan mata pelajaran-mata pelajaran yang akan
ditempuh siswa di kelas yang lebih tinggi. Mutasi merupakan perpindahan
siswa dari satu sekolah ke sekolah lainnya karena alasan-alasan tertentu.
Mutasi adalah hak setiap siswa, oleh karena itu sekolah harus dapat memberi
kesempatan kepada siswanya yang akan menggunakan haknya itu. Mutasi
harus dilakukan melalui prosedur tertentu dan dicatat oleh kedua sekolah,
sekolah asal dan sekolah tujuan.
3. Tamat Belajar
Apabila siswa telah menamatkan (selesai dan lulus) semua mata pelajaran atau
telah menempuh kurikulum sekolah dengan memuaskan, maka siswa berhak
mendapatkan surat tanda tamatbelajar dari kepala sekolah. Dalam hal yang
demikian, siswa sudah tidak mempunyai hak lagi untuk tetap tinggal di sekolah
yang bersangkutan karena dianggap telah menguasai semua mata pelajaran atau
kurikulum sekolah.
Tamat belajar untuk sekolah menengah, pada dasarnya merupakan pencapaian
salah satu tangga untuk pendidikan lebih lanjut, atau pencapaian suatu keterampilan
yang dapat dipergunakan untuk menopang kehidupannya di masyarakat.
E. Peranan Guru dalam Manajemen Kesiswaan
Keterlibatan guru dalam manajemen kesiswaan tidak sebanyak keterlibatannya
dalam mengajar. Dalam manajemen kesiswaan guru lebih banyak berperan secara tidak
langsung.
Beberapa peranan guru dalam manajemen kesiswaan itu diantaranya adalah;
(Soetipjo, 2009:168).
1. Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkan untuk ambil bagian. Di antara
mereka dapat ditunjuk menjadi panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-
tugas teknis mulai dari pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan
pelaksanaan tugas.
2. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa cepat
beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya. Peranan guru dalam hal ini sangat
penting, karena andaikata terjadi salah langkah pada saat pertama, dapat berakibat
kurang menguntungkan bagi jiwa anak untuk waktu-waktu selanjutnya.
3. Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas, guru mempunyai andil yang besar juga.
Guru diharapkan mampu mencatat/merekan kehaidran ini meskipun dengan
sederhana akan tetapi harus baik. Data kehadiran ini dimungkinkan untuk bahan
6
pertimbangan penilaian terhadap siswa, misalnya sebagai pertimbangan dalam
menetapkan kenaikan kelas.
4. Dalam memotivasi siswa untuk senantiasa berprestasi tinggi, guru juga harus
mampu menciptakan suasana yang mendukung hal tersebut. hal ini dapat mereka
lakukan misalnya dengan membuat grafik prestasi belajar siswa-siswanya.
5. Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kelas yang baik, peranan guru sangat
penting karena guru dapat menjadi model. Untuk membuat siswa mempunyai
disiplin yang tinggi, maka guru harus mampu menjadi contoh atau panutan bagi
siswa-siswanya. Guru juga harus mampu menegakkan disiplin dan tidak merusknya
sendiri. Di samping itu guru juga harus mampu mengambil keputusan secara
bijaksana dan konsisten untuk memberikan ganjaran dan hukuman kepada para
siswa yang pantas mendapatkannya.

7
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik
tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai
kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan
lancar, tertib dan teratur, serta mencapai tujuan pendidikan sekolah.
Kegiatan dalam manajemen kesiswaan dapat dipilih menjadi tiga bagian besar,
yaitu kegiatan penerimaan siswa, pembinaan siswa, dan penamatan program siswa
disekolah. Keterlibatan guru dalam manajemen kesiswaan tidak sebanyak
keterlibatannya dalam mengajar. Dalam manajemen kesiswaan guru lebih banyak
berperan secara tidak langsung.
B. Saran
Dalam lembaga pendidikan, siswa merupakan subjek didik yang dilayani untuk
mendapatkan pendidikan. Keberhasilanya dalam memperoleh layanan pedidikan siswa
tersebut tidak hanya bergantung pada layanan proses belajar mengajar yang diberikan
kepadanya, tetapi juga pengelolaan keberadaan siswa sebagai subjek didik di lembaga
pendidikan. Oleh karena itu mahasiswa diharapkan dapat memahami segala aspek
tentang manajemen. kesiswaan karena keberadaan siswa di lembaga pendidikan perlu
dikelola dengan sebaik-sebaiknya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: Rajawali pers, 1986.

Hasbullah. Otonomi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2004.

Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga, 2007.

Sagala, Syaiful. Manajemen Strategi dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:


Alfabeta, 2007.

Soctipja, Rafis kosasi. Profesi Guru. Jakarta: PT. Rinneka Cipta, 2004.

Soetipjo. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009,

Anda mungkin juga menyukai