0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
0 tayangan199 halaman

Ilu Muthoharoh Skripsi Final 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 199

PERBEDAAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN IBU RUMAH

TANGGA DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKANNYA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)


untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Ilu Muthoharoh
11180161000016

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi berjudul Perbedaan Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Ditinjau


Dari Tingkat Pendidikannya disusun oleh Ilu Muthoharoh, NIM 11180161000016,
Program Studi Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta , telah melalui bimbingan dan dinyatakan
sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 5 Januari 2023

Yang Mengesahkan,

Dosen Pembimbing

Dr. Sujiyo Miranto, M.PD


NIP. 196812282000031003

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH
Skripsi berjudul Perbedaan Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga
Ditinjau dari Tingkat Pendidikannya disusun oleh Ilu Muthoharoh, NIM
11180161000016 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan LULUS dalam Ujian
Munaqosah pada tanggal 09 Februari 2023 di hadapan dewan penguji. Karena itu,
penulis berhak mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Tadris
Biologi.

Jakarta, 10 Februari 2023


Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Program Studi)
Dr. Yanti Herlanti, M.Pd. 13 Feb 2023
NIP. 19710119 200802 2 010

Penguji I
Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd. 13 Feb 2023
NIP. 196501151987031020

Penguji II
13 Feb 2023
Dina Rahma Fadilah, M.Si.
NIDN. 2028128903

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Sururin, M.Ag.


NIP. 19710319 199803 2 001

iii
ABSTRAK

Ilu Muthoharoh (NIM: 11180161000016), Perbedaan Pengetahuan Lingkungan


Ibu Rumah Tangga Ditinjau Dari Tingkat Pendidikannya. Skripsi, Program Studi
Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan lingkungan ibu


rumah tangga ditinjau dari tingkat pendidikannya.Metode penelitian yang digunakan
yaitu jenis penelitian kuantitaif dengan metode survei. Data sampel penelitian
diperoleh dari Ibu Rumah Tangga di RT 13/08 Desa Wisata Setu Babakan, Jakarta
Selatan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 74 orang dengan latar pendidikan
yang berbeda-beda yang dipilih menggunakan Teknik Probability sampling yaitu
Stratified Random sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner dengan
menggunakan skala likert untuk mengukur pengetahuan lingkungan ibu rumah
tangga. Analisis data yang digunakan yaitu uji parametrik Anova One Way dan
Independent Sample t Test. Berdasarkan hasil uji yang diperoleh bahwa rata-rata
pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga RT 13/RW 08 Desa Wisata Setu Babakan
ditinjau dari latar belakang tingkat pendidikannya menunjukan perbedaan yang
signifikan. Dilihat dari uji Anova One Way dan Independent Sample t Test yang sudah
dilakukan diperoleh nilai probabilitas (Sig.2-tailed) p = 0,000 < α 0,05. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan
antara ibu rumah tangga yang dilihat dari latar belakang pendid ikannya.

Kata kunci : pengetahuan lingkungan, lingkungan hidup, tingkat pendidikan, ibu


rumah tangga.

iv
ABSTRACT

Ilu Muthoharoh (NIM: 11180161000016), Differences In The Knowledge Of


Housewives In View Of Their Level Of Education, Thesis of Biology Education
Program, Faculty of Tarbiya and Teacher’s Training, State Islamic University of
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022.

This study aims to determine differences in environmental knowledge of housewives


in terms of their level of education. The research method used is a quantitative
research type with survey methods. The research sample data were obtained from
housewives in RT 13/08 Setu Babakan Tourism Village, South Jakarta. The number of
samples taken was 74 people with different educational backgrounds who were
selected using the probability sampling technique, namely stratified random
sampling. This study used a questionnaire instrument using a Likert scale to measure
housewives' environmental knowledge. The data analysis used was the Anova One
Way parametric test and the Independent Sample t Test. Based on the test results, it
was found that the average environmental knowledge of housewives in RT 13/RW 08,
Setu Babakan Tourism Village, in terms of educational background, showed a
significant difference. Judging from the One Way Anova test and the Independent
Sample t Test that has been done, the probability value (Sig.2-tailed) is p = 0.000 < α
0.05. Thus it can be concluded that there are differences in environmental knowledge
between housewives seen from their educational background.

Keywords : environmental knowledge, environmental, education level, housewife.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang
Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufiq, serta Hidayah-Nya
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan penelitian ini yang berjudul
“Perbedaan Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Ditinjau Dari Tingkat
Pendidikannya”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) program studi Tadris Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada:

1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris Biologi FITK
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Tadris Biologi
FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd selaku dosem pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan dan motivasi selama
penyusunan hingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Seluruh Dosen dan Staff Program Studi Tadris Biologi, yang telah banyak
memberikan banyak ilmu dan pengalaman baru selama proses perkuliahan.
6. Ibu Dr. Baiq Hana Susanti, M.Sc, sebagai dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan bimbingan dan dukungan selama proses perkuliahan
berlangsung.
7. Kepala Desa Srengseng Sawah dan Ketua RT 13/RW 08 Desa Wisata Setu
Babakan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian di desa tersebut.

vi
8. Ibu Rumah Tangga RT 13/RW 08 Desa Wisata Setu Babakan yang telah bersedia
meluangkan waktunya membantu peneliti untuk melaksanakan penelitian ini.
9. keluarga tercinta Ibu,Bapak, dan Adik yang selalu mendoakan, memberikan
dukungan moral dan materil serta selalu mendengarkan keluh kesah penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. M. Ery Sofyan, Shil Viina Rohamniyah, Hannadiva Fauziah, M Khadik, Kamila
Hidayati, Salma Nurul Ajmal, Ahmad Faiz Muzaki, Indah Sari Ruhmana, dan
Keluarga besar Pendidikan Biologi Angkatan 2018, khususnya kelas A yang
sudah membantu dan memberikan dukungan untuk penulis sampai mempu
menyelesaikan tahap ini, dan menjadi teman yang baik dalam perjalanan sebagai
mahasiswa.
11. Keluarga Besar IMPP-J Pemalang yang telah membantu dan membersamai
selama perkuliahan.
12. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebut satu persatu
Dengan penuh rasa syukur, saya menyelesaikan skripsi ini yang membahas
mengenai pengetahuan lingkungan. Saya berharap hasil dari penelitian ini dapat
memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas pengetahuan lingkungan bagi
masyarakat. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah SWT. memberikan balasan
kebaikan yang berlipat.

Jakarta, Desember 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ..............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH....................................................... iii
ABSTRAK .....................................................................................................................iv
ABSTRACT................................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................................vi
DAFTAR ISI................................................................................................................ viii
GAMBAR ...................................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xiv

BAB I ............................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 7
C. Pembatasan Masalah ................................................................ 7
D. Rumusan Masalah..................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II........................................................................................................................... 9
A. Deskripsi Teori ................................................................................................. 9
B. Penelitian Relevan .......................................................................................... 30
C. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 32
D. Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 34
BAB III ........................................................................................................................ 35
A. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................................... 35
B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................................... 35

viii
C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 36
D. Prosedur Penelitian ........................................................................................ 37
E. Pengumpulan Data ......................................................................................... 38
F. Instrumen Penelitian...................................................................................... 39
G. Uji Coba Instrumen ....................................................................................... 40
H. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 42
BAB IV .........................................................................................................................45
A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 45
B. Uji Prasyarat Analisis .................................................................................... 49
D. Pembahasan .................................................................................................... 77
BAB V...........................................................................................................................88
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 88
B. Saran................................................................................................................ 90
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................91
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................................97

ix
GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir .................................................................................. 33

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Nilai Pengetahuan Lingkungan .................................................... 15


Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Lingkungan ........................................... 39
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................................... 41
Tabel 4.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan....................................... 45
Tabel 4.2 Total Presentase Data Diri Sampel Penelitian ............................................ 45
Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan Usia Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 .................................... 46
Tabel 4.4 Hasil Uji Independent Sample t Test Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan
Usia Ibu Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/ RW.08 ........ 47
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Statistik Pengetahuan Lingkungan ............................... 48
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan Usia Ibu
Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/ RW.08 ....................... 50
Tabel 4.7Hasil Uji Normalitas Aspek Konsep Dasar Lingkungan Ibu Rumah Tangga
Desa Wisata Setu Babakan RT.13/ RW.08 ................................................ 51
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Aspek Faktor yang Memengaruhi Pencemaran atau
Kerusakan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan
RT.13/RW.08.............................................................................................. 52
Tabel 4.9 Uji Normalitas Aspek Ciri-Ciri Lingkungan yang Berkualitas Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 .................................... 53
Tabel 4.10 Uji Normalitas Aspek Prinsip Pengelolaan Lingkungan Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/ RW.08 ................................... 54
Tabel 4.11 Uji Normalitas Aspek Pembangunan Berkelanjutan Ibu Rumah Tangga
Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 ................................................. 54
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Desa
Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 .......................................................... 55

xi
Tabel 4.13 Hasil Uji Homogenitas Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan Usia Ibu
Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 ........................ 57
Tabel 4.14 Uji Homogenitas Aspek Ciri-Ciri Lingkungan Yang Berkualitas Ibu
Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 ........................ 57
Tabel 4.15 Uji Homogenitas Aspek Prinsip Pengelolaan Lingkungan Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 .................................... 58
Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Desa
Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 .......................................................... 59
Tabel 4.17 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Desa
Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 .......................................................... 60
Tabel 4.18 Hasil Uji Hipotesis Anova One Way Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 .................................... 61
Tabel 4.19 Hasil Uji Post Hoc Test Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga
Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 ................................................. 62
Tabel 4.20 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Desa
Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat Pendidikan SD dan
SMP ............................................................................................................ 63
Tabel 4.21 Hasil Uji Independent t Test Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga
Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat Pendidikan/1SD
dan SMP...................................................................................................... 64
Tabel 4.22 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Desa
Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat Pendidikan SD dan
SMA............................................................................................................ 65
Tabel 4.23 Hasil Uji Independent t Test Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga
Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat Pendidikan/1SD
dan SMA ..................................................................................................... 66
Tabel 4.24 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Desa
Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat Pendidikan SD dan
SMA............................................................................................................ 68
xii
Tabel 4.25Hasil Uji Independent t Test Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga
Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat Pendidikan/1SD
dan Perguruan Tinggi ................................................................................. 69
Tabel 4.26 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Desa
Wisata Setu Babakan RT 13/ RW 08 antara Tingkat Pendidikan SMP dan
SMA............................................................................................................ 70
Tabel 4.27Hasil Uji Independent t Test Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga
Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat Pendidikan/1SMP
dan SMA ..................................................................................................... 71
Tabel 4.28 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Desa
Wisata Setu Babakan RT 13/ RW 08 antara Tingkat Pendidikan SMP dan
Perguruan Tinggi ........................................................................................ 73
Tabel 4.29 Hasil Uji Independent t Test Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga
Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat Pendidikan/1SMP
dan Perguruan Tinggi ................................................................................. 73
Tabel 4.30 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Desa
Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat Pendidikan SMA dan
Perguruan Tinggi ........................................................................................ 75
Tabel 4.31 Hasil Uji Independent t Test Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga
Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat
Pendidikan/1SMA dan Perguruan Tinggi................................................... 76

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi instrumen Pengetahuan Lingkungan Pra Uji Coba ................... 98


Lampiran 2 Rekap Hasil Uji Coba Kuesioner Pengetahuan Lingkungan ................. 110
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan Lingkungan Hasil Uji Coba.............. 123
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian Pengetahuan Lingkungan .................................... 129
Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga RT
13/RW 08 Desa Wisata Setu Babakan ................................................... 134
Lampiran 6 Rekapitulasi Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan Data Diri Usia .... 150
Lampiran 7 Rekapitulasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................................... 152
Lampiran 8 Rekapitulasi Tiap Aspek Pengetahuan Lingkungan .............................. 156
Lampiran 9 Uji Referensi .......................................................................................... 160
Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian ....................................................... 182
Lampiran 11 Surat keterangan Penelitian ................................................................. 183
Lampiran 12 Dokumentasi Kegiatan Penelitian........................................................ 184

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan merupakan komponen penting dalam kehidupan yang
saling terkait dengan manusia. Kelestarian dan keasrian lingkungan bergantung
pada manusia yang tinggal di dalamnya. Namun, seiring dengan perkembangan
zaman, fungsi lingkungan semakin terancam oleh pencemaran yang disebabkan
manusia, baik penggunaan emisi karbon yang berlebihan, pemborosan
penggunaan sumber daya alam, maupun pengelolaan sampah yang masih
buruk. Ketidakpedulian terhadap lingkungan ini mengakibatkan
ketidakseimbangan dalam lingkungan yang secara tidak langsung dapat
berpengaruh terhadap generasi berikutnya.

Tingkat kesadaran masyarakat terhadap lingkungan terjadi sebagai akibat


dari berkembangnya pemahaman tentang lingkungan itu sendiri atau dapat juga
disebabkan oleh adanya pemenuhan kebutuhan hidup, rasa kemanusiaan, dan

karakteristik individu atau gaya hidup. 1 Kepedulian masyarakat terhadap


lingkungan merupakan tanggung jawab setiap individu masyarakat. Namun
pada kenyataannya, persoalan-persoalan mengenai lingkungan ini tidak dapat
diselesaikan tanpa adanya kesadaran dari setiap individu masyarakat. Hal ini
dikarenakan kesadaran terhadap lingkungan hidup merupakan aspek yang
penting dalam pengelolaan lingkungan, yaitu sebagai bentuk kepedulian
seseorang terhadap kualitas lingkungannya. Seperti dalam Al-qur’an surat Ar-
rum ayat 41.

‫حْر لْبَ ِرفِي الْفَ َسادُ ظَ َه َر‬


ِ َ‫اس أَيْدِي كَ َسبَتْ ِب َما َوالْب‬ َ ْ‫يَرْ ِجعُونَلَ َعلَّ ُه ْم عَ ِملُوا الَّذِيبَع‬
ِ َّ‫ض ا لِيُذِيقَهُم الن‬

1Diana Ayu Gabriella & Agus Sugiarto, “Kesadaran dan Perilaku Ramah Lingkungan
Mahasiswa di Kampus,” tersedia secara onine di https://ejournal.undiksha.ac.id , 2020, Vol 9 No 2.

1
2

Yang artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan


karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar)”.

Permasalahan lingkungan yang sering dijumpai di Indonesia menurut


Kardono dalam Mahyudin menyatakan bahwa “permasalahan pengelolaan
sampah yang ada di Indonesia dilihat dari beberapa indikator berikut, yaitu
tingginya jumlah sampah yang dihasilkan, tingkat pelayanan pengelolaan
sampah yang rendah, tempat pembuangan sampah akhir yang terbatas
jumlahnya, institut pengelola sampah, dan masalah biaya”. 2 Hal tersebut dapat
disebabkan juga oleh perilaku manusia yang kurang peduli terhadap
lingkungannya. Adapun perilaku yang dinilai kurang peduli terhadap
lingkungan di antaranya :

a. Di berbagai kota adanya ketidak-acuhan masyarakat terhadap lingkungan,


ketidakpedulian terhadap sesama semakin berkurang.
b. Gaya hidup yang berlebihan, yaitu kecenderungan penggunaan teknologi
industri yang canggih namun tidak memperhatikan kondisi lingkungan.
c. Adanya kecenderungan membuang sampah sembarangan, baik ke dalam
lingkungan air maupun tempat umum. Hal ini menunjukkan tingkah laku
maupun kebiasaan yang tidak tahu mengenai kondisi lingkungan yang ada.3
Banyaknya permasalahan lingkungan yang terjadi di sekitar. Oleh
karenanya perlu mengubah perilaku maupun prioritas utama dalam mengatasi
masalah krisis lingkungan, yang dapat ditempuh melalui jalur pendidikan, baik

2 Rizqi Puteri Mahyudin, “Kajian Permasalahan Pengelolaan Sampah dan Dampak

Lingkungan di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir)”, Jukung Jurnal Teknik Lingkungan, 2017. Vol
3(1):66-74.
3 Peduk Rintayati, “Hubungan Kemampuan Kognitif,Nilai Budaya, Gaya Hidup Dengan

Empati Lingkungan Pada Masyarakat Wilayah Sungai Pembuangan Limbah Batik Survei pada
Masyarakat Kota Batik Surakarta”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Lingkungan dan Pembangun a n , 2 0 1 1 .
Vol 12 No 1.
3

formal maupun informal. Merujuk pada Hudha dkk bahwa “pendidikan tidak
lain merupakan langkah yang strategis untuk meningkatkan potensi anak
manusia agar mempunyai kemampuan berpikir, kesadaran tata nilai, dan
keyakinan yang telah diturunkan masyarakat serta mengembangkannya agar
sejalan dengan segala zaman”.4 Dengan kata lain pendidikan merupakan suatu
proses yang bertujuan untuk dapat meningkatkan pengetahuan, kesadaran, serta
sikap seseorang agar sesuai dengan norma yang berlaku.
Isjoni dalam bukunya menyatakan bahwa pendidikan diibaratkan seperti
ujung tombak suatu negara, tertinggal atau majunya sebuah negara bergantung
dengan kondisi pendidikannya.5 Hal ini berhubungan juga dengan tingkat
pendidikan yang dicerminkan oleh seseorang dalam menempuh pendidikan
formalnya, yang diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap
penguasaan dan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan. Dengan demikian,
secara tidak langsung pendidikan akan membentuk watak dan juga perilaku
masyarakat, sehingga dapat menghindarkan diri dari perilaku-perilaku yang
kontra ataupun bertentangan terhadap kesehatan pribadi dan lingkungan
sekitarnya.
Rendahnya tingkat pendidikan seseorang menjadi salah satu faktor
penyebab menurunnya kualitas lingkungan. Rendahnya tingkat pendidikan dan
pengetahuan masyarakat tentang lingkungan berdampak terhadap kurangnya
respon untuk dapat menerima suatu informasi yang bermanfaat bagi dirinya.
Respon ini berkaitan dengan cara pandang manusia yang bergantung pada
pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, serta norma-norma yang
terdapat di lingkungan sekitar tempatnya tinggal. 6

4 Atok Miftachul Hudha dkk, “Etika Lingkungan Teori dan Praktik Pembelajarannya ”, (
Malang: UMM Press, 2019), hlm 3.
5 Isjoni, Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia,2006) hlm 19.


6 Dwi Saputro dkk,” Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup, Tingkat Sosial ekonomi, dan

Tingkat Pendidikan Terhadap Sikap Peduli Lingkungan ”, Jurnal GeoEco, 2016, Vol 2 No 2 h1m 28.
4

Selain pendidikan formal yang sudah diterapkan di sekolah, jalur


pendidikan informal juga tidak kalah penting. Pendidikan informal menjadi
dasar yang nantinya akan membentuk kebiasaan, watak, dan juga perilaku
individu di masa depan. Berdasarkan Undang-Undang tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 27 menyatakan bahwa “kegiatan pendidikan
informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan
belajar secara mandiri”. Veithzal dkk mengatakan bahwa pendidikan informal
merupakan jalur pendidikan pertama bagi seorang anak dalam pembentukan
kepribadian akibat interaksi yang terjadi dari kedua orang tua dan anggota
keluarga lainnya.7
Sementara itu dalam lingkungan keluarga, seorang Ibu mempunyai peran
yang sangat besar. Dewi Yusriani dalam jurnalnya mengatakan bahwa peran
perempuan selain sebagai istri bisa juga disebut dengan pembina kesejahteraan
keluarga, sebagai pembina generasi muda dan sebagai manusia pembangun
dalam masyarakat. Hal ini tidak dapat disangkal bahwa kedudukannya dalam
keluarga memegang peran penting dalam membekali generasi muda.8 Apalagi
dalam mewujudkan seorang anak yang terpelajar juga membutuhkan orang tua
yang terpelajar pula, karena pendidikan pertama yang akan didapatkan oleh
seorang anak berasal dari keluarganya sendiri. Terutama seorang ibu sebagai
sekolah pertama atau madrasatul ‘ula.9
Melalui ibu, pendidikan dan penyadaran tentang kepedulian tehadap
lingkungan dapat ditanamkan sejak dini. Sebagai seorang ibu yang pada
umumnya mempunyai waktu lebih banyak bersama dengan anak diharapkan
dapat menanamkan pola hidup ramah lingkungan dengan kebiasaan-kebiasaan

7 Veithzal Rivai Zainal dkk, The Economics of Education Mengelola Pendidikan Secara
Profesional untuk Meraih Mutu dengan Pendekatan Bisnis, (Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama,
2014, hlm 137).
8 Yusriani Sapta Dewi, “Peran Perempua n dalam Pembangunan Berkelanjutan”, Jurnal Ilmiah

Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan,2011, Vol 12 No. 2.


9 Salsabila Difany dkk, Peran Guru dalam Penguatan Nilai Karakter Peserta Didik (Antologi

Esai Mahasiswa Pendidikan Agama Islam), (Yogyakarta:UAD Press, 2021, hlm 255.
5

baik yang dilakukan setiap hari. Jika kebiasaan dan kesadaran terhadap
lingkungan mengakar dalam diri anak maka di masa depan akan terbentuk
generasi yang peduli terhadap lingkungan. Merujuk pada jurnal Maya dkk yang
menyatakan bahwa menanamkan karakter peduli lingkungan dapat dilakukan
melalui pola asuh keluarga.10
Meninjau berdasarkan ranah sosial, peran perempuan lebih sering
ditempatkan secara langsung dengan objek yang ditanganinya. Hal tersebut
menyebabkan perempuan lebih peka dalam mendidik, membina, dan melatih
generasi muda. Selain itu, perempuan juga mempunyai potensi besar dalam
pemeliharaan, pelestarian lingkungan, dan pencegahan pencemaran
lingkungan.11 Sebagai salah satu contoh, yaitu Ibu Suswaningsih yang
mendapatkan penghargaan Kalpataru pada tahun 2021. Di mana beliau berhasil
mengubah lahan tandus dan berbatu menjadi lahan hijau yang bermanfaat dan
produktif di Kelurahan Karangwuni dan Melikan Gunung Kidul, Yogyakarta. 12
Penghargaan Kalpataru merupakan penghargaan tertinggi dalam bidang
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang diberikan oleh Pemerintah sebagai
wujud apresiasi kepada individu maupun kelompok yang berjasa dalam
merintis, mengabdi, menyelamatkan, membina perlindungan, dan pengelolaan
lingkungan hidup dan kehutanan.
Peran lingkungan tempat tinggal juga berpengaruh dalam pembentukan
karakter seorang anak. Sebagai ahli meniru, anak biasanya cenderung akan
melakukan apa yang mereka lihat. Lingkungan sosial menjadi tempat di mana
anak mendapatkan pengetahuan baru dari perilaku-perilaku orang yang ada di
sekitarnya. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang anak mempunyai

10 Maya Rizky Ramadhani dkk, “Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantuk Karakter
Peduli Lingkungan”, Jurnal Psikologi, Vol 7 No 2 hlm 63.
11 Loc.cit., Yusriani.
12 Tim PSL. Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada, Perempuan dan

Pelesatarian Lingkungan, https://pslh.ugm.ac.id/perempuan-dan-pelestarian-lingkungan/, 3 Juli 2 0 2 2 ,


15.17 WIB.
6

lingkungan sosial yang dapat mendukung tumbuh kembangnya. Seperti dalam


penelitian Riana yang menyatakan bahwa lingkungan masyarakat memberikan
pengaruh yang tinggi, sama halnya dengan lingkungan keluarga dan sekolah
terhadap pembentukan sikap peduli lingkungan peserta didik. Berdasarkan hasil
penelitian yang sudah dilakukan, lingkungan sosial yang baik menghasilkan
tingkat sikap peduli lingkungan peserta didik tinggi. 13
Desa Perkampungan Wisata Setu Babakan yang terletak di Desa
Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan DKI Jakarta. Desa
wisata ini mendapat gelar ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) sebagai
desa wisata terbaik kategori CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and
Environmental Sustainability) yang diadakan oleh Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada Jumat 30
April 2021.
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 merupakan suatu
apresiasi yang diberikan kepada desa-desa wisata yang memiliki prestasi dan
kriteria-kriteria penilaian tertentu yang diberikan oleh Kemenparekraf atau
Baparekraf. Tujuan dari adanya event ini untuk menjadikan desa wisata
Indonesia sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia dan mempunyai daya
saing yang tinggi. Terpilihnya Desa Wisata Setu Babakan sebagai salah satu
Desa Wisata yang mendapatkan penghargaan ADWI, dikarenakan Desa
Wisata tersebut dinilai sudah memenuhi semua kategori yang ditetapkan,di
antaranya adanya fasilitas homestay, toilet, souvenir, desa digital, CHSE,
konten kreatif, dan daya tarik.14

13 Riana Monalisa Tamara, “Peranan Lingkungan Sosial terhadap Pembentukan Sikap p ed u li


Lingkungan Peserta Didik Di SMA Negeri Kabupaten Cianjur”, Jurnal Pendidikan Geografi, Vol 16
No 1, 2016, hlm 44-55.
14 Tim Detik. Masuk Daftar 50 Desa Wisata Terbaik, Setu Babakan Disambangi Sandiaga,

https://travel.detik.com/travel-news/d-5708450/masuk-daftar-50-desa-wisata-terbaik-setu-babakan-
disambangi-sandiaga , 5 Juli 2022, 13.56 WIB.
7

Dengan adanya penghargaan ADWI yang diberikan oleh


Kemenparekraf ini, secara tidak langsung dapat diketahui bahwa Desa
Perkampungan Wisata Setu Babakan ini merupakan desa yang memperhatikan
kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Pengetahuan
Lingkungan Ibu Rumah Tangga Ditinjau Dari Tingkat Pendidikannya”.
Pentingnya penelitian ini dilakukan yaitu untuk melihat apakah terdapat
perbedaan pengetahuan lingkungan berdasarkan tingkat pendidikan ibu rumah
tangga.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat didentifikasi
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan yang masih rendah,
menyebabkan permasalahan lingkungan semakin parah.
2. Rendahnya tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor penyebab
menurunnya kualitas lingkungan.
3. Pengetahuan lingkungan penting dimiliki oleh seluruh ibu rumah tangga baik
sebagai seorang individu atau sebagai pelaku sosial.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan
pada “Perbedaan pengetahuan lingkungan Ibu Rumah Tangga berdasarkan
tingkat pendidikannya”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan,
perumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan antara
pengetahuan lingkungan Ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan yang
berbeda?
8

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pengetahuan
lingkungan pada ibu rumah tangga RT 13/RW 08 Desa Wisata Setu Babakan
ditinjau dari latar belakang tingkat pendidikannya.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah khasanah pengetahuan tentang peran tingkat pendidikan
dalam membentuk pengetahuan lingkungan.
b. Menjadi referensi bagi penelitian sejenis yang ingin mengeksplorasi
perbedaan pengetahuan lingkungan berdasarkan latar belakang tingkat
Pendidikan.
c. Menjadi dasar bagi pemerintah dan Lembaga Pendidikan untuk
meningkatkan kualitas Pendidikan lingkungan yang diberikan kepada
masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu sarana dalam penerapan teori-
teori yang diperoleh selama menjalani studi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidyatullah Jakarta. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat
untuk memperluas pengetahuan dan wawasan baru.
b. Bagi Masyarakat
1) Memberikan masukan bagi ibu rumah tangga dalam meningkatkan
pengetahuan lingkungan dan mempraktekkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
2) Memberikan masukan bagi Lembaga Pendidikan dalam meningkatkan
kualitas Pendidikan lingkungan yang diberikan kepada siswa.
BAB II
DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teori
1. Pengetahuan
1) Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan yang bisa diartikan dengan tahu, atau hal mengetahui
sesuatu, segala apa yang diketahui, ataupun kepandaian yang berkenaan
dengan suatu hal. Ilmu pada hakikatnya berasal dari pengetahuan yang sudah
disusun secara sistematik dan diuji kebenarannya menggunakan metode
ilmiah dan dinyatakan valid atau shahih. Sedangkan pengetahuan itu sendiri
merupakan segala sesuatu yang diketahui, namun belum disusun secara
sistematik dan juga belum dilakukan uji kebenaran dengan metode ilmiah,
serta belum dinyatakan sesuatu yang valid atau shahih.1
Menurut Sidi Gazalba dalam Nunu Burhanudin mendefinisakan bahwa
“Pengetahuan merupakan apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan
tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah suatu hasil dari kenal, sadar, insaf,
mengerti, dan pandai”. Yang dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
merupakan suatu hasil proses dari usaha manusia untuk tahu. Gazalba
mencirikan pengetahuan dengan good sense, yaitu seseorang yang dipandang
mempunyai sesuatu dimana ia menerimanya secara baik. Dengan contoh
semua orang menyebut sesuatu itu berwarna merah karena sesuatu tersebut
memang berwarna merah, atau benda itu panas karena memang saat benda
tersebut dirasakan panas, dan sebagainya.2
Berdasarkan beberapa definisi mengenai pengetahuan dapat di
simpulkan bahwa pengetahuan merupakan suatu hal yang dihasilkan melalui
proses antara interaksi dan informasi yang meliputi konsep, data, dan juga

1 Abuddin Nata, Islam dan Ilmu Pengetahuan, (Jakarta : Prenadamedia Group, 2018), hlm 8.
2 Nunu Burhanudin, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Prenamedia Group, 2018), hlm 62.

9
10

fakta. Berkaitan dengan kepedulian terhadap lingkungan, pengetahuan


terhadap lingkungan diharapkan dapat menjadi suatu rujukan dalam menjaga
kelestarian alam dan mencegah kerusakan alam. Kurangnya pengetahuan
dan kepedulian terhadap lingkungan berakibat pada kerusakan alam yang
dapat menjadi ancaman bagi masyarakat. Misalnya banjir, tanah longor,
banyaknya polusi, dan juga habisnya sumber daya alam. 3

2) Cara Mendapatkan Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo dalam Asriwati menyatakan bahwa terdapat 2
cara dalam memperoleh pengetahuan, di antaranya:
a. Cara tradisional atau non ilmiah
a) Cara coba-salah (trial and error), yaitu memperoleh pengetahuan
melalui metode coba-salah atau yang dikenal dengan “trial and error”.
b) Cara kekuasaan atau otoritas, cara ini bisa diwariskan secara turun
temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
c) Berlandaskan pengalaman pribadi, seperti kata pepatah bahwa
pengalaman adalah guru terbaik di mana mengandung arti bahwa
pengalaman merupakan sumber pengetahuan dan cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan.
b. Cara modern atau ilmiah
Cara baru dalam memperoleh pengetahuan ini lebih sistematis,
logis, dan ilmiah. Cara ini lebih populer disebut dengan metode penelitian
ilmiah atau metodologi penelitian (research methodology). Metode
penelitian dianggap lebih praktis dan mudah dipahami karena sumber
berdasarkan kajian-kajian ilmiah.4
3) Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengetahuan

3 Bonita dkk, Hubungan, “Tingka t Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan Sikap Peduli
Lingkungan Siswa ”, Jurnal Pelita Pendidikan, 2018, Vol 6, No. 4, hlm 205.
4 Asriwati & Irawati, Buku Ajar Antropologi Kesehatan dalam Keperawatan, (Yogyakarta:

Deepublish, 2019), hlm. 148.


11

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi pengetahuan seseorang dibagi


menjadi tiga, yaitu faktor internal: faktor yang datang dari dalam diri sendiri,
seperti inteligensia, minat, dan kondisi fisik. Faktor eksternal: faktor yang
berasal dari luar individu itu sendiri, seperti keluarga, masyarakat, dan
sarana. Dan faktor pendekatan belajar: yaitu faktor upaya dalam belajar,
seperti strategi dan metode dalam pembelajaran. 5 Adapun menurut Dewi
dalam Zulmiyetri dkk, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, di antaranya sebagai berikut:
a. Pendidikan
Secara bahasa pendidikan berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogy
yang berarti seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar oleh
seorang pelayan. Pelayan yang bertugas mengantar dan menjemput disebut
dengan paedagogos. Dalam bahasa Romawi pendidikan disebut dengan
educate yang memiliki arti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam.
Dalam bahasa Inggris pendidikan disebut dengan istilah to educate yang
memiliki arti memperbaiki moral dan melatih intelektual. Dalam arti luas
pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam
suatu lingkungan dan sepanjang hidup. Menurut Mudyhardjo dalam Abdul
Kadir pendidikan merupakan segala situasi hidup yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan hidup. Kemudian dalam arti sempit
pendidikan dapat dikatakan sebagai sekolah. Dimana pendidikan merupakan
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai suatu lembaga
pendidikan.6
Pengertian pendidikan dalam Dictionary of Education. Education yaitu
kumpulan dari proses-proses yang telah dilakukan dimana hal tersebut
memungkinkan seseorang mampu mengembangkan kemampuan, sikap, dan

5 Umar Fahmii Achmadi, Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Raja wali
press,2016), hlm. 117.
6 Abdul Kadir dkk, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2012), hlm 60.
12

bentuk tingkah yang bernilai positif di lingkungan masyarakat dia tinggal.


Selain itu, istilah education juga bermakna sebagai suatu proses sosial ketika
seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol, sehingga seseorang dapat memiliki kemampuan sosial dan
perkembangan individual secara optimal.7
Berdasarkan banyaknya definisi dari pendidikan dapat dipahami
bahwa pendidikan merupakan sebuah proses mendidik, membina,
mengendalikan, mengontrol, memengaruhi dan mentransmisikan ilmu
pengetahuan yang dilaksanakan oleh para pendidik kepada peserta didik,
dalam rangka untuk menghilangkan kebodohan, meningkatkan pengetahuan
dan juga membentuk karakter peserta didik yang lebih baik dan lebih
bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang lain dalam kehidupan sehari-
hari. Pendidikan juga merupakan usaha dan upaya pendidik dalam
meningkatkan, mengembangkan, dan mencerdaskan semua orang yang
terlibat dalam pendidikan. Oleh sebab itu, yang dikembangkan dan
ditingkatkan kemampuan dan kecerdasannya tidak hanya peserta didik saja,
melainkan pendidik dan semua orang yang terlibat baik secara langsung
maupun tidak dalam dunia pendidikan.8
Selain itu, pendidikan menjadi suatu usaha mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah (baik sekolah
formal maupun non formal) dan dapat berlangsung seumur hidup.
Pendidikan juga merupakan sebuah proses untuk mengubah sikap dan
perilaku seseorang atau kelompok dan usaha mendewasakan manusia
melalui suatu pengajaran atau pelatihan. Menurut Martina dkk menyatakan
bahwa pendidikan memberikan pengaruh besar pada perilaku masyarakat,
dimana semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah

7 Aliet Noorhayati Sutisno, Filsafat Pendidikan Edisi Revisi, (Yogyakarta: K-Media, 2019),
hlm 12.
8 Ibid., hlm 17.
13

untuk menerima suatu informasi sehingga akan semakin banyak pula


pengetahuan yang dimiliki.9
b. Umur
Umur adalah usia yang terhitung mulai dari saat seseorang dilahirkan
sampai saat ia akan berulang tahun. Semakin cukup umur seseorang, maka
tingkat kematangan dan kekeuatan seseorang akan menjadi lebih matang
dalam berpikir dan juga bekerja. Seperti dalam penelitian Putra dan Podo
bahwa pada usia produktif, yaitu 26-35 tahun merupakan usia yang paling
berperan dalam masyarakat dan memiliki aktivitas yang padat serta
mempunyai kemampuan kognitif yang baik.10 Dilihat dari segi kepercayaan
masyarakat, yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang
belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya.11
c. Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi dan keadaan yang ada di
sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat memengaruhi perkembangan
dan perilaku seseorang maupun kelompok. Lingkungan menjadi suatu
masukan ke dalam diri setiap individu yang melibatkan faktor internal dan
faktor eksternal. Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang berpikiran
luas maka pengetahuannya akan menjadi semakin baik dibandingkan dengan
orang yang berada di lingkungan berpikir sempit. Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa lingkungan merupakan suatu kondisi yang dapat
memengaruhi perkembangan atau perilaku seseorang. 12

9 Martina dkk, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, (Medan: Yayasan Kita M en u lis,

2021), hlm. 45.


10 Putra Agina W S dan Podo Yuwono, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Pengetahuan Masyarakat dalam Mitigasi Bencana Alam Tanah Longsor”, Jurnal Unimma, 2017, h lm .
307.
11 Zulmiyetri dkk, Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2019), hlm. 53.
12 Ibid.,
14

d. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan profesi masing-masing. Pekerjaan
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mencari nafkah sehingga
kebutuhan hidupnya akan tercukupi. Status atau tingkat pekerjaan yang
rendah seringkali memengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh
seseorang. Pekerjaan biasanya dianggap sebagai simbol status dalam
kehidupan sosial masyarakat.13
e. Sosial ekonomi
Sosial ekonomi menjadi variabel yang menggambarkan kedudukan
atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan dari jenis
aktivitas ekonomi, pendidikan, dan pendapatan. Hal ini dapat memengaruhi
berbagai aspek dalam kehidupan termasuk pengetahuan dan perilaku
pemeliharaan kesehatan lingkungan.14
f. Sumber Informasi
Ilmu pengetahuan merupakan hal yang membutuhkan informasi dan
juga dapat menghasilkan informasi. Apabila pengetahuan berkembang
sangat cepat begitupula dengan informasi. Adanya ledakan pengetahuan
merupakan suatu akibat dari adanya perkembangan ilmu dan pengetahuan.
Informasi mengenai cara-cara pencapaian hidup sehat dan cara menjaga
lingkungan akan meningkatkan pengetahuan masyarakat pula dan dapat
menambah kesadaran untuk berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimiliki.15 Informasi yang diperoleh seseorang disebut dengan literasi,
menurut Shiang-Yao literasi merupakan kapasitas yang dimiliki oleh
seseorang untuk menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dari bidang

13 Ibid., hlm. 54.


14 Ibid.,
15 Ibid.,
15

tertentu, dan memiliki kemampuan untuk menganalisis, menalar, dan


mengkomunikasikan informasi yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.16

4) Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dilakukan melalui angket atau kuesioner
berupa 32 butir pernyataan mengenai pemahaman umum lingkungan.
Kuesioner berisi pernyataan positif dan negatif untuk mengukur sikap,
pendapat, maupun persepsi seseorang terhadap suatu hal. Pilihan jawaban
yang disedikana berupa pernyataan sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju.17 Hasil dari pengisian kuesioner kemudian
dinilai berdasarkan skala penilaian huruf. Cara yang digunakan untuk
mengambil rata-rata dari huruf tersebut, yaitu dengan mengubah nilai huruf
menjadi angka terlebih dahulu. Dimana satu nilai mewakili satu rentangan
nilai angka.18 Seperti pada Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.0.1 Kategori Nilai Pengetahuan Lingkungan

Angka 100 Angka 10 IKIP Huruf Keterangan


80-100 8,0-10,0 8,1-10 A Baik sekali
66-79 6,6-7,9 6,6-8,0 B Baik
56-65 5,6-6,5 5,6-6,5 C Cukup
40-55 4,0-5,5 4,1-5,5 D Kurang
30-39 3,0-3,9 0-4,0 E Gagal

16 Shiang-Yao Liu dkk, A National Investigation of teachers’ Environmental Literacy as a

Reference for Promoting Environmental Education in Taiwan, The Journal Of Environmental


Education, 2015 Volume 46 No 2.
17 I’anatut Thoifah, Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif , (Malang:

Madani,2015) hlm 40.


18 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 3, ( Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2018) hlm 269-271.


16

2. Lingkungan Hidup
1) Pengertian Lingkungan Hidup
Dalam usaha mempelajari dan meneliti perilaku, lingkungan
merupakan hal yang selalu dilihat dan dikaitkan. Di mana lingkungan
merupakan segala sesuatu yang bisa merangsang atau menstimulus
seseorang sehingga menimbulkan suatu tingkah laku yang terdiri dari
kumpulan respons. Lingkungan meliputi segala hal di luar diri seseorang
maupun di dalam dirinya, bersifat fisik maupun ide orang yang berpengaruh
yang menjadi sumber stimulus dan bisa memunculkan suatu reaksi maupun
respons. Maka lingkungan terdiri dari lingkungan dalam diri seseorang dan
lingkungan luar berupa lingkungan fisik, lingkungan geografis maupun
lingkungan sosial.19
Menurut Mustofa dalam Dewa, bahwa lingkungan merupakan semua
faktor luar, fisik, dan biologis yang secara langsung berpengaruh terhadap
ketahanan hidup, pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi organisme.
Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan hidup yaitu kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan hidup
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. 20 Hal ini sesuai
dengan pengertian lingkungan hidup menurut UU No 32 tahun 2009.
Adapun yang dimaksud dengan lingkungan atau yang biasa disebut
dengan lingkungan hidup yaitu semua benda hidup dan mati serta seluruh
kondisi yang ada di dalam ruang yang di tempati. Secara garis besar
lingkungan dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut:

19 Gunarsa, Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga, (Jakarta: Gunung Mulia, 2004),
hlm 3—4.
20 Dewa Ketuk Wisnawa, Tari Baris Keraras: Ikon Cinta Lingkungan dari Mengwi,
(Denpasar: Nilacakra, 2021), hlm. 10-11.
17

a. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik merupakan segala benda mati dan keadaan fisik yang
ada di sekitar individu-individu, misalnya : batu-batuan, mineral, air, iklim,
cuaca, suhu, kelembapan, angin, dan lain sebagainya.
b. Lingkungan Biotik
Lingkungan biotik yaitu segala makhluk hidup yang ada di sekitar
individu baik tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia.

2) Lingkungan dalam Ilmu Ekologi


Kata “ekologi” pertama kali digagas oleh ahli biologi bangsa Jerman
yang bernama Ernest Haeckel pada tahun 1869. Ekologi masuk dalam
cabang ilmu Biologi, yang di dalamnya mempelajari mengenai interaksi
yang terjadi antara organisme dengan lingkungan sekitarnya. 21 Ekologi
biasanya mendefinisikan populasi yaitu sebagai suatu kelompok individu
dari satu kelompok spesies yang sama dan mengandalkan sumberdaya yang
sama dan memungkinkan terjadi interaksi antara satu dengan lainnya.22
Menurut Vanya Karunia dalam Diyah Widodo, Ekologi secara
etimologis berasal dari Bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos yang
berarti rumah atau habitat dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa ekologi adalah cabang ilmu yang
mempelajari rumah atau habitat. Pada umumnya yang dimaksud dengan
ilmu ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme atau suatu kelompok dengan lingkungan yang ditempatinya.
Untuk saat ini ekologi lebih dikenal dengan ilmu yang mempelajari struktur
dan fungsi dari alam. 23

21 Dyah Widodo dkk, Ekologi dan Ilmu Lingkungan, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021),
hlm 2.
22 Eric J. Simon dkk, Intisari Biologi. (Jakarta: Erlangga: 2017) hlm 404.
23 Dyah.loc.cit
18

Sejalan dengan pengertian yang telah ada, menurut Utina dalam Dyah,
ekologi merupakan studi tentang keterkaitan antara organisme dengan
lingkungannya, baik lingkungan abiotik maupun biotik. Lingkungan abiotik
terdiri dari atmosfer, cahaya, air , tanah, dan unsur mineral. Pada dasarnya
setiap organisme dibentuk dari unsur biologi yang dimulai dari molekul
biologi yang paling rendah, yang meningkat dari sel-sel, jaringan, organ,
sistem organ, organisme, populasi, komunitas, dan kemudian ekosistem.
Interaksi yang terjadi pada setiap jenjang sistem biologi ini yang tidak boleh
diabaikan karena akan saling berkaitan dan berpengaruh terhadap proses
interaksi pada jenjang selanjutnya.24

3) Lingkungan dan Pencemarnya


1) Pengertian Pencemaran Lingkungan
Menurut Palar dalam Indang pencemaran lingkungan merupakan suatu
kondisi yang telah berubah dari bentuk awal yang bagus menjadi lebih
buruk. Pencemaran lingkungan bisa juga disebut dengan masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain
kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan yang dilakukan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan
oleh Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Bab 1 Pasal 1
Ayat 14.25
The pollution is the discharge of a toxic orcontaminating substance
that is likely to have an adverse effect on the natural environment of life
(Duhaime’s Law Dictionary dalam Indung). Dari beberapa pengertian di
atas, dapat disimpulkan bahwa pencemaran lingkungan adalah kondisi

24 Ibid., hlm 3.
25 Indang dan Yun, Pencemaran Lingkungan, (Depok:PT Raja Grafindo Persada,2018), hlm
2.
19

lingkungan yang disebabkan oleh manusia yang memberikan dampak


negatif terhadap makhluk hidup di dalamnya.26
Pencemaran pada hakikatnya merupakan suatu perubahan unsur
lingkungan baik penambahan maupun pengurangan yang dapat
membahayakan komponen-komponen yang terdapat pada lingkungan.
Pencemaran lingkungan yang terjadi baik pada komponen lingkungan air,
udara, tanah, atau pun pangan terjadi karena adanya berbagai agents
penyakit dalam media tersebut. Sumber pencemaran lingkungan pada
dasarnya dapat berasal dari peristiwa alam. Namun, di kota-kota besar
pencemaran lingkungan umumnya berasal dari kegiatan manusia seperti
membuang sampah dan limbah sembarangan, pemborosan energi,
penggunaan kendaraan dengan emisi tinggi, dan berbagai aktivitas lain
yang masih sangat memprihatinkan.27
2) Macam-Macam Pencemaran Lingkungan
a. Pencemaran Udara
Pencemaran udara merupakan hadirnya suatu kontaminan dalam
udara atmosfer seperti debu, asap gas, kabut, bau-bauan, dan uap
dalam kuantitas yang banyak dengan sifat dan lama berlangsungnya di
udara, sehingga berdampak buruk terhadap manusia dan makhluk
hidup lain. Suatu zat dapat dikatakan sebagai polutan adalah jika
keberadaannya pada lingkungan dapat mengakibatkan dampak buruk
terhadap makhluk hidup. Contohnnya yaitu CO 2 (karbondioksida) yang
apabila keberadaannya di udara melebihi 0,033% maka akan
memberikan efek buruk terhadap makhluk hidup. 28

26 Ibid.,
27 Atok Miftachul Huda, dkk, Etika Lingkungan (Teori dan Praktik Pembelajarannya),
(Malang: UMM Press, 2019) hlm 11.
28 Indang, op.cit., hlm 78
20

Bahan lain yang dapat mengakibatkan pencemaran udara yaitu


CFC (Chloro Floro Carbon) merupakan senyawa yang mengandung
atom karbon, klorin, dan fluorin. CFC ini merupakan zat yag tidak
mudah terbakar dan tidak terlalu beracun. Satu buah molekul CFC
memiliki masa hidup 50-100 tahun dalam atmosfer sebelum
dihapuskan. Maka dari itu, konsentrasi CFC yang tinggi di atmosfer
akan sulit hilang dan efeknya akan bertahan lama di atmosfer.
Keberadaan CFC ini yang menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang
disebabkan oleh radiasi ultraviolet dari sinar matahari, yang kemudian
mengeluarkan atom-atom klorin sebagai perusak lapisan ozon.29
b. Pencemaran Tanah
Sama halnya dengan udara, di tanah juga dapat terjadi
pencemaran oleh bahan pencemar yang keberadaannya dapat melebihi
batas toleran daya dukung lingkungan. Berdasarkan jenisnya sumber
pencemar pada tanah dapat digolongkan menjadi 4 jenis diantaranya:
pencemaran tanah akibat aplikasi pestisida, pencemaran tanah akibat
sampah anorganik, pencemaran tanah akibat sampah organik, dan
pencemaran tanah akibat penggunaan deterjen. 30
c. Pencemaran Air
Pencemaran air terjadi karena adanya perubahan dan
penyimpangan sifat alamiah air yang ada di lingkungan hidup manusia.
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar diantaranya
pembuangan limbah industri, pestisida dan residu pestisida,
pembuangan limbah domestik, dan tumpahan minyak bumi di laut. 31

29 Ibid., hlm 81.


30 Ibid., hlm 90-91.
31 Ibid.,
21

4) Upaya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Istilah perlindungan lingkungan lebih populer atau sering dipahami
dengan pelestarian lingkungan hidup. Dimana konsep dari pelestarian
lingkungan merupakan suatu upaya pelestarian dari fungsi lingkungan hidup
itu sendiri. Sedangkan pengelolaan lingkungan dapat diartikan sebagai upaya
manusia dalam mengelola lingkungan hidupnya, sehingga lingkungan
mengalami peningkatan kualitas dan memberikan daya dukung yang optimal
untuk kehidupan manusia sehingga dapat mencapai derajat yang lebih tinggi.
Dasar dari pelestarian lingkungan terdapat dalam Undang-Undang No.
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pada ayat 2 Undang-Undang Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan
bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan
hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
dan penegakan hukum.32
Upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan dimaksudkan untuk
dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan sejahtera. Kesehatan
lingkungan sangat penting bagi kehidupan manusia, kondisi lingkungan yang
sehat mampu mempertahankan keseimbangan ekologi dan manusia untuk
dapat mendukung tercapainya kualitas hidup yang sehat dan bahagia. 33

5) Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan populer melalui laporan Our Common
Future ( Masa Depan Bersama) yang dipersiapkan dalam World Commission
on Environtment and Development (Komisi Dunia Tentang Lingkungan dan
Pembangunan (1987), yang juga dikenal dengan Komisi Bruntland, dan

32
Ibid.,hlm 107-108.
33
Dessyka dkk, Model for Community Environmental Health Literacy in Peatlands: Research
& Development Study, Journal of Archaeology of Egypt, 2020 volume 17 No 6.
22

diketuai oleh Gro Harlem Bruntland, yang menjadi Perdana Menteri


Norwegia.34
Menurut komisi Brundtland dalam Pande, suistainable development
atau pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang mampu
mencukupi kebetuhan generasi yang ada sekarang tanpa mengurangi
kemampuan generasi yang akan datang dalam memenuhi kebetuhan mereka.
Selain itu, Bank Dunia, World Conservation Society (IUCN), UNEP, dan
WWF menambahkan beberapa batasan mengenai sustainable development,
yaitu terdapat penekanan pada perbaikan sosial ekonomi, pelestarian sumber
daya alam, serta daya dukung sumber daya alam dan keanekaragamannya
dalam jangka panjang.35
Dikatakan bahwa pembangunan dinilai suistainable apabila nilai
tambah yang dihasilkan dari rekayasa teknologi lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai depresiasi sumber daya alamnya. Kemudian tercapainya
pembangunan yang berkelanjutan memerlukan dukungan dari segala pihak.
Di mana segala unsur pendukung harus saling terintegrasi secara sinergis,
harmonis, dan menguntungkan.36
Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki sumber daya alam
yang berlimpah. Maka dari itu, penting adanya kebijakan lingkungan hidup
sehingga dapat menjadi tolak ukur keberhasilan good governance.
Pemerintah serta masyarakat harus bisa mendayagunakan sumber daya alam
dengan efektif dan efisien sehingga sumber daya alamnya terus ada dan
berkelanjutan.37

3. Pendidikan Lingkungan Hidup


1) Pengertian Pendidikan Lingkungan Hidup
34Mila Sari dkk, Pengetahuan Lingkungan, (Medan: Yayasan Kita Menulis,2021) hlm 168.
35Pande Made dkk, Membangun Masyarakat Indonesia Peduli Lingkungan , (Yogyakarta:
UGM Press, 2018) hlm 23.
36 Ibid., hlm 24.
37 Ibid.,
23

Pendidikan lingkungan hidup (PLH) sendiri merupakan suatu upaya


mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau
elemen masyarakat yang bertujuan dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan juga kesadaran masyarakat mengenai nilai lingkungan dan
persoalan lingkungan yang akhirnya mampu menggerakan hati masyarakat
untuk dapat bergerak aktif dalam upaya konservasi lingkungan untuk
kepentingan generasi berikutnya. Pendidikan lingkungan hidup terfokus
pada permasalahan lingkungan seperti masalah dan pengelolaan
pencemaran, kerusakan lingkungan dan sumber daya alam serta
konservasi.38
2) Tujuan Pendidikan Lingkungan Hidup
Tujuan utama dari adanya pendidikan lingkungan yaitu untuk
meningkatkan literasi lingkungan, yang tidak terbatas hanya pada
pengetahuan lingkungan saja tetapi juga termasuk sikap dan perilaku
terhadap lingkungan. Menurut Ozsoy dalam jurnal Environmental Literacy,
menyatakan bahwa literasi lingkungan merupakan sebuah konsep yang
tercermin oleh manusia yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan
lingkungan sehingga dapat menggunakannya untuk memperbaiki
masalah-masalah lingkungan.39
Secara umum terdapat lima tujuan pendidikan lingkungan yang
disepakati setelah pertemuan di Tbilisi pada tahun 1977 oleh dunia
internasional. Fien dan Miyake,dkk mengemukakan kelima tujuan yaitu
sebagai berikut:
1) Bidang pengetahuan : membantu individu, kelompok dan masyarakat
untuk mendapatkan berbagai pengalaman dan mendapat pengetahuan

38 Tim MKU PLH, Buku Ajar MKU Pendidikan Lingkungan Hidup , (Semarang: Unnes Press,

2014), hlm 2.
39 Ratri Wulandari & Eka Sulistiyowati, Environmental Literacy (Kesadaran dan

Pengetahuan) Pengelolaan Sampa dan Penghijauan Siswa SMA Adiwiyata dan Non -Adiwiyata,
Edusains, 2017, Volume 9 No. 2.
24

mengenai apa yang diperlukan untuk menciptakan dan menjaga


lingkungan yang berkelanjutan.
2) Bidang kesadaran: membantu kelompok sosial dan individu untuk
mendapatkan berbagai kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan
secara keseluruhan beserta isu-isu yang menyertainya, pertanyaan, dan
permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan dan pembangunan.
3) Bidang perilaku: membantu individu, kelompok dan masyarakat untuk
memperoleh serangkaian nilai perasaan peduli terhadap lingkungan dan
motivasi untuk berpartisipasi aktif dalam perbaikan dan perlindungan
lingkungan.
4) Bidang partisipasi: memberikan kesempatan dan motivasi terhadap
individu, kelompok dan masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam
menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.
5) Bidang keterampilan: membantu individu, kelompok serta masyarakat
dalam mendapatkan keterampilan tertentu seperti mengidentifikasi,
mengantisipasi, mencegah, dan memecahkan permasalahan lingkungan.40
Dari berbagai hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan
lingkungan hidup diperlukan untuk dapat mengelola secara bijaksana sumber
daya alam yang ada dan menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap
kepentingan generasi yang akan datang, dimana diperlukan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan atau perilaku yang membuat sumber daya tetap
dapat dimanfaatkan secara lestari serta dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan (sustainable used).41

3) Ruang Lingkup Pendidikan Lingkungan Hidup


Dengan melihat masih banyaknya sampah baik di sungai, pantai;
penebangan liar pohon tanpa adanya reboisasi; pengambilan secara

40 Tim MKU PLH. Op.cit., hlm 5


41 Ibid., hlm 5.
25

berlebihan sumber daya tak terbarukan, mengingatkan kepada kita bahwa


pendidikan lingkungan hidup (PLH) masih sangat diperlukan. Bahkan harus
secara terus menerus disampaikan kepada semua lapisan masyarakat, sampai
kesadaran akan pentingnya kualitas yang baik dari lingkungan telah dimiliki
oleh sebagian bangsa ini.
Aspek penting yang perlu diterapkan dalam pembelajaran PLH
(Pendidikan Lingkungan Hidup) ini adalah kognitif dan afektif. Aspek
kognitif meliputi proses pemahaman serta menjaga keseimbangan aspek-
aspek lain. Materi PLH harus diberikan sebagai suatu konsep yang harus
diketahui dan dipahami oleh siswa, yang selanjutnya dapat dikembangkan
sendiri oleh siswa. Aspek afektif yang dapat diterapkan dalam PLH meliputi
tingkah laku, nilai, dan komitmen yang diperlukan untuk membangun
masyarakat yang memahami keberlanjutan (sustainable).42
4. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan menurut UU SIDIKNAS No. 20 tahun 2003,
indikator dari tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan
kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan merupakan tahapan pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan dari peserta didik, tujuan yang
hendak dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan, yang terdiri atas:
a) Pendidikan dasar, jenjang pendidikan awal selama sembilan tahun
pertama masa sekolah sebelum masuk jenjang pendidikan menengah.
b) Pendidikan menengah, jenjang pendidikan lanjutan setelah pendidikan
dasar.
c) Pendidikan diploma III atau vocational.
d) Pendidikan tinggi, yaitu jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah
yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

42 Ibid., hlm 4.
26

Kesesuaian jurusan merupakan tahapan sebelum karyawan direkrut


oleh perusahaan dengan menganalisis tingkat pendidikan dan kesesuaian
jurusan pendidikan dari karyawan tersebut agar nantinya dapat ditempatkan
pada posisis atau jabatan yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya
tersebut.43

5. Perilaku dan Sikap


1) Pengertian Perilaku
Perilaku dalam bahasa inggris yaitu behavior yang merupakan
tindakan yang disebabkan oleh stimulus dan menghasilkan respons berupa
aktivitas yang dapat dilihat secara langsung maupun hal-hal yang berada
dibalik tindakan yang tidak dapat dilihat secara langsung namun dapat
ditanyakan. Manusia akan bertindak jika terdapat stimulus. Stimulus bisa
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.44 Perilaku menurut
Notoatmodjo dalam jurnal Karisma dkk, merupakan hasil interaksi antara
persons (individu) dengan environment. Persons atau seorang individu
merupakan sesuatu yang sangat kompleks, karena pada saat merespon
stimulus atau lingkungannya banyak aspek fisiologis dan psikologis pada
orang tersebut.45
Mempelajari perilaku seseorang berkaitan dengan hubungan timbal
balik dengan lingkungan bisa dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
analogi, ikut merasakan, dan intuisi. Perilaku manusia dengan tindakan-
tindakannya, ada yang mudah dan ada yang sulit untuk dilihat serta ada
juga yang hanya bisa diketahui dari hasil atau akibat dari perbuatan.
Berdasarkan hal tersebut perilaku dibagi menjadi dua kelompok:
43 Ali Chaerudin dkk, Sumber Daya Manusia: Pilar Utama Kegiatan Operasional Organisasi

(Sukabumi: CV Jejak, 2020), hlm. 130.


44 Yayi suryo Prabandari dkk, Ilmu Sosial Perilaku Untuk Kesehatan Masyarakat

(Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 2020), hlm 4.


45 Karisma Warni dkk, Analisis Sikap Peduli Lingkungan Siswa Sekolah Dasar, Jurnal

BASICEDU, Volume 6 No 2, 2022, hlm 1.646.


27

a. Perilaku tertutup/terselubung (covert behavior)


Perilaku tertutup berkaitan dengan aspek-aspek mental antara lain
persepsi, ingatan, perhatian (perception, attention, memory).
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka ini berkaitan dengan perilaku yang langsung dapat
dilihat seperti jalan, lari, tertawa, menulis, dan lain-lain. Perilaku overt
dapat dibagi lagi dalam:
1) Perilaku yang disadari, yaitu dilakukan dengan kesadaran penuh,
tergantung dari aksi dalam otak besar (voluntary movement berkaitan
dengan cerebrum)
2) Perilaku reflektoris, gerakan refleks yang dalam tahap pertama
berkaitan dengan sumsum tulang belakang belum disadari. Baru
kemudian tingkah laku refleks disadari, bila kesan sudah sampai ke
pusat persyarafan.
3) Perilaku diluar pengaruh kehendak, perilaku ini tidak disadari dan
berpusat pada sumsum penyambung (medulla oblongata) atau gerakan
otot yang terjadi karena kepekaan otot.46
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap yang terdapat pada diri
seseorang akan memberikan warna atau corak tingkah laku ataupun
perbuatan orang yang bersangkutan. Sikap adalah organisasi pendapat,
keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relative ajeg,
disertai dengan adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada orang
tersebut untuk membuat respons atau perilaku dalam cara tertentu yang
dipilihnya.47
Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar

46 Gunarsa. loc.cit.
47 Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan (Jakarta: Buku Kedokteran EGC,2004) hlm 196.
28

dan Menengah menetapkan bahwa pada kurikulum 2013 terdapat 4


kompetensi inti yang dikembangkan dalam pembelajaran, diantaranya sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap-sikap tersebut
diharapkan dapat dihayati dan diamalkan peserta didik dalam berinteraksi
secara efektif sesuai dengan perkembangan anak baik di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, dan tentunya lingkungan alam.
Adapun mengenai penilaian sikap sosial, dapat dilakukan dengan cara
langsung maupun tidak langsung:
a) Pengukuran sikap secara langsung
Pada umumnya digunakan tes psikologi berupa sejumlah item yang
telah disusun secara hati-hati, seksama, selektif sesuai dengan kriteria
tertentu. Tes psikologi ini kemudian dikembangkan menjadi skala sikap,
dari skala sikap ini diharapkan mendapat jawaban atas pertanyaan dengan
berbagai cara oleh responden terhadap suatu objek psikologi.
b) Pengukuran sikap secara tidak langsung
Dalam teknik tidak langsung ini, subjek tidak tahu bahwa tingkah laku
atau sikapnya sedang diteliti. Teknik tidak langsung sangat dibutuhkan
apabila responden terlihat enggan dalam mengutarakan sikapnya secara
jujur. Di dalam suatu teknik tidak langsung, seorang peneliti memberikan
gambar-gambar kepada subjek, kemudian subjek diminta untuk
menceritakan apa saja yang ia lihat dari gambar tersebut. Jawaban dari
subjek kemudian diberi score yang memperlihatkan sikapnya terhadap
situasi yang terdapat pada gambar.48

2) Ruang Lingkup Perilaku Manusia

48 Marsito S. Bialangi & I Nengah Kundera, Pengembangan Sikap Sosial dalam Pembelajaran
Biologi: Kajian Potensi Pembelajaran Kooperatif, Proceeding Biology Education Conference, Volume
15, Nomor 1.2018, hlm140-141.
29

Menurut seorang psikolog pendidikan Benjamin Bloom yang dikutip


oleh Notoatmodjo dalam jurnal Mohammad Nasrullah & Tjipto menyatakan
bahwa perilaku dibagi menjadi tiga tingkat yakni:
a. Pengetahuan (knowledge), pengetahuan ini merupakan hasil dari
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang mengenai objek melalui
indera yang dimilikinya.
b. Sikap (attitude), dimana sikap adalah suatu respon tertutup seseorang
terhadap stimulus atau objek tertentu, dengan melibatkan faktor pendapat
serta emosi dari orang yang bersangkutan.
c. Tindakan atau praktik (practice), merujuk pada suatu perilaku yang
diekspresikan melalui tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari
pengetahuan dan sikap yang dimiliki seseorang. 49

6. Peran Perempuan dalam Pengelolaan Lingkungan


Peran perempuan dalam lingkungan menurut Undang-Undang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu berupa pengawasan
sosial dan peran perempuan dalam pembuatan kebijakan Lingkungan Hidup
melalui keikutsertaan dalam lembaga legislatif.50 Salah satu faktor penting
dalam menjaga kelestarian lingkungan adalah dengan adanya peran
perempuan yang tidak hanya dijadikan pelengkap atau simbol dalam
lingkungan hidup namun mempunyai fungsionalitas tersendiri ikut serta
dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Menurut Dana dalam Widjanarko perempuan dapat menjadi pendidik
lingkungan. Perempuan atau Ibu Rumah Tangga merupakan media edukasi
pertama bagi anak-anaknya. Melalui ibu, pendidikan dan penyadaran

49 Mohammad Nasrullah & Tjipto Suwandi, Hubungan Antara Knowledge, Attitude, Practice
Safe Behavior Pekerja Dalam Upaya Untuk Menegakkan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, The
Indonesian Journal of Occupational Safety and Health,Volume 3, Nomor 1, 2014, hlm 83.
50 Mochamad Widjanarko, Peran Perempuan dalam Pelestarian Lingkungan di Kepualauan

Karimunjawa Jepara, Jawa Tengah, PALASTREN, Vol. 12, No. 1 Juni 2019. hlm 167.
30

mengenai kepedulian lingkungan dapat ditanamkan sejak dini. Melalui peran


penerapan pengelolaan lingkungan yang dilakukan dalam sebuah keluarga,
seorang anak akan ikut terbiasa dalam menjaga lingkungan. Apabila
kebiasaan dan kesadaran lingkungan mengakar dalam diri anak-anak, maka
pada masa depan akan tercipta generasi yang peduli terhadap lingkungan. 51

B. Penelitian Relevan
1. Ainun Hingis dkk (2020) Judul Penelitian : “Pengaruh Tingkat Pendidikan
Masyarakat Terhadap Perilaku Peduli lingkungan di Desa genting
Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang”. Hasil Penelitian menunjukkan
perilaku peduli lingkungan masyarakat Desa Ginting yang dapat dilihat dari
tiga indikator yaitu penggunaan air, penggunaan energi serta pengelolaan
sampah masuk kedalam kriteria peduli. Tingkat pendidikan yang dimiliki
masyarakat Desa Ginting memiliki pengaruh yang kuat pada penggunaan air,
penggunaan energy serta pengelolaan sampah dalam pembentukan perilaku
peduli lingkungan. Penelitian ini menunjukkan semakin tinggi tingkat
pendidikan, maka dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku
peduli lingkungan.52
2. Dwi Saputro dkk (2016) Judul penelitian: “Hubungan Pengetahuan
Lingkungan Hidup, Tingkat Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan
Terhadap Sikap Peduli Lingkungan” Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan positif dan signifikan antara pengetahuan lingkungan hidup
tingkat sosial ekonomi, dan tingkat pendidikan secara bersama-sama
terhadap sikap peduli lingkungan pada ibu rumah tangga di Desa Jati Agung
Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Lampung, hal ini ditunjukan
dengan besarnya koefisien korelasi berganda adalah 0,408 dan besarnya

51 Ibid., hlm 176.


52 Ainun Hingis dkk, Pengaruh Tingkat Pendidikan Msyarakat Terhadap Perilaku Peduli
Lingkungan Di Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, Edu Geography, Volume 8 No.
2, 2020, hlm 152-153.
31

korelasi tersebut lebih dari 0,165. Dan P value menunjukan 0,000 < 0,05.
Dalam hal ini hipotesis yang diajukan telah teruji kebenaranya.53
3. Wei- Ta Fang, dkk (2018) Judul Penelitian: “Environmental Literacy on
Ecotourism: A Study on Student Knowledge, Attitude, and Behavioral
Intentions in China and Taiwan” hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengetahuan mengenai ekowisata memengaruhi perilaku. Secara khusus
mahasiswa Cina menunjukkan korelasi lebih tinggi antara pengetahuan
ekowisata dengan perilaku dibandingkan dengan mahasiswa Taiwan. 54
4. Wardatul Jannah (2019) Judul Penelitian: “Pengaruh Tingkat Pengetahuan
Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di
Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok Tengah”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ibu-ibu rumah tangga
sangat mempengaruhi cara pengelolaan sampah rumah tangga.55
5. Triana Srisantyorini dan Febriana Kusuma Ningtyas (2018) Judul Penelitian:
“Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Rumah Tangga Terhadap Pengelolaan
Sampah di Wilayah Sekitar Rel Kereta Api, Kelurahan Jombang, Kecamatan
Ciputat, Kota Tangerang Selatan”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
hubungan yang signifikan antara pendapatan, sikap, dan dukungan peraturan
terhadap perilaku pengelolaan sampah dengan pvalue < 0,005. Dan tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara umur, pendidikan, pengetahuan,
sumber informasi, dan fasilitas TPS terhadap perilaku pengelolaan sampah. 56

53 Dwi Saputro dkk, Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup, tingkat Sosial Ekonomi dan
Tingkat PendidikanTerhadap Sikap Peduli Lingkungan, Jurnal GeoEco, Vol 2 No.2, 2016, hlm 135.
54 Wei-Ta Fang dkk, Environmental Literacy on Ecotourism: A Study on Student Knowledge,

Attitude, and Behavioral Intentions in China and Taiwan, Jurnal Sustainability, Vol 18, hlm 17.
55 Wardatul Jannah,Pengaruh Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Desa Beber Kecamatan Batukliang Kabupaten Lombok
Tengah, Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan, Vol 3 No. 3, 2019, hlm 330.
56 Triana Srisantyorini dan Febriana Kusuma Ningtyas, Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu

Rumah Tangga Terhadap Pengelolaan Sampah di Wilayah Sekitar Rel Kereta Api, Kelurahan
Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol 1 4 No .
2, 2018 hlm 72.
32

C. Kerangka Berpikir
Pengetahuan lingkungan hidup merupakan pengetahuan yang
didapatkan melalui informasi dan pengalaman seseorang tentang kedaan
sekitarnya. Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal yang
berkelanjutan dari SD,SMP,SMA, sampai Perguruan Tinggi yang pernah
ditempuh oleh seseorang.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dipahami bahwa pengetahuan
lingkungan seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya
adalah tingkat pendidikan yang ditempuh selama hidupnya. Semakin tinggi
tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuan
lingkungan yang dimiliki. Dari pengetahuan lingkungan yang dimiliki tersebut
dapat mencerminkan perilaku kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar.
Dengan bekal tersebut diharapkan dapat berdampak positif bagi lingkungan
yang ditunjukkan dengan kepedulian yang tinggi terhadap kebersihan dan
kelestarian lingkungan. Secara ringkas gambaran penelitian dapat dilihat pada
gambar 2.1 berikut:
33

Ibu Rumah Tangga


Desa
Wisata Setu Babakan
RT 13/RW 08

Tingkat Pengetahuan
Pendidikan Lingkungan

Lamanya Belajar Aspek Pengetahuan


Pendidikan Formal Lingkungan:
Terakhir Yang Di
Tempuh 1.Konsep Dasar Lingkungan
Hidup
2. Faktor Yang
Mempengaruhi Pencemaran
Atau Kerusakan Lingkungan
Indikator: 3. Ciri-ciri Lingkungan
1. SD/Sederajat Hidup Yang Berkualitas
2. SMP/Sederajat 4. Prinsip Pengelolaan
Lingkungan
3. SMA/Sederajat
5. Pembangunan
4. Perguruan Tinggi Berkelanjutan

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir


34

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
“Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh positif terhadap pengetahuan
lingkungan hidup yang dimilikinya”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wisata Setu Babakan, Kelurahan
Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan DKI Jakarta.
Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan yaitu pada tahun
2021/2022. Proses penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal penelitian,
pengambilan data penelitian, hingga penyusunan hasil penelitian.

B. Metode dan Desain Penelitian


Metode dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif merupakan suatu proses dalam menemukan pengetahuan
yang menggunakan data berupa angka. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survei. Penelitian survei
digunakan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai karakteristik
populasi yang berhubungan dengan masalah penelitian yang akan dikaji. 1
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan
antara dua kelompok atau lebih mengenai aspek atau variabel yang diteliti.
Dalam penelitian ini tidak terdapat pengontrolan variabel maupun perlakuan
yang dilakukan oleh peneliti. Pengambilan data dilakukan menggunakan
instrumen secara terukur dan hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari
apakah terdapat perbedaan diantara variabel-variabel yang diteliti.2

1 Siti Fadjarajani dkk, Metodologi Penelitian Pendekatan Multidisipliner, (Gorontalo:Ideas


Publishing, 2020) hlm 120.
2 Iwan Hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dam Mixed

Methode, (Kuningan: Hidayatul Quran Kuningan,2019) hlm 39.

35
36

C. Populasi dan Sampel


Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 3
Dalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu ibu rumah tangga pada RT
13 sebagai wilayah kawasan Desa Wisata Setu Babakan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan pada ibu rumah tangga
ditinjau dari latar belakang pendidikannya. Pengambilan sampel pada penelitian
ini menggunakan teknik probability sampling yaitu stratified random
sampling.4 Stratified random sampling yaitu cara pengambilan sampel secara
acak dari suatu anggota populasi yang terbagi atas tingkatan atau strata,
misalnya menurut usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan sebagainya.5
Sampel penelitian ini digunakan untuk menentukkan jumlah responden
yaitu sebagian populasi masyarakat Desa Wisata Setu Babakan. Perhitungan
jumlah sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik
slovin. Pendekatan menggunakan rumus slovin dinilai lebih mudah dan praktis
dalam penggunaannya. Pengambilan sampel berdasarkan teknik slovin dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝑁
n = 𝑁.𝑒2 +1

keterangan
n = jumlah sampel
N = total populasi
e = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel (dapat menggunakan tingkat
kesalahan 1%, 5%, atau 10%.6

3 I’anatut Thoifah, Statistika Pendidikan Dan Metode Penelitian Kuantitatif ,( Malang:


Madani, 2015) hlm 14.
4 Ibid., hlm.32.
5 Ibid., hlm 24
6 Ibid., hlm.18.
37

D. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Prapenelitian
a. Menentukan populasi penelitian baik populasi sampel maupun sasaran
penelitian
b. Menentukan sampel penelitian
c. Membuat kisi-kisi instrumen yang disintesis dari buku Pengetahuan
Lingkungan yang ditulis oleh Efbertias Sitorus dkk yang digunakan
menjadi dimensi dan indikator alat ukur untuk menilai pengetahuan
lingkungan.
d. Melakukan Uji validitas dan reliabilitas terhadap instrumen yang telah
diajukan menggunakan SPSS.

2. Pelaksanaan Penelitian
a. Mendatangi kantor kelurahan untuk meminta izin terkait penelitian yang
dilaksanakan di Desa Wisata Setu Babakan.
b. Melakukan kordinasi dengan Kepala RT setempat untuk dapat
melaksanakan penelitian di RT 13/ RW 08.
c. Mendatangi satu per satu ibu rumah tangga yang merupakan sampel
penelitian.
d. Membagikan kuesioner pengetahuan lingkungan hidup kepada sampel
penelitian yang dilakukan selama masa penelitian.
3. Pengolahan Data Hasil Penelitian
a. Memindahkan data skor angket ke microsoft excel
b. Menganalisis hasil data yang didapatkan dengan uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji hipotesis
c. Mendeskripsikan hasil pengolahan data pengetahuan lingkungan
38

E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian perlu dipantau agar data yang
diperoleh dapat terjaga tingkat validitas dan reliabilitasnya. Menurut Siyoto dan
Sodik dalam bukunya data yang diungkap dalam penelitian dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan. 7 Adapun bentuk
pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengumpulan Data Melalui Kuesioner Atau Angket
Kuesioner atau angket mempunyai banyak kelebihan sebagai
instrumen pengumpul data. Kuesioner atau angket ini berupa daftar pertanyaan
yang sering disebutkan secara umum dengan nama kuesioner. Pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner atau angket biasanya cukup
terperinci dan lengkap. Prosedur dalam penyusunan kuesioner yang
pertama,yaitu; merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan menggunakan
kuesioner; mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sebagai objek dalam
kuesioner; menjabarkan setiap sub variabel agar lebih spesifik; dan menentukan
jenis data yang akan dikumpulkan dan menentukan teknik analisis yang akan
digunakan.8
2. Pengumpulan Data Melalui Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan melihat langsung
ke lokasi penelitian terhadap subjek yang diteliti. 9 Selain menggunakan
kuesioner atau angket yang diberikan kepada ibu rumah tangga RT 13/RW 08
untuk diisi sesuai dengan jawaban masing-masing, peneliti juga melakukan
observasi langsung dengan melihat keadaan atau lingkungan yang terdapat di
Desa Wisata Setu Babakan.

7 Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015) hlm 75.
8 Ibid., hlm 76.
9 Ajat Rukajat, Pendekatan penelitian Kuantitaif (Sleman: Deepublish Publisher, 2018) hlm.

45.
39

F. Instrumen Penelitian
Menurut Black dalam Siyoto dan Sodik instrumen penelitian
merupakan suatu pola dalam prosedur penelitian yang sangat penting karena
berkaitan dengan proses pengambilan data. Di mana instrumen ini mempunyai
fungsi yaitu sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan
selama proses penelitian. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode
pengumpulan data, misal pengambilan data menggunakan metode wawancara
maka instrumennya menggunakan pedoman wawancara, begitu pula dengan
pengambilan data menggunakan metode angket atau kuesioner maka
instrumennya berupa angket atau kuesioner. 10
Untuk mengukur pengetahuan atau persepsi ibu rumah tangga terhadap
lingkungan, digunakan instrumen berupa angket dengan skala likert, yang di
dalamnya terdapat lima alternatif jawaban, yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S),
ragu-ragu (RR), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Masing-masing
alternatif jawaban tersebut secara berturut-turut diberikan skor 5,4,3,2, dan 1.

Tabel 3.0.1 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Lingkungan

Aspek Indikator
Nomor Soal
Variabel Pengetahuan Lingkungan
‘`Pengetahuan Lingkungan Konsep dasar lingkungan 33,38,39,40,41,42,4
(Berdasarkan Buku Pengetahuan hidup 3,44
Lingkungan yang ditulis oleh Faktor yang mempengaruhi 1,2,3,4,5,7,8,12,15,
Efbertias Sitorus,dkk. Maka
pencemaran atau kerusakan 17,18,19,21,28,31
disintesiskan menjadi dimensi
lingkungan
dan indikator alat ukur untuk
Ciri-ciri lingkungan hidup 16,20,22,26,27
menilai pengetahuan lingkungan)
yang berkualitas
Prinsip pengelolaan 9,10,11,23,24,25,29

10 Sandu Siyoto, Op.cit., hlm.78.


40

lingkungan hidup ,30


Pembangunan Berkelanjutan 6,13,14,32,34,35,36
,37

G. Uji Coba Instrumen


Menurut Aziz dalam bukunya bahwa alat ukur dalam sebuah
penelitian dalam hal ini instrumen haruslah melalui uji validitas dan reliabilitas
data. Sehingga instrumen tersebut dapat diterima dan dinyatakan sesuai dengan
standar yang ditetapkan. Dalam pengujian validitas instrumen dapat
menggunakan rumus pearson product moment yang dilakukan secara manual
maupun menggunakan program SPSS. Peneliti biasanya menggunakan uji
validitas Bivariate pearson (Produk Momen Pearson) dan Corrected Item-Total
Correlation.11
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah produk dari validasi. Validasi merupakan suatu proses
dalam penelitian yang dilakukan oleh penyusun atau peneliti untuk
mengumpulkan data secara empiris. Dan hasil dari uji validitas tersebut dapat
digunakan untuk mendukung kesimpulan dari skor instrumen. Uji validitas
dimaksudkan untuk mengukur seberapa cermat suatu instrumen atau alat ukur
penelitian, apakah alat ukur tersebut telah disusun dengan benar dan dapat
digunakan untuk mengukur apa yang perlu diukur. 12
Kuesioner yang digunakan dalam sebuah penelitian harus menunjukkan
kevalidan atau kesahihan. Arti valid disini yaitu yang mampu menunjukkan
sampai sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.
Pada uji validitas ini, menggunakan pengukuran korelasi Product Moment

11 Aziz Alimul Hidayat, Menyusun Instrumen Penelitian Dan Uji Validitas-


Reliabilitas,(Surabaya: Health Books Publishing,2021) hlm 13.
12 Budi Darma, Statistika Penelitian Menggunakan SPSS ( Uji Validitas, Uji Reliabilitas,

Regresi Linier Sederhana, Regresi Linier Berganda, Uji t, Uji F, R2 ), (Jakarta: Guepedia,2021) hlm.7
41

Pearson yaitu dengan menghitung korelasi antara skor masing-ma sing item
pertanyaan pada kuesioner dengan skor total kuesioner. Jika nilai r hitung > r
tabel dan atau nilai sig < 0,05, maka item pertanyaan tersebut dianggap valid.13
Pengujian validitas kuesioner dilakukan pada Ibu Rumah Tangga dengan
jumlah peserta 33 orang. Data yang diperoleh diuji menggunakan program spss
versi 16. Hasil perhitungan dari validitas kuesioner variabel pengetahuan
lingkungan hidup dengan jumlah item 44 pernyataan diperoleh 32 butir valid.14

2. Uji Reliabilitas
Konsep dalam uji reliabilitas yaitu sejauh mana hasil dari sebuah
pengukuran yang digunakan bersifat tetap. 15 Dikuatkan oleh Thoifah bahwa
sebuah kuisioner selain harus valid juga harus reliabel, di mana kuisioner harus
bersifat ajeg atau mempunyai presisi yang tinggi. Ialah di mana suatu alat ukur
mampu menunjukkan sampai sejauh mana alat ukur tersebut dapat dipercaya
dan diandalkan. Salah satu ukuran reliabilitas yang paling digunakan yaitu
koefisien Alpha Cronbach. Cara pengukurannya yaitu dengan seluruh item
pertanyaan yang telah valid dimasukkan dan dikur koefisien Alpha
Cronbanchnya. Jika nilai yang diperoleh > 0,6 maka kuesioner tersebut bisa
dianggap reliabel.16

Tabel 3.0.2 Hasil Uji Reliabilitas

Pengetahuan Lingkungan
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Items
.881 44

13 Thoifah, op.cit., h.111.


14
Lampiran 2.h.113
15 Darma, op.cit., h.17.
16 Thoifah, op.cit., h. 114.
42

Perolehan hasil uji reliabilitas berdasarkan tabel di atas menunjukkan


bahwa tingkat keajegan kuesioner semua komponen dinyatakan reliabel karena
Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 yang dapat dilihat pada lampiran.17

H. Teknik Analisis Data


Setelah peneliti melakukan penelitian di lapangan dan mengumpulkan
data maka langkah selanjutnya adalah analisis data. Hal yang dilakukan dalam
proses analisis data, yaitu melakukan pengelompokan data berdasarkan variabel
dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah serta untuk menguji hipotesis.18
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk membuktikan bahwa data yang
digunakan berdistribusi normal. Uji normalitas data merupakan hal yang harus
dilakukan dan dianggap penting karena dengan diketahuinya data yang
berdistribusi normal maka data tersebut dapat dikatakan telah mewakili
populasi. Distribusi normal diartikan sebagai sebuah distribusi yang berbentuk
seperti lonceng jika dibentuk menjadi sebuah histogram. Walaupun demikian,
apabila sebaran data penelitian tidak berdistribusi normal bukan berarti harus
berhenti, sebab masih ada metode lain yaitu menggunakan statistik
nonparametrik. Menurut Muwarni dalam Nuryadi dasar pengambilan keputusan
dalam uji normalitas yaitu apabila L hitung>Ltabel maka H 0 ditolak, dan apabila
nilai Lhitung <Ltabel maka H o diterima. Hipotesis yang digunakan:
H0 : sampel berdistriusi normal
H1 : sampel data berdistribusi tidak normal.19

2. Uji Homogenitas

17 Lampiran 2. h. 116
18 Siyoto, op.cit., h.109.
19 Nuryadi dkk, Dasar-Dasar Statistika Penelitian, (Yogyakarta:Sibuku Media, 2017) hlm 80.
43

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah dari beberapa


kelompok data penelitian memiliki variansi yang sama atau tidak. Pengujian
homogenitas juga dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa himpunan
data yang kita teliti memiliki karakteristik yang sama. Perhitungan uji
homogenitas dapat dilakukan dengan beberapa cara dan metod e diantaranya
yaitu: uji Harley, Cochran, levene, dan Barlett. Data dapat dikatakan homogen
apabila nilai signifikansi levence statistic yang didapatkan >0,05. Sebaliknya
apabila nilai signifikansi < 0,05 maka kelompok populasi data dikatakan tidak
homogen.20

3. Uji Hipotesis
Setelah data berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya akan
dilakukan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Teknik pengujian
hipotesis yang digunakan yaitu Analisis Varians Satu jalan (One Way Analysis
of Variance) untuk menguji perbedaan rata-rata dengan banyak kelompok yang
ada, dan dilanjutkan dengan uji post hoc apabila terdapat perbedaan.21 Jika hasil
uji menunjukkan H 0 diterima atau tidak terdapat perbedaan maka uji lanjut
(Post Hoc Test) tidak dilakukan. Namun, apabila hasil menunjukkan H 0 ditolak
atau terdapat perbedaan maka uji Post Hoc harus dilakukan. Uji ini dilakukan
untuk melihat kelompok mana saja yang berbeda. 22 Untuk mengetahui
perbedaan pengetahuan lingkungan berdasarkan usia sampel penelitian
dilakukan uji Independent Sample t Test.
Hipotesis pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
H 0 :Tidak terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga
berdasarkan tingkat pendidikan yang berbeda.

20Ibid., hlm 90.


21Kadir, Statistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/ Lisrel
dalam Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 314.

22Rizka Andhika Putra & Agie Hanggara, Analisis Data Kuantitatif (Surabaya: CV Jakad
Media Publishing,2022) hlm 142.
44

H 1 :Terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga


berdasarkan tingkat pendidikan yang berbeda.
Setelah itu, analisis yang digunakan untuk mendeskripsikan atau untuk
melihat nilai pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga dapat dilakukan dengan
melalui penskoran berdasarkan kunci jawaban yang telah ditetapkan. Untuk
menghitung presentase pengetahuan lingkungan dapat menggunakan cara
sebagai berikut.23

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ
Nilai =(𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 ) ×100

23 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2016).


Hlm 318
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Hasil data dari penelitian ini berupa kuesioner mengenai pengetahuan
lingkungan pada ibu rumah tangga RT 13/RW 08 di Desa Wisata Setu Babakan
Kelurahan Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
1. Deskripsi Sampel Penelitian
Data dalam penelitian ini menggunakan data sampel. Data sampel
penelitian diperoleh dari Ibu Rumah Tangga di RT 13/08 Desa Wisata Setu
Babakan, Jakarta Selatan. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 74 orang
dengan latar pendidikan yang berbeda-beda. Daftar jumlah sampel berdasarkan
tingkat pendidikan ibu rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.0.1 Jumlah Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Pendidikan Akhir Jumlah


1. SD/Sederajat 20
2. SMP/MTs 13
3. SMA/MA/SMK 28
4. Perguruan Tinggi (D1,D3,S1) 13
Total 74

a. Rekapitulasi Data Diri Sampel Penelitian


Informasi item presentase data diri sampel penelitian dengan jumlah 74
orang mengenai usia dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.0.2 Total Presentase Data Diri Sampel Penelitian

Data Diri Frekuensi Persen (%)


Usia
≤25 Tahun 8 11
26—35 Tahun 15 20

45
46

Data Diri Frekuensi Persen (%)


36—45 Tahun 22 30
46—55 Tahun 19 26
56-65 Tahun 10 14
Total 74 100

Data diri sampel penelitian ibu rumah tangga berdasarkan usia


menunjukkan bahwa usia ibu rumah tangga yang mendominasi yaitu pada usia
36—45 tahun. Data usia ibu rumah tangga dengan populasi terendah dapat lihat
pada usia ≤ 25 tahun.

b. Perbandingan Hasil Uji Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan Data


Diri
Kemampuan pengetahuan lingkungan akan diuji berdasarkan data diri
yang sudah didapatkan oleh peneliti dengan menggunakan uji Independent
Sample t Test. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga yang dipengaruhi oleh
data diri yaitu dari segi usia. Usia ibu rumah tangga yang menjadi sampel
penelitian dibagi menjadi dua kelompok yaitu usia (≤)45 tahun dan di atas 45
tahun. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.0.3 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan Usia
Ibu Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08

Group Statistics
Std. Error
Usia N Mean Std. Deviation
Pengetahuan Mean
Lingkungan Usia ≤ 45 45 4.495452 0.67
Usia > 45 29 75.24138 5.117583 0.95

Hasil statistik menunjukkan bahwa ibu rumah tangga dengan usia ≤ 45


tahun memiliki rata-rata pengetahuan lingkungan yang lebih tingggi
47

dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang berusia > 45 tahun. Selanjutnya,
hasil pengujian Independent Sample t Test pada data diri usia ibu rumah tangga
dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.0.4 Hasil Uji Independent Sample t Test Pengetahuan Lingkungan


Berdasarkan Usia Ibu Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/
Independent Sample Test
Pengetahuan Lingkungan
Equal Equal
Keterangan
variances variances not
assumed assumed
Levene’s Test F 2,360 Ho ditolak

RW.08
48

for Equality of
Variances Sig. 0,129

T 2,558 2,487
Df 72 54,237
Sig.(2-tailed) 0,013 0,016
Mean Difference 2,892 2,892
Std. Error Difference 1,130 1,163
95% Lower 0,639 0,561
Confidence
Interval of the Upper 5,145 5,223
Difference

Hasil uji Independent Sample t Test pengetahuan lingkungan dari data


diri berdasarkan usia ibu rumah tangga didapatkan nilai probabilitas (Sig.2-
tailed) lebih besar (>) dari α 0,05 yaitu 0,013, maka diketahui bahwa hipotesis
nol (Ho) ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang
signifikan mengenai pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga RT 13/ RW 08
dengan usia ≤ 45 tahun dengan usia > 45 tahun.

2. Deskripsi Hasil Statisti Pengetahuan Lingkungan


Hasil sederhana deskripsi statistik dari seluruh tingkat pendidikan
(SD,SMP,SMA, Perguruan Tinggi) untuk ibu rumah tangga Desa Wisata Setu
Babakan RT 13/ RW 08 Kelurahan Srengseng Sawah dapat dilihat pada Tabel
4.5 di bawah ini. Rekapitulasi ini bertujuan untuk mengetahui secara umum
hasil data yang didapatkan di lapangan.
Tabel 4.0.5 Rekapitulasi Hasil Statistik Pengetahuan Lingkungan

Descriptives
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
49

95% Confidence
Interval for Mean
Std. Lower Upper
N Mean Std. Error Min Max
Deviation Bound Bound
SD 20 73.6 4.806 1.075 71.35 75.85 68 83
SMP 13 73.77 2.351 0.652 72.35 75.19 70 78
SMA 28 78.96 3.911 0.739 77.45 80.48 71 86
Perguruan
13 81.23 3.468 0.962 79.14 83.33 77 90
Tinggi
Total 74 77 4.924 0.572 75.86 78.14 68 90

Hasil rekapitulasi statistik pengetahuan lingkungan di atas antar tingkat


pendidikan dapat dilihat bahwa ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan
akhir Perguruan Tinggi lebih mengungguli ibu rumah tangga dibandingkan
dengan tingkat pendidikan SD, SMP, maupun SMA.

B. Uji Prasyarat Analisis


Uji prasyarat digunakan untuk mengetahui dan menentukan jenis analisis
atau uji statistik yang akan digunakan. Uji prasyarat yang digunakan adalah uji
normalitas dan homogenitas yang merupakan pengujian yang dilakukan
sebelum pengujian hipotesis pada statistik inferensial. Pengujian asumsi
distribusi normal bertujuan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tak
normal. Persyaratan lain yaitu uji homogenitas yang digunakan untuk
mengetahui perbedaan rata-rata uji statistik.1
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan suatu pengujian yang digunakan untuk
mengetahui apakah data berasal dari data yang berdistribusi normal atau tidak
normal. Data yang berdistribusi normal yaitu apabila distribusi data simetris
dengan modus, mean dan median berada di pusat atau dapat diartikan sebagai

1Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/ Lisrel
dalam Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 143.
50

sebuah distribusi tertentu yang memiliki karakteristik yang berbentuk seperti


lonceng jika dalam bentuk histogram. Uji normalitas biasanya digunakan dalam
pengukuran data berskala ordinal, interval, maupun rasio. Dalam statistik
parametrik uji normalitas harus berdistribusi normal, jika data tidak
berdistribusi normal atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal
atau ordinal maka metode statistik yang harus digunakan adalah
nonparametrik.2
Uji normalitas yang dilakukan yiatu dengan menggunakan uji Shapiro
Wilk dan Kolmogorov Smirnov, menurut Hardisman (2022) dalam bukunya
“Uji statistik normalitas data adalah uji Kolmogrov Smirnov d an Saphiro Wilk.
Uji Kolmogorov–Smirnov digunakan untuk sampel besar (>50) sedangkan
Shapiro Wilk dapat dipercaya untuk sampel yang sedikit (<50) dan tentunya
dapat digunakan pada sampel yang besar”. 3 Kriteria pengambilan keputusan
dapat dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymp.Sig), yaitu jika probabilitas >
0.05 maka populasi berdistribusi normal atau hipotesis H0 diterima sedangkan
jika probabilitas < 0.05 mala populasi tidak berdistribusi normal atau hipotesis
H0 ditolak.4
a. Uji Normalitas Berdasarkan Data Diri
Usia ibu rumah tangga untuk pengujian normalitas akan dibagi menjadi
dua kelompok yaitu ibu rumah tangga dengan usia ≤ 45 dan >45 tahun. Hasil
dari uji normalitas data usia ibu rumah tangga RT 13/ RW 08 dapat dilihat pada
Tabel 4.6.
Tabel 4.0.6 Hasil Uji Normalitas Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan
Usia Ibu Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/ RW.08

2 Nuryadi, dkk., Dasar-Dasar Statistika Penelitian, (Yogyakarata: Sibuku Media, 2017), h lm


79.
3 Hardisman, Praktis dan Gratis Analisis Data Statistik Dasar Dengan Bluesky Statistic Open
Source, (Indramayu:Penerbit Adab, 2022), hlm 77.
4 I’anatut Thoifah, Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif , (Malang:

Madani, 2015), hlm 221.


51

Kolmogorov-Smirnov a
Usia Hipotesis
Statistic df Sig.
Pengetahuan ≤ 45 tahun .117 45 .146
Ho Diterima
Lingkungan > 45 tahun .151 29 .091

Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16. Diperoleh hasi data
probabilitas (Sig.) > dari α : 0,05 yaitu 0,146 untuk usia kurang dari sama
dengan 45 tahun dan 0,091 untuk usia lebih dari 45 tahun. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ho diterima dan sampel data berdistribusi normal dan dapat
dilanjutkan dengan pengujian homogenitas sebagai syarat dalam uji parametrik
(Independent Sample t Test) selanjutnya.

b. Uji Normalitas Tiap Aspek Pengetahuan Lingkungan


Pengetahuan lingkungan terdiri dari lima aspek yaitu konsep dasar
lingkungan hidup, faktor yang memengaruhi pencemaran atau kerusakan
lingkungan, ciri-ciri lingkungan hidup yang berkualitas, prinsip pengelolaan
lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan. Keseluruhan aspek tersebut akan
diuji menggunakan statistik parametrik yaitu uji Independent Sample t Test
sehingga perlu di uji prasyarat terlebih dahulu.
1) Aspek Konsep Dasar Lingkungan Hidup
Aspek konsep dasar lingkungan yaitu pernyataan mengenai pengetahuan
tentang lingkungan yang dimiliki ibu rumah tangga berkaitan dengan tingkat
kepeduliannya terhadap lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. Aspek ini
dilakukan tahap uji normalitas sebagai syarat dari uji parametrik. Adapun hasil
uji normalitas pada aspek konsep dasar lingkungan dapat dilihar pada Tabel 4.7.
Tabel 4.0.7 Hasil Uji Normalitas Aspek Konsep Dasar Lingkungan Ibu
Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/ RW.08

Tingkat Shapiro-Wilk
Hipotesis
Pendidikan Statistic df Sig.
52

SD 0,908 20 0,059
Konsep Dasar SMP 0,933 13 0,368
Lingkungan SMA 0,957 28 0,303 H 0 Ditolak
Hidup Perguruan
0,812 13 0,010
Tinggi

Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil data


probabilitas (Sig.) < dari α : 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H 0
ditolak dan sampel data tidak berdistribusi normal dan data tidak dapat
dilanjutkan untuk pengujian homogenitas.

2) Aspek Faktor yang Memengaruhi Pencemaran atau Kerusakan


Lingkungan
Aspek yang selanjutnya yaitu mengenai faktor-faktor yang dapat
memengaruhi pencemaran lingkungan atau faktor yang dapat memicu
kerusakan lingkungan. Aspek ini dilakukan uji normalitas sebagai syarat dari
proses uji parametrik. Hasil uji normalitas pada aspek faktor yang memengaruhi
pencemaran lingkungan dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.0.8 Hasil Uji Normalitas Aspek Faktor yang Memengaruhi


Pencemaran atau Kerusakan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Desa
Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08

Tingkat Shapiro-Wilk
Hipotesis
Pendidikan Statistic df Sig.
Faktor yang SD 0,901 20 0,043
Memengaruhi SMP 0,963 13 0,796
H 0 Ditolak
Pencemaran SMA 0,949 28 0,182
Lingkungan Perguruan Tinggi 0,939 13 0,440
53

Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS diperoleh haasil data


data probabilitas (Sig.) < dari α : 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa H 0 ditolak dan sampel data tidak berdistribusi normal sehingga data
tidak dapat dilanjutkan untuk pengujian homogenitas sebagai syarat uji
parametrik.

3) Aspek Ciri-Ciri Lingkungan yang Berkualitas


Aspek ketiga yaitu mengenai ciri-ciri lingkungan berkualitas berupa
pernyataan kuesioner yang diberikan kepada ibu rumah tangga. Aspek ini
dilakukan uji normalitas sebagai syarat dari uji parametrik. Adapun hasil dari
uji normalitas aspek ciri-ciri lingkungan yang berkualitas dapat dilihat pada
Tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.0.9 Uji Normalitas Aspek Ciri-Ciri Lingkungan yang Berkualitas
Ibu Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08

Tingkat Shapiro-Wilk
Hipotesis
Pendidikan Statistic df Sig.
SD 0,921 20 0,104
Ciri-Ciri
SMP 0,978 13 0,966
Lingkungan H 0 Diterima
SMA 0,951 28 0,209
Berkualitas
Perguruan Tinggi 0,900 13 0,133

Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil data


probabilitas (Sig.) > dari α : 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
H0 diterima dan sampel data berdistribusi normal sehingga data dapat
dilanjutkan pada pengujian homogenitas sebagai syarat dalam uji statistik yang
berikutnya.

4) Aspek Prinsip Pengelolaan Lingkungan


Aspek berikutnya yaitu mengenai pengetahuan dalam melakukan
pengelolaan lingkungan dengan baik. Kuesioner yang diberikan berupa
54

pernyataan yang diajukan pada ibu rumah tangga. Adapun hasil dari uji
normalitas aspek prinsip pengelolaan lingkungan dapat dilihat pada Tabel 4.10
di bawah ini.
Tabel 4.0.10 Uji Normalitas Aspek Prinsip Pengelolaan Lingkungan Ibu
Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/ RW.08

Tingkat Shapiro-Wilk
Hipotesis
Pendidikan Statistic df Sig.
SD 0,923 20 0,112
Prinsip SMP 0,945 13 0,528
Pengelolaan SMA 0,952 28 0,220 H 0 Diterima
Lingkungan Perguruan
0,948 13 0,574
Tinggi

Hasil uji normalitas menggunakan SPSS diperoleh hasil data dengan


probabilitas (Sig.) > dari dari α : 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
H0 diterima dan sampel data berdistribusi normal sehingga data dapat
dilanjutkan pada pengujian homogenitas sebagai syarat dalam uji statistik yang
berikutnya.

5) Aspek Pembangunan Berkelanjutan


Aspek yang terakhir yaitu mengenai pengetahuan pembangunan
berkelanjutan. Kuesioner yang diajukan kepada ibu rumah tangga berupa
pernyataan yang dapat dijawab dengan memilih jawaban setuju, sangat setuju,
ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Adapun hasil dari uji normalitas
aspek pembangunan berkelanjutan dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.0.11 Uji Normalitas Aspek Pembangunan Berkelanjutan Ibu
Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08

Tingkat Shapiro-Wilk
Hipotesis
Pendidikan Statistic df Sig.
55

SD 0,939 20 0,233
SMP 0,864 13 0,044
Pembangunan
SMA 0,921 28 0,036 H 0 Ditolak
Berkelanjutan
Perguruan
0,820 13 0,012
Tinggi

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan SPSS diperoleh hasil data


dengan probabilitas (Sig.) < dari dari α : 0,05. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan sampel data tidak berdistribusi normal dan
data tidak dapat dilanjutkan untuk pengujian homogenitas sebagai syarat uji
parametrik.

c. Uji Normalitas Total Kemampuan Pengetahuan Lingkungan


Uji prasyarat normalitas dilakukan untuk mengetahui hasil pengetahuan
lingkungan ibu rumah tangga RT 13/ RW 08 berdistribusi normal atau tidak.
Hasil pengujian normalitas pengetahuan lingkungan dapat dilihat pada Tabel
4.12 berikut.
Tabel 4.0.12 Hasil Uji Normalitas Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08

Tingkat Kolmogorov - Smirnov a


Hipotesis
Pendidikan Statistic df Sig.
SD 0,180 20 0,087
SMP 0,167 13 0,200
Pengetahuan
SMA 0,110 28 0,200 H 0 Diterima
Lingkungan
Perguruan
0,192 13 0,200
Tinggi

Hipotesis:
H 0 : berdistribusi normal, jika probabilitas > 0,05, H 0 diterima
H 1 : distribusi populasi tidak normal, jika probabilitas < 0,05, H 0 ditolak
56

Hasil uji normalitas dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh hasil data


probabilitas (Sig.) > α : 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima dan
sampel data berdistribusi normal sehingga dapat dilanjutkan untuk pengujian
homogenitas sebagai syarat uji parametrik selanjutnya.

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas merupakan suatu prosedur dalam uji statistik parametrik
yang bertujuan untuk mengetahui bahwa data dari dua atau lebih kelompok
sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama atau tidak.
Perhitungan dalam uji homogenitas dapat melalui berbagai cara dan metode
yang sering digunakan seperti: Uji Bartlett, Uji Harley, Cochran, dan Levene.5
Uji homogenitas berbeda dengan dengan uji normalitas walaupun sama-sama
digunakan sebagai syarat dalam uji parametrik, uji homogenitas hanya
digunakan pada uji parametrik yang ingin mengetahui perbedaan antara dua
kelompok atau lebih. Uji homogenitas digunakan sebagai syarat sebelum
dilakukannya uji Independen T-Test dan uji Anova. Kriteria yang digunakan
dalam uji homogenitas ini sama dengan uji normalitas yaitu apabila nilai
signifikansi lebih dari 0,05 maka data dapat dikatakan memiliki variansi yang
sama.6
a. Uji Homogenitas Berdasarkan Data Diri
Uji homogenitas berdasarkan usia ibu rumah tangga dapat dilakukan
ketika data diri berdasarkan usia sudah berdistribusi normal. Dalam uji
homogenitas ini usia ibu rumah tangga yang menjadi sampel data juga akan
dibagi kedalam dua kelompok yaitu ibu rumah tangga dengan usia ≤ 45 dan >
45 tahun. Hasil dari uji homogenitas berdasarkan data usia ibu rumah tangga
RT 13/ RW 08 dapat dilihat pada Tabel 4.13.

5Nuryadi, Op. Cit., hlm 90.


6Vivi Herlina , Panduan Praktis Mengolah Data Kuesioner Menggunakan SPSS, (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2019), hlm 88.
57

Tabel 4.0.13 Hasil Uji Homogenitas Pengetahuan Lingkungan


Berdasarkan Usia Ibu Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan
RT.13/RW.08

Test of Homogeneity of Variances


Keterangan
Pengetahuan Lingkungan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
H 0 diterima
2.360 1 72 0,129

Hasil uji homogenitas dengan menggunakan SPSS 16 didapatkan hasil


data probabilitas (Sig.) > dari α : 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa H 0 diterima dan data sampel memiliki varians yang sama atau homogen
dan dapat dilanjutkan untuk pengujian parametrik selanjutnya.

b. Uji Homoenitas Tiap Aspek Pengetahuan


1) Aspek Ciri-Ciri Lingkungan Yang Berkualitas
Aspek ciri-ciri lingkungan yang berkualitas memiliki data yang
berdistribusi normal sehingga dapat dilakukan uji homogenitas. Hasil uji
homogenitas pada aspek ciri-ciri lingkungan yang berkualitas dapat dilihat
pada Tabel 4.14 di bawah ini.
Tabel 4.0.14 Uji Homogenitas Aspek Ciri-Ciri Lingkungan Yang
Berkualitas Ibu Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan
RT.13/RW.08

Test of Homogeneity of Variances


Keterangan
Pengetahuan Lingkungan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
H 0 diterima
1.643 3 70 0,187

Hasil uji homogenitas pada aspek ciri-ciri lingkungan yang berkualitas


menggunakan SPSS diperoleh hasil data probabilitas (Sig.) > dari α : 0,05.
58

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima dan data sampel


memiliki varians yang sama atau homogen dan dapat dilanjutkan untuk
pengujian parametrik selanjutnya.
2) Aspek Prinsip Pengelolaan Lingkungan
Aspek dalam pengetahuan lingkungan lain yang berdistribusi normal
dan dapat dilakukan uji homogenitas yaitu aspek prinsip pengelolaan
lingkungan. Hasil dari uji homogenitas yang telah dilakukan dapat dilihat
pada Tabel 4.15 di bawah ini.
Tabel 4.0.15 Uji Homogenitas Aspek Prinsip Pengelolaan Lingkungan
Ibu Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08

Test of Homogeneity of Variances


Keterangan
Pengetahuan Lingkungan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
H 0 diterima
0.792 3 70 0,503

Hasil dari uji homogenitas pada aspek prinsip pengelolaan lingkungan


menggunakan SPSS diperoleh hasil data probabilitas (Sig.) > dari α : 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan data sampel
memiliki varians yang sama atau homogen dan dapat dilanjutkan untuk
pengujian parametrik selanjutnya.

c. Uji Homogenitas Total Kemampuan Pengetahuan Lingkungan


Uji prasyarat homogenitas merupakan kelanjutan dari uji normalitas yang
digunakan dalam pengujian statistik parametrik. Uji homogenitas ini bertujuan
untuk mengetahui apakah data sampel penelitian yang dihasilkan memiliki
varians yang sama atau tidak. Hasil uji homogenitas ibu rumah tangga RT
13/RW 08 Desa Wisata Setu Babakan dapat dilihat pada Tabel 4.16 di bawah
ini.
59

Tabel 4.0.16Hasil Uji Homogenitas Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah


Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08

Test of Homogeneity of Variances


Keterangan
Pengetahuan Lingkungan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
H 0 diterima
0,909 3 69 0,441

Hasil dari pengujian homogenitas pada sampel penelitian dengan


menggunakan SPSS 16 memperoleh hasil data probabilitas 0,441 di mana (Sig.)
> dari α: 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima dan data sampel
memiliki varians yang sama dan dapat dilakukan uji parametrik yang
selanjutnya.

C. Uji Hipotesis Perbandingan Rata-Rata Pengetahuan Lingkungan


Setelah dilakukan uji prasyarat normalitas dan homogenitas, hasil dari uji
tersebut selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis yang menggunakan uji Anova
One Way untuk meguji perbedaan rata-rata antara lebih dari dua sampel dengan
variansi yang sama.7 Dan dilakukan uji post hoc apabila terdapat perbedaan
rata-rata yang signifikan dari sampel yang diteliti. Selain itu juga dilakukan uji
Independent Sample t Test atau uji t dua sampel bebas yang digunakan untuk
memperkuat uji post hoc dan melihat perbedaan antara dua sampel bebas
dengan asumsi sudah berdistribusi normal dan variabel yang dihubungkan
berbentuk data numerik dan kategorik yang berasal dari data 2 kelompok. 8
Kriteria pengujian yang digunakan berdasarkan nilai probabilitas yaitu jika nilai
probabilitas (Sig.) > 0,05 maka H o diterima dan apabila probabilitas (Sig. ) <
0,05 maka H o ditolak.9

7 I’anatut, op.cit., hlm 139.


8 Nuryadi op.cit., hlm 108.
9 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitaif: Dilengkapi dengan Perbandingan

Perhitungan Manual & SPSS Edisi Pertama, (Jakarta: Kencana, 2017) hlm 188.
60

1. Uji Hipotesis Perbedaan Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga


Berdasarkan Tingkat Pendidikan Yang Berbeda (One Way Anova)
Hipotesis yang diuji:
H0 :Tidak terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga
berdasarkan tingkat pendidikan yang berbeda.
H1 : Terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga berdasarkan
tingkat pendidikan yang berbeda.
Atau hipotesis simbolnya:
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Uji Anova One Way digunakan untuk mengetahui adakah perbedaan
pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan berbeda
yang berjumlah 74 responden dan kuesioner berjumlah 32 butir pernyataan.
Hasil nilai rata-rata pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga berdasarkan
tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.17.
Tabel 4.0.17 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08

Pengetahuan Lingkungan
95% Confidence
Std. Std. Interval for Mean
N Mean Min Max
Deviation Error Lower Upper
Bound Bound
SD 20 73,60 4,806 1,075 71,35 75,85 68 83
SMP 13 73,77 2,351 0,652 72,35 75,19 70 78
SMA 28 78,96 3,911 0,739 77,45 80,48 71 86
Perguruan
13 81,23 3,468 0,962 79,14 83,33 77 90
Tinggi
Total 74 77,00 4,924 0,572 75,86 78,14 68 90
61

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa pengetahuan


lingkungan ibu rumah tangga Desa Wisata Setu Babakan RT 13/ RW 08
dengan tingkat pendidikan SD sebesar 73,60; SMP/1sebesar 73,77; SMA
sebesar 78,96; dan Perguruan Tinggi dengan niali 81,23. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa nilai rata-rata pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga
berdasarkan tingkat pendidikan di atas yang tertinggi yaitu ibu rumah tangga
dengan latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi memperoleh nilai 81,23.
Sedangkan nilai terendah didapatkan oleh ibu rumah tangga dengan latar
belakang pendidikan SD yaitu 73,60. Hasil nilai uji hipotesis (Anova One way)
pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga berdasarkan tingkat pendidikan
dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.0.18 Hasil Uji Hipotesis Anova One Way Pengetahuan Lingkungan
Ibu Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08

Mean
Sum of Squares Df F Sig.
Square

Between Groups 707,602 3 235,873 15,542 0,000


Within Groups 1062,380 70 15,177
Total 1770,000 73

Hasil uji hipotesis Anova One way digunakan untuk melihat perbedaan
pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga berdasarkan empat tingkat
pendidikan yang berbeda, dapat dilihat pada kolom Sig. diperoleh nilai
probabilitas atau p-value = 0,000. Dengan demikian H 0 ditolak dikarenakan
nilai Sig. < α : 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna dari keempat kelompok tingkat pendidikan tersebut. Dikarenakan
hasil uji menunjukan adanya perbedaan maka uji lanjutan (Post Hoc Test) harus
dilakukan untuk melihat kelompok mana saja yang memiliki perbedaan. Hasil
uji Post Hoc Test dapat dilihat pada tabel 4.19 di bawah ini.
62

Tabel 4.0.19 Hasil Uji Post Hoc Test Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08

Subset for alpha = 0,05


Tingkat Pendidikan N
1 2
SD 20 73,60
SMP 13 73,77
SMA 28 78,96
Perguruan Tinggi 13 81,23
Sig. 0,999 0,341

Hasil uji Post Hoc diatas menunjukkan pada subset 1 terdapat data
pengetahuan lingkungan tingkat pendidikan SD dan SMP. Artinya rata-rata
nilai pengetahuan kedua tingkat pendidikan tersebut tidak mempunyai
perbedaan yang signifikan. Dengan kata lain, bahwa rata-rata pengetahuan
lingkungan ibu rumah pada tingkat pendidikan SD dan SMP adalah sama.
Selanjutnya, pada subset 2 terdapat data pengetahuan lingkungan tingkat
pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi. Hal tersebut berarti bahwa rata-rata
nilai pengetahuan kedua tingkat pendidikan tidak mempunyai perbedaan yang
signifikan. Dengan kata lain, rata-rata pengetahuan lingkungan ibu rumah
tangga pada tingkat pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi adalah sama. Selain
itu uji Independent Sample t Test juga dilakukan untuk mengetahui perbedaan
pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga pada berbagai tingkat pendidikan.

2. Uji Hipotesis Perbandingan Pengetahuan Lingkungan Antara Tingkat


Pendidikan SD & SMP
63

Hipotesis yang diuji:


Ho : Tidak terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah
tangga dengan tingkat pendidikan SD & SMP di Desa Wisata Setu
Babakan RT 13/ RW 08.
Ha : Terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan SD & SMP di Desa Wisata Setu Babakan
RT.13/RW.08.
Dengan hipotesis simbol:
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Uji Independent Sample t Test digunakan untuk mengetahui adakah
perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga dengan latar
pendidikan SD & SMP yang berjumlah 33 responden dan kuesioner berjumlah
32 butir pernyataan. Hasil nilai rata-rata kemampuan pengetahuan lingkungan
ibu rumah tangga berdasarkan tingkat pendidikan SD & SMP dapat dilihat pada
Tabel 4.20.
Tabel 4.0.20 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat
Pendidikan SD dan SMP

Group Statistics
Tingkat Std.
N Mean Std. Error Mean
Pengetahuan Pendidikan Deviation
Lingkungan SD 20 73,60 4,806 1,075
SMP 13 73,77 2,351 0,652

Rata-rata hasil nilai pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga antara


tingkat pendidikan SD dan SMP yang tertinggi diperoleh oleh ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan SMP dan rata-rata terendah diperoleh oleh ibu
rumah tangga dengan tingkat pendidikan SD. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
64

pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga Desa Wisata Setu Babakan RT 13/
RW 08 dengan tingkat pendidikan SMP lebih tinggi daripada ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan SD. Hasil nilai uji hipotesis (Independent t Test)
pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga berdasarkan tingkat pendidikan SD
& SMP dapat dilihat pada Tabel 4.21.

Tabel 4.0.21 Hasil Uji Independent t Test Pengetahuan Lingkungan Ibu


Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat

Independent Sample Test


Pengetahuan Lingkungan
Equal
Equal variances Keterangan
variances not
assumed
assumed
10,116
Levene’s Test for F
Equality of
0,003
Variances Sig.

T -0,118 -0,135
Df 31 29,280
Sig. (2 –tailed) 0,907 0,894
H 0 Diterima
Mean Difference -0,169 -0,169

t test for Equality Std. Error Difference 1,438 1,257

of Means -3,102 -2,739


95% Lowe

Confidence r

Interval of the 2,764 2,400


Uppe
Difference
r

Pendidikan/1SD dan SMP


65

Hasil uji Independent Sample t Test pengetahuan lingkungan ibu rumah


tangga dengan tingkat pendidikan antara SD dan SMP didapatkan nilai
probabilitas (Sig. 2-tailed) lebih besar (>) dari α : 0,05 yaitu 0,907. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima dan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan mengenai pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga dengan
tingkat pendidikan SD dan SMP.
3. Uji Hipotesis Perbandingan Kemampuan Pengetahuan Lingkungan
Antara Tingkat Pendidikan SD & SMA
Hipotesis yang diuji:
Ho: Tidak terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan SD & SMA di Desa Wisata Setu Babakan
RT.13/RW. 08.
Ha : Terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan SD & SMA di Desa Wisata Setu Babakan
RT.13/RW.08.
Atau hipotesis simbolnya:
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Uji Independent Sample t Test digunakan untuk mengetahui adakah
perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga dengan latar
belakang pendidikan SD & SMA yang berjumlah 48 responden dan kuesioner
berjumlah 32 butir pernyataan. Hasil nilai rata-rata kemampuan pengetahuan
lingkungan ibu rumah tangga berdasarkan tingkat pendidikan SD & SMA dapat
dilihat pada Tabel 4.22.
Tabel 4.0.22 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat
Pendidikan SD dan SMA
66

Group Statistics
Tingkat N Mean Std. Std. Error Mean
Pengetahuan Pendidikan Deviation
Lingkungan SD 20 73,60 4,806 1,075
SMA 28 78,96 3,911 0,739

Rata-rata nilai pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga antara tingkat


pendidikan SD dan SMA yang tertinggi diperoleh oleh ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan SMA dan rata-rata terendah diperoleh oleh ibu
rumah tangga dengan tingkat pendidikan SD. Sehingga, dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga Desa Wisata Setu Babakan
RT 13/ RW 08 dengan tingkat pendidikan SMA lebih tinggi dibandingkan
dengan ibu rumah tangga yang memiliki latar belakang pendidikan SD. Hasil
nilai uji hipotesis (Independent t Test) pengetahuan lingkungan ibu rumah
tangga berdasarkan tingkat pendidikan SD & SMA dapat dilihat pada Tabel
4.23
Tabel 4.0.23 Hasil Uji Independent t Test Pengetahuan Lingkungan Ibu
Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat
Pendidikan/1SD dan SMA

Independent Sample Test


Pengetahuan
Lingkungan
Equal
Equal Keterangan
variances
variances
not
assumed
assumed

Levene’s Test for F 2,074


Equality of H 0 Ditolak
Variances Sig. 0,157
67

T -4,258 -4,113
Df 46 35,619
Sig. (2 –tailed) 0,000 0,000
Mean Difference -5,364 -5,364

t test for Equality Std. Error Difference 1,260 1,304


of Means
95%
Confidenc Lower -7,900 -8,010

e Interval
of the
Upper -2,828 -2,718
Difference

Hasil uji Independent Sample t Test pengetahuan lingkungan ibu rumah


tangga dengan tingkat pendidikan antara SD dan SMA didapatkan nilai
probabilitas (Sig. 2-tailed) lebih kecil (<) dari α : 0,05 yaitu 0,000. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan terdapat perbedaan yang signifikan
mengenai pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga dengan tingkat
pendidikan SD dan SMA.

4. Uji Hipotesis Perbandingan Kemampuan Pengetahuan Lingkungan


Antara Tingkat Pendidikan SD & Perguruan Tinggi
Hipotesis yang diuji:
Ho: Tidak terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan SD & Perguruan Tinggi di Desa Wisata Setu
Babakan RT 13/ RW 08.
Ha : Terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan SD & Perguruan Tinggi di Desa Wisata Setu
Babakan RT 13/ RW 08.
Atau hipotesis simbolnya:
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
68

Uji Independent Sample t Test digunakan untuk mengetahui adakah


perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga dengan latar
belakang pendidikan SD dan ibu rumah tangga dengan latar pendidikan
Perguruan Tinggi baik D1, D2, D3, D4 maupun S1 yang berjumlah 33
responden dan kuesioner berjumlah 32 butir pernyataan. Hasil nilai rata-rata
kemampuan pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga berdasarkan tingkat
pendidikan SD & Perguruan Tinggi dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Tabel 4.0.24 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat
Pendidikan SD dan SMA

Group Statistics
Tingkat Std. Error
N Mean Std. Deviation
Pendidikan Mean
Pengetahuan
SD 20 73,60 4,806 1,075
Lingkungan
Perguruan 13 81,23 3,468 0,962
Tinggi

Rata-rata nilai pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga antara


tingkat pendidikan SD dan Perguruan Tinggi yang tertinggi diperoleh oleh ibu
rumah tangga dengan latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi dan rata-rata
terendah diperoleh oleh ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan SD.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga
Desa Wisata Setu Babakan RT 13/ RW 08 dengan tingkat pendidikan
Perguruan Tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang
memiliki latar belakang pendidikan SD. Hasil nilai uji hipotesis (Independent t
Test) pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga berdasarkan tingkat
pendidikan SD & Perguruan Tinggi dapat dilihat pada Tabel 4.25
69

Tabel 4.0.25Hasil Uji Independent t Test Pengetahuan Lingkungan Ibu


Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat
Pendidikan/1SD dan Perguruan Tinggi

Independent Sample Test


Pengetahuan Lingkungan
Equal Equal
Keterangan
variances variances not
assumed assumed

Levene’s 4,036
F
Test for
Equality of 0,053
Sig.
Variances
T -4,939 -5,291
Df 31 30,571
Sig. (2 –tailed) 0,000 0,000
H 0 Ditolak
Mean Difference -7,631 -7,631
t test for 1,545 1,442
Std. Error Difference
Equality of
95% -10,782 -10,574
Means Lowe
Confidence r
Interval of
Uppe -4,479 -4,688
the
Difference r

Hasil uji Independent Sample t Test pengetahuan lingkungan ibu rumah


tangga dengan tingkat pendidikan antara SD dan Perguruan Tinggi didapatkan
nilai probabilitas (Sig. 2-tailed) lebih kecil (<) dari α : 0,05 yaitu 0,000. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan terdapat perbedaan yang
signifikan mengenai pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga dengan
tingkat pendidikan SD dan Perguruan Tinggi.
70

5. Uji Hipotesis Perbandingan Kemampuan Pengetahuan Lingkungan


Antara Tingkat Pendidikan SMP & SMA
Hipotesis yang diuji:
Ho: Tidak terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan SMP & SMA di Desa Wisata Setu Babakan
RT.13/RW.08.
Ha : Terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan SMP & SMA di Desa Wisata Setu Babakan
RT.13/RW.08.
Atau hipotesis simbolnya:
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Uji Independent Sample t Test digunakan untuk mengetahui adakah
perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga dengan latar
belakang pendidikan SMP dan ibu rumah tangga dengan latar pendidikan SMA
yang berjumlah 41 responden dan kuesioner berjumlah 32 butir pernyataan.
Hasil nilai rata-rata kemampuan pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga
berdasarkan tingkat pendidikan SMP & SMA dapat dilihat pada Tabel 4.26.
Tabel 4.0.26 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT 13/ RW 08 antara Tingkat
Pendidikan SMP dan SMA

Group Statistics
Tingkat Std.
N Mean Std. Error Mean
Pengetahuan Pendidikan Deviation
Lingkungan SMP 13 73,77 2,351 0,652
SMA 28 78,96 3,911 0,739

Rata-rata nilai pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga antara


tingkat pendidikan SMP dan SMA yang tertinggi diperoleh oleh ibu rumah
71

tangga dengan latar belakang pendidikan SMA dan rata-rata terendah diperoleh
oleh ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan SMP. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga Desa Wisata
Setu Babakan RT 13/ RW 08 dengan tingkat pendidikan SMA lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang memiliki latar belakang
pendidikan SMP. Hasil nilai uji hipotesis (Independent t Test) pengetahuan
lingkungan ibu rumah tangga berdasarkan tingkat pendidikan SMP & SMA
dapat dilihat pada Tabel 4.27.
Tabel 4.0.27Hasil Uji Independent t Test Pengetahuan Lingkungan Ibu
Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat
Pendidikan/1SMP dan SMA

Independent Sample Test


Pengetahuan Lingkungan
Equal Equal
Keterangan
variances variances
assumed not assumed
3,763
Levene’s Test for F
Equality of
0,060
Variances Sig.

T -4,416 -5,271
Df 39 36,137
Sig. (2 –tailed) 0,000 0,000 H 0 Ditolak

Mean Difference -5,195 -5,195


t test for Equality of
Std. Error 1,177 0,986
Means
Difference
-7,575 -2,815
95%
Lower
Confide
72

nce -7,194 -3,197


Interval
of the Upper
Differen
ce

Hasil uji Independent Sample t Test pengetahuan lingkungan ibu rumah


tangga dengan tingkat pendidikan antara SMP dan SMA didapatkan nilai
probabilitas (Sig. 2-tailed) lebih kecil (<) dari α : 0,05 yaitu 0,000. Oleh karena
itu, dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan terdapat perbedaan yang signifikan
mengenai pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga dengan tingkat
pendidikan SMP dan SMA.

6. Uji Hipotesis Perbandingan Kemampuan Pengetahuan Lingkungan


Antara Tingkat Pendidikan SMP & Perguruan Tinggi
Hipotesis yang diuji:
Ho: Tidak terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan SMP & Perguruan Tinggi di Desa Wisata Setu
Babakan RT 13/ RW 08.
Ha : Terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga
dengan tingkat pendidikan SMP & Perguruan Tinggi di Desa Wisata Setu
Babakan RT 13/ RW 08.
Atau hipotesis simbolnya:
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Uji Independent Sample t Test digunakan untuk mengetahui adakah
perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga dengan latar
belakang pendidikan SMP dan ibu rumah tangga dengan latar pendidikan
Perguruan Tinggi yang berjumlah 26 responden dan kuesioner berjumlah 32
butir pernyataan. Hasil nilai rata-rata kemampuan pengetahuan lingkungan ibu
73

rumah tangga berdasarkan tingkat pendidikan SMP & Perguruan Tinggi dapat
dilihat pada Tabel 4.28.
Tabel 4.0.28 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT 13/ RW 08 antara Tingkat
Pendidikan SMP dan Perguruan Tinggi

Group Statistics
Tingkat Std. Std. Error
N Mean
Pendidikan Deviation Mean
Pengetahuan
SMP 13 73,77 2,351 0,652
Lingkungan
Perguruan 13 81,23 3,468 0,962
Tinggi

Rata-rata nilai pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga antara tingkat


pendidikan SMP dan Perguruan Tinggi yang tertinggi diperoleh oleh ibu rumah
tangga dengan latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi dan rata-rata
terendah diperoleh oleh ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan SMP.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga
Desa Wisata Setu Babakan RT 13/ RW 08 dengan tingkat pendidikan
Perguruan Tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang
memiliki latar belakang pendidikan SMP. Hasil nilai uji hipotesis (Independent
t Test) pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga berdasarkan tingkat
pendidikan SMP & SMA dapat dilihat pada Tabel 4.29.
Tabel 4.0.29 Hasil Uji Independent t Test Pengetahuan Lingkungan Ibu
Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat
Pendidikan/1SMP dan Perguruan Tinggi

Independent Sample Test


Pengetahuan Lingkungan
Equal variances Equal Keterangan
assumed variances
74

not
assumed

Levene’s 0,600
F
Test for
Equality of 0,446
Sig.
Variances

T -6,422 -6,422
df 24 21,105
Sig. (2 –tailed) 0,000 0,000
H 0 Ditolak
Mean Difference -7,462 -7,462
t test for 1,162 1,162
Std. Error Difference
Equality of
95% -9,860 -9,877
Means
Confidence Lower

Interval of
-5,063 -5,046
the
Upper
Difference

Hasil uji Independent Sample t Test pengetahuan lingkungan ibu rumah


tangga dengan tingkat pendidikan antara SMP dan Perguruan Tinggi didapatkan
nilai probabilitas (Sig. 2-tailed) lebih kecil (<) dari α : 0,05 yaitu 0,000. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan terdapat perbedaan yang
signifikan mengenai pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga dengan
tingkat pendidikan SMP dan Perguruan Tinggi.

7. Uji Hipotesis Perbandingan Kemampuan Pengetahuan Lingkungan


Antara Tingkat Pendidikan SMA & Perguruan Tinggi
Hipotesis yang diuji:
Ho : Tidak terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah
tangga dengan tingkat pendidikan SMA & Perguruan Tinggi di Desa
Wisata Setu Babakan RT 13/ RW 08.
75

Ha : Terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga


dengan tingkat pendidikan SMA & Perguruan Tinggi di Desa Wisata Setu
Babakan RT 13/ RW 08.
Atau hipotesis simbolnya:
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Uji Independent Sample t Test digunakan untuk mengetahui adakah
perbedaan pengetahuan lingkungan antara ibu rumah tangga dengan latar
belakang pendidikan SMA dan ibu rumah tangga dengan latar pendidikan
Perguruan Tinggi yang berjumlah 41 responden dan kuesioner berjumlah 32
butir pernyataan. Hasil nilai rata-rata kemampuan pengetahuan lingkungan ibu
rumah tangga berdasarkan tingkat pendidikan SMP & Perguruan Tinggi dapat
dilihat pada Tabel 4.30.
Tabel 4.0.30 Deskripsi Statistik Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah
Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat
Pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi

Group Statistics
Tingkat Std. Std. Error
N Mean
Pengetahuan Pendidikan Deviation Mean
Lingkungan SMA 28 78,96 3,911 0,739
Perguruan Tinggi 13 81,23 3,468 0,962

Rata-rata nilai pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga antara tingkat


pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi yang tertinggi diperoleh oleh ibu rumah
tangga dengan latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi dan rata-rata
terendah diperoleh oleh ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan SMA.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga
Desa Wisata Setu Babakan RT 13/ RW 08 dengan tingkat pendidikan
Perguruan Tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang
76

memiliki latar belakang pendidikan SMA. Hasil nilai uji hipotesis (Independent
t Test) pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga berdasarkan tingkat
pendidikan SMA & Perguruan Tinggi dapat dilihat pada Tabel 4.31.
Tabel 4.31 Hasil Uji Independent t Test Pengetahuan Lingkungan Ibu
Rumah Tangga Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 antara Tingkat
Pendidikan/1SMA dan Perguruan Tinggi

Independent Sample Test


Pengetahuan Lingkungan
Equal
Equal variances Keterangan
variances not
assumed
assumed
0,884
Levene’s Test F
for Equality of
0,353
Variances Sig.

T -1,787 -1,869
Df 39 26,283
Sig. (2 – 0,082 0,073
tailed)
Mean -2,266 -2,266 Ho Diterima
t test for Difference
Equality of Std. Error 1,269 1,213
Means Difference

95% -4,833 -4,758

Confidenc Lower

e Interval
0,300 0,226
of the
Upper
Difference

Hasil uji Independent Sample t Test pengetahuan lingkungan ibu rumah


tangga dengan tingkat pendidikan antara SMA dan Perguruan Tinggi
77

didapatkan nilai probabilitas (Sig. 2-tailed) lebih besar (>) dari α : 0,05 yaitu
0,082. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima dan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan mengenai pengetahuan lingkungan antara ibu rumah
tangga dengan tingkat pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi.

D. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga dengan
latar belakang pendidikan yang berbeda di Desa Wisata Setu Babakan
RT.13/RW.08. Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan
peraih penghargaan ADWI (Anugerah Desa Wisata Indonesia) sebagai desa
wisata terbaik kategori CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental
Sustainability) yang diadakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/
Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2021. Data yang
didapatkan berasal dari sebaran kuesioner yang terdiri dari lima aspek
pengetahuan mengenai lingkungan yang diambil dari buku Pengetahuan
Lingkungan yang ditulis oleh Efbertian Sitorus dkk, dan disintesis menjadi
dimensi dan indikator alat ukur untuk mengukur pengetahuan lingkungan.

1. Data Diri Ibu Rumah Tangga


Data diri responden berupa usia yang dianalisis menggunakan uji
Independent Sample t Test dengan tingkat kepercayaan 95% berdasarkan tiap
komponen pengetahuan lingkungan. Hasil dari data diri responden akan
menjadi salah satu faktor penguat yang dapat memengaruhi hasil dari
pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga. Hasil analisis nilai probabilitas
(Sig.2-tailed) berupa usia ibu rumah tangga dengan menggunakan uji
Independent Sample t Test diperoleh nilai probabilitas (Sig. 2-tailed) < dari α
0,05 yaitu 0,013, maka Ho ditolak. Berdasarkan nilai tersebut bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan mengenai pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga
RT 13/ RW 08 dengan usia ≤ 45 tahun dan usia > 45 tahun.
78

Berdasarkan usia ibu rumah tangga ≤ 45 tahun memiliki nilai rata-rata


pengetahuan yang lebih tinggi dibandingkan ibu rumah tangga dengan usia > 45
tahun. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti yang telah
dipaparkan pada bab 2 mengenai faktor yang dapat memengarui pengetahuan
seseorang, dimana seperti dalam penelitian Putra dan Podo bahwasanya usia
produktif seseorang yaitu 26-35 tahun. Di usia produktif tersebut seseorang
dapat berperan aktif dalam masyarakat dan memiliki kemampuan kognitif yang
baik.10
2. Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga Desa Wisata Setu
Babakan RT.13/RW.08 Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Penelitian ini mengajukan hipotesis mengenai perbedaan pengetahuan
lingkungan antara ibu rumah tangga dengan berbagai latar belakang tingkat
pendidikan (SD,SMP,SMA, dan Perguruan Tinggi). Pengetahuan lingkungan
ini diukur menggunakan instrumen yang disintesis dari buku Pengetahuan
Lingkungan karya Efbertias dkk. Instrumen pengetahuan lingkungan ini
memiliki lima aspek yang digunakan sebagai alat untuk menguji. Aspek
tersebut diantaranya yaitu, konsep dasar lingkungan hidup, faktor yang
memengaruhi pencemaran atau kerusakan lingkungan, ciri-ciri lingkungan
hidup yang berkualitas, prinsip pengelolaan lingkungan, dan pembangunan
berkelanjutan. Aspek dalam pengetahuan lingkungan sebelumnya telah
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas yang menjadi syarat dalam uji
parametrik.
Uji hipotesis dengan menggunakan uji One Way Anova yang telah
dilakukan mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang bermakna dari
keempat kelompok tingkat pendidikan tersebut. Hal ini ditunjukan oleh nilai
probabilitas Sig. adalah 0,000 yang mana kurang dari (<) α 0,05 atau H 0 ditolak.
10Putra Agina W S dan Podo Yuwono, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pengetahuan Masyarakat dalam Mitiga si Bencana Alam Tanah Longsor”, Jurnal Unimma, 2017, h lm .
307.
79

Dengan demikian harus dilakukan uji lanjutan (Post Hoc Test). Uji post hoc
dilakukan ketika uji statistik yang membandingkan beberapa pengklasifikasi
menolak hipotesis nol bahwa pengklasifikasi yang dibandingkan adalah sama
atau tidak terdapat perbedaan.11
Uji Post Hoc Test digunakan untuk melihat kelompok mana saja yang
berbeda mengenai pengetahuan lingkungan. hasil dari uji tersebut membuktikan
bahwa rata-rata pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga pada tingkat
pendidikan SD dan SMP adalah sama. Dan pada tingkat pendidikan SMA dan
Perguruan Tinggi juga menunjukkan nilai rata-rata yang sama dan dapat dilihat
pada tabel 4.19. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perbedaan
pengetahuan lingkungan terjadi pada tingkat pendidikan SD dengan SMA, SD
dengan Perguruan Tinggi, SMP dengan SMA, dan SMP dengan Perguruan
Tinggi.
Berdasarkan uji Independent Sample t Test yang telah dilakukan untuk
mengetahui perbedaan pengetahuan antara ibu rumah tangga dengan tingkat
pendidikan SD dan SMP pada Tabel 4.18 diketahui terdapat perbedaan yang
signifikan dimana nilai probabilitas (Sig. 2-tailed) lebih besar (>) dari α : 0,05
yaitu 0,907 atau H 0 diterima . Dengan demikian, hipotesis yang diajukan sudah
teruji oleh data. Data pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga dengan tingkat
pendidikan SMP memiliki nilai rata-rata lebih tinggi yaitu 73,77 dibandingkan
ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan SD yaitu 73,60.
Hasil uji perbedaan pengetahuan antara ibu rumah tangga dengan tingkat
pendidikan SD dan SMA pada Tabel 4.20 di atas juga terdapat perbedaan yang
signifikan dimana nilai probabilitas (Sig. 2-tailed) lebih kecil (<) dari α : 0,05
yaitu 0,000. Pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga dengan tingkat
pendidikan SMA memiliki nilai rata-rata lebih tinggi yaitu 78,96 dibandingkan
dengan ibu rumah dengan tingkat pendidikan SD yaitu 73,60.

11 Nathalie Japkowicz & Mohak Shah, Evaluating Learning Algorithms A Classification


Perspective, (New York: Cambridge University Press, 2011) hlm 251.
80

Merujuk hasil uji Independent Sample t Test yang telah dilakukan untuk
mengetahui perbedaan pengetahuan antara ibu rumah tangga dengan tingkat
pendidikan SD dan Perguruan Tinggi pada Tabel 4.22 dihasilkan perbedaan
yang signifikan dimana nilai probabilitas (Sig. 2-tailed) lebih kecil (<) dari α :
0,05 yaitu 0,000. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan sudah teruji oleh
data. Nilai rata-rata pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga yang memiliki
latar belakang pendidikan Perguruan Tinggi lebih tinggi yaitu 81,23
dibandingkan ibu rumah dengan tingkat pendidikan SD yaitu 73,60.
Menurut hasil uji Independent Sample t Test yang telah dilakukan untuk
mengetahui perbedaan pengetahuan antara ibu rumah tangga dengan tingkat
pendidikan SMP dan SMA pada Tabel 4.24 menghasilkan perbedaan yang
signifikan dimana nilai probabilitas (Sig. 2-tailed) lebih kecil (<) dari α : 0,05
yaitu 0,000. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan sudah teruji oleh data.
Nilai rata-rata tingkat pendidikan SMA lebih tinggi yaitu 78,96 dibandingkan
dengan tingkat pendidikan SMP yaitu 73,77.
Berdasarkan uji Independent Sample t Test yang telah dilakukan untuk
mengetahui perbedaan pengetahuan antara ibu rumah tangga dengan tingkat
pendidikan SMP dan Perguruan Tinggi pada Tabel 4.26 menghasilkan
perbedaan yang signifikan dimana nilai probabilitas (Sig. 2-tailed) lebih kecil
(<) dari α : 0,05 yaitu 0,000. Dengan demikian, hipotesis yang diajukan sudah
teruji oleh data. Pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga dengan tingkat
pendidikan Perguruan Tinggi memiliki nilai rata-rata lebih tinggi yaitu 81,23
dibandingkan ibu rumah tangga dengan tingkat pendidikan SMP yaitu 73,77.
Berdasarkan hasil uji Anova One Way dan Independent Sample t Test di
atas rata-rata menghasilkan nilai probabilitas (Sig. 2-tailed) lebih kecil dari α :
0,05 yaitu 0,000. Dengan demikian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pengetahuan yang signifikan. Secara langsung juga dapat diketahui
bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan atau pemahaman
seseorang. Faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang salah
81

satunya adalah tingkat pendidikan seperti menurut Srimiyati bahwa tingkat


pendidikan akan selalu berkaitan dengan pengetahuan dan wawasan yang
dimiliki oleh seseorang, adanya informasi yang didapat selama masih berada di
sekolah maka akan membentuk pola pikir dan menambah wawasan yang
berguna dalam kehidupan sehari-hari.12
Rentang pendidikan yang cukup jauh dapat menjadi faktor tingginya
perbedaan nilai pengetahuan lingkungan antara tingkat pendidikan SD dan
Perguruan Tinggi. Merujuk pendapat Putra dan Podo bahwa pendidikan
merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan saat ini, dimana tingkat
pendidikan akan memengaruhi tingkat persepsi seseorang mengenai suatu hal
(kognitif). Seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memiliki
penalaran yang tinggi pula.13 Diperkuat oleh Srimiyati bahwa masyarakat yang
berpendidikan menengah mempunyai kemampuan dalam menerima dan
mengolah informasi dengan baik.14
Pendidikan menjadi faktor yang sangat penting dalam meningkatkan
kualitas manusia dalam segala aspek kehidupan. Baik kehidupan sosial dengan
masyarkat maupun dengan alam. Menurut Mulyadi dalam Rapotan bahwa
tingkat pendidikan berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam
mengelola sampah dan semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki oleh
masyarakat maka akan semakin tinggi pula tingkat kepedulian masyarakat
terhadap lingkungan.15
Perbedaan nilai rata-rata pengetahuan lingkungan antara tingkat
pendidikan SD dan SMP, SMP dan SMA, SD dan Perguruan Tinggi, serta SMP
dan Perguruan Tinggi selain terjadi oleh faktor tingkat pendidikan yang berbeda

12 Srimiyati, Pendidikan Kesehatan Menggunakan Booklet Berpengaruh terhadap

Pengetahuan dan Kecemasan Wanita Menghadapi Menopause, (Surabaya : Jakad Media Publishing,
2020), hlm 41.
13 Putra & Podo, Op. Cit., hlm. 308.
14 Loc. Cit., Srimiyati, hlm 41.
15 Rapotan Hasibuan & Syafaruddin, Problematika Kesehatan dan Lingkungan di Bumi

Melayu, (Medan: Merdeka Kreasi, 2021), hlm. 41.


82

juga dipengaruhi oleh lingkungan, pekerjaan, sosial ekonomi, dan sumber


informasi yang diterima. Rata-rata pekerjaan ibu rumah tangga di Desa Wisata
Setu Babakan adalah pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam
makanan dan aneka oleh-oleh Khas Betawi. Menurut Zulmiyetri, status atau
tingkat pekerjaan yang rendah seringkali berpengaruh terhadap pengetahuan
yang dimiliki oleh seseorang.16
Namun demikian hasil uji hipotesis perbandingan pengetahuan
lingkungan antara tingkat pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi mempunyai
nilai probabilitas (Sig.2-tailed) lebih besar (>) dari α : 0,05 yaitu 0,082. Dengan
demikian H 0 diterima, dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Nilai rata-
rata yang dihasilkan oleh kedua tingkat pendidikan mempunyai rentang yang
tidak terlalu jauh, dimana tingkat perguruan tinggi dengan nilai 81,23 dan SMA
yaitu 78,96. Hal tersebut dapat menjadi faktor yang menyebabkan tidak adanya
perbedaan yang signifikan antara Perguruan Tinggi dan SMA.
Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, latar belakang
keluarga, pendapatan, dan kondisi sosial-ekonomi dapat mempengaruhi
pengetahuan dan motivasi ibu rumah tangga untuk belajar. Ibu rumah tangga
juga dapat memiliki akses yang sama untuk pembelajaran di luar rumah melalui
workshop, kursus, dan program-program lain yang membantu mereka
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka. Terlepas dari latar
belakang pendidikan, motivasi dan sikap terhadap belajar juga dapat
mempengaruhi pengetahuan ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga yang
memiliki motivasi dan sikap positif terhadap belajar akan lebih memiliki
pengetahuan dan keterampilan daripada ibu rumah tangga yang tidak
memilikinya. Seperti yang dimaksudkan oleh Afandi dalam Youlinda dan
Ahmad bahwa “motivasi menjadi komponen penting penunjang keberhasilan,

16 Zulmiyetri dkk, Penulisan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2019), hlm. 54.
83

karena dengan adanya motivasi belajar akan menimbulkan rasa aktif dan
semangat dalam belajar”.17
Melihat nilai rata-rata pengetahuan lingkungan yang diperoleh ibu rumah
tangga dari masing-masing tingkatan pendidikan juga masih dalam kategori
baik yaitu dengan rentang nilai 66-79 yang tercantum pada bab 2 Tabel 2.1.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa walaupun terdapat perbedaan
pengetahuan lingkungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu rumah
tangga Desa Wisata Setu Babakan RT 13/RW 08 tidak menjadikan
masyarakatnya mempunyai pengetahuan lingkungan yang rendah. Seperti yang
dikatakan Srimiyati dalam bukunya bahwa tidak semua orang yang
berpendidikan rendah memiliki pengetahuan yang rendah pula. Karena
peningkatan pengetahuan yang dimiliki seseorang didapatkan tidak hanya
melalui pendidikan formal (sekolah) saja melainkan dapat diperoleh dari
pendidikan non formal maupun sumber lain.18
Telah disinggung pula bahwa faktor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi pula oleh sumber informasi, sosial
ekonomi, maupun lingkungan. Lingkungan sendiri merupakan kesatuan ruang
antara benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan
perilakunya yang dapat memengaruhi kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain.19 Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan sosial
merupakan suatu tempat atau susunan yang terdapat suatu kelompok orang
yang dapat saling mempengaruhi baik secara langsung dan tidak langsung dan

17 Youlinda Loviyani Putri & Achmad Rifai, Pengaruh Sikap dan Minat Belajar terhadap

Motivasi Belajar Peserta Didik Paket C, Journal of Non formak Education and Community
Empowerment, Vol 3 No.2, 2019, hlm 175.
18 Loc. Cit., Srimiyati, hlm 41.
19 Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Jakarta: Kencana, 2018), hlm 14.
84

merasa sebagai anggota kelompoknya, baik lingkungan kerja, lingkungan RT,


lingkungan pendidikan, ataupun lingkungan keluarga. 20
Lingkungan Desa Wisata Setu Babakan RT.13/RW.08 dapat dikatakan
merupakan lingkungan masyarakat atau lingkungan sosial yang positif. Hal
tersebut dapat terlihat dari kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh para warga
sekitar. Seperti kegiatan kebersihan lingkungan yang ditetapkan di
RT.13/RW.08 yaitu adanya swadaya sampah rumah tangga yang dikumpulkan
oleh masing-masing rumah untuk kemudian diangkut oleh petugas kebersihan
sekitar. Kemudian adanya pemeliharaan kebersihan lingkungan yang dilakukan
secara rutin setiap hari di depan halaman rumah masing-masing, dan kegiatan
gotong royong yang dilakukan setiap hari Jumat pagi oleh ibu-ibu RT 13/RW
08.
Desa Perkampungan Wisata Setu Babakan juga mendapat penghargaan
dari Menteri Ekonomi Kreatif, sebagai desa wisata terbaik kategori CHSE
(Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability). Penghargaan
ini merupakan apresiasi yang diberikan oleh pemerintah kepada desa-desa
wisata yang memiliki prestasi. Terpilihnya Desa Wisata Setu Babakan sebagai
salah satu desa wisata yang mendapatkan penghargaan Anugrah Desa Wisata
Indonesia (ADWI) ini, dikarenakan desa wisata tersebut dinilai sudah
memenuhi semua kategori yang ditetapkan diantaranya adanya fasilitas
homestay, toilet, souvenir, desa digital, CHSE, konten kreatif, dan daya tarik.21
Pengetahuan terhadap lingkungan menjadi penting untuk diketahui
mengingat campur tangan manusia terhadap alam sangat berdampak besar baik
dalam hal positif atau negatif. Campur tangan manusia dalam hal yang positif

20 Riana Monalisa Tamara, “Peranan Lingkungan Sosial terhadap Pembentukan Sikap Ped u li

Lingkungan Peserta Didik di SMA Negeri Kabupaten Cianjur”, Jurnal Pendidikan Geografi, 2016,
Vol 16, No.1, hlm 45.
21 Tim Detik. Masuk Daftar 50 Desa Wisata Terbaik, Setu Babakan Disambangi Sandiaga ,

https://travel.detik.com/travel-news/d-5708450/masuk-daftar-50-desa-wisata-terbaik-setu-babakan-
disambangi-sandiaga , 5 Juli 2022, 13.56 WIB.
85

bisa menjadi sangat menguntungkan bagi alam dan manusia itu sendiri.
Keseimbangan dan kelestarian alam dapat terjaga sehingga alam juga dapat
menghasilkan sumber daya yang berkualitas dan dapat dijadikan penopang
dalam kehidupan. Konsep yang demikian dapat mencukupi kebutuhan generasi
sekarang sekaligus bermanfaat bagi generasi mendatang. 22
Hubungan antara pengetahuan lingkungan dengan perilaku menjaga
kelestarian lingkungan memang memiliki keterkaitan. Berdasarkan jawaban
pernyataan yang terdapat pada kuesioner penelitian mengenai “tercemarnya air
sungai disebabkan oleh pembuangan sampah secara sembarangan oleh
manusia” Rata-rata ibu rumah tangga menjawab Setuju dan Sangat setuju,
melihat dari jawaban tersebut dapat diketahui bahwa ibu-ibu pada RT 13/RW
08 sudah mengetahui bahwa pembuangan sampah ke sungai dapat
menyebabkan kerusakan alam yang nantinya akan berdampak pula pada
manusia. Dengan pengetahuan tersebut ibu rumah tangga lebih menjaga
kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan
melakukan kegiatan kebersihan bersama serta tersedianya swadaya pengelolaan
sampah yang dilakukan oleh warga sekitar.
Merujuk pada penelitian lain yang dilakukan oleh Azhar dkk mengenai
hubungan pengetahuan lingkungan hidup dengan sikap menjaga kelestarian
lingkungan memperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang positif antara
pengetahuan lingkungan hidup dengan sikap menjaga kelestarian lingkungan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai pengetahuan lingkungan
yang dimiliki oleh seseorang maka akan semakin tinggi pula nilai sikap
menjaga kelestarian lingkungannya. Sebaliknya semakin rendah nilai

22Mochamad Widjanarko, “Peran Perempuan dalam Pelestarian Lingkungan d i Kepulauan


Karimunjawa Jepara, Jawa Tengah”, PALASTREN, 2019, Vol. 12, No. 1, hlm 162.
86

pengetahuan lingkungan hidup yang dimiliki oleh seseorang maka akan


semakin rendah pula sikap menjaga kelestarian lingkungannya. 23
Belum lagi peran ibu dalam keluarga memegang berbagai peranan
penting bagi anak-anaknya dalam menjaga, mendidik, dan mengajarkan nilai-
nilai keagamaan dan kemanusiaan agar terbentuk kepribadian yang baik dalam
diri anak. Peran ibu sebagai madrasah atau tempat belajar pertama bagi anak.
Diperkuat dalam jurnal bahwa peran ibu dalam pendidikan anak lebih dominan
dibandingkan dengan ayah. Hal ini dapat dimengerti sebab ibulah yang
memiliki lebih banyak waktu dalam mendampingi anak sejak seorang anak itu
lahir, bahkan dikatakan pula bahwa pengaruh ibu terhadap anaknya dimulai dari
anak itu masih dalam kandungannya.24 Peran ibu sangat menjadi contoh atau
figur bagi anak-anaknya maka seorang ibu harus mempunyai pengetahuan
mengenai lingkungan dan cara menjaga kelestarian lingkungan dan
mengimplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari hal tersebut maka
paling tidak dapat membentuk kepribadian anak yang dapat menjaga dan juga
ikut melesatrikan lingkungannya .
Berdasarkan hasil dari pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga Desa
Wisata Setu Babakan RT 13/RW 08 dapat disimpulkan terdapat perbedaan
pengetahuan lingkungan dilihat dari pendidikan akhir yang telah ditimpuh oleh
para ibu rumah tangga RT 13/RW 08. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan
nilai probabilitas (Sig. 2-tailed < 0,05) yang diperoleh dari uji hipotesis dengan
menggunakan uji One Way Anova dan Independent t Test Sample. Sehingga
dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan
yang dimiliki oleh seseorang. Namun demikian, nilai rata-rata total ibu rumah
tangga RT 13/RW 08 ini masuk kedalam kategori “Baik” dengan rentang nilai

23Azhar dkk, Hubungan Pengetahuan Dan Etika Lingkungan Dengan Sikap Dan Perilaku
Menjaga Kelestarian Lingkungan, Jurnal Ilmu Lingkungan,2015, Vol 13, No 1, hlm 37.
24 Fithriani Gade, Ibu Sebagai Madrasah Dalam Pendidikan Anak, Jurnal Ilmiah

DIDAKTIKA, 2012, Vol 12, No 1, hlm 32.


87

66-79. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui pula bahwa tingkat pendidikan
bukan satu-satunya faktor yang dapat memengaruhi pengetahuan seseorang.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan,
maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata pengetahuan lingkungan ibu rumah
tangga RT 13/RW 08 Desa Wisata Setu Babakan ditinjau dari latar belakang
tingkat pendidikannya menunjukan perbedaan yang signifikan. Dilihat dari
hasil nilai rata-rata uji Anova One Way yang diperoleh dengan nilai probabilitas
(Sig.2-tailed) p = 0,000 < α 0,05, dengan demikian maka hipotesis nol (H 0 )
ditolak.
Setelah uji Post Hoc dan Independent Sample t Test dilakukan
menunjukkan kelompok yang memiliki perbedaan yang signifikan, yaitu pada
tingkat SD dengan SMA, SD dengan Perguruan Tinggi, SMP dengan SMA, dan
SMP dengan Perguruan Tinggi. Sedangkan kelompok yang tidak memiliki
perbedaan atau dapat dikatakan memiliki nilai rata-rata yang sama, yaitu ibu
rumah tangga pada tingkat pendidikan SD dan SMP dengan nilai probabilitas
Sig. 2-tailed) lebih besar (>) dari α : 0,05 yaitu 0,907. Kemudian, pada ibu
rumah tangga dengan tingkat pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi
menunjukan nilai probabilitas (Sig.2-tailed) yang diperoleh p = 0,082 > α 0,05.
Dengan demikian menunjukkan hipotesis nol (H 0 ) diterima dan tidak terdapat
perbedaan yang signifikan. Selain itu, berdasarkan perbedaan usia yang dimiliki
oleh ibu rumah tangga RT 13/RW 08 Desa Wisata Setu Babakan setelah diuji
dengan latar belakang pendidikannya menghasilkan perbedaan yang signifikan
yaitu nilai probabilitas (Sig.2-tailed) p = 0,013 < α 0,05, sehingga dapat
diketahui hipotesis nol (H 0 ) ditolak.

88
89
90

B. Saran
1. Bagi peneliti lain dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan penelitian
selanjutnya terkait dengan pengetahuan lingkungan yang dimiliki oleh
masyarakat khususnya yang ditinjau dari latar belakang pendidikannya
dengan menambah variabel lain seperti usia, pekerjaan, jumlah anggota
keluarga,dll untuk melihat apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap
perbedaan terhadap perbedaan pengetahuan lingkungan ibu rumah tangga.
2. Bagi masyarakat khususnya ibu rumah tangga yang berperan sebagai sekolah
pertama bagi anak-anaknya untuk selalu menjaga, mengingatkan, dan
menjadi contoh bagi anak agar terbentuk kepribadian yang baik dalam diri
anak terutama dalam kepeduliannya terhadap lingkungan. Serta selalu
menyadari pentingnya pendidikan untuk bekal anak di masa depan.
3. Bagi Desa Wisata yang telah mendapatkan penghargaan ADWI untuk tetap
bisa mempertahankan prestasi yang telah diraih dan dapat meningkatkan
kebersihan dan kepeduliannya terhadap lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Umar F. Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rajawali


press, 2016.
Arikunto, Suharsimi, , Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 3, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2018.
Asriarti, Asriarti dan Suharini Erni. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah
Tangga Dengan Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Di Kelurahan
Pasarbatang Kabupaten Brebes Tahun 2015, Jurnal Edu Geography, Vol 4 No
3, 2016.
Asriwati dan Irawati. Buku Ajar Antropologi Kesehatan dalam Keperawatan,
Yogyakarta: Deepublish, 2019.
Azhar dkk, Hubungan Pengetahuan Dan Etika Lingkungan Dengan Sikap Dan
Perilaku Menjaga Kelestarian Lingkungan, Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol 13 No
1, 2015.
Bialangi, Marsito S. dan Kundera, I Nengah. Pengembangan Sikap Sosial dalam
Pembelajaran Biologi: Kajian Potensi Pembelajaran Kooperatif, Proceeding
Biology Education Conference, Volume 15, Nomor 1, 2018.
Burhanudin, Nunu. Filsafat Ilmu. Jakarta: Prenadamedia Group, 2018
Chaerudin, Ali, dkk. Sumber Daya Manusia: Pilar Utama Kegiatan Operasional
Organisasi, Sukabumi: CV Jejak, 2020.
Darma, Budi. Statistika Penelitian Menggunakan SPSS ( Uji Validitas, Uji
Reliabilitas, Regresi Linier Sederhana, Regresi Linier Berganda, Uji t, Uji F,
R2), Jakarta: Guepedia,2021.
Dessyka dkk, Model for Community Environmental Health Literacy in Peatlands:
Research & Development Study, Journal of Archaeology of Egypt, volume 17
No 6. 2020.

91
Dewi, Yusriani S. Peran Perempuan Dalam Pembangunan Berkelanjutan Jurnal
Ilmiah Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan. Vol 12 No.
2, 2011
Difany, Salsabila, dkk. Peran Guru dalam Penguatan Nilai Karakter Peserta Didik
(Antologi Esai Mahasiswa Pendidikan Agama Islam). Yogyakarta:UAD Press,
2021.
Fadjarajani, Siti dkk. Metodologi Penelitian Pendekatan Multidisipliner,
Gorontalo:Ideas Publishing, 2020.
Gabriela, Diana A & Sugiarto, Agus, Kesadaran dan Perilaku Ramah Lingkungan
Mahasiswa di Kampus. https://ejournal.undiksha.ac.id .Vol 9 (1).,2020.
Gade, Fithriani. Ibu Sebagai Madrasah Dalam Pendidikan Anak, Jurnal Ilmiah
DIDAKTIKA, Vol 12, No 1, 2012.
Gunarsa, Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga, Jakarta: Gunung Mulia,
2004.
Hardisman. Praktis dan Gratis Analisis Data Statistik Dasar Dengan Bluesky
Statistic Open Source, Indramayu:Penerbit Adab, 2022.
Hasan, Muhammad dkk. Pengantar Riset Pendidikan, Medan: Yayasan Kita
Menulis,2022.
Hasibuan, Rapotan & Syafaruddin, Problematika Kesehatan dan Lingkungan di Bumi
Melayu, Medan: Merdeka Kreasi, 2021.
Herlina, Vivi. Panduan Praktis Mengolah Data Kuesioner Menggunakan SPSS,
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2019.
Hermawan, Iwan. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dam
Mixed Methode, Kuningan: Hidayatul Quran Kuningan,2019.
Hidayat, Aziz A. Menyusun Instrumen Penelitian Dan Uji Validitas-
Reliabilitas,Surabaya: Health Books Publishing,2021.
Hingis, Ainun dkk. Pengaruh Tingkat Pendidikan Msyarakat Terhadap Perilaku
Peduli Lingkungan Di Desa Genting Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang,
Edu Geography, Volume 8 No. 2, 2020

92
Hudha, A. M., dkk, Etika Lingkungan Teori dan Praktik Pembelajarannya. Malang:
UMM Press, 2019.
Indang dan Yun, Pencemaran Lingkungan, Depok:PT Raja Grafindo Persada,2018.
Isjoni. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan . Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia,2006.
Iswari, R D & Utomo S W. Evaluasi Penerapan Program Adiwiyata Untuk
Membentuk Perilaku Peduli Lingkungan di Kalangan Siswa, Jurnal Ilmu
Lingkungan.Vol 15 (35-41), 2017.
Jannah, Wardatul. Pengaruh Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Rumah Tangga Terhadap
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Di Desa Beber Kecamatan Batukliang
Kabupaten Lombok Tengah, Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan. Vol 3 No.3,
2019
Japkowicz, Nathalie & Shah, Mohak. Evaluating Learning Algorithms A
Classification Perspective, (New York: Cambridge University Press, 2011) hlm
251.
Kadir, Abdul, dkk. Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2012.
Kadir. Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/
Lisrel dalam Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Kutanegara, Pande M, dkk, Membangun Masyarakat Indonesia Peduli Lingkungan,
Yogyakarta: UGM Press, 2018.
Mahyudin, Rizqi Puteri. Kajian Permasalahan Pengelolaan Sampah dan Dampak
Lingkungan di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir)”, Jukung Jurnal Teknik
Lingkungan. Vol 3 (1), 2017.
Manik. Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jakarta: Kencana, 2018.
Martina, dkk, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2021.
Mustofa, Kamus Lingkungan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000.
Nasrullah Mohammad & Suwandi Tjipto, Hubungan Antara Knowledge, Attitude,
Practice Safe Behavior Pekerja Dalam Upaya Untuk Menegakkan Keselamatan

93
Dan Kesehatan Kerja, The Indonesian Journal of Occupational Safety and
Health,Volume 3, Nomor 1, 2014.
Nata Abuddin. Islam dan Ilmu pengetahuan. Jakarta: Prenadamedia Group, 2018.
Nuryadi dkk, Dasar-Dasar Statistika Penelitian, Yogyakarta:Sibuku Media, 2017.
Prabandari, Yayi Suryo, dkk. Ilmu Sosial Perilaku Untuk Kesehatan Masyarakat,
Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 2020.
Putri, Youlinda Loviyani & Rifai Achmad. Pengaruh Sikap dan Minat Belajar
terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Paket C. Journal of Nonformal
Education and Community Empowerment. Vol 3 No.2, 2019.
Ramadhani, Maya R. Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantuk Karakter
Peduli Lingkungan”, Jurnal Psikologi, Vol 7 No 2, 2018.
Rintayati, Peduk. Hubungan Kemampuan Kognitif,Nilai Budaya, Gaya Hidup
Dengan Empati Lingkungan Pada Masyarakat Wilayah Sungai Pembuangan
Limbah Batik Survei pada Masyarakat Kota Batik Surakarta”, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan. Vol 12 (1), 2011.
Rukajat, Ajat./1Pendekatan Penelitian Kuantitatif, Sleman: Deepublish Publisher,
2018.
Saputro, Adi. Problematika pengelolaan Sampah Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
IJPA The Indonesian Journal of Public Administration. Vol 6 (2), 2020.
Saputro, Dwi dkk. Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup, tingkat Sosial
Ekonomi dan Tingkat PendidikanTerhadap Sikap Peduli Lingkungan, Jurnal
GeoEco, Vol 2 No.2, 2016.
Sari, Mila, dkk, Pengetahuan Lingkungan, Medan: Yayasan Kita Menulis,2021.
Shiang-Yao Liu dkk, A National Investigation of teachers’ Environmental Literacy as
a Reference for Promoting Environmental Education in Taiwan, The Journal Of
Environmental Education, Volume 46 No 2, 2015.
Simarmata, Bonita, dkk. Hubungan Tingkat Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan
Sikap Peduli Lingkungan Siswa, Jurnal Pelita Pendidikan. Vol 6, No. 4, 2018.

94
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitaif: Dilengkapi dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS Edisi Pertama, Jakarta: Kencana, 2017.
Siyoto, Sandu & Sodik, Ali. Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015.
Srimiyati. Pendidikan Kesehatan Menggunakan Booklet Berpengaruh terhadap
Pengetahuan dan Kecemasan Wanita Menghadapi Menopause, Surabaya:
Jakad Media Publishing, 2020.
Srisantyorini, Triana & Ningtyas Febriana K. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu
Rumah Tangga Terhadap Pengelolaan Sampah di Wilayah Sekitar Rel Kereta
Api, Kelurahan Jombang, Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Jurnal
Kedokteran dan Kesehatan.Vol 14 No. 2, 2018.
Sudijono Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan. Depok: PT Rajagrafindo Persada,
2016.
Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, Jakarta: Buku Kedokteran EGC,2004.
Sutisno, Aliet N. Filsafat Pendidikan Edisi Revisi.Yogyakarta: K-Media, 2019.
Suwaryo, Putra A S. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Masyarakat dalam Mitigasi Bencana Alam Tanah Longsor, Jurnal
Unimma,2017.
Tamar, Riana M. Peranan Lingkungan Sosial terhadap Pembentukan Sikap peduli
Lingkungan Peserta Didik Di SMA Negeri Kabupaten Cianjur. Jurnal
Pendidikan Geografi, Vol 16 No 1, 2016
Thoifah I’anatut , Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif , Malang:
Madani,2015.
Tim Detik. Masuk Daftar 50 Desa Wisata Terbaik, Setu Babakan Disambangi
Sandiaga, https://travel.detik.com/travel-news/d-5708450/masuk-daftar-50-
desa-wisata-terbaik-setu-babakan-disambangi-sandiaga ,/15 Juli 2022, 13.56
WIB.
Tim MKU PLH, Buku Ajar MKU Pendidikan Lingkungan Hidup, Semarang: Unnes
Press, 2014.

95
Tim PSL. Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada, Perempuan dan
Pelesatarian Lingkungan,/1https://pslh.ugm.ac.id/perempuan-dan-pelestarian-
lingkungan/, 3 Juli 2022, 15.17 WIB.
Warni, Karisma dkk, Analisis Sikap Peduli Lingkungan Siswa Sekolah Dasar, Jurnal
BASICEDU, Volume 6 No 2, 2022
Wei-Ta Fang dkk, Environmental Literacy on Ecotourism: A Study on Stud ent
Knowledge, Attitude, and Behavioral Intentions in China and Taiwan, Jurnal
Sustainability, Vol 18, 2018.
Widjanarko, Mochamad. Peran Perempuan dalam Pelestarian Lingkungan di
Kepualauan Karimunjawa Jepara, Jawa Tengah, PALASTREN, Vol. 12, No.1,
2019.
Widodo, Dyah, dkk, Ekologi dan Ilmu Lingkungan, Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021.
Wulandari, Ratri dan Sulistiyowati, Eka, Environmental Literacy (Kesadaran dan
Pengetahuan) Pengelolaan Sampa dan Penghijauan Siswa SMA Adiwiyata dan
Non-Adiwiyata, Edusains, Volume 9 No. 2, 2017.
Zainal, Veithzal R. The Economics of Education Mengelola Pendidikan Secara
Profesional untuk Meraih Mutu dengan Pendekatan Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2014.
Zulmiyetri dkk, Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Kencana, 2019.

96
LAMPIRAN
-
LAMPIRAN

97
Lampiran 1 Kisi-kisi instrumen Pengetahuan Lingkungan Pra Uji Coba

No Item
Variabel Aspek Indikator Jumlah
Positif Negatif
‘`Pengetahuan Konsep dasar Menunjukkan unsur-unsur 39 40 2
Lingkungan lingkungan yang berkaitan dengan
(Berdasarkan hidup lingkungan hidup
Buku Menjelaskan unsur-unsur 41 43 2
Pengetahuan lingkungan hidup
Lingkungan yang Mengetahui komponen di 44 38 2
ditulis oleh dalam lingkungan hidup
Efbertias Sitorus, Mengetahui fungsi dan 42 - 1
Erni Mohamad, manfaat dari lingkungan
Fitri Srimulat, hidup
Ismail Marzuki , Mengetahui ilmu yang - 33 1
Rd. Indah Nirtha mempelajari hubungan
NNPS, Gito timbal balik antara
Sugiyanto organisme dengan
Mursak Ghazali, lingkungannya
Asmuliani R, Faktor yang Menunjukkan faktor yang 2, 19 17 3
Julhim S. Tangio, mempengaruhi menyebabkan pencemaran
Ritnawati pencemaran atau perusakan lingkungan
Makbul, dan Joni atau/1kerusakan hidup
Safaat lingkungan Menjelaskan faktor yang 3,18 - 2
Adiansyah. Maka menyebabkan pencemaran
disintesiskan atau perusakan lingkungan
menjadi dimensi hidup
dan indikator alat Kerusakan lingkungan yang 1,15 12 3

98
No Item
Variabel Aspek Indikator Jumlah
Positif Negatif
ukur untuk terjadi akibat ulah manusia
menilai Menganalisis peristiwa 21 28 2
pengetahuan yang terjadi pada
lingkungan) lingkungan baik
pencemaran atau perusakan
lingkungan hidup
Menganalisis upaya 5,7 8 3
penanggulan yang dapat
dilakukan untuk mencegah
kerusakan lingkungan
hidup
` Mengambil pengetahuan 4 31 2
yang relevan mengenai
penanggulan pencemaran
lingkungan hidup
Ciri-ciri Menunjukkan ciri-ciri 22 20 2
lingkungan lingkungan hidup yang
hidup yang berkualitas
berkualitas Manfaat lingkungan hidup 26 - 1
yang berkualitas
Mengidentifikasi baku 27 16 2
mutu kualitas lingkungan
hidup

99
No Item
Variabel Aspek Indikator Jumlah
Positif Negatif
Prinsip Menunjukkan cara 11,23,24 10 4
pengelolaan melestarikan lingkungan
lingkungan hidup

Menjelaskan tujuan dari - 29 1


pengelolaan lingkungan
Menjelaskan upaya 9,25 30 3
pelestarian lingkungan
hidup
Pembangunan Menunjukkan penerapan 36 37 2
berkelanjutan pembangunan
berkelanjutan
Menjelaskan pengertian 13,32 14 2
pembangunan
berkelanjutan
Mengetahui strategi dalam 34 6,35 3
pembangunan
berkelanjutan/1

Instrumen Pengetahuan Lingkungan

No PERNYATAAN SS S RR TS STS

100
No PERNYATAAN SS S RR TS STS
1. Saya mengetahui pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh ulah manusia
2. Limbah rumah tangga menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan tercemarnya lingkungan
pemukiman
3. Sumpah rumah tangga adalah sumber sampah
yang paling banyak mencemari lingkungan
4. Minimnya tanaman hijau menyebabkan
lingkungan terlihat gersang
5. Tempat sampah yang disediakan di tempat
umum memudahkan orang untuk membuang
sampah
6. Pembangunan dan kelestarian lingkungan tidak
dapat berjalan bersamaan
7. Saya membawa tas belanja setiap pergi
berbelanja
8. Menggunakan kendaraan pribadi lebih efisien
dibandingkan dengan kendaraan umum yang
dapat menyebabkan kemacetan
9. Saya mengurangi sampah plastik dengan
menggunakan produk ramah lingkungan
10. Saya mengurangi sampah dengan cara
membakarnya
11 Seluruh masyarakat bertanggung jawab atas
pelestarian lingkungan
12. Pemerintah bertanggung jawab secara penuh atas
masalah lingkungan

101
No PERNYATAAN SS S RR TS STS
13. Saya mengetahui bahwa pembangunan
berkelanjutan mempunyai tiga pilar utama yang
harus diperhatikan, yaitu pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan, sosial, dan keberlanjutan
lingkungan
14. Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan manusia saja tanpa melihat
dampak bagi lingkungan
15. Tercemarnya air sungai disebabkan oleh
pembuangan sampah
16. Menurunnya kualitas tanah disebabkan oleh
pembuangan sampah organik/1
17. Penebangan pohon dengan sistem tebang pilih
dapat merusak keseimbangan ekosistem
18. Buruknya kualitas udara Ibu Kota, dapat
menyebabkan berbagai penyakit pernapasan
19. Asap kendaraan bermotor menjadi salah satu
penyebab pencemaran udara
20. Air yang berasa dan berwarna adalah tanda air
yang layak untuk dikonsumsi
21. Punahnya ekosistem akibat eutrofikasi perairan
disebabkan oleh pembuangan limbah industri
22. Saya mengetahui ciri-ciri air yang tidak layak
untuk dikonsumsi
23. Sebagai salah satu upaya dalam mengurangi
kerusakan lapisan ozon yang dapat dilakukan
adalah dengan memperbanyak penanaman pohon

102
No PERNYATAAN SS S RR TS STS
24. Saya mengetahui jika menyalakan lampu selama
24 jam merupakan pemborosan energi
25. Sumber daya alam harus digunakan dengan bijak
dan terus dilestarikan
26. Manfaat lingkungan hidup yang berkualitas
sangatlah besar bagi kehidupan, yaitu sebagai
tempat hidup dan penyedia sumber daya alam
27. Kualitas tanah sangat berpengaruh terhadap
ekosistem
28. Banjir terjadi karena peristiwa alam

29. Memisahkan sampah organik dan nonorganik


adalah kegiatan yang sia-sia
30. Upaya pengelolaan lingkungan tidak perlu
dilakukan
31. Saya membuang sampah ke selokan ketika
musim hujan
32. Saya mengetahui bahwa pembangunan
berkelanjutan adalah upaya manusia untuk
memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap
menjaga kelestarian lingkungan
33. Saya mengetahui hubungan timbal balik antara
lingkungan dengan makhluk hidup yang tinggal
di dalamnya disebut dengan habitat
34. Pembangunan berkelanjutan berorientasi pada
pemerataan dan keadilan sosial
35. Manusia dapat memanfaatkan sumber daya alam

103
No PERNYATAAN SS S RR TS STS
sesuai dengan keinginannya
36. Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah
prasyarat untuk memastikan sumber daya alam
akan selalu tersedia
37. Implikasi pembangunan berkelanjutan dapat
dilihat dari banyaknya bangunan baru yang
muncul
38. Manusia adalah makhluk hidup yang paling
berkuasa di bumi
39. Bumi terdiri dari benda hidup dan benda tak
hidup
40. Lingkungan hidup dan makhluk hidup di
dalamnya tidak memiliki keterkaitan
41. Unsur-unsur lingkungan hidup terdiri dari
lingkungan fisik, biologi, dan buatan
42. Lingkungan dengan kualitas yang baik akan
menciptakan lingkungan yang sehat, aman, dan
sejahtera
43. Daerah pertanian dan peternakan adalah contoh
lingkungan yang terjadi secara alami
44. Batu, tanah, dan air termasuk komponen
lingkungan yang bersifat abiotik (tak hidup)
KUESIONER PENGETAHUAN LINGKUNGAN

A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat sebelum menjawab.

104
2. Berilah tanda (ceklis) pada jawaban yang paling sesuai dengan
pendapat Ibu mengenai pengetahuan dan perilaku terhadap perilaku
peduli lingkungan.
3. SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RR = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
4. Kejujuran data yang anda berikan sangat membantu saya
Atas ketersediaan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
B. Identitas Responden
1. Nama Responden :
2. Usia :
3. Alamat :
4. Pendidikan Terakhir :

PENGETAHUAN LINGKUNGAN
No PERNYATAAN SS S RR TS STS
1. Saya mengetahui pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh ulah manusia
2. Limbah rumah tangga menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan tercemarnya lingkungan
pemukiman
3. Sumpah rumah tangga adalah sumber sampah
yang paling banyak mencemari lingkungan
4. Minimnya tanaman hijau menyebabkan
lingkungan terlihat gersang
5. Tempat sampah yang disediakan di tempat

105
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
No PERNYATAAN SS S RR TS STS
umum memudahkan orang untuk membuang
sampah
6. Pembangunan dan kelestarian lingkungan tidak
dapat berjalan bersamaan
7. Saya membawa tas belanja setiap pergi
berbelanja
8. Menggunakan kendaraan pribadi lebih efisien
dibandingkan dengan kendaraan umum yang
dapat menyebabkan kemacetan
9. Saya mengurangi sampah plastik dengan
menggunakan produk ramah lingkungan
10. Saya mengurangi sampah dengan cara
membakarnya
11 Seluruh masyarakat bertanggung jawab atas
pelestarian lingkungan
12. Pemerintah bertanggung jawab secara penuh atas
masalah lingkungan
13. Saya mengetahui bahwa pembangunan
berkelanjutan mempunyai tiga pilar utama yang
harus diperhatikan, yaitu pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan, sosial, dan keberlanjutan
lingkungan
14. Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan manusia saja tanpa melihat
dampak bagi lingkungan
15. Tercemarnya air sungai disebabkan oleh

106
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
No PERNYATAAN SS S RR TS STS
pembuangan sampah
16. Menurunnya kualitas tanah disebabkan oleh
pembuangan sampah organik/1
17. Penebangan pohon dengan sistem tebang pilih
dapat merusak keseimbangan ekosistem
18. Buruknya kualitas udara Ibu Kota, dapat
menyebabkan berbagai penyakit pernapasan
19. Asap kendaraan bermotor menjadi salah satu
penyebab pencemaran udara
20. Air yang berasa dan berwarna adalah tanda air
yang layak untuk dikonsumsi
21. Punahnya ekosistem akibat eutrofikasi perairan
disebabkan oleh pembuangan limbah industri
22. Saya mengetahui ciri-ciri air yang tidak layak
untuk dikonsumsi
23. Sebagai salah satu upaya dalam mengurangi
kerusakan lapisan ozon yang dapat dilakukan
adalah dengan memperbanyak penanaman pohon
24. Saya mengetahui jika menyalakan lampu selama
24 jam merupakan pemborosan energi
25. Sumber daya alam harus digunakan dengan bijak
dan terus dilestarikan
26. Manfaat lingkungan hidup yang berkualitas
sangatlah besar bagi kehidupan, yaitu sebagai
tempat hidup dan penyedia sumber daya alam
27. Kualitas tanah sangat berpengaruh terhadap

107
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
No PERNYATAAN SS S RR TS STS
ekosistem
28. Banjir terjadi karena peristiwa alam

29. Memisahkan sampah organik dan nonorganik


adalah kegiatan yang sia-sia
30. Upaya pengelolaan lingkungan tidak perlu
dilakukan
31. Saya membuang sampah ke selokan ketika
musim hujan
32. Saya mengetahui bahwa pembangunan
berkelanjutan adalah upaya manusia untuk
memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap
menjaga kelestarian lingkungan
33. Saya mengetahui hubungan timbal balik antara
lingkungan dengan makhluk hidup yang tinggal
di dalamnya disebut dengan habitat
34. Pembangunan berkelanjutan berorientasi pada
pemerataan dan keadilan sosial
35. Manusia dapat memanfaatkan sumber daya alam
sesuai dengan keinginannya
36. Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah
prasyarat untuk memastikan sumber daya alam
akan selalu tersedia
37. Implikasi pembangunan berkelanjutan dapat
dilihat dari banyaknya bangunan baru yang
muncul

108
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
No PERNYATAAN SS S RR TS STS
38. Manusia adalah makhluk hidup yang paling
berkuasa di bumi
39. Bumi terdiri dari benda hidup dan benda tak
hidup
40. Lingkungan hidup dan makhluk hidup di
dalamnya tidak memiliki keterkaitan
41. Unsur-unsur lingkungan hidup terdiri dari
lingkungan fisik, biologi, dan buatan
42. Lingkungan dengan kualitas yang baik akan
menciptakan lingkungan yang sehat, aman, dan
sejahtera
43. Daerah pertanian dan peternakan adalah contoh
lingkungan yang terjadi secara alami
44. Batu, tanah, dan air termasuk komponen
lingkungan yang bersifat abiotik (tak hidup)

109
Lampiran 2 Rekap Hasil Uji Coba Kuesioner Pengetahuan Lingkungan

Descriptive Statistics

Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation

X1 33 3.00 5.00 4.4545 .61699

Valid N
33
(listwise)

Std.
Mean N
Deviation

X1 4.4545 .61699 33

X2 4.1515 .97215 33

X3 4.2121 .89294 33

X4 4.4545 1.09233 33

X5 4.6061 .93339 33

X6 3.3333 1.13652 33

X7 3.7576 1.32359 33

X8 3.2424 1.41488 33

110
X9 3.8182 1.30993 33

X10 2.9394 1.63820 33

X11 4.6970 .80951 33

X12 3.3333 1.49304 33

X13 3.9697 1.01504 33

X14 3.6364 1.29466 33

X15 4.2727 1.06867 33

X16 3.6061 1.34488 33

X17 3.5455 1.39398 33

X18 4.4545 .86930 33

X19 4.3939 .78817 33

X20 4.0303 1.33428 33

X21 4.0909 1.10010 33

X22 4.4242 .83030 33

X23 4.6970 .68396 33

X24 4.8182 .52764 33

X25 4.7879 .54530 33

111
X26 4.7273 .57406 33

X27 4.2727 .91079 33

X28 3.3636 1.08450 33

X29 4.3333 1.16369 33

X30 4.3333 1.21621 33

X31 4.4848 1.12142 33

X32 4.1212 1.16613 33

X33 2.8788 1.26880 33

X34 3.7576 1.19975 33

X35 3.7576 1.27550 33

X36 4.2121 .96039 33

X37 3.0000 1.17260 33

X38 3.6970 1.40278 33

X39 4.4545 .83258 33

X40 4.1212 1.29319 33

X41 4.0606 .82687 33

X42 4.6364 .78335 33

112
X43 3.4848 1.27772 33

X44 4.3030 .98377 33

TOTAL 1.7773E2 19.53726 33

113
Tabel Hasil Uji Coba Reliabilitas Kuesioner Pengetahuan Lingkungan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.881 44

Tabel Hasil Uji Validitas Kuesioner Pengetahuan Lingkungan

Nomor Pernyataan r Tabel Uji SPSS Soal Per Keterangan


butir 5% Butir
Correlations Total
Item 1 Saya mengetahui 0,344 Pearson ,161 Tidak Valid
pencemaran lingkungan Correlations
yang diakibatkan oleh ulah Sig. (2-tailed) ,371
manusia N 33
Item 2 Limbah rumah tangga 0,344 Pearson ,256 Tidak Valid
menjadi salah satu faktor Correlations
yang menyebabkan Sig. (2-tailed) ,151
tercemarnya lingkungan N 33
pemukiman

Item 3 Sumpah rumah tangga 0,344 Pearson ,175 Tidak Valid


adalah sumber sampah yang Correlations
paling banyak mencemari Sig. (2-tailed) ,397
lingkungan N 33

114
Nomor Pernyataan r Tabel Uji SPSS Soal Per Keterangan
butir 5% Butir
Correlations Total
Item 4 Minimnya tanaman hijau 0,344 Pearson ,152 Tidak Valid
menyebabkan lingkungan Correlations
terlihat gersang Sig. (2-tailed) ,397
N 33

Item 5 Tempat sampah yang 0,344 Pearson ,210 Tidak Valid


disediakan di tempat umum Correlations
memudahkan orang untuk Sig. (2-tailed) ,241
membuang sampah N 33

Item 6 Pembangunan dan 0,344 Pearson ,274 Tidak Valid


kelestarian lingkungan tidak Correlations
dapat berjalan bersamaan Sig. (2-tailed) ,122
N 33

Item 7 Saya membawa tas belanja 0,344 Pearson ,162 Tidak Valid
setiap pergi berbelanja Correlations
Sig. (2-tailed) ,369
N 33

Item 8 Menggunakan kendaraan 0,344 Pearson ,350’ Valid


pribadi lebih efisien Correlations
dibandingkan dengan Sig. (2-tailed) ,046
kendaraan umum yang dapat N 33
menyebabkan kemacetan

115
Nomor Pernyataan r Tabel Uji SPSS Soal Per Keterangan
butir 5% Butir
Correlations Total
Item 9 Saya mengurangi sampah 0,344 Pearson ,445” Valid
plastik dengan Correlations
menggunakan produk ramah Sig. (2-tailed) ,009
lingkungan N 33
Item 10 Saya mengurangi sampah 0,344 Pearson ,413’ Valid
dengan cara membakarnya Correlations
Sig. (2-tailed) ,017
N 33

Item 11 Seluruh masyarakat 0,344 Pearson ,670” Valid


bertanggung jawab atas Correlations
pelestarian lingkungan Sig. (2-tailed) ,000
N 33

Item 12 Pemerintah bertanggung 0,344 Pearson ,085 Tidak Valid


jawab secara penuh atas Correlations
masalah lingkungan Sig. (2-tailed) ,640
N 33

Item 13 Saya mengetahui bahwa 0,344 Pearson ,594” Valid


pembangunan berkelanjutan Correlations
mempunyai tiga pilar utama Sig. (2-tailed) ,000
yang harus diperhatikan, N 33

116
Nomor Pernyataan r Tabel Uji SPSS Soal Per Keterangan
butir 5% Butir
Correlations Total
yaitu pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan, sosial, dan
keberlanjutan lingkungan

Item 14 Pembangunan berkelanjutan 0,344 Pearson ,276 Tidak Valid


bertujuan untuk memenuhi Correlations
kebutuhan manusia saja Sig. (2-tailed) ,119
tanpa melihat dampak bagi N 33
lingkungan

Item 15 Tercemarnya air sungai 0,344 Pearson ,538” Valid


disebabkan oleh Correlations
pembuangan sampah Sig. (2-tailed) ,001
N 33

Item 16 Menurunnya kualitas tanah 0,344 Pearson ,554” Valid


disebabkan oleh Correlations
pembuangan sampah Sig. (2-tailed) ,001
organik/1 N 33
Item 17 Penebangan pohon dengan 0,344 Pearson ,469” Valid
sistem tebang pilih dapat Correlations
merusak keseimbangan Sig. (2-tailed) ,006
ekosistem N 33

Item 18 Buruknya kualitas udara Ibu 0,344 Pearson ,611” Valid


Kota, dapat menyebabkan Correlations
berbagai penyakit Sig. (2-tailed) ,000

117
Nomor Pernyataan r Tabel Uji SPSS Soal Per Keterangan
butir 5% Butir
Correlations Total
pernapasan N 33

Item 19 Asap kendaraan bermotor 0,344 Pearson ,728 Valid


menjadi salah satu penyebab Correlations
pencemaran udara Sig. (2-tailed) ,000
N 33

Item 20 Air yang berasa dan 0,344 Pearson ,546” Valid


berwarna adalah tanda air Correlations
yang layak untuk Sig. (2-tailed) ,001
dikonsumsi N 33

Item 21 Punahnya ekosistem akibat 0,344 Pearson ,555” Valid


eutrofikasi perairan Correlations
disebabkan oleh Sig. (2-tailed) ,001
pembuangan limbah industri N 33

Item 22 Saya mengetahui ciri-ciri air 0,344 Pearson ,512” Valid


yang tidak layak untuk Correlations
dikonsumsi Sig. (2-tailed) ,002
N 33
Item 23 Sebagai salah satu upaya 0,344 Pearson ,557” Valid
dalam mengurangi Correlations
kerusakan lapisan ozon yang Sig. (2-tailed) ,001
dapat dilakukan adalah N 33
dengan memperbanyak
penanaman pohon

118
Nomor Pernyataan r Tabel Uji SPSS Soal Per Keterangan
butir 5% Butir
Correlations Total
Item 24 Saya mengetahui jika 0,344 Pearson ,589” Valid
menyalakan lampu selama Correlations
24 jam merupakan Sig. (2-tailed) ,000
pemborosan energi N 33

Item 25 Sumber daya alam harus 0,344 Pearson ,584” Valid


digunakan dengan bijak dan Correlations
terus dilestarikan Sig. (2-tailed) ,000
N 33

Item 26 Manfaat lingkungan hidup 0,344 Pearson ,464” Valid


yang berkualitas sangatlah Correlations
besar bagi kehidupan, yaitu Sig. (2-tailed) ,007
sebagai tempat hidup dan N 33
penyedia sumber daya alam

Item 27 Kualitas tanah sangat 0,344 Pearson ,419’ Valid


berpengaruh terhadap Correlations
ekosistem Sig. (2-tailed) ,015
N 33

Item 28 Banjir terjadi karena 0,344 Pearson ,475” Valid


peristiwa alam Correlations
Sig. (2-tailed) ,005
N 33
Item 29 Memisahkan sampah 0,344 Pearson ,423’ Valid
organik dan nonorganik Correlations

119
Nomor Pernyataan r Tabel Uji SPSS Soal Per Keterangan
butir 5% Butir
Correlations Total
adalah kegiatan yang sia-sia Sig. (2-tailed) ,014

N 33
Item 30 Upaya pengelolaan 0,344 Pearson ,567” Valid
lingkungan tidak perlu Correlations
dilakukan Sig. (2-tailed) ,001
N 33

Item 31 Saya membuang sampah ke 0,344 Pearson ,481” Valid


selokan ketika musim hujan Correlations
Sig. (2-tailed) ,005
N 33

Item 32 Saya mengetahui bahwa 0,344 Pearson ,476” Valid


pembangunan berkelanjutan Correlations
adalah upaya manusia untuk Sig. (2-tailed) ,005
memperbaiki mutu N 33
kehidupan dengan tetap
menjaga kelestarian
lingkungan
Item 33 Saya mengetahui hubungan 0,344 Pearson ,249 Tidak Valid
timbal balik antara Correlations
lingkungan dengan makhluk Sig. (2-tailed) ,161
hidup yang tinggal di N 33
dalamnya disebut dengan
habitat

120
Nomor Pernyataan r Tabel Uji SPSS Soal Per Keterangan
butir 5% Butir
Correlations Total
Item 34 Pembangunan berkelanjutan 0,344 Pearson ,600” Valid
berorientasi pada Correlations
pemerataan dan keadilan Sig. (2-tailed) ,000
sosial N 33
Item 35 Manusia dapat 0,344 Pearson ,593” Valid
memanfaatkan sumber daya Correlations
alam sesuai dengan Sig. (2-tailed) ,000
keinginannya N 33
Item 36 Pemeliharaan 0,344 Pearson ,591” Valid
keanekaragaman hayati Correlations
adalah prasyarat untuk Sig. (2-tailed) ,000
memastikan sumber daya N 33
alam akan selalu tersedia
Item 37 Implikasi pembangunan 0,344 Pearson ,210 Tidak Valid
berkelanjutan dapat dilihat Correlations
dari banyaknya bangunan Sig. (2-tailed) ,241
baru yang muncul N 33

Item 38 Manusia adalah makhluk 0,344 Pearson -,105 Tidak Valid


hidup yang paling berkuasa Correlations
di bumi Sig. (2-tailed) ,562
N 33

Item 39 Bumi terdiri dari benda 0,344 Pearson ,680” Valid


hidup dan benda tak hidup Correlations

121
Nomor Pernyataan r Tabel Uji SPSS Soal Per Keterangan
butir 5% Butir
Correlations Total
Sig. (2-tailed) ,000
N 33

Item 40 Lingkungan hidup dan 0,344 Pearson ,520” Valid


makhluk hidup di dalamnya Correlations
tidak memiliki keterkaitan Sig. (2-tailed) ,002
N 33
Item 41 Unsur-unsur lingkungan 0,344 Pearson ,548” Valid
hidup terdiri dari lingkungan Correlations
fisik, biologi, dan buatan Sig. (2-tailed) ,001
N 33

Item 42 Lingkungan dengan kualitas 0,344 Pearson ,453” Valid


yang baik akan menciptakan Correlations
lingkungan yang sehat, Sig. (2-tailed) ,008
aman, dan sejahtera N 33
Item 43 Daerah pertanian dan 0,344 Pearson ,479” Valid
peternakan adalah contoh Correlations
lingkungan yang terjadi Sig. (2-tailed) ,005
secara alami N 33

Item 44 Batu, tanah, dan air 0,344 Pearson ,356’ Valid


termasuk komponen Correlations
lingkungan yang bersifat Sig. (2-tailed) ,042
abiotik (tak hidup) N 33

122
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Pengetahuan Lingkungan Hasil Uji Coba

No Item
Variabel Aspek Indikator Jumlah
Positif Negatif
‘`Pengetahua Konsep dasar Menunjukkan unsur-unsur 27 28 2
n Lingkungan lingkungan yang berkaitan dengan
(Berdasarkan hidup lingkungan hidup
Buku Menjelaskan unsur-unsur 29 31 2
Pengetahuan lingkungan hidup
Lingkungan Mengetahui komponen di 32 1
yang ditulis dalam lingkungan hidup
oleh Efbertias Mengetahui fungsi dan 30 - 1
dkk Maka manfaat dari lingkungan
disintesiskan hidup
menjadi Faktor yang Menunjukkan faktor yang 10 8 2
dimensi dan mempengaruhi menyebabkan pencemaran
indikator alat pencemaran atau perusakan lingkungan
ukur untuk atau/1kerusakan hidup
menilai lingkungan Menjelaskan faktor yang 9 - 1
pengetahuan menyebabkan pencemaran
lingkungan) atau perusakan lingkungan
hidup
Kerusakan lingkungan yang 15 - 1
terjadi akibat ulah manusia
Menganalisis peristiwa yang 12 19 2
terjadi pada lingkungan baik
pencemaran atau perusakan
lingkungan hidup

123
No Item
Variabel Aspek Indikator Jumlah
Positif Negatif
Menganalisis upaya - 1 1
penanggulan yang dapat
dilakukan untuk mencegah
kerusakan lingkungan hidup
` Mengambil pengetahuan yang - 22 1
relevan mengenai
penanggulan pencemaran
lingkungan hidup
Ciri-ciri Menunjukkan ciri-ciri 13 11 2
lingkungan lingkungan hidup yang
hidup yang berkualitas
berkualitas Manfaat lingkungan hidup 17 - 1
yang berkualitas
Mengidentifikasi baku mutu 18 7 2
kualitas lingkungan hidup
Prinsip Menunjukkan cara 4,14,15 3 4
pengelolaan melestarikan lingkungan
lingkungan hidup

Menjelaskan tujuan dari - 20 1


pengelolaan lingkungan
Menjelaskan upaya 2,16 21 3
pelestarian lingkungan hidup
Pembangunan Menunjukkan penerapan 25 26 2

124
No Item
Variabel Aspek Indikator Jumlah
Positif Negatif
berkelanjutan pembangunan berkelanjutan
Menjelaskan pengertian 5 - 1
pembangunan berkelanjutan
Mengetahui strategi dalam 23 24 2
pembangunan berkelanjutan/1

No PERNYATAAN SS S RR TS STS
Menggunakan kendaraan pribadi lebih efisien
1. dibandingkan dengan kendaraan umum yang dapat
menyebabkan kemacetan
Saya mengurangi sampah plastik dengan
2. menggunakan produk ramah lingkungan

Saya mengurangi sampah dengan cara


3. membakarnya

Seluruh masyarakat bertanggung jawab atas


4. pelestarian lingkungan

125
No PERNYATAAN SS S RR TS STS
Saya mengetahui bahwa pembangunan
berkelanjutan mempunyai tiga pilar utama yang
5.
harus diperhatikan, yaitu pertumbuhan ekonomi
berkelanjutan, sosial, dan keberlanjutan lingkungan
Tercemarnya air sungai disebabkan oleh
6. pembuangan sampah

Menurunnya kualitas tanah disebabkan oleh


7. pembuangan sampah organik/1

Penebangan pohon dengan sistem tebang pilih dapat


8. merusak keseimbangan ekosistem

Buruknya kualitas udara Ibu Kota, dapat


9. menyebabkan berbagai penyakit pernapasan

Asap kendaraan bermotor menjadi salah satu


10. penyebab pencemaran udara

Air yang berasa dan berwarna adalah tanda air yang


11. layak untuk dikonsumsi

Punahnya ekosistem akibat eutrofikasi perairan


12. disebabkan oleh pembuangan limbah industri

Saya mengetahui ciri-ciri air yang tidak layak untuk


13. dikonsumsi

126
No PERNYATAAN SS S RR TS STS
Sebagai salah satu upaya dalam mengurangi
14. kerusakan lapisan ozon yang dapat dilakukan adalah
dengan memperbanyak penanaman pohon
Saya mengetahui jika menyalakan lampu selama 24
15. jam merupakan pemborosan energi

Sumber daya alam harus digunakan dengan bijak


16. dan terus dilestarikan

Manfaat lingkungan hidup yang berkualitas


17. sangatlah besar bagi kehidupan, yaitu sebagai
tempat hidup dan penyedia sumber daya alam
Kualitas tanah sangat berpengaruh terhadap
18. ekosistem

Banjir terjadi karena peristiwa alam


19.

Memisahkan sampah organik dan nonorganik


20. adalah kegiatan yang sia-sia

Upaya pengelolaan lingkungan tidak perlu


21. dilakukan

Saya membuang sampah ke selokan ketika musim


22. hujan

127
No PERNYATAAN SS S RR TS STS
Pembangunan berkelanjutan berorientasi pada
23. pemerataan dan keadilan sosial

Manusia dapat memanfaatkan sumber daya alam


24. sesuai dengan keinginannya

Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah


25. prasyarat untuk memastikan sumber daya alam akan
selalu tersedia
Implikasi pembangunan berkelanjutan dapat dilihat
26. dari banyaknya bangunan baru yang muncul

Bumi terdiri dari benda hidup dan benda tak hidup


27.

Lingkungan hidup dan makhluk hidup di dalamnya


28. tidak memiliki keterkaitan

Unsur-unsur lingkungan hidup terdiri dari


29. lingkungan fisik, biologi, dan buatan

Lingkungan dengan kualitas yang baik akan


30. menciptakan lingkungan yang sehat, aman, dan
sejahtera
Daerah pertanian dan peternakan adalah contoh
31. lingkungan yang terjadi secara alami

128
No PERNYATAAN SS S RR TS STS
Batu, tanah, dan air termasuk komponen lingkungan
32. yang bersifat abiotik (tak hidup)

Lampiran 4 Kuesioner Penelitian Pengetahuan Lingkungan

KUESIONER PENGETAHUAN LINGKUNGAN

A. Petunjuk Pengisian
5. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat sebelum menjawab.
6. Berilah tanda (ceklis) pada jawaban yang paling sesuai dengan
pendapat Ibu mengenai pengetahuan dan perilaku terhadap perilaku
peduli lingkungan.
7. SS = Sangat Setuju
S = Setuju
RR = Ragu-Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
8. Kejujuran data yang anda berikan sangat membantu saya
Atas ketersediaan dan partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
B. Identitas Responden
5. Nama Responden :
6. Usia :
7. Alamat :
8. Pendidikan Terakhir :

129
PENGETAHUAN LINGKUNGAN

No PERNYATAAN SS S RR TS STS

Menggunakan kendaraan pribadi lebih efisien dibandingkan

1. dengan kendaraan umum yang dapat menyebabkan


kemacetan

Saya mengurangi sampah plastik dengan menggunakan


2. produk ramah lingkungan

Saya mengurangi sampah dengan cara membakarnya


3.

Seluruh masyarakat bertanggung jawab atas pelestarian


4. lingkungan

Saya mengetahui bahwa pembangunan berkelanjutan


mempunyai tiga pilar utama yang harus diperhatikan, yaitu
5. pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, sosial, dan
keberlanjutan lingkungan

Tercemarnya air sungai disebabkan oleh pembuangan


6. sampah

130
PENGETAHUAN LINGKUNGAN

No PERNYATAAN SS S RR TS STS

Menurunnya kualitas tanah disebabkan oleh pembuangan


7. sampah organik

Penebangan pohon dengan sistem tebang pilih dapat


8. merusak keseimbangan ekosistem

Buruknya kualitas udara Ibu Kota, dapat menyebabkan


9. berbagai penyakit pernapasan

Asap kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab


10. pencemaran udara

Air yang berasa dan berwarna adalah tanda air yang layak
11. untuk dikonsumsi

Punahnya ekosistem akibat eutrofikasi perairan disebabkan


12. oleh pembuangan limbah industri

Saya mengetahui ciri-ciri air yang tidak layak untuk


13. dikonsumsi

Sebagai salah satu upaya dalam mengurangi kerusakan

14. lapisan ozon yang dapat dilakukan adalah dengan


memperbanyak penanaman pohon

Saya mengetahui jika menyalakan lampu selama 24 jam


15. merupakan pemborosan energi

131
PENGETAHUAN LINGKUNGAN

No PERNYATAAN SS S RR TS STS

Sumber daya alam harus digunakan dengan bijak dan terus


16. dilestarikan

Manfaat lingkungan hidup yang berkualitas sangatlah besar

17. bagi kehidupan, yaitu sebagai tempat hidup dan penyedia


sumber daya alam

18. Kualitas tanah sangat berpengaruh terhadap ekosistem

Banjir terjadi karena peristiwa alam


19.

Memisahkan sampah organik dan nonorganik adalah


20. kegiatan yang sia-sia

Upaya pengelolaan lingkungan tidak perlu dilakukan


21.

22. Saya membuang sampah ke selokan ketika musim hujan

Saya mengetahui bahwa pembangunan berkelanjutan adalah

23. upaya manusia untuk memperbaiki mutu kehidupan dengan


tetap menjaga kelestarian lingkungan

Pembangunan berkelanjutan berorientasi pada pemerataan


24. dan keadilan sosial

132
PENGETAHUAN LINGKUNGAN

No PERNYATAAN SS S RR TS STS

Manusia dapat memanfaatkan sumber daya alam sesuai


25. dengan keinginannya

Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk


26. memastikan sumber daya alam akan selalu tersedia

Bumi terdiri dari benda hidup dan benda tak hidup


27.

Lingkungan hidup dan makhluk hidup di dalamnya tidak


28. memiliki keterkaitan

Unsur-unsur lingkungan hidup terdiri dari lingkungan fisik,


29. biologi, dan buatan

Lingkungan dengan kualitas yang baik akan menciptakan


30. lingkungan yang sehat, aman, dan sejahtera

Daerah pertanian dan peternakan adalah contoh lingkungan


31. yang terjadi secara alami

Batu, tanah, dan air termasuk komponen lingkungan yang


32. bersifat abiotik (tak hidup)

133
Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga RT 13/RW 08 Desa Wisata Setu
Babakan

Keterangan:

Data Diri Komponen Kategori


Usia Usia ≤ 45 1
Usia >45 2
Tingkat SD 1
Pendidikan SMP 2
SMA 3
Perguruan Tinggi 4

Pengetahuan Lingkungan
Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9

134
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2 1 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4

70
1

2 1 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 5 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3

70
2

71,25
1 1 2 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3
3

73,12
2 1 1 5 5 5 1 5 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 1 1 4 5 3 3 3 3 3 3
4

2 1 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 5 2 3 4 2 4

72,5
5

135
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9

79,37
1 1 1 5 2 5 5 3 1 4 4 5 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 3 5 4 5 1 5 4 5 4 5 4 4
6

75,62
2 1 2 4 2 4 4 5 4 2 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 2 4 5 4 3 3 4 4 5 2 4 5 2 4
7

71,87
2 1 2 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 2 2 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3
8

71,87
2 1 2 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 3 4 3 4 4 5 5 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4
9

68,12
2 1 2 4 5 5 3 3 2 2 5 5 1 5 5 3 5 5 5 4 2 1 2 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10

136
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2 1 2 4 2 5 3 2 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 5 2 4

72,5
11

79,37
1 1 4 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 1 5 5 1 1 5 1 5
12

68,12
2 1 1 5 5 5 1 3 2 4 5 5 5 1 5 1 2 5 5 1 1 5 5 5 1 1 2 4 3 5 3 5 3 5
13

68,75
2 1 2 4 2 4 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 5 3 3 2 4 4 2 4 4 2 4
14

2 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 4 5

77,5
15

137
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9
2 1 1 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 1 2 4 4 3 3 2 3
16

80
76,25
1 1 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4
17

81,25
2 1 2 5 4 5 5 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 5 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 2 3
18

68,75
2 1 2 4 2 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 4 2 4
19

83,75
2 1 2 5 4 5 5 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 2
20

138
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9

73,75
1 2 2 5 1 4 4 5 2 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 2 4
21

78,75
1 2 1 2 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 2 5 5 4 4 1 4 5 2 3 5 2 5
22

2 2 2 4 2 5 4 4 3 2 5 5 4 3 4 3 5 5 5 5 1 5 2 4 4 4 2 3 5 3 4 5 1 3

72,5
23

2 2 1 5 1 5 5 5 1 1 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5

77,5
24

74,37
1 2 1 3 5 5 1 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 1 5 5 1 1 5 3 3 3 3 5 3 3
25

139
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9

75,62
2 2 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 5 4 5 5 2 3 4 5 4 4 1 4 4 4 4
26

73,12
1 2 2 5 3 5 4 4 1 2 5 4 2 4 4 5 4 5 4 4 2 3 5 5 4 4 2 3 4 3 5 5 2 3
27

1 2 2 4 2 4 3 4 2 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 2 4 3 4 3 4 5 2 4 4 2 4
28

70
1 2 2 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 5 5 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 5 5 5 5 2 2

72,5
29

1 2 2 4 4 5 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4
30

75
140
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9

71,25
2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4
31

73,12
1 2 3 4 3 4 4 5 1 1 4 4 3 5 5 5 4 4 5 5 3 2 4 4 5 4 1 4 3 4 4 5 1 4
32

76,25
1 2 2 4 4 4 4 5 4 2 5 5 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4
33

86,25
1 3 4 3 3 5 5 4 5 4 5 4 5 3 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 3 5 3 5 5 4 4 4 4
34

1 3 2 3 2 4 4 4 2 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 2 1 3 5 4 4 5 4

77,5
35

141
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9

75,62
2 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
36

78,75
1 3 1 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 2 4
37

78,75
1 3 1 5 2 5 4 5 2 2 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 2 4 4 4 4 5 1 4
38

79,37
2 3 1 5 5 5 5 5 1 1 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 1 5 1 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5
39

73,12
1 3 2 4 2 5 4 2 2 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
40

142
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9

74,37
1 3 2 4 2 5 5 4 2 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
41

78,75
1 3 2 4 2 5 4 5 2 2 5 5 5 3 5 4 5 4 4 5 2 4 4 4 4 5 1 5 4 5 4 5 4 4
42

86,87
1 3 2 4 4 5 4 5 1 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4
43

1 3 2 4 4 4 4 4 1 4 4 5 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 3 5 4 4 2 5 4 5 4 5 4 4
44

80
83,12
2 3 2 5 2 5 5 5 4 1 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 2 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4
45

143
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9

83,75
2 3 4 5 2 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 5 3 4
46

80,62
1 3 1 5 5 4 5 4 2 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 2 4 5 1 5 5 2 4
47

1 3 4 5 3 5 5 5 5 1 5 4 1 5 2 5 5 5 5 5 3 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 2 5
48

85
80,62
2 3 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 5
49

2 3 2 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 5 4 5 3 3 4 4 4 5 3 4
50

80
144
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 3 1 2 5 5 1 5 2 1 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 3 1 5 4 2 4 4 2 4
51

75
76,25
1 3 1 4 2 5 4 4 2 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 2 4 4 5 4 4 1 4 5 4 4 5 2 4
52

78,75
2 3 1 5 1 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 1 5 5 5 3 5 1 1
53

76,87
1 3 1 5 1 5 5 5 1 1 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 1 1 1 5 5 5 5 5 5 4 5 5 1 5
54

2 3 2 5 2 5 4 5 5 1 5 4 1 4 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4

82,5
55

145
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9

71,87
1 3 2 5 5 5 5 4 2 2 4 5 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 2 4
56

76,25
1 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 5 4 4
57

80,62
2 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4
58

83,75
1 3 1 5 3 5 5 4 2 2 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 1 4 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 2 5
59

83,75
1 3 1 5 4 5 2 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 2 1 5 5 5 5 5 5 5
60

146
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9

76,87
1 3 2 5 4 5 4 4 2 2 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 2 5 5 5 4 3 4 4 4 5 4 4 2 2
61

80,62
1 4 3 3 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
62

86,25
1 4 3 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4
63

80,62
1 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 5 4
64

83,12
1 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4
65

147
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1 4 4 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
66

80
79,37
1 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5 3 4 5 4 4 4 5
67

78,12
1 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4
68

1 4 4 4 3 4 4 4 5 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4

77,5
69

80,62
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5
70

148
Pengetahuan Lingkungan

Tingkat Pendidikan
Responden
usia

Jumlah
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
1
2
3
4
5
6
7
8
9

81,25
2 4 2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4
71

1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4

82,5
72

1 4 2 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 3 4
73

90
80,62
1 4 2 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4
74

149
Lampiran 6 Rekapitulasi Pengetahuan Lingkungan Berdasarkan Data Diri Usia

Usia

Hasil
No Usia ≤ Hasil Pengetahuan Usia >
Pengetahuan
45 Lingkungan 45
Lingkungan

1 32 80,62 49 81,25
2 42 86,25 52 75,62

3 25 80,62 51 79,37
4 28 83,12 50 83,12
5 25 80 46 83,75
6 24 79,37 52 80,62
7 36 78,12 60 80
8 28 77,5 49 78,75
9 43 80,62 48 82,5
10 31 82,5 51 80,62
11 23 90 46 72,5
12 40 80,62 47 77,5
13 33 86,25 51 75,62
14 40 77,5 54 71,25
15 37 78,75 55 70
16 29 78,75 64 70
17 25 73,12 52 73,12
18 30 74,37 46 72,5
19 33 78,75 56 75,62
20 39 86,87 56 71,87
21 36 80 52 71,87

150
Usia

Hasil
No Usia ≤ Hasil Pengetahuan Usia >
Pengetahuan
45 Lingkungan 45
Lingkungan

22 38 80,62 65 68,12
23 37 85 60 72,5
24 26 75 60 68,12
25 43 76,25 54 68,75
26 30 76,87 62 77,5
27 30 71,87 63 80
28 41 76,25 57 68,75
29 35 83,75 48 83,75
30 37 83,75
31 37 76,87
32 38 73,75
33 34 78,75
34 35 74,37
35 23 73,12
36 23 70
37 39 72,5
38 40 75
39 22 73,12
40 41 76,25
41 43 71,25
42 29 79,37
43 41 79,37
44 42 76,25

151
Usia

Hasil
No Usia ≤ Hasil Pengetahuan Usia >
Pengetahuan
45 Lingkungan 45
Lingkungan

45 45 81,25
Lampiran 7 Rekapitulasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pengetahuan
Responden Pendidikan Kategori Lingkungan
Euis SD 1 70
Yani SD 1 70
Yeyet SD 1 71,25
Selly SD 1 73,12
Titin Martini SD 1 72,5
Ipah SD 1 79,37
Tumi SD 1 75,62
Sani SD 1 71,87
Wagin SD 1 71,87
HJ. Nafsiah SD 1 68,12
Ida SD 1 72,5
Iin SD 1 79,37
Ezah SD 1 68,12
Erna SD 1 68,75
Icih SD 1 77,5
Nimih SD 1 80
Tori SD 1 76,25
Gini SD 1 81,25

152
Tingkat Pengetahuan
Responden Pendidikan Kategori Lingkungan
Ani SD 1 68,75
Ridah SD 1 83,75
Indriani SMP 2 73,75
Dwi Alifah SMP 2 78,75
Hadini SMP 2 72,5
Erni SMP 2 77,5
Rani SMP 2 74,37
Asmi SMP 2 75,62
Lala SMP 2 73,12
Nia SMP 2 70
Aat Sumarni SMP 2 72,5
Warsih SMP 2 75
Hatinah SMP 2 71,25
Nhala SMP 2 73,12
Nurkomariah SMP 2 76,25
Diana Hervina SMA 3 86,25
Mariska SMK 3 77,5
Nur Aini SMK 3 75,62
Siti Fatimah SMK 3 78,75
Vera SMA 3 78,75
Yuliana H. SLTA 3 79,37
Reni N. R SMK 3 73,12
Shinta Laras W SMK 3 74,37
Ervinasari SMK 3 78,75
Tinah SMK 3 86,87

153
Tingkat Pengetahuan
Responden Pendidikan Kategori Lingkungan
Rachmah SMK 3 80
Yuli Astuti SLTA 3 83,12
Hj. Liyanah SMK 3 83,75
Ani SMA 3 80,62
Aniis Nurhayati SMA 3 85
Santi SLTA 3 80,62
Endang Suprihatin SMA 3 80
Aida SMK 3 75
Mai Munah SLTA 3 76,25
Ramlah SMA 3 78,75
Yanti Oktavianti SMK 3 76,87
Royanih SMA 3 82,5
Kurniasih SMK 3 71,87
Sariana SMA 3 76,25
Komariyah MA 3 80,62
Ani SMK 3 83,75
Yoyoh SMK 3 83,75
Novi Maria SLTA 3 76,87
Ida Farida D3 4 80,62
Erna D1 4 86,25
Rania D3 4 80,62
Agni S1 4 83,12
Fauzia S1 4 80
Sekar S1 4 79,37
Erlita D1 4 78,12

154
Tingkat Pengetahuan
Responden Pendidikan Kategori Lingkungan
Balqis S1 4 77,5
Yuliana D1 4 80,62
Diana D3 4 81,25
Dina Wijayanti S1 4 82,5
Labib Azzahrah S1 4 90
Noviyanti S1 4 80,62

155
Lampiran 8 Rekapitulasi Tiap Aspek Pengetahuan Lingkungan

Responden Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Total


1 73.33 65 72 70 72 352.33
2 63.33 70 80 70 68 351.33
3 70.00 67.5 72 75 72 356.50
4 66.67 70 92 90 48 366.67
5 63.33 70 80 82.5 60 355.83
6 90.00 75 76 80 80 401.00
7 70.00 67.5 88 80 72 377.50
8 60.00 70 80 77.5 72 359.50
9 70.00 65 80 77.5 68 360.50
10 60.00 72.5 68 75 60 335.50
11 76.67 65 80 80 60 361.67
12 60.00 77.5 84 90 84 395.50
13 83.33 62.5 72 82.5 36 336.33
14 66.67 67.5 68 75 64 341.17
15 86.67 77.5 80 72.5 72 388.67
16 56.67 87.5 96 87.5 60 387.67
17 66.67 75 80 82.5 76 380.17
18 60.00 70 92 97.5 88 407.50
19 63.33 62.5 80 72.5 68 346.33
20 73.33 70 92 97.5 88 420.83
21 73.33 70 72 77.5 72 364.83
22 70.00 75 96 80 72 393.00
23 63.33 65 84 77.5 68 357.83
24 86.67 70 68 80 84 388.67
25 66.67 77.5 92 85 44 365.17

156
Responden Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Total
26 70.00 62.5 84 87.5 76 380.00
27 70.00 70 60 87.5 68 355.50
28 66.67 67.5 76 70 68 348.17
29 76.67 55 80 85 64 360.67
30 76.67 60 80 82.5 80 379.17
31 73.33 67.5 72 75 68 355.83
32 73.33 72.5 76 75 72 368.83
33 76.67 72.5 80 75 84 388.17
34 80.00 82.5 92 87.5 84 426.00
35 76.67 85 76 77.5 60 375.17
36 80.00 67.5 72 80 80 379.50
37 80.00 70 80 87.5 76 393.50
38 73.33 75 80 87.5 76 391.83
39 86.67 67.5 68 90 84 396.17
40 80.00 60 80 77.5 72 369.50
41 80.00 62.5 80 77.5 76 376.00
42 90.00 70 84 80 76 400.00
43 90.00 82.5 80 95 80 427.50
44 90.00 80 76 80 76 402.00
45 83.33 72.5 80 87.5 92 415.33
46 80.00 85 88 87.5 76 416.50
47 70.00 77.5 76 92.5 80 396.00
48 90.00 80 72 95 84 421.00
49 80.00 80 80 85 72 397.00
50 76.67 80 72 87.5 76 392.17
51 70.00 72.5 84 92.5 52 371.00

157
Responden Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Total
52 76.67 67.5 80 85 68 377.17
53 66.67 70 84 90 84 394.67
54 83.33 70 68 70 100 391.33
55 86.67 72.5 80 90 84 413.17
56 70.00 65 64 87.5 68 354.50
57 76.67 75 80 80 68 379.67
58 73.33 82.5 76 85 80 396.83
59 86.67 70 84 92.5 84 417.17
60 100.00 80 84 97.5 48 409.50
61 70.00 67.5 72 95 76 380.50
62 80.00 77.5 84 85 76 402.50
63 86.67 82.5 92 87.5 80 428.67
64 83.33 77.5 84 80 76 400.83
65 83.33 77.5 84 87.5 84 416.33
66 83.33 80 72 82.5 84 401.83
67 83.33 77.5 80 75 80 395.83
68 80.00 70 80 82.5 80 392.50
69 73.33 70 84 82.5 80 389.83
70 83.33 80 80 77.5 80 400.83
71 86.67 75 80 85 80 406.67
72 83.33 75 84 90 80 412.33
73 83.33 87.5 88 100 84 442.83
74 80.00 75 80 90 76 401.00

Keterangan :

Aspek 1 =/1Konsep Dasar Lingkungan Hidup

158
Aspek 2 =/1Faktor Yang Memengaruhi Pencemaran Atau Kerusakan Lingkungan

Aspek 3 = Ciri-Ciri Lingkungan Berkualitas

Aspek 4 = Prinsip Pengelolaan Lingkungan

Aspek 5 = Pembangunan Berkelanjutan

159
Lampiran 9 Uji Referensi

UJI REFERENSI

Nama : Ilu Muthoharoh

NIM : 11180161000016

Judul Skripsi : Perbedaan Pengetahuan Lingkungan Ibu Rumah Tangga


Ditinjau Dari Tingkat Pendidikannya

Pembimbing : Dr. Sujiyo Miranto., M.Pd.

No. BAB I Paraf

1. Diana Ayu Gabriella & Agus Sugiarto,


“Kesadaran dan Perilaku Ramah Lingkungan
Mahasiswa di Kampus,” tersedia secara onine
di https://ejournal.undiksha.ac.id , 2020, Vol 9
No 2. Hlm 261-262.

2. Rizqi Puteri Mahyudin, “Kajian Permasalahan


Pengelolaan Sampah dan Dampak Lingkungan
di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir)”, Jukung
Jurnal Teknik Lingkungan, 2017. Vol 3(1):66-
74.

3. Adi saputro,” Problematika pengelolaan


Sampah Daerah Khusus Ibukota Jakarta”, IJPA
The Indonesian Journal of Public
Administration, 2020, Vol 6 No 2.

160
4. Peduk Rintayati, “Hubungan Kemampuan
Kognitif,Nilai Budaya, Gaya Hidup Dengan
Empati Lingkungan Pada Masyarakat Wilayah
Sungai Pembuangan Limbah Batik Survei pada
Masyarakat Kota Batik Surakarta”, Jurnal
Ilmiah Pendidikan Lingkungan dan
Pembangunan , 2011. Vol 12 No 1.

5. Atok Miftachul Hudha dkk, “Etika Lingkungan


Teori dan Praktik Pembelajarannya”, (
Malang: UMM Press, 2019), hlm 3.

6. Isjoni, Pendidikan Sebagai Investasi Masa


Depan (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia,2006) hlm 21.

7. Dwi Saputro dkk,” Hubungan Pengetahuan


Lingkungan Hidup, Tingkat Sosial ekonomi,
dan Tingkat Pendidikan Terhadap Sikap Peduli
Lingkungan”, Jurnal GeoEco, 2016, Vol 2 No
2 h1m 129.

8. Rizky Dewi Iswari & Suyud W. Utomo,”


Evaluasi Penerapan Program Adiwiyata Untuk
Membentuk Perilaku Peduli Lingkungan di
Kalangan Siswa”, Jurnal Ilmu Lingkungan,

2017, Vol 15 No. 35-41.

161
9. Ibid.,

10. Veithzal Rivai Zainal dkk, The Economics of


Education Mengelola Pendidikan Secara
Profesional untuk Meraih Mutu dengan
Pendekatan Bisnis, (Jakarta:PT Gramedia
Pustaka Utama, 2014, hlm 137).

11. Yusriani Sapta Dewi, “Peran Perempuan dalam


Pembangunan Berkelanjutan”, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Lingkungan dan Pembangunan
Berkelanjutan,2011, Vol 12 No. 2. hlm 62.

12. Salsabila Difany dkk, Peran Guru dalam


Penguatan Nilai Karakter Peserta Didik
(Antologi Esai Mahasiswa Pendidikan Agama
Islam), (Yogyakarta:UAD Press, 2021, hlm
255.

13. Maya Rizky Ramadhani dkk, “Peran Pola Asuh


Orang Tua Dalam Membantuk Karakter Peduli
Lingkungan”, Jurnal Psikologi, 2018, Vol 7 No
2 hlm 63.

162
14. Loc.cit., Yusriani.

15. Tim PSL. Pusat Studi Lingkungan Hidup


Universitas Gadjah Mada, Perempuan dan
Pelesatarian Lingkungan,
https://pslh.ugm.ac.id/perempuan-dan-
pelestarian-lingkungan/, 3 Juli 2022, 15.17
WIB.

16. Riana Monalisa Tamara, “Peranan Lingkungan


Sosial terhadap Pembentukan Sikap peduli
Lingkungan Peserta Didik Di SMA Negeri
Kabupaten Cianjur”, Jurnal Pendidikan
Geografi, Vol 16 No 1 hlm 44-55.

17. Tim Detik. Masuk Daftar 50 Desa Wisata


Terbaik, Setu Babakan Disambangi Sandiaga,
https://travel.detik.com/travel-news/d-
5708450/masuk-daftar-50-desa-wisata-terbaik-
setu-babakan-disambangi-sandiaga , 5 Juli
2022, 13.56 WIB.

BAB II

163
1. Abuddin Nata, Islam dan Ilmu Pengetahuan,
(Jakarta : Prenadamedia Group, 2018), hlm 8.

2. Nunu Burhanudin, Filsafat Ilmu, (Jakarta:


Prenamedia Group, 2018), hlm 62.

3. Bonita Simarmata dkk, “Hubungan Tingkat


Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan Sikap
Peduli Lingkungan Siswa”, Jurnal Pelita
Pendidikan, 2018, Vol 6, No. 4, hlm 205

4. Asriwati & Irawati, Buku Ajar Antropologi


Kesehatan dalam Keperawatan, (Yogyakarta:
Deepublish, 2019), hlm. 148

5. Umar Fahmii Achmadi, Kesehatan Masyarakat


Teori dan Aplikasi, (Jakarta: PT Rajawali
press,2016), hlm. 117.

6. Abdul Kadir dkk, Dasar-Dasar Pendidikan,


(Jakarta: Prenadamedia Group, 2012), hlm 60.

164
7. Aliet Noorhayati Sutisno, Filsafat Pendidikan
Edisi Revisi, (Yogyakarta: K-Media, 2019),
hlm 12.

8. Ibid., hlm 17

9. Martina dkk, Promosi Kesehatan dan Perilaku


Kesehatan, (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021), hlm. 45

10. Putra Agina Widyaswara Suwaryo dan Podo


Yuwono, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Pengetahuan Masyarakat dalam
Mitigasi Bencana Alam Tanah Longsor”,
Jurnal Unimma, ISSN 2407-9189, 2017, hlm.
307.

11. Zulmiyetri dkk, Penulisan Karya Ilmiah,


(Jakarta: Kencana, 2019), hlm. 53

12. Ibid.,

165
13. Ibid., hlm. 54.

14. Ibid.,

15. Ibid.,

16. Shiang-Yao Liu dkk, A National Investigation


of teachers’ Environmental Literacy as a
Reference for Promoting Environmental
Education in Taiwan, The Journal Of
Environmental Education, 2015 Volume 46 No
2.

17. I’anatut Thoifah, Statistika Pendidikan dan


Metode Penelitian Kuantitatif , (Malang:
Madani,2015) hlm 40.

166
18. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan, Edisi 3, ( Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2018) hlm 269-271.

19. Gunarsa, Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan


Keluarga, (Jakarta: Gunung Mulia, 2004), hlm
3—4.

20. Dewa Ketuk Wisnawa, Tari Baris Keraras:


Ikon Cinta Lingkungan dari Mengwi,
(Denpasar: Nilacakra, 2021), hlm. 10-11

21. Dyah Widodo dkk, Ekologi dan Ilmu


Lingkungan, (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2021), hlm 2.

22. Eric J. Simon dkk, Intisari Biologi. (Jakarta:


Erlangga: 2017) hlm 404

23. Loc.cit., Dyah.

167
24. Ibid., hlm 3.

25. Indang dan Yun, Pencemaran Lingkungan,


(Depok:PT Raja Grafindo Persada,2018), hlm
2.

26. Ibid.,

27. Atok Miftachul Huda, dkk, Etika Lingkungan


(Teori dan Praktik Pembelajarannya), (Malang:
UMM Press, 2019) hlm 11.

28. Op.cit., Indang hlm 78

29. Ibid., hlm 81.

168
30. Ibid., hlm 90-91.

31. Ibid.,

32. Ibid., hlm 107-108.

33. Dessyka dkk, Model for Community


Environmental Health Literacy in Peatlands:
Research & Development Study, Journal of
Archaeology of Egypt, 2020 volume 17 No 6.

34. Mila Sari dkk, Pengetahuan Lingkungan,


(Medan: Yayasan Kita Menulis,2021) hlm 168.

35. Pande Made K dkk, Membangun Masyarakat


Indonesia Peduli Lingkungan, (Yogyakarta:
UGM Press, 2018) hlm 23.

169
36. Ibid., hlm 24.

37. Ibid.,

38. Tim MKU PLH, Buku Ajar MKU Pendidikan


Lingkungan Hidup, (Semarang: Unnes Press,
2014), hlm 2.

39. Ratri Wulandari & Eka Sulistiyowati,


Environmental Literacy (Kesadaran dan
Pengetahuan) Pengelolaan Sampa dan
Penghijauan Siswa SMA Adiwiyata dan Non-
Adiwiyata, Edusains, 2017, Volume 9 No. 2.

40. Op.cit., Tim MKU PLH hlm 5

170
41. Ibid., hlm 5.

42. Ibid., hlm 5.

43. Ali Chaerudin dkk, Sumber Daya Manusia:


Pilar Utama Kegiatan Operasional Organisasi
(Sukabumi: CV Jejak, 2020), hlm. 130.

44. Yayi suryo Prabandari dkk, Ilmu Sosial


Perilaku Untuk Kesehatan Masyarakat
(Yogyakarta:Gadjah Mada University Press,
2020), hlm 4

45. Karisma Warni dkk, Analisis Sikap Peduli


Lingkungan Siswa Sekolah Dasar, Jurnal
BASICEDU, Volume 6 No 2, 2022, hlm 1.646.

46. Gunarsa. loc.cit.

47. Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan


(Jakarta: Buku Kedokteran EGC,2004) hlm
196.

171
48. Marsito S. Bialangi & I Nengah Kundera,
Pengembangan Sikap Sosial dalam
Pembelajaran Biologi: Kajian Potensi
Pembelajaran Kooperatif, Proceeding Biology
Education Conference, Volume 15, Nomor 1.
2018.

49. Mohammad Nasrullah & Tjipto Suwandi,


Hubungan Antara Knowledge, Attitude,
Practice Safe Behavior Pekerja Dalam Upaya
Untuk Menegakkan Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja, The Indonesian Journal of
Occupational Safety and Health,Volume 3,
Nomor 1, 2014, hlm 83.

50. Mochamad Widjanarko, Peran Perempuan


dalam Pelestarian Lingkungan di Kepualauan
Karimunjawa Jepara, Jawa Tengah,
PALASTREN, Vol. 12, No. 1 Juni 2019.

51. Ibid.,

172
52. Ainun Hingis dkk, Pengaruh Tingkat
Pendidikan Msyarakat Terhadap Perilaku
Peduli Lingkungan Di Desa Genting
Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang, Edu
Geography, Volume 8 No. 2, 2020, hlm 152-
153

53. Dwi Saputro dkk, Hubungan Pengetahuan


Lingkungan Hidup, tingkat Sosial Ekonomi dan
Tingkat PendidikanTerhadap Sikap Peduli
Lingkungan, Jurnal GeoEco, Vol 2 No.2, 2016,
hlm 135.

54. Wei-Ta Fang dkk, Environmental Literacy on


Ecotourism: A Study on Student Knowledge,
Attitude, and Behavioral Intentions in China
and Taiwan, Jurnal Sustainability, Vol 18,
2018, hlm 17.

55 Azhar dkk, Hubungan Pengetahuan Dan Etika


Lingkungan Dengan Sikap Dan Perilaku
.
Menjaga Kelestarian Lingkungan, Jurnal Ilmu
Lingkungan, Vol 13 No 1, 2015 hlm 40.

56. Asriarti Asriarti dan Erni Suharini, Hubungan


Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Dengan
Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Di
Kelurahan Pasarbatang Kabupaten Brebes
Tahun 2015, Jurnal Edu Geography, Vol 4 No

173
3, 2016, hlm 6.

BAB III

1. Siti Fadjarajani dkk, Metodologi Penelitian


Pendekatan Multidisipliner, (Gorontalo:Ideas
Publishing, 2020) hlm 120

2. Iwan Hermawan, Metodologi Penelitian


Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dam Mixed
Methode, (Kuningan: Hidayatul Quran
Kuningan,2019) hlm 39.

3. I’anatut Thoifah, Statistika Pendidikan dan


Metode Penelitian Kuantitatif (Malang:
Madani,2015) hlm 14.

4. Ibid., hlm.32.

5. Muhammad Hasan dkk, Pengantar Riset


Pendidikan, ( Medan: Yayasan Kita
Menulis,2022) hlm 90.

174
6. Thoifah, op.cit., hhlm.18

7. Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi


Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015) hlm 75

8. Ibid., hlm 76.

9. Ajat Rukajat, Pendekatan penelitian Kuantitaif


(Sleman: Deepublish Publisher, 2018) hlm. 45.

10. Ibid., hlm 78.

11. Aziz Alimul Hidayat, Menyusun Instrumen


Penelitian Dan Uji Validitas-
Reliabilitas,(Surabaya: Health Books
Publishing,2021) hlm 13.

175
12. Budi Darma, Statistika Penelitian
Menggunakan SPSS ( Uji Validitas, Uji
Reliabilitas, Regresi Linier Sederhana, Regresi
Linier Berganda, Uji t, Uji F, R2), (Jakarta:
Guepedia,2021) hlm.7

13. Thoifah, op.cit., h.111

14. Darma, op.cit., h.17.

15. Thoifah, op.cit., h. 114.

16. Siyoto, op.cit., h.109

17. Nuryadi dkk, Dasar-Dasar Statistika


Penelitian, (Yogyakarta:Sibuku Media, 2017)
hlm 80.

176
18. Ibid., hlm 90.

19. Kadir, Statistika Terapan Konsep, Contoh dan


Analisis Data dengan Program SPSS/ Lisrel
dalam Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers,
2015), hlm. 314.

20. Rizka Andhika Putra & Agie Hanggara,


Analisis Data Kuantitatif (Surabaya: CV Jakad
Media Publishing,2022) hlm 142.

21. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan


(Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2016). Hlm
318

BAB IV

1. Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan


Analisis Data dengan Program SPSS/ Lisrel
dalam Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers,
2015), hlm. 143.

2. Nuryadi, dkk., Dasar-Dasar Statistika


Penelitian, (Yogyakarata: Sibuku Media,
2017), hlm 79.

177
3. Hardisman, Praktis dan Gratis Analisis Data
Statistik Dasar Dengan Bluesky Statistic Open
Source, (Indramayu:Penerbit Adab, 2022), hlm
77.

4. I’anatut Thoifah, Statistika Pendidikan dan


Metode Penelitian Kuantitatif, (Malang:
Madani, 2015), hlm 221.

5. Nuryadi, Op. Cit., hlm 90.

6. Vivi Herlina, Panduan Praktis Mengolah Data


Kuesioner Menggunakan SPSS, (Jakarta: PT
Elex Media Komputindo, 2019), hlm 88.

7. I’anatut, op.cit., hlm 139.

8. Nuryadi op.cit., hlm 108

178
9. Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitaif:
Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & SPSS Edisi Pertama, (Jakarta:
Kencana, 2017) hlm 188.

10. Putra Agina W S dan Podo Yuwono, “Faktor-


faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pengetahuan Masyarakat dalam Mitigasi
Bencana Alam Tanah Longsor”, Jurnal
Unimma, 2017, hlm. 307.

11. Nathalie Japkowicz & Mohak Shah, Evaluating


Learning Algorithms A Classification
Perspective, (New York: Cambridge University
Press, 2011) hlm 251.

12. Srimiyati, Pendidikan Kesehatan


Menggunakan Booklet Berpengaruh terhadap
Pengetahuan dan Kecemasan Wanita
Menghadapi Menopause, (Surabaya: Jakad
Media Publishing, 2020), hlm 41.

13. Putra & Podo, Op. Cit., hlm. 308.

179
14. Loc. Cit., Srimiyati, hlm 41.

15. Rapotan Hasibuan & Syafaruddin,


Problematika Kesehatan dan Lingkungan di
Bumi Melayu, (Medan: Merdeka Kreasi, 2021),
hlm. 41.

16. Zulmiyetri dkk, Penulisan Karya Ilmiah,


(Jakarta: Kencana, 2019), hlm. 54.

17. Loc. Cit., Srimiyati, hlm 41.

18. Manik, Pengelolaan Lingkungan Hidup,


(Jakarta: Kencana, 2018), hlm 14.

19. Riana Monalisa Tamara, “Peranan Lingkungan


Sosial terhadap Pembentukan Sikap Peduli
Lingkungan Peserta Didik di SMA Negeri
Kabupaten Cianjur”, Jurnal Pendidikan
Geografi, 2016, Vol 16, No.1, hlm 45.

180
20. Tim Detik. Masuk Daftar 50 Desa Wisata
Terbaik, Setu Babakan Disambangi Sandiaga,
https://travel.detik.com/travel-news/d-
5708450/masuk-daftar-50-desa-wisata-terbaik-
setu-babakan-disambangi-sandiaga , 5 Juli
2022, 13.56 WIB.

21. Mochamad Widjanarko, “Peran Perempuan


dalam Pelestarian Lingkungan di Kepulauan
Karimunjawa Jepara, Jawa Tengah”,
PALASTREN, 2019, Vol. 12, No. 1, hlm 162

22. Azhar dkk, Hubungan Pengetahuan Dan Etika


Lingkungan Dengan Sikap Dan Perilaku
Menjaga Kelestarian Lingkungan, Jurnal Ilmu
Lingkungan,2015, Vol 13, No 1, hlm 37

23. Fithriani Gade, Ibu Sebagai Madrasah Dalam


Pendidikan Anak, Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA,
2012, Vol 12, No 1, hlm 32.

BAB V
- Tidak ada reverensi

181
Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian

182
Lampiran 11 Surat keterangan Penelitian

183
Lampiran 12 Dokumentasi Kegiatan Penelitian

/1

/1 /1

Proses Pengambilan Data Penelitian

184

Anda mungkin juga menyukai