Makalah Tablet Bukal
Makalah Tablet Bukal
Makalah Tablet Bukal
Disusun Oleh :
Kelompok 2 - FA22-3
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Penulisan makalah
yang berjudul "Sediaan tablet bukal" ini dalam rangka memenuhi salah satu tugas
mata kuliah teknologi farmasi sediaan solida.
Tulisan ini dapat kami selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan- rekan
Dosen Prodi Farmasi yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan
kelengkapan makalah ini. Semoga makalah yang jauh dari sempurna ini ada
manfaatnya.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................ 2
Daftar Isi .......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 4
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 5
1.3. Tujuan .................................................................................................... 5
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rute pemberian obat merupakan bagaimana cara obat dimasukkan
dalam tubuh. Rute pemberian obat dikelompokkan menjadi 3 yaitu enteral
(oral, sublingual, rektal), parenteral (intravena, intramuskular, subkutan), dan
rute lainnya (inhalasi, intranasal, intrarektal, topikal, transdermal). Masing-
masing rute pemberian obat mempunyai kelebihan dan kekurangan. Salah satu
rute pemberian obat yang paling umum dan paling banyak diketahui oleh
masyarakat adalah rute pemberian oral. Bukan tanpa alasan bagi para industri
farmasi untuk tetap menciptakan obat-obatan dengan rute pemberian oral
karena memiliki kelebihan terutama dari sisi keamanan, kenyamanan, non
invasif, dan biaya produksi yang murah. Sementara itu pemberian obat melalui
rute oral tidak selamanya memberikan keuntungan. Menurut (H. Ansel, 2005)
beberapa permasalahan yang umum ditemui yaitu kesulitan menelan seperti
sediaan solida (tablet dan kapsul keras) bagi pasien pediatri (anak-anak) dan
geriatri (pasien lansia) yang berisiko tersedak pada penggunaanya sehingga
tingkat kepatuhan pasien dalam pengobatan berkurang yang mengakibatkan
efek terapi tidak optimal (Muhammad Sultan, 2022).
4
Sistem penghantar bukal merupakan suatu sistem penghantar obat yang
ditujukan untuk pemakaian melalui mukosa buccal, dimana obat diletakkan
diantara pipi bagian dalam dan gusi. Pemakaiannya yang mudah karena sediaan
buccal memiliki kelebihan yaitu dapat digunakan untuk penghantaran obat
sistemik, minimnya timbul efek samping, bioavaibillitas obat baik, daya rekat
kuat saat pemakaian, tidak mengalami first-pass metabolism, mencegah
rusaknya obat akibat pH pencernaan, mudah untuk dihentikan ketika terjadi
toksisitas, mencegah terjadinya iritasi saluran cerna oleh obat yang bersifat
iritatif (Gita dkk, 2022).
1.2. Tujuan
1.2.1 Mengetahui pengertian dari tablet bukal.
1.2.2 Mengetahui alasan pembuatan sediaan tablet bukal.
1.2.3 Mengetahui keuntungan dan kerugian dari sediaan tablet bukal.
1.2.4 Mengetahui bahan dasar dari pembuatan sediaan tablet bukal.
1.2.5 Mengetahui metode yang digunakan dalam pembuatan tablet bukal.
1.2.6 Mengetahui formulasi dari pembuatan sediaan tablet bukal.
1.2.7 Mengetahui evaluasi yang digunakan untuk menguji tablet bukal.
1.2.8 Mengetahui contoh sediaan tablet bukal yang diperjualbelikan di pasaran.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Mukosa bukal merupakan salah satu lokasi mukosa yang mempunyai luas
yang tinggi vaskularisasi dan memungkinkan aliran darah langsung ke jugularis
vena, yang membantu menghindari kemungkinan metabolisme obat oleh jalur
gastrointestinal dan hati. Pengiriman bukal berarti penyerapan obat melalui lapisan
mukosa rongga bukal. Pemberian obat lebih mudah, kemungkinan penghentian
segera dikondisi efek samping dan keadaan darurat yang tidak terduga,
kemungkinan menggabungkan penghambat enzim/peningkat permeasi (Koirala
dkk,2021)
Alasan membuat sediaan tablet bukal, tablet ini didesain untuk hancur lama
serta dengan kelarutan dan absorpsi yang cepat. Alasan penggunaan bentuk sediaan
6
ini adalah pada obat-obat yang dirusak pada cairan saluran cerna,obat diabsorpsi
lama disaluran cerna dan untuk meningkatkan absorpsi obat (Syukri,2018)
Tablet ini pada umumnya mengandung zat khasiat yang akan mengalami
peruraian, atau inaktivasi dalam saluran pencernaan akibat aksi dari enzim
pencernaan ataupun akibat pengaruh keasaman lambung. Tablet ini biasanya
mengandung zat khasiat seperti hormon steroid, gliseril trinitrat yang absorpsinya
lebih cepat di dalam mukosa mulut sehingga ke dua tablet ini digunakan dengan
jalan menyisipkannya di bawah lidah (sub lingual) atau diantara pipi dengan gusi
(bukal) (Syukri,2018).
Bentuk tablet ini biasanya bulat telur atau pipih dengan ukurannya kecil
untuk memudahkan pemakaiannya. Tablet bukal didesain sedemikian rupa
sehingga pembebasan zat khasiat berlangsung secara terkendali oleh karena
absorpsi yang diharapkan dari zat khasiat yang dikandung ke dua tablet ini
berlangsung secara lambat (Syukri,2018).
Penghantaran obat melalui rute bukal adalah alternatif yang baik di antara
beragam rute penghantaran obat. Rute oral lebih disukai pasien. Akan tetapi,
penghantaran obat via oral memiliki kekurangan seperti metabolisme lintas pertama
dan degradasi enzimatik dalam saluran cerna, yang membatasi penghantaran
beberapa kelas obat khususnya peptida dan protein. Pada rongga mulut, daerah
bukal dapat menjadi rute untuk tujuan penghantaran obat sistemik. Mukosa bukal
berjajar di pipi dalam dan formulasi bukal ditempatkan dalam mulut di antara
gingival (gusi) atas dan pipi untuk pengobatan lokal dan sistemik. Rute bukal
7
menyediakan suatu rute potensial untuk dilalui oleh molekul besar, hidrofilik, dan
protein tidak stabil, oligonukleotida, dan polisakarida, sebaik molekul obat yang
kecil (Gotalia,2012).
8
8. Obat yang tidak stabil pada pH bukal tidak dapat dihantarkan
(Gotalia,2012)
Formulasi
2. Polimer 45%
3. Plastisizer 0-20%
5. Pemanis 3-6%
9
tablet. Glidan, seperti silikon dioksida koloid, membantu meningkatkan aliran
serbuk selama proses pembuatan tablet (Nani, 2018).
10
2. Metode Granulasi Kering
Langkah-langkah:
Pemilihan metode granulasi basah atau kering tergantung pada sifat bahan
aktif dan eksipien, serta kebutuhan proses pembuatan. Granulasi basah biasanya
digunakan jika bahan aktif atau eksipien tidak sensitif terhadap kelembaban dan
panas. Sebaliknya, granulasi kering digunakan jika bahan aktif atau eksipien
sensitif terhadap kelembaban atau suhu tinggi (Aristha, dkk., 2016).
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tablet bukal merupakan sediaan padat yang dirancang untuk ditempatkan di
antara pipi dan gusi, di mana obat dilepaskan dan diserap ke dalam aliran darah
melalui mukosa mulut. Adapun aspek sediaan tablet bukal diantaranya mulai
dari definisi, jenis, mekanisme pelepasan obat, metode evaluasi, hingga
kelebihan dan kekurangannya. Sediaan tablet bukal menawarkan beberapa
keuntungan dibandingkan dengan bentuk sediaan obat lainnya, seperti
kemudahan penggunaan, onset kerja yang cepat, dan bioavailabilitas yang
tinggi. Namun, sediaan tablet bukal juga memiliki beberapa keterbatasan,
seperti rasa tidak nyaman di mulut dan stabilitas obat yang rendah.
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini kami harapkan para pembaca dapat menambah
pengetahuan lebih banyak lagi mengenai sediaan tablet bukal guna menambah
wawasan pembelajaran. Guna menambah kesempurnaan makalah ini maka
disarankan :
1. Melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan sediaan tablet
bukal dengan rasa yang lebih baik dan stabilitas obat yang lebih tinggi.
2. Meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang sediaan tablet bukal,
sehingga mereka dapat menggunakan obat ini dengan tepat dan efektif.
3. Mendorong regulasi yang lebih harmonis untuk sediaan tablet bukal di
tingkat global.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aristha, N.P., Teuku N.S., Mimiek, M., (2016). Pengaruh Carbopol 934P, Hydroxy
Propyl Methyl Cellulose, dan Polietilen Glikol Terhadap Swelling Indexs
Pada Sediaan Tablet Bukal Bilayer Simvastatin. Jurnal Pharmascience. 3
(2) : 87 - 98.
Bilal A, Rehman K, Akash M, Hussain K, dan Hussan S. (2013). Development and
Validation of Analitycal Method for Qualitaive and Quantitative
Determination libenclamide in Different Brands of Tablet Dosage form
Using UV-Visible Spectroscopy. Journal of Molecular and Genetic
Medicine. 7 (2) : 80 - 93.
Gita Silpiani Kurnia, Melani Anggraeni, Mikha Ayu Lia Ningsih, Mita Lianastuti,
Qori Putri Suciyanti, Nia Yuniarsih. (2022). Perbandingan Berbagai
Polimer Dan Pengaruhnya Terhadap Penghantaran Sediaan Patch Bukal.
Jurnal Pendidikan dan Konseling. Volume 4 Nomor 6 : 12056- 12065.
Gotalia, F. (2012). Formulasi Film Bukal Mukoadhesif dengan Pragelatinisasi Pati
Singkong Ftalat Sebagai Polimer Pembentuk Film. Skripsi. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Koirala, S., Nepal, P., Ghimire, G., Basnet, R., Rawat, I., Dahal, A., ... & Parajuli-
Baral, K. (2021). Formulation and evaluation of mucoadhesive buccal
tablets of aceclofenac. Heliyon, 7(3).
Kurnia, G. S., Anggraeni, M., Ningsih, M. A. L., Lianastuti, M., Suciyanti, Q. P.,
& Yuniarsih, N. (2022). Review Artikel: Perbandingan Berbagai Polimer
Dan Pengaruhnya Terhadap Penghantaran Sediaan Patch Bukal. Jurnal
Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(6), 12056-12065.
Muhammad Sultan Ramadhan, Uci Ary Lantika. (2022). Kajian Sediaan Orally
Dissolving Film (ODF). Jurnal Riset Farmasi. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Bandung, Indonesia.
Nani, P., & Karina, C.R., (2018). Buku ajar sediaan tablet orodispersibel.
Surabaya : Universitas Surabaya Press 1 (1) : 37 - 48.
Parfati,N.,&Rani, K. C. (2018). Buku ajar sediaan tablet
orodispersibel.Surabaya:Universitas Surabaya
13
Puspitasary, K. (2019). OPTIMASI FORMULA TABLET BUKOADHESIF
PIROKSIKAM DENGAN POLIMER KITOSAN, KARBOPOL 940P,
SERTA PENGHANCUR PEG 6000. Jurnal Kesehatan Tujuh Belas (Jurkes
TB), 1(1):31-40
Syukri, Y. (2018). Teknologi sediaan obat dalam bentuk solid.
Yogyakarta:Universitas islam Indonesia
14