0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan7 halaman

mihp kel 11.docx

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 7

ANALISIS MANAJEMEN INDUSTRI UMKM “MASTER FISH”

PADA PRODUK FROZEN FOOD, DI KECAMATAN JATINANGOR,


KABUPATEN SUMEDANG

Kevin Kusuma1, David Reivaldo Manuel2, Rama Aditya3, Zainur Roziqin4


1,2,3,4
Mahasiswa Sarjana
(
Program Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran)
Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21 Jatinangor, Sumedang, telp 022 8438888
e-mail: kevin21002@mail.unpad.ac.id

INFO ARTIKEL
ABSTRAK
Histori Artikel Dalam era modern saat ini, kehidupan
Diajukan: Selasa, 26 Maret 2024 manusia sangat cepat dan sangat dinamis,
Diterima: sehingga kebutuhan akan makanan cepat saji,
Tersedia Online:
seperti frozen food sangat diminati oleh
masyarakat karena kemudahan dan
Kata Kunci: Frozen Food, Master Fish, Olahan ikan.
kesederhanaannya untuk diolah. Seiring
dengan berkembangnya zaman, produk frozen
Sitasi: food semakin bervariasi sehingga menuntut
konsumen untuk bisa menentukan mana
DOI: produk frozen food terbaik untuk pilihan
keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis manajemen industri UMKM
MASTER FISH di dalam masyarakat.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan
Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor,
Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi dan wawancara. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa produk
MASTER FISH memiliki harga yang cukup
terjangkau, memiliki kualitas kemasan yang
baik, dan dapat dijadikan sebagai solusi
alternatif bagi penyediaan makanan cepat saji
yang cepat dan mudah disimpan, serta dapat
disimpan dalam waktu yang lama.

I. PENDAHULUAN

D alam era modern saat ini, kehidupan masyarakat dalam berdinamika, bergerak

semakin cepat dan dinamis, sehingga membutuhkan berbagai adaptasi atau hal-hal baru untuk
tetap dapat bertahan hidup dan mengikuti perkembangan zaman. Perubahan zaman yang
menuntut serba cepat, menyebabkan terjadinya perubahan persediaan pangan, yang pada

1 Analisis Manajemen Industri UMKM “Master Fish” Pada Produk Frozen


Food, di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang
ly 10th, 2012
awalnya menggunakan produk mentah, seperti daging ikan atau daging ayam, mulai pindah ke
makanan dalam bentuk frozen food yang lebih mudah untuk diolah menjadi makanan yang
praktis dalam waktu yang singkat dan dapat disimpan dalam waktu yang lama. Berdasarkan
perkembangan zaman ini, maka muncul berbagai perusahan yang bergerak dibidang pengolahan
pangan frozen food yang menciptakan berbagai variasi dari jenis produk yang dihasilkan dan
berpacu untuk menghasilkan aneka ragam produk pangan olahan frozen food yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam rumah tangga konsumen.
Data survei yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (2015) mengungkapkan
terjadinya perkembangan yang sangat pesat pada konsumsi olahan daging di tingkat nasional.
Rata-rata perkembangan konsumsi olahan daging tiap tahunnya mengalami kenaikan sebesar
10,28%. Hasil survei lain menyebutkan peningkatan konsumsi sosis sebagai salah satu bentuk
olahan frozen food yang berbahan dasar daging hewan, juga mengalami kenaikan yang cukup
signifikan, dengan nilai kenaikan rata-rata sebesar 4,46% per tahun. Produk frozen food seperti
nugget, bakso dan sosis merupakan produk daging olahan yang paling banyak dikonsumsi dan
digemari oleh masyarakat, karena memiliki rasa yang gurih, cara penyajian yang mudah dan
cepat, serta mudah disimpan dalam suhu dingin, dan dapat bertahan dalam waktu yang lama.
Meningkatnya permintaan konsumen terhadap frozen food dalam jumlah yang semakin
tinggi, berimbas pada meningkatnya kebutuhan akan daging olahan sebagai bahan baku, seperti
daging ayam,daging sapi, dan daging ikan (Anggraeni, Wijarnako, & Ningtyas, 2014).
Peningkatan permintaan produk frozen food dan beragamnya pilihan produk, juga menuntut
konsumen untuk memilih suatu produk olahan pangan frozen food yang aman dan terbaik. Hal
ini memacu produsen secara kompetitif untuk berusaha dapat mengenalkan produknya dengan
berbagai jenis variasi dan meraih pangsa pasar yang lebih luas dibandingkan dengan produsen
yang lain. Konsumen dalam memilih produk olahan frozen food, juga mempunyai hak untuk
mendapatkan informasi yang jelas, mudah dimengerti, dan sesuai dengan fakta yang ada dari
produk yang dihasilkan, konsumen juga dapat diberikan hak untuk mengajukan kritik, saran,
dan komplain kepada penjual atau produsen jika merasa dirugikan atau ada hal yang harus
diperbaiki dalam produk yang dihasilkan sebagai bahan evaluasi dari produk yang dihasilkan
(Simanjuntak, Utami, & Irni, 2015).
Berdasarkan ini, maka produsen harus memberikan informasi yang jelas dan lengkap
mengenai produk frozen food sehingga memudahkan konsumen dalam memilih produk sesuai
kebutuhan. Informasi yang diberikan produsen dimanfaatkan konsumen dalam mengenali
produk. Dari penyampaian informasi produk yang menarik dan lengkap menjadi salah satu

2 Analisis Manajemen Industri UMKM “Master Fish” Pada Produk Frozen


Food, di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang
kunci untuk menarik daya tarik pembeli (Vermeir & Verbeke, 2006). Informasi yang disajikan
produsen selain sebagai acuan konsumen dalam memilih produk, juga berfungsi sebagai upaya
mengenalkan produk kepada konsumen dengan tujuan untuk menciptakan kesan keakraban
konsumen terhadap produk yang pada akhirnya menjadi salah satu kunci untuk konsumen mau
membeli produk yang dijual. Dursun et,al., (2001) mengungkapkan bahwa keakraban produk
mempunyai peran penting dalam mendorong minat beli konsumen. Hasil riset tersebut juga
menyimpulkan bahwa dibutuhkan tingkat keakraban yang tinggi agar dicapai kinerja store brand
yang berhasil. Berdasarkan hasil penelitian Nguyen et al. (2015), terdapat beberapa variabel
yang mempengaruhi keakraban produk yaitu pengetahuan produk, produk involvement, dan
lingkungan sosial yang ada di dalam masyarakat.
Adapun pengetahuan produk merupakan kumpulan berbagai macam informasi produk
yang meliputi kategori produk, terminologi produk, ciri produk, dan merek secara spesifik
(Kusuma & Untarini, 2014). Pengetahuan dan informasi yang memadai bagi konsumen sangat
penting untuk membuat konsumen akrab dengan produk. Verlegh, Steeenkamp, dan Maulenberg
(2005) mengungkapkan pengetahuan produk berfungsi sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih dan mengetahui kualitas dari suatu produk. Faktor lain yang mempengaruhi keakraban
produk yaitu kemasan produk. Kemasan merupakan sarana penting dalam komunikasi produk.
Kemasan digunakan sebagai media untuk menyampaikan atribut produk serta citra merek
(Becker et al., 2011). Kemasan juga berfungsi sebagai pemantik pembeli untuk mau membeli
produk, karena dalam kemasan akan memberikan informasi tentang produk yang memiliki
kualitas tinggi dan keunggulannya. Heimbach, Johansson, dan MacLachlan (1989)
mengungkapkan terdapat korelasi positif signifikan antara keakraban produk dengan
penggunaan nilai-nilai yang diekspresikan dalam suatu label produk.
Berdasarkan latar belakang dan telaah penelitian terdahulu, penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh pengetahuan produk, kemasan produk, target pasar, kelebihan dari
produk olahan frozen food, dan target baru yang ingin dicapai dari UMKM MASTER FISH
terhadap tingkat kesukaan konsumen kedepannya.

II. METODE
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang
merupakan proses eksplorasi dan pembentukan data deskriptif sesuai dengan definisi Bogdan
dan Taylor yang disebutkan dalam (Moleong, 2007). Jenis penelitian ini mencakup penelitian
lapangan, di mana data autentik diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Analisis data melibatkan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Penelitian kuantitatif, di

3 Analisis Manajemen Industri UMKM “Master Fish” Pada Produk Frozen


Food, di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang
sisi lain, menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan validitas dan reliabilitas diuji.
Pengabsahan data dilakukan melalui triangulasi sumber, teknik, dan waktu.
Sekaran dan Bougie (2016) menjelaskan bahwa data dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh langsung
oleh peneliti dari sumber pertama, sementara data sekunder adalah informasi yang telah
dikumpulkan oleh orang atau lembaga lain untuk tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan kedua jenis data tersebut. Data primer dikumpulkan melalui wawancara
terstruktur dengan top management atau pemilik UMKM, sementara data sekunder diperoleh
dari sumber seperti media online, lembaga pemerintah, buku teks, dan jurnal yang relevan
dengan tujuan studi.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Profil UMKM
Master fish adalah unit usaha berdiri pada tahun 2022 yang masih tergolong baru dan
bergerak di bidang olahan ikan frozen food, Master fish berkolaborasi dengan pabrik yang
berada di garut untuk membantu produksi dalam pengolahan skala besar dan juga berkolaborasi
dengan fortifikasi dalam menciptakan produk baru untuk di jual. Dengan memilih produk frozen
food di dapatkan produk yang menjanjikan di era gen Z yang mengandalkan produk cepat saji
dan kepraktisan produk tersebut.
Produk frozen food yang di jual Master fish mempunyai 7 produk yang terdiri dari baso
tuna, baso seafood, siomay, otak otak, fish roll, kaki naga, keong mas. Dengan melakukan
produksi berdasarkan stok dan di lihat dari peluang pasar contohnya bazar, dengan melakukan
produksi 5 kg per sekali stok atau dalam pertiga bulan sekali Master fish mempunyai produk
best seller fish roll. Target pasar yang dilakukan umkm Master fish ialah target mahasiswa dan
pembeli yang melakukan pemesanan melalui mahasiswa yang menjadi reseller Master fish,
mahasiswa yang melakukan penjualan produk Master fish mendapatkan komisi penjualan
adalah 8% dari setiap produk yang di jual.

Produk Harga

Basso Tuna 60.000/kg

Baso Seafood 60.000/kg

Siomay 60.000/kg

Otak-otak 65.000/kg

4 Analisis Manajemen Industri UMKM “Master Fish” Pada Produk Frozen


Food, di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang
Fish Roll 65.000/kg

Kaki Naga 65.000/kg

Keong Mas 65.000/kg

B. Nilai Tambah
Penentuan harga produk yang di jual di hitung dari total biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung yang dikeluarkan dalam proses produksi pada satu kali stok, di lihat juga
pada harga produk kompetitor. Dengan profit keuntungan yang di dapat pada saat awal memulai
penjualan dan apabila mahasiswa libur kuliah belum mendapatkan keuntungan yang banyak,
namun dengan adanya kegiatan bazar dan sejalannya waktu bertahap mengalami keuntungan.

C. Analisis Konsumen
Target pasar yang dipilih oleh UMKM Master Fish ialah target mahasiswa dan pembeli
yang melakukan pemesanan melalui reseller Master fish. Salah satu faktor yang menjadikan
produk Master Fish memilih target mahasiswa karena, produk Master Fish terbilang cukup
ekonomis dan praktis di kalangan mahasiswa. Selain itu, juga didukung oleh faktor oleh
sumberdaya mahasiswa perikanan yang dimana hasil dari olahan ikan banyak mengandung
protein yang dibutuhkan oleh mahasiswa.

D. Analisis Pesaing
Analisis pesaing yang dilakukan UMKM Master Fish yaitu dengan menentukan
posisi (positioning) adalah proses mendesain image dan nilai (value) sehingga
konsumen dalam pasar yang ditargetkan memahami kedudukan produk dan tau produk
mereka dibandingkan dengan pesaingnya. Karena itu penentuan posisi merupakan unsur
penting dalam proses perencanaan pemasaran sebab keputusan tentang penentuan posisi
mempunyai implikasi langsung terhadap bauran pemasaran secara menyeluruh. Dengan
demikian bauran pemasaran dapat dipandang sebagai taktik yang terperinci mengenai
strategi penentuan posisi sebuah unit kegiatan.

E. Perencanaan Pemasaran

5 Analisis Manajemen Industri UMKM “Master Fish” Pada Produk Frozen


Food, di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang
Pemasaran produk Master Fish biasanya dilakukan secara digital melalui media social
ataupun dipasarkan oleh reseller dengan cara menawarkan secara langsung kepada konsumen.
Untuk reseller akan mendapatkan keuntungan 8% dari setiap produk.
Berdasarkan hasil wawancara daerah Bandung dan Sumedang merupakan pasar dengan
peminat terbanyak terhadap produk frozen food Master Fish. perencanaan pemasaran yang
diterapkan oleh UMKM Master Fish yaitu terdiferensiasi atau berdasarkan variasi
produk dianggap sebagai tahap menuju strategi pemasaran yang terkonsentrasi atau
yang berdasarkan target, di mana mengidentifikasi kebutuhan segmen-segmen pasar,
menentukan target pada satu atau lebih segmen-segmen tersebut, dan kemudian
mengembangkan produk-produk pemasaran yang dirancang untuk memenuhi
permintaan-permintaan spesifik dari setiap segmen.

F. Analisis Produksi/Permintaan
Untuk kegiatan produksi, Master Fish tidak setiap bulan melakukan produksi karena
menyesuaikan dengan permintaan yang diterima. Kegiatan produksi biasanya dilakukan tiga
bulan sekali dengan total produksi 5 kg/stock.

IV. KESIMPULAN
Master Fish telah berhasil mengimplementasikan strategi-strategi yang efektif dalam
berbagai aspek bisnisnya. Dengan penetapan harga yang kompetitif, kemitraan dengan pabrik
untuk produksi skala besar, dan kolaborasi dengan fortifikasi untuk inovasi produk, "Master
Fish" mampu menghasilkan produk frozen food yang diminati oleh pasar. Pendekatan
pemasaran yang efektif melalui reseller dan media sosial juga membantu dalam mencapai target
pasar yang ditetapkan, terutama mahasiswa dan pembeli yang melakukan pemesanan melalui
reseller. Selain itu, keputusan strategis untuk tidak melakukan produksi setiap bulan, tetapi
menyesuaikan dengan permintaan yang diterima, menunjukkan fleksibilitas dalam mengelola
persediaan dan operasionalnya. Dengan demikian, UMKM "Master Fish" telah menunjukkan
komitmen yang kuat dalam memahami kebutuhan pasar, mengembangkan produk, dan
menggunakan berbagai strategi manajemen untuk memperkuat posisinya dalam industri
makanan beku..

DAFTAR PUSTAKA

6 Analisis Manajemen Industri UMKM “Master Fish” Pada Produk Frozen


Food, di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang
[1] Anggraeni, D.A., Widjanarko, S.B. & Ningtyas, D.W. (2014). Proporsi tepung porang
(amorphophallus muelleri blume) tepung maizena terhadap karakteristik sosis ayam. Jurnal
Pangan dan Agroindustri, 2(3): 214-223.
[2] Becker, L., van Rompay, T.J. L., Schifferstein, H.N.J., & Galetzka, M., (2011). Tough
package, strong taste: the influence of packaging design on taste impressions and product
evaluations. Food Quality & Preference, 1(22): 17–23.
[3] Dursun, I. Kabadayi, E.T., Alan, A.K., Sezen, B. (2011). Store brand purchase intention:
effects of risk, quality, familiarity and store brand shelf space. Journal of Global Strategic
Management, 5(2): 113- 123.
[4] Kementerian Pertanian. (2015). Outlook Komoditas Pertanian Subsektor Peternakan Daging
Sapi. ISSN:1907- 1507.
[5] Kusuma, I.D. & Untarini, N. (2014). Pengaruh pengetahuan produk terhadap niat beli
dengan sikap sebagai variabel intervening. Jurnal Ilmu Manajemen 2(4): 1573-1583.
[6] Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
[7] Nguyen, P.V., Dang, N.H.X., Do, Q. L. N. & Mai, K.T. (2015). The impacts of consumers’
familiarity on their behavioral intentions towards frozen pangasius products: a study in Ho
Chi Minh City, Vietnam. Review of European Studies, 7(7): 97-106.
[8] Sekaran & Bougie, (2016). Research Methods for Business : A Skill Building Approach
Seventh Edition. United States of America : Wiley
[9] Simanjuntak, M., Utami, F.S & Irni, R.J. (2015).Kerentanan konsumen dan perilaku
pembelian produk makanan kemasan. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 8(3):193-203.
[10] Penulis1 A, Penulis2 B. Judul Artikel. Nama Jurnal. tahun; vol(no): halaman.
[11]Penulis1 A, Penulis2 B. Judul Artikel. Nama Konferensi. Kota. Tahun; vol: halaman.
[12] Penulis1 A, Penulis2 B. Judul Buku. Edisi. Kota: Penerbit. tahun: halaman.
[13] Penulis. Judul Tesis/ Disertasi. Tesis/ Disertasi. Kota & Nama Kampus; Tahun.
[14] Penuils1 A, Penulis2 B. Judul. Nomor Paten (Paten). Tahun Publikasi.
[15] Institusi. Nomor standar. Judul. Tempat Publikasi. Penerbit. Tahun Publikasi.
[16] Penulis/Editor (Jika editor tambahkan (ed./eds.) setelah nama). Judul. Organisasi.
Nomor Laporan: no. Tahun.

7 Analisis Manajemen Industri UMKM “Master Fish” Pada Produk Frozen


Food, di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang

Anda mungkin juga menyukai