ACC KTI SITTI FATWAN NISAK (19334095)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 129

1

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA Nn. N


DENGAN ULKUS PEPTIKUM DI RUANGAN MINA
RUMAH SAKIT AISYIYAH KOTA PARIAMAN

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :
SITTI FATWAN NISAK
19334095

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN AJARAN 2022
1

Universitas Negeri Padang


2

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Dengan Ulkus Peptikum Di Ruangan Mina Di Rumah Sakit Asyiyah Kota
Pariaman”. Telah diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Tanggal 22 Maret 2022.

Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan

Universitas Negeri Padang


3

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :


Nama : Sitti Fatwan Nisak
NIM : 19334095
Jurusan : Keperawatan
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Nn.N Dengan
Ulkus Peptikum Di Ruangan Mina Rumah Sakit Aisyiyah
Kota Pariaman Tahun 2022
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Keperawatan pada Jurusan Keperawatan Fakultas Psikologi dan

Ditetapkan di : Ruang Ujian Sidang DIII Keperawatan


Tanggal : 22 Maret 2022

Universitas Negeri Padang


4

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik
yang dikutip maupun rujukan telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Sitti Fatwan Nisak


NIM : 19334095
Tanda Tangan :

Tanggal : 22 MARET 2022

Universitas Negeri Padang


5

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada saya serta shalawat dan salam untuk nabi
muhammad SAW, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul : “Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Nn. N dengan Ulkus
Peptikum Di Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dan diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan
Keperawatan Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Negeri Padang.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu
Persyaratan menyelesaikan pendidikan Keperawatan Fakultas Psikologi dan
Kesehatan Universitas Negeri Padang. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
Penulis mendapat banyak dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
saya menyampaikan kepada yang terhormat :
1. Bapak H. Ganefri, M.Pd, h.D selaku Rektor Universitas Negeri Padang yang
telah membantu dalam mendukung dan memfasilitasi selama proses kegiatan
belajar mengajar di Universitas Negeri Padang.
2. Bapak Dr. Suryanef, M. Si selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Kesehatan
Universitas Negeri Padang yang telah membantu dalam mendukung selama
proses kegiatan belajar mengajar di Universitas Negeri Padang.
3. Ibu Ns. Sandra Dewi, AMK, SPd, M.Kes selaku Koordinator Program Studi
Diploma III Keperawatan Universitas Negeri Padang.
4. Ibu Armaita, SKM, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga dan fikiran unruk mengarahkan saya dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Dr. Zaclul Adly, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Aisyiyah
Pariaman yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang
penulis perlukan.
6. Ibu Ns. Ismiati, S.Kep selaku Kepala Ruangan di Mina yang memberikan
arahan selama melakukan penelitian.
7. Ibu Hidayati, SKM, M.M.Kes selaku penguji I sidang KTI yang telah
memberikan masukan dan saran yang sangat membangun.

Universitas Negeri Padang


6

8. Ibu Ns. Debby Silvia Dewi, S.Kep, M.Kep selaku penguji II sidang KTI yang
telah memberikan masukan dan saran yang sangat membangun.
9. Staf dan Dosen-dosen Universitas Negeri Padang yang telah memberikan
berbagai ilmu dalam masa pendidikan untuk bekal peneliti ini.
10. Yang teristimewa kepada kedua orang tua dan saudara saya yang telah
memberikan perhatian, kasih sayang, dukungan dan doa, dan memberikan
dorongan semangat baik moril maupun materi selama dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi sehingga selesainya penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Semoga semua bimbingan, bantuan dan amal kebaikan yang telah


diberikan mendapat imbalan Rahmat dan Karunia dari Allah SWT. Penulis sangat
menyadari bahwa studi kasus ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
penulisan maupun isi karena dari keterbatasan ilmu, kemampuan dan pengalaman
yang penulis miliki. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima kritikan dan
saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis berharap Karya Tulis Ilmiah
ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri.

Pariaman, 16 Maret 2022

Universitas Negeri Padang


7

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

JURUSAN PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

Karya Tulis Ilmiah, Maret 2022

Sitti Fatwan Nisak

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA PASIEN DENGAN


ULKUS PEPTIKUM DI RUMAH SAKIT AISYIYAH KOTA PARIAMAN
TAHUN 2022

xiii + 91 halaman + 15 tabel + 1 gambar + 19 lampiran + 141 kata-kata

ABSTRAK

Laporan Data yang didapatkan dari Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman, pada tahun 2019 sebanyak
36 orang, tahun 2020 sebanyak 80 orang dan pada tahun 2021 sebanyak 146 orang. Setiap tahun
mengalami peningkatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mengaplikasikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan diagnosa ulkus peptikum meliputi mampu melakukan
pengkajian, menegakkan diagnosa, merencanakan keperawatan, menerapkan tindakan, dan
mengevaluasi keperawatan. Hasil pengkajian ditemukan 3 diagnosa yang muncul pada Nn. N yaitu
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan dengan pasien mengeluh
nyeri disebelah kiri, tampak meringis, gelisah dan bersikap protektif. Resiko hipovolemia
berhubungan dengan mual muntah dibuktikan dengan kekurangan intake cairan. Defisit
pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar infoemasi dibuktikan dengan menanyakan
masalah dihadapi. Diharapkan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi
pengetahuan bagi pasien dan keluarga, sehingga pasien dapat mengetahui berbagai resiko yang
terjadi serta pengobatan yang mungkin dapat dilakukan.

Kata Kunci : asuhan keperawatan, Ulkus Peptikum

Daftar Pustaka : 24 (2017-2022)

Universitas Negeri Padang


8

PADANG STATE UNIVERSITY

DEPARTMENT OF PSYCHOLOGY AND HEALTH

Scientific Writing, March 2022

Sitti Fatwan Nisak

MEDICAL SURGICAL NURSING CARE IN PATIENTS WITH PEPTIC


ULCUS IN AISYIYAH HOSPITAL, KOTA PARIAMAN, 2022

xiii + 91 pages + 15 tables + 1 picture + 19 attachments + 141 word

ABSTRACT

Report Data obtained from Aisyiyah Pariaman Hospital, in 2019 as many as 36 people, in 2020 as
many as 80 people and in 2021 as many as 146 people. Every year there is an increase . The
research method used in this scientific paper is the case study method, which is to reveal facts
according to the data obtained by the anamnesis process. The sample is 1 patient, this case study
was carried out in the Mina Room of Aisyiyah Pariaman Hospital on 19 to 22 February 2022. The
results of the study found 3 diagnoses that appeared on Ms. N, namely Acute pain related to
physiological injury agents as evidenced by the patient complaining of pain on the left, grimacing,
restless and protective. The risk of hypovolemia related to nausea and vomiting is evidenced by
lack of fluid intake. Knowledge deficit related to less exposure to information as evidenced by
asking the problem at hand. It is hoped that this final project can be used as a source of knowledge
information for patients and their families, so that patients can know the various risks that occur as
well as possible treatments.

Keywords : Nursing care, peptic ulcer

Bibliography : 24 (2017-2022)

Universitas Negeri Padang


9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................v
ABSTRAK..................................................................................................vii
DAFTAR ISI...............................................................................................ix
DAFTAR TABEL......................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..................................................................................xi
DAFTAR BAGAN......................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................5
B. Rumusan Masalah...............................................................................5
C. Tujuan Penelitian................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................7
A. Konsep Dasar Ulkus Peptikum...........................................................7
1. Pengertian......................................................................................7
2. Anatomi.........................................................................................10
3. Etiologi...........................................................................................12
4. Patofisiologi...................................................................................13
5. Manifestasi Klinis..........................................................................14
6. Komplikasi.....................................................................................15
7. Pemeriksaan Diagnostik................................................................15
8. Penatalaksanaan Medis..................................................................16
9. WOC..............................................................................................17
B. KonsepAsuhan Keperawatan Teoritis................................................18
1. Pengkajian Fokus...........................................................................23
2. Diagnosa Keperawatan..................................................................24
3. Rencana Keperawatan....................................................................31
4. Implementasi..................................................................................32

Universitas Negeri Padang


10

5. Evaluasi..........................................................................................32
BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................33
1. Pengkajian......................................................................................33
2. Riwayat Kesehatan........................................................................39
3. Pengkajian Biologis.......................................................................42
4. Pemeriksaan Fisik..........................................................................48
5. Pemeriksaan Penunjang.................................................................49
6. Terapi.............................................................................................49
7. Data Fokus.....................................................................................51
8. Analisa Data...................................................................................53
9. Diagnosa Keperawatan..................................................................54
10. Intervensi Keperawatan.................................................................62
11. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan......................................78
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................79
1. Pengkajian......................................................................................83
2. Diagnosa Keperawatan..................................................................84
3. Intervensi Keperawatan.................................................................87
4. Implementasi Keperawatan............................................................87
5. Evaluasi Keperawatan....................................................................88
BAB V PENUTUP......................................................................................89
A. Kesimpulan......................................................................................90
B. Saran.................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

Universitas Negeri Padang


11

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : 10 penyakit terbanyak di RS 2017-2021...................................3


Tabel 2 : Jumlah kasus Ulkus Peptikum di RS 2017-2021......................4
Tabel 3 : 10 penyakit terbanyak RS 2021................................................5
Tabel 4 : Jumlah Kasus di ruangan..........................................................5
Tabel 5 : Rencana Keperawatan...............................................................33
Tabel 6 : Riwayat Kesehatan...................................................................40
Tabel 7 : Data biologis pola nutrisi metabolik.........................................44
Tabel 8 : Data biologis kemampuan perawatan diri................................45
Tabel 9 : Pemeriksaan Penunjang............................................................53
Tabel 10 : Terapi .......................................................................................54
Tabel 11 : Data fokus.................................................................................55
Tabel 12 : Analisa data...............................................................................57
Tabel 13 : Diagnosa keperawatan..............................................................58
Tabel 14 : Intervensi keperawatan.............................................................64
Tabel 15 : Implementasi dan evaluasi........................................................80

Universitas Negeri Padang


12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Anatomi lambung......................................................................11

Universitas Negeri Padang


13

DAFTAR BAGAN

Bagan 1 : WOC............................................................................................19

Universitas Negeri Padang


14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Acc Judul


Lampiran 2 : Surat Mohon Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3 : Surat Pengambilan Data Awal Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman
Lampiran 4 : Lembar Acc Penelitian
Lampiran 5 : Surat Mohon Izin Penelitian
Lampiran 6 : Informed Consent
Lampiran 7 : Confidientially
Lampiran 8 : Surat Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 9 : Daftar Hadir Mahasiswa
Lampiran 10 : Lembar Konsultasi
Lampiran 11 : GANT CHART
Lampiran 12 : Format Pengkajian
Lampiran 13 : Dokumentasi Penelitian

Universitas Negeri Padang


1

BAB I
PENDAHULUHAN

A. Latar Belakang
Tukak lambung atau peptic ulcer merupakan kondisi dimana ada luka atau
borok pada lapisan bagian dalam lambung. Umumnya disebabkan oleh bakteri
Helicobacter Pylori (Salwar N, 2021).Salah satu tanda tubuh yang sehat adalah
memiliki pencernaan yang sehat. Hal ini di karenakan apa yang kita konsumsi
setiap hari menjadi penentu kesehatan tubuh. Ketika makanan yang dikonsumsi
kurang bernutrisi, maka yang paling awal terkena dampaknya ialah sistem
pencernaan (Sulaeman, 2018).
Kebiasaan makan merupakan perilaku yang berhubungan dengan makanan,
frekuensi makanan seseorang, pola makanan yang dimakan, distribusi makanan
dalam keluarga dan cara memilih makanan. Pemilihan makanan masyarakat
perkotaan saat ini tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekedar untuk
bersosialisasi untuk kesenangan semata. Penyakit yang terjadi pada lambung
bukanlah penyakit biasa. Penyakit ulkus peptikum akan sangat menganggu
aktivitas sehari-hari karena nyeri yang dirasakan oleh penderita. Perubahan gaya
hidup melalui pola makan dan diet seperti sering mengkonsumsi makanan cepat
saji dan pedas, tidak atau sering menunda makan, kurang aktivitas fisik, konsumsi
alkohol, penggunaan rokok, obat-obatan, stress,dan infeksi Helicobacter pylori
akan mempengaruhi lapisan lambung sehingga menyebabkan berbagai macam
gangguan pada lambung. Salah satunya adalah Ulkus Peptikum (Sulaeman, 2018).
World Health Organization (WHO, 2018) Sekitar 4 juta penduduk
terdiagnosis ulkus peptikum setiap tahunnya di Amerika Serikat dengan gangguan
asam-pepsin, prevalensinya adalah 12% pada pria dan 10% pada wanita dengan
angka kematian pasien 15.000 per tahun dan menghabiskan dana 10 milyar dolar
pertahun. Di Inggris sekitar 6-20% penduduk menderita ulkus pada usia 55 tahun,
sedangkan prevalensinya 2-4% (Tarigan 2018). Setiap tahun 4 juta orang
menderita ulkus peptikum di seluruh dunia, sekitar 10-20% terjadi komplikasi dan
sebanyak 2-4% didapatkan ulkus peptikum perforasi. Perforasi ulkus peptikum
relatif kecil tetapi dapat mengancam kehidupan dengan angka kematian yang
bervariasi dari 10-40%. Lebih dari setengah kasus adalah perempuan dan biasanya

Universitas Negeri Padang


2

mengenai usia lanjut yang mempunyai lebih banyak resiko komorbiditas dari pada
laki-laki (Saverio et al, 2017).
Menurut data terakhir WHO yang dipublikasikan Mei 2018, kematian akibat
penyakit ulkus peptikum di Indonesia mencapai 1.081 atau 0,08% dari total
kematian (Irramah M, 2017). Data badan dunia WHO menyatakan bahwa
kematian yang terjadi akibat penyakit tukak lambung di Indonesia mencapai
angka 0,99% yang didapatkan dari angka kematian 8,41 setiap seratus ribu jiwa.
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2018, tukak lambung merupakan
salah satu penyakit dari 10 penyakit yang terbanyak dengan jumlah 30.154 kasus
(4,9%). Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI (2018), angka
kejadian ulkus peptikum dibeberapa kota di Indonesiaada yang tinggi mencapai
81,6% yaitu di kota Medan, dibeberapa kotalainnya seperti Surabaya 31,2%,
Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung32,5%, Palembang 35,5%, Aceh 31,7% dan
Pontianak 31,2% (Sulastri,2012 dalam Sunarmi,2018).
Prevalensi ulkus peptikum di Indonesia tersebar berkisar antara 11-14% pada
pria dan 8- 11% pada wanita. Prevalensi ulkus peptikum di Indonesia sebesar 6-
15% terutama pada usia 20-50 tahun. Ulkus peptikum dapat dijumpai pada semua
umur dengan usia puncak 50-60 tahun (BPPK Dinkes, 2018). Penyakit ulkus
peptikum terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40 dan
60 tahun. Tetapi, relative jarang pada wanita yang menyusui, meskipun telah di
observasi pada anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih sering dari
pada wanita, karena dari faktor gaya hidup pria seperti kebiasaan minum yang
mengandung kafein (kopi), merokok dan stress tapi terdapat beberapa bukti
bahwa insiden pada wanita hampir sama dengan pria (Irramah M, 2017).
Berdasarkan hasilriset dan kesehatan tahun 2018, prevalensi penyakit ulkus
peptikum di Sumatera Barat menduduki peringkat ke-10 dalam kategori penyebab
kematian pada umur 45-54 tahun pada laki-laki (2,7%) dengan gejala mual
muntah, pusing, nyeri dibagian ulu hati, kehilangan nafsu makan,badan terasa
lemah dan lesu.Di Sumatera Barat sendiri, angka penyakit ulkus peptikum
menempati urutan ke-3dari 10 penyakit terbanyak di Sumatera Barat dan terjadi
peningkatan pada tahun 2017 sebanyak 85.989 kasus menjadi pada tahun 2018
sebanyak 285.282 kasus(DepKes Sumatera Barat, 2018).

Universitas Negeri Padang


3

Dari survei awal hasil data yang peneliti peroleh di Rumah Sakit Aisyiyah
Pariaman meningkat, data 10 penyakit terbanyak ditahun 2017-2021 sebagai
berikut :
Tabel 1.1
10 Penyakit Terbanyak di Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman Tahun 2017-
2021
Jumlah
No Penyakit
2017 2018 2019 2020 2021
1 Sc 686 398 140 306 686
2 Bsc 402 246 72 337 528
3 Typhoid fever 546 447 135 139 83
4 Premature 263 287 61 153 218
5 Ulkus peptikum 216 167 36 80 146
6 Diabetes mellitus 145 122 21 69 127
7 Bronchopneumonia 122 90 14 45 126
8 Oligohydramnios 115 71 24 79 71
9 Pneumonia 107 85 18 41 104
Hyperemesis
10 103 62 21 57 92
gravidarum
(Sumber : Medical Record Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman, 2022)

Dari tabel 1.1diatas menunjukkan bahwa penyakit ulkus peptikum di Rumah


Sakit Aisyiyah Pariaman berada diurutan ke-5. Biasanya ulkus peptikum ini
terjadi dikarenakan adanya perubahan gaya hidup melalui pola makan dan diet
seperti sering mengkonsumsi makanan cepat saji dan pedas, sering menunda
makan, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, penggunaan rokok, obat-obatan,
stress,dan infeksi Helicobacter pylori akan mempengaruhi lapisan lambung
sehingga menyebabkan berbagai macam gangguan pada lambung, salah satunya
penyakit Ulkus Peptikum.

Dari hasil data yang peneliti peroleh di Ruangan Mina Rumah Sakit Aisyiyah
Pariaman terdapat kasus Ulkus Peptikum pada tahun 2021 dengan jumlah data
terlihat di tabel sebagai berikut:

Universitas Negeri Padang


4

Tabel 1.2
Jumlah kasus Ulkus Peptikum di Ruangan Mina pada tahun 2021
No Bulan Jumlah
1 Januari 7
2 Februari 11
3 Maret 13
4 April 5
5 Mei 4
6 Juni 8
7 Juli 4
8 Agustus 2
9 September 6
10 Oktober 11
11 November 7
12 Desember 3
Total 81
(Sumber : Medical Record Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman, 2021)

Saat dilakukan wawancara pada tanggal 29 Januari 2022 dengan 2 pasien


yang di rawat di Ruangan Mina dengan lama rawatan masing-masing hari kedua
dengan kasus ulkus peptikum didapatkan data bahwa umumnya mereka mengeluh
sakit yang tidak tertahankan pada bagian perut sebelah kiri, mual muntah, nyeri
dibagian ulu hati, pusing, kehilangan nafsu makan, apa yang dimakan di
muntahkan kembali, badan terasa lemah dan lesu dengan diagnosa utama yang di
dapatkan adalah nyeri akut dengan tindakan memberikan kompres air hangat dan
mengatur posisi namun tindakan tersebut belum maksimal terbukti angka nyeri
belum berkurang dan harus diberikan asuhan keperawatan yang maksimal(Rumah
Sakit Aisyiyah Pariaman, 2022).

Dari fenomena di atas penyakit ulkus peptikum tidak bisa diremehkan tanpa
ada perhatian khusus, karena dapat menyebabkan komplikasi seperti pendarahan
di dalam tubuh, infeksi tukak peptik,penderita merasa kenyang dengan mudah,
muntah dan menurunkan berat badan, baik melalui pembengkakan dari

Universitas Negeri Padang


5

peradangan atau jaringan perut. Jadi penyakit ini harus segera diatasi dengan
Asuhan Keperawatan yang baik agar tidak terjadi komplikasi penyakit lainnya.
Berdasarkan uraian di atas,maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “Asuhan Keperawatan Medikal Bedah pada pasien dengan
Ulkus Peptikum di Ruangan Mina Rumah SakitAisyiyah Pariaman tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah


keperawatan “Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Ulkus
Peptikumdi Ruangan Mina Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman tahun 2022?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari asuhan keperawatan ini adalah mampu
memberikan gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
dengan Ulkus Peptikumpendekataan melalui proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan Ulkus
Peptikum.
b. Mampu merumuskan Diagnosa Keperawatan pada pasien dengan
Ulkus Peptikum.
c. Mampu menyusun perencanan pada pasien dengan Ulkus Peptikum
sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan.
d. Mampu mengimplementasikan intervensi yang telah disusun untuk
menyelesaikan masalah.
e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan
Ulkus Peptikum yang telah dilakukan untuk menilai pencapaian
tujuan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Keluarga

Universitas Negeri Padang


6

Untuk penunjang pengetahuan dan sumber informasi bagi pasien


tentang seputar ulkus peptikum serta dapat melakukan penatalaksanaan
terhadap penyakit yang diderita.
2. Bagi Peneliti
Agar dapat menerapkan teorti atau pembelajaran yang sudah di
dapat di bangku perkuliahan yaitu Asuhan Keperawatan pada pasien
khususnya pada pasien Ulkus Peptikum.
3. Bagi Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman
Diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi bagi instasi
terkait khususnya Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman terhadap gambaran
penyakit Ulkus Peptikum, serta dapat melakukakan penatalaksanaan
asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien yang mengalami ulkus
peptikum.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi institusi
khususnya Diploma III Keperawatan Universitas Negeri Padang dalam
meningkatkan wawasan mahasiswa mengenai asuhan keperawatan
pada pasien dengan ulkus peptikum.

Universitas Negeri Padang


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Ulkus Peptikum


1. Pengertian
Tukak lambung atau peptic ulcer merupakan kondisi dimana ada luka
atau borok pada lapisan bagian dalam lambung. Umumnya disebabkan
oleh bakteri Helicobacter Pylori (Salwar N, 2021).
Ulkus peptikum didefinisikan sebagai gangguan pada mukosa saluran
percernaan bagian atas yang mengakibatkan ulserasi yang melampaui
mukosa dan ke dalam lapisan submukosa (Lanas A, 2017). Ulkus
peptikum adalah lesi pada mukosa lambung yang disebabkan karena asam
lambung dan pepsin yang meningkat (Medula, 2017).
Ulkus peptikum adalah luka atau peradangan yang disebabkan oleh
terkikisnya lapisan dinding lambung yang ditandai dengan munculnya rasa
nyeri pada lambung atau bahkan perdarahan pada kasus yang lebih parah.
(Lanas A, 2017).
Jadi pengertian ulkus peptikum adalah luka terbuka yang berkembang
di lapisan dalam perut dan bagian atas usus kecil. Gejala yang paling
umum dari ulkus peptikum adalah sakit perut yang tak tertahankan. Ulkus
peptikum dapat meliputi tukak lambung yang terjadi di bagian dalam perut
serta ulkus duodenum yang terjadi di dalam bagian atas usus kecil
(duodenum). (Ayu B, dan Ketut N, 2019).

2. Anatomi
A. Lambung
Lambung terletak di bagian kiri atas abdomen tepat dibawah diafragma.
Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung –J, dan bila penuh
berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Sebelah kanan atas lambung
terdapat cekungan kurvatura minor dan bagian kiri bawah lambung
terdapat kurvatura mayor. (Muttaqin, 2017).
Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, badan, dan antrum
pilorikun atau pylorus. Lambung berhubungan dengan esofagus melalui

Universitas Negeri Padang


8

orifilisium atau kardia, dan dengan duodenum melalui orisium pilorik


(Tas el al, 2017).

Lambung berupa kantung yang terletak di dalam rongga perut disebelah


kiri. bagian-bagian lambung dibagi menjadi tiga daerah, yaitu:
1. Kardiak adalah bagian lambung yang paling pertama untuk tempat
masuknya makanan dari kerongkongan (esofagus)
2. Fundus adalah bagian lambung tengah yang berfungsi sebagai
penampung makanan serta proses pencernaan secara kimiawi dengan
bantuan enzim.
3. Pilorus adalah bagian lambung terakhir yang berfungsi sebagai
jalan keluar makanan menuju usus halus.
Berikut merupakan gambaran bentuk anatomi dari lambung yang dapat
dilihat pada Gambar.1.

Universitas Negeri Padang


9

Gambar.1
Anatomi Lambung
Di dalam lambung terjadi pencernaan secara kimiawi yang disekresikan
dalam bentuk getah lambung. Sekresi getah dipacu oleh hormon gastrin.
Getah ini tersusun dari:
1. HCl : membunuh mikroorganisme dan mengaktifkan pepsinogen
menjadi pepsin.
2. Pepsin : merubah protein menjadi molekul yang lebih kecil
(pepton).
3. Renin : merubah kaseinogen pada susu menjadi kasein.
Selanjutnya kasein digumpalkan oleh in Ca2+.
4. Lipase : merubah lemak menjadi asam lemak dam gliserol
5. Musin : protein yang berfungsi untuk melicinkan makanan.
B. Fisiologi Lambung
Lambung memiliki dua fungsi utama yaitu, fungsi percernaan dan fungsi
motorik. Fungsi percernaan dan sekresi lambung berkaitan dengan
percernaan protein, sintesis dan sekresi enzim-enzim percernaan. Selain
mengandung sel-sel yang mensekresi mukus, mukosa lambung juga
mengandung dua tipe kelenjer tubular yang penting yaitu kelenjer oksintik
(gastrik) dan kelenjer pilorik. Kelenjer oksintik terletak pada bagian fundus
dan korpus lambung meliputi 80% bagian proksimal lambung. Kelenjer
oksintik bertanggung jawab membentuk asam dengan mensekresikan

Universitas Negeri Padang


10

mukus, asam hidroklorida (HCI), faktor intrinsik dan pepsinogen. Kelenjer


pilorik berfungsi mensekresikan mukus untuk melindungi mukosa pilorus,
juga beberapa pepsinogen, renin, lipase lambung dan hormon gastrin ( Tas
et al, 2017).
Fungsi motorik lambung, yaitu menyimpan makanan dalam jumlah besar
sampai makanan tersebut dapat ditampung pada bagian bawah saluran
percernaan, mencampur makanan tersebut dengan sekret lambung sampai
membentuk suatu campuran setengah padat yang dinamakan kimus, dan
mengeluarkan makanan perlahan-lahan dari lambung masuk ke usus halus
dengan kecepatan yang sesuai untuk percernaan dan absorpsi oleh usus
halus.
Sebagai fungsi percernaan dan sekresi, yaitu percernaan protein oleh
pepsin dan HCl, sintesis dan pelesanan gastrin yang dipengaruhi oleh
protein yang dimakan, sekresi mukus yang membentuk selubung dan
melindungi lambung serta sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah
diangkut, sekresi bikarbonat bersama dengan sekresi gel mukus yang
berperan sebagai barier dari asam lumen dan pepsin (Tas et al,2017).

3. Etiologi
Ulkus peptikum terjadi karena asam dalam saluran percernann
menggerogoti permukaan bagian dalam perut atau usus kecil. Asam dapat
menciptakan nyeri terbuka yang menyakitkan dan memicu pendarahan.
Terjadi PUD bergantung pada resistansi defensive mukosa dalam
hubungannya dengan kekuatan agresif dari sekresi. Resistansi defensif
mukosa bergantung pada intergritas mukosa dan regenerasi, adanya
pembatasan pelindung mukosa, aliran darah yang cukup ke mukosa,
kemampuan mekanisme penghalang duodenum untuk mengatur sekresi,
serta adanya gastromukosa, Prostaglandin yang cukup. Faktor agresif PU
berhubungan dengan adanya H.pylori dan volume hidroklorida dan asam
biliari (Ayu B, dan Ketut N, 2019).
Ulserasi terjadi ketika faktor agresif meluas ke barier pertahanan. Sifat
agresif cairan lambung mungkin adalah hasil dari hiprekresi cairan

Universitas Negeri Padang


11

lambung, meningkatnya rangsangan saraf vagus, menurunnya penghalang


sekresi lambung, meningkatnya kapasitas atau jumlah sel parietal yang
mensekresi asam hidroklorida, atau meningkatnya respon sel parietal
terhadap rangsangan (Masriadi, 2017).
Faktor-faktor resiko yang berkontribusi terhadap PUD meliputi
merokok (nikotin), mengunyah tembakau, steroid, aspirin, NSAID, kafein,
alcohol, dan stres. Kondisi medis tertentu seperti penyakit crohn, sindrom
Zollinger-Ellison, serta penyakit hepatitis dan biliari, mungkin juga
berperan. Tindakan dalam upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
pada pasien dengan PUD sama dengan yang dibahas untuk gastritis akut.
Oleh karena merokok sering ditemukan sebagai penyebab kegagalan terapi
pembasmian H.pylori, maka pasien didorong untuk berhenti merokok
sebelum memulai program pengobatan. Pemulihan kesehatan untuk pasien
melibatkan pengobatan gangguan medis yang menyebabkan PUD sekunder.
Obati dengan agresif gangguan apapun yang mengakibatkan PUD
berkembang misalnya, penggunaan steroid jangka panjang, luka bakar
parah, dan gagal ginjal kronis. (Masriadi, 2017).
Saluran percernaan dilapisi dengan mukosa yang berfungsi sebagai
pelindung terhadap asam. Akan tetapi, jumlah asam yang meningkat atau
jumlah lendir berkurang bisa mengakibatkan ulkus peptikum. Penyebab
umunya meliputi :
1) Bakteri. Bakteri helicobacter pylori umumnya hidup di lapisan
mukosa yang menutupi dan melindungi jaringan yang melapisi
lambung dan usus kecil. Seringkali, bakteri H.pylori tidak
menyebabkan masalah, tetapi dapat menyebabkan radang lapisan
dalam lambung. Tidak jelas bagaimana infeksi H. Pylori menyebar.
Ini dapat ditularkan dari orang ke orang melalui kontak secaea
langsung, seperti berciuman. Orang juga dapat terkena H pylori
melalui makanan dan cairan yang berkontaminasi.
2) Penggunaan penghilang rasa sakit tertentu. Konsumsi aspirin, serta
obat pereda nyeri/obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dapat
mengiritasi selapit lambung dan usus kecil. Obat-obat yang termasuk

Universitas Negeri Padang


12

jenis ini, antara lain ibuprofen, naproxen sodium, katoprofen dan lain–
lain. Tukak peptik lebih sering terjadi pada lanjut usia yang sering
menggunakan obat nyeri atau pada orang yang menggunakan obat
osteoatritis.
3) Obat-obatan lainnya. Konsumsi obat-obatan tertentu lainnya bersama
dengan NSAID, seperti steroid, antikoagulan, aspirin dosis rendah,
inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI), alendronate (Fosamax)
dan risedronate (Actonel), dapat sangat meningkatkan kemungkinan
mengembangkan ulkus peptikum.

4. Patofisiologi
Dalam kondisi normal, terdapat keseimbangan fisiologis antara sekresi
asam lambung dengan sistem pertahanan lambung dan duodenum mukosa.
Cedera mukosa terjadi keseimbangan antara faktor agresif dan protektif
terganggu. Jadi, ulkus peptikum didefinisikan sebagai efek pada mukosa
lambung atau duodenum dan submukosa, yang meluas melalui muskularis
mukosa (Ayu B, dan Ketut N, 2019).
Pathogenesis ulkus peptik duodenum memiliki perbedaan mekanisme,
karena sekresi asam yang berlebih bertanggung jawab pada perkembangan
ulkus. Aktifitas saraf vagus meningkat pada orang dengan ulkus duodenum,
khususnya selama keadaan puasa dan malam hari. Saraf vagus merangsang
sel antrum pilori untuk melepaskan gastrin, yang berjalan melalui aliran
darah dan bekerja di sel parietal lambung untuk merangasang pelepasan
asam hidroklorida (Ayu B, dan Ketut N, 2019).
Faktor lain pada PUD adalah stress emosional, yang dapat
menyebabkan peningkatan sekresi lambung, pasokan darah, dan motilitas
lambung oleh rangsangan thalamus saraf vagal. Pengaruh hormon terjadi via
via hipotalamus melalui rute pituitary-adrenal. Pada pasien dengan kondisi
stress, sisem saraf simpatis menyebabkan pembuluh darah di duodenum
menyempit, yang membuat mukosa lebih rentan terhadap trauma dari
sekresi asam lambung dan pepsin. Pada aktifitas korteks adrenal, produksi
mukosa berkurang dan sekresi lambung meningkat. Factor ini menyebabkan

Universitas Negeri Padang


13

meningkatnya kerentanan terhadap ulserasi secara bersaman. Reaksi stress


dengan demikian mengganggu keseimbangan agresif-defensif. Stress
berkepanjangan yang berhubungan dengan luka bakar, trauma parah,dan
kondisi lainnya dapat menyebakan ulkus stress, atau gastritis stress erosif, di
saluran GI (Ayu B, dan Ketut N, 2019).
Jika terjadi cedera, mekanisme tambahan membantu mencegah asam
dan pepsin memasuki sel epitel. Sebagai contoh, peningatan aliran darah
menghilang asa, yang berdisfusi melalui mukosa yang rusak dan
memberikan tingkat bikarbonat yang adekuat dalam lapisan gel secara
dangkal ke sel epitel. Selain itu, sel epitel mengatur pH intraseluler dengan
membuang kelebihan ion hidrogen melalui pompa ion di membran sel
basolateral.

5. Manifestasi Klinis
Gejala yang paling sering ditemukan pada penderita ulkus peptikum,
antara lain nyeri perut dan rasa terbakar, merasa kenyang, kembung atau
bersendawa secara terus menerus, intoleransi makanan berlemak, mulas dan
mual. Asam lambunng membuat rasa sakit itu sering bisa hilang dengan
konsumsi makanan tertentu yang menyangga asam lambung atau dengan
minum obat penurun asam, tetapi kemudian bisa kembuh lagi. (Ketut N,
2019).
a. Nyeri
Biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti
tertusuk atau sensai terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal
ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan
duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf
yang terpanjang. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam
merangsang mekanisme refleks lokal yang memulai kontraks usus halus
sekitarnya. (Ayu B, 2019).
b. Pirosis (nyeri ulu hati)

Universitas Negeri Padang


14

Beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan


lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai. Eruktasi atau
sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
c. Muntah
Meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah
dapat terjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan
pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membrane
mukosa yang mengalami inflamasi disekitarnya pada ulkus akut. Muntah
dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat
yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asam lambung.
d. Faktor resiko
Selain mengonsumsi NSAID, peningkatan resiko ulkus peptikum
terjadi karena faktor berikut. (Ayu B, dan Ketut N , 2019).
1) Merokok. Merokok dapat meningkatkan resiko tukak lambung
pada orang yang terinfeksi H.pylori.
2) Meminuum alkohol. Alkohol dapat mengiritasi serta meningkatkan
jumlah asam lambung yang dihasilkan.
3) Mengalami stress yang tidak terobati.
4) Konsumsi makanan pedas.

6. Komplikasi
Ulkus peptikum yang tidak dapat diobati dapat menyebabkan beberapa
komplikasi yaitu : (Ayu B, dan Ketut N, 2019).
a. Pendarahan di dalam tubuh. Pendarahan dapat terjadi karena kehilangan
darah yang lambat dan menyebabkan anemia. Kehilangan darah yang
parah dapat menyebabkan muntah berdarah atau tinja berwarna hitam
atau berdarah.
b. Infeksi tukak peptik dapat melubangi dinding lambung atau usus kecil,
menempatkan penderitanya pada resiko infeksi serius pada rongga perut
(peritonitis).
c. Tukak peptik dapat menghalangi perjalanan makanan melalui saluran
percernaan, menyebabkan penderita merasa kenyang dengan mudah,

Universitas Negeri Padang


15

muntah dan menurunkan berat badan, baik melalui pembengkakan dari


peradangan atau jaringan perut.

7. Pemeriksaan Diagnostik
Untuk mendeteksi ulkus, beberapa tes diagnostik yang dapat
dilakukan antara lain : (Ayu B, dan Ketut N , 2019).
a. Tes laboratorium untuk mendeteksi H. Pylori.
Tes ini dapat dilakukan menggunakan tes darah, tinja atau nafas. Tes
nafas adalah paling akurat. Tes darah umumnya tidak akurat dan tidak
boleh digunakan secara rutin. Untuk tes nafas, pasien diminta meminum
atau makan sesuatu yang mengandung karbon radioaktif dan
memungkinkan H. Pylori memecah zat di perut. Kemudian pasien
diminta menghembuskan nafas ke dalam kantong khusus yang kemudian
di segel. Jika pasien terinfeksi H. Pylori , sampel nafas akan mengandung
karbon radioaktif dalam bentuk karbon dioksida.
b. Endoskopi
Selama endoskopi, selang hampa dilengkapi dengan lensa(endoskopi)
dimasukkan melalui tenggorokan dan masuk ke kerongkongan, perut,
serta usus kecil pasien. Jika ulkus terdeteksi, sampel jaringan kecil
(biopsi) dapat diambil untuk pemeriksaan laboratorium. Biospi juga
dapat mengidentifikasi apakah H. Pylori ada di lapisan lambung.
Endoskopi direkomendasikan apabila pasien memiliki penurunan berat
badan tiba-tiba atau kesulitan makan dan menelan.
c. Barium Swallow
Rangka, pasian sinar X dari sistem percernaan bagian atas untuk
menciptakan gambar- gambar kerongkongan, perut, dan usus kecil.
Selama X-Ray pasien diminta menelan cairan putih ( mengandung
barium) yang melapisi sistem saluran cerna dan membuat ulkus lebih
terlihat.

Universitas Negeri Padang


16

8. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan untuk ulkus peptikum tergantung pada penyebabnya.
Biasanya pengobatan akan melibatkan pemusnahan bakteri H. Pylori ( jika
ada), mengurangi pengunaan NSAID, dan membantu menyembuhkan
ulkus dengan obat-obatan.
a. Obat-obatan antibiotik untuk membunuh H.pylori. jika H.pylori
ditemukan di saluran percernaan, dokter dapat merekomendasikan
kombinasi antibiotik untuk membunuh bakteri. Misalnya, amoxicillin
(Amoxil), klaritomisisn (Biaxin), metronidazole (Flagyl), tinidazole
(tindamax), tetrasiklin (Tetracycline HCL), dan levofloxacin
(Lecaquin).
b. Obat-obatan yang menghalangi produksi asam dan mempercepat
penyembuhan. Inhibitor pompa proton mengurangi asam lambung
dengan menghalangi sel memproduksi asam. Obat-obatan ini
termasuk omeprazole (Prilosec), lansoprazole (Prevacid), rabeprazole
(Aciphex), esomeprazole (Nexium), dan pantoprazole (Protonix).
c. Obat-obatan untuk mengurangi produksi asam. Acid blocker atau juga
disebut histamin (H-2) blocker, mengurangi jumlah asam lambung
yang dilepaskan ke saluran pencernaan. Selain itu, obat ini akan
mengurangi rasa sakit ulkus dan mendorong penyembuhan. Yang
termasuk ke dalam acid blocker antara lain ranitidine (Zantac),
famotidine (Pepcid), cimetidine (Tagamet HB), dan nizatidine (Axid
AR).

Universitas Negeri Padang


9. WOC Sumber: (Yaniudy, 2017)
Penyebab dan faktor predisposisi :
Asam dalam lumen, empedu, alkohol, NSAIDs, H. pillory, stress, herediter, makanan / minuman yang dapat mengiritasi lambung
Peningkatan permeabilitas sawar lambung
Mual
Asam lambung kembali berdifusi ke mukosa
Pengeluaran histamin Anoreksia

Merangsang sekresi asam sehingga asam meningkat


Merusak mukosa lambung Intake dan Output tidak adekuat

ULKUS PEPTIKUM
MK : Resiko Defisit Nutrisi

Fungsi sawar
Perubahan Kerusakan Kerusakan mukosa
statuskesehatan
mukosa lambung
barier lambung lambung
Peningkatan Destruksi kapiler dan vena
Kurang informasi Reaksi radang
tentang penyakit
asam lambung Pendarahan terus menerus
Merangsang hipotalamus
Muntah Penurunan volume darah
MK : Defisit
pada pusat nyeri
Pengetahuan
MK : Resiko kekurangan MK : MK :NYERI AKUT
volume cairan Risiko perfusi jaringan
gastrointestinal tidak efektif
18

B. Askep Keperawatan Teoritis


1. Pengkajian Fokus
1) Identitas Pasien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, perkerjaan, alamat,
agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk ke Rumah Sakit, Nomor
register dan diagnosa medis. Identitas penanggung jawab Terdiri dari
nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, perkerjaan, hubungan
dengan pasien.
2) Keluhan utama
Biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti
tertusuk-tusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di
punggung. Epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah.
Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan lokal pada
epigastrium.
3) Riwayat Kesehatan Pasien
a. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti
tertusuk-tusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di
punggung. Nyeri dapat dikaji dengan menggunakaan PQRST :
P : Pasien mengeluh nyeri
Q : Nyeri dirasakan seperti tertusuk
R : Penyebaran nyeri terasa di perut
S : Skala nyeri 4-7
T : Nyeri timbul terutama saat pasien melakukan aktivitas berat
b. Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya pasien memiliki riwayat gastritis, infeksi saluran kemih,
osteoporosis dengan pemakaian pengobatan kalsium, berkerja di
lingkungan panas. Memiliki riwayat ketergantungan terhadap
makanan atau minuman, zat dan obat-obatan. Kemungkinan pasien
sering mengkonsumsi minuman kafein.
c. Riwayat penyakit keluarga

Universitas Negeri Padang


19

Biasanya anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama


dengan penyakit yang diderita pasien saat ini. Memliki riwayat
penyakit gastritis, ulkus peptikum, infeksi saluran kemih.
d. Data psikososial
Biasanya pasien memiliki perasaan cemas yang berlebihan akibat
perkerjaan yang terhambat, dan akan sulit melakukan ibadah karena
proses perjalanan penyakit ulkus peptikum yang diderita pasien.
4) Kebutuhan dasar
1. Pola nutrisi dan cairan
Biasanya gejala mual/muntah ,nyeri tekan abdomen, riwayat diet
tinggi purin, kalsium oksalat atau fosfat, hidrasi yang tidak adekuat,
tidak minum air dengan cukup sehingga pasien sering mengalami
dehidrasi. Dengan tanda distensi abdomen, penurunan/ tidak ada
bising usus, muntah sehingga pola nutrisi dan cairan terganggu.
2. Pola eliminasi
Biasanya gejala dan tanda meliputi riwayat pendarahan, perubahan
pola defekasi, perubahan karakteristik feses, nyeri tekan abdomen,
distensi, bising otot meningkat, karakteristik fases (terdapat darah,
berbusa, bau busuk), konstipasi (perubahan diet dan penggunaan
antasida).
3. Pola personal hygine
Biasanya pasien akan sulit untuk melakukan mandi, mengganti
pakaian sehhingga membutuhkan bantuan keluarga atau orang lain
dalam memenuhi personal hygine.
4. Pola istirahat dan tidur
Biasanya pola istirahat tidur pasien akan terganggu, karena nyeri
yang dirasakan.
5. Pola aktivitas dan latihan
Biasanya aktivitas dan latihan pasien akan terganggu, karena
pasien mengalami nyeri perut.
6. Pola seksualitas dan resproduksi

Universitas Negeri Padang


20

Biasanya pasien yang menderita ulkus peptikum mengalami


gangguan resproduksi dan seksualnya akibat nyeri, sehingga ia tidak
dapat memenuhi kebutuhan seksualnya.
7. Persepsi diri dan konsep diri
Biasanya pasien sering merasa cemas akan penyakit yang
dideritanya.
8. Sirkulasi
Biasanya terjadi peningkatan tekanan darah, nadi meningkat atau
takikardi, kulit terasa hangat, kemerahan dan pasien nampak pucat.
9. Nyeri atau kenyamanan
Biasanya gejala dan tanda meliputi nyeri yang sangat seperti rasa
terbakar, nyeri hilang setelah makan, nyeri epigastrik kiri dapat
menjalar ke punggung.
5) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : biasanya lemah akibat penurunan oksigen jaringan,
cairan tubuh dan nutrisi
b. Tingkat kesadaran : biasanya masih composmentis sampai apatis
kalau disertai penurunan perfusi dan eletrolit.
c. Berat badan sebelum masuk ke Rumah Sakit dan saat di Rumah Sakit
tinggi badan.
d. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : biasanya terjadi peningkatan tekanan darah.
Normalnya systole 120-139 mmHg, distole 80-90 mmHg.
2. Suhu : suhu tubuh dalam batas normal
3. Nadi : biasanya adanya peningkatan denyut nadi karena pembuluh
darah menjadi lemah, volume darah menurun sehingga jantung
melakukan kompensasi menaikkan heart rate untuk menaikkan
cardiac output dalam mencukupi ketubuhan tubuh. Normalnya,
60-100x/menit.
4. Frekuensi pernafasan : biasanya pernafasan lebih cepat sekitar 26-
30x/i. Normalnya 18-24x/i.
e. Pemeriksaan Head to toe

Universitas Negeri Padang


21

1. Kepala
Inpeksi : Biasanya pasien mengalami trauma, adanya hematoma,
mengkaji warna rambut, kebersihan rambut, bentuk kepala.
Palpasi : kaji apakah ada nyeri tekan, dan ada atau tidaknya udem.
2. Mata
Inpeksi : biasanya mata terlihat cekung dan anemis
Palpasi : kaji apakaah ada nyeri tekan pada mata
3. Hidung
Inpeksi : liat kesimestrian lubang hidung, apakah ada atau tidak
pernafasan cuping hidung, biasanya kebersihan hidung bersih.
Adanya gangguan pada penciuman atau tidak.
Palpasi : apakah ada atau tidak nyeri tekan, apakah ada udem
4. Telinga
Inpeksi : apakah daun telinga simetris atau tidak, apakah telinga
bersih, apakah ada lesi Mengkaji adanya polip, bersih atau kotor.
Adanya gangguan pada pendengaran atau tidak.
Palpasi : ada atau tidak nyeri tekan saat telinga dipegang.
5. Mulut, bibir dan gigi
Inpeksi : Mengkaji pasien apakah ada kesulitan menelan,
kesulitan
mengunyah, adanya gangguan pengecapan (lidah) akibat
kerusakan nervus vagus adanya kesulitan dalam menelan. Dikaji
keadaan bibir, keadaan gusi dan gigi, keadaan lidah, palatum/
langit- langit, orofaring, biasanya kebersihan gigi terjaga,
biasanya mukosa bibir kering
6. Leher
Inpeksi : kesimestrisan ,apakah ada atau tidak udem
Palpasi : Dikaji posisi trakea, tiroid, suara, kelenjar limpe, vena
jugularis, dan denyut nadi karotis, ada atau tidak pembesaran
kelenjer getah bening, ada atau tidak pembesaran tiroid.
7. Dada/ thoraks
Paru-paru

Universitas Negeri Padang


22

Inpeksi : liat bentuk dan pergerakan dinding dada, warna kulit


merata atau tidak, ada lesi atau tidak.
Palpasi : pengerakan dinding dada, kesimestrisan ekspansi dada
dan fremitus dada
Perkusi : biasanya berbunyi sonor
Auskultasi : ada atau tidak suara tambahan
Jantung
Inpeksi : tampak atau tidak ictus cordis seta bentuk dada
Palpasi : apakah ada nyeri tekan pada dinding dada dan
kesimetrisan ekspansi dada atau terabanya ictus cordis.
Perkusi : biasanya berbunyi sonor
Auskultasi : ada atau tidak bunyi tambahan atau bunyi jantung
yang abnormal.
8. Abdomen
Inpeksi : apakah bentuk perut dalam keadaan normal
Auskultasi : dengarkan bunyi peristaltic usus kemungkinan terjadi
penurunan peristaltic usus karena lambung teriritasi
Perkusi : ada atau tidak massa, biasanya mengeluh adanya nyeri
abdomen bagian epigastrium, ada atau tidak pembesaran hepar.
9. Pemeriksaan ektermitas atas dan bawah
Inpeksi : kesismetrisan ektremitas atas dan bawah, ada atau tidak
pembengkakan, kelengkapan jumlah jari, biasanya terpasang infus
Rl 20 tpm.
Palpasi : ada atau tidak nyeri tekan pada struktur tulang dan otot
padda pergelangan tangan dan kaki.
10. Genetalia
Inpeksi : kebersihan area genetalia, terpasang atau tidak kateter.
11. Integument
Inpeksi : persebaran kulit nya merata atau tidak, ada atau tidak
edema ada atau tidak pembengkakan , ada lesi atau tidak.
Palpasi : kelembabpan kulit, turgor kulit elastic atau tidak, CRT,
suhu akral dingin atau hangat.

Universitas Negeri Padang


23

6) Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis dari ulkus peptikum ditegakkan pada pasien dengan keluahan
nyeri ulu hati, kembung dan mual-muntah. Kemudian dikonfirmasi melalui
endoskopi. Pemeriksaan penunjang seperti :
a) Endoskopi
Endoskopi adalah suatu prosedur dimana sebuah selang lentur yang
dimasukkan melalui mulut dan bisa melihat langsung ke dalam lambung
dimana selang itu sudah dilengkapi dengan lampu dan kamera kecil
untuk melihat tukak tersebut. Pada pemeriksaan endoskopi akan
diberikan anestesi ketika prosedur ini dijalankan, bisa diambil contoh
jaringan untuk keperluan biopsi.
b) Rontgen
Rontgen dengan kontras barium dari lambung dan duodenum (juga
disebut barium swallow atau seri saluran pernafasan atas) dilakukan jika
ulkus tidak ditemukan dengan endoskopi. Bagian yang difoto adalah
perut, usus, esofagus hingga kerongkongan
c) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah tidak dapat menentukan adanya ulkus, tetapi
hitung jenis darah menentukan adanya anemia akibat pendarahan ulkus.
Pemeriksaan darah lainnya bisa menemukan adanya Helicobacter pylori.
Tes darah biasanya menjadi petunjuk penting jika ulkus ditemukan pada
usus bagian atas.

Universitas Negeri Padang


24

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis/iritasi
mukosa lambung dibuktikan dengan pasien mengeluh dibagian
epigastrium.
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi dibuktikan dengan menanyakan masalah dihadapi
c. Resiko defisit Nutrisi dibuktikan dengan ketidakmampuan
mengabsorsi nutrient.
d. Resiko hipovolemia dibuktikan dengan kekurangan intake cairan
e. Resiko perfusi gastrointestinal tidak efektif dibuktikan dengan
disfungsi gastrointestinal

( Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

Universitas Negeri Padang


25

3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1
Intervensi keperawatan
Tujuan dan kriteria
Diagnosa Intervensi keperawatan
No hasil
Keperawatan SIKI
SLKI
1 Nyeri akut Tujuan: Manajemen Nyeri
berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi
agen pencedera keperawatan selama ....x  Identifikasi lokasi,
fisilogis (mis, 24 jam maka tingkat nyeri karakteristik, durasi,
inflamasi, iskemia, menurun dengan kriteria frekuensi, kualitas,
neoplasma) hasil : intensitas nyeri
Gejala dan tanda 1. Kemampuan  Identifikasi skala nyeri
Mayor menuntaskan aktivitas  Identifikasi respon nyeri
Subjektif meningkat non verbal
 Mengeluh nyeri 2. Keluhan nyeri  Identifikasi faktor yang
Objektif menurun memperberat dan
 Tampak meringis 3. Meringis menurun memperingan nyeri
 Bersikap 4. Sikap protektif  Identifikasi pengetahuan
proktektif (mis. menurun keyakinan tentang nyeri
Waspada, posisi 5. Gelisah menurun  Identifikasi pengaruh
menghindari 6. Kesulitan tidur nyeri pada kualitas hidup
nyeri) menurun 2. Terapeutik
 Gelisah 7. Menarik diri menurun  Berikan teknik non
 Frekuensi nadi 8. Perasaan depresi farmakologi untuk
meningkat menurun mengurangi rasa nyeri
 Sulit tidur 9. Muntah menurun dengan cara tarik nafas
Gejala dan tanda 10. Mual menurun dalam dan kompres air
Minor 11. Pola nafas membaik hangat dan dingin
12. Nafsu makan
Subjektif  Kontrol lingkungan yang
membaik
(tidak tersedia) memperberat rasa nyeri
13. Pola tidur membaik
Objektif  Fasilitasi istirahat dan

Universitas Negeri Padang


26

 Tekanan darah tidur


meningkat  Pertimbangakan jenis
 Pola nafas dan sumber nyeri dalam
berubah pemilihan strategi
 Nafsu makan meredakan nyeri
berubah 3. Edukasi
 Menarik diri  Jelaskan penyebab,
 Berfokus pada periode, dan pemicu
diri sendiri nyeri
 Diaforesis  Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2 Defisit pengetahuan Tujuan : Edukasi Kesehatan


berhubungan dengan
Setelah telah diberikan 1. Observasi
kurang terpapar
informasi asuhan keperawatan  Identifikasi kesiapan dan
Gejala dan tanda
selama ........ x 24 jam kemampuan menerima
Mayor
diharapkan tingkat informasi
Subjektif
pengetahuan membaik  Identifikasi faktor- faktor
 Menanyakan
dengan kriteria hasil : yang dapat meningkatkan
masalah di hadapi
1. perilaku sesuai dan menurunkan motivasi
Objektif
anjuran meningkat perilaku-perilaku hidup
 Menunjukan
2. verbalisasi minat bersih dan seha
perilaku tidak
dalam belajar 2. Terapeutik
sesuai anjuran
meningkat  Sediakan materi dan
 Menunjukkan
3. kemampuan media pendidikan
persepsi yang
menjelaskan kesehatan
keliru terhadap

Universitas Negeri Padang


27

masalah pengetahuan tentang  Jadwalkan pendidikan


Gejala dan tanda suatu topik meningkat kesehatan sesuai
Minor 4. perilaku sesuai dengan kesepakaatan
Subjektif pengetahuan meningkat  Berikan kesempatan untuk
(tidak tersedia) 5. pertanyaan tentang bertanya
Objektif masalah yang dihadapi 3. Edukasi
 Menjalani menurun  Jelaskan faktor resiko
pemeriksaan 6. persepsi yang keliru yang dapat mempengaruhi
yang tidak tepat terhadap masalah kesehatan
 Menunjukan menurun  Ajarkan perilaku hidup
perilaku bersih dan sehat
berlebihan (mis.  Ajarkan strategi yang
apatis, dapat digunakan untuk
bermusuhan, meningkatkan perilaku
agitasi, histeria) hidup bersih dan sehat

3 Resiko Hipovolemia Tujuan: Manajemen Hipovolemia


dibuktikan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi
Faktor resiko keperawatan selama ... x  Periksa tanda dan gejala
 kekurangan intake 24 jam diharapkan status hypolemia (mis frekuensi
cairan cairan membaik dengan nadi meningkat, nadi
kriteria hasil : teraba lemah, tekanan
darah menurun, membran
1. Kekuatan nadi mukosa kering, volume
meningkat urine menurun, hematokrit
2. Turgor kulit meningkat meningkat, haus, lemah)
3. Output urine meningkat  Monitor intake dan outout
4. Dispnea menurun cairan
5. Edema perifer menurun 2. Terapeutik
6. Frekuensi nadi  Hitung kebutuhan cairan
membaik  Berikan posisi modified
7. Tekanan darah trendeleburg
membaik

Universitas Negeri Padang


28

8. Membran mukosa  Berikan asupan cairan oral


membaik
3. Edukasi
 Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral
 Anjurkan menghindari
perubahan posisi
mendadak

4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
cairan IV isotons( mis
Nacl, RL)
 Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis
glukosa 2,5%, Nacl 0,4%)
 Kolaborasi pemberian
cairan koloid (mis.
Albumin, plsdmante)
 Kolaborasi pemberian
darah
4 Resiko Defisit Tujuan : Manajamen Gangguan
Nutrisi dibuktikan
Setelah dilakukan asuhan Makan (I. 03111)
dengan
Faktor Resiko : keperawatan selama ..... x Observasi
 Ketidakmampua
24 jam diharapkan status  Monitor asupan dan
n mengabsorbsi
nutrisi teratasi dengan keluarnya makanan dan
nutrien
Krietria Hasil : cairan serta kebutuhan
 Porsi makanan yang kalori
dihabiskan meningkat Terapeutik
 Timbang berat badan secara
 Kekuatan otot
rutin
mengunyah
 Diskusikan perilaku makan
meningkat

Universitas Negeri Padang


29

 Kekuatan otot dan jumlah aktivitas


menelam meningkat (termasuk olahraga) yang
 Verbalisasi keinginan sesuai
untuk meningkatkan  Lakukan kontrak perilaku
nutrisi meningkat (mis. Target berat badan,
 Pengetahuan tentang tanggung jawab perilaku).
pilihan makanan yang  Dampingi ke kamar mandi
sehat meningkat untuk pengamatan perilaku
 Pengetahuan tentang memuntahkan kembali
pilihan minuman yang makannan
sehat mengingkat  Berikan penguatan positif
 Sikap terhadap terhadap keberhasilan target
makanan/ minumam dan perubahan perilaku
sesuai dengan tujuan  Berikan konsekuesi jika
kesehatan meingkat tidak tercapai target sesuai
 Perasaan cepat kontak
kenyang menurun  Rencanakan program
 Nyeri abdomen pengobatan unutk
menurun perawatan di rumah ( mis.
 Rambut rontok Medis, konseling).
menurun Edukasi
 Anjurkan membuat catatan
 Diare menurun
harian tentang perasaan dan
 Frekuensi makan
situasi pemicu pengeluaran
membaik
makanan (mis. Pengeluaran
 Nafsu makan
yang disengaja, muntah,
membaik
aktivitas yang berlebihan).
 Bising usus membaik
 Anjurkan pengaturan diet
 Tebal lipatan kulit
yang tepat
trisep membaik
 Anjurkan keterampilan
 Membran mukosa
koping untuk penyelesaian
membaik
masalah perilaku makan.
Kolaborasi

Universitas Negeri Padang


30

 Kolaborasi dengan ahli gizi


tentang target berat badan,
kebutuhan kalori dan
pilihan makanan

5 Resiko perfusi Tujuan: Manajemen pendarahan


gastrointestinal tidak Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi
efektif dibuktikan keperawatan selama ..... x  Identifikasi penyebab
dengan 24 jam diharapkan perfusi pendarahan
Faktor resiko gastrointestinal kembali  Periksa adanya darah
 Disfungsi efektif dengan kriteria pada muntah, sputum,
gastrointestinal hasil : feses, urine,
1. Nafsu makan pengeluaran NGT dan
meningkat drainase luka, jika
2. Nyeri abdomen perlu
menurun  Periksa ukuran dan
3. Mual menurun karakteristik
4. Muntah menurun hematoma, jika ada
5. Asites menurun  Monitor terjadinya
6. Konstipasi menurun pendarahan (sifat dan
7. Diare menurun jumlah)
8. Bising usus membaik  Monitor nilai
hemoglobin dan
hematocrit sebelum
dan setelah kehilangan
darah
 Monitor intake dan
output cairan
 Monitor tanda dan
gejala pendarahan
masif
2. Terapeutik

Universitas Negeri Padang


31

 Istirahatkan area yang


mengalami pendarahan
 Berikan kompres
dingin ,jika perlu
 Lakukan penekanan
atau balut tekan , jika
perlu
 Tinggikan ekstermitas
yang mengalami
pendarahan
 Pertahankan akses IV
3. Edukasi
 Jelaskan tanda-tanda
pendarahan
 Anjurkan melapor jika
menemukan tanda-tanda
pendarahan
 Anjurkan membatasi
aktivitas
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
cairan, jika perlu
 Kolaborasi pemberian
tranfusi darah, jika perlu

Universitas Negeri Padang


32

4. Implementasi Keperawatan
Menurut Rkt, E Y . S (2019) implementasi keperawatan adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. OIeh karena itu, jika intervensi
keperawatan yang telah dibuat dalam perencanaan dilaksanakan atau
diaplikasikan pada pasien, maka tindakan tersebut disebut implementasi
keperawatan.

5. Evaluasi
Menurut Rkt, E Y . S (2019) Evaluasi yaitu penilaian hasil dan
proses. Penilaian hasil menentukan sebeberapa jauh keberhasilan yang
dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menetukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanan, tindakan dan evaluasi itu sendiri. Komponen
catatan perkembangan, antara lain sebagai berikut :
S (Subjektif) : data subjektif yang diambil dari keluhan pasien , kecuali
pada pasien afasia.
O (Objektif) : data objektif yang diperoleh dari hasil observasi perawat,
misalnya tanda-tanda akibat penyimpanan fungsi fisik, tindakan
keperawatan atau akibat pengobatan
A (Analisis/assessment) : berdasarkan data yang terkumpul kemudian
yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial,
dimana analisis ada 3 yaitu (teratasi, tidak teratasi dan sebagaian
teratasi) sehingga perlu tidaknya dilakukan tindakan segera. Oleh
karena itu, sering memerlukan pengkajian ulang untuk menentukan
peruahan diagnosis, rencana dan tindakan.
P (Perencanaan/planning): perencanaan kembali tentang
pengembangan tindakan keperawatan, baik yang sekarang maupun
yang akan datang (hasil modifikasi rencana keperawatan) dengan
tujuan memperbaiki keadaan kesehatan pasien. Proses ini
berdasarkan kriteria tujuan yang spesifik dan periode yang telah
ditentukan.

Universitas Negeri Padang


33

BAB III
TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 19 Februari 2022


Tanggal Masuk : 18 Februari 2022
Ruang/ Kelas : Ruang Mina / kls I
Nomor Register : 10.46.25
Diagnosa Medis : Ulkus Peptikum

1. Identitas
a. Indentitas pasien
Nama : Nn. N
Umur : 16 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Siswa
Alamat : Lohong, Sungai Limau
Suku : Minang
Tanggal masuk RS : 18 Februari 2022
Jam : 18.00
Tanggal pengkajian : 19 Februari 2022

b. Indentitas penanggungjawab
Nama : Ny. Y
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hubungan dengan klien : Kakak

Universitas Negeri Padang


34

2. Riwayat Kesehatan
Tabel 3.1 Riwayat Kesehatan
No Riwayat Kesehatan Kasus
1. Keluhan Utama Pasien mengeluhkan nyeri di bagian perut
sebelah kiri dengan skala nyeri 7 dan menjalar ke
ulu hati, nyeri terasa hilang timbul, terasa
menusuk, dan melilit kebagian tengah, perut
terasa kembung, lidah terasa asam, mual, muntah
3 x sehari (1 minggu yang lalu) dengan
frekuensi banyak, pasien jarang minum dan nafsu
makan menurun karena mual yang dirasakan nya,
pasien mengatakan jarang BAB dan BAK, pasien
mengatakan BAB terakhir 1 minggu yang lalu
dan pasien juga mengatakan saat BAB dan BAK
terasa sakit, serta berkeringat dingin.

2. Riwayat Kesehatan Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 19


Sekarang Februari 2022 pukul 08.00 wib di ruang rawat
mina kepada Nn. N, pasien mengatakan masih
merasakan nyeri di perut bagian sebelah kiri
dengan skala nyeri 6 dan menjalar ke ulu hati,
perut terasa kembung, badan terasa lemas, dan
disertai dengan mual, muntah 3 kali semenjak
jam 07.00 wib tadi, muntah yang dikeluarkan ±
50 cc, tidak ada nafsu makan, dan pasien
mengatakan lidah terasa asam. Pasien
mengatakan penyakitnya kambuh setelah makan
makanan pedas dan bersantan, nyeri biasanya
berkurang setelah minum obat. Klien tampak
lemah, tampak meringis, tampak bergelisah dan
berkeringat dingin. Kuku tangan klien tampak

Universitas Negeri Padang


35

kotor.
Klien terpasang infuse RL Drip 2 amp Ondan
8jam/kolfdi ekstremitas atas bagian kiri dengan
jumlah tetesan 20 tetes/i,
GCS : 15 (E 4 V 5 M 6) Compos mentis dan
pemeriksaan tanda-tanda vital pasien adalah:
KU : sedang
Tekanan Darah : 120/70 mmHg, Pernapasan : 22
x/menit, Nadi : 103 x/menit, Suhu : 36 oC.

3. Riwayat Kesehatan Pasien mengatakan pernah mengalami penyakit


Dahulu yang sama dirawat di ruangan Muzdalifah di
Rumah Sakit Aisyiyah Kota Pariaman pada bulan
Februari tahun 2021 dirawat selama 7 hari
dengan keluhan dan penyakit yang sama, pasien
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
kronik dan menular, pasien tidak memiliki
riwayat alergi obat maupun makanan.

4. Riwayat Kesehatan Kakak klien mengatakan bahwa di dalam


Keluarga keluarga klien tidak ada satu pun keluarga yang
mempunyai penyakit yang sama dengan klien
dan didalam keluarga tidak ada anggota keluarga
yang mempunyai penyakit keturunan seperti :
Asma, Hipertensi,DM.
Kakak klien juga mengatakan tidak ada di
keluarga yang mengidap penyakit menular.

5. Riwayat Psikososial Data Psikologis


dan Spiritual 1) Perilaku non verbal :
Saat melakukan pengkajian pasien mengatakan
tidur cukup, dan pasien mengatakan dalam
beraktivitas sesekali dibantu keluarga.

Universitas Negeri Padang


36

2) Perilaku verbal :
Cara menjawab: Saat diberikan pertanyaan
klien tampak lancar dan nyambung dalam
berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik.
Cara memberi informasi : Klien cara memberi
informasi sangat jelas dan lancar.
3) Emosi :
Klien selama dirumah sakit tampak tenang.
4) Persepsi penyakit :
Klien mengatakan menerima akan penyakitnya.
5) Konsep diri
Klien mengatakan dirinya seorang perempuan
dan seorang siswaSMA dan klien mengatakan
ingin cepat sembuh supaya bisa pulang dan dapat
mengikuti pembelajaran di sekolah seperti
semula lagi.
6) Adaptasi
Selama di rumah sakit klien dapat dan
mampu beradaptasi dengan perawat dan dokter.
7) Mekanisme pertahanan diri
Klien berusaha untuk sembuh dengan mematuhi
peraturan yang ada di Rumah Sakit seperti
minum obat dengan teratur dan sedikit memakan
makanan yang di berikan oleh pihak rumah sakit.
Karna klien kurang nafsu makan.
Data Sosial
1) Pola komunikasi :
Klien berkomunikasi jelas, dan tampak meringis
menahan rasa sakit di perutnya, merasa
diperhatikan saat diajak berkomunikasi.
2) Orang yang dapat memberi rasa nyaman :

Universitas Negeri Padang


37

Orang yang dapat memberi rasa nyaman pada


klien adalah keluarga terdekat yaitu : kakak dan
keponakannya, klien mengatakan kedua orang
tua nya sudah meninggal dunia.
3) Orang yang paling berharga bagi klien :
Orang yang paling berharga bagi klien adalah
keluarganya.
4) Hubungan dengan keluarga dan masyarakat.
Hubungan dengan keluarga selama di rumah
sakit tampak baik, dan klien dapat bersosisalisasi
dengan baik dengan para petugas dirumah sakit.
Data Spiritual
1) Keyakinan
Klien mengatakan bahwa klien menganut
keyakinan agama islam.
2) Ketaatan beribadah
Klien mengatakan saat sakit ketaatan beribadah
klien kurang taat.
3) Keyakinan terhadap penyembuhan
Klien mngatakan yakin terhadap pembuhan atas
sakitnya.

M.K :

 Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera fisiologis


dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri disebelah kiri, tampak
meringis, gelisah dan bersikap protektif.
 Resiko hipovolemia berhubungan dengan mual dan muntah
dibuktikan dengan kekurangan intake cairan.

Universitas Negeri Padang


38

Genogram dan Keterangan tiga generasi dariklien :

Keterangan:

: Laki-laki garis pernikahan : garis pernikahan

: Perempuan garis keturunan : garis keturunan

: Laki/perempuan meninggal

: Cerai

----------: Serumah

: Pasien

Klien merupakan anak perempuan ke 5 dari 5 bersaudara, anak


pertama yaitu perempuan, kedua ketiga dan keempat yaitu laki-laki.
Orang tua pasien sudah meninggal, adik saudara ibu pasien juga sudah
meninggal, mempunyai anak laki-laki dan sudah meninggal dunia.
pasien tinggal serumah dengan saudari nya nomor 1 yang sudah
menikah dan mempunyai 4 orang anak, anak pertama perempuan,

Universitas Negeri Padang


39

kedua dan ketiga laki-laki dan keempat perempuan. Klien bertujuh


tinggal dalam 1 rumah.

3. Pengkajian Biologis
A. Pola Nutrisi Metabolik

Tabel 3.2 Data Biologis


(Pola Nutrisi Metabolik)
No Aktivitas Sehat Sakit
1 Pola Nutrisi dan Cairan
Makan : Nasi, lauk pauk, suka (Makanan lunak,
a) Jenis makan bersantan, dan bubur putih), buah
pedas. 3x sehari
b) Frekuensi 2x sehari 5 sendok makan
c) Porsi 1 porsi Tidak ada
d) Alergi/pantangan Tidak ada Kadang terasa
e) Kesulitan Tidak ada mual karena tidak
terbiasa makan
makanan RS

Minum : Air putih, teh, Air putih


a) Jenis cappucino, boba
b) thaitea
c) Frekuensi Sering Jarang
d) Porsi ±6 gelas ±3 gelas
e) Alergi/pantangan Tidak ada Tidak ada
Kesulitan Tidak ada Tidak ada

2. Pola Eliminasi
BAB :
a) Frekuensi
b) Konsistensi 1x sehari 1x tujuh hari

Universitas Negeri Padang


40

c) Warna Padat Padat, Keras


Kuning Kuning kecoklatan
d) Bau
e) Kesulitan Khas Khas
Tidak ada Klien kesulitan
saat mengejan
sehingga
berkeringat dingin
BAK :
a) Frekuensi 4-5 x sehari 4 x sehari

b) Konsistensi Cair Cair


c) Warna Kuning Kuning keruh
d) Bau Khas Khas
e) Kesulitan Tidak ada Saat BAK terasa
sakit

3. Pola Istirahat Tidur


Waktu tidur Siang, malam Pagi, siang, malam

a) Lama tidur 8 jam 10 jam


b) Waktu bangun Subuh Pagi dan malam
hari
c) Kesulitan Tidak ada Klien mengatakan
sulit tidur dan
sering terbangun
karena nyeri
diperut yang
dirasakannya
seperti ditusuk-
tusuk.

Universitas Negeri Padang


41

4. Personal Hygiene
a) Pemeliharaan gigi 2x sehari 1x sehari
b) Mandi 2x sehari hanya dilap
c) Keramas 2x sehari hanya dilap
d) Ganti baju 2x sehari 1x sehari

5. Rekreasi
a) Hobbi Belajar bersama Tidak ada
b) Minat khusus Tidak ada Tidak ada
c) Penggunaan waktu senggang Berkumpul dengan Tidur
keluarga, jalan-jalan
dengan teman

6. Ketergantungan
a) Merokok Tidak pernah Tidak ada

b) Minum minuman Tidak pernah Tidak ada


alkohol
Obat dengan resep
c) Obat-obatan Tidak ada dokter

B. Kemampuan Perawatan Diri

Tabel 3.3 Data Biologis


(Kemampuan perawatan diri)

No Kemampuan Perawatan 0 1 2 3 4
Diri

1 Makan dan Minum √

2 Mandi √

Universitas Negeri Padang


42

3 Toileting √

4 Pakaian √

5 Pindah √

6 Data subjektif :

Klien mengatakan semenjak di rumah sakit, klien beraktivitas lebih


banyak dibantu oleh kakak atau keponakannya. Karena keadaannya
yang tidak memungkinkan dengan terpasangnya alat-alat medis di
tubuh klien.

Keterangan :
 0 : mandiri
 1 : dibantu orang lain
 2 : alat bantu
 3 : dibantu orang lain dan alat bantu
 4 : ketergantungan total

4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1) Kesadaran : GCS = 15 E= 4, M= 5, V=6, Composmentis,
2) Keadaaan umum : pasien mampu menjawab apa yang ditanyakan,
pasien ramah dan mudah saat berkomunikasi, keadaan pasien lemah.
3) Tanda-tanda vital :
TD : 80/70 mmHg
N : 103 x/ menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36 oC.
4) TB, BB dan Postur tubuh :
TB = 150 cm
BB sebelum sakit = 50 kg

Universitas Negeri Padang


43

BB saat sakit = 48 kg
5) Keadaan kulit : warna = sawo matang
Keadaan kulit : kering

b. Pemeriksaan Head to toe


a. Kepala
1) Rambut.
 Inspeksi
Kepala simetris kiri dan kanan, rambut lurus panjang, rambut
berwarna hitam, tidak berketombe dan tidak ada lesi.
 Palpasi
Tidak ada pembengkakan /benjolan dikepala, tidak ada nyeri
tekan
 Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
 Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan

Pada saat melakukan pengkajian kulit rambut klien tampak bersih,


rambut klien tidak ada ketombe, tidak tampak ada luka, pertumbuhan
rambut klien lebat, rambut klien tidak rontok, rambut klien tampak
berwarna hitam rambut klien tampak panjang dan lurus, tidak ada
nyeri tekan dan tidak ada benjolan pada kepala klien.

2) Mata
 Inspeksi
Simetris bola mata kiri dan kanan, penglihatan baik, mata tampak
cekung
 Palpasi
Konjungtiva anemis,sclera tidak ikterik, tidak ada pembengkakan
pada palpebral, dan pupil isokor, tidak ada nyeri tekan.
 Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
 Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan

Universitas Negeri Padang


44

Pada saat melakukan pengkajian mata klien tampak simetris


kiri dan kanan, keadaan mata bersih, mata klien berfungsi dengan
baik, klien tidak ada menggunakan alat bantu penglihatan, konjungtiva
anemis, sclera klien tampak berwarna putih, pupil klien tampak isokor,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa pada mata.

3) Telinga
 Inspeksi
Bentuk dan posisi simetris kiri dan kanan, warna sama dengan
warna kulit yang lain, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran
 Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan/pembengkakan
 Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
 Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan

Pada saat melakukan pengkajian telinga klien tampak simetris kiri


dan kanan, tidak ada lesi ataupun benjolan, telinga klien berfungsi
dengan baik, klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran, telinga
klien tampak bersih.

4) Hidung
 Inspeksi
Bentuk dan posisi simetris kiri dan kanan, fungsi penciuman
normal, tidak ada lesi, tidak ada pendarahan dan tanda-tanda
infeksi lainnya, tidak ada secret. Pernafasan normal, tidak ada
sesak.
 Palpasi
Tidak ada benjolan atau nyeri tekan
 Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
 Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan

Universitas Negeri Padang


45

Pada saat melakukan pengkajian hidung klien tampak simetris kiri


dan kanan, hidung klien tidak ada secret, dan tidak ada nyeri tekan
dan benjolan pada batang hidung.

5) Mulut dan Gigi.


 Inspeksi
Mukosa bibir tampak kering dan pecah-pecah, warna bibir pucat,
warna lidah putih. Bagian depan dan belakang gigi lengkap dan
rapi, gigi caries tidak ada, gigi palsu tidak ada, gingivitis tidak
ada. Tidak ada benda asing dimulut pasien.
 Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembekakan dan sariawan
 Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
 Auskultas : tidak dilakukan pemeriksaan

Pada saat melakukan pengkajian gigi klien tampak ada sisa-sisa


makan, gigi depan dan belakang klien tampak lengkap dan rapi tidak
ada yang ompong, lidah klien tampak sedikit kotor berwarna putih,
mukosa bibir tampak kering, gigi caries/berlubang tidak ada, gigi
palsu tidak ada, gingivitis/gusi meradang tidak ada. Tidak ada benda
asing dimulut pasien.

b. Leher
 Inspeksi
Warna kulit leher tampak kendur, vena jugularis terlihat, tidak
ada pembesaran kelenjer tyroid.
 Palpasi
Tidak ada teraba pembesaran kelenjer tyroid, vena jugularis
teraba, tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi
 Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan
 Auskultasi : tidak dilakukan pemeriksaan

Pada saat melakukan pengkajian leher klien simetris kiri dan


kanan, tidak tampak ada pembasaran kelenjer thyroid, tidak

Universitas Negeri Padang


46

tampak ada pembesaran kelenjer getah bening , vena jugularis teraba,


tidak terdapat lesi.

c. Thorak
1) Paru-paru
 Inspeksi
Dada klien tampak simetris kiri dan kanan, klien tampak
bernafas normal, tidak menggunakan otot bantu pernafasan,
pernafasan klien tampak dangkal, dada tampak lebih ketarik
kedalam, RR : 22 x/ menit (tachypnea).
 Palpasi
Tiak ada nyeri tekan pada daerah sekitaran paru-paru tidak ada
teraba massa atau benjolan, fremitus traktil tidak terasa bergetar
pada bagian kiri dan kanan.
 Perkusi
Terdengar bunyi sonor
 Auskultasi
Tidak adanya bunyi tambahan.
2) Jantung
 Inspeksi
Dada klien tampak simetris kiri dan kanan, Ichtus cordis
tampak jelas, tidak terdapat lesi, tidak tampak
odema.Bentuk dada simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan
pada bentuk dada, warna kulit sawo matang, ikterus kordis tidak
terlihat CRT ≤ 2 detik, tidak ada sianosis
 Palpasi
Denyutan jantung teraba jelas, tidak teraba adanya
pembengkakan, ichtus cordis teraba.
 Perkusi
Terdengar bunyi pekak
 Auskultasi
Terdengar bunyi jantung 1 dan 2 (dup dan lup).
d. Abdomen

Universitas Negeri Padang


47

 Inspeksi
Abdomen klien tampak simetris kiri dan kanan, perut klien
tampak datar, tidak tampak ada lesi atau udem, tidak ada
pembengkakan pada abdomen, warna kulit abdomen sama
dengan kulit yang lain abdomen tampak membuncit.
 Auskultasi : Bising usus 35 x/ menit
 Perkusi : Terdengar suara bunyi hipertympani
 Palpasi : Hepar tidak teraba.

Tidak ada pembesaran pada hati maupun limfa, terdapat nyeri tekan
dibagian sebelah kiri, nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk, nyeri hilang
timbul, skala nyeri 7, abdomen terasa lembek, lingkar abdomen
kurang dari 90 cm.

e. Punggung
Punggung klien tampak tidak ada lesi dan luka dekubitus.
f. Ekstremitas
a) Atas
Pada saat melakukan pengkajian ekstremitas atas bagian kanan
klien tampak terpasang infuse RL Drip 2 amp ondan 8jam/kolf,
tidak ada pembekakan/edema dan lesi pada ekstremitas atas, kuku
klien tampak kotor dan akral teraba hangat. Tidak ada nyeri tekan,
CRT < 2 detik
b) Bawah
Pada saat melakukan pengkajian ekstremitas bawah klien tidak ada
pembekakan/edema, tidak ada nyeri tekan, kuku klien tampak
kotor.
Kekuatan Otot :... ... ... ...... ... ... ...
555 444
555 444

Universitas Negeri Padang


48

g. Genetalia

Pada saat melakukan pengkajian klien tidak ada terpasang kateter, urin
klien mengatakan berwarna kemerahan karna faktor pengaruh obat.
a. Integument

Pada saat melakukan pengkajian warna kulit klien tampak


berwarna sawo matang, turgor kulit klien baik, klien tidak
memiliki riwayat penyakit kulit, tidak ada lesi pada ekstremitas atas
dan bawah CRT (Capillary Refill Time) < 2 detik

5. Pemeriksaan Penunjang
Tabel 3.4
Jenis
Hasil Satuan Nilai Normal
Pemeriksaan
p. 13-17
HB 13.2 g/dl
w.11-15
Leukosit 7.500 rb/mm3 5-10 rb
Lim 34 % 20-40%
Eritrosit p.4,5-5,9
4.87 Jt
w.3,8-5,1
Trombosit 307.000 rb/mm3 150-450

p. 40-48
Ht 38 %
w. 37-41

Gula Darah
109 mg/dl 180-<200
Puasa sewaktu
SGOT 12 u/l p.sp 37

p.sp 40
SGPT 9 mg/dl
w.sp 31

Natrium 137 mmol/L 135-147


Kalium 3,9 mmol/L 3.5-5.5

Universitas Negeri Padang


49

Clorida 110 mmol/L 96-106

6. Terapi
Tabel 3.5

Terapi yang
Dosis Kegunaan
diberikan
Untuk mengatasi mual
IVFD RL drip 2 ampOndan 8 jam/klof
dan muntah
Menangani penyakit
Inj Omeprazone 2x1
asam lambung.
Obat antibiotik, untuk
mengatasi berbagai
Inj Ceftriaxone 2x1
infeksi bakteri yang
terjadi pada tubuh.
Mengatasi tukak
lambung, ulkus
Sucralfat Syr 3x 1 sebelum makan
duodenum, atau
gastritis kronis.
Membantu menambah
atau meningkatkan
Curcuma fct tablet 3x1 nafsu makan,
membantu menjaga
daya tahan tubuh.

Diit bubur putih

Universitas Negeri Padang


50

7. Data Fokus

Tabel 3.6 Data Fokus


Data Subjektif Data Objektif

 Pasien mengatakan nyeri  Pasien tampak meringis


dibagian perut sebelah kiri pada  Pasien tampak gelisah
daerah ulu hati.  Pasien tampak bersikap
 Pasien mengatakan nyeri seperti protektif
tertusuk-tusuk.  Pasien tampak menahan nyeri
 Pasien mengatakan nyeri terasa  Skala nyeri 7
hilang timbul.  TTV :
 Pasien mengatakan skala nyeri 7  TD : 120/70 mmHg
 Pasien mengatakan nyeri  N : 103 x/ menit
dirasakan sekarang dan 1  RR : 22 x/ menit
minggu yang lalu  Suhu : 36 oC.
 Pasien mengatakan perut terasa  Pasien tampak lemas
kembung  Mukosa mulut tampak kering
 Pasien mengatakan muntah 3 x 1  Pasien tampak pucat
sejak 1 minggu yang lalu  Kulit klien kering
 Pasien mengatakan muntah 3  Pasien tampak berkeringat
kali semenjak jam 07.00 wib dingin
tadi, muntah yang dikeluarkan ±  Pasien menunjukan perilaku
30 cc. tidak sesuai anjuran
 Pasien mengatakan badan lemas  Pasien tampak tidak
dan haus mengetahui penyebab
 Pasien mengatakan makanan penyakitnya.
yang habis 5 sendok.  Pasien tampak bingung
 Klien mengatakan kurang  Pasien kurang mengerti
mengerti tentang penyakitnya tentang penyakitnya
 Klien mengatakan belum
mengetahui cara menyembuhkan

Universitas Negeri Padang


51

penyakitnya tukak lambung agar


bisa menjalankan aktivitas
sehari-hari lagi.
 Klien mengatakan 1 tahun yang
lalu pernah mengalami penyakit
yang sama, pasien mengeluh
gejala penyakitnya sekarang
kambuh lagi.

8. Analisa Data
Tabel 3.7

No Data Etiologi Masalah


1 DS : Agen pencedera Nyeri Akut
1) Pasien mengatakan nyeri fisiologis
dibagian perut sebelah kiri
2) Pasien mengatakan nyeri
seperti tertusuk-tusuk
3) Pasien mengatakan nyeri terasa
hilang timbul
DO :
1) Pasien tampak meringis
2) Pasien tampak gelisah
3) Pasien tampak bersikap
protektif
4) Skala nyeri 6
5) TTV :
 TD : 120/70 mmHg
 N : 103 x/ menit
 RR : 22 x/ menit
 Suhu : 36 oC.
2 DS : Kekurangan Resiko

Universitas Negeri Padang


52

1) Pasien mengatakan muntah- intake cairan Hipovolemia


muntah 3 kali semenjak jam
07.00 wib tadi dengan
frekuensi ±30 cc
2) Pasien mengatakan muntah 3 x
1 sejak 1 minggu yang lalu
3) Pasien mengatakan badan
lemas dan haus
DO :
1) Klien tampak lemas
2) Klien tampak pucat
3) Kulit klien kering
4) Pasien tampak berkeringat
dingin
5) Mukosa mulut tampak kering
6) TD :120/70 mmHg
N : 103 x/i
3 DS : Kurang terpapar Defisit
1) Klien mengatakan tidak informasi Pengetahuan
mengerti tentang penyakitnya
2) Klien menanyakan penyakit
yang dihadapi
3) Klien mengatakan belum
mengetahui cara
menyembuhkan penyakitnya
tukak lambung agar bisa
menjalankan aktivitas sehari-
hari lagi.
4) Klien mengatakan 1 tahun
yang lalu pernah mengalami
penyakit yang sama, pasien
mengeluh gejala penyakitnya

Universitas Negeri Padang


53

sekarang kambuh lagi.


DO :
1) Pasien tampak bingung
2) Pasien kurang mengerti tentang
penyakitnya
4 DS : Kompleksitas Manajemen
1) Klien mengungkapkan tidak program Kesehatan
memahami masalah kesehatan perawatan/peng Keluarga
yang diderita obatan Tidak Efektif
2) Klien mengungkapkan
kesulitan menjalankan
perawatan yang ditetapkan
DO :
1) Gejala penyakit sudah 2x
kambuh
2) Pasien tidak mematuhi atau
memperhatikan diit makanan
yang dimakan.

Universitas Negeri Padang


54

9. Diagnosa Keperawatan

Tabel 3.8

No. Diagnosa Keperawatan (P&E) Tanggal Tanggal Nama


Ditemukan Teratasi Jelas

1. Nyeri Akut berhubungan dengan 19 22 Sitti


Agen Pencedera fisiologis Februari Februari
dibuktikan dengan pasien mengeluh 2022 2022
nyeri disebelah kiri, tampak
meringis, gelisah dan bersikap 19 22 Sitti
protektif Februari Februari
2. Resiko hipovolemia dibuktikan 2022 2022 Sitti
dengan kekurangan intake cairan. 19 22
3. Defisit pengetahuan berhubungan Februari Februari Sitti
dengan kurang terpapar informasi 2022 2022
dibuktikan dengan menanyakan 19 februari 22 februari
masalah dihadapi. 2022 2022
4. Manajemen kesehatan keluarga
tidak efektif berhubungan dengan
kompleksitas program
perawatan/pengobatan dibuktikan
dengan pernah mengalami keluhan
penyakit yang sama.

Universitas Negeri Padang


55

INTERVENSI KEPERAWATAN

Tabel 3.9
Tgl No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan SIKI Paraf
SLKI dan
Nama
Tujuan: Manajemen Nyeri (I.08238)
19 1 Nyeri Akut berhubungan
Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi
Februari dengan Agen Pencedera
keperawatan selama 1 x 24  Identifikasi lokasi, karakteristik,
2022 fisiologis dibuktikan
jam maka tingkat nyeri durasi, frekuensi, kualitas,
dengan pasien mengeluh
menurun dengan kriteria hasil intensitas nyeri
nyeri disebelah kiri,
:  Identifikasi skala nyeri
tampak meringis, gelisah
1. Keluhan nyeri menurun  Identifikasi respons nyeri non
dan bersikap protektif
2. Meringis menurun verbal
3. Muntah menurun  Identifikasi faktor yang
4. Mual menurun memperberat dan memperingan
5. Bersikap protektif menurun nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya

Universitas Negeri Padang


56

terhadap respon nyeri


 Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik

2. Terapeutik
 Berikan teknik non farmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
dengan cara teknik relaksasi tarik
nafas dalam dan kompres air
hangat
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (misalnya,
suhu ruangan, pencahayaan, dan
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur

Universitas Negeri Padang


57

 Pertimbangkan jenis dan sumber


nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri

3. Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
 Ajarkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
dengan cara teknik nafas dalam
dan mengompres dengan air
hangat/dingin
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat

4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik,

Universitas Negeri Padang


58

jika perlu

Tujuan: Manajemen Hipovolemia (I.03116)


19 2 Resiko
Setelah dilakukan asuhan 1. Observasi
Februari Hipovolemiaberhubungan
keperawatan selama ... x 24  Periksa tanda dan gejala
2022 dengan mual dan muntah
jam diharapkan status cairan hipovolemia (mis frekuensi nadi
dibuktikan dengan
membaik dengan kriteria meningkat, nadi teraba lemah,
kekurangan intake cairan.
hasil : tekanan darah menurun, membran
mukosa kering, volume urine
1. Kekuatan nadi meningkat menurun, hematokrit meningkat,
2. Turgor kulit meningkat haus, lemah)
3. Output urine meningkat  Monitor intake dan output cairan
4. Dispnea menurun
5. Edema perifer menurun 2. Terapeutik
6. Frekuensi nadi membaik  Hitung kebutuhan cairan
7. Tekanan darah membaik  Berikan posisi modified
8. Membran mukosa trendeleburg
membaik  Berikan asupan cairan oral

3. Edukasi

Universitas Negeri Padang


59

 Anjurkan memperbanyak asupan


cairan oral
 Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak

4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan IV
isotons (mis Nacl, RL)
 Kolaborasi pemberian cairan IV
hipotonis (mis glukosa 2,5%, Nacl
0,4%)
 Kolaborasi pemberian cairan koloid
(mis. Albumin, plsdmante)
 Kolaborasi pemberian darah

Defisit Pengetahuan Tujuan : Edukasi Kesehatan (I.12383)


19 3
berhubungan dengan Setelah telah diberikan asuhan 1. Observasi
Februari
kurang terpapar informasi keperawatan selama ........ x 24  Identifikasi kesiapan dan
2022
dibuktikan dengan jam diharapkan tingkat kemampuan menerima informasi
menanyakan masalah pengetahuan membaik dengan  Identifikasi faktor- faktor yang

Universitas Negeri Padang


60

dihadapi. kriteria hasil : dapat meningkatkan dan


1. Perilaku sesuai anjuran menurunkan motivasi perilaku-
meningkat perilaku hidup bersih dan sehat
2. Verbalisasi minat dalam
belajar meningkat 2. Terapeutik
3. Kemampuan menjelaskan  Sediakan materi dan media
pengetahuan tentang suatu pendidikan kesehatan
topik meningkat  Jadwalkan pendidikan kesehatan
4. Perilaku sesuai dengan sesuai kesepakaatan
pengetahuan meningkat  Berikan kesempatan untuk bertanya
5. Pertanyaan tentang
masalah yang dihadapi 3. Edukasi
menurun  Jelaskan faktor resiko yang dapat
6. Persepsi yang keliru mempengaruhi kesehatan
terhadap masalah menurun.  Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
 Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
Manajemen Kesehatan Edukasi Kesehatan (I.12383)
19

Universitas Negeri Padang


61

Tidak Efektif Tujuan : 4. Observasi


Februari 4
Berhubungan dengan Setelah telah diberikan asuhan  Identifikasi kesiapan dan
2022
kompleksitas program keperawatan selama ........ x 24 kemampuan menerima informasi
perawatan/pengobatan jam diharapkan tingkat  Identifikasi faktor- faktor yang
pengetahuan membaik dengan dapat meningkatkan dan
kriteria hasil : menurunkan motivasi perilaku-
1. Melakukan tindakan untuk perilaku hidup bersih dan sehat
mengurangi faktor resiko
meningkat 5. Terapeutik
2. Menerapkan program  Sediakan materi dan media
perawatan meningkat pendidikan kesehatan
3. Aktivitas hidup sehari-hari  Jadwalkan pendidikan kesehatan
efektif memenuhi tujuan sesuai kesepakaatan
kesehatan meningkat  Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Verbalisasi kesulitan dalam
menjalani program 6. Edukasi
perawatan/pengobatan  Jelaskan faktor resiko yang dapat
menurun mempengaruhi kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat

Universitas Negeri Padang


62

 Ajarkan strategi yang dapat


digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.

Universitas Negeri Padang


63

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Universitas Negeri Padang


64

Hari/ No. Jam Implementasi Jam Paraf


Evaluasi
tanggal DX dan
Nama
Sabtu / 08.00- Pengkajian
19 11.00 Anamnesa
Februari
2022
Sabtu / 1 11.00 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
19 karakteristik, durasi, 11.05  Pasien mengatakan merasakan
Februari frekuensi, kualitas,  nyeri di perut sebelah kiri, nyeri
2022 intensitas nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk,
11.05 2. Mengidentifikasi skala nyeri hilang timbul
nyeri  Pasien mengatakan perut terasa
11.08 3. Menghitung tanda-tanda kembung
vital pasien O:
4. Memberikan teknik non 1. Pasien tampak meringis
farmakologis untuk 2. Pasien tampak gelisah
mengurangi rasa nyeri 3. Pasien tampak bersikap protektif
11.15  Mengajarkan cara 11.08 4. Skala nyeri 6
kompres air hangat 11.15 5. TTV :

Universitas Negeri Padang


65

11.25  Mengajarkan teknik tarik  TD : 120/70 mmHg


nafas dalam N : 103 x/ menit
11.35 5. Mengontrol lingkungan  RR : 22 x/menit
yang memperberat rasa Suhu : 36 oC.
nyeri (mis. suhu ruangan, A : Masalah belum teratasi
pencahayaan, kebisingan). P : Intervensi 2,3,4,5,7 di lanjutkan
11.40 6. Memfasilitasi istirahat dan
tidur
11.45 7. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
11.55 8. Mengkolaborasi pemberian
analgetik
12.00 9. Memberian injeksi
Omeprazole melalui
intravena, dan injeksi
Ceftriaxone untuk
antibiotiknya melalui
intravena.
12.10 10. Memberikan Sucralfat Syr
(3 x 1 sebelum makan),

Universitas Negeri Padang


66

memberikan obat oral


curcuma 10mg.

2 12.15 1. Memeriksa tanda dan gejala 12.20 S:


hipovolemia (mis frekuensi 1. Pasien mengeluh haus, merasa
nadi meningkat, nadi teraba lemah, mulut terasa kering
lemah, tekanan darah O:
menurun, membran mukosa 1. Wajah pasien tampak pucat
kering, volume urine 2. Nadi teraba lemah
menurun, hematokrit 3. Membran mukosa tampak kering
meningkat, haus, lemah) 4. Turgor kulit menurun
12.25 2. Memonitor intake dan 12.25 5. TTV :
output cairan TD : 120/70 mmHg
12.30 3. Menghitung kebutuhan N : 103 x/ menit
cairan 12.30 6. Intake = 1000cc + 200cc
12.35 4. Memberikan posisi Output = 800cc
modified trendeleburg 7. Pasien masih terlihat lemas
12.45 5. Memberikan asupan cairan A : Masalah belum teratasi
oral P : Intervensi 1,2,3,4,6,7,8 dilanjutkan
12.50 6. Menganjurkan

Universitas Negeri Padang


67

memperbanyak asupan
cairan oral
12.50 7. Mengkolaborasi pemberian
cairan IV isotons (mis Nacl,
RL)
12.55 8. Mengganti cairan infus di
tangan kiri dengan 20
tetes/menit menggunakan
cairan infus RL 500cc drip
2 amp ondan
13.03 9. Mengkolaborasi pemberian
cairan koloid (mis.
Albumin, Plasmanate)

3& 4 13.10 1. Mengidentifikasi kesiapan 13.05 S:


dan kemampuan menerima 1. Pasien mengatakan siap dan
informasi mampu menerima informasi
13.05 2. Mengidentifikasi faktor- 2. Pasien menanyakan masalah
faktor yang dapat yang dihadapi

Universitas Negeri Padang


68

meningkatkan dan 13.45 O:


menurunkan motivasi 1. Pasien tampak bingung dengan
perilaku-perilaku hidup penyakit yang dihadapi
bersih dan sehat 2. Pasien terlihat belum memahami
13.15 3. Memberikan kesempatan penyakitnya
untuk bertanya A : Masalah keperawatan defisit
13.20 4. Menjelaskan faktor resiko pengetahuan belum teratasi
yang dapat mempengaruhi P : Intervensi 2,3,4,5,6 dilanjutkan
kesehatan
13.25 5. Mengajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
13.35 6. Mengajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.

Minggu / 1 07.30 1. Mengidentifikasi skala 07.35 S:


20 nyeri 1. Pasien mengatakan merasakan
Februari 07.35 2. Menghitung tanda-tanda nyeri di perut sebelah kiri, nyeri
2022 vital pasien terasa seperti tertusuk-tusuk,

Universitas Negeri Padang


69

3. Memberikan teknik non nyeri hilang timbul


farmakologis untuk 2. Pasien mengatakan perut terasa
mengurangi rasa nyeri kembung
07.40  Mengajarkan cara O:
kompres air hangat 1. Pasien tampak meringis
07.50  Mengajarkan teknik tarik 2. Pasien tampak gelisah
nafas dalam 3. Pasien tampak bersikap protektif
08.00 4. Mengontrol lingkungan 4. Skala nyeri 5
yang memperberat rasa 07.40 5. TTV :
nyeri (mis. suhu ruangan, TD : 120/60 mmHg
pencahayaan, kebisingan). N : 100 x/ menit
08.05 5. Memfasilitasi istirahat dan RR : 22 x/menit
tidur Suhu : 36,4oC.
08.10 6. Menjelaskan penyebab, A : Masalah belum teratasi
periode, dan pemicu nyeri P : Intervensi 1,2,3,4,5,7,8,9 di lanjutkan
08.15 7. Mengkolaborasi pemberian
analgetik
08.25 8. Memberian
injeksiOmeprazone melalui
intravena, dan injeksi

Universitas Negeri Padang


70

Ceftriaxone untuk
antibiotiknya melalui
intravena.
08.35 9. Mengingatkan pasien
minum obat Sucralfat Syr
(3 x 1 sebelum makan),
memberikan obat oral
curcuma 10mg.

2 08.37 1. Memeriksa tanda dan gejala 08.45 S:


hipovolemia (mis frekuensi 1. Pasien mengeluh haus, merasa lemah,
nadi meningkat, nadi teraba mulut terasa kering
lemah, tekanan darah 09.00 2. Pasien mengatakan nyaman di posisi
menurun, membran mukosa modified trendeleburg
kering, volume urine O:
menurun, hematokrit 1. Wajah pasien tampak pucat
meningkat, haus, lemah) 2. Nadi teraba lemah
08.45 2. Memonitor intake dan 3. Membran mukosa tampak kering
output cairan 4. Kulit tampak kering
08.50 3. Menghitung kebutuhan 5. TTV :

Universitas Negeri Padang


71

cairan 08.50 TD : 120/60 mmHg


08.55 4. Memberikan posisi N : 100 x/ menit
modified trendeleburg 6. Intake = 1000cc + 200cc
09.00 5. Memberikan asupan cairan Output = 800cc
oral 09.10 8. Pasien masih terlihat lemas
09.00 6. Menganjurkan A : Masalah belum teratasi
memperbanyak asupan P : Intervensi 1,2,3,4,6,7,8 dilanjutkan
cairan oral
09.04 7. Mengkolaborasi pemberian
cairan IV isotons (mis Nacl,
RL)
09.10 8. Mengganti cairan infus di
tangan kiri dengan 20
tetes/menit menggunakan
cairan infus RL 500cc drip
2 ampl ondan
09.18 9. Mengkolaborasi pemberian
cairan koloid (mis.
Albumin, Plasmanate)

Universitas Negeri Padang


72

3& 09.25 1. Mengidentifikasi faktor- 09.35 S:


4 faktor yang dapat 1. Pasien mengatakan siap dan mampu
meningkatkan dan menerima informasi
menurunkan motivasi 2. Pasien menanyakan masalah yang dihadapi
perilaku-perilaku hidup 10.10 O:
bersih dan sehat 1. Pasien tampak masih bingung dengan
09.35 2. Memberikan kesempatan penyakit yang dihadapi
untuk bertanya 2. Pasien terlihat belum memahami
09.40 3. Menjelaskan faktor resiko penyakitnya
yang dapat mempengaruhi A : Masalah keperawatan defisit pengetahuan
kesehatan belum teratasi
09.50 4. Mengajarkan perilaku hidup P : Intervensi 3,4,5 dilanjutkan
bersih dan sehat
09.55 5. Mengajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.

Senin / 1 07.45 1. Mengidentifikasi skala 07.50 S:


21 nyeri 1. Pasien mengatakan merasakan nyeri di

Universitas Negeri Padang


73

Februari 07.50 2. Menghitung tanda-tanda perut sebelah kiri mulai berkurang, nyeri
2022 vital pasien terasa seperti nyut-nyutan, nyeri hilang
3. Memberikan teknik non timbul
farmakologis untuk 2. Pasien mengatakan nyeri terasa namun
mengurangi rasa nyeri masih bisa ditoleransi
08.00  Mengajarkan cara O:
kompres air hangat 1. Pasien tampak meringis
08.10  Mengajarkan teknik tarik 2. Pasien tampak sedikit sakit
nafas dalam 08.00 3. Skala nyeri 3
08.25 4. Mengontrol lingkungan 4. TTV :
yang memperberat rasa TD : 120/60 mmHg
nyeri (mis. suhu ruangan, N : 80 x/ menit
pencahayaan, kebisingan). RR : 22 x/menit
08.30 5. Memfasilitasi istirahat dan 08.55 Suhu : 36,5oC.
tidur A : Masalah teratasi sebagian
08.35 6. Mengkolaborasi pemberian P : Intervensi 1,2,3,4,5,7,8 di lanjutkan
analgetik
08.45 7. Memberian
injeksiOmeprazone melalui
intravena, dan injeksi

Universitas Negeri Padang


74

Ceftriaxone untuk
antibiotiknya melalui
intravena.
08.00 8. Mengingatkan pasien
minum obat Sucralfat Syr
(3 x 1 sebelum makan),
memberikan obat oral
curcuma 10mg.

2 08.55 1. Memeriksa tanda dan gejala 09.00 S:


hipovolemia (mis frekuensi 1. Pasien mengatakan sudah lebih bertenaga
nadi meningkat, nadi teraba 2. Pasien mengatakan nyaman di posisi
lemah, tekanan darah modified trendeleburg
menurun, membran mukosa 3. Pasien mengetahui kebutuhan cairan yang
kering, volume urine harus dipenuhi yaitu 2,5L air putih perhari
menurun, hematokrit 4. Pasien mengerti dan mengatakan akan
meningkat, haus, lemah) kebutuhan cairan dalam tubuhnya.
09.10 2. Memonitor intake dan O:
output cairan 1. Dehidrasi menurun
09.15 3. Menghitung kebutuhan 2. Denyut nadi membaik

Universitas Negeri Padang


75

cairan 3. Membran mukosa tampak kering


09.20 4. Memberikan posisi 4. Turgor kulit tampak membaik
modified trendeleburg 09.10 5. TTV :
09.30 5. Memberikan asupan cairan TD : 120/60 mmHg
oral N : 80 x/ menit
09.35 6. Menganjurkan 09.15 6. Intake = 1000cc + 200cc
memperbanyak asupan Output = 800cc
cairan oral A : Masalah belum teratasi
09.38 7. Mengkolaborasi pemberian P : Intervensi 1,5,8 dilanjutkan
cairan IV isotons (mis Nacl,
RL)
09.40 8. Mengganti cairan infus di
tangan kiri dengan 20
tetes/menit menggunakan
cairan infus RL 500cc
3& 09.55 1. Menjelaskan faktor resiko 10.45 S:
4 yang dapat mempengaruhi 1. Pasien mengatakan mengerti tentang faktor
kesehatan penyebab penyakitnya
10.15 2. Mengajarkan perilaku hidup 10.45 O:
bersih dan sehat 1. Pasien tampak memahami tentang penyakit

Universitas Negeri Padang


76

10.30 3. Mengajarkan strategi yang yang dialaminya.


dapat digunakan untuk 2. Pasien sedikit memahami penyakitnya
meningkatkan perilaku A : Masalah keperawatan defisit pengetahuan
hidup bersih dan sehat. sudah teratasi sebagian.
P : Intervensi 1,2,3 dilanjutkan

Selasa / 1 07.45 1. Mengidentifikasi skala 07.50 S:


22 nyeri 1. Pasien mengatakan nyeri di perut sebelah
Februari 07.50 2. Menghitung tanda-tanda kiri berkurang.
2022 vital pasien 2. Pasien mengatakan lebih merasa tenang dan
08.00 3. Memberikan teknik non rileks
farmakologis untuk O:
mengurangi rasa nyeri 1. Raut wajah klien tidak tampak merintih
 Mengajarkan cara kesakitan
kompres air hangat 2. Skala nyeri 2
08.10  Mengajarkan teknik tarik 08.00 3. TTV :
nafas dalam TD : 120/60 mmHg
08.15 4. Mengontrol lingkungan N : 80 x/ menit
yang memperberat rasa RR : 22 x/menit
nyeri (mis. suhu ruangan, Suhu : 36,5oC.

Universitas Negeri Padang


77

pencahayaan, kebisingan). 08.30 A : Masalah teratasi


08.20 5. Memfasilitasi istirahat dan P : Intervensi dihentikan,
tidur pertahankan kondisi pasien.
08.25 6. Memberian injeksi
Omeprazone melalui
intravena, dan injeksi
Ceftriaxone untuk
antibiotiknya melalui
intravena.
08.00 7. Mengingatkan pasien
minum obat Sucralfat Syr
(3 x 1 sebelum makan),
memberikan obat oral
curcuma 10mg.

2 08.30 1. Memeriksa tanda dan gejala 08.35 S:


hipovolemia (mis frekuensi 1. Pasien mengatakan sudah lebih bertenaga
nadi meningkat, nadi teraba dan merasa lebih baik dari sebelumnya
lemah, tekanan darah karena sudah banyak cairan yang masuk ke
menurun, membran mukosa tubuh.

Universitas Negeri Padang


78

kering, volume urine 2. Pasien mengetahui kebutuhan cairan yang


menurun, hematokrit harus dipenuhi yaitu 2,5L air putih perhari
meningkat, haus, lemah) 3. Pasien mengerti dan mengatakan akan
08.35 2. Memberikan asupan cairan kebutuhan cairan dalam tubuhnya.
oral O:
08.40 3. Mengganti cairan infus di 08.40 1. Dehidrasi menurun
tangan kiri dengan 20 2. Denyut nadi membaik
tetes/menit menggunakan 3. Membran mukosa membaik
cairan infus RL 500cc 4. Turgor kulit tampak membaik
5. TTV :
08.45 TD : 120/60 mmHg
N : 80 x/ menit
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan, pertahankan kondisi
pasien.

3& 08.45 1. Menjelaskan faktor resiko 09.00 S:


4 yang dapat mempengaruhi 1. Pasien mengatakan paham tentang faktor

Universitas Negeri Padang


79

kesehatan 09.20 penyebab penyakitnya


09.00 2. Mengajarkan perilaku hidup 2. Pasien menjelaskan kembali apa yang
bersih dan sehat 09.30 dijelaskan dan diajari perawat
09.10 3. Mengajarkan strategi yang 3. Pasien mengatakan mengerti tentang
dapat digunakan untuk penyakitnya.
meningkatkan perilaku 09.00 O:
hidup bersih dan sehat. 1. Pasien tampak memahami tentang penyakit
09.25 yang dialaminya.
2. Pasien mau melakukan perilaku hidup
09.20 bersih sehat
3. Klien tampak mendengarkan penjelasan
perawat
A : Masalah keperawatan defisit pengetahuan
KUsudah teratasi.
P : Intervensi dihentikan, pasien pulang.

Universitas Negeri Padang


80

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membahas mengenai pasien Nn. N
dengan Ulkus Peptikum yang melakukan perawatan di Ruangan Mina Rumah
Sakit Aisyiyah Pariaman pada tanggal 19-22 Februari 2022. Kegiatan yang
dilakukan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dimana
kegiatan yang dilakukan yaitu mengumpulkan data, mengelompokkan data,
dan menganalisa data. Pengkajian keperawatan merupakan langkah awal
dalam proses keperawatan yang mana dilakukan dengan melakukan
pengumpulan data secara lengkap dengan tujuan terpecahkannya masalah
keselamatan pasien serta dapat disimpulkan tindakan selanjutnya. Dalam
tahap awal ini, sangat dibutuhkan pengalaman serta keterampilan yang baik
oleh perawat sehingga semua data yang diharapkan dapat dikumpulkan
dengan baik(Akbar, M.A , 2019).
Pengkajian keperawatan adalah suatu kegiatan pemeriksaan atau
peninjauan terhadap situasi dan kondisi yang dialami pasien untuk tujuan
perumusan masalah diagnosa keperawatan. Dalam proses pengkajian
keperawatan ada yang namanya pengumpulan data. Pengumpulan data yang
dimaksud adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang status
kesehatan pasien. Proses ini harus sistematis untuk mencegah kehilangan data
yang signifikan dan mengambarkan perubahan status kesehatan pasien.
Pengumpulan data perawat juga harus melihat riwayat masa lalu serta
masalah saat ini.
Pengkajian keperawatan dilakukan dengan cara pengumpulan data secara
subyektif (datayang didapatkan dari pasien/keluarga) melalui metode
anamnesa dan data obyektif (data hasil pengukuran atau observasi).
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data

Universitas Negeri Padang


81

untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi suatu kesehatan klien. Kebenaran


data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosa keperawatan dan
memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan respon individu.(Yaniudy,
2017).Sesuai dengan teori yang dijabarkan diatas, peneliti melakukan
pengkajian pada Nn. N dengan metode pengkajian Keperawatan Medikal
Bedah, wawancara dan pemeriksaan fisik untuk menambah data yang
diperlukan.
Didapatkan pada pasien Nn. N berusia 16 tahun, terdiagnosa medis Ulkus
Peptikum. Saat dilakukan pengkajian pada hari Sabtu 19 Februari 2022
dengan kasus yaitu Ulkus Peptikum. Didapatkan data bahwa pasien
mengalami nyeri pada perut sebelah kiri dan menjalar ke ulu hati, badan
terasa lemas, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri hilang timbul, skala nyeri 7,
perut terasa kembung, badan terasa lemas, dan disertai mual dan muntah 3
kali dengan frekuensi ± 30 cc, tidak ada nafsu makan, pasien berkeringat
dingin, lidah terasa asam. Saat dilakukan pengkajian didapatkan Nn. N
sebelumnya pernah menderita penyakit yang sama. Pasien pernah dirawat di
ruangan Muzdalifah di Rumah Sakit Aisyiyah Kota Pariaman pada bulan
Februari tahun 2021 dirawat selama 7 hari dengan keluhan dan penyakit yang
sama. Nn.N menyukai makanan pedas salah satunya seperti mie pedas,
makanan bersantan, dan suka minum boba. Nn.N juga jarang makan nasi
karena malas makan.
Menurut penelitian (Annisa Y, 2020)dengan judul Asuhan Keperawatan
pada klien dengan Ulkus Peptikumyang di rawat di RSUD Dr. Kanudjoso
Djatiwibowo Balikpapan Kalimantan Timur. Di ruang rawat inap Flamboyan
B pada tanggal 15 oktober 2019pada pasien Ulkus Peptikum mengalami luka
pada lambung yang menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung, sehingga
menimbulkan masalah nyeri akut, risiko kekurangan volume cairan, risiko
defisit nutrisi, risiko perfusi gastrointestinal tidak efektif, serta defisit
pengetahuan karena adanya perubahan kesehatan diakibatkan kurangnya
pengetahuan informasi tentang penyakit. Sedangkan menurut (Zainudin,
2017) dengan judul Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan indikasi Ulkus
Peptikum di ruang Cempaka Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab

Universitas Negeri Padang


82

Sjahranie Samarinda, asuhan keperawatan pada klien dengan Ulkus


Peptikumadalah nyeri, pirosis atau nyeri ulu hati, muntah dan peerdarahan.
Berdasarkan asumsi peneliti dapat disimpulkan bahwa data objektif
dalam pengkajian terdapat kesamaan yaitu mengalami muntah, nyeri pada
ulu hati,nafsu makan menurun dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
terhadap perubahan status kesehatan. Artinya penelitian dilakukan mengacu
pada konsep teori yang ada.

2. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan merupakan suatu
penilaian klinis mengenai respons pasien terhadap masalah kesehatan atau
proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon
pasien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan
dengan kesehatan. (PPNI, 2017).
Menurut (Yaniudy, 2017) dengan menggunakan Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017) ada 5 diagnosa keperawatan yang
sering ditegakkan pada ulkus yaitu, Nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis, defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi, resiko defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan, risiko perfusi gastrointestinal tidak
efektif berhubungan dengan disfungsi gastrointestinal, risiko hipovolemia
berhubungan dengan muntah.
Berdasarkan hasil pengkajian dari Nn.N didapatkan diagnosa
keperawatan nya yaitu : Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Pencedera
fisiologis dibuktikan dengan pasien mengeluh nyeri disebelah kiri, tampak
meringis, gelisah dan bersikap protektif. Saat pengkajian pada Nn. N
didapatkan data subjektif mengatakan nyeri disebelah kiri, nyeri seperti
tertusuk-tusuk, nyeri terasa hilang timbul. Data objektif yang didapatkan yaitu
pasien tampak meringis, pasien tampak gelisah, pasien tampak bersikap
protektif, skala nyeri 7, TTV : TD: 80/70 mmHg, N : 103 x/menit, RR:
22x/menit, S: 36oC.

Universitas Negeri Padang


83

Nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan


dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan. Kriteria mayornya yang dapat ditemukan berupa data objektif
meliputi tampak meringis, gelisah, frekuensi nadi meningkat dan sulit tidur
sementara data subjektif yang dapat ditemukan pada tanda mayor adalah
mengeluh nyeri. Sedangkan kriteria minornya yang dapat ditemukan berupa
data objektif meliputi tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu
makan berubah dan proses. (PPNI, 2017).
Resiko hipovolemia dibuktikan dengan kekurangan intake cairan, saat
dilakukan pengkajian didapatkan data subjektif pada Nn. N didapatkan yaitu
pasien mengatakan muntah-muntah 3 kali semenjak jam 07.00 wib dengan
frekeunsi ± 30 cc, rasa mual dan muntah 3 x 1 sehari sudah berlangsung 1
minggu yang lalu dengan frekuensi banyak. Di dapatkan data objektif adalah
pasien tampak lemas, wajah pasien tampak pucat, kulit pasien kering,
membran mukosa kering dan terdapat penurunan pada tekanan darah, nadi
teraba lemah. Resiko hipovolemia merupakan berisiko mengalami penurunan
cairan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
dibuktikan dengan menanyakan masalah yang dihadapi, saat dilakukan
pengkajian didapatkan data subjektif pada Nn. N adalah pasien mengatakan
tidak mengerti tentang penyakitnya, klien menanyakan penyakit yang
dihadapi, pasien menanyakan penyebab penyakitnya, sedangkan data objektif
yang didapatkan peneliti saat pengkajian pasien tampak bingung, pasien
kurang mengerti tentang penyakitnya, pasien menunjukkan perilaku tidak
sesuai dengan anjuran, pasien tampak tidak mengetahui penyebab
penyakitnya. Defisit pengetahuan merupakan kurangnya informasi kognitif
yang berkaitan dengan topik tertentu.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Annisa Y (2020),
dimana penelitiannya dia menegakkan diagnosa keperawatan yang hampir
sama dengen peneliti angkat, serta dia membuat rencana asuhan keperawatan
berdasarkan SDKI, SIKI dan SLKI.

Universitas Negeri Padang


84

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan atau perencanaan keperawatan adalah
perumusan tujuan, tindakan, dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan
pada klien, berdasarkan analisa pengkajian agar masalah kesehatan
dan keperawatan klien dapat diatasi (Nurarif, Amin Huda & Kusuma,
2017).
Perencanaan tindakan keperawatan pada Nn.N dibuat setelah semua data
yang terkumpul selesai dianalisis dan diprioritaskan. Langkah-langkah dalam
perencanaan keperawatan ini terdiri dari: menegakkan diagnosa keperawatan,
menentukan sasaran dan tujuan, menentukan kriteria dan evaluasi, menyusun
intervensi dan tindakan keperawatan.
Pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik pada Nn.N , peneliti mencantumkan tujuan setelah melakukan
tindakan keperawatan dalam waktu yang telah ditentukan diharapkan nyeri
akut dapat teratasi dengan kriteria hasil: Mampu mengontrol nyeri (mampu
menggunakan tehnik non farmakologi), melaporkan bahwa nyeri berkurang,
menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang, tanda-tanda vital dalam
rentang normal (Nurarif, Amin Huda & Kusuma, 2017).

1) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik


Pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis (mis, inflamasi, iskemia, neoplasma). Pada Nn.N,
peneliti mencantumkantujuan setelah melakukan tindakan keperawatan dalam
waktu yang telah ditentukan diharapkan nyeri akut dapat teratasi dengan
kriteria hasil: Mampu mengontrol nyeri (mampu menggunakan tehnik non
farmakologi), melaporkan bahwa nyeri berkurang, menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang, tanda-tanda vital dalam rentang normal (Nurarif,
Amin Huda & Kusuma, 2017)
Adapun intervensi tindakan nyeri akut yang telah disusun oleh
peneliti pada Nn.N sudah menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
antara lain, 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan intesitas nyeri 2. identifikasi skala nyeri 3. identifikasi respon nyeri

Universitas Negeri Padang


85

non verbal 4. identifikasi factor yang memperberat dan memperingan


nyeri 5. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri 6.
kontrol lingkungan yang memperberat nyeri 7. Ajarkan teknik non
farmakologi (nafas dalam) 8. Kalaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

2) Resiko Hipovolemia dibuktikan dengan kekurangan intake cairan


Intervensi tindakan diagnosa keperawatan resiko hipovolemia dibuktikan
dengan kekurangan intake cairan pada Nn. N menurut (PPNI, 2017) antara
lain : 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, membran mukosa kering, volume
urine menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah). 2. Monitor intake dan
output cairan. 3. Hitung kebutuhan cairan. 4. Berikan posisi modified
trendeleburg. 5. Berikan asupan cairan oral. 6. Anjurkan memperbanyak
asupan cairan oral. 7. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak. 8.
Kolaborasi pemberian cairan IV isotons (mis Nacl, RL). 9. Kolaborasi
pemberian cairan IV hipotonis (mis glukosa 2,5%, Nacl 0,4%).

3) Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar


informasi dibuktikan dengan menanyakan masalah yang dihadapi.
Diagnosa pada Nn.N yaitu, defisit pengetahuan berhubungan dengan
kurang terpapar informasi dibuktikan dengan menanyakan masalah yang
dihadapi peneliti mencantumkan tujuan setelah melakukan tindakan
keperawatan dalam waktu yang telah ditentukan diharapkan tingkat
pengetahuan membaik dengan kriteria hasil :Perilaku sesuai anjuran
meningkat, verbalisasi minat dalam belajar meningkat, kemampuan
menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat, perilaku sesuai
dengan pengetahuan meningkat, pertanyaan tentang masalah yang dihadapi
menurun, persepsi yang keliru terhadap masalah menurun.
Intervensi tindakan pada diagnosa defisit pengetahuan berhubungan
dengan kurang terpapar informasi dibuktikan dengan menanyakan masalah
yang dihadapi pada Nn. N menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) antara
lain :1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
2.Identifikasi faktor- faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan

Universitas Negeri Padang


86

motivasi perilaku-perilaku hidup bersih dan sehat. 2. Sediakan materi dan


media pendidikan kesehatan. 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakaatan. 4. Berikan kesempatan untuk bertanya. 5. Jelaskan faktor
resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan. 6. Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat. 7. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan ke pasien Nn. N yang dilakukan pada
tanggal 19-22 Februari 2022 dibagi kedalam empat komplomen yaitu
tindakan observasi, tindakan terapeutik, tindakan edukasi dan tindakan
kolaborasi. Implementasi yang dilakukan peneliti disesuaikan dengan
perencanaan yang telah disusun sesuai dengan SLKI dan SIKI.Pada
implementasi yang dilakukan pada tanggal 19-22 Februari 2022, hari pertama
sampai hari ketiga dilakukan pengkajian terhadap pasien dan mengajarkan
teknik non farmakologi yaitu dengan cara kompres air hangat dan
mengajarkan teknik nafas dalam, pasien tidak meringis lagi setelah
melakukan teknik kompres. Pada hari keempat peneliti melakukan tindakan
observasi kembali. Mengidentifikasi nyeri dan kebutuhan nutrisi. Peneliti
juga melakukan tindakan kolaborasi pemberian obat yang diberikan sesuai
dengan resep dokter. Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang dengan skala
nyeri 2, pasien dapat menghabiskan porsi makanan, dan pasien tidak ada rasa
mual dan muntah lagi, pasien tidak merasakan nyeri di ulu hati, pasien
tampak bertenaga. Dapat melakukan semuaaktifitas secara mandiri.

5. Evaluasi
Menurut Setiadi dalam Februanti, 2019 tahapan penilaian atau
evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya. Hasil evaluasi yang dilakukan oleh peneliti pada pasien,
terdiri atas tiga diagnosa keperawatan. Terdapat empat masalah keperawatan
yang ditegakkan dan tiga diagnosa keperawatan dapat teratasi.

Universitas Negeri Padang


87

Pada diagnosa nyeri akut, masalah teratasi ditandai dengan nyeri


berkurang, klien tampak rileks, skala nyeri 2 dan klien terlihat tidak
meringis lagi. Pada diagnosa resiko hipovolemia, masalah teratasi ditandai
dengan kekuatan nadi meningkat, turgor kulit meningkat, output urine
meningkat, dispnea menurun, edema perifer menurun, frekuensi nadi
membaik, tekanan darah membaik, membran mukosa membaik
Pada diagnosa defisit pengetahuan, masalah teratasi ditandai dengan
perilaku sesuai anjuran meningkat, verbalisasi minat dalam belajar
meningkat, kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik
meningkat, perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat, pertanyaan
tentang masalah yang dihadapi menurun, persepsi yang keliru terhadap
masalah menurun.

Universitas Negeri Padang


88

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam melakukan asuhan keperawatan penulis menggunakan tahap proses
keperawatan yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi. Berdasarkan hasil penelitian penerapan
asuhan keperawatan pada Nn. N dengan Ulkus Peptikum di Ruangan Mina Rumah
Sakit Aisyiyah Pariaman, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengkajian
Hasil pengkajian yang ditemukan pada Nn. N : klien mengeluhkan nyeri di
bagian perut sebelah kiri dengan skala nyeri 7 dan menjalar ke ulu hati, nyeri
terasa hilang timbul, terasa menusuk dan melilit kebagian tengah, perut terasa
kembung, mual dan muntah darah segar sebanyak 3 x sehari frekuensi ± 30
cc, badan terasa lemas, lidah terasa asam, tidak ada nafsu makan (hanya
menghabiskan 5 sendok makan) dan pasien tidak memiliki riwayat penyakit
kronik dan menular, pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat
maupun makanan. Pasien pernah dirawat dengan penyakit yang sama setahun
yang lalu, tetapi gejala yang dialami tidak separah saat ini.

2. Diagnosa
Pada Nn.N ada 3 diagnosa yang digunakan yaitu Nyeri Akut berhubungan
dengan Agen Pencedera Fisiologis, Resiko Hipovolemia dibuktikan dengan
kekurangan intake cairan, dan Defisit Pengetahuan berhubungan dengan
kurang terpapar informasi dibuktikan dengan menanyakan masalah dihadapi.

3. Intervensi
Intervensi pada nyeri akut pada pasien Nn. N bertujuan untuk : Agar nyeri
yang di alami pasien dapat berkurang / hilang, pada resiko hipovolemia
muntah tidak ada, bising usus membaik tekanan darah meningkat, nadi terasa
kuat, terpenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh. Dan pada defisit

Universitas Negeri Padang


89

pengetahuandiharapkan pasien menetahui tentang penyakitnya, pasien


mengetahui penyebab penyakitnya.

4. Implementasi
Tindakan keperawatan pada Nn. N dilakukan pada tanggal 19- 22 Februari
2022 dan dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat dan
disesuai dengan kebutuhan pasien, pada implementasi ini diberikan asuhan
keperawatan seperti teknik non farmakologis seperti teknik relaksasi nafas
dalam, dam memberikan kompers air hangat, selanjutnya pada resiko
hipovolemia memenuhi asupan cairan pasien, dan pada defisit pengetahuan
pmemberikan penjelasan faktor resikoyang mempengaruhi kesehatan,
mengajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat.

5. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 hari pada Nn. N
mengatakaan nyeri pada perut sebelah kiri dan menjalar ke ulu hati sudah
berkurang dari sebelumnya, perut tidak terasa kembung lagi, wajah pasien
tidak meringis , pasien tidak gelisah lagi, mual muntah sudah hilang, nafsu
makan sudah membaik, badan tidak lemas lagi, aktivitas pasien dapat
dilakukan secara mandiri. Tanda tanda vital Tekanan Darah : 120/60 mmHg,
Nadi: 103 x/ menit, Pernafasan : 22 x/menit, Suhu : 36,5 oC. Pada resiko
hipovolemia setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 hari pasien
mengatakan sudah lebih bertenaga dan merasa lebih baik dari sebelumnya
karena sudah banyak cairan yang masuk ke tubuh, dehidrasi menurun, denyut
nadi membaik, pasien tidak pucat lagi, kulit pasien kembali lembab. Pada
defisit pengetahuan setelah diberikan asuhan keperawatan selama 4 hari
pasien dapat memahami tentang penyakitnya, pasien melakukan hidup bersih
dan sehat.

Universitas Negeri Padang


90

B. Saran
1. Bagi Pasien
Kepada Nn. N diharapkan untuk selalu menjaga kesehatan, menerapkan
pola hidup sehat, berolah raga secara teratur seperti jalan setiap pagi hari, dan
menghindari makanan bersantan, makanan cepat saji dan makanan yang
pedas dan selalu memeriksaan kesehatan di klinik maupun di Rumah Sakit
terdekat.
2. Bagi Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman
Diharapkan Rumah Sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan
optimal dan mempertahankan kerja sama yang baik antar tim kesehatan
maupun pasien, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan, khususnya pada pasien ulkus peptikum.
3. Bagi Perawat
Perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien ulkus
peptikum hendaknya memerhatikan proses keperawatan secara komprehensif
dengan melibatkan pasien sehingga asuhan keperawatan yang diberikan dapat
tercapai sesuai dengan tujuan. Memberikan pelayanan kepada pasien haruslah
sesuai dengan standart operasional praktik keperawatan agar asuhan
keperawatan yang diberikan pada pasien ulkus peptikum dapat tercapai
dengan maksimal dan tidak merugikan pasien.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat dijadiakan sebagai
data dasar penelitian dan referensi bagi perpustakaan dengan buku-buku
keperawatan sehingga dapat mempermudah dalam perkuliahan maupun
proses penelitian.

Universitas Negeri Padang


91

DAFTAR PUSTAKA
Azhari H, Underwood F, K. J. (2018). The global incidence of peptic ulcer
disease and its complications at the turn of the 21st century;a systematic
review. J Can Assoc Gastroenterol, 1(2), 61–62.
Chey WD,Leontiadis GI,Howden CW, Moss SF. ACG Clinical Guideline :
Treatment of Helibaobacter pylori Infection .Am J Gastroenterol
2017;112:212-239
DEPKES RI, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018): Laporan Nasional
2016, 2017,2018, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
DepartemenKesehatan Republik Indonesia, Jakarta
DepKes Sumbar. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
Jakarta:Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.
Ketut ,N.K & Ayu B.D.S (2019) . Keperawatan Medikal Bedah (Jilid 1).
Yogyakarta : PT Pustaka Baru
Lanas-Gimeno A, Lanas A. Risk of gastrointestinal bleeding during
anticoagulant treatment. Expert Opinion on Drug Safety 2017;16:673-685
Masriadi, (2019) Potensi Buah Pare (Momordhica Charanita) Sebagai Agen
Pengobatan Ulkus Peptikum. JIKSH Vol 10 No 2 .
Mediansyah A, Rahmanisa S. Hubungan ibuprofen terhadap tukak gaster.
Journal Major. 2017;6:6-10
Medical Record Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman
Medula., & Lanas, A. (2017). Asuhan Keperawatan Praktis
BerdasarkanPenerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai
Kasus (Jilid 2).Jogjakarta: MediAction.
PPNI, (2018).Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
danIndikator Diagnostik (1st ed). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, (2018).Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
danTindakan Keperawatan (1st ed). Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, (2018). Standart Luaran Keperawatan Indonesia: Defisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan( 1st ed). Jakarta: DPP PPNI.
Roberts SE, Morrison-Rees S, Samuel DG, Thorne K, Akbari A, Williams
JG. Review article: the prevalence of Helicobacter pylori and the

Universitas Negeri Padang


92

incidence of gastric cancer across Europe. Aliment Pharmacol Ther 2016;


43: 334–45.
Salwar N., & Tas et al The indications, applications, and risks of proton pump
inhibitors. Dtsch. Arztebl. Int. 2017, 113, 477–483. [CrossRef] [PubMed]
Saverio et al, Irramah LS, Brandt LJ. Sleisenger and Fordtran’s
gastrointestinal and liver disease pathophysiology /diagnosis/
management.Tenth edition. ed. Philadelphia, PA: Saunders/Elsevier, 2017:
2 volumes (xxxi, 2369, 2389 pages)
Sigit JI, Soemardji AA. Efektivitas preventif omeprazol terhadap efek samping
tukak lambung antiinflamasi non steroid (asetosal) pada tikus galur wistar
betina. Acta Pharmacy Indonesia. 2017;37(2):48-53.
Sulastri K, Sunarmi K, Harrison EM,Bingener J, Møller MH, OheneYeboah M,
et al. (2018). Perforated pepticulcer. Lancet. 2016;386(10000):1288–98.
Sulaeman.2018. Kesehatan Sistem Pencernaan. https://health.detik.com/berita-
detikhealth/d-3831115/begini-cara-tahu-sistem-percernaan-anda-sehat-
atat-tidak diakses pada tanggal 1 Juni 2021.
Tarigan P, A. H. (2019). Tukak Gaster dan Tukak Duodenum. Dalam: Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keempat - Jilid I. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
War-R. Clinical Study of Peptic Ulcer Disease. Asian Journal of Biomedical
and Pharmaceutical Sciences. 2016;6(53):41- 43
Yaniudy. 2017. Pathway Ulkus Peptikum.
Y, Annisa. (2020). Systematic review: the global incidence and prevalence of
peptic ulcer disease. Aliment Pharmacol Ther, 29(9), 938–946.
Zainuddin A, Chan FKL. Peptic Ulcer Disaese. The Lancet 2017;390:613-624

Universitas Negeri Padang


92

LAMPIRAN

Universitas Negeri Padang


92

Universitas Negeri Padang


93

Universitas Negeri Padang


94

Universitas Negeri Padang


95

Universitas Negeri Padang


96

Universitas Negeri Padang


97

Universitas Negeri Padang


98

Universitas Negeri Padang


99

Universitas Negeri Padang


100

Universitas Negeri Padang


101

Universitas Negeri Padang


102

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
TanggalMasuk :
Ruang/Kelas :
DiagnosaMedis :
1. IdentitasKlien
NamaKlien :
Jeniskelamin :
Usia :
StatusPerkawinan :
Agama :
Sukubangsa :
Pendidikan :
Bahasa yg digunakan :
Pekerjaan :
Alamat :
Sumber biaya (Pribadi, Perusahaan, Lain-lain) :
Sumber Informasi (Klien / Keluarga) :
2. Resume
(Ditulis sejak klien masuk rumah sakit sampai dengan sebelum pengkajian
dilakukan meliputi
: data fokus, masalah keperawatan, tindakan keperawatan mandiri serta
kolaborasi dan evaluasi secara umum)
3. Riwayat Keperawatan:
a. Riwayat kesehatansekarang.
1) Keluhanutama :
2) Kronologis keluhan
a) Faktorpencetus :
b) Timbulnyakeluhan : ( )Mendadak ( ) Bertahap
c) Lamanya :

Universitas Negeri Padang


103

d) Upayamengatasi :
b. Riwayat kesehatan masalalu.
1) Riwayat Penyakit sebelumnya (termasuk kecelakaan):
2) Riwayat Alergi (Obat, Makanan, Binatang, Lingkungan):
3) Riwayat pemakaian obat:
c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan tiga
generasi dariklien)
d. Penyakityangpernahdideritaolehanggotakeluargayangmenjadifact
orrisiko
e. Riwayat Psikososial danSpiritual.
1) Adakah orang terdekat dengan klien:
2) Interaksi dalam keluarga:
a) PolaKomunikasi :
b) Pembuatan Keputusan :
c) Kegiatan Kemasyarakatan:
d) dampak penyakit klien terhadap keluarga:
3) Masalah yang mempengaruhi klien :
a) Konsepdiri
(1)Gambaran diri dan mendatang:
1. Bagian tubuh mana yang disukai
2. Bagian tubuh mana yang tidak disukai
(2)Identitas diri:
3. Apa peran klien:
dalam keluarga,
kelompok atau masyarakat
4. Bagaimana kepuasan klien terhadap posisi tersebut
(3) Perandiri
5. Bagaimana kemampuan klien melaksanakan peran
tersebutdiatas
(4) Ideal diri:
6. Harapan klien terhadap
penyakitnya…………………………..

Universitas Negeri Padang


104

7. Harapan klien terhadap dirinya sesuai peran


diatas...................................................................................
(5) Harga diri:
8. Hubungan klien dengan orang lain sehubungan
dengan peran tersebut diatas :
Keluarga
Kelompok/masyarakat
HubunganSosial.
(6) Orang yang paling berarti dalam kehidupan klien
(tempat mengadu, bicara dan minta bantuan).
(7) Keterlibatan klien dalam kelompok/ masyarakat
(8) Hambatan dalam berhubungan dengan kelompok/
masyarakat
4) Mekanisme Koping terhadapstress
5) Persepsi klien terhadappenyakitnya
a) Hal yang sangat dipikirkan saat ini:
b) Harapan setelah menjalani perawatan:
c) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit:
6) Sistem nilai kepercayaan:
a) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan:
b) Aktivitas Agama/Kepercayaan yang dilakukan:
7) Persepsi klien terhadappenyakitnya
a) Hal yang sangat dipikirkan saat ini:
b) Harapan setelah menjalani perawatan:
c) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit:
8) Sistem nilai kepercayaan:
a) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan:
b) Aktivitas Agama/Kepercayaan yang dilakukan:
9) Persepsi klien terhadappenyakitnya
a) Hal yang sangat dipikirkan saat ini:
b) Harapan setelah menjalani perawatan:
c) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit:

Universitas Negeri Padang


105

10) Sistem nilai kepercayaan:


a) Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan:
b) Aktivitas Agama/Kepercayaan yang dilakukan:
a) Data biologis

Data Sehat Sakit


Pola nutrisi : -
Makan

Minum
Pola eliminasi -
BAB

BAK .
-
Pola tidur dan .
istirahat
Pola aktivitas .
Personal
hygiene

a. Pemeriksaan FisikUmum:

1) Berat badan : …………Kg (Sebelum Sakit :………Kg)

Universitas Negeri Padang


106

2) TinggiBadan : cm
3) Keadaanumum : ( ) Ringan ( ) Sedang ( )Berat
KekuatanOtot :

Pemerikaan Fisik

Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan Darah
Suhu
Nadi
pernafasan
TB
BB Sebelum Sakit
BB Saat Sakit
CRT
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Dada
Abdomen
Genetalia
Ekstremitas
Integumen
Syaraf

4. Data Penunjang (Pemeriksaan diagnostik yang menunjang masalah :


Lab, Radiologi, Endoskopi dll).

Universitas Negeri Padang


107

Penatalaksanaan Terapi (Therapi / pengobatan termasuk diet )

5. Data Fokus

Data Subjektif Data Objektif

6. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah

7. Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan (P&E) Tanggal Tanggal Nama

Universitas Negeri Padang


108

Ditemukan Teratasi Jelas

8. Intervensi Keperawatan

No SDKI SLKI SIKI

9. Implementasi dan evaluasi

Tgl./ No. Jam Tindakan Jam Evaluasi Paraf dan Nama


Waktu DK. Keperawatan Jelas
dan Hasil

Universitas Negeri Padang


109

Universitas Negeri Padang


110

DOKUMENTASI

Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai