PROGRAM-RPL-2 (2)
PROGRAM-RPL-2 (2)
PROGRAM-RPL-2 (2)
KELAS 8
Di Susun Oleh :
LIDYA SUSDIANI, S.Psi
KIDUL tahun pelajaran 2021/2022 ini telah disetujui dan di sahkan pada :
Hari : SENIN
Halaman Judul...................................................................................................................................................i
Lembar Pengesahan....................................................................................................................................ii
Kata Pengantar..............................................................................................................................................iii
Daftar Isi..............................................................................................................................................................iv
PROGRAM TAHUNAN.............................................................................................................................1
A. Rasional....................................................................................................................................................1
B. Dasar Hukum........................................................................................................................................3
C. Visi dan Misi..........................................................................................................................................3
1. Visi Misi MTS MU 2…..................................................................................................................4
2. Visi Misi Bimbingan dan Konseling MTS MU 2…............................. 4
D. Deskripsi Kebutuhan......................................................................................................................4
1. Profil Kelas dari Hasil Angket Kebutuhan Peserta Didik................................4
2. Profil Peserta Didik dari Hasil Angket Kebutuhan Peserta Didik..............8
3. Deskripsi Kebutuhan dari Hasil Asesmen.................................................................9
E. Rumusan Kebutuhan....................................................................................................................11
F. Komponen Program......................................................................................................................14
1. Layanan Dasar............................................................................................................................14
2. Layanan Responsif...................................................................................................................15
3. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual............................................15
4. Dukungan Sistem......................................................................................................................16
G. Bidang Layanan...............................................................................................................................18
1. Bidang Pribadi.............................................................................................................................18
2. Bidang Sosial................................................................................................................................18
3. Bidang Belajar.............................................................................................................................18
4. Bidang Karir...................................................................................................................................19
H. Pengembangan Tema atau Topik......................................................................................19
I. Rencana Kegiatan / Operasional (Action Plan)...........................................................25
J. Rencana Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut......................................................31
K. Sarana Prasarana............................................................................................................................32
L. Anggaran Biaya.................................................................................................................................33
PROGRAM SEMESTERAN................................................................................................................34
A. Program Semester Ganjil...........................................................................................................34
B. Program Semester Genap.........................................................................................................38
C. RPL BK ( Klasikal, Kelas Besar/Lintas Kelas, Kelompok, Individu ) .............43
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Proses Penyusunan Angket Kebutuhan Peserta Didik Berdasarkan
SKKPD
D. DESKRIPSI KEBUTUHAN
Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan
asumsi teoretik dan hasil asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam
melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan dan Konseling terlebih dahulu
9nalisa9 daftar kebutuhan (Need Assesment). Tujuan penyusunan
instrumen tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan
Konseli.
Ada beberapa contoh aplikasi 9nalisa9nt yang dapat digunakan
untuk mengetahui kebutuhan Konseli, antara lain Daftar Cek Masalah
(DCM), Inventori Tugas Perkembangan (ITP), Alat Ungkap Masalah (AUM),
Analisis Tugas Perkembangan (ATP), Identifikasi Kebutuhan dan Masalah
Konseli (IKMS) dan lain-lain. Selain itu pengalaman Konselor dalam
melaksanakan program pelayanan konseling dan masukan dari berbagai
fihak terkait juga dapat digunakan sebagai dasar penyusunan daftar
kebutuhan peserta didik.
Angket masalah Konseli atau peserta didik di MTs. Miftahul Ulum 2
Banyu Putih dibuat dan disusun sendiri oleh tim guru bimbingan dan
konseling sesuai dengan lingkungan dan masalah/kebutuhan peserta
didik di sekolah.
% JENIS
NO PERNYATAAN JUMLAH
BIDANG BIMBINGAN
1 Saya kadang lupa bersyukur atas nikmat dan karunia dari Tuhan YME 30 30%
2 Saya kadang lupa untuk berprilaku sopan dan santun dalam kehidupan 23 23%
Saya merasa belum paham etika yang baik dan benar dalam pergaulan 25 25%
3 teman sebaya
6 Waktu saya banyak dihabiskan untuk bermain game atau games online 20 20%
287%
7 Saya sulit meminta maaf jika melakukan kesalahan terhadap orang lain 21 21%
10 Saya belum tahu cara melakukan eksplorasi bakat secara mandiri 22 22%
Saya sering lupa waktu ketika bermain/membuka media sosial (fb, wa, 15 15%
15 instagram, dll)
Kata maaf, tolong dan terimakasih kadang lupa saya ucapkan dalam 13 13%
19 pergaulan
Saya belum tahu tentang bentuk-bentuk kenakalan remaja saat ini dan 16 16%
20 cara mensikapinya
23 Saya belum tahu cara untuk menjaga persahabatan agar tetap langgeng 13 13%
28 Saya malu jika membicarakan masalah seks dan pacar kepada orang tua 19 19%
29 Saya merasa malu jika bergaul dengan teman yang beda jenis kelamin 17 17%
Saya belum paham yang harus dilakuan dengan adanya pemanasan 19 19%
31 global
Saya belum mengetahui banyak tentang jenis obat-obat terlarang serta 15 15%
32 dampaknya
370%
33 Saya belum tahu cara memilih lembaga bimbingan belajar 23 23%
Saya belum paham tentang gaya belajar dan strategi yang sesuai 23 23%
36 dengannya
41 Saya belajarnya jika akan ada ulangan atau ujian saja 19 19%
45 Saya belum paham cara kerja otak kiri dan otak kanan 27 27%
49 Saya belum tahu tentang prospek karir untuk setiap mapel 26 26%
Saya belum banyak tahu tentang jenis-jenis profesi di masyarakat dan 22 22%
50 Prospeknya
LAYANAN
Saya belum bersungguh- Kesadaran untuk beribadah
sungguh beribadah pada Allah Allah SWT dengan Ikhlas
SWT
Kadang-kadang perbuatan saya Kesadaran untuk selalu
tidak sesuai dengan yang
diucapkan bersikap jujur
Saya kadang lupa bersyukur Memiliki sikap selalu bersyukur
PRIBADI atas nikmat dan karunia dari
Allah SWT pada Allah SWT
E. RUMUSAN KEBUTUHAN
Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilakukan
atau hasil deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli. Rumusan tujuan
akan dicapai dan disusun dalam bentuk prilaku yang harus dikuasai
peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan
konseling. Berikut rumusan tujuannya
F. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbigan dan konseling di SMP meliputi : (1)
layanan dasar, (2) layanan peminatan dan perencanaan individual, (3)
Layanan Responsif, dan (4) dukungan sistem. Berikut penjelasan
mengenai masing-masing komponen
1. Layanan Dasar
Layanan dasar adalah proses pemberian bantuan kepada semua
peserta didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dalam bidang pribadi, sosial, belajar,
dan karir sebagai pengejawantahan tugas-tugas perkembangan
mereka. Layanan dasar merupakan inti pendekatan perkembangan
yang diorganisasikan berkenaan dengan pengetahuan tentang diri dan
orang lain, perkembangan belajar, serta perencanaan dan eksplorasi
karir. Layanan dasar pada sekolah dasar dilaksanakan dalam aktivitas
yang langsung diberikan kepada peserta didik/konseli adalah
bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, dan bimbingan lintas kelas.
Aktivitas yang dilaksanakan melalui media adalah papan bimbingan,
leaflet dan media inovatif bimbingan dan konseling. Bagi guru kelas
yang menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling,
layanan bimbingan klasikal dapat diintegrasikan dalam kegiatan
pembelajaran tematik.
2. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan
jangka pendek peserta didik, atau masalah-masalah yang dialami
peserta didik/konseli yang bersumber dari lingkungan kehidupan
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas konseling
individual, konseling kelompok, konsultasi, konferensi kasus, referal
dan advokasi. Sementara aktivitas layanan responsif melalui media
adalah konseling melalui elektronik dan kotak masalah. Pada konteks
layanan responsif di Sekolah Dasar, guru bimbingan dan konseling
atau konselor memberikan intervensi secara singkat. Pada layanan
responsif juga dilakukan advokasi yang menitikberatkan pada
membantu peserta didik/konseli untuk memiliki kesempatan yang
sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru bimbingan
dan konseling atau konselor menyadari terdapat rintangan-rintangan
bagi peserta didik yang disebabkan oleh disabilitas, jenis kelamin,
suku bangsa, bahasa, orientasi seksual, status sosial ekonomi,
pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya. Guru bimbingan
dan konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua
peserta didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama
menempuh pendidikan di Sekolah Dasar.
3. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik
Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan
proses pemberian bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam
membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar,
dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik
belajar memantau dan memahami pertumbuhan dan
perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif
terhadap informasi tersebut Layanan peminatan dan perencanaan
individual berisi aktivitas membantu setiap peserta didik untuk
mengembangkan dan meninjau minat dan perencanaan pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Aktivitas dimulai sejak peserta didik masih di
sekolah dasar dan berlanjut terus sampai di sekolah menengah.
Rencana yang telah dibuat oleh peserta didik ditinjau dan diperbaharui
secara berkala dan didokumentasikan di dalam profil peserta didik,
misalnya dalam bentuk grafik. Aktivitas layanan peminatan dan
perencanaan individual yang langsung diberikan kepada peserta didik
dapat berupa kegiatan bimbingan klasikal, konseling individual,
konseling kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas kelas,
bimbingan kelompok, konsultasi dan kolaborasi. Aktivitas peminatan
dan perencanaan individual di Sekolah Dasar terintegrasi dengan
kegiatan ekstrakurikuler. Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler juga
dapat menggambarkan minat peserta didik pada aktivitas tertentu.
Guru bimbingan dan konseling atau konselor dap at memberikan
informasi tentang perencanaan pribadi, akademik dan karir dalam
pemilihan kegiatan ekstra kurikuler bagi peserta didik.
4. Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja infrastruktur dan pengembangan
keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Aktivitas yang
dilakukan dalam dukungan sistem adalah (1) administrasi, yang di
dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti asesmen,
kunjungan rumah, menyusun dan melaporkan program bimbingan dan
konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan
mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2) kegiatan tambahan
dan pengembangan profesi, bagi konselor atau guru kelas yang
berfungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, kegiatan
pengembangan profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya sebagai
guru kelas dengan diperkaya oleh kegiatan pelatihan atau lokakarya
tentang bimbingan dan konseling untuk memperkuat kompetensi
dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling atau
konselor. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai
pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan konseling dapat
dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara
tatap muka dan daring.
Berdasarkan hasil angket kebutuhan peserta didik, maka alokasi waktu komponen program
adalah sebagai berikut :
KOMPON JML PRO PERHITU
E MATERI / TOPIK / LAY NGAN
NO N N POR
O KEGIATAN A WAKTU/
PROGRA SI
M NAN JAM
BELAJAR Disesuaik
Kiat agar orang Disesuaika an
Peserta didik/konseli memiliki Konseling tua peduli n dengan dengan Proses
kesadaran orang tua untuk peduli Responsif Individual VIII dengan pendekata pendekat dan Hasil 2 Jam
pada kegiatan belajar anaknya kegiatan n yang an yang
belajar kita digunakan digunaka
n
Disesuaik
Disesuaika an
Peserta didik/konseli memperoleh Konseling Identifikasi n dengan dengan Proses
kemudahan memaham pelajaran Responsif Individual VIII kesulitan pendekata pendekat dan Hasil 2 Jam
belajar n yang an yang
digunakan digunaka
n
Peserta didik/konseli dapat Bimbingan Pentingnya Ceramah, Slide Proses
Dasar VIII Power 2 Jam
melakukan disiplin belajar Klasikal disiplin belajar Diskusi dan Hasil
Point
Peserta didik/konseli dapat Bimbingan Tanggung Ceramah, Slide Proses
Dasar VIII jawab seorang Power 2 Jam
melakukan kebiasaan belajar Klasikal Diskusi dan Hasil
siswa Point
Peserta didik/konseli dapat belajar Bimbingan Cara belajar di Ceramah, Slide Proses
Dasar VIII Power 2 Jam
di rumah Klasikal rumah Diskusi dan Hasil
Point
Disesuaik
Bahaya Disesuaika an
n dengan dengan
Peserta didik/konseli tidak Konseling menunda Proses
menunda pekerjaan sekolah Responsif Individual VIII pekerjaan pendekata pendekat dan Hasil 2 Jam
sekolah n yang an yang
digunakan digunaka
n
Peserta didik/konseli dapat Bimbingan Kiat sukses Ceramah, Slide Proses
memperoleh atau meraih prestasi Dasar VIII Power 2 Jam
Klasikal meraih prestasi Diskusi dan Hasil
di sekolah Point
Peserta didik/konseli memiliki Bimbingan Pentingnya Ceramah, Slide Proses
Dasar VIII motivasi Power 2 Jam
Motivasi belajar Klasikal Diskusi dan Hasil
belajar Point
Peserta didik/konseli dapat Bimbingan Cara belajar Ceramah, Slide Proses
melakukan belajar kelompok yang Dasar VIII Power 2 Jam
Klasikal kelompok Diskusi dan Hasil
baik Point
Peserta didik/konseli memiliki Bimbingan Cara belajar di Ceramah, Slide Proses
pemahaman tentang cara belajar Dasar VIII Power 2 Jam
Klasikal sekolah baru Diskusi dan Hasil
di SMP/MTs yang baik Point
KARIR
Disesuaik
Cara mencari Disesuaika an
Peserta didik/konseli dapat Konseling teman yang n dengan dengan Proses
menemukan cara belajar yang Responsif Individual VIII cocok untuk pendekata pendekat dan Hasil 2 Jam
sesuai belajar n yang an yang
bersama digunakan digunaka
n
Peserta didik/konseli dapat Pem&Pere Bimbingan Cara Ceramah, Slide Proses
VIII mendapatkan Power 2 Jam
memperoleh informasi beasiswa nc Indv Klasikal Diskusi dan Hasil
beasiswa Point
Peserta didik/konseli memiliki Pem&Pere Bimbingan Cara mengatur Ceramah, Slide Proses
3. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menindaklanjuti hasil pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling. Berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh dari hasil evaluasi, guru BK atau konselor dapat memikirkan
ulang keseluruhan program yang telah dilaksanakan denganc ara
membuat desain ulang atau merevisi seluruh program atau beberapa
bagian dari program yang dianggap belum begitu efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan
dilakukan.
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan
bimbingan dan konseling tertentu dalam rangka perbaikan atau
pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek
yang akan diperbaiki atau dikembangkan dan alokasi waktu yang
telah ditentukan.
Wak
tu
o s
Kegiatan/Layanan i BK
P S B K
A. PERSIAPAN
Pembagian tugas Tercapainya
1 guru bimbingan efektivitas layanan VIII Juli
dan bimbingan dan
konseling/konselor konseling
2 Assesmen Terungkapnya VIII Juli
kebutuhan (Angket kebutuhan peserta
Masalah Konseli) didik/konseli
Layanan
bimbingan dan
3 Menyusun program konseling lebih VIII Juli
bimbingan dan terarah dan tetap
konseling sasaran
Mendapat
4 Konsultasi program dukungan dari VIII Juli
bimbingan dan Kepala dan Komite
konseling Sekolah
Terpenuhinya
kebutuhan sarana
5 yang menunjang VIII Juli
Pengadaan sarana / keberhasilan
prasarana BK layanan BK
B. LAYANAN BK
1 LAYANAN DASAR
a. Bimbingan
Klasikal
Peserta
Pema didik/konseli
Tuhan selalu hadir memiliki
dalam hidupku V hama kesadaran untuk VIII Juli
n beribadah pada
Allah SWT
Peserta
didik/konseli
Pema memiliki
Cara Belajar di pemahaman
sekolah baru V hama tentang cara VIII Juli
n belajar di
SMP/MTs yang
baik
Peserta
didik/konseli
Adaptasi di Pema mudah
lingkungan sekolah V hama beradaptasi VIII Agst
baru n dengan
lingkungan
sekolah baru
Pema Peserta
Cita-cita karirku V hama didik/konseli VIII Agst
n dapat
mengidentifikasi
cita-cita yang
sesuai dengan
dirinya
Peserta
Pema didik/konseli
Cara mengatur mampu mengatur
waktu V hama jadwal kegiatan VIII Sept.
n sehari-hari dengan
baik
Peserta
Pema didik/konseli
Disiplin diri V hama memiliki disiplin VIII Sept.
n diri dalam
kehidupan
Peserta
Pema didik/konseli
Potensi diri V hama mampu menggali VIII Okt
n Potensi Diri
Sendiri
Peserta
didik/konseli
Manusia sebagai Pema memiliki Oktb
V hama Kesadaran sebagai VIII
makhluk social n makhluk sosial .
yang harus
berinteraksi
Peserta
Bersyukur dengan Pema didik/konseli Novb
V hama memahami VIII
hati yang ikhlas n berbagai macam .
beaKonseli
Pema Peserta
Kiat mencari dan V hama didik/konseli VIII Novb
disenangi teman n mampu menjaga .
kesehatan diri
Pema Peserta
hama didik/konseli
Nilai suatu sikap V n dan memiliki VIII Desb
kejujuran pence pemahaman .
gahan bahaya rokok dan
narkoba
Pema Peserta
Pentingnya disiplin didik/konseli Desb
belajar V hama dapat melakukan VIII .
n disiplin belajar
Pema Peserta
Bahaya rokok dan hama didik/konseli Desb
V n dan dapat menghindari VIII
dampaknya pence bahaya atau .
gahan dampak rokok
b. Bimbingan
Kelompok
Peserta
Langkahku Pema didik/konseli
V hama memiliki sikap VIII
tanggung jawabku
n yang bertanggung
jawab
Peserta
Pema didik/konseli
Saya cinta budaya V hama memiliki VIII
sendiri n kesadaran
mencintai budaya
indonesia tercinta
c. Papan
Bimbingan
Pema Peserta
Tips dan Trik hama didik/konseli Juli
Sukses dalam V V V V n dan memperoleh VIII –
Pengembangan diri pence informasi melalui Desb
gahan media tulis
Peserta
Pema didik/konseli Juli
d. Pengemb. V V V V memperoleh VIII
Media
BK hama informasi yang –
n Desb
bermanfaat bagi
dirinya
Peserta
Pema didik/konseli Juli
e. Leafleat V V V V hama memperoleh VIII –
n informasi melalui Desb
media cetak
2 LAYANAN
RESPONSIF
Terbantunya
Penge peserta didik Juli
1. Konseling dalam mengatasi
Individual ntasa hambatan/memec VIII –
n ahkan masalah Desb
yang dialaminya
Terbantunya
2. Konseling Penge memecahkan Juli
ntasa masalah peserta VIII –
Kelompok
n didik melalui Desb
kelompok
Pema
hama Terbantunya Juli
n dan memberikan
3. Konsultasi VIII –
penge informasi yang
Desb
ntasa dibutuhkan oleh
n peserta didik
Diperolehnya
4. Konferensi Penge kesepakatan Juli
ntasa bersama mengenai VIII –
Kasus
n masalah peserta Desb
didik
Terentaskannya
masalah konseli
Penge yang terkait Juli
5. Advokasi ntasa dengan pihak lain VIII –
n agar hak-hak Desb
konseli tetap
terlindungi
Terselenggaranya
6. Konseling Penge layanan Juli
ntasa Bimbingan dan VIII –
elektronik
n Konseling yang Desb
lebih efektif
Pema
hama Juli
n dan Tertampungnya
7. Kotak masalah VIII –
penge masalah peserta
Desb
ntasa didik/konseli yang
n introvert
PEMINATAN DAN Pema Terentaskannya
hama masalah konseli
3 PERENC. VIII
n dan yang terkait
INDIVIDUAL
penge dengan pemilihan
ntasa jurusan dan
n rencana karir
masa depan
4 DUKUNGAN
SISTEM
a. Melaksanakan Pengumpulan data
dan
dan kebutuhan
menindaklanjuti
peserta didik
assesmen
Mengetahui
b. Kunjungan langsung kondisi
rumah peserta didik di
lingkungan rumah
c. Menyusun dan Pertanggungjawab
melaporkan
an kinerja kepada
program bimbingan
kepala sekolah
dan konseling
Penilaian
d. Membuat ketercapaian
program layanan
evaluasi
bimbingan dan
konseling
e. Melaksanakan Bukti fisik
administrasi pelaksanaan
bimbingan dan bimbingan dan
konsleing konseling
f. Pengembangan Pengembangan
keprofesian
diri / profesi
konselor
Lumajang, 18 Juli 2021
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
c. Papan
Bimbingan
Tips dan Trik Pema Peserta
hama didik/konseli
Sukses dalam Jan-
V V V V n dan memperoleh VIII
Pengembangan Jun
pence informasi melalui
diri
gahan media tulis
Peserta
Pema didik/konseli
d. Pengemb. memperoleh Jan-
Media BK V V V V hama informasi yang VIII Jun
n bermanfaat bagi
dirinya
Peserta
Pema didik/konseli Jan-
e. Leafleat V V V V hama memperoleh VIII
Jun
n informasi melalui
media cetak
2 LAYANAN
RESPONSIF
Terbantunya
1. Konseling Penge peserta didik
ntasa dalam mengatasi VIII
Individual n hambatan/memec
ahkan masalah Jan
yang dialaminya -Jun
Terbantunya
2. Konseling Penge memecahkan
ntasa masalah peserta VIII
Kelompok
n didik melalui Jan
kelompok -Jun
Pema
hama Terbantunya
3. Konsultasi n dan memberikan VIII
penge informasi yang
ntasa dibutuhkan oleh Jan
n peserta didik -Jun
Penge Diperolehnya
4. Konferensi kesepakatan
Kasus ntasa bersama mengenai VIII Jan
n masalah peserta -Jun
didik
Terentaskannya
masalah konseli
Penge yang terkait
5. Advokasi ntasa dengan pihak lain VIII
n agar hak-hak
konseli tetap Jan
terlindungi -Jun
Terselenggaranya
6. Konseling layanan
Bimbingan dan VIII
elektronik
Konseling yang Jan
lebih efektif -Jun
Tertampungnya
7. Kotak masalah peserta VIII
masalah didik/konseli yang Jan
introvert -Jun
3 PEMINATAN
DAN
PERENCANAAN
INVIDIVUAL
4 DUKUNGAN
SISTEM
a. Melaksanakan Pengumpulan data
dan Jan-
dan kebutuhan VIII
menindaklanjuti peserta didik Jun
assesmen
Mengetahui
b. Kunjungan langsung kondisi VIII Jan-
rumah peserta didik di Jun
lingkungan rumah
c. Menyusun dan
melaporkan Pertanggungjawab Jan-
program an kinerja kepada VIII
bimbingan dan kepala sekolah Jun
konseling
Penilaian
d. Membuat ketercapaian Jan-
program layanan VIII
evaluasi bimbingan dan Jun
konseling
e. Melaksanakan Bukti fisik
administrasi pelaksanaan VIII Jan-
bimbingan dan bimbingan dan Jun
konsleing konseling
f. Pengembangan Pengembangan Jan-
keprofesian VIII
diri / profesi Jun
konselor
Lumajang, 18 Juli 2021
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK
BIMBINGAN KLASIKAL
BIMBINGAN KLASIKAL KELAS BESAR/LINTAS KELAS
BIMBINGAN/KONSELING KELOMPOK
KONSELING INDIVIDU
SEMESTER
GANJIL - GENAP
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Pribadi
Topik / Tema Layanan : Stop Mengeluh !, Selalu Bersyukur
Kelas / Semester : 8 / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami manfaat bersyukur
2. Peserta didik/konseli dapat memahami akibat dan ancaman jika tidak mau bersyukur
3. Peserta didik/konseli dapat memahami sebab-sebab kurang bersyukur
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Stop Mengeluh!, Selalu Bersyukur
C. Langkah-langkah Kegiatan
Layanan 1. Tahap
Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta
didik, kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan
dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan
menjadi lebih semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencaikan kebekuan
di kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan
dengan materi layanan tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK
mengajak peserta didik berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan video yang
terkait dengan “Inspirasi Bersyukur ”
2.4. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik
melihat tayangan video tersebut.
2.5. Beberapa peserta didik mencari atau membuat kata-kata motivasi atau inspirasi
yang berkaitan dengan bersyukur.
2.6. Peserta didik membuat poster terkait dengn tema “Bersyukur, Jangan Mengeluh!” dan
mempublikasikannya melalui media sosial
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan 3.2.
Guru BK mengajak peserta didik untuk selalu mau rajin belajar untuk meraih masa depan
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan
dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi
dari kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan
klasikal, antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara
penyampaiannya. (bisa melalui link google form.
1. Manfaat Bersyukur
Dalam kehidupan kita pasti pernah mangalami hal yang membuat kita bahagia dan
kadang juga malah membuat kita merasa menjalani hidup adalah sebuah penderitaan.
Bersyukurlah atas kehidupan yang telah Allah berikan, kita masih diberi kesempatan untuk
hidup bernafas bebas, panca indra yang sempurna.
a. Hidup Menderita
Hidup rasanya selalu menjadi beban, iri dengan keberuntungan orang lain, dan enggan
untuk berusaha lebih baik. Meraka yang tidak mau bersyukur hidupnya penuh dengan
kesusahan,suka mengeluh dan menyelahkan takdir.
b. Hidup menjadi selalu sial
Penelitian membuktikan orang yang tidak bersyukur selalu memiliki sifat negatif pada
diri sendiri (Pesimis) dan pada orang lain (buruk sangka). Orang yang berfikir negatif
lebih banyak mendapat kesialan dari pada orang yang berfikir Positif.
c. Mudah terserang penyakit
Pemarah, Pengiri dan berfikirnegatif adalah sifat dari orang yang tidak mau bersyukur
dengan keadaan yang dia miliki. Meraka cenderung cuek dengan lingkungan dan diri
sendri, akibatnya kekebalan tubuh.
d. Dapat Balasan Di Akhirat
Allah berfirman : "Dan jika kalian manusia mau bersyukur atas nikmat yang telah Aku
berikan kepada kalian maka niscaya Aku akan menambah nikmat yang telah Aku
berikan kepada kalian, dan jika kalian kufur (tidak mau bersyukur) maka ketahuilah
niscaya siksa-Ku itu pedih." Firman Allah ini menjelaskan bahwa orang yang tidak mau
bersyukur atau kufur atas nikmat Allah bahwa siksaan yang pedih akan menimpa pada
dirinya kelak ketika di akhirat.
1. Tujuan Kegiatan :
Mengaplikasikan rasa syukur kepada Tuhan dengan membantu
sesama 2. Alat yang di butuhkan :
Spidol atau kapur dan papan tulis
3. Deskripsi Kegiatan :
- Setiap siswa secara bergantian membuat sebuah lingkaran di papan tulis di depan
kelas. Besar atau kecilnya lingkaran menunjukkan seberapa besar rasa syukur
siswa yang telah diwujudkan dalam bentuk nyata.
- Setelah siswa semua siswa menggambar lingkaran di papan tulis, diharapkan
secara suka rela beberapa siswa menjelaskan hubungan antara besarnya
lingkungan yang dibuat dari wujud rasa syukur yang telah di lakukan. Bagaimana
perasaan kalian ketika menggambar lingkaran tersebut, dan hikmah apa yang
kalian dapatkan dari aktivitas itu ?
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian belajar kelompok
2. Peserta didik/konseli dapat memahami belajar kelompok yang efektif
3. Peserta didik dapat memahami hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan
belajar kelompok
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Belajar Kelompok Itu.. Asyik dan Bermanfaat
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta
didik, kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan
dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan
menjadi lebih semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencaikan kebekuan
di kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan
dengan materi layanan tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK
mengajak peserta didik berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan video yang
terkait dengan “ Tipe – tipe Bekerja Kelompok ”
2.4. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik
melihat tayangan video tersebut.
2.5. Peserta didik membentuk kelompok, ( 1 Kelompok : 5 – 6 oang ), kemudian guru bk
memberikan menjelasan cara bermain “Building Sedotan” (dilihat prosedur permainan)
2.6. Peserta didik setiap kelompok akan menyusun sedotan tersebut dengan solasi. Setelah
selesai, guru BK memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan makna dari
permaian tersebut.
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk selalu mau rajin belajar untuk meraih masa
depan
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan dengan
berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi
dari kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan
klasikal, antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara
penyampaiannya. (bisa melalui link google form.
Belajar Kelompok adalah sebuah model pembelajaran dimana peserta didik belajar bekerja
sama dalam sebuah kelompok untuk menyelesaikan tugas belajar. Menurut Modjiono (1992:61),
metode belajar kelompok dapat diartikan sebagai format belajar mengajar yang menitikberatkan
kepada interaksi anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna
menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama. Jadi, belajar kelompok adalah kegiatan
belajar dalam kelompok dengan tujuan untuk memecahkan permasalahan yang ada.
Tujuan dari belajar kelompok adalah untuk mengembangkan cara berpikir kritis dalam
memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan bersosialisasi dan komunikasi,
meninggikan rasa percaya diri terhadap kemampuan siswa. Selain itu, belajar kelompok juga
bertujuan agar siswa dapat memahami dan menghargai orang lain. Manfaat dari belajar
kelompok :
Dengan membentuk kelompok belajar, dapat memotivasi semangat belajar antara teman
satu dengan lainnya.
Saling berbagi informasi dan pengetahuan antara teman.
Membangun komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi.
Meringankan tugas yang dberikan karena dikerjakan bersama.
Mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa dalam menanggapi suatu permasalahan
bekerja sama dalam menyelesaikan tugas dan bersosialisasi di luar sekolah.
Belajar lebih menyenangkan karena dikerjakan secara berkelompok.
Meningkatkan kualitas kepribadian, seperti adanya kerja sama, toleransi, berpikir kritis
dan disiplin.
1. Pilih teman yang paling cocok untuk bergabung dalam satu kelompok yang terdiri dari 3-
5 orang. Dengan anggota yang tidak terlalu banyak diharapkan lebih fokus dalam
berdiskusi.
2. Tentukan dan sepakati bersama, kapan, di mana dan apa yang akan dibahas serta apa
yang perlu dipersiapkan untuk keperluan belajar kelompok. Hal ini penting agar semua
anggota dapat mempersiapkan diri akan materi yang akan didiskusikan.
3. Setelah berkumpul secara bergilir tetapkan siapa pimpinan kelompok yang akan
mengatur diskusi dan siapa penulis yang akan mencatat hasil diskusi.
4. Ciptakan suasana belajar yang serius tapi santai.
5. Rumuskan pertanyaan atau permasalahan yang akan dipecahkan bersama dan batasi
ruang lingkupnya agar pembahasan tidak menyimpang.
6. Bahas dan pecahkan setiap persoalan satu persatu sampai tuntas. Berikan kesempatan
kepada setiap anggota untuk berpendapat, lalu kaji bersama manakah yang paiing tepat.
7. Bila terdapat persoalan yang tidak dapat dipecahkan atau tidak ada kesepakatan antar
anggota, tangguhkan saja kemudian minta pendapat guru. Lanjutkan ke persoalan yang lain.
8. Kesimpulan hasil diskusi dicatat penulis, lalu dibagikan kepada anggota kelompok untuk
dipelajari lebih lanjut di rumah masing-masing.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam KKB adalah :
a. Pembentukan Kelompok
Kelompok dalam KKB dibentuk atas bimbingan wali kelas, Guru BK atau prakarsa
siswa sendiri. Besarnya anggota KKB 5 sampai 8 orang, apabila KKB terlalu banyak
anggotanya dimungkinkan akan berubah fungsinya menjadi arena gosip.
Dalam pembentukan KKB perlu diperhatikan :
1. Jarak antara rumah dengan tempat belajar.
2. Kemampuan anggota.
3. Kualitas anggota.
4. Jenis kelamin, diusahakan tiap kelompok terdapat siswa putra dan putri.
Musyawarahkan nama kelompok, tetapkan nama yang menarik dan bermakna. Boleh
berupa nama-nama tokoh, singkatan-singkatan yang bermakna, nama kota/negara/tempat
yang menarik dan semua anggota kelompok menjadi bangga bila nama itu disebut. Contoh
:
ARAGANI : Anak Rajin Gabung Di Sini
CLEOPATRA : Clubnya Orang Patuh Dan Trampil
ALBATROZ : Anak loyal Bagus Trampil Obyektif dan Zopan
ARIZONA : Anak Rajin Zopan dan Bijaksana
PITAGORAS : Pintar Tangguh Gotong Royong Rajin dan Semangat
PITALOKA : Pintar Tangguh Loyal dan Kompak Dan lain – lain
Selanjutnya rumuskan Aturan, Undang – undang atau Tata Tertib Kelompok. Agar lebih
mentereng point-point aturan itu boleh kamu namakan pasal-pasal. Tetapkan aturan-
aturan
yang berkaitan dengan kedisiplinan, kerapian, kerajinan, kesopanan, kekompakan dan
motivasi pencapaian prestasi belajar.
Contoh :
Pasal 1 : Semua anggota kelompok harus selalu berpenampilan rapi
Pasal 2 : Semua anggota kelompok harus saling menjaga kekompakan, dsb,
Lengkapi aturan / tata tertib kelompok dengan sanksi bagi pelanggar. Hindari sanksi /
hukuman fisik, rumuskan sanksi yang bersifat kreatif dan mendidik, yang bila sanksi itu
diterapkan justru bisa menambah kekompakan dan keakraban. Contoh : Membawa
makanan ringan saat pertemuan kelompok sebatas kemampuan, membersihkan meja
kursi anggota selama 3 hari berturut-turut, menggantikan kerja piket, mentraktir anggota
kelompok sebatas kemampuan, dan lain-lain.
b. Tempat Belajar
Tempat penyelenggaraan KKB, diantaranya :
1. Di rumah anggota dengan diatur bergiliran.
2. Di ruang kelas pada sore hari.
3. Di tempat lain yang memenuhi syarat antara lain adanya meja, kursi, penerangan dan
kenyamanan.
c. Persiapan Belajar
Agar KKB benar-benar bermanfaat, setiap anggota wajib menyiapkan bahan-bahan
dan alat-alat belajar. Bahan dapat berupa soal-soal yang akan diselesaikan PR, tugas-tugas
yang akan dilaporkan hasilnya, dan sebagainya. Alat-alat dan sumber belajar seperti buku
referensi dan kamus harus pula disiapkan.
d. Pengantar Bicara
Secara bergiliran tiap pertemuan KKB diantarkan oleh seorang anggota, untuk
membuka suatu pertemuan dan menyebutkan apa-apa yang akan dibahas agar tujuan
KKB tidak menyimpang. Pembuka pertemuan sekaligus bertindak sebagai ketua saat itu.
e. Waktu Belajar
Waktu pelaksanaan KKB harus dijadwalkan hari dan waktunya / jam berapa. Setiap
anggota harus disiplin mentaati jadwal yang telah disepakati. Lama pelaksanaannya bisa
1,5 jam efektif ditambah 15 menit istirahat. Waktu yang terlalu lama dimungkinkan
digunakan untuk bergurau atau ngobrol.
f. Cara Pelaksanaan
Berbagai cara untuk membangkitkan KKB diantaranya :
1. Membahas dan menyelesaikan soal.
2. Tanya jawab.
3. Memahami kata dan istilah yang cukup kompleks.
4. Mencatat pertanyaan untuk diajukan kepada guru di kelas, dan lain-lain.
Hal yang sangat berharga dalam KKB yang tersimpan dalam sanubari para anggota
setelah mereka dewasa adalah “kenangan indah” saat aktifitas KKB. Masih tersimpan jelas
kesan-kesan kehidupan remaja pada saat mengadakan KKB dengan kelompoknya yang
penuh suka dan suka. Nama-nama anggota KKB seakan terpatri dalam batin dan menjadi
sejarah kehidupan yang sulit dilupakan.
Games team building solidot biasanya dimainkan kurang lebih 8 orang setiap kelompok.
Bahan yang digunakan adalah sedotan plastik.
Tujuan dari permainan ini adalah untuk mencari solusi dari setiap masalah, belajar
membentuk pribadi yang kreatif, inovatif, dan strategis, serta melatih betapa
pentingnya kekompakan dan kerja sama dalam tim
Adapun cara bermainnya bahwa setiap kelompok akan menyusun sedotan tersebut
dengan solasi. supaya sedotan itu bisa disusun tinggi dan bagi tim yang berhasil menyusun
sampai tinggi dengan menopang gelas aqua di atas dalam waktu yang telah ditentukan dia
lah pemenangnya dengan syarat sedotan itu dibuat seperti menara
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Pribadi
Topik / Tema Layanan : Eksplorasi bakat secara mandiri
Kelas / Semester : 8 / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian bakat
2. Peserta didik/konseli dapat memahami jenis-jenis bakat
3. Peserta didik/konseli memahami antara potensial dan aktual
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Eksplorasi bakat secara mandiri
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada
peserta didik, kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan
dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan
dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan
menjadi lebih semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencaikan
kebekuan di kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru
BK mengajak peserta didik berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan video
yang terkait dengan “Coretan Bakat ”
2.4. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta
didik melihat tayangan video tersebut.
2.5. Peserta didik melakukan permainan untuk mengeksploarasi bakat dengan
teman dalam sebangku (dilihat prosedur permainan)
2.6. Setelah melakukan kegiatan tersebut, peserta didik mencari poin belajar
terkait dengan makna dari permaian tersebut.
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah
dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk melakukan eksplorasi bakat secara
mandiri
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan
mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1.Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan
refleksi dari kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2.Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan
layanan klasikal, antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang dibahas,
cara penyampaiannya. (bisa melalui link google form.
Jenis-Jenis Bakat
Menurut Rahayu (2), ada dua jenis bakat, yaitu diantaranya:
Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar yang bersifat
umum, artinya setiap orang memiliki.
Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi khusus, artinya tidak
semua orang memiliki misalnya bakat seni, memimpin, berceramah, olahraga. Bakat
khusus ini terbagi lagi menjadi beberapa macam, diantaranya:
Bakat Verbal, yaitu bakat tentang konsep-konsep yang diungkapkan dalam bentuk
kata-kata.
Bakat Numerikal, yaitu bakat tentang konsep-konsep dalam bentuk angka.
Bakat bahasa (linguistik), yaitu bakat tentang penalaran analitis bahasa (ahli
sastra) misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing, hukum,
pramuniaga dan lain-lainnya.
Bakat kecepatan, ketelitian, klerikal, yaitu bakat tentang tugas tulis menulis,
ramu-meramu untuk laboratorium, kantor dan dalam kerohanian.
Bakat Relasi Ruang (spasial), yaitu bakat untuk mengamati, menceritakan pola
dua dimensi atau berpikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam
terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup,
melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan mudah
menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
Bakat Mekanik, yaitu bakat tentang prinsip-prinsip umum IPA, tata kerja mesin,
perkakas dan alat-alat lainnya.
Bakat Abstrak, yaitu bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola,
rancangan, diagram, ukuran-ukuran, bentuk-bentuk dan posisi-posisinya.
Bakat Skolastik, yaitu kombinasi kata-kata (logika) dan angka-angka. (Termasuk
didalamnya kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola
sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola
numerik, pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional).
1. Tujuan Kegiatan :
Mengembangan diri dan keperibadian untuk dapat mengenali diri,
bakat, dan potensi dalam meraih masa depan.
2. Alat yang di butuhkan :
kertas catatan kecil dan alat tulis
3. Waktu :
15 menit
4. Deskripsi Kegiatan :
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian bakat
2. Peserta didik/konseli dapat memahami jenis-jenis bakat
3. Peserta didik/konseli memahami antara potensial dan aktual
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Eksplorasi bakat secara mandiri
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada
peserta didik, kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan
dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan
dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan
menjadi lebih semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencaikan
kebekuan di kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru
BK mengajak peserta didik berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan video
yang terkait dengan “Pelajar Tidak Punya Kaki dan Tangan ”
2.4. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta
didik melihat tayangan video tersebut.
2.5. Peserta didik diminta mengerjakan kuis “ Orang PEDE atau Pemalu” dengan
penuh kesadaran dan kejujuran (soal bisa dilihat slide atau lembar yang
dibagikan oleh guru)
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah
dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk selalu percaya diri dan tidak rendah
diri
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan
mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1.Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan
refleksi dari kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2.Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan
layanan klasikal, antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang dibahas,
cara penyampaiannya. (bisa melalui link google form.
Pengertian
Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan dan
penilaian (judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang
efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang
semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya.
kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan
dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti induvidu
tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa
percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek
dari kehidupan induvidu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin,
mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi
aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri.
Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek
kelebihan yang dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya merasa
mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam hidupnya. (Hakim, 2004:6).
Tujuan Kegiatan :
Mengenali kelebihan dan kelemahan diri siswa.
Alat yang di butuhkan :
kertas dan pulpen untuk mencatat
Deskripsi Kegiatan :
• Dalam kegiatan ini, siswa melibatkan teman-temannya dalam sebuah
kelompok. Setiap kelompok berjumlah lima orang. Langkah-langkah kegiatan
sebagai berikut :
• Sediakan dan bagikan selembar kertas kepada setiap peserta atau anggota
kelompok !
• Gambarlah benda atau apa aja yang menggambarkan diri kalian masing-masing
. misalnya, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan bintang. Gambar itu merupakan
lambangmu (siswa)!.
• Tuliskan alasanmu, baik yang positif maupun yang negatif, memilih gambar
tersebut!
• Alasan yang positif di letakan sebelah kanan, sebaliknya yang negatif sebelah
kiri, sebagai contohc; kalian menggambar sebuah bunga mawar sebagai
lambang dirimu. Alasan memilih bunga mawar karena bunga mawar indah
tapi berduri. Hal itu melambangkan keindahan . tapi sulit di dekati.
• Setiap kelompok menempelkan gambar-gambar tersebut pada sebuah karton
besar yang di beri hiasan dengan berbagai kreasi agar terlihat indah.
• Persentasikan hasl karyamu di depan kelas, peserta dari kelompok lain dapat
menyanggah atau memberi masukan,
Dari kegiatan ini , kamu dapat melihat kekuatan dan kelemahanmu, alasan yang
positif adalaH KEKUATANMU sementara yang negatif adalah kelemahan yang
dapat kamu perbaiki
Kita isikan kuis ini yuk….! Pilihlah jawaban yang sesuai dengan sikapmu. Lalu tengok
hasilnya, apakah kamu memang PE – DE, MPO (Mencari Perhatian Orang) atau Pemalu!!
1. Waktu istirahat, teman – temanku sedang berkumpul. Aku mau nimbrung, maka aku
akan ….
a. Berteriak, “Hoi! Ikutan dong! Lagi cerita apa nih? Eh, Si Eni tadi dipanggil Pak
KepSek, Lho…”
b. Masuk ke kerumunan, dengarkan pembicaraan mereka. Pada saat yang tepat,
aku akan menambahiatau mengomentari pembicaraan/cerita mereka.
c. Masuk ke kerumunan, dengarkan pembicaraan mereka. Mereka tertawa aku ikut
tertawa.
2. Sehabis menerangkan pelajaran, Bu Guru mulai bertanya kepada temanku satu –
satu. Aku akan ….
a. Menggerak – gerakkan kepala dan tubuh sambil mengacung – acungkan jari.
Kalau perlu sambil berdiri sambil berkata, “Saya Bu! Saya Bu!”
b. Duduk diam, tenang sambil menyiapkan jawaban.
c. Ketakutan setengah mati keringat dingin keluar. “Ah, Minta izin ke kamar kecil
ah!” rencanaku.
3. Aku sedang jalan – jalan bertiga. Lalu ada orang tersesat. Aku dan teman – temanku
tidak begitu tahu tujuan orang itu. Aku akan ….
a. Menjawab mendahului teman – temanku, “kalau tidak salah, dari sini Bapak
Belok Kiri, lalu terus. Nanti belok kanan ….”
b. Menyarankan begini, “Pak, kami lupa nama jalan itu. Sebaiknya bertanya ke pos
polisi, 100 meter dari sini!”
c. Diam saja, “Biar teman – teman yang menjawab, ah!”
4. Di sebuah pesta ulang tahun temanku, ia memintaku untuk membuat acara. Aku
akan….
a. Menolak permintaannya, lalu berteriak, “Tuuu, SI Ani aja deh! Ayo An maju aja!
Jangan malu – malu…. Rasanya lama betuul!
b. Mengiyakan sambil bertanya, “Acara apa yang kamu inginkan?”.
c. Menggelengkan kepala sambil tersipu – sipu. Lalu menyembunyikan diri ke
belakang.
Analisis Kuis PE – DE
Jawaban Saya lebih banyak ………, jadi saya adalah seorang yang …………
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Belajar
Topik / Tema Layanan : Belajar efektif dan
efisien
Kelas / Semester : 8 / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengetian belajar
2. Peserta didik/konseli dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar
3. Peserta didk/konseli dapat memahami strategi belajar efektif dan efisien
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Belajar efektif dan efisien
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada
peserta didik, kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan
dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan
dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan
menjadi lebih semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencaikan
kebekuan di kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang
berhubungan dengan materi layanan tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru
BK mengajak peserta didik berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan video
yang terkait dengan “Proses Belajar ”
2.4. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta
didik melihat tayangan video tersebut.
2.5. Peserta didik diminat untuk membaca kisah inspiratif “ Kisah Batu, Krikil
dan Pasir ”, dengan penuh semangat dan antusias serta penuh penghayatan
2.6. Peserta didik mencari makna atau poin belajar dari kisah tersebut,
kemudian Guru BK minta beberapa peserta didik untuk menyampaikan
makna atau poin belajar dari kisah tersebut
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah
dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk selalu mau rajin belajar untuk meraih
masa depan
D. Evaluasi
1.Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan
refleksi dari kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan
layanan klasikal, antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang dibahas,
cara penyampaiannya. (bisa melalui link google form.
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan
sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari ( Bari Djamarah, 1994: 21). Menurut
James O. Wittaker belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. sedangkan menurut
Cronbach belajar yang efektif adalah melalui penglaman. Dan menurut Howard L.
Kingsley belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan
atau diubah melalui praktek dan latihan (Dalyono, 2006: 104).
Belajar dikatakan sebagai suatu proses karena perubahan tingkah laku yang
terjadi melalui suatu tahapan-tahapan yang pada akhirnya menjadi suatu hasil
belajar. Misalnya: Seorang anak yang ingin dapat berjalan, maka ia mulai dilatih oleh
orangtua, merangkak, berdiri,dituntun untuk mulai melangkah yang pada akhirnya si
anak bisa mulai berdiri dan mulai sedikit demi sedikit melangkahkan kakinya dan
kemudian ia mulai dapat berjalan dengan sempurna.
Demikian juga bila seorang siswa ingin mengetahui,dapat serta memahami sesuatu
dengan baik maka ia harus melalui proses yang disebut proses belajar. Proses belajar
akan menghasilkan perubahan yang bersifat “Intensional
(disengaja)”,positif,aktif,efisien,efektif dan fungsional.
Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar itu merupakan aktivitas fisik dan mental yang tidak berdiri sendiri, tetapi
keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor itu bisa berasal dari
dalam diri sendiri (faktor Internal) dan faktor dari luar (faktor eksternal). Faktor-
faktor tersebut diantaranya :
Kondisi internal
Kondisi ini adalah kondisi yang berasal dari dalam diri siswa yang meliputi :
1. Fisik / Jasmaniah, artinya apabila secara umum kondisi seseorang apabila
dikatakan sehat,maka akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya.
Misalnya : siswa kondisi sakit : secara tiba-tiba terjadi sakit kepala,sakit perut,
siswa sedang menjalani perawatan operasi, amandel,jantung,paru-
paru,kecelakaan lalu lintas sejenisnya
2. Psikis / Kejiwaan, artinya apabila kondisi kejiwaan seseorang dalam belajar
kurang stabil,maka akan mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajarnya.
Misalnya : Siswa diliputi rasa ketakutan, kecemasan, adanya konflik-konflik batin,
diliputi rasa kekecewaan,serta gangguan psikis lainnya.
3. Adanya Kemauan ( Niat ) yang muncul dari daalam diri individu. Dan kemauan
atau niat tersebut benar-benar tulus. Maka akan mempengaruhi aktivitas belajar
dan hasil belajarnya..Misalnya : Siswa niat belajar dengan sungguh-sungguh
karena belajar/ sekolah itu merupakan suatu kebutuhan diri sendiri apabila ingin
mencapai masa depan yang gemilang. Siswa juga berniat bahwa : “saya harus
menjadi orang yang sukses dan berhasil dalam sekolah dan karir saya”. “Saya
tidak boleh bermalas malasan dalam hidup ini, saya harus bekerja keras”.
4. Kecerdasan ( IQ)
Faktor kecerdasan (IQ) ini juga sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar
seseorang. Seseorang yang dikategorikan mempunyai IQ Normal (100-110)
menurut hasil psykhotes),maka ia disimpulkan akan mampu mengikuti belajar di
sekolah-sekolah umum dengan lancar, selama ia tidak mengalami gangguan-
gangguan lainnya. Demikian juga apabila seseorang mempunyai kecerdasan
dibawah normal, tentunya akan mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar
disekolah jika dibanding dengan seseorang yang berkecerdasan normal.
5. Minat
Minat juga menentukan aktivitas dan hasil belajar seseorang. Minat adalah tertarik
yang kuat terhadap obyek tertentu. Apabila seseorang dalam belajarnya sudah
tidak mempunyai rasa ketertarikan yang kuat terhadap obyek yang dipelajari
tentunya aktivitas dan hasil belajar yang dicapai juga tidak optimal. Demikian juga
sebaliknya. Oleh karena itu perlu seseorang terus menerus untuk belajar
mencintai,menyenangi suatu obyek belajar sehingga pada akhirnya mampu
dengan seutuhnya tertarik yang kuat dan mencintai dengan setulus-tulusnya
obyek belajar tersebut, yang pada akhirnya motivasi belajar semakin meningkat
untuk mencapai keberhasilan dalam belajarnya.
6. Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk mencapai suatu
hasil tertentu / suatu perbuatan. Motivasi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu
motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi Internal adalah dorongan yang
muncul dari dalam diri seseorang. Misalnya ; Belajar adalah suatu kebutuhan
untuk masa depan, dan sejenisnya. Sedangkan motivasi eksterinsik adalah
dorongan yang dilakukan oleh seseorang karena adanya faktor dari luar.
Misalnya : Hadiah/Reward. Siswa akan dapat hadiah apabila nilai hasil belajarnya
di atas 80. Kedua motivasi tersebut sudah dilaksanakan baik oleh orangtua,guru
atau suatu lembaga. Alangkah baiknya seseorang memiliki motivasi internal yang
kuat, sehingga aktivitas dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai.
Kondisi Eksternal
Kondisi eksternal meliputi kondisi lingkungan di mana siswa berada. Kondisi
lingkungan adalah keadaan alam sekitar siswa yang mempengaruhi kegiatan
belajarnya baik lingkungan personal maupun lingkungan-lingkungan material
(sarana prasarana). Kondisi eksternal tersebut yaitu :
1. Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana penunjang keberhasilan belajar juga mempengaruhi
aktivitas dan hasil belajar seseorang. Sarana dan prasarana ini juga bisa dari siswa
dan dari lembaga pendidikan. Misalnya di rumah mempunyai sarana dan
prasarana penunjang keberhasilan belajar, sedangkan di sekolah sarana dan
prasarana penunjang belajar juga lengkap, maka kemungkinan untuk mencapai
hasil belajar yang maksimal akan tercapai. Sarana dan prasarana belajar misalnya
; buku-buku paket, buku catatan,ruang laboratorium, komputer, laptop, conect
internet (hotspot), dan sejenisnya
2. Lingkungan Sekitar
Lingkungan dimana individu tinggal dan lingkungan bermain individu akan sangat
mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar. Apabila lingkungan sekitar sangat
mendukung kemajuan individu,maka keberhasilan belajar dapat tercapai. Demikian
juga sebaliknya, termasuk didalamnya adalah lingkungan bermain dan kelompok
individu. Oleh sebab itu seseorang harus bijak dalam menyikapi dirinya untuk hidup
bermasyarakat, artinya mampu memilih mana yang bermanfaat dan mana yang tidak.
Pada suatu waktu, terdapat seorang guru yang bijak. Banyak murid yang datang
dari tempat jauh, untuk mendengarkan petuah bijaknya. Pada suatu hari, seperti
biasa, para murid berkumpul untuk mendengarkan pelajaran dari sang guru.
Banyak murid mulai datang memenuhi ruang pengajaran. Mereka datang dan
duduk dengan tenang, memandang ke depan, siap untuk mendengar apa yang
dikatakan oleh sang guru.
Akhirnya sang guru pun datang, lalu duduk di depan para murid-muridnya. Sang
guru membawa sebuah toples besar, disampingnya terdapat setumpuk batu kehitaman
seukuran genggaman tangan. Tanpa bicara sepatah kata pun, Sang guru mengambil
batu-batu tersebut satu persatu, lalu memasukkannya hati-hati ke dalam toples kaca.
Ketika toples tersebut sudah penuh dengan batu hitam tadi, sang Guru berbalik
kepada para murid, lalu bertanya. "Apakah toplesnya sudah penuh? "Ya guru," jawab
para murid, "Benar, toples itu sudah penuh". Tanpa berkata apa-apa, sang guru mulai
memasukkan keri kil-kerikil bulat berwarna merah ke dalam toples itu. Kerikil-kerikil itu
cukup kecil sehingga jatuh di sela-sela batu hitam besar tadi. Setelah semua kerikil
masuk kedalam toples, sang guru berbalik kepada para murid, lalu bertanya. "Apakah
toplesnya sudah penuh?" "Ya guru," jawab para murid, "Benar, toples itu sudah penuh".
Masih tanpa berkata apa-apa lagi, kini sang guru mengambil satu wadah pasir
halus, lalu memasukkannya ke dalam toples. Dengan mudah pasir-pasir tersebut pun
masuk memenuhi sela-sela kerikil merah dan batu hitam. Setelah masuk semua, kini
sang guru berbalik kepada para murid, lalu bertanya lagi.
"Apakah toplesnya sudah penuh?" Sekarang para murid tak terlalu percaya diri
menjawab pertanyaan gurunya. Namun terlihat bahwa pasir tersebut jelas
memenuhi sela-sela kerikil di dalam toples, membuatnya terlihat sudah penuh. Kali
ini hanya sedikit yang mengangguk, lalu menjawab, "Ya guru," jawab beberapa
murid, "Benar, toples itu sudah penuh".
Tetap tanpa berkata apa-apa lagi, sang guru berbalik mengambil sebuah
tempayan berisi air, lalu menuangkannya dengan hati-hati ke dalam toples besar
tersebut. Ketika air sudah mencapai bibir toples, kini sang guru berbalik kepada para
murid, lalu bertanya lagi. "Apakah toplesnya sudah penuh?" sambil tertawa murid
tersebut menjawab “Ya guru”.
HIKMAH :
Toples ini mewakili kehidupan kita. Batu, Kirikil dan Pasir adalah hal-hal yang ada
dalam kehidupan kita dan hal-hal yang penting dalam hidup kita. Misalnya Pendidikan
mengajarkan sesuatu kepada orang lain, melakukan pekerjaan yang kita cintai, waktu
untuk diri sendiri, kesehatan, teman
dan semua hal yang berharga.
Kita harus dapat memprioritaskan kebutuhan hidup. Ingat untuk dapat sukses dalam
hidup ini,
kita harus selalu memasukan batu pertama kali. Jika tidak
kita akan kehilangan semuanya.
Bila kita mengisi dengan hal-hal yang kecil ( kerikil dan pasir ) maka hidup kita akan
penuh
dengan hal-hal yang kecil dan merisaukan dan ini semestinya tidak perlu.
Karena dengan demikian kita tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya
kita ada perlukan untuk hal-hal besar dan penting.
Oleh karena itu tanyakan pada diri Anda sendiri
“Apakah batu yang ada dalam hidup Anda ?” Lalu kerjakan itu pertama kali
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN
2021/2022
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Belajar
Topik / Tema Layanan : Aku Bisa Berpikir Kritis dan Logis
Kelas / Semester : 8 / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat menjelaskan pengertian berpikir secara kritis dan logis
serta manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari
2. Peserta didik/konseli dapat menemukan cara-cara yang logis dalam mengambil
keputusan-keputusan penting dalam hidupnya
3. Peserta didk/konseli dapat mengkritisi pengalaman-pengalaman tokoh inspiratif
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Aku Bisa Berpikir Kritis dan Logis
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta
didik, kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan
dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan
menjadi lebih semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencaikan kebekuan
di kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan
dengan materi layanan tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK
mengajak peserta didik berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan video yang
terkait dengan “Life a Simple ”
2.4. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik
melihat tayangan video tersebut.
2.5. Guru BK membagai kelas menjadi kelompok (1 kel. : 5 – 6 orang), kemudian
membagikan “kertas kasus” untuk dibagikan kepada peserta didik dalam kelompok
2.6. Peserta didik bersama kelompok berdiskusi memecahkan persoalan yang tertera
pada “kertas kasus”. Kemudian memberi makna dari diskusi kelompok tersebut.
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk berpikir logis dan kritis dalam kehidupan sehari-
hari
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri
kegiatan dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi
dari kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan
klasikal, antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara
penyampaiannya. (bisa melalui link google form.
Berpikir Kritis
Berpikir kritis (critical thinking) adalah sinonim dari pengambilan keputusan (decision
making), perencanaan strategik (strategic planning), proses ilmiah (scientific process), dan
pemecahan masalah (problem solving). Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman
kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan
terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat memecahkan
masalah tersebut. setiap orang memiliki pola pikir yang berbeda. Akan tetapi, apabila setiap
orang mampu berpikir secara kritis, masalah yang mereka hadapi tentu akan semakin
sederhana dan mudah dicari solusinya.
Berpikir kritis mengandung makna sebagai proses penilaian atau pengambilan keputusan
yang penuh pertimbangan dan dilakukan secara mandiri. Peter Facione, mengemukakan
bahwa berpikir kritis merupakanpProses perumusan alasan dan pertimbangan mengenai
fakta, keadaan, konsep, metode dan kriteria. Richard Paul mendefinisikan berpikir kritis
sebagai proses merumuskan alasan yang tertib secara aktif dan terampil dari menyusun
konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mengintegrasikan (sintesis), atau mengevaluasi
informasi yang dikumpulkan melalui proses pengamatan, pengalaman, refleksi, pemberian
alasan (reasoning) atau komunikasi sebagai dasar dalam menentukan tindakan.
Menurut Halpen (dalam Achmad, 2007) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah
memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif dalam menentukan tujuan. Proses
tersebut dilalui setelah menentukan tujuan, mempertimbangkan, dan mengacu langsung
kepada sasaran-merupakan bentuk berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka
memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan,
dan membuat keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif
dalam konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan mengevaluasi,
mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala menentukan beberapa faktor
pendukung untuk membuat keputusan.
Berpikir kritis ini juga biasa disebut dengan directed thinking, sebab berpikir langsung
kepada fokus yang akan dituju. R. Matindas (dalam Sarwono, 2009) menyatakan bahwa:
“Berpikirkritisadalah aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah
pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau
meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan”.
Hal terpenting yang perlu diperhatikan dalam konsep berpikir kritis bahwa dalam proses
berpikir kritis, seseorang dapat dikatakan sedang mengevaluasi bahan atau topic yang
sedang dibahas. Sebab dalam proses berpikir kritis, seseorang akan mengalami berbagai
pertimbangan dari berbagai aspek untuk menentukan suatu tujuan yang menghasilkan
jawaban yang disampaikan. Selain mampu berpikir logis dan kritis, seorang peserta didik juga
harus mampu berpikir kreatif.
Berpikir Logis
Berpikir secara logis adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan logika, rasional
dan masuk akal. Secara etymologis logika berasal dari kata logos yang mempunyai dua arti 1)
pemikiran 2) kata-kata. Jadi logika adalah ilmu yang mengkaji pemikiran. Karena pemikiran
selalu diekspresikan dalam kata-kata, maka logika juga berkaitan dengan “kata sebagai
ekspresi dari pemikiran”. Dengan berpikir logis, kita akan mampu membedakan dan
mengkritisi kejadian-kejadian yang terjadi pada kita saat ini apakah kejadian-kejadian itu
masuk akal dan sesuai dengan ilmu pengetahuan atau tidak. Tidak hanya itu, seorang
peserta didik juga harus mampu berpikir kritis sehingga ia mampu mengolah fenomena-
fenomena yang diterima oleh sistem indera hingga dapat memunculkan berbagai pertanyaan
yang berkaitan dan menggelitik untuk dicari jawabannya.
Contoh real-nya ketika seorang siswa atau peneliti melakukan metode ilmiah, maka
pelaku ilmiah ini harus melakukan kegiatan ilmiah ini dengan berpikir secara logis, mulai dari
saat pelaku ilmiah melakukan observasi/ pengamatan, merumuskan masalah, menyusun
hipotesis, melaksanakan penelitian, mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data,
hingga menarik kesimpulan. Seluruh proses kerja ilmiah tersebut harus dikerjakan
berdasarkan prinsip yang logis, rasional, dan masuk akal agar dapat dipertanggungjawabkan.
Cara berpikir logis yang biasa dikembangkan, dapat dibagi menjadi dua, yaitu berpikir
secara deduktif dan berpikir secara induktif. Logika deduktif adalah penarikan kesimpulan
yang diambil dari proposisi umum ke proposisi khusus. Sederhananya kata umum-khusus.
Adapun logika induktif kebalikan dari logika deduktif. Jenis logika ini harus mengikuti
penalaran yang berdasarkan pengalaman atau kenyataan. Artinya, jika tidak ada bukti maka
kesimpulannya belum tentu benar atau pasti. Dengan demikian, dia tidak akan mempercayai
suatu kesimpulan yang tidak berdasarkan pengalaman atau kenyataan lewat tangkapan
panca indranya.
1. Kenali Masalah
2. Tentukan Prioritas
3. Kumpulkan Informasi
4. Kenali Persepsi yang muncul
5. Analisa Data
6. Buat Keputusan / Kesimpulan
KERTAS KASUS
Tujuan : Agar peserta dapat berpikir kritis dan logis untuk mencari cara agar semua keluarga
bisa menyembrang dengan selamat
Aturan Bermain
Guru membagi peserta menjadi beberapa kelompok dalam satu kelompok terdiri dari 5 –
6 orang
Setiap kelompok akan mendapatakn satu kertas kasus yang harus didiskusikan bersama
Kelompok wajib menjelaskan argumen mereka kepada teman-teman yang lain
Kertas Kasus
Beberapa hari yang lalu terjadi kecelakaan pesawat dan membuat pesawat itu
terdampar di sebuah pulau asing. Para penumpang tidak dapat mengubungi
keluarga dan kerabat mereka di rumah. Persedian makanan pun juga semakin
menipis.
Para penumpang pesawat itu adalah seorang dokter, seorang kakek tua,
seorang tentara, seorang ibu hamil, seorang anak kecil, pilot pesawat, dua
orang laki-laki bertubuh besar, seorang pemuka agama, seorang wanita,
sepasang kekasih.
Anda adalah tim penyelamat dan Anda berhasil menemukan posisi mereka.
Namun sayang kapal yang Anda kendarai hanya cukup untuk 3 orang, yaitu
dirimu sendiri, dan dua orang untuk penumpang pesawat.
Anda diminta untuk memilih siapa 2 orang yang akan Anda selamatkan.
Tuliskan alasan Anda mengapa 2 orang tersebut yang Anda selamatkan !
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN
2021/2022
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Pribadi - Sosial
Topik / Tema Layanan : Cinta Tanah Air dan NKRI
Kelas / Semester : 8 / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami, bersikap menghargai dan mencintai tanah air dan NKRIm
2. Peserta didik/konseli dapat menjelaskan arti cinta tanah air
3.Peserta didik/konseli dapat mengidentifikasi contoh sikap cinta tanah air dan NKRI dalam
kehidupan sehari-hari
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Cinta Tanah Air dan NKRI
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan yang semangat dengan penuh keakraban kepada peserta
didik, kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik dengan menanyakan kabar, membuat
suasana penuh semangat dengan melakukan ice breaking. (Bernyanyi lagu nasional)
2. Tahap Inti
2.1. Peserta didik memperhatikan materi layanan pada beberapa slide ppt yang sudah disiapkan
2.2. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan video yang terkait dengan
“Anak Indoneisa yang Berprestasi di Internasional”
2.3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik
melihat tayangan video tersebut.
2.4. Peserta didik mengamati berbagai permasalahan berkaitan dengan bentuk perilaku,
sikap, bentuk atau cara mencinta tanah air dan NKRI dalam kehidupan sehari-hari
2.5. Peserta didik diminta untuk memberikan contoh perilaku sikap cintah tanah air di
lingkungan sekolah, contoh cintah tanah air di lingkungan masyarakat serta contoh
cinta tanah air dalam menghadapi globalisasi.
2.6. Peserta didik diminta untuk memberikan makna atau poin belajar kegiatan
tersebut diatas.
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk bersikap cinta tanah air dalam kehidupan
sehari-hari
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri
kegiatan dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi
dari kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan klasikal,
antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
(bisa melalui link google form
Cinta tanah air adalah mencintai bangsa sendiri, yakni munculnya perasaan mencintai
oleh warga negara untuk negaranya dengan sedia mengabdi, berkorban, memelihara
persatuan dan kesatuan, melindungi tanah airnya dari segala ancaman, gangguan dan
tantangan yang dihadapi oleh negaranya. Dalam definisi lain, cinta tanah air adalah
munculnya rasa kebanggaan, rasa kecintaan, rasa memiliki, rasa menghargai, rasa
menghormati, rasa kesetiaan dan kepatuhan yang dimiliki oleh setiap warga negara terhadap
negaranya atau tanah airnya.
Kita sebagai warga negara Indonesia dan Indonesia sebagai tanah air kita, maka kita harus
memiliki perasaan cinta tanah air dan mewujudkan kecintaan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut saya, wujud kecintaan warga negara kepada tanah airnya dapat dimulai dari hal-hal yang
sederhana yaitu mencerminkan perilaku cinta tanah air dengan ikut serta dalam pembangunan
nasional. Setiap warga negara ikut serta dalam pembangunan nasional melalui bidangnya masing-
masing, misal bekerja dengan baik sesuai dengan keahlian yang dimiliki, membayar pajak dan
membayar pajak dengan tepat waktu, mencintai produk-produk Indonesia dengan lebih
mengutamakan membeli produk-produk dalam negeri dibanding produk-produk asing. Jadi,
sebagai warga negara, kita boleh saja membeli produk-produk asing.
Ada pun wujud cinta tanah air lainnya yang dapat dilakukan oleh warga negara adalah
memelihara sarana-prasarana umum dengan tidak merusaknya, menciptakan suasana aman
dan damai dalam kehidupan bersosial/ bermasyarakat dengan toleran dan tenggang rasa,
menghargai jasa pahlawan, serta berkarakter Indonesia dengan menerapkan 5S (senyum,
salam, sapa, sopan, santun) berjiwa Pancasila, bhineka tunggal ika, dan menaati peraturan
undang-undang yang berlaku, dan sebagainya.
Sedangkan sebagai generasi muda yang masih sekolah atau pelajar dan yang sedang
berkuliah atau seorang mahasiswa sikap cinta tanah air dapat diwujudkan dengan banyak
ragam cara, di antaranya belajar dengan rajin, mengikuti upacara bendera, taat terhadap
perintah Tuhan, saling menyayangi antar sesama, menghormati orang tua dan guru,
menghargai jasa para pahlawan, menjadi pelajar yang membanggakan Indonesia dengan
berprestasi baik dalam bidang akademik maupun nonakademik, tidak bersikap kebarat-
baratan, berjiwa Indonesia dan Pancasila, berpegang pada bhineka tunggal ika, dan
sebagainya. https://www.kompasiana.com/idriskamisopa/5929804f8e7e61c67214ba46/cinta-
tanah-air
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bangsa yang lahir karena adanya contoh
sikap cinta tanah air. Tanpa rasa cinta tanah air, negara ini tidak akan terbentuk. Seperti
yang kita tahu, bangsa Indonesia memiliki sejarah yang panjang untuk menjadi sebuah
negara yang berdaulat. Banyak bangsa lain yang datang dan menjajah Indonesia selama
ratusan tahun. Tanpa rasa cinta tanah air, mungkin bangsa ini sudah menjadi milik bangsa
lain. Dan mungkin juga tidak akan pernah ada nama Indonesia.
Makna Cinta Tanah Air
Tanah dan air adalah dua elemen penting dalam kehidupan. Tanah adalah tempat manusia
berpijak, dan dari tanahlah manusia berasal. Ke pada tanah pula akhir dari manusia.
Sedangkan air, air adalah satu – satunya hal yang membuat kita bisa hidup di bumi ini.
Sebegitu pentingnya tanah air, tidak lah berlebihan apabila kedua kata tersebut digunakan
untuk menyebut negeri tempat kita hidup, tempat kita berawal dan berakhir. Apabila kita
lahir, hidup, dan berakhir di Indonesia, maka layak disebut apabila kita bertanah air
Indonesia.
Sedangkan cinta tanah air, adalah sebuah ungkapan yang berarti kecintaan pada negeri tempat
kita menjalani kehidupan dari lahir hingga akhir hayat. Selain itu, cinta tanah air juga diartikan
sebagai rasa cinta yang sesungguhnya mengandung unsur kasih sayang terhadap tanah air,
dimana rasa cinta itu menimbulkan keinginan untuk menjaga, melindungi dan membela dari
semua ancaman. Cinta tanah air juga berarti rela berkorban untuk kepentingan tanah air. Rasa
tersebut lahir dari dalam hati nurani seorang warga negara untuk mengabdi, memelihara,
membela, melindungi tanah airnya dari segala mara bahaya. Lebih dari itu, cinta tanah air juga
merupakan sebuah kebanggan, rasa memiliki, rasa menghargai, menghormati, dan loyalitas
sehingga menimbulkan keinginan untuk merawat dan membela tanah air. Dari semua definisi
diatas, semuanya merujuk pada ungkapan bahwa kecintaan itu menimbulkan rasa memiliki
dan ingin melindungi apa yang kita miliki.
Contoh Sikap Cinta Tanah Air
Dahulu kala, Contoh Sikap Cinta Tanah Air ditunjukkan oleh para pahlawan bangsa dengan
sikap rela berkorban melawan para penjajah dan berusaha merebut kemerdekaan Indonesia.
Tujuan utama dari perwujudan rasa cinta tanah air tersebut adalah mencapai kemerdekaan
Indonesia. Pada 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menyatakan Indonesia
telah merdeka. Lalu apakah para pahlawan berhenti berjuang? Tentu saja tidak. Di masa
setelah itu, Indonesia masih banyak mendapat ancaman dari pihak luar. Saat itulah rakyat
Indonesia masih tetap berjuang mempertahankan kemerdekaan. Lalu bagaimana pada saat
ini? Saat Indonesia sudah tidak dijajah di bawah kolonialisme bangsa lain? Apakah
perjuangan sebagai wujud rasa cinta tanah air itu masih dilakukan?
Walaupun saat ini kita hidup di masa setelah Indonesia merdeka, kita masih tetap harus
berjuang seperti yang dilakukan para pahlawan. Akan tetapi dengan cara yang berbeda.
Bukan lagi mengangkat senjata dan pergi ke medan perang. Saat ini dengan semangat yang
sama, yaitu kecintaan pada tanah air, kita bisa melakukan banyak hal untuk menjaga dan
melindungi bangsa kita dari berbagai ancaman. Karena pada saat ini, justru lebih banyak hal
yang harus kita perhatikan, jaga, dan lindungi. Oleh karena itu, berikut contoh sikap cinta
tanah air yang bisa kita lakukan dalam kegiatan sehari – hari.
1. Bangga sebagai bangsa Indonesia
Salah satu contoh sikap cinta tanah air adalah bahwa kita sebagai warga negara harus
merasa bangga terhadap tanah air Indonesia. rasa bangga itu tentu saja tidak akan muncul
tanpa adanya rasa memiliki. Dan siapa lagi yang akan merasa memiliki tanah air jika bukan
rakyatnya sendiri? Sebagai wujud dari rasa bangga itu, kita harus menampilkan identitas kita
sebagai rakyat Indonesia yang cinta pada tanah air. Tidak perlu merasa malu atau
menyembunyikan asal kita di mata dunia.
2. Menjaga nama baik tanah air Indonesia
Dengan rasa cinta tanah air kepada bangsa Indonesia, kita akan secara otomatis menjaga
nama baik Indonesia baik di dalam negeri, maupun di luar negeri. Sebetulnya tidak hanya
para atlet yang berjuang meraih kemenangan pada event- event internasional seperti
Olimpiade, SEA games, dan ASIAN Games yang mengharumkan nama Indonesia di kancah
internasional, yang bisa dikatakan menjaga nama baik Indonesia. Menjaga nama baik
Indonesia bahkan bisa dilakukan di setiap lingkup kehidupan, oleh setiap komponen
masyarakat.
3. Menggunakan hak pilih dalam pemilu
Pemilu atau pemilihan umum adalah salah satu wujud demokrasi di Indonesia. seperti yang
kita tahu, Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensial yang demokratis. Oleh
karena itu, sudah selayaknya bagi warga negara yang sudah mempunyai hak pilih untuk ikut
berpartisipasi dalam pemilu. Pemilu bertujuan untuk mencari pemimpin baru. Pemimpin
adalah orang yang akan bertanggung jawab membawa tanah air Indonesia menuju
kemajuan. Oleh karena itu, dalam menggunakan hak pilih, kita juga harus menimbang baik –
baik siapa yang kita pilih. Dan siapapun nanti yang terpilih, kita harus tetap ikut
menyepakati, dan menjalankan kebijakan – kebijakan pemimpin tersebut. Tentu saja dengan
terus mengkontrol kinerja pemimpin agar tetap di jalan yang benar.
4. Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
Contoh lain dari contoh sikap cinta tanah air adalah menjunjung tinggi hukum dan
pemerintahan. Hal itu bisa kita lakukan dengan menaati setiap peraturan yang berlaku.
Analogi yang paling sederhana dari hal ini adalah kita kan menaati setiap perkataan dari
orang yang kita cintai, seperti halnya kita patuh kepada orang tua. Dan dalam konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara, kita bisa menunjukkan rasa cinta kepada tanah air atau
negara ini dengan menaati setiap peratuaran yang tercantum dalam undang – undang dan
pancasila. Seperti yang kita tahu, Indonesia memiliki Makna Pancasila Sebagai Ideologi
Negara Indonesia dan Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945.
5. Aktif berpartisipasi dalam pembangunan nasional
Seperti yang disebutkan dalam undang – undang, setiap warga negara berhak ikut berpartisipasi
dalam pembangunan nasional. Pembangunan nasional tidak akan mencapai Pengertian, Fungsi,
dan Tujuan Pembangunan Nasional apabila tidak dilakukan oleh semua elemen negara termasuk
pemerintah dan rakyat. Oleh kerna itu, sebagai rakyat Indonesia kita harus ikut berpartisipasi
dalam pembanguan nasional sebagai wujud dari contoh sikap cinta tanah air.
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk berpartisipasi dalam pembangunan, tergantung
peran masing-masing. Sebagai contoh, pelajar bisa ikut aktif dalam pembangunan nasional
dengan terus tekun belajar menggapai cita – cita yang kelak bermanfaat bagi orang banyak.
Selain itu, para pekerja bisa ikut aktif berpartisipasi dengan bekerja membangun
perekonomian negara, dan tidak lupa juga semua warga negara harus taaat dalam
membayar pajak. Itulah contoh Peran Warga Negara Indonesia dalam Proses Pembangunan.
6. Menuntut ilmu dengan sungguh – sungguh
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu contoh sikap cinta tanah air
adalah berpartisipasi dalam pembangunan. Untuk pelajar, pelajar bisa ikut berpartisipasi
dengan terus menuntut ilmu dengan tekun. Akan tetapi, tidak hanya pelajar saja yang
dianjurkan untuk menuntut ilmu. Semua kalangan masyarakat juga harus menuntut ilmu.
Menuntut ilmu tidak terbatas pada kegiatal formal belajar mengajar di sekolah. Semua warga
negara Indonesia tidak boleh berhenti menuntut ilmu dengan terus belajar mengenai nilai –
nilai yang baik untuk improvisasi diri sendiri, masyarakata, dan bangsa juga negara.
7. Melestarikan kebudayaan Indonesia
Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya. Akan tetapi, bangsa Indonesia juga selalu
digempur oleh masuknya budaya – budaya dari bangsa asing. Gempuran tersebut bukan
tidak mungkin menyebabkan hilangnya kebudayaan bangsa kita. Hal itu bisa sangat mudah
terjadi saat rakyat bangsa Indonesia lebih menyukai budaya bangsa asing dan melupakan
budaya bangsa sendiri. Kita tidak dilarang untuk ikut menyukai budaya bangsa asing. Selama
hal tersebut tidak berlebohan dan tidak menggeser nilai – nilai budaya lokal Indonesia. kita
juga sebenarnya bisa mengambil nilai positif dari kebudayaan bangsa lain demi perbaikan
bangsa kita, selama itu sesuai untuk diterapkan.
8. Menjaga kelestarian lingkungan
Banyak hal buruk yang bisa terjadi hanya karena kita tidak menjaga kelestarian lingkungan.
Salah satu hal buruk tersebut adalah bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Bencana
alam yang terjadi di Indonesia tentu saja akan merugikan bangsa. Dan sebagai warga negara
yang cinta tanah air, sudah seharusnya kita terus menjaga dan melindungi Indonesia dari
berbagai ancaman, termasuk ancaman bencana alam. Oleh karena itu, menjaga kelestarian
alam adalah hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk melindungi tanah air. Sebagai
contoh, kita bisa menjaga kebersihan lingkungan, melakukan penghijauan, dan mengolah
sampah dan limbah secara bijak.
9. Menciptakan kerukunan antar umat beragama
Indonesia adalah negara yang terbentuk di tengah keberagaman. Salah satunya, Indonesia
mempunyai agama yang berbeda-beda. Persatuan dan kesatuan bangsa tidak akan terjadi
tanpa ada tenggang rasa atau kerukunan antar umat beragama sebagai wujud dari contoh
sikap cinta tanah air.
10.Hidup rukun dan gotong royong
contoh sikap cinta tanah air tidak hanya menunjukkan kecintaan kita terhadap negara. Selain
itu kita juga harus mencintai sesama manusia. Seperti yang kita tahu, manusia adalah salah
satu unsur penting dalam negara selain pemerintahan dan wilayah. Oleh karena itu, kita
harus senantiasa hidup rukun dengan menerapkan asas kekeluargaan. Kita juga harus selalu
menerapkan semangat gotong royong seperti para pendahulu kita. Saat ini, kita mendapat
ancaman besar dari dalam negeri sendiri, dalam wujud individualisme. Individualism adalah
salah satu akibat tidak menerapkan asas kekeluargaan. Dan bagaimana persatuan akan
terjalin tanpa hal tersebut?
Itulah contoh – contoh sikap yang mencerminkan rasa cintah air warga negara kepada
bangsa Indonesia. Semoga kita semua dapat terus mengamalkannya dalam kehidupan sehari
– hari.
https://guruppkn.com/contoh-sikap-cinta-tanah-air
a. Peserta didik diminta untuk memberikan contoh perilaku sikap cintah tanah air di
lingkungan sekolah, contoh cintah tanah air di lingkungan masyarakat serta contoh
cinta tanah air dalam menghadapi globalisasi.
b. Peserta didik diminta untuk memberikan makna atau poin belajar kegiatan tersebut
diatas
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Komponen : Layanan Dasar
Bidang Layanan : Belajar
Topik / Tema Layanan : Aku Pantang
Menyerah
Kelas / Semester : 8 / Genap
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat menjelaskan pengertian pantang menyerah
2. Peserta didik dapat menjelaskan manfaat yang diperoleh jika memiliki sikap pantang
menyerah
3. Peserta didk dapat menjelaskan cara yang dilakukan untuk menumbuhkan sikap
patang menyerah
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Aku Pantang Menyerah
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta
didik, kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan
dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan
menjadi lebih semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencaikan kebekuan
di kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan
dengan materi layanan tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK
mengajak peserta didik berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan video yang
terkait dengan “Potret Perjuangan Anak Sekolah ”
2.4. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik
melihat tayangan video tersebut.
2.5. Peserta didik membentuk kelompok (1 Kel. : 5 – 6 orang) dan melakukan
permainan dinamaka kelompok “Membangun Menara” dengan antusias dan serius.
2.6. Peserta didik merefleksikan secara individual perasaan, pikiran, pengalaman
yang dihayati/muncul dalam permainan tersebut !
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk selalu berjuang tanpa menyerah untuk
mencapi
tujuan
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri
kegiatan dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi
dari kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan
klasikal, antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara
penyampaiannya. (bisa melalui link google form.
Sikap dan perilaku yang dilakukan seseorang dalam mengerjakan sesuatu dengan penuh
semangat tanpa mengenal putus asa, meskipun usaha yang dilakukan gagal tetapi terus
mencoba agar mencapai tujuan yang diharapkan. Contoh sikap pantang menyerah adalah
ketika seorang peserta didik mendapatkan nilai yang kurang memuaskan maka peserta didik
akan terus berusaha tanpa mengenal putus asa agar mendapatkan nilai yang baik dengan
cara terus menerus dan sungguh-sungguh dalam belajar
Tujuan :
Peserta didik dapat mengetahui, memahami, dan mengembangkan sikap pantang menyerah
dalam
diri
Bahan :
5-6 Tali rafia (tiap Kelompok)
1 buah karet gelang (tiap kelompok)
6 buah gelas plastik air mineral kosong (tiap kelompok)
Aturan Permainan :
1. Peserta didik dibagi kedalam kelompok ( 1 Kel. : 5 – 6 Orang)
2. Setiap kelompok diberikan satu paket bahan
3. Setiap kelompok diharapkan membuat bangunan istana / menara dari susunan 6
buah gelas plastik, dengan sususan gelas seperti menara ( 3 buah, 2 buah, dan 1
buah)
4. Dalam menyusun menara dari gelas tersebut, setiap anggota dalam kelompok hanya
diperbolehkan menyusun dengan menggunakan alat yang ada , yaitu tali rafia dan
karet gelang yang telah disediakan TIDAK BOLEH MENYENTUH / MENYUSUN GELAS
SECARA LANGSUNG DENGAN TANGAN
5. Setiap kelompok diberikan waktu untuk menyusun selam 5 – 10 menit
6. Kelompok yang berhasil menyusun menara dengan baik ialah pemenangnya
7. Contoh gambaran sususan menara
Sebelum disusun gelas plastik harus tersusun tidur (tidak berdiri)
Gelas plastik harus disusun seperti menara
KERTAS KASUS
Tujuan : Agar peserta dapat berpikir kritis dan logis untuk mencari cara agar semua keluarga
bisa menyembrang dengan selamat
Aturan Bermain
Guru membagi peserta menjadi beberapa kelompok dalam satu kelompok terdiri dari 5 – 6
orang
Setiap kelompok akan mendapatakn satu kertas kasus yang harus didiskusikan bersama
Kertas Kasus
Beberapa hari yang lalu terjadi kecelakaan pesawat dan membuat pesawat itu terdampar di
sebuah pulau asing. Para penumpang tidak dapat mengubungi keluarga dan kerabat mereka
di rumah. Persedian makanan pun juga semakin menipis.
Para penumpang pesawat itu adalah seorang dokter, seorang kakek tua, seorang tentara,
seorang ibu hamil, seorang anak kecil, pilot pesawat, dua orang laki-laki bertubuh besar,
seorang pemuka agama, seorang wanita, sepasang kekasih.
Anda adalah tim penyelamat dan Anda berhasil menemukan posisi merek. Namun sayang
kapal yang Anda kendarai hanya cukup untuk 3 orang, yaitu dirimu sendiri, dan dua orang
untuk penumpang pesawat.
Anda diminta untuk memilih siapa 2 orang yang akan Anda selamatkan. Tuliskan alasan
Anda mengapa 2 orang tersebut yang Anda selamatkan !
MENARA BATANG KOREK API
Tujuan : melatih konsentrasi dan berusaha tanpa menyerah untuk membangun menara
setinggi mungkin sesuai dengan bahan yang ada
Aturan main :
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat membedakan antara gender dan seks (jenis kelamin)
2. Peserta didik dapat mengidentifikasi sifat dan peran pribadi dan sosial sebagai pria
atau wanita
3. Peserta didk/konseli mampu menyebutkan karakteristik gender pada diri mereka
masing-masing
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Menghargai Peran Gender
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta
didik, kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan
dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan
menjadi lebih semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencaikan kebekuan
di kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan
dengan materi layanan tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK
mengajak peserta didik berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan video yang
terkait dengan “Kesetaraan Gender”
2.4. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik
melihat tayangan video tersebut.
2.5. Peserta didik membentuk kelompok (1 Kel. : 5 – 6 orang) dan melakukan
permainan dinamaka kelompok “Tebak Siapa Aku” dengan antusias dan serius.
( lihat deskripsi kegiatan)
2.6. Peserta didik bergabung dalam kelompok. Bermain tebak-tebakan menebak
peran, kemudian memberi makna dari permainan tersebut !
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk selalu menghargai peran gender di
masyarakat
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan
dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi
dari kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan
klasikal, antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara
penyampaiannya. (bisa melalui link google form.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan gender? Gender dapat didefinisikan sebagai
keadaan dimana individu yang lahir secara biologis sebagai laki-laki dan perempuan yang
kemudian memperoleh pencirian sosial sebagai laki-laki dan perempuan melalui atribut-
atribut maskulinitas dan feminitas yang sering didukung oleh nilai-nilai atau sistem dan
simbol di masyarakat yang bersangkutan.
Lebih singkatnya, gender dapat diartikan sebagai suatu konstruksi sosial atas
seks, menjadi peran dan perilaku sosial.
Istilah gender seringkali tumpang tindih dengan seks (jenis kelamin), padahal dua kata itu
merujuk pada bentuk yang berbeda. Seks merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis
kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu.
Contohnya jelas terlihat, seperti laki-laki memiliki penis, scrotum, memproduksi sperma.
Sedangkan perempuan memiliki vagina, rahim, memproduksi sel telur. Alat-alat biologis
tersebut tidak dapat dipertukarkan sehingga sering dikatakan sebagai kodrat atau ketentuan
dari Tuhan (nature), Sedangkan konsep gender merupakan suatu sifat yang melekat pada
kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial maupun kultural.
Misalnya, laki-laki itu kuat, rasional, perkasa. Sedangkan perempuan itu lembut, lebih
berperasaan, dan keibuan. Ciri-ciri tersebut sebenarnya bisa dipertukarkan. Artinya ada laki-
laki yang lembut dan lebih berperasaan. Demikian juga ada perempuan yang kuat, rasional,
dan perkasa. Perubahan ini dapat terjadi dari waktu ke waktu dan bisa berbeda di masing-
masing tempat. Jaman dulu, di suatu tempat, perempuan bisa menjadi kepala suku, tapi
sekarang di tempat yang sama, laki-laki yang menjadi kepala suku. Sementara di tempat lain
justru sebaliknya. Artinya, segala hal yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan
laki-laki, yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari suatu kelas ke kelas yang
lain, komunitas ke komunitas yang lain, dikenal dengan gender.
Perbedaan gender dengan seks dapat dengan lebih mudah diamati melalui tabel berikut:
Gender
Seks
Biologis, dibawa sejak lahir (nature) Dibentuk oleh Sosial (nurture)
Tidak dapat diubah Dapat diubah
Bersifat Universal Berbeda di setiap budaya
Sama dari waktu ke waktu Berbeda dari waktu ke waktu
Tidak Bergantung Masa
Bergantung
Kodrat Bukan Kodrat
Gender bisa diartikan sebagai ide dan harapan dalam arti yang luas yang bisa ditukarkan
antara laki-laki dan perempua, ide tentang karakter femini dan makulin, kemampuan dan
harapan tentang bagaimana seharusya laki-laki dan perempuan berperilaku dalam berbagai
situasi. Ide-ide ini disosialisasikan lewat perantara keluarga, teman, agama dan media. Lewat
perantara-perantara ini, gender terefleksikan ke dalam peran-peran, status sosial, kekuasaan
politik dan ekonomi antara laki-laki- dan peempuan.
Peran Reproduktif
Peran reproduktif adalah peran-peran yang dijalankan laki-laki ataupun perempuan
(suami/istri) dalam keluarga dan tidak menghasilkan uang, serta dilakukan karena
hak/tanggung jawab sebagai keluarga. Contoh peran reproduktif antara lain : melahirkan
anak (bagi isteri), mengasuh atau memelihara anak, mengerjakan tugas rumah tangga,
menjamin seluruh anggota keluarga sehat, menjamin seluruh anggota keluarga kecukupan
makan, menjamin seluruh anggota keluarga aman, kewajiban mendidik dan menyekolahkan
anak, merawat anak ketika sakit, dan lain-lain.
Peran Produktif
Yaitu peran-peran yang dilaksanakan (laki-laki atau perempuan) dalam bekerja yang
menghasilkan imbalan jasa berupa uang langsung (gaji) atau penghasilan bentuk lainnya.
Contoh peran produkstif yang dijalankan dirumah sebagai guru disuatu sekolah, dokter di
rumah sakit, manajer perusahaan, pegawai/karyawan instansi, pilot/pramugari penerbangan,
programer/blogger, buruh perusahaan, pedagang di pasar. Conth peran produktif yang
dijalankan di dalam rumah : usaha salon di rumah, usaha menjahit di rumah, berternak
hewan produksi, berjualan di rumah dan sebagainya.
Kesetaraan gender, dikenal juga sebagai keadilan gender, adalah pandangan bahwa
semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan
identitas gender mereka, yang bersifat kodrati. Dalam praktiknya, tujuan dari kesetaraan
gender adalah agar tiap orang memperoleh perlakuan yang sama dan adil dalam
masyarakat, tidak hanya dalam bidang politik, di tempat kerja, atau bidang yang terkait
dengan kebijakan tertentu.
Langkah Permainan :
KERTAS KASUS
Tujuan : Agar peserta dapat berpikir kritis dan logis untuk mencari cara agar semua keluarga bisa
menyembrang dengan selamat
Aturan Bermain
Guru membagi peserta menjadi beberapa kelompok dalam satu kelompok terdiri dari 5
– 6 orang
Setiap kelompok akan mendapatakn satu kertas kasus yang harus didiskusikan bersama
Kelompok wajib menjelaskan argumen mereka kepada teman-teman yang lain
Kertas Kasus
Beberapa hari yang lalu terjadi kecelakaan pesawat dan membuat pesawat itu terdampar di
sebuah pulau asing. Para penumpang tidak dapat mengubungi keluarga dan kerabat mereka di
rumah. Persedian makanan pun juga semakin menipis. Para penumpang pesawat itu adalah
seorang dokter, seorang kakek tua, seorang tentara, seorang ibu hamil, seorang anak kecil, pilot
pesawat, dua orang laki-laki bertubuh besar, seorang pemuka agama, seorang wanita, sepasang
kekasih. Anda adalah tim penyelamat dan Anda berhasil menemukan posisi merek. Namun sayang
kapal yang Anda kendarai hanya cukup untuk 3 orang, yaitu dirimu sendiri, dan dua orang untuk
penumpang pesawat.
Anda diminta untuk memilih siapa 2 orang yang akan Anda selamatkan. Tuliskan alasan Anda
mengapa 2 orang tersebut yang Anda selamatkan !
Aturan main :
A. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian belajar menurut para ahli
2. Peserta didik/konseli dapat memahami gaya belajar
3. Peserta didik/konseli dapat memahami modalitas belaja, ciri-ciri serta strategi belajarnya
B. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang Strategi belajar sesuai dengan gaya belajar
C. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Memberikan salam/sapaan dengan penuh semangat dan keakraban kepada peserta
didik, kemudian mengajak peserta didik untuk mengawali kegiatan dengan berdo’a.
1.2. Guru BK memberikan pengantar singkat tentang tujuan layanan Bimbingan dan Konseling
1.3. Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat suasana kegiatan menjadi
lebih semangat/bergairah dengan diawali ice breaking. (Mencaikan kebekuan di kelas)
2. Tahap Inti
2.1. Guru pembimbing menayangkan media slide power point yang berhubungan
dengan materi layanan tersebut diatas.
2.2. Peserta didik memperhatikan penjelasan materi yang diberikan serta Guru BK
mengajak peserta didik berdialog interaktif tentang contoh penerapannya.
2.3. Setelah itu, peserta didik memperhatikan, mengamati tampilan video yang terkait
dengan “Gaya Belajar ”
2.4. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab setelah peserta didik
melihat tayangan video tersebut.
2.5. Peserta didik diminta untuk mengerkan kuis “gaya belajar” yang sudah disiapkan oleh
guru bk (bisa lihat di tampilan slide / lembaran soal kuis yang udah disiapkan)
2.6. Peserta didik menjawab pertanyaan secara jujur, kemudian memberikan skor dan
makna dari kuis gaya belajar tersebut.
3. Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan
3.2. Guru BK mengajak peserta didik untuk selalu mau rajin belajar untuk meraih masa depan
3.3. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang dan mengakhiri kegiatan
dengan berdoa dan salam
D. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Guru BK memperhatikan proses layanan serta melakukan refleksi
dari kegiatan layanan klasikal tersebut menggunakan lembar observasi
2. Evaluasi Hasil : Peserta didik mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan klasikal,
antara lain: suasana yang dirasakan, pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaiannya.
(bisa melalui link google form.
Gaya belajar atau learning style sering diartikan sebagai karakteristik dan preferensi atau
pilihan individu mengenai cara mengumpulkan informasi, menafsir kan, mengorganisasi,
merespon, dan memikirkan informasi tersebut. Gaya belajar merupakan kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi.
Ketika Kamu sudah bisa mengenal gaya belajar Kamu yakni bagaimana Kamu menyerap dan
mengolah informasi, maka Kamu akan dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih
mudah sesuai dengan gaya belajar Kamu sendiri.
Ada tiga macam gaya belajar, yaitu :
1. Gaya Belajar Visual; yaitu gaya belajar yang lebih banyak menggunakan indra mata
sebagai alat untuk menyerap informasi. Orang-orang visual banyak mengikuti ilustrasi
atau membaca instruksi sendiri.
2. Gaya Belajar Auditorial; yaitu gaya belajar yang banyak menggunakan telinga sebagai
alat untuk menyerap informasi yang masuk. Orang-orang auditorial lebih senang informasi
itu dia dengarkan dari orang lain
3. Gaya Belajar Kinestetik, yaitu gaya belajar yang lebih menekankan praktik langsung
atas apa yang sedang dipelajari. orang-orang kinestetik lebih senang kalau dibiarkan
mengerjakan sendiri atau praktik langsung.
Modalitas Belajar dan Ciri-cirinya
Lingkungan belajar memberi pengaruh besar pada keberhasilan belajarmu. Karena itu,
ciptakanlah suasana belajar yang nyaman, sehat, dan santai. Lingkungan yang nyaman
bersifat subjektif karena terkait dengan modalitas belajar.
Jika Anda adalah seorang dengan modalitas VISUAL, pengingat-pengingat visual seperti
poster, akuarium atau lukisan akan membuatmu memiliki sikap positif dalam belajar.
Jika Anda memiliki modalitas AUDITORIAL, penggunaan musik untuk belajar atau suasana
yang tenang tanpa suara merupakan syarat mutlak untuk membantu Anda lebih
berkonsentrasi. Jika Anda memiliki modalitas KINESTETIK, biasanya senam ringan diperlukan
sebelum belajar. Bahkan, sekadar melompat-lompat di ruang belajar dapat membantu Anda
berkonsentrasi dalam belajar.
Setiap modalitas memiliki ciri-ciri tersendiri, adapun ciri-ciri tersebut sebagai berikut :
Ciri-ciri Orang dengan Modalitas Visual
1. Rapi dan teratur
2. Berbicara dengan cepat
3. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
4. Teliti terhadap detail
5. Mementingkan penampilan
6. Pengeja yang baik dan dapat melikat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
7. Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
8. Mengingat dengan asosiasi visual
9. Biasanya tidak terganggu oleh keributan
10. Mempunyai masalah untuk menginat instruksi verbal kecuali ditulis dan seringkali minta
bantuan orang untuk mengulanginya.
11. Pembaca cepat dan tekun
12. Lebih suka membaca daripada dibacakan
13. Memerlukan pandangan hidup dan tujuan yang menyeluruh serta sikap waspada
sebelum secara mental merasa pasti mengenai suatu masalah atau proyek
14. Mencorat-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat
15. Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
16. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak”
17. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
18. Lebih suka seni lukis daripada seni musik
a. Melakukan Praktek
b. Mengamati demo / contoh konkret
c. Drama, permainan, aktivitas lapangan
d. Menggunakan model, lego, alat praktik, kerajinan tangan, puzzle
e. Menggunakan gerak dalam belajar
1. Kalau ada orang yang meminta petunjuk jalan, biasanya saya akan ….
a. Menggambar peta jalan pada sebuah kertas
b. Memberitahu secara lisan (melalui ucapan)
c. Mencoba memberitahu dengan isyarat tangan atau langsung mengantarnya.
2. Saya paling suka permainan …
a. Kata bergambar
b. Acak kata
c. Pantomin
3. Saya ingin sekali menonton film di bioskop karena …
a. Melihat cover iklan yang menarik
b. Membaca synopsis cerita
c. Menonton potongan film
4. Saya punya guru favorit. Saat mengajar, ia selalu menggunakan…
a. Ceramah, diskusi, dan deba
b. Diagram, bagan, alur, dan slide
c. Trial, Uji coba dan praktik
5. Ketika bicara, biasanya saya paling suka…
a. Suka berbicara, perlahan, dan jelas, tapi tidak suka mendengarkan terlalu lama
b. Suka mendengarkan orang lain bicara, baru kemudian berbicara
c. Berbicara dengan menggunakan bahasa tubuh dan gerakan yang banyak
6. Sebelum mengerjakan sesuatu, saya biasanya…
a. Membaca instruksinya terlebih dahulu.
b. Mendengarkan intruksi dari orang lain, baru mengerjakan
c. Langsung melakukan uji coba
7. Ketika lupa sesuatu, biasanya saya..
a. Berusaha mengingat dari gambaran bentuk, warna, atau cirinya
b. Berusaha mengingat dari cirri suaranya
c. Berusaha mengingat apa yang dilakukan dan penggunaanya.
8. Hal yang paling bisa saya ingat dari seseorang adalah…
a. Ekspresi wajah yang menawan
b. Suaranya yang khas
c. Gerakan tubuhnya yang memukau
9. Saat berkomunikasi, saya suka kalau..
a. Bertemu secara langsung
b. Bicara melalui telepon
c. Bertemu dalam sebuah kegiatan aktif
10. Kemampuan yang saya bisa dan paling saya sukai adalah
a. Menggambar, melukis atau mewarnai
b. Bernyanyi atau bermain alat music
c. Menari atau beladiri
11. Ketika santai, saya biasaya…
a. Membaca novel atau buku
b. Mendengarkan music atau radio
c. Berolahraga atau bermain
12. Saat marah, saya biasanya..
a. Lebih memilih untuk diam saja
b. Memaki dan berkata-kata secara emosional
c. Membanting barang atau memukul
Jumlahkan Skornya. Perhatikan, pilihan mana yang paling dominan atau sering dipilih :
A, B, atau C
Tipe VISUAL (Dominan A)
Tipe visual adalah tipe orang yang cenderung menerima informasi paling banyak dan paling
efektif menggunakan indera penglihatan (visual).
a. Gunakanlah variasi warna dalam melakukan pencatatan, seperti memberi garis bawah
atau membuat grafik.
b. Meyoritas, tipe visual suka membaca. Namun, buku bacaan yang banyak memiliki
gambar ilustrasi dan warna yang menarik lebih mudah dipahami daripada buku bacaan
yang penuh dengan teks.
c. Perhatikan penerangan saat belajar dan hindari “polusi visual”
d. Saat mengingat sesuatu, bayangkan dan buat tulisa yang memudahkan
e. Catat kembali bahan pelajaran dengan warna dan gambar yang menarik.
Tipe auditory adalah tipe orang yang cenderung menerim informasi paling banyak dan paling
efektif menggunakan indera pendengaran (Audio)
Tipe kinestetik adalah tipe orang yang cenderung menerima informasi paling banyak dan paling
efektif dengan melibatkan gerakan tubuh, peragaan, dan aktivitas fisik.
1. GUnakanlah gerakan dalam pelajaran, seperti aktivitas atau uji coba secara langsung
2. Perbanyak praktik yang berkaitan dengan pelajaran (praktik di laboratorium) dan
langsung bisa diaplikasikan
3. Hindari belajar yang menoton (terlalu banyak duduk)
4. Saat mengingat sesuatu, lakukan hal yang diingat dengan aktivitas gerak.
5. Menulis di udara, gunakan gerak imajinatif.