23-Article Text-112-3-10-20240101

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Aspirasi Teknik Sipil (ASPAL)

Vol.1 No.2 Desember 2023. DOI: 10.35438/aspal.v1i2.23.g9

Pengaruh Pemakaian Admixture Terhadap Mutu Beton K300


Ardi Kesaulya1,*, Vera Th.C. Siahaya1, Abraham Tuankotta1
1Program Studi Konstruksi Jalan & Jembatan, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Ambon
*penulis koresponden: ardikesaulya130399@mail.com

Submit : 13/09/2023 Revisi : 05/12/2023 Diterima : 29/12/2023

Abstrak. Pembangunan di bidang konstruksi mengharuskan perencanaan yang kuat dan


ekonomis. Beton merupakan campuran antara semen portland dengan agregat kasar,agregat
halus,air dan menggunakan bahan tambah ADDITON H.E yang akan membentuk masa padat.
ini terjadi karena peristiwa kimia antara semen, air dan bahan tambah. Dalam pembuatan
benda uji metode yang di gunakan yaitu metode SNI,dengan kuat tekan rencana 24,4 mpa.
Semen yang di gunakan adalah semen tonasa. Benda uji yang berbentuk [1]silinder dengan φ
15 cm dan tinggi 30 cm. Pengambilan sampel material agregat halus di kali air besar (Passo),
kemudian untuk pengambilan material agregat kasar yaitu pada Quary (Laha). Beton mutu K-
300 yang dipakai merupakan beton mutu sedang. Mutu beton sangat tergantung dari proses
produksi dan perawatannya. Pengujian Laboratorium meliputi pemeriksaan gradasi,berat
jenis, penyerapan kadar lumpur,kadar air dan bobot isi. Hasil kuat tekan beton rata – rata pada
hari ke 28 yaitu 38,88 N/mm². beton yang mengalami pengurangan fas 2% dengan
penambahan bahan tambah 15 ml, pada umur 28 hari kuat tekan beton rata – rata 27, 63
N/mm2, untuk pengurangan fas 5% dengan penambahan bahan tambah 17 ml, pada umur 28
hari kuat tekan beton rata – rata 32,16 N/mm2, dan pengurangan fas 10% dengan
penambahan bahan tambah 19 ml, pada umur 28 hari kuat tekan beton 38,00 N/mm2.

Kata kunci: Beton, Kuat tekan, Bahan tambah.

Abstract. Development in the construction sector reguires strong and economical planning.
Concrete is a mixture of portland cement with coarse aggregate, fine aggregate, water and uses
ADDITON H.E added material which will form a solid mass. This hardening occurs due to
shemical events between cement, water and additives. In the manufacture of specimens the
method used is the SNL method. With a planed compressive strength of 24,4 mpa the cement
used is tonasa cement, the test object is cylindrical with 15 cm and height of 30 cm. Sampling
of fine aggregate material in large water times (passo), then for taking coarse aggregate
material, namely in Quary (laha). The K-300 quality concrete used is medium quality concrete.
The quality of concrete is highly dependent on the production process and its maintenance.
Laboratory testing includes examination of gradion, specific gravity, absorption of mud
content, moisture content and bulk density. The everage compressive strgth of concrete on
day 28 is 38,88 N/mm. concrete that experienced reduction in 2%of 2% with the addition of
15 ml of added material, at the age of 28 days the everage compressive strength of concrete
was 27,63 N/mm2, for 5% reduction in heat with the additon of 17 ml of added material, at
the age of 28 days the compressive strength of the concrete was average average 32.16
N/mm2, and 10% reduction in heat with the additon of 19 ml of added material, at the age of
28 days the compressive strength of concrete is 38, 00 N/mm2.

Keywords: Concrete, Compressive Strength, Additive.

Pendahuluan
Salah satu masalah yang sangat berpengaruh pada kuat tekan beton adalah adanya
porositas, Semakin besar porositasnya maka kuat tekannya semakin kecil, demikian juga
sebaliknya. Besar dan kecilnya porositas dipengaruhi oleh besar dan kecilnya fas yang
digunakan. Semakin besar fas-nya maka porositas semakin besar, demikian juga
sebaliknya. Untuk mendapatkan beton berkualitas baik maka harus dipergunakan fas

49
rendah, namun jika fas-nya terlalu kecil pengerjaan beton akan menjadi sangat sulit,
sehingga pemadatannya tidak bisa maksimal dan akan mengakibatkan beton menjadi
keropos. Hal tersebut berakibat menurunnya kuat tekan beton Untuk mengatasi hal
tersebut dapat dipergunakan admixture yang sifatnya dapat mengurangi air (dengan
menggunakan fas kecil) tetapi tetap mudah dikerjakan[2]. Tujuan pada penelitian ini
untuk Mengetahui kenaikan kuat tekan Beton dengan penambahan bahan admixture
Additon HE. yang dibandingkan dengan beton normal dan mengetahui hubungan FAS
dengan kuat tekan beton ketika menggunakan admixture Additon H.E dengan ruang
lingkup penelitian Kuat tekan beton rencana (f’c) 24,4 Mpa, Presentase pengurangan fas,
zat Admixture pada campuran adalah 0%, 2%, 5%, 10% dari total presentase kebutuhan
air, Bahan tambah yang di pakai adalah ADDITON H.E, Semen yang di gunakan adalah
semen PCC merek tonasa, Agregat kasar yang di gunakan berupa batu pecah dengan
ukuran agregat maksimum 12,5 mm, Benda uji berupa silinder yang berdiameter 15 cm
dan tinggi 30 cm, dengan 4 variasi yang masing – masing 3 sampel, Penggujian berupa uji
kuat tekan yang akan di lakukan setelah beton mencapai umur 7 hari dan 28 hari. Manfaat
dari penelitian ini untuk memberikan konstribusi pemiukiran ilmu dibidang strukt,
Memeberikan informasi kepada produsen beton mengenai presentase zat Admixture
yang optimum untuk campuran beton, memberikan informasi tentang perbandingan
mutu beton dari variasi sampel beton dengan penambahan ADDITON H.E (ASTM CA 94 –
81, tipe A) dan Sebagai referensi bagi penelitian selanjudnya[3].
Beton merupakan material struktur yang umumnya di gunakan karena penggunaanya
yang sangat luas dalam bidang konstruksi bangunan sipil sebagian besar bangunan
komponen utamanya terbuat dari beton. Ada berbagai jenis beton yang biasanya di
gunakan dalam konstruksi antara lain beton normal, beton mutu tinggi, dan beton ringan.
Beton di katakan sebagai beton mutu tinggi jika kekuatan tekannya di atas 50 MPa.

Tabel 1. Rentang nilai poisson rasio


Jenis beton Kuat tekan (Mpa)
Beton sederhana < 10
Beton normal 15 - 30
Beton prategang 30 - 40
Beton kuat tekan tinggi 40 - 80
Beton kuat tekan sangat tinggi ˃ 80

Sifat-sifat beton segar hanya penting sejauh mana mempengaruhi pemilihan peralatan
yang dibutuhkan dalam pengerjaan dan pemadatan serta kemungkinan mempengaruhi
sifat-sifat beton pada saat mengeras. Ada dua hal yang harus dipenuhi dalam pembuatan
beton yaitu pertama sifat- sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama oleh beton
yang mengeras seperti kekuatan, keawetan dan kestabilan volume[4]. Kedua sifat yang
harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika beton dalam kondisi plastis
(workability) atau kemudahan pengerjaan tanpa adanya bleeding dan segregasi. Akan
tetapi sifat ini tidak dapat dirumuskan dengan pasti dan berlaku untuk semua jenis bahan
baku, kondisi lingkungan dan cuaca disekitar lokasi pekerjaan. Sebagai contoh, campuran
yang mudah dikerjakan untuk pekerjaan lantai belum tentu akan mudah dikerjakan pada
cetakan balok dengan penampang sempit serta mempunyai penulangan yang rapat.
Perawatan beton ialah suatu tahap akhir pekerjaan pembetonan, yaitu menjaga agar
permukaan beton segar selalu lembab, sejak dipadatkan sampai proses hidrasi cukup
sempurna (kira-kira selama 28 hari). Kelembaban permukaan beton itu harus dijaga agar
air didalam beton segar tidak keluar. Hal ini untuk menjamin proses hidrasi semen

50
(reaksi semen dan air) berlangsung dengan sempurna. Bila hal ini tidak dilakukan, maka
oleh udara panas akan terjadi proses penguapan air dari permukaan beton segar,
sehingga air dari dalam beton segar mengalir keluar, dan beton segar kekurangan air
untuk hidrasi, sehingga timbul retak-retak pada permukaan betonya.
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam
campuran mortar atau beton. Agregat ini kira-kira agregat merupakan bagian yang
sangat penting karena karakteristik agregat akan sangat mempengaruhi sifat-sifat
mortar atau beton[3]. Agregat juga adalah suatu bahan yang berasal dari buti – butir batu
pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang
berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil Faktor lain yang perlu
diperhatikan adalah gradasi atau distribusi ukuran butir agregat, karena bila butir-butir
agregat mempunyai ukuran yang seragam berakibat volume pori lebih besar tetapi bila
ukuran butirnya bervariasi maka volume pori menjadi kecil[5].

Pemeriksaan Sifat Fisik Material di Laboratorium


1. Pemeriksaan Sifat Fisik Material di Laboratorium
𝐵𝐾
𝐵𝐽 = (1)
𝑉𝐾
Dengan: BJ = Berat Jenis
BK= Berat Kerikil, gr
VK= Volume Kerikil, ml.
2. Pengujian berat jenis pasir:
𝐵𝑉
𝐵𝐽 = (2)
𝑉𝑃
Dengan: BJ = Berat Jenis
BP= Berat Pasir, gr
VP= Volume Pasir, ml
3. Pengujian ini dilakukan dengan rumus:
𝐵𝐿
𝐾𝐿 = × 100% (3)
𝐵𝑃+𝐵𝐿
Dengan: KL = Kadar Lumpur, %.
BP = Berat Pasir, gram.
BL = Berat Lumpur, gram.Sd
4. Perhitungan kadar air bebas:
2 1
Kadar air bebas = 𝑊ℎ + 𝑊𝑘 (4)
3 3
Dengan: Wh = jumlah air untuk agregat halus.
Wk = jumlah air untuk agregat kasar.
5. Perhitungan kadar air pasir:
𝐵𝑃 𝑆𝑆𝐷−𝐵𝑃 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝐾𝐴 𝑆𝑆𝐷 = × 100% (5)
𝐵𝑃 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Dengan: KA = Kadar air, %.
BP = Berat pasir, gram.
BL = Berat

Metode
Sifat dan Karakteristik Campuran Beton

51
1. Lokasi pengambilan matrial
Penelitian ini mengambil tempat pada Laboratorium Politeknik Negeri Ambon, Jl. Ir.
M. Putuhena Wailela – Rumahtiga Ambon. Pengambilan agregat kasar pada (quary
laha), dan agregat halus pada (passo air besar)

LOKASI
QUARR
Y

Gambar 1 Lokasi Pengambilan Material Agregat Kasar (Quarry Laha)

LOKASI
QUARR
Y

Gambar 2 Lokasi Pengambilan Material Agregat Halus (Quarry Air Besar, Passo)
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan di Laboratium Politeknik Negeri Ambon yang
ditunjukan pada gambar 3

52
Gambar 3. Lokasi Penelitian

Jenis Data
Dalam penelitian ini mengunakan data kuantitatif, data yang di peroleh nantinya berupa
angka yang di peroleh akan di analisis lebih lanjud dalam analisis data.

Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, untuk menganalisa sebuah studi kasus dibutuhkan beberapa
pengumpulan data untuk menunjang keberhasilan proposal skripsi. Adapun beberapa
pengumpulan data penelitian ini, yaitu:
1. Library research
Teknik kepustakaan ialah penelitian kepustakaan yang di laksanakan dengan cara
mebaca, menelan dan mencatat berbagai literature atau bahan bacaan yang sesuai
dengan pokok bahasan. dengan kata lain penelitian kepustakaan merupakan jenis
penelitian kualitatif yang pada umumnya tidak terjun langsung ke lapangan dalam
pencarian sumber datanya.
2. Eksperimen
Eksperimen adalah percobaan yang bersistem dan berencana untuk membutikan
kebenaran suatu teori dan sebagainya.

Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai
data.Berdasarkan sumber data yang di pakai dalam penulisan ini menggunakan data
primer, data primer merupakan jenis data yang di kumpulkan secara langsung dari
sumber utamanya seperti melalui wawancara, survey,eksperimen, dan sebagainya.

Variabel Penelitan
Penelitian ini bersifat kuantitatif dimana:
Variabel bebas (X) : % fas
Variabel terikat (Y) : Beton

Metode Analisis
Adapun metode analisis pada penelitian ini yaitu:
1. Pemeriksaan sifat fisik material di laboratorium yaitu:
a. Pengujian kadar air

53
b. Pengujian berat jenis dan penyerapan
c. Pengujian bobot isi
d. Pengujian analisa saringan
e. Pengujian kadar lumpur
2. Kuat tekan beton
a. Kuat tekan beton normal
b. Kuat tekan beton mengunakan bahan tambah additon h.e

Diagram Alir Penelitian

Gambar 4. Diagram Alir Penelitian

Hasil dan Pembahasan


Pembuatan Benda Uji
Benda uji dibuat di laboratotium bahan Politeknik Negeri Ambon pada tanggal 03
Agustus 2022, terdiri dari 24 sampel beton 1 kali perawatan dengan masing – masing
perawatan 24 buah benda uji dimana tiap 3 sampel mengalami pengurangan fas yaitu
2%, 5%,10% karena mengunakan bahan tambah ADDITON .HE. pada umur 28 hari
dengan kuat tekan rencana adalah 24,4 MPa.
1. Menentukan Komposisi Campuran Benda Uji Slinder 15cm x 30cm Beton

54
Untuk menentukan komposisi campuran 3 sampel benda uji beton adalah dengan cara
volume selinder 15 x 30cm dikalikan dengan proporsi campuran yang telah diperoleh
pada tebel 2, dikali 3 benda uji. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian secara jelas dan detail. Hasil penelitian
dapat disajikan berdasarkan tiap tujuan penelitian atau hasil penelitian tiap tahapan
penelitian atau yang lainnya asalkan terlihat jelas hasil penelitian yang telah
dilakukan. Hasil penelitian didukung bukti empiris. Pada bagian ini juga dibahas hasil
penelitian secara jelas, detail, dan dikaitkan dengan teori dan hasil penelitian
sebelumnya sehingga terlihat apakah hasil penelitian bertentangan atau saling
mendukung dengan teori atau hasil penelitian sebelumnya.

Tabel 2. Perhitungan komposisi campuran benda uji beton normal


Bahan Per m³ Volume Silinder Bahan 1 sampel
Bahan
(Kg/m³) (m³) (Kg)
a b c d=bxc
Semen 325 0,005303571 1,723660714
Air 210 0,005303571 1,11375
Agregat Halus 670,00 0,005303571 3,553392857
Agregat Kasar 1005,00 0,005303571 5,330089286

Pengujian Kuat Tekan Benda Uji


Pengujian dilaksanakan di laboratorium bahan Politeknik Negeri Ambon pada saat umur
beton 7 hari dan 28 hari. Kuat tekan beton didapat dengan cara hasil bacaan alat dibagi
dengan luas penampang slinder 15 x 30 cm.

Tabel 3.Nilai kuat tekan beton normal dan beton menggunakan bahan tambah ADDITON H.E. umur 7 hari
Massa
Luas Gaya
Kode Tanggal Tanggal Umur benda Dimensi Kuat tekan
No bidang tekan
Beton Pembuatan Pengujian (hari) uji (mm) (N/m²)
(mm²) (kN)
(Kg)
A B C D e f g h i J k=j/i
1 7 A 0% 3/8/2022 10/8/2022 7 12,62 300 150 17671,46 315000 17,82535229
2 7 B 0% 3/8/2022 10/8/2022 7 12,06 300 150 17671,46 3200000 18,10829439
3 7 C 0% 3/8/2022 10/8/2022 7 12,44 300 150 17671,46 330000 18,67417859
4 7 A 2% 3/8/2022 10/8/2022 7 12,15 300 150 17671,46 340000 19,24006279
5 7 B 2% 3/8/2022 10/8/2022 7 12,57 300 150 17671,46 345000 19,52300489
6 7 C 2% 3/8/2022 10/8/2022 7 12,33 300 150 17671,46 360000 20,08888909
7 7 A 5% 4/8/2022 11/8/2022 7 12,3 300 150 17671,46 380000 21,50359959
8 7 B 5% 4/8/2022 11/8/2022 7 12,26 300 150 17671,46 415000 23,48419429
9 7 C 5% 4/8/2022 11/8/2022 7 12,26 300 150 17671,46 425000 24,05007849
10 7 A 10% 4/8/2022 11/8/2022 7 12,23 300 150 17671,46 455000 25,74773109
11 7 B 10% 4/8/2022 11/8/2022 7 12,1 300 150 17671,46 480000 27,16244159
12 7 C 10% 4/8/2022 11/8/2022 7 12,46 300 150 17671,46 500000 28,29420999
Kuat Tekan Rata-Rata 21,97516976

Pada umur 7 hari beton dengan menggunakan bahan tambah ADDITON H.E, dan juga
mengalami pengurangan FAS mulai dari 0% (normal), 2%,5%, 10% perawatan Air tawar
masing - masing memiliki nilai kuat tekan: 18,20 MPa, 19,71 MPa ,23,01 Mpa, 27,06 Mpa.

55
Tabel 4. Nilai kuat tekan beton normal dan beton menggunakan bahan tambah ADDITON H.E. umur 28
hari
Massa
Luas Gaya Kuat
Kode Tanggal Tanggal Umur benda Dimensi
No bidang tekan tekan
Beton Pembuatan Pengujian (hari) uji (mm)
(mm²) (kN) (N/m²)
(Kg)
A B C D e f g h i J k=j/i
1 28 A 0% 5/8/2022 02/9/2022 28 12,11 300 150 17671,46 435000 24,61596
2 28 B 0% 5/8/2022 02/9/2022 28 12,13 300 150 17671,46 455000 25,74773
3 28 C 0% 5/8/2022 02/9/2022 28 12,19 300 150 17671,46 475000 26,8795
4 28 A 2% 5/8/2022 02/9/2022 28 12,24 300 150 17671,46 480000 27,16244
5 28 B 2% 5/8/2022 02/9/2022 28 12,25 300 150 17671,46 490000 27,72833
6 28 C 2% 5/8/2022 02/9/2022 28 12,34 300 150 17671,46 495000 28,01127
7 28 A 5% 6/8/2022 03/9/2022 28 12,29 300 150 17671,46 550000 31,12363
8 28 B 5% 6/8/2022 03/9/2022 28 12,31 300 150 17671,46 565000 31,97146
9 28 C 5% 6/8/2022 03/9/2022 28 12,28 300 150 17671,46 590000 33,38717
10 28 A 10% 6/8/2022 03/9/2022 28 12,41 300 150 17671,46 655000 37,06542
11 28 B 10% 6/8/2022 03/9/2022 28 12,43 300 150 17671,46 670000 37,91424
12 28 C 10% 6/8/2022 03/9/2022 28 12,50 300 150 17671,46 690000 39,04601
Kuat Tekan Rata-Rata 30,8878459

Pada umur 28 hari beton dengan menggunakan bahan tambah ADDITON H.E, dan juga
mengalami pengurangan FAS mulai dari 0% (normal), 2%, 5%, 10% perawatan Air tawar
masing - masing memiliki nilai kuat tekan: 25,74 MPa, 27,63 MPa ,32,16 Mpa, 38,00 Mpa.

Gambar 5. Nilai kuat tekan beton normal dan beton menggunakan bahan tambah ADDITON H.E. umur 28
hari

Kesimpulan
1. Komposisi campuran benda uji silinder 15 cm x 30 cm beton untuk menetukan
komposisi campuran dengan pengurangan fas 0%,2%,5%,10% masing – masing 3
sampel benda uji beton, perhitungan koposisi campuran benda uji beton adalah,
Semen 325 kg/m³, Air 210 liter, Agregat halus 670 kg/m³, dan Agregat kasar 1005

56
kg/m³, dan pemkaian bahan tambah untuk 2% (15 ml/3 bh), 5% (17 ml / 3bh), dan
10% (19 ml / 3bh).
2. Di umur 7 hari dan 28 hari kuat tekan beton normal memiliki nilai kuat tekan lebih
rendah dari pada kuat tekan beton yang mengalami pengurangan fas dengan
menggunakan bahan tambah ADDITON H.E.

Daftar Pustaka
[1] Nurhayati Doda, “Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi
Yang Didapatkan Dengan Yang Tidak Didapatkan,” Radial – juRnal perADaban saIns,
rekayAsa dan teknoLogi Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo, vol. 3,
no. Vol 3 No 2 (2015): RADIAL, Agu 2019.

[2] S. Aprilianti dan Nadia, “Analisis Pengaruh Beton Dengan Bahan Admixture
Naphtalene,” Jurnal Kontruksia, vol. 3, no. 2, 2012.

[3] R. A. Polii, M. D. J. Sumajouw, dan R. S. Windah, “Kuat Tekan Beton Dengan Variasi
Agregat Yang Berasal Dari Beberapa Tempat Di Sulawesi Utara,” Jurnal Sipil Statik,
vol. 3, no. 3, 2019.

[4] N. Doda, “Uji Karakteristik Beton Terhadap Perlakuan Pencampuran Spesi Yang
Didapatkan Dengan Yang Tidak Didapatkan,” RADIAL, vol. 3, no. 2, 2013.

[5] A. P. N. Siregar, N. Idha, dan I. W. Suarnita, “Pengaruh Penggunaan Gradasi Agregat


Berbasis SNI 03-2834-2000 dalam Campuran Beton terhadap Kuat Tekan dan
Fracture Toughness Beton,” Jurnal Teknik Sipil, vol. 27, no. 1, 2020, doi:
10.5614/jts.2020.27.1.8.

57

Anda mungkin juga menyukai