Penggunaan_Batang_Eceng_Gondok_Terhadap
Penggunaan_Batang_Eceng_Gondok_Terhadap
Penggunaan_Batang_Eceng_Gondok_Terhadap
ABSTRAK
Tanaman Eceng Gondok yang tumbuh sangat cepat berdampak negatif bagi fungsi
sungai, rawa dan danau dimana akar tanaman yang menggantung ini menyerap oksigen
yang berada disekitarnya. Aliran air sungai jadi terhambat karena penuh oleh tanaman
Eceng Gondok, oleh karena itu perlu adanya pemanfaatan Eceng Gondok yang positif
seperti sebagai bahan tambah campuran beton.
Pengujian laboratorium dilaksanakan dengan menambahkan serat batang Eceng
Gondok pada beton. Penambahan serat sebesar 0,25 %, 0,50 % dan 0,75 % subtitusi
terhadap agregat halus. Pengujian yang dilakukan yaitu uji kuat tekan dan uji kuat tarik
beton dengan mutu K-225.
Hasil penelitian menunjukan penurunan kuat tekan beton sebesar 7,54 % terhadap
beton normal pada komposisi serat Eceng Gondok 0,25 %. Begitu juga dengan nilai kuat
tarik beton terjadi penurunan sebesar 7,57 % terhadap beton normal pada komposisi serat
Eceng Gondok 0,25 %. Seiring dengan pertambahan kadar serat Eceng Gondok, nilai kuat
tarik dan tekan semakin menurun.
Kata kunci: serat eceng gondok, kuat tekan beton, kuat tarik beton,
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berbagai alternatif dapat dilakukan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas
beton. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan tumbuhan pengganggu atau gulma
menjadi bahan yang bermanfaat. Salah satu tanaman pengganggu tersebut adalah tanaman
Eceng Gondok yang keberadaannya cukup melimpah, dan tumbuh sangat cepat.
Tanaman Eceng Gondok terdiri dari batang, kelopak daun, yang kaya akan serat, yang
memungkinkan dapat dijadikan sebagai alternatif bahan tambah dalam campuran beton
untuk konstruksi.
Wilayah di Indonesia khususnya daerah yang memiliki tingkat ketinggian dan
kemiringan yang rendah menyebabkan daerah tersebut banyak terdapat genangan air
seperti sungai, danau dan rawa-rawa dan kondisi ini menyebabkan populasi pertumbuhan
gulma seperti Eceng Gondok sangat cepat, akar Eceng Gondok yang menggantung
menyerap banyak oksigen didalam air yang mengakibatkan mempengaruhi kualitas baik
sungai, danau dan rawa-rawa tersebut. Beberapa penelitian menggunakan Eceng Gondok
sebagai bahan tambah yang memiliki karakter kuat tarik yang mumpuni terhadap
komposit. Bagir dan Pradana (2011) menyatakan bahwa penambahan serat Eceng
Gondok kedalam komposit dapat menambah kuat tarik komposit tersebut. Kuat tarik
tertinggi didapat dari komposit yang mengandung Eceng Gondok paling banyak.
Penelitian juga dilakukan oleh Asep dkk (2014) pengaruh serat batang Eceng Gondok
terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton yang dilakukan dengan umur beton 7 hari dan
28 hari dengan penambahan konsentrasi serat 0,50%, 0,75% dan 1% dengan hasil
pengujian kuat tekan yang cenderung menurun namun kuat lentur ada kenaikan. Selain itu
berdasarkan penelitian yang dilakukan Putera (2012) serat Eceng Gondok memiliki
kekuatan tarik sebesar 18 – 33 Mpa. Tingginya kuat tarik serat ini akan memberikan
keuntungan tersendiri bagi beton. terutama pada beton yang berfungsi sebagai balok
penyangga yang menerima beban horizontal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan serat batang
Eceng Gondok terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton mutu K-225 pada konsentrasi
serat yang berbeda dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sehingga Eceng
Gondok yang merupakan gulma yang mengganggu dapat dimanfaatkan sebagai bahan
campuran beton, dimana ketersediaan Eceng Gondok di kota Bekasi cukup banyak.
Rumusan Masalah
Masalah yang akan ditinjau dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
penambahan unsur batang Eceng Gondok terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton
dengan peraturan SNI 03-2834-1993. Adapun penelitian – penelitian yang ditinjau pada
penelitian ini adalah menyangkut aspek:
1. Berapakah kuat tekan dan kuat tarik beton dengan penambahan unsur serat batang
Eceng Gondok,
2. Berapakah prosentase penambahan unsur serat batang Eceng Gondok paling optimal
terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kuat tekan beton dan kuat tarik
dengan penambahan unsur serat batang Eceng Gondok dan mengetahui berapa prosentase
penambahan unsur batang Eceng Gondok agar dapat mencapai kuat tekan dan kuat tarik
yang optimal.
2. METODE PENELITIAN
Sampel Penelitian
• Penggunaan bahan tambah dengan menggunakan serat batang Eceng Gondok.
Karakteristik mutu beton yaitu K-225, diuji pada umur beton 7 hari.
• Pengujian dilakukan dengan penambahan serat batang Eceng Gondok sebesar
0,25%, 0,50% dan 0,75% substitusi terhadap agregat halus
• Benda uji yang digunakan berbentuk silinder jumlah 24 buah dengan ukuran tinggi
30 cm dan diameter 15 cm
• Pengujian kuat tekan dan kuat tarik beton menggunakan alat uji kuat tarik UTM (
universal Testing Machine ) dengan kapasitas 150 KN.
Berikut variasi prosentasi kadar serat dan jumlah benda uji dapat dilihat pada Tabel 1.
dibawah ini.
Persiapan Bahan
1. Semen merk Tiga Roda
2. Agregat Halus (Pasir)
3. Agregat Kasar (Kerikil)
Agregat Kasar atau kerikil yang digunakan adalah kerikil yang berasal dari
Cibarusah. Kerikil atau batu pecah didapat setelah melalui proses pemecahan dari
industri pemecah batu terlebih dahulu supaya memenuhi standar kerikil yang
digunakan untuk penelitian dengan ukuran 5 mm – 40 mm .
4. Air
Air yang digunakan untuk pembuatan campuran adalah air bersih yang berasal dari
Laboratorium Tehnik Sipil Fakultas Tehnik Sipil di Universitas Islam “45” Bekasi.
5. Eceng Gondok
Bahan organik yang digunakan sebagai bahan tambah adalah tanaman Eceng
Gondok yang diambil serat batangnya berasal dari Sungai Tarum Barat wilayah
sekitar Kota Bekasi
beton di laboratorium), SNI 03-1750-1990 (Mutu dan Cara Uji Agregat Beton), SNI 15-
2049-1994 (Semen Portland).
Analisis Data
Pada pengujian kuat tekan dan kuat tarik beton yang didapat dianalisa terlebih
dahulu sebelum dilakukan pengolahan data untuk melihat bagaimana pengaruh kuat tekan
dan kuat tarik beton dengan persentase penambahan bahan oerganik yaitu serat batang
eceng gondok sebesar 0%, 0.25%, 0.50% dan 0.75%. Data - data tersebut harus diolah
terlebih dahulu dengan menggunakan program excel.
P
σ=
A
Dimana:
σ : Kuat Tekan (Kg/Cm2)
P : Gaya Tekan (kN)
A : Luas Permukaan Benda Uji (cm2)
Dimana :
1 kN = 100 kg
σ = Kuat Tekan (Kg/cm2)
K = Kalibrasi Load Gauge
= 1,003
Kemudian untuk mengetahui kuat tarik dinyatakan masuk yaitu hasil kuat tarik beton =
1 1
s/d terhadap kuat tekan beton kubus.
10 13
Mulai
Persiapan Bahan
Ya Tidak
Pengujian Bahan
Penelitian Tidak
Ya
Hasil dan Pembahasan
Selesai
Lolos Ayakan Jumlah Berat sisa Berat Sisa Masing² Berat Lolos
(mm) (%)
(g) (%) (g) (%)
10 0 0 0 0 100
5 38.44 3.84 38.44 3.84 96.16
2.5 146.86 14.68 108.42 10.84 85.32
1.2 281.52 28.15 134.66 13.47 71.85
0.6 522.44 52.24 240.92 24.09 47.76
0.3 777.04 77.70 254.60 25.46 22.30
0.15 933.35 93.33 156.31 15.63 6.67
Pan 66.65 6.67 0
Jumlah 1000 100 1000 100
M. Kehalusan F M : 2.70
Sumber : Hasil Uji Laboratorium, 2016
100 100
96.16
85.32
80
Standard Distribusi
71.85
60
47.76
40
22.3
20
6.67
0 2.8
0
0 0.088 0.15 0.3 0.6 1.2 2.5 5 10
Ukuran ayakan (mm)
Berdasar ASTM C.33-97 harga modulus kehalusan berkisar antara 2,3 – 3,1. Hasil
penelitian menunjukan bahwa nilai modulus kehalusan adalah 2,7 sehingga dapat
disimpulkan bahwa agregar halus (pasir) memenuhi syarat dan layak digunakan sebagai
agregat halus dalam pembuatan benda uji.
Nomor picnometer 2 4
Berat Picnonemeter (g) 222.50 174.21
Berat Contoh (g) 500 500
Berat (Picnometer+contoh+air) (g) 1022.62 974.22
Berat Air (g) 300.12
500
Berat Jenis = -------------- 2.5015 2.5001
500 – ( 5 )
Perbedaan Hasil 0.0014
Hasil rata – rata 2.5008
Lolos Ayakan Jumlah Berat sisa Berat Sisa Masing² Berat Lolos
(mm) (%)
(g) (%) (g) (%)
25 0 0 0 0 100
20 625.16 4.77 652.16 4.77 95.23
10 8910.39 65.19 8258.23 60.42 34.81
5 12936.87 94.65 4026.48 29.46 5.35
2.5 13668.12 100 731.25 5.35 0
1.2 100
0.6 100
0.3 100
0.15 100
13668.12 100
M. Agregat 20 ( mm ) F M : 6.65
Sumber : Hasil Uji Laboratorium, 2016
didapat sebesar 6,65 oleh karena itu agregat dapat digunakan sebagai bahan campuran
beton.
100 100
95.23
Standar Distribusi 80
65
60
40
34.81
20
5.35
0 0 0
0 2.5 5 10 15 20 25 30
Ukuran Ayakan ( mm )
Gambar 3. Grafik Analisa Saringan Agregat Kasar (Split)
Data Material:
a) Portland cement:
Merek semen : Tiga Roda
Buatan pabrik : PT. Indocement
Semen type : Type I
Berat jenis : 3,12
Data lain bila diperlukan : -
b) Air:
Air diambil dari : Air Laboratorium
Warna air : Jernih
Data lain yang diperlukan : -
c) Agregat halus/pasir:
Asal pasir : Subang
Jenis pasir : alami
Berat jenis : 2,5008
Penyerapan : 4,40 %
F.M ( Modulus kehalusan ) : 2,70
Menghitung Air
Berat air ( WW ) = 206.33 kg
WW 206.33
Volume air ( VW) = --------------- = ---------------- = 0.2063 m³
Gw x 1000 1 x 1000
WC 382.09
Volume semen = --------------- = 0.1225 m³
= ---------------
( VC ) 3.12 x 1000
Gc x 1000
( 47.30 x 0.6512 )
= ---------------
100
= 0.3080 m³
Grafik hasil pengujian beton dapat dilihat pada Gambar 4. berikut ini.
135.55
140
123.33 120.78
120 112.64
Kuat tekan (kg/cm2)
100
80
60
40
20
0
0% 0.25% 0.50% 0.75%
Variasi penambahan
Gambar 4. Grafik Kuat Tekan Beton
Gambar 4. menunjukan penurunan nilai kuat tekan beton. Penurunan kuat tekan
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah proses curing atau
perawatan beton setelah dilaksanakan pencetakan, penambahan serat batang eceng
gondok menimbulkan rongga-rongga pada beton yang mengakibatkan beton menjadi
rapuh. Sehingga semakin bertambahnya prosentase kadar serat serat Eceng Gondok,
semakin banyak rongga yang tercipta yang akan membuat beton menjadi semakin rapuh.
Untuk mengkonversi beton yang berumur 7 hari ke 28 hari yaitu dengan kuat
tekan yang berumur 7 hari dibagi 0,65 yaitu seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 15. Hasil konversi Uji kuat Tekan Beton Berumur 7 hari ke 28 Hari
Kuat tekan
Konversi
Berat Umur Umur
Slump
No Bentuk /Luas Campuran Ket
(gr) KN 7 hari 28 hari
Kg/cm2 Kg/cm2
1 0,65 Silinder 176,6 Site mix 12,042 12 238 135,17 207,95 0%
2 0,65 Silinder 176,6 Site mix 12,039 12 242 137,44 211,44 0%
3 0,65 Silinder 176,6 Site mix 12,066 12 236 134,04 206,21 0%
4 0,65 Silinder 176,6 Site mix 11,946 12 220 124,95 192,23 0,25%
5 0,65 Silinder 176,6 Site mix 12,009 12 218 123,81 190,47 0,25%
6 0,65 Silinder 176,6 Site mix 11,932 12 224 127,22 195,72 0,25%
7 0,65 Silinder 176,6 Site mix 11,897 12 212 120,41 185,24 0,50%
8 0,65 Silinder 176,6 Site mix 11,914 12 213 120,97 186,10 0,50%
9 0,65 Silinder 176,6 Site mix 11,922 12 213 120,97 186,10 0,50%
10 0,65 Silinder 176,6 Site mix 11,760 12 198 112,45 173 0,75%
11 0,65 Silinder 176,6 Site mix 11,782 12 195 110,75 170,38 0,75%
12 0,65 Silinder 176,6 Site mix 11,776 12 202 114,73 176,50 0,75%
Sumber : Hasil perhitungan uji laboratorium
Pengujian terhadap kuat tarik beton dilakukan pada umur 7 hari dengan penambahan
persentase serat batang eceng gondok dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
2521.81
20.15
18.93
20 17.79
10
0
0% 0.25% 0.50% 0.75%
Variasi Penambahan
Gambar 5. Grafik Kuat Tarik Beton
Gambar 5. menunjukan grafik penurunan hasil kuat tarik beton. Penurunan grafik
hasil kuat tekan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu fakto terbentuknya
rongga karena adaranya serat organik. Selain daripada itu, perlakuan terhadap serat
batang eceng gondok dapat pula mempengaruhi kualitas yang optimal, dimana
penjemuran batang Eceng Gondok yang bertujuan mengurangi kadar air dan kelembaban
yang menyebabkan pelapukan tidak tercapai secara optimal disebabkan penjemuran
dilaksanakan pada saat musim hujan dan kelembaban udara cukup tinggi sehingga serat
batang tidak kering sempurna sehingga dapat mempengaruhi kuat tarik beton.
Untuk mengkonversi kuat tarik beton umur 7 hari yaitu dengan kuat tarik umur 7
hari dibagi 0,65 yaitu seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini.
Tabel 18. Hasil konversi Uji kuat Tarik Beton Umur 7 Hari ke 28 hari
Kuat Tarik
Ф Pjg
Berat Umur Umur
No Konversi sampel sampe Ket
(gr) kN 7 hari 28 hari
(cm) l (cm)
Kg/cm2 Kg/cm2
1 0,65 15 30 12,087 154 21,86 33,63 0%
2 0,65 15 30 12,184 155 22,00 33,84 0%
3 0,65 15 30 12,162 152 21,58 33,2 0%
4 0,65 15 30 12,038 144 20.44 31,44 0,25%
5 0,65 15 30 12,022 142 20,16 31,01 0,25%
6 0,65 15 30 12,026 140 19,875 30,57 0,25%
7 0,65 15 30 11,989 134 19,02 29,26 0,50%
8 0,65 15 30 11,874 132 18,74 28,83 0,50%
9 0,65 15 30 11,892 134 19,02 29,26 0,50%
10 0,65 15 30 11,783 128 18,17 27,95 0,75%
11 0,65 15 30 11,802 122 17,32 26,64 0,75%
12 0,65 15 30 11,789 126 17,88 27,50 0,75%
Sumber : Hasil perhitungan Uji Laboratorium
Kemudian untuk mengetahui kuat tarik masuk atau tidak kuat tariknya itu adalah
1 1
kuat tarik beton dikali 10 dan dibandingkan dengan 255 Kg/cm2 ( s / d ) jika lebih
10 13
besar maka kuat tarik beton dinyatakan masuk seperti pada tabel dibawah ini
Pembahasan Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah berupa uji tekan silinder
yang di konversikan ke bentuk kubus beton, yaitu uji kubus beton yang di uji
menggunakan alat uji tekan beton (kg/cm2), Dalam penelitian ini uji kuat tekan beton
dilakukan satu kali, dengan umur 7 dan kemudian di konversi ke umur 28 hari dan
seterusnya di uji juga kuat tarik beton dengan umur 7 hari yang dikonversi kembali ke
kuat tarik beton dengan umur 28 hari untuk mengetahui kuat tarik beton masuk atau tidak,
Kuat tarik beton yang sudah dikonversi dari umur 7 hari ke umur 28 hari yaitu kuat tarik
beton dikali 10 kemudian hasilnya dibandingkan lebih besar (>) atau lebih kecil (<) dari
225. Jika hasil perbandingan seluruh benda uji (12 buah) dinyatakan lebih besar maka
dinyatakan masuk (Memenuhi syarat dan sesuai rencana). Tabel diatas menunjukkan
bahwa seluruh hasil pengujian masuk karena lebih besar dari 225, Dari hasil perhitungan
tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh penggunaan batang Eceng Gondok
terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton.
Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan batang Eceng
Gondok terhadap kuat tekan dan kuat tarik beton kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan serat batang Eceng Gondok ini mempengaruhi kuat tekan beton yang
cenderung menurun seiring penambahan persentase serat batang Eceng Gondok
2. Penurunan kuat tarik juga terjadi pada penelitian ini seiring dengan penambahan
konsentrasi serat Eceng Gondok.
3. Serat batang Eceng Gondok yang terdapat didalam beton semakin lama serat batang
Eceng Gondok ini akan membusuk yang mengakibatkan timbulnya rongga rongga
didalam beton sehingga menimbulkan kerapuhan beton.
Saran
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang sempurna, maka diperlukan perencanaan
yang matang, Perencanaan tersebut meliputi, pengujian material campuran beton, variasi
pengamatan serta peralatan yang diperlukan dalam rangka pengambilan data pengujian.
Pada penelitian ini terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan agar
kemungkinan tersebut dapat diperbaiki dikemudian hari, antara lain:
1. Percobaan pada campuran beton dan beberapa variasi mutu untuk mengetahui
bagaimana pengaruhnya terhadap campuran yang mengandung agregat kasar dan
dimensi benda uji yang lebih besar.
2. Proses pengolahan batang Eceng Gondok yang lebih baik dalam proses pengeringan
sehingga batang Eceng Gondok lebih baik dalam menghasilkan serat batangnya
sehingga dapat menambah kuat tarik yang optimal. Diperlukan juga perlakuan
khusus seperti penambahan zat kimia terhadap bahan zat organic sehingga batang
Eceng Gondok tidak dapat membusuk dan tidak menciptakan rongga dalam beton
yang menimbulkan tingkat kerapuhan beton.
3. Beton dengan campuran Eceng Gondok dengan karakteristik kuat lentur yang
optimal disarankan digunakan pada beton plat lantai yang tidak memikul beban
yang berat.
4. Diperlukan pengujian dengan umur yang variatif seperti umur 14 hari,21 hari dan 28
hari sehingga nantinya didapat variasi data penambahan serat batang Eceng Gondok
yang paling optimal.
5. DAFTAR PUSTAKA
_______,1990, SNI tentang Mutu dan Cara Uji Agregat Beton, Badan Standar Nasional,
Jakarta
_______,1991, SNI tentang Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji di
Laboratorium, Badan Standar Nasional, Jakarta
_______,1993, SNI tentang Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal ,
Badan Standar Nasional, Jakarta
_______,1994, SNI tentang Semen Portland Type I, Badan Standar Nasional,
Jakarta
_______,2013, Panduan Praktikum Teknologi Beton, Fakultas Teknik Unisma, Bekasi
Asep,Riza dan Cindy,Istiana, 2014, Analisis Komposisi Serat Limbah Eceng Gondok
Terhadap Kekuatan Tekan Dan Lentur Beton, Institut Pertanian Bogor,
Bogor
Bagir, A, dan Pradana, G, .2011, Pemanfaatan Serat Eceng Gondok sebagai Bahan Baku
Pembuatan Komposit, Universitas Diponegoro, Semarang
Dipohusodo, Istimawan, 1996, Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK-SNI T-1991—
03 Departemen Pekerjaan Umum RI, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Falah, U.S, 2003, Eceng gondok Gulma sahabat manusia : Harian Pikiran Rakyat
Hadi, S, 1985 , Metodologi Reseach Jilid 4, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta
Nugraha, Paul dan Antoni, 2007, Teknologi Beton, Material, Pembuatan ke Beton
Kinerja Tinggi, Penerbit ANDI, Yogyakarta
Sutarman, E, 2013, Konsep dan Apilkasi Pengantar Tehnik Sipil, Penerbit ANDI,
Yogyakarta