KSP SDN Gunungsari Cikakak 20203057

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 159

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

Jalan : Jl. Sangiang Km. 12


Desa/Kelurahan : Cileungsing
Kecamatan : Cikakak
Kabupaten : Sukabumi
Propinsi : Jawa Barat

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI


SD NEGERI GUNUNGSARI
KECAMATAN CIKAKAK
Alamat : Jln. Sangiang Km. 12 Kampung Gunungsari RT. 001/003 Desa Cileungsing Kec. Cikakak
Kab. Sukabumi 43365 e-Mail. Sdngunungsari20203057@gmail.com
TAHUN 2024
REKOMENDASI
KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKABUMI

Setelah memeriksa dokumen kurikulum yang di tetapkan/ disahkan oleh :


Satuan Pendidikan : SD Negeri Gunungsari
Alamat : Jln. Sangiang Km. 12 Kamp. Gunungsari RT. 001/003
Desa Cileungsing Kec. Cikakak Kab. Sukabumi
Dengan menggunakan instrument validasi telaah Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
Bersama ini :
Nama : HENDAYANA, S. Pd. SD
N I P : 196905011992031006
Jabatan : Pengawas SD kecamatan Cikakak

Memberikan Pertimbangan/ Rekomendasi kepada Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri


Gunungsari tersebut :

 Dapat direkomendasikan tanpa syarat

Dapat direkomendasikan denga syarat untuk Perbaikan/ Penyempurnaan


Belum dapat direkomendasikan
Dengan alasan :

 Semua Unsur Kurikulum Merdeka terpenuhi dengan lengkap

Unsur Kurikulum Merdeka terpenuhi tetapi belum lengkap


Unsur Kurikulm Merdeka tidak lengkap
Demikian pernyataan ini kami buat sebagai bahan pertimbangan atau Rekomendasi
ditetapkannya Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri Gunungsari.
Sukabumi, 10 Juli 2024
Pengawas Pembina,

HENDAYANA, S. Pd. SD
NIP. 196905011992031006
INSTRUMEN TELAAH KOSP
TAHUN PELAJARAN 2024/2025

Nama Satuan Pendidikan : SD Negeri Gunungsari


Tidak
No Instrumen Ada
Ada
1 HALAMAN PEMBUKA
1. Cover 
a. Logo Satuan Pendidikan dan/atau Pemerintah Daerah
b. Nama Kurikulum Satuan Pendidikan
c. Alamat Satuan Pendidikan
d. Mencantumkan Tahun Pelajaran
2. Halaman Verifikasi/validasi 
a. Rumusan/instrument validasi/verifikasi
b. Ditandatangani oleh Pengawas Bina
3. Halaman pengesahan 
a. Rumusan Kalimat Pengesahan
b. Ditandatangani oleh Kepala Sekolah
c. Ditandatangani oleh Komite Sekolah
d. Ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan/Ketua Yayasan
4. Kata Pengantar 
Berisi ucapan syukur , terimakasih, garis besar isi KOSP dan harapan,
manfaat, serta permohonan saran dan kritik untuk perbaikan
5. Daftar Isi 
Kesesuaian dengan halaman ( cek kesesuaian antara halaman pada
Daftar Isi dengan halaman pada Dokumen Kurikulum ).
2 BAB I PENDAHULUAN 
A. Karakteristik Satuan Pendidikan 
1. Karakteristik Peserta Didik
2. Karakteristik Pendidik dan Tenaga Kependidikan
3. Karakteristik Sarana dan Prasarana yang ada di sekolah
4. Karakteristik lingkungan sekolah (social dan budaya)
B. Dasar Hukum 
1. Tentang Standar Kompetensi Lulusan
2. Tentang Standar Isi
3. Tentang Standar Proses
4. Tentang Standar Penilaian Pendidikan
C. Prinsip Penyusunan Kurikulum 
1. Berpusat pada Peserta Didik
2. Kontektual
3. Esensial
4. Akuntabel
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan
D. Tujuan Penyusunan Kurikulum
3 BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 
A. Visi Satuan Pendidikan 
1. Mengambarkan bagaimana peserta didik menjadi subjek dalam
tujuan jangka panjang sekolah dan nilai-nilai yang dituju
2. Nila-nilai yang mendasari penyelenggaraan pembelajaran agar
peserta didik dapat mencapai Profil Pelajar Pancasila
B. Misi 
1. Misi menjawab bagaimana sekolah mencapai visi
2. Nilai-nilai yang penting untuk dipegang selama menjalankan misi
C. Tujuan 
1. Tujuan akhir dari kurikulum sekolah yang berdampak kepada peserta
didik
2. Tujuan menggambarkan patok-patok (milestone) penting dan selaras
dengan misi
3. Strategi sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan
4. Kompetensi/karakteristik yang menjadi kekhasan lulusan sekolah
tersebut dan selaras dengan Profil Pelajar Pancasila
4 BAB III PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN 
A. Intrakurikuler 
Struktur Kurikulum 
1. Fase A Kelas I dan II
2. Fase B Kelas III dan IV
3. Fase C Kelas V dan VI
B. Kokurikuler 
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
1. Tim Fasilitator
2. Rancangan Dimensi, Tema, Alokasi Waktu, dan Jadwal Pelaksanaan
3. Rancangan Struktur dan Aktivitas Projek
4. Penyusunan Modul
5. Asesmen dan Tindak Lanjut
C. Ekstrakurikuler 
1. Ekstra Kurikuler Wajib 
a. Dasar Hukum
b. Tim Instruktur
c. Bentuk Kegiatan
d. Penilaian dan Pelaporan
2. Ekstra Kurikuler Pilihan 
a. Dasar Hukum
b. Tim Instruktur
c. Bentuk Kegiatan
d. Penilaian dan Pelaporan
5 BAB IV PERENCANAAN PEMBELAJARAN 
A. Capaian Pembelajaran (CP)
B. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
C. Rencana Pembelajaran/Modul Ajar (MA)
D. Peraturan Akademik 
1. Asesmen dan Pengolahan Nilai 
a. Formatif
b. Sumatif
2. Pelaporan Hasil Belajar
a. Rapor Akademik
b. Rapor P5
3. Kereteria Kenaikan Kelas
4. Ujian Sekolah 
a. Persyaratan Peserta
b. Penyusunan Instrumen soal dan Pengolahan Nilai
c. Waktu dan Moda Pelaksanaan
5. Kreteria Kelulusan dari Satuan Pendidikan
E. Kalender Pendidikan 
1. Penetapan Awal Tahun Pelajaran
2. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
3. Pengaturan Waktu Libur
4. Matrik Kalender Satuan Pendidikan serta penjabarannya
6 BAB V PENDAMPINGAN, EVALUASI DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL 
A. Evaluasi Pembelajaran dan Implementasi KOSP
B. Pendampingan dan Pengembangan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan
7 BAB VI PENUTUP 
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
8 LAMPIRAN 
1. SK Tim Pengembang KOSP Tahun Pelajaran 2023/2024 dilengkapi dengan
uraian tugas dan rencana kerja
2. SK TPK atau TPMPS Tahun Pelajaran 2023/2024 dilengkapi dengan uraian
tugas
3. Satu Contoh CP,ATP dan Perencanaan Pembelajaran Mapel Umum Fase
A, Fase B dan Fase C
4. Satu Contoh RPP Mulok
5. Satu Contoh Madul P5
6. Program GLS (terpisah)
7. Program Anti Perundungan (terpisah)
8. Rencana Aksi Pendidikan Anti Korupsi (terpisah)

Nilai = Jumlah Perolehan


X 100
Jumlah Maksimal

Catatan:

Sukabumi, 01 Juli 2024


Pengawas Bina/ Tim Validasi,

HENDAYANA, S. Pd. SD
NIP. 196905011992031006
KATA PENGANTAR

Puji serta Syukur kami panjatkan kehadirat illahirobbi karena atas berkah, rahmah serta
inayahnya akhirnya semua perjuangan yang sangat sulit telah terlewati dengan baik hingga kami
dapat menyelesaikan penyususnan Kurikulum Satuan Pendidikan, walaupun begitu kami
menyadari masih banyak kekurangan disana-sini yang belum memenuhi standar yang
diharapkan mengingat masih minimnya data dan fakta yang minim yang bisa kami dapatkan
serta tidak adanya kelanjutan masa lalu dari data yang ada, namun semua adalah pembelajaran
yang sangat berharga untuk kami lebih semangat menggali potensi dan data yang ada.
Kurikulum Satuan Pendidikan adalah merupakan acuan kegiatan ataupun pelaksanaan
kegiatan di satuan Pendidikan, dimana satuan Pendidikan sebagai pelaksana lapangan memiliki
petunjuk serta arahan dari acuan administrative yang bisa di pertanggungjawabkan.
Implementasi Kurikulum Merdeka yang di terapkan pada Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP)
merupakan leading organisasi lembaga Pendidikan sehingga pada KSP ini banyak
mencantumkan prinsip-prinsip kegiatan yang disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan serta
kearifan local yang ada di sekitar lingkungan Lembaga penyelenggara Pendidikan atau Satuan
Pendidikan.
Pembuatan Kurikulum Satuan Pendidikan SD Negeri Gunungsari Kecamatan Cikakak
Kabupaten Sukabumi Tahun Pelajaran 2024/2025 dibuat secara langsung oleh Team Penyusun
Satuan Pendidikan SD Negeri Gunungsari serta dalam pengawasan dan bimbingan serta
persetujuan Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, untuk itu tak lupa kami team penyusun juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran
penyusunan kurikulum ini khususnya kami ucapkan yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Hendayana, S. Pd. SD Pengawas SD Dinas Pendidikan Kecamatan Cikakak selaku
Mentor serta pembimbing kami yang setia dan sabar.
2. Ibu Ami Lasmini, M. Pd. I sebagai Mentor serta Pengawas PAI Kecamatan Cikakak yang
penuh dedikasi dan tekun membimbing.
3. Semua tokoh serta Komite Pendidikan SD Gunungsari yang selalu mendukung kegiatan.
4. Semua orang tua dan wali serta pihak yang mendukung penyusunan KSP
Semoga apa yang telah diberikan baik moril maupun spirituil kepada kami mendapatkan balasan
yang lebih baik dari Allah SWT. Aamiin.
Kesalahan, kekurangan serta kekhilafan adalah sifatnya manusia yang fana dalam berbuat
dan berkarya, untuk itu saran dan kritikan yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan
dari semua pihak. Akhir kata semoga Penyusunan Kurikulum ini mampu menjadikan semangat
serta dorongan kami untuk lebih membaktikan diri pada dunia Pendidikan yang kami cintai.
Cikakak, 16 Juli 2024
Team Penyusun
DAFTAR ISI

Hal
LEMBAR VERIFIKASI / VALIDASI i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 1


A. Karakteristik Satuan Pendidikan …………………………………………………………….1
1. Karakteristik Peserta didik ………………………………………………………… 2
2. Karakteristik Pendidik dan Tenaga Kependidikan ………………………………… 4
3. Karakteristik Sarana dan Prasarana yang ada di Sekolah ………………………….. 5
4. Karakteristik Lingkungan Sekolah (Social dan Budaya) ……………………………. 6
5. Kemitraan/ Kerjasama Sekolah dengan Pihak Lain …………………………………. 7
B. Dasar Hukum ……………………………………………………………………………… 7
1. Landasan Yuridis …………..……………………………………………………….. 7
2. Landasan Sosiologis ………………………………………………………………………
8
3. Landasan Pedagogis ……………………………………………………………………
8
C. Prinsip Penyusunan Kurikulum ……………………………………………………………. 9
1. Berpusat Pada Peserta Didik ……………………………………………………………
9
2. Kontektual ………………………………………………………………………….. 10
3. Esensial …………………………………………………………………………….. 10
4. Akuntabel …………………………………………………………………………… 11
5. Melibatkan berbagai Pemangku Kepentingan ……………………………………… 11
D. Tujuan Penyusunan kurikulum …………………………………………………………….. 11
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN ……………………………………………………….. 13
A. Visi Satuan Pendidikan ……………………………………………………………………
13
B. Misi Satuan Pendidikan ………………………………………………………………… 13
C. Tujuan Satuan Pendidikan ……………………………………………………………… 14
BAB III PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN ………………………………….. 17
A. Intrakurikuler ………………………………………………………………………………17
B. Kokurikuler ………………………………………………………………………………. 20
C. Ekstrakurikuler …………………………………………………………………………… 21
D. Aktualisasi Budaya Sekolah ……………………………………………………………….23
E. Alokasi Waktu Belajar ………………………………………………………………………
24
BAB IV PERENCANAAN PEMBELAJARAN ……………………………………………….
29
A. Capaian Pembelajaran ..................................................................................................... 30
B. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) .........................................................................................30
C. Rencana Pembelajaran/ Modul Ajar (MA) ....................................................................... 33
D. Peraturan Akademik ...............................................................................................................
33
E. Kalender Pendidikan .............................................................................................................38
BAB V PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL 49
A. Evaluasi Pembelajaran dan Implementasi KSP ………………………………………………
49
B. Pendampingan dan Pengembangan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan ………..49
BAB VI PENUTUP .....................................................................................................................51
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 51
B. Rekomendasi ...................................................................................................................... 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................................... 54
DAFTAR LAMPIRAN

Hal
1. SK Team Pengembangan KSP ……………………………………………………………54
2. Dokumen dan Berita Acara …………………………………………………………….. 57
3. SK Penetapan KSP …………………………………………………………………….. 62
4. CP, ATP dan Perencanaan Pembelajaran Mapel Umum Fase A, B, dan C ……………. 64
5. Contoh RPP Mulok / Modul Mulok …………………………………………………….
6. Contoh Modul P5 ………………………………………………………………………..
7. Program GLS ……………………………………………………………………………..
8. Program Anti Perundungan …………………………………………………………………
9. Rencana Pendidikan Anti Korupsi ………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

Kurikulum Satuan Pendidikan (KSP) memuat seluruh rencana proses belajar yang
diselenggarakan di satuan pendidikan dan sebagai acuan seluruh penyelenggaraan
pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum satuan pendidikan dikembangkan
dan dikelola dengan mengacu kepada struktur kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh
pemerintah dan menyelaraskannya dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik, satuan
pendidikan, dan daerah dan kearifan lokal.
Pada dasarnya Kurikulum Satuan Pendidikan adalah merupakan Panduan akademik sebuah
Lembaga Pendidikan yang dibuat sendiri sesuai visi misi yang berlandaskan karakter satuan
Pendidikan tersebut baik secara individual warga dilingkungan Lembaga maupun kearifan
local yang tersedia serta sumber daya yang tersedia baik manusia maupun alamnya. Sehingga
disinilah tuntutan bagi dunia Pendidikan di era modern ini agar mampu menumbuh
kembangkan siswa didiknya sesuai karakter serta kearifan lokal yang serta membimbing
siswa dan mengarahkan peserta didiknya menuju generasi yang siap dan sigap menghadapi
tantangan zaman.
Berkaca dari kondisi demikianlah maka SDN Negeri Gunungsari menuangkan perencanaan
operasional kegiatan satuan Pendidikan melalui kurikulum yang disusun Bersama semua
pemangku kepentingan Lembaga yaitu Kepala Sekolah, Dewan Guru, Staf Pendidikan,
Komite Sekolah serta warga lingkungan Pendidikan yang kompeten dengan lingkungan
sekolah dan Pendidikan.
Dokumen ini merupakan dokumen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan Sekolah
Dasar Negeri Gunungsari yang disusun sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran. Penyusunan Kurikulum Operasional Sekolah Dasar Negeri Gunungsari ini
mengakomodir kebutuhan para murid mengembangkan kemampuan ketrampilan abad 21
yang meliputi integrasi PPK, literasi, 4C (Creative, Critical thinking, communicative, dan
Collaborative), dan HOTS (Higher Order Thinking Skill) dan Pengimplementasian Profil
Pelajar Pancasila. Kurikulum operasional ini disusun dengan beberapa alasan:
1. Sebagai pedoman dalam mengembangkan kurikulum
2. Sebagai pedoman mengevaluasi program sekolah
3. Sebagai acuan untuk perencanaan program selanjutnya
4. Sebagai bahan informasi untuk para pemangku kepentingan

A. KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN

Setiap wilayah memiliki karakteristik tersendiri dalam keragamannya dimasyarakat,


maka sebagai Lembaga Pendidikan tentu saja harus mampu mempersiapkan siswa didiknya
guna menghadapi perkembangan serta mempertahankan wilayahnya menjadi diri sendiri guna
menghadapi tantangan jaman. Dalam mempersiapkan generasi inilah sebagai Lembaga
Pendidikan harus mampu berkolaborasi dan berelaborasi dengan lingkungan sekitar dan
Kurikulum adalah perangkat yang harus dibuat oleh sekolah sebagai Lembaga Pendidikan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan
potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh

1
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah. Untuk mencapai tujuan di atas, sekolah membutuhkan sebuah
dokumen sebagai acuan dalam menjalankan program belajarnya.
Sekolah Dasar Negeri Gunungsari berdiri sejak tahun 1979, merupakan salah satu SD
Negeri yang berada di Kecamatan Cikakak Kabupaten Sukabumi, Berada di wilayah dataran
agak tinggi ±600-1000 meter di atas permukaan laut (mdpl). Selain itu jarak tempuh dari
pantai dan Jalan Provinsi ± 15 kilometer, dengan kondisi geografis berada dikelilingi wilayah
milik Perkebunan PT. Yanita Indonesia, menempati tanah seluas 1000 m², yang teletak di
Jalan Sangiang Km. 12 Kampung Gunungsari RT. 03/ 01 Desa Cileungsing Kecamatan
Cikakak Kabupaten Sukabumi.
Tanah yang digunakan SD Negeri Gunungsari adalah merupakan Hak Guna Usaha milik
PT. Yanita Indonesia yang bergerak di bidang Usaha Perkebunan Karet, Cengkeh dan teh
yang kemudian secara Hukum telah memberikan Hak Guna Pakai (HGP) pada SD Negeri
Gunungsari yang di tuangkan dalam surat pernyataan Perusahaan.
SDN Gunungsari pertama dididirikan pada tahun 1979 dan beroperasional pada tahun
1981. Sebagian siswanya adalah putra-putri pegawai perkebunan yang nota bene banyak
pendatang, maka saat perusahaan mengalami krisis keuangan banyak karyawan yang di putus
hubungan kerja banyak karyawan yang resign ada yang pulang ke kampung halaman atau
pindah tempat kerja akhirnya yang tersisa hanya penduduk asli yang jumlahnya sangat sedikit
dimana hanya mencapai puluhan keluarga yang ada diwilayah kampung Gunungsari,
Sangiang dan Ciherang serta Legoknyenang. Dengan demikian kondisi sosial Orang Tua
siswa rata-rata menengah kebawah, namun tingkat kepedulian cukup bagus. Disisi lain
kondisi ekonomi yang demikian itu menimbulkan dampak bagi perkembangan pendidikan di
Sekolah Dasar Negeri Gunungsari. Dalam jumlah siswa yang sangat sedikit maka RAPBS
dari dana BOS pun sangat minim sehingga berimbas pada penyediaan SDM pendidik masih
kurang, sarana prasarana pembelajaran sehingga menemui kendala, sisi lain ekonomi Orang
Tua terhadap daya dukung kegiatan Siswa juga Dana Anggaran yang diterima dari pemerintah
karena kesesuaian jumlah siswanya.
Sekolah meyakini bahwa lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan kondusif dapat
mendukung berkembangnya pengetahuan, mengasah keterampilan, serta membentuk sikap
belajar yang baik dari siswa. Lingkungan Sekolah dirancang sesuai dengan tujuan pendidikan
yang dapat dimanfaatkan siswa sebagai sumber belajar. Pendampingan aktif dari guru-guru
dilakukan saat siswa berinteraksi untuk memastikan proses sosialisasi siswa berjalan sesuai
yang diharapkan.
Sekolah Dasar Negeri Gunungsari meyakini bahwa literasi merupakan kebutuhan
dasar dalam belajar dan berkomunikasi. Keterampilan ini akan berkembang maksimal apabila
siswa berada dalam lingkungan belajar yang literat (literate environment). Untuk mewujudkan
hal ini, sekolah memperkaya lingkungannya dengan berbagai perangkat literasi yang dapat
ditemukan siswa di dalam maupun di luar kelas. Lingkungan sekolah memiliki beragam
kearifan local seperti permainan, budaya masyarakat, tanaman mulai dari tanaman buah, hias,
dan apotek hidup yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar siswa.

1. Karakteristik Peserta Didik


Setiap anak adalah unik. Mereka memiliki kemampuan dan pengalaman belajar yang
tidak sama. Sebagian siswa memiliki potensi di area akademik, namun tidak sedikit juga
siswa yang masih perlu dikembangkan kemampuan sosial dan emosional mereka. Siswa

2
memiliki potensi dan minat yang berbeda. Sekolah memfasilitasi kebutuhan mereka dengan
menyiapkan program pengembangan potensi dan minat mereka. Dengan demikian, program
yang dirancang memerhatikan empat ranah (sosial, emosional, intelektual, fisik) dengan ranah
spiritual sebagai payung besar mereka dalam menghadapi perkembangan era globalisasi
sehingga tegar tak terpengaruhi perubahan negative dari perkembangan teknologi yang
mendunia.
Setiap anak memiliki kodrat alam dan kodrat zaman yang dibawanya masing-masing
sejak lahir. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan lingkungan di mana peserta didik berada,
sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan keterampilan (soft skill) yang diberikan kepada
peserta didik agar mereka dapat hidup dan berkarya sesuai dengan perkembangan zaman.
Dimana pendidikan dan pengajaran yang harus berpegang pada kodrat alam dan kodrat zaman
peserta didik.
Kodrat Alam yang dimaksud adalah kekuatan, potensi, atau keadaan diri yang secara
alamiah melekat pada diri masing-masing peserta didik. Kodrat Zaman adalah kekuatan,
potensi, atau keadaan diri yang berubah sesuai dengan kondisi sosial, budaya masyarakat, atau
perkembangan zaman. Kodrat alam dan kodrat zaman merupakan konsep Ki Hajar Dewantara
dalam memisahkan antara identitas, prilaku, dan aspek-aspek individual yang alamiah dan di
mana hal ini dapat diwariskan.
Peserta Didik SDN Gunungsari Kecamatan Cikakak Kabupaten Sukabumi juga
memiliki karakteristik yang unik dimana mereka cenderung masih bermain secara tradisional
ataupun berhubungan dengan kearifan lokal alam sekitar yang masih asli jauh dari
moderenisasi kehidupan dimana lingkungan sekitar masih memiliki sumber daya alam yang
masih kaya dengan keasliannya. Alam pegunungan serta perkebunan yang berada sekitarnya
sangat mempengaruhi alam permainan dan aktivitas pikiran mereka akan kesederhanaan pola
piker dan permainan mereka.
Peserta didik SDN Gunungsari Cikakak adalah berasal dari Desa Cileungsing
Kecamatan Cikakak yang berdomisili di dikampung Gunungsari, Babakan Baledesa, Babakan
Putri, Ciherang, dan Sangiang serta Legoknyenang Desa Argamulya Dimana Kampung
tersebut jauh dari akses kearah Kampung lain di desanya dan lebih dekat ke Gunungsari yang
mana jumlah penduduknya sangat sedikit dibanding dengan kampung-kampung lain di Desa
Cileungsing dan Argamulya, selain itu jarak antara kampung ini juga berjauhan dengan
kampung-kampung lainnya sehingga yang terdekat jarak ke sekolah adalah SDN Gunungsari
sementara kampung lain berdekatan dan jumlahnya juga banyak.. Pada Tahun Pelajaran
2024/2025 peserta didik SDN Gunungsari adalah berjumlah 53 naik 4 persen dibanding
Tahun Pelajaran 2024/2025, dimana siswa yang mendaftar tahun ini lebih banyak dibanding
yang keluar. Adapun 60% Peserta didik adalah berasal dari kampung Gunungsari dan sisanya
40% berasal dari kampung lain.
Sebagian besar kegiatan peserta didik SDN Gunungsari setelah pulang sekolah adalah
ada yang sekolah keagamaan ada juga yang pengajian, mengingat wilayah tersebut juga masih
bersifat Masyarakat yang religious sangat mengedepankan pembekalan anak-anaknya dengan
hal-hal yang bersifat religious. Siswa yang berdomisili di kampung Ciherang mayoritas
berkegiatan sekolah di Diniyah Takmiliyah Awaliyah (DTA) sepulang sekolah, sementara
wilayah Kampung Gungsari dan kampung lainnya adalah pengajian Kitab yang dilaksanakan
di salah satu Majelis Ta’lim Kampung Gunungsari sepulang sekolah antara pukul 13.00 WIB
hingga 16.00 WIB dan selepas pengajian juga mereka Kembali di padatkan dengan pengajian
Al-Qur’an di Masjid. Hal ini tentu mendorong SDN Gunungsari untuk juga membangun

3
lingkungan generasi yang religious, berakhlaq dan kreatif memanfaatkan sumber daya alam
berbasis kearifan lokal melalui program Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang
berhubungan denga Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlaq mulia, bernalar
kritis dan kreatif. Berikut adalah profil data siswa didik di SDN Gunungsari Kecamatan
Cikakak :

Profil Data Peserta Didik SDN Gunungsari Cikaka


Tahun Pelajaran 2024/2025

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Total


L 6
1 Kelas 1 9
P 3
L 5
2 Kelas 2 6
P 1
L 7
3 Kelas 3 19
P 12
L 7
4 Kelas 4 13
P 6
L 1
5 Kelas 5 3
P 2
L -
6 Kelas 6 3
P 3
JUMLAH L 26
53
P 27

Berdasarkan hasil asesmen diagnostik siswa banyak beraktifitas dilingkungan alam terbuka
karena masih jauh dari akses aktifitas yangf berbau modern, sehingga mereka masih alamiah
kondisi ini berpengaruh dalam pengelolaan pembelajaran dan pengembangan kompetensi
pendidik. Hal ini juga menjadi pertimbangan sekolah untuk mendorong interaksi yang sehat
dan budaya empati warga sekolah. Maka dari data siswa diatas dapat disimpulkan bahwa
bagaimana karakteristik mereka dalam bermain serta bagaimana minat belajar mereka yang
tentu saja memiliki pola pikir sederhana.

2. Karakteristik Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Sekolah Dasar Negeri Gunungsari memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang
sangat terbatas, mengingat minimnya support serta pengangkatan Pegawai oleh pemerintah,
maka dengan keadaan ini Sekolah melakukan terobosan walaupun dengan keterbatasan dana
mengangkat tenaga honorer yang berlatar belakang Kependidikan. Dengan demikian kini
SDN Gunungsari memiliki 2 tenaga berstatus ASN dengan perjanjian kontrak atau P3K
(Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak) dan 1 orang honorer atau GTT (Guru Tidak
Tetap) dan sebagian besar ditunjang dengan tingkat pendidikan yang sesuai dengan tugas
yang diampu. Tenaga pendidik dan kependidikan berjumlah 4 orang yang terdiri dari 1 orang
Kepala Sekolah dan 2 guru kelas yang memiliki kulifikasi S1, 1 orang guru mata pelajaran

4
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti yang berkualifikasi S1, dan 1 orang tenaga administrasi
(operator sekolah) masih berstatus magang dari sekolah lain.
Adapun keadaan Tenaga pendidik dan tenaga kependikan secara rinci di lihat pada tabel
berikut:
Profil Pegawai Tenaga Kependidikan
SDN Gunugsari Kecamatan Cikakak
Tahun Pelajaran 2024/2025
Pangkat/ Program Tahun
No Nama Status L/P Jabatan Alamat
Gol Studi Sertifikasi

1 HERI PERMANA S, S. Pd PNS L Kepsek III. B S-1 PGSD 2015 Kalapanunggal

2 SUSANDI, S. Pd PPPK L Guru Kelas IX S-1 PGSD - Gunungsari – Cikakak

S-1 Bahasa
3 YULIANTI, S. Pd PPPK P Guru Kelas IX - Gunungsari – Cikakak
Indonesia

4 SYARIF HIDAYATULLOH, S. Pd GTT L Guru PABP - S-1 PAI - Ranji – Cikakak

3. Karakteristik Sarana dan Prasarana yang ada di sekolah

Kondisi Geografis SDN Gunungsari adalah berada di wilayah yang sangat jauh dari
perkotaan sehingga daya jangkau akan kebutuhan memiliki sarana dan prasarana yang
memadai sangat sulit didapatkan.
Status tanah yang digunakan sekolah adalah milik PT. Yanita Indonesia sebuah
perusahaan perkebunana milik swasta perorangan, sehingga masih bersifat pinjaman atau Hak
Guna Pakai (HGP) dari perusahaan tersebut. Hal ini tertera dalam bentuk Surat Pernyataan
Hibah Perusahaan kepada Pihak Sekolah yaitu berupa HGP untuk sekolah sebagai Lembaga
pendidikan. Namun dari sisi kekuatan hukum masih perlu kepastian yang menjadi Pekerjaan
Rumah Dinas Pendidikan dan Pemegang Kebijakan di wilayah kecamatan Cikakak mengingat
masih adanya keterbatasan pihak sekolah untuk mengelola lahan dalam Pembangunan Sarana
Prasarana.
Pada dasarnya kondisi bangunan SD Negeri Gunungsari Kecamatan Cikakak masih
terbilang baik walaupun begitu beberapa ruang sudah tidak layak pakai lagi mengingat
kondisinya yang sedikit menghawatirkan dari segi kondisi plafon serta langit-langit yang
dikhawatirkan akan runtuh. Begitu pula halnya dengan prasarana yang ada sebagian besar
sudah banyak yang rusak berat serta penggunaan meja dan kursi siswa oleh guru karena
kondisi meja dan kursi guru sudah rusak berat serta tak ada meja dan kursi kepala sekolah dan
operator yang layak.
Adapun keadaan sarana dan prasarana yang dimiliki lebih jelasnya adalah sebagai
berikut :
A. Tanah
Status Tanah : HGP (Hak Guna Pakai)
Pemilik : PT. Yanita Indonesia
Luas Tanah : 1000 M2
Nomor Persil : …………………………………………….

5
B. Sarana C. Prasarana Mebeler
Nama Ruang Jumlah Kondisi Nama Barang Jumlah Kondisi
Ruang Kantor - Meja Kepala Sekolah -
Ruang Kelas / Belajar 7 Ruang 5 Rusak Sedang Meja Guru 2 Buah Rusak Sedang
Ruang Guru - Meja Operator -
Ruang UKS - Meja Siswa 24 Buah 12 Rusak Berat
Ruang Olahraga - Kursi Kepala Sekolah 1 Buah Rusak Berat
Ruang Gudang 1 Ruang Rusak sedang Kursi Guru 2 Buah Rusak Sedang
WC. Guru - Kursi Operator -
WC Murid 2 Ruang Rusak sedang Kursi Siswa 45 Buah 35 Rusak Berat
……………………… Lemari Buku 2 Buah Rusak sedang
Papan Tulis 3 Buah Rusak sedang
Rak Buku -
Kursi Tamu 1 set Baik
Papan Data `13 Buah 11 Rusak sedang

Minimnya Dana yang diterima sehingga meminimalisir RAKS sangat mempengaruhi


kondisi Sarana Prasarana sekolah yang sulit dipenuhi dari anggaran yang ada. Mengingat
hal tersebut diatas maka program utama adalah menggali sumber daya serta sumber dana
guna memenuhi kelancaran kegiatan melalui partisifasi warga sekolah dan memabangun
kerjasama dengan berbagai pihak dalam memenuhi kebutuhan tersebut guna
meminimalisir pengeluaran anggaran dan bisa digunakan pada post lain dalam pemenuhan
standar pendidikan kegiatan sekolah.

4. Karakteristik Lingkungan Sekolah (Sosial Budaya dan Lingkungan)

Sekolah Dasar Negeri Gunungsari adalah sekolah yang berada di kawasan yang sulit
dijangkau angkutan umum karena posisinya ada di wilayah pegunungan, sehingga transportasi
ke area tersebut kebanyakan menggunakan transportasi milik pribadi baik kendaraan roda dua
ataupun roda empat. Dengan kondisi inilah maka tak heran keadaan lingkungannya tenang
dan nyaman. Namun dibalik itu adapula tersimpan ancaman bagi Sekolah Dasar Negeri
Gunungsari yang bersumber dari pergeseran nilai budaya, populasi penduduk yang semakin
berkurang, serta adanya kecenderungan sikap hidup yang terpengaruh oleh kebutuhan,
kebutuhan hidup yang mulai melanda kehidupan peserta didik, menirukan perilaku
masyarakat yang tidak jelas latar belakangnya dan lain-lain. Oleh karena itu, kegiatan
pembentukan budi pekerti dan melestarikan seni budaya tradisional sangat perlu dioptimalkan
melalui kegiatan pengembangan diri.
Menyikapi kondisi ini, Sekolah Dasar Negeri Gunungsari melakukan upaya nyata
berupa peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, melengkapi sarana dan
prasarana, menjalin kerja sama yang harmonis dengan orang tua peserta didik/wali peserta
didik dan mengadakan kegiatan pengembangan diri dengan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik sebagai bekal terjun kelak di masyarakat.
Adapun kekuatan yang dimiliki oleh lingkungan masyarakat sekitar adalah masih
adanya budaya gotong royong yang masih melekat dilingkungan, sehingga diwilayah tersebut
masih dapat memanfaatkan tenaga para orang tua atau wali murid dalam hal penyediaan
sarana belajar selama tidak mengandung pengeluaran biaya pribadi.
Kuatnya rasa persaudaraan antara Masyarakat dalam saling membantu dan
bergotongroyong masih ada dan melekat dalam setiap kegiatan baik di lingklungan
Masyarakat maupun sekolah, inilah yang menjadi kekuatan utama dalam karakteristik sosial
budaya masarakat sekitar.

6
5. Kemitraan / Kerjasama Sekolah dengan Pihak lain
Dalam melaksanakan kegiatan Lembaga Sekolah Dasar Negeri Gunungsari juga
melakukan kerjasama dengan pihak lain sebagai bentuk perwujudan MOU standar
pengelolaan dengan lembaga lain yaitu dianataranya :
1. Puskesmas Cikakak, kerjasama yang dilakukan antara Sekolah Dasar Negeri
Gunungsari adalah pelaksanaan program bulan imunisasi (BIAS) setiap tahun;
pemeriksaan kesehatan terhadap peserta didik setiap bulan serta pembinaan pelaksanaan
program UKS dan Dokter Kecil, PHBS dan Penerapan Pencegahan Virus berbahaya
yang merebak di lingkungan masyarakat banyak seta hal-hal lain yang berkaitan dengan
menjaga Kesehatan dan pencegahan serta kebersihan.
2. Perusahaan Setempat salah satunya adalah Kerjasama dengan PT. Yanita. Tbk dalam
kegiatan belajar untuk mengenal lingkungan alam perkebunan serta lainnya.
3. Pemerintahan Desa Cileungsing, melakukan Kerjasama hususnya penggalian sumber
daya baik manusia, alam dan sumber dana yang bisa bermanfaat guna mempasilitasi
pembelajaran siswa di sekolah.
4. Lembaga Pendidikan lain yang masih sama bergerak dalam pengelolaan Pendidikan,
antara sekolah sekitar, baik SD atau MI (madrasah Ibtidaiyah) ataupun
SMP/MTs/SMA/MA lanjutan melalui partisipatif dalam kegiatan sekolah lain.

B. DASAR HUKUM PENGEMBANGAN KURIKULUM

1. Landasan Yuridis
Secara umum landasan hukum atau Dasar Hukum pembuatan Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan SDN Gunungsari Kecamatan Cikakak adalah sebagai
berikut :
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
c. Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2022 Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
e. Inpres No. 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental
f. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2015 Tentang Pencegahan Tindak Kekerasan
g. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2016 Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru.
h. Peraturan Presiden nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2018 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2021 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah
Kejuruan.

7
l. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah
m. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
n. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan
Menengah
o. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses Pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah
p. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 262/M/2022 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Tentang
Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran

2. Landasan Sosiologis
Sekolah, sebagai suatu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab terhadap proses
belajar siswa, memiliki tujuan yang mulia dalam mengembangkan pendidikan anak-anak
Indonesia di lingkungannya. Sebagai bangsa Indonesia, pendidikan yang mereka dapatkan
berlandaskan pada agama dan nilai-nilai luhur yang dianut oleh bangsa serta tidak
melupakan akar budaya dalam perjalanan belajar mereka. Siswa Indonesia diharapkan
menjadi warga negara yang mandiri dan bertanggung jawab, menghargai kebhinekaan,
mengedepankan berpikir positif dan kritis, serta mampu berkolaborasi. Hal tersebut
bertujuan untuk melahirkan generasi pelurus yang tangguh.

3. Landasan Pedagogis
Sekolah Dasar adalah suatu lembaga yang terdiri atas siswa yang memiliki karakteristik
unik. Siswa di kelas awal adalah anak-anak usia dini yang masih berpikir konkret dan baru
mengenal pendidikan formal. Transisi dari pendidikan sebelumnya membutuhkan program
yang disesuaikan dengan perkembangan usia. Siswa pada tingkatan kelas yang lebih tinggi
adalah siswa dengan usia transisi dari pendidikan usia dini ke jenjang pendidikan yang
membutuhkan pola berpikir yang lebih abstrak. Pada jenjang ini keterampilan berpikir
siswa dikembangkan melalui proses belajar yang menantang sehingga kemampuan
kognitifnya berkembang maksimal.
Siswa di sekolah dasar membutuhkan pengenalan pendidikan karakter. Proses penanaman
pendidikan karakter dilakukan melalui pembiasaan yang diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Belajar dari nilai-nilai baik yang mereka lihat di sekitar mereka menjadi sangat
penting. Sekolah dan rumah harus memberikan contoh baik sehingga siswa dapat belajar
langsung dan meneladaninya. Proses belajar ini menjadi fondasi yang sangat penting dan
menjadi bekal menuju jenjang pendidikan selanjutnya
Pengalaman belajar yang beragam dan kontekstual akan membantu siswa memahami
konsep yang diberikan. Belajar bagi siswa harus menyenangkan, bermakna, sekaligus

8
menantang. Kesempatan untuk bereksplorasi membantu siswa menumbuhkan rasa ingin
tahu. Keberhasilan proses belajar setiap siswa akan tercapai dengan dukungan dari semua
pihak. Manajemen sekolah yang responsif, guru yang memahami kebutuhan siswa, serta
dukungan positif dari orang tua akan membantu setiap anak memaksimalkan potensi yang
ada. Selain itu Pembelajaran di tingkat sekolah dasar memerlukan penguatan ilmu
pengetahuan yang mendasar walaupun di Kurikulum Merdeka tidak tercantumkan hal
tersebut maka pemberian ilmu yang mendasar guna membekali siswa didik dengan
menyelipkan pemahaman dasar ilmu pengetahuan umum di sekolah melalui berbagai
pembekalan pembelajaran seperti sejarah negeri dan ilmu mendasar lain di semua mata
pelajaran.

C. PRINSIP PENYUSUNAN KURIKULUM

1. Berpusat pada Peserta Didik


Berpusat pada Peserta Didik adalah memiliki arti pembelajaran harus memenuhi
keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan
peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan semua tahapan dalam
penyusunan kurikulum operasional di satuan pendidikan.
Pembelajaran yang dilakukan satuan pendidikan harus memenuhi keragaman
potensi, kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta
didik. Pada Kurikulum yang disusun SDN Gunungsari Kecamatan cikakak adalah
mengedepankan Prinsip penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
(KOSP) yang berpusat pada peserta didik dimana pembelajaran yang dilakukan satuan
pendidikan harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan perkembangan dan
tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Dimana kebutuhan belajar murid
paling tidak berdasarkan 2 aspek yaitu:
a. Kesiapan belajar murid;
b. Minat murid;
c. Profil belajar murid
Dari aspek tersebut setidaknya dua hal berikut menjadi pertimbangan SDN
Gunungsari untuk mewujudkan Kurikulum yang berpusat kepada murid yaitu :
a. Kesiapan belajar murid
Kesiapan belajar siswa juga merupakan hal yang paling utama dalam
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Siswa memiliki kesiapan baik mental
maupun spirituil guna menghadapi semua kegiatan pembelajaran sesuai dengan
minatnya maka fasilitas belajarnya perlu dipersiapkan.
b. Minat dan bakat peserta didik.
Minat adalah salah satu faktor penting peserta didik untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. Dengan mengetahui minat dan bakat peserta didik, maka
satuan pendidikan dapat merancang ekstrakurikuler sehingga pengembangan minat
dan bakat peserta didik akan semakin terarah. Ada beberapa cara yang dapat kita
lakukan untuk mengetahui minat dan bakat peserta didik diantaranya:
1. Observasi tingkah laku peserta didik.
2. Berkomunikasi dengan guru bimbingan konseling dalam mengidentifikasi minta
dan bakat peserta didik .

9
3. Memberikan ruang eksplorasi kepada siswa untuk mencari pengalaman melalui
kegiatan ekstrakurikuler.
4. Tes minat dan bakat.

b. Kompetensi Peserta didik


Dengan mengetahui kompetensi peserta didik satuan pendidikan dalam pelaksanaan
pembelajaran akan dapat menyusun pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengsn
tingkat potensi peserta didik

2. Kontekstual
Metode pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk menerapkannya pada kehidupan nyata. Maka pada kurikulum
satuan pendidikan (KSP) yang dibuat SDN Gunungsari menekankan pada konteks
realitas yang ada sehingga pendekatan ini sangat relevan bagi siswa didik.
Kurikulum merdeka mengisyaratkan bahwa Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi
pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi
dunia nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan
pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga
dan masyarakat.
Yang perlu diingat bahwa metode kontekstual merupakan konsep teruji yang
menggabungkan banyak penelitian terakhir dalam bidang kognitif. Oleh karena itu,
metode kontekstual dapat digunakan dalam pembelajaran di kelas. Pengajaran dan
pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and learning) atau CTL menawarkan
strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa dalam belajar lebih bermakna dan
menyenangkan. Strategi yang ditawarkan dalam CTL ini diharapkan dapat membantu
siswa aktif dan kreatif. Untuk itu, dalam menjalankan strategi ini, guru dituntut lebih
kreatif pula.
Kontekstual yang diterapkan dalam tujuan dan program yang dibuat SDN Gunungsari
menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks
sosial budaya dan lingkungan.

3. Esensial
Perubahan kurikulum terus berganti seiring dengan pengembangan pembelajaran,
Kurikulum K13 dinilai kurang efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
karena secara umum siswa hanya menerima konten atau pelajaran dan guru hanya
menyampaikan sesuai dengan target capaian pembelajaran.
Materi Esensial adalah materi atau mata pelajaran penting yang harus dikuasai dan
dipahami oleh siswa dan materi yang berkelanjutan yang ada pada semua jenjang kelas
atau fase pendidikan.
Peran guru penting dalam menentukan materi esensial dalam memilih mana
pembelajaran yang penting dan mengecek apakah ini termasuk pada kompetensi dasar
yaitu literasi dan numerasi.
Dalam KSP yang disajikan dan di buat SDN Gunungsari memuat semua unsur
informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan pendidikan. Materi

10
atau mata pelajaran penting yang harus dikuasai dan dipahami oleh siswa dan materi
yang berkelanjutan yang ada pada semua jenjang kelas atau fase pendidikan.
Karakteristik ini berfokus pada kualitas pembelajaran yang berkesinambungan bagi
siswa karena berorientasi pada kompetensi dasar yang harus benar dipahami, pada
kurikulum merdeka telah dirancang dimana guru telah mendesain capain
pembelajaran, struktur kurikulum, alur pembelajaran dan projek penguatan profil
pelajar pancasila dimana program ini didesain agar siswa memahami konsep suatu
pelajaran yang mendalam hingga implementasi dalam kehidupan nyata.

4. Akuntabel
Akuntabel memiliki arti dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan
aktual. Akuntabiltas sekolah adalah kewajiban sekolah sebagai instansi pendidikan
untuk memberi pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja
dan tindakan penyelenggaraan pendidikan, kepada pihak yang memiliki hak atau
berwenang untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban. pihak-pihak yang
dimaksud adalah Kepala Dinas Pendidikan, Bupati, Komite, orang tua, masyarakat dan
seluruh stakeholder pendidikan.

5. Melibatkan berbagai Pemangku Kepentingan


Sebagai lembaga pemberi. Pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan
pelaksanaan kebijakan pendidikan, pendukung (supporting agency), baik yang
berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di
satuan pendidikan.
Komite Sekolah adalah merupakan bagian penting dalam melaksanakan
Kurikulum Satuan Pendidikan maka keterlibatan Badan tersebut sangatlah penting
peranannya dalam menjembatanai tujuan Program pendidikan satuan pendidikan
dengan para orang tua wali. adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta
masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan
pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan
sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).
yaitu melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan
antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk
SMK, di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau kantor kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan
kewenangannya.

D. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM


Tujuan kurikulum yaitu sebagai alat pendidikan untuk menghasilkan siswa
yang berintegrasi. Kurikulum juga membuat siswa mengerti sistem pendidikan yang
diterapkan, sehingga siswa dapat memutuskan pendidikan yang ia inginkan di jenjang
selanjutnya. Tujuan kurikulum juga untuk memeratakan pendidikan dalam negara.
Mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik, kondisi, potensi, kebutuhan,
dan permasalahan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik adalah merupakan
fokus utama dari penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan. Selain itu kurikulum
satuan pendidikan (KSP) memiliki fungsi utama sebagai dokumen hidup yang

11
membantu satuan pendidikan menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas. KSP
juga berfungsi sebagai acuan dalam menjalankan proses pembelajaran di sekolah.
Beberapa hal yang menjadi perhatian kami dalam penyusunan KSP, antara lain:
• Menganalisis konteks karakteristik satuan pendidikan
• Meninjau visi, misi, dan tujuan
• Meninjau pengorganisasian pembelajaran
• Menyusun rencana pembelajaran
• Merancang pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional

Kurikulum juga bertujuan untuk mendidik dan membimbing peserta didik agar dapat
berkontribusi secara positif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

12
BAB II
VISI, MISI DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. VISI SATUAN PENDIDIKAN

Visi adalah merupakan serangkaian kata-kata yang dituangkan dari cita-cita kita dimasa
yang akan datang. Secara terminologi, visi berasal dari kata vision. Artinya adalah
kemampuan melihat pada masa depan. Seperti halnya Visi yang di rancang dalam rencana
kegiatan oprasional Sekolah Dasar Negeri Gunungsari adalah merupakan gambaran cita-cita
yang merujuk pada tujuan dari cita-cita Lembaga Pendidikan, Pendidikan Nasional dan cita-
cita warga sekolah yang di curahkan dalam visi sekolah.
Visi dan misi berfungsi sebagai alat komunikasi yang penting baik secara internal (di
antara anggota komunitas sekolah) maupun eksternal (kepada stakeholder dan masyarakat).
Adanya visi dan misi memudahkan sekolah untuk mengomunikasikan komitmen.
Program dan kegiatan sekolah harus merujuk pada Visi yang telah ditetapkan. Visi bukan
hanya sekadar tulisan tanpa dipahami maknanya. Untuk menginternalisasi visi pada setiap
warga sekolah, maka visi perlu disosialisasikan secara berkala. Tanpa pemahaman terhadap
visi, maka kegiatan yang dijalankan menjadi tidak terarah. Berikut adalah visi Sekolah Dasar
Negeri Gunungsari : "Terwujudnya Generasi Cerdas, Berakhlaq Mulia, Inklusif, Aman,
serta Berbudaya "

B. MISI SATUAN PENDIDIKAN

Misi Sekolah Dasar Negeri Gunungsari ditetapkan sebagai representasi dari elemen visi
dan elemen Profil Pelajar Pancasila. Elemen tersebut adalah Cerdas, Berakhlaq Mulia,
inklusif, Aman dan Berbudaya. Misi Sekolah Dasar Negeri Gunungsari atau di singkat GCB
Inaya ini mengembangkan daripada visi sekolah yaitu mengembangkan element sebagai
berikut:
1. Mengembangkan program peningkatan kemampuan literasi dan numerasi;
2. Menanamkan nilai-nilai karakter yang kuat pada murid yang berlandaskan keimanaan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq mulia;
3. Mendorong semangat kebhinekaan dan toleransi di antara murid dan semua warga sekolah;
4. Mewujudkan pengakuan pada semua warga sekolah dalam beraktifitas;
5. Mewujudkan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan ramah anak melalui partisipasi
aktif seluruh warga sekolah;

13
6. Menanamkan rasa cinta serta peduli akan kearifan lokal serta mengembangkan budaya
serta adab kesantunana di lingkungan sekolah.

C. TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN


Tujuan akhir yang diharapkan oleh Sekolah Dasar Negeri Gunungsari dalam pelaksanaan
program-program sekolah untuk mewujudkan misi sekolah ditetapkan dalam bentuk 3 bagian,
yaitu tujuan jangka panjang, tujuan jangka menengah dan tujuan jangka pendek
TUJUAN JANGKA TUJUAN JANGKA
TUJUAN JANGKA PENDEK
PANJANG MENENGAH
1. Menghasilkan 1. Membentuk karakter 1. Mengembangkan budaya sekolah yang
lulusan pembelajar pembelajar sepanjang religius melalui kegiatan keagamaan
sepanjang hayat hayat berlandaskan profil pada 100% peserta didik yang
yang beriman, pelajar pancasila diselenggarakan baik dalam bentuk
bertakwa, berakhlak 2. Memfasilitasi peserta tatap muka atau dalam bentuk kegiatan
mulia, mandiri, didik untuk proyek.
bernalar kritis, mengembangkan 2. Mendorong peserta didik ikut serta
peduli, berdaya keragaman potensi, dalam kegiatan- kegiatan ibadah
juang tinggi, cinta minat dan bakat serta 3. Mengikutsertakan peserta didik pada
tanah air, bangga kecerdasan intelektual, minimal satu pengembangan
pada budaya emosional, spiritual dan kompretensi pilihan sesuai bakat dan
bangsanya dan kinestetik secara optimal minatnya
tenggang rasa sesuai dengan tingkat 4. Melaksanakan pembiasaan sikap
mengembangkan perkembangannya. berbasis Profil Pelajar Pancasila secara
minat serta 3. Memfasilitasi peserta terintegrasi pada peserta didik yang
bakatnya sesuai didik untuk dapat diselenggarakan baik dalam bentuk
dengan profil meningkatkan budaya tatap muka atau dalam bentuk kegiatan
peserta didik disiplin beribadah serta proyek.
pancasila. kesadaran hidup sehat 5. Memfasilitasi Proses belajar mengajar
2. Menghasilkan 4. Membekali peserta didik yang berpusat pada peserta didik.
lulusan yang dengan keahlian berfikir 6. Mendorong peserta didik ikut serta
terampil dalam kreatif dan berfikir kritis. menerapkan perilaku hidup bersih dan
berpikir kritis, 5. Memfasilitasi peserta sehat
berkreatifitas, dan didik memiliki kepekaan 7. Memfasilitasi 100% peserta didik
mengembangkan (sensitivitas), menghasilkan minimal 1 produk
minat serta kemampuan kreatif per tahun dari project based
bakatnya untuk mengekspresikan dan learning.
menghasilkan mengapresiasi keindahan 6. Mendorong 100% peserta didik
prestasi. dan keseimbangan memiliki kepedulian sosial dengan
3. Menghasilkan (harmoni), hidup mengikuti berbagai kegiatan sosial
lulusan yang bermasyarakat, berguna 7. Menciptakan pembelajaran siswa yang
memiliki wawasan untuk orang lain inklusif dan berkarakter cerdas dan
lingkungan dan berwawasan.
mampu
menyesuaikan diri
dalam kehidupan
sosial

1. Strategi Mencapai Tujuan :

14
Untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan Sekolah Dasar Negeri
Gunungsari menyusun beberapa rencana strategi pelaksanaan. Adapun strategi-strategi
tersebut adalah :
1. Menyusun tim penjamin mutu dan tim pengembang kurikulum
2. Melakukan analisis konteks terhadap kondisi dan lingkungan sekolah.
3. Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah dengan melibatkan unsur dinas
pendidikan setempat, Pengawas Pembina, Tokoh Masyarakat dan komite sekolah
4. Melakukan analisis kebutuhan program sekolah (kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler,
pelatihan, pengadaan sarana prasarana, kegiatan pendukung, dan lain-lain) untuk
mendukung pelaksanaan rencana kurikulum operasional sekolah yang sudah disusun.
5. Menyusun RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah) berdasar analisis kebutuhan
program.
6. Menyusun rencana serta instrumen Evaluasi, Pendampingan dan Pengembangan dengan
melihat berbagai sisi (guru, tenaga kependidikan, pelajar, orang tua dan komite sekolah).
7. Melaksanakan kurikulum operasional sekolah dengan evaluasi harian, 1 bulanan, 1
semester dan 1 tahun.
8. Melaksanakan program perbaikan berdasar prioritas 1 bulanan, 1 semester dan 1 tahun. 9.
Menyusun rencana kurikulum operasional sekolah berdasar hasil evaluasi dengan
melibatkan unsur dinas pendidikan setempat, Pengawas Pembina, Tokoh Masyarakat dan
komite sekolah

2. Kompetensi Karakteristik Kekhasan Lulusan Sekolah

Sekolah sebagai tempat menempuh ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter


generasi bangsa. Profil Pelajar Pancasila diharapkan mampu membentuk sumber daya
manusia yang unggul sebagai pembelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global
dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Dalam pencapaian visi misi dan tujuan sekolah, maka disusun kompetensi lulusan
peserta didik Sekolah Dasar Negeri Gunungsari sebagai alat ukur pencapaian kurikulum dan
target pelaksanaan proses pembelajaran pelaksanaan kurikulum operasional Sekolah Dasar
Negeri Gunungsari.
Adapun kompetensi lulusan Sekolah Dasar Negeri Gunungsari mempertimbangkan
dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara berimbang sesuai capaian pembelajaran
pada setiap fase di Sekolah, membentuk Profil Pelajar Pancasila, dan inovatif, tangguh dan
memiliki kecakapan hidup yang dibutuhkan untuk masa depannya.
Maka dalam hal ini SDN Gunungsari menetapkan kompetensi lulusan menjadi 2 yaitu
diantaranya adalah :
a. Kompetensi Sikap dan Kepribadian
Kompetensi ini adalah merupakan cita-cita dan harapan sekolah yang tak tertuang
secara administratif namun ternilai dalam ukuran audio visual prilaku dan keseharian siswa

15
yang dicatat dalam nilai quantitatif penilaian keseharian. Kompetensi ini Sebagian akan di
catata dalam laporan Pendidikan siswa melalui catatan sikap sebagai bukti prilaku siswa
dalam keseharian serta perkembangan prilakunya sehari-hari, namun hanya secara global saja
damn umumnya bersifat sikap kearah akademik. Berikut adalah kompetensi lulusan secara
keseluruhan yang ingin dicapai Sekolah Dasar Negeri Gunungsari.
1. Memiliki perilaku yang menunjukkan akhlak mulia.
2. Memiliki dan menjunjung nilai harmonisasi keragaman dan gotong royong.
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar mengembangkan kecakapan hidup.
4. Memiliki kemampuan bernalar kritis dan berkomunikasi efektif.
5. Memiliki kreativitas, kemandirian dan inovatif dalam menjawab tantangan perkembangan
zaman
6. Membentuk individu sebagai pembelajar sepanjang hayat yang berpikir global dengan
tetap menjunjung nilai budaya bangsa.

b. Kompetensi Akademik
Pada kompetensi ini Sebagian besar tercantum pada laporan Pendidikan sehingga para
orang tua/ wali siswa dapat melihat langsung melalui angka-angka yang tercantum serta
deskripsi nilai yang diraih. Adapun kriteria untuk kelulusan peserta didik secara akademik
dari Sekolah Dasar Negeri Gunungsari adalah sebagai berikut:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dibuktikan dengan Raport Siswa Didik
2. Memiliki deskripsi sikap minimal baik sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,
3. Lulus ujian sekolah.
4. Mengikuti uji kompetensi baik Praktik maupun tertulis
5. Mencapai nilai rata-rata pencapaian minimal sekolah paling rendah sesuai yang ditetapkan
6. Ditetapkan rapat pleno dewan guru dan kepala sekolah

16
BAB III
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

Kurikulum operasional di satuan pendidikan Sekolah Dasar Negeri Gunungsari


merupakan sebuah bentuk kurikulum operasional untuk melaksanakan Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum yang telah dibuat oleh pusat, baik capaian pembelajaran, prinsip
pembelajaran dan asesmen serta Profil Pelajar Pancasila. Kurikulum operasional di satuan
Pendidikan ini merupakan bentuk penyesuaian dari kerangka yang disusun pusat dengan
menyelaraskan potensi daerah, kemampuan sekolah dan latar belakang peserta didik.

Gambar 1. Alur Perancangan Kurikulum

Kurikulum operasional di satuan pendidikan disusun mulai dengan menganalisis mata


pelajaran yang akan dimuat dalam kegiatan intrakurikuler dengan sistem reguler. Kegiatan
intrakurikuler ini dikemas sebagai pembelajaran rutin enam hari efektif setiap minggunya.
Hasil analisis mata pelajaran akan dilanjutkan dengan mengemas pilihan pembelajaran dalam
bentuk tematik dan atau parsial dengan mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila di
dalamnya, kemudian dikemas dalam bentuk yang lebih mengerucut dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran yang bersifat reflektif.
Dalam menentukan pembelajaran tematik dan parsial. Sekolah Dasar Negeri
Gunungsari mempertimbangkan prinsip pembelajaran, penentuan materi esensial dan juga
pengolaborasian pembelajaran terpadu dengan mengambil tema-tema yang kontekstual
dengan peserta didik, mudah dipahami dan dieksplorasi, dan up-date dengan perkembangan
informasi

A. Intrakurikuler

Dasar hukum kegiatan intrakurikuler adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan (Permendikbud) No. 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada
Pendidikan Dasar dan Menengah.

17
Intrakurikuler merupakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas sesuai
dengan program yang sudah terjadwal. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan
kemampuan akademik siswa.
a. Mata Pelajaran Umum
Mata pelajaran yang dilaksanakan oleh Sekolah Dasar Negeri Gunungsari tahun
pelajaran 2024/2025 adalah Pendidikan Agama Islam sebagai agama mayoritas peserta didik,
PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial, Seni dan
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Untuk Pendidikan Agama yang lain maka tetap
mendapatkan porsi yang sama dengan Pendidikan Agama Islam dengan melakukan kerjasama
dengan pihak terkait untuk penyediaan tenaga pendidik. Sedangkan untuk mata pelajaran
Seni, Sekolah Dasar Negeri Gunungsari mengakomodir Seni Musik, Seni Rupa dan Seni Tari.
Pembelajaran dibuat tematik terpadu untuk mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sedangkan untuk PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPAS, Seni, PJOK serta Mulok Bahasa
Sunda dilakukan parsial. Rencana pembelajaran tematik dan mata pelajaran memuat tujuan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan penilaian yang lengkap. Tujuan pembelajaran dibuat
terukur, sehingga dapat terlihat progress dan umpan balik yang jelas pencapaiannya. Dalam
kegiatan inti harus tersirat implentasi model pembelajaran (contohnya: problem based
learning, project based learning dan inquiry based learning dan lainnya) dan strategi
pembelajaran yang beragam untuk mengakomodir perbedaan karakteristik peserta didik.
Diharapkan variasi model pembelajaran bermanfaat untuk mengingkatkan kemampuan
peserta didik dalam menemukan “AHA”, menyampaikan ide dan gagasan, menemukan solusi,
menghasilkan produk dan mengasah kemampuan literasi numerasi. Rencana pembelajaran
bersifat reflektif. Kontinuitas pembelajaran dapat terlihat dengan harapan tidak terjadi gap
dan miskonsepsi dari pembelajaran sebelumnya. Dapat disusun mingguan yang tertuang ke
dalam jadwal pembelajaran mingguan, namun catatan refleksi menjadi tambahan dalam
kegiatan pembelajaran selanjutnya.

Gambar 2. Alur Pelaksanaan Pembelajaran

18
b. Muatan Lokal
Selain mata pelajaran umum, Sekolah Dasar Negeri Gunungsari pun mengakomodir
Muatan Lokal sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal yang dilaksanakan secara
terintegrasi dengan Seni dan Budaya ( Kesenian Daerah Sukabumi dan Kerajinan Tangan)
dan Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan (Permainan Daerah dan Olahraga
Tradisional Daerah Sukabumi). Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang
diajarkan pada peserta didik. Pembelajaran Bahasa Inggris pada Sekolah Dasar Negeri
Gunungsari yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris peserta
didik melalu berbicara, menulis dan mendengarkan. Konten materi lebih mengedepankan
kepada hal-hal sederhana yang dapat ditemukan dalan kehidupan sehari-hari seperti
perkenalan diri, keadaan di rumah, kelas, sekolah dan lingkungan sekitar. Pengaturan waktu
belajar intrakurikuler setiap mata pelajaran dari kelas 1 dan kelas 4 akan dikemas secara
regular (parsial) per minggu. Selain itu terdapat pembelajaran berbasis proyek penguatan
Profil Pelajar Pancasila dalam bentuk kegiatan kokurikuler.

c. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatanpengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial
belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Penilaian pengembangan diri dilakukan secara
kualitatif. Adapun tahapan kegiatan pengembangan diri dilakukan dengan cara:
1. Identifikasi yang meliputi daya dukung, potensi bakat dan minat peserta didik dan
potensi daerah.
2. Pemetaan
a. Jenis layanan pengembangan diri
b. Petugas yang melayani
c. Peserta didik yang dilayani
3. Pelaksanaan program
a. Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
b. Monitoring Pelaksanan
c. Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif)
4. Analisis hasil penilaian (berbasis data, proporsional, realistis, valid, transparan dan
akuntabel)
5. Pelaporan berupa format deskripsi dalam buku laporan pengembangan diri. Pilihan
pengembangan diri di Sekolah Dasar Negeri Gunungsari adalah sebagai berikut :
1. Baca Tulis Al-Qur’an Merupakan program unggulan Sekolah Dasar Negeri
Gunungsari yang bertujuan mengembangkan keterampilan membaca, menulis Al-
Qur’an penanaman Pendidikan keagamaan melalui kegiatan rutin yang dibimbing
oleh tenaga pengajar dari lingkungan sekolah.
2. TIK, Pembelajaran TIK pada Sekolah Dasar Negeri Gunungsari yang bertujuan
mempersiapkan peserta didik dalam menyongsong abad milenial, revolusi Industri
4.0.

19
B. Kokurikuler

Ko-kurikuler merupakan salah satu program pada kurikulum operasional Satuan


Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Gunungsari dalam hal ini di rancang pembelajaran berbasis
Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Pembelajaran P5 ini masuk ke dalam ko-kurikuler yang dirancang dalam sesuai tema
besar yang telah ditentukan dengan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran sebagai bentuk
proyek implementasi Profil Pelajar Pancasila di satuan pendidikan. Penguatan Profil Pelajar
Pancasila dikemas dalam Tiga proyek utama yaitu kearifan lokal dan kewirausahaan yang
dapat ditampilkan secara terpadu dari mulai kelas 1, 2, 4, 5 dan kelas 6. Pengalokasian waktu
untuk kegiatan ini terpisah dari alokasi waktu kegiatan intrakurikulersehingga tidak
mengurangi kegiatan regular mingguan.
Selain ketiga proyek besar tersebut, dimensi Profil Pelajar Pancasila pun
dikembangkan dalam proses pembelajaran intrakurikuler dalam mata pelajaran, dan kegiatan
ekstrakurikuler. Pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila
diselaraskan dengan potensi lokal yang menjadi ciri khas satuan pendidikan, capaian
operasional pembelajaran, dapat mengakomodir keragaman minat bakat peserta didik dan
mampu mengembangkan kecakapan hidup peserta didik. Penguatan Profil Pelajar Pancasila
terdiri dari enam dimensi yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan
kreatif.

Gambar 3. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek

Dalam membuat rancangan pembelajaran berbasis proyek terdapat langkah langkah


yang harus disusun secara bertahap mulai dari mengidentifikasi masalah dengan pertanyaan
pemicu yang diambil dari permasalahan kontekstual implementasi Profil Pelajar Pancasila
kemudian merancang proyek secara kolaboratif antara guru dan peserta didik disertai program
penjadwalan yang disepakati, setelah itu dilanjut ke tahap pelaksanaan. Di bagian akhir ada
presentasi hasil yang akan dievaluasi dan kemudian menjadi refleksi untuk perbaikan
Pada tahun pelajaran 2024/2025, pembelajaran berbasis proyek penguatan Profil
Pelajar Pancasila mengusung implemetasi nilai-nilai Pancasila. Diawali dengan menganalisis
permasalahan kontekstual yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kemudian menentukan
proyek dalam bentuk hasil karya tulis, gerak dan seni, jiwa kewirausahaan dan potensi sumber
daya alam dan budaya lokal di sekitar satuan pendidikan. Proyek ini dikembangkan per
jenjang kelas dengan bimbingan guru kelas dan guru mata pelajaran yang kemudian
digabungkan dalam satu event di akhir proyek di tiap-tiap akhir semester. Proyek pertama
yang akan dilaksanakan pada bulan Desember 2024 dengan mengambil tema kewirausahaan
yang mengusung pemanfaatan potensi dan budaya daerah dalam menanggulangi masalah di

20
sekitar sekolah. Proyek ke dua dilaksanakan pada bulan Juni 2025 bertema kearifan lokal
yang mengemas berbagai projek yang berkaitan hasil pengelolaan sumber day alam sekitar.
Tahap terakhir adalah tercapainya tujuan akhir dari pembelajaran berbasis proyek ini, yaitu
selain untuk mengimplementasikan dalam keseharian sebagai agen Profil Pelajar Pancasila,
juga untuk merancang pembelajaran ko-kurikuler yang inovatif, menarik dan capaian
pembelajaran yang terkemas berbeda. Pembelajaran ini juga bentuk penguatan karakter yang
membudaya pada satuan pendidikan

Gambar 4. Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek

C. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan penunjang di Sekolah Dasar Negeri
Gunungsari sebagai suplemen dalam pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan peserta didik sesuai dengan bakat dan minat serta kompetensi lainnya.
Dasar hukum kegiatan ekstrakurikuler di Indonesia adalah:
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah
• Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kesiswaan
• Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
• Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
• Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024 juga mengatur kegiatan ekstrakurikuler, di
antaranya:
a) Sekolah wajib menyediakan setidaknya satu kegiatan ekstrakurikuler, yaitu Pramuka
b) Keikutsertaan murid dalam kegiatan ekstrakurikuler bersifat sukarela

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam belajar


intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan minat,
bakat, kreativitas, dan kemampuan komunikasi peserta didik. Dimana siswa didik di tempa
untuk mengembangkan kompetensi diri secara spesifik pada kegiatan jam tambahan diluar
intrakurikuler dan kokurikuler baik pada jadwal rutin maupun yang sifatnya insidential. Pada
yang sifatnya insidential biasanya siswa yang mengikuti hanyalah siswa siswa yang sudah
terpilih secara garis besar oleh setiap guru pembimbing atau guru pelatih yang telah
ditentukan. Adapun untuk ektrakurikuler rutin tidak mengacu siswa yang dipilih namun
siapapun boleh mengikuti tanpa pengecualian dan fase yang tak ditentukan.
Berikut adalah beberapa Kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Dasar Negeri Gunungsari yang
direncanakan adalah meliputi:

21
Indikator Keberhasilan dan
NO Jenis Kegiatan Sasaran
Implemetasi Profil Pelajar Pancasila
A Study Club
Mempersiapkan peserta didik dalam Kelas 4
1. Science Club
menghadapi kompetisi atau kejuaraan untuk Kelas 5
menjadi yang terbaik dalam bidangnya Kelas 4
2. Math Club
masing-masing dengan karakter yang Kelas 5
3. Hifdzil Quran mandiri dan memiliki kreativitas. Kelas 1, 2, 3

B Olahraga
4. Sepak Bola Mempersiapkan peserta didik dalam Kelas 4
5. Sepak Takraw mengembangkan dan meningkatkan Kelas 5
6. Volley Ball kemampuan olah raga dengan karakter Kelas 4 - 6
7. Tenis Meja yang mandiri dan gotong royong. Kelas 3-6
C Seni dan Budaya
8. Seni Lukis Kelas 1-5
Mempersiapkan peserta didik dalam
9. Seni vocal Kelas 2-5
mengembangkan dan meningkatkan
10. Menulis Aksara Sunda Kelas 4-6
kemampuan seni yang berkarakter
11. Biantara Kelas 3-6
kebhinekaan global, mandiri dan kreatif.
12. Baca Puisi / Sajak
C. Keagamaan
Mempersiapkan peserta didik dalam
mengembangkan dan meningkatkan
13. Keagamaan kemampuan Baca Tulis Al Quran, 1-6
menghafal surat pendek, doa-doa shalat,
dan shalat dhuha yang berkarakter
D. Keorganisasian
Mempersiapkan peserta didik agar memiliki
sikap kepemimpinan, kebhinekaan global, Kelas 1 sampai
14. Pramuka
kemandirian, kreatif, disiplin, dengan kelas 6
tanggungjawab dan semangat nasionalisme.
Mempersiapkan peserta didik agar memiliki
sikap yang mengutamakan kebersihan
sebagian daripada iman yang
mengembangkan nilai ketakwaan kepada
15 UKS Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia
Kelas 4-6
dalam kemandirian, bergotong royong,
bernalar kritis dan kreatif dalam menjadi
agen pelopor cinta kebersihan dan
kesehatan.

22
D. Aktualisasi Budaya Sekolah

Kegiatan pembiasaan merupakan budaya sekolah yang dilaksanakan setiap hari


sebagai upaya pendidikan pembentukkan karakter peserta didik sebagai implementasi Profil
Pelajar Pancasila. Kegiatan pembiasaan dilaksanakan secara rutin, baik harian, mingguan,
bulanan dan tahunan, dan tehnik pelaksanaannya ada yang terstruktur dan spontan atau berupa
direct dan indirect learning, yang bertujuan melatih dan membimbing peserta didik bersikap
dan berperilaku dengan menananmkan nilai-nilai karakter baik sehingga menjadi habituasi
yang terinternalisasi dalam hati dan jiwa peserta didik.
Berikut adalah budaya sekolah yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gunungsari:
a) Kegiatan Harian, terdiri dari kegiatan:
1) Penyambutan peserta didik
2) Salam pagi/embun pagi
3) One day one surah (Surat pendek Al Quran)
4) Menyanyikan lagu daerah dan kebangsaan
5) Sholat Dhuha & Dzuhur berjamaah
6) Gerakan Pungut Sampah (GPS)
7) Literasi pagi
b) Kegiatan Mingguan, terdiri dari kegiatan:
1) Upacara
2) Infaq shodaqoh
3) Petani Cilik
c) Kegiatan bulanan merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap bulan pada hari Sabtu
ke-4 bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kompettitif, sportif dan keberanian, yaitu
dengan melaksanakan student’s performances. Kegiatan bulanan terdiri dari kegiatan:
1) Tantangan tampilan kreatifitas seni
2) Tantangan Mendongeng
3) Pidato dan pildacil
d) Kegiatan tahunan ini dilaksanakan setahun sekali yang bertujuan menanamkan dan
meningkatkan kesadaran peserta didik untuk menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa,
menumbuhkan rasa cinta tanah air, membentuk kecakapan hidup dan mengembangkan minat
bakat peserta didik yang percaya diri, seperti:
1) Penumbuhan Budi Pekerti Islam di bulan Ramadhan.
2) Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia
3) Peringatan/ Kegiatan Hari Besar Islam
4) Pengingatan hari-hari besar Nasional
5) Pameran kelas
6) Unjuk Kabisa
7) Entrepreneurship day
8) Class’ Competition
e) Kegiatan insidentil yaitu kegiatan yang dilakukan sewaktu-waktu disesuaikan dan kondisi
riil dan situasi nyata seperti aksi donasi gempa bumi, menengok teman yang sakit, aksi donasi
buku dan lain sebagainya.
f) Kegiatan life skill merupakan kegiatan yang dilaksankan baik di sekolah maupun di
rumah yang bertujuan untuk memberikan bekal kepada peserta didik untuk berinteraksi dalam
sosial kemasyarakatan dan keterampilan dirinya. Materi pengembangan life skill antara lain:

23
1) Cara mengambil dan menyimpan buku.
2) Cara mengucapkan salam.
3) Cara berbicara yang santun.
4) Budaya sopan santun sesuai adat sunda
5) Bicara basa sunda setiap kamis nyunda

E. Alokasi Waktu Belajar


Pengaturan waktu belajar / Struktur Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Gunungsari
adalah sebagai berikut
a. Struktur kurikulum
Struktur kurikulum dibagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran utama, yaitu:
• Pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler;
• Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
b. Jam pelajaran
Jam Pelajaran (JP) Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun. Satuan pendidikan dapat
mengatur alokasi waktu pembelajaran secara fleksibel untuk mencapai JP yang
ditetapkan.
c. pendekatan pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan
pengorganisasian pembelajaran berbasis mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi.
d. Perubahan terkait mata pelajaran
Perubahan Terkait Mata Pelajaran diantaranya :
• Mata Pelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) merupakan gabungan
dari IPA dan IPS.
• Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran pilihan, tergantung kesiapan satuan
pendidikan.
• Satuan pendidikan atau murid bisa memilih setidaknya 1 dari 4 mata pelajaran
Seni dan Budaya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari.

ALOKASI WAKTU MATA PELAJARAN


Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI Kelas 1 Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP =
35 menit
Alokasi Alokasi Projek
Total
Intrakurikuler Penguatan Profil
Mata Pelajaran JP Per
Per Tahun Pelajar Pancasila
Tahun
(Minggu) Per Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti * 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288
Matematika 144 (4) 36 180
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
* 108 (3) 36 144
Kesehatan
Seni dan Budaya**: 1. Seni Musik 2. Seni
* 108 (3) 36 144
Rupa 3. Seni Teater 4. Seni Tari
Bahasa Inggris 72*** 72***
Muatan Lokal 72*** 72***

Total****: 828 (23) 252 1.080

24
Keterangan:
* Diikuti murid sesuai agama masing-masing. ** Satuan pendidikan menyediakan minimum 1
jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari). Murid memilih salah satu.
*** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun sebagai mata pelajaran pilihan. ****
Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau mata
pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan

Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI kelas II Asumsi II tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35
menit
Alokasi
Alokasi Projek
Total
Intrakurikuler Penguatan
Mata Pelajaran JP Per
Per Tahun Profil Pelajar
Tahun
(Minggu) Pancasila Per
Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti * 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324
Matematika 180 (5 36 216
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan * 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**: 1. Seni Musik 2. Seni
* 108 (3) 36 144
Rupa 3. Seni Teater 4. Seni Tari
Bahasa Inggris 72*** 72***
Muatan Lokal 72*** 72***
Total****: 900 (25) 252 1.152

Keterangan: * Diikuti murid sesuai agama masing-masing. ** Satuan pendidikan


menyediakan minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Murid memilih salah satu. *** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun sebagai
mata pelajaran pilihan. **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan

Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI kelas III Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35
menit
Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan Total
Intrakurikuler
Mata Pelajaran Profil Pelajar JP Per
Per Tahun
Pancasila Per Tahun
(Minggu)
Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti * 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252
Matematika 180 (5) 36 216
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) 180 (5) 36 216

25
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
* 108 (3) 36 144
Kesehatan
Seni dan Budaya**: 1. Seni Musik 2. Seni
* 108 (3) 36 144
Rupa 3. Seni Teater 4. Seni Tari
Bahasa Inggris 72*** 72***
Muatan Lokal 72*** 72***
Total****: 1044 (29) 252 1.296
Keterangan: * Diikuti murid sesuai agama masing-masing. ** Satuan pendidikan
menyediakan minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Murid memilih salah satu. *** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun sebagai
mata pelajaran pilihan. **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan

Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI kelas IV Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35
menit
Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan Total
Intrakurikuler
Mata Pelajaran Profil Pelajar JP Per
Per Tahun
Pancasila Per Tahun
(Minggu)
Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti * 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252
Matematika 180 (5) 36 216
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) 180 (5) 36 216
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
* 108 (3) 36 144
Kesehatan
Seni dan Budaya**: 1. Seni Musik 2. Seni
* 108 (3) 36 144
Rupa 3. Seni Teater 4. Seni Tari
Bahasa Inggris 72*** 72***
Muatan Lokal 72*** 72***

Total****: 1044 (29) 252 1.296

Keterangan: * Diikuti murid sesuai agama masing-masing. ** Satuan pendidikan


menyediakan minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Murid memilih salah satu. *** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun sebagai
mata pelajaran pilihan. **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikanAlokasi
Waktu mata pelajaran SD/MI kelas V Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit
Alokasi Alokasi Projek Total JP
Mata Pelajaran Intrakurikuler Penguatan Per
Per Tahun Profil Pelajar Tahun

26
(Minggu) Pancasila Per
Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti * 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252
Matematika 180 (5) 36 216
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) 180 (5) 36 216
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan * 108 (3) 36 144
Seni dan Budaya**: 1. Seni Musik 2. Seni
* 108 (3) 36 144
Rupa 3. Seni Teater 4. Seni Tari
Bahasa Inggris 72*** 72***
Muatan Lokal 72*** 72***
Total****: 1044 (29) 252 1.296

Keterangan: * Diikuti murid sesuai agama masing-masing. ** Satuan pendidikan


menyediakan minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Murid memilih salah satu. *** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun sebagai
mata pelajaran pilihan. **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan

Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI kelas VI Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35
menit
Alokasi Projek
Alokasi
Penguatan
Intrakurikuler Total JP
Mata Pelajaran Profil Pelajar
Per Tahun Per Tahun
Pancasila Per
(Minggu)
Tahun
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti * 108 (3) 36 144
Pendidikan Pancasila 128 (4) 32 160
Bahasa Indonesia 192 (6) 32 224
Matematika 160 (5) 32 192
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) 160 (5) 32 192
Pendidikan Jasmani Olahraga dan
96 (3) 32 128
Kesehatan
Seni dan Budaya**: 1. Seni Musik 2. Seni
96 (3) 32 128
Rupa 3. Seni Teater 4. Seni Tari
Bahasa Inggris 64 (2) *** 64
Muatan Lokal 64 (2) *** 64
Total****: 928 (29) 224 1.152
Keterangan: * Diikuti murid sesuai agama masing-masing. ** Satuan pendidikan
menyediakan minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Murid memilih salah satu. *** Paling banyak 2 JP per minggu atau 64 JP per tahun sebagai
mata pelajaran pilihan. **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Bahasa Inggris, Muatan
Lokal, dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

27
Penjelasan struktur kurikulum SD/MI/sederajat secara umum :
a. Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat
diselenggarakan berdasarkan kesiapan satuan pendidikan. Pemerintah daerah perlu
melakukan fasilitasi penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Inggris, misalnya terkait
peningkatan kompetensi dan penyediaan guru. Satuan pendidikan yang belum siap
memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan dapat
mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau
ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa,
dan/atau bimbingan orang tua.
b. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan YME
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai layanan pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan YME.
c. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di SD/MI/sederajat menyediakan
layanan program kebutuhan khusus sesuai dengan kondisi peserta didik.
d. Proses mengidentifikasi dan menumbuhkembangkan minat, bakat, dan kemampuan murid
dilakukan oleh guru yang melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling (BK)

Pada tabel di atas, struktur kurikulum operasional adalah sama dengan Kurikulum
sebelumnya berkaitan dengan jam pembelajaran perminggu tiap mata pelajaran dengan
beberapa perubahan diantaranya penguatan kompetensi Literasi Numerasi dan penggabungan
mata pelajaran IPA dengan IPS menjadi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), Mata
Pelajaran Seni dan Budaya satuan pendidikan memilih Seni Rupa yang di ajarkan di kelas 1,
2, 3 dan Seni Tari diajarkan di kelas 4, 5 dan 6. Selain itu, penguatan Profil Pelajar Pancasila
melalui Proyek Profil Pelajar Pancasila berada di luar jam pembelajaran regular dengan
komposisi 20 - 30% dari alokasi waktu selama satu tahun. Sehingga proyek ini tidak
mengganggu atau mengurangi jumlah jam pembelajaran intrakurikuler, maka satuan
Pendidikan dalam pengaturan waktu pertemuan menggunakan penjadwalan kombinasi periodi
dan blok bulan (Minggu 4 bulan berjalan) antara intrakurikuler dan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Setelah analisis kebutuhan mata pelajaran, maka akan disusun analisis operasional
sebagai turunan dari capaian pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang telah
disediakan pusat. Analisis ini akan diselaraskan dengan muatan lokal dan potensi daerah juga
program sekolah dengan menghitung alokasi waktu yang tidak membebani peserta didik agar
kenyamanan dan kebahagiaan dalam belajar tetap terjaga utuh. Kurikulum operasional di
satuan Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Gunungsari mempertimbangkan karakteristik
peserta didik yang beragam dan mengedepankan proses dinamis yang reflektif dalam proses
pelaksanaannya sehingga tujuan akhir profil peserta didik sesuai dengan yang diharapkan
pada visi, misi dan tujuan sekolah.

28
BAB IV
PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Perencanaan merupakan proses pendefinisian tujuan dan bagaimana untuk mencapainya


sedangkan perencanaan dalam pembelajaran berarti menentukan tujuan, aktifitas dan hasil
yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Dengan demikian perencanaan berkaitan
dengan penentuan apa yang akan dilaksanakan.
Dalam Perencanaan Pembelajaran adalah proses menentukan tujuan, aktivitas, dan hasil
yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran merupakan
komponen penting dalam proses pembelajaran dan memiliki peran yang sangat penting dalam
proses pendidikan.
Perencanaan pembelajaran yang terstruktur dan terarah memungkinkan guru
memaksimalkan potensi peserta didik untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Beberapa
fungsi perencanaan pembelajaran adalah:
• Membantu guru mengembangkan kompetensi pedagogiknya
• Membantu guru memahami kebutuhan dan minat siswa
• Membantu guru dalam menilai kinerja siswa
• Membantu guru memperjelas pokok-pokok pelajaran
• Membantu guru dalam memilih atau menggabungkan materi
Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, pendidik perlu memperhatikan alur
penyusunan dengan memperhatikan hal-hal yang berikut :

Proses merancang pembelajaran disusun dalam bentuk dokumen perencanaan


pembelajaran yang fleksibel, sederhana, dan kontekstual meliputi:
o tujuan pembelajaran,
o langkah-langkah pembelajaran, dan
o asesmen pembelajaran
Dokumen perencanaan pembelajaran tersebut dapat berupa Modul Ajar (MA) ataupun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh pendidik dalam upaya
mencapai CP dan profil pelajar Pancasila. Dalam proses membuat perencanaan pembelajaran.
Pendidik dapat menggunakan perencanaan pembelajaran yang dapat diperoleh
pendidik dengan:
o merancang sendiri,
o mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun
o menggunakan contoh yang disediakan pemerintah.

Ruang Lingkup Satuan Pendidikan Penyusunan alur tujuan pembelajaran atau silabus.
Dalam ruang lingkup satuan pendidikan, perumusan dan penyusunan alur dan tujuan
pembelajaran atau silabus mata pelajaran berfungsi mengarahkan satuan pendidikan dalam

29
merencanakan, mengimplementasi, dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan
sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten, dan terukur.
Ruang Lingkup Kelas Penyusunan modul ajar atau rencana pelaksanan pembelajaran.
Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran pada ruang lingkup kelas, satuan
pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar yang
disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang mewakili inti dari
rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran.

A. Capaian Pembelajaran (CP)

Capaian pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta
didik pada setiap fase. Capaian pembelajaran diuraikan menjadi tujuan-tujuan pembelajaran
yang bersifat operasional dan konkret. Perumusan tujuan pembelajaran meliputi kompetensi
dan lingkup materi. CP yang disusun untuk mencapai kompetensi peserta didik terdiri atas.
Peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP
Pendidikan Khusus.
Dalam menyusun rencana pembelajaran, satuan pendidikan perlu memperhatikan
beberapa Capaian Pembelajaran Ditetapkan oleh Pemerintah dan disusun dalam fase-fase.
Capaian Pembelajaran ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum,
Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi
Nomor 033/H/KR/2023 Tentang Capaian Pembelajaran Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik di akhir setiap fase. CP yang disusun untuk mencapai kompetensi peserta didik
terdiri atas.
Fase Kelas/Jenjang
Fondasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/RA
A Kelas I-II SD/MI/Paket A/sederajat
B Kelas III-IV SD/MI/Paket A/sederajat
C Kelas V-VI SD/MI/Paket A/sederajat
D Kelas VII-IX SMP/MTs/Paket B/sederajat
E Kelas X SMA/SMK/MA/MA Kejuruan/Paket C/sederajat
• Kelas XI-XII SMA/MA/Paket C/sederajat dan SMK/MA Kejuruan program
F 3 (tiga) tahun; dan
• Kelas XI-XIII SMK/MA Kejuruan program 4 (empat) tahun
Peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP
Pendidikan Khusus. Sementara itu, peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan
intelektual dapat menggunakan CP umum dengan menerapkan prinsip-prinsip modifikasi
kurikulum.

B. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Setelah memahami Capaian Pembelajaran (CP), pendidik perlu mendapatkan ide-ide


tentang apa yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu fase. Pada tahap ini, pendidik
mengidentifikasi kata-kata kunci CP untuk merumuskan Tujuan Pembelajaran (TP). TP yang

30
dikembangkan ini perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga
akhirnya pada penghujung Fase mereka dapat mencapai CP.
Alur Pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang disusun secara logis
menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur ini disusun secara
linear sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. Prinsip
penyusunan ATP: esensial, berkesinambungan, kontekstual, dan sederhana.
Dalam tahap merumuskan TP ini, pendidik belum mengurutkan tujuan-tujuan tersebut,
cukup merancang tujuan-tujuan belajar yang lebih operasional dan konkret saja terlebih
dahulu. Urutan-urutan TP akan disusun pada tahap berikutnya. Dengan demikian, pendidik
dapat melakukan proses pengembangan rencana pembelajaran langkah demi langkah.
Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama:
1. Kompetensi, yaitu kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/
didemonstrasikan oleh peserta didik. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik,
antara lain: secara konkret, kemampuan apa yang perlu peserta didik tunjukkan? Tahap
berpikir apa yang perlu peserta didik tunjukkan?
2. Lingkup materi, yaitu konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit
pembelajaran. Pertanyaan panduan yang dapat digunakan pendidik, antara lain: hal apa
saja yang perlu mereka pelajari dari suatu konsep besar yang dinyatakan dalam CP?
Apakah lingkungan sekitar dan kehidupan peserta didik dapat digunakan sebagai konteks
untuk mempelajari konten dalam CP (misalnya, proses pengolahan hasil panen digunakan
sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan linear di SMA)
Dalam Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran jika Capaian Pembelajaran adalah
kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik di akhir setiap fase, maka Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP) adalah rangkaian Tujuan Pembelajaran (TP) yang disusun secara
sistematis dan logis di dalam fase pembelajaran untuk murid dapat mencapai Capaian
Pembelajaran tersebut. Dengan demikian setelah merumuskan TP, langkah berikutnya dalam
perencanaan pembelajaran adalah menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Pendidik
dapat menggunakan ATP yang dapat diperoleh pendidik dengan:
1. merancang sendiri berdasarkan CP,
2. mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun
3. menggunakan contoh yang disediakan pemerintah.
Bagi pendidik yang merancang ATPnya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang
telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya disusun sebagai satu alur (sequence) yang
berurutan secara sistematis dan logis dari awal hingga akhir fase. ATP juga perlu disusun
secara linier, satu arah, dan tidak bercabang, sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dari hari ke hari.
Pengembangan Perangkat Ajar Perangkat ajar adalah berbagai bahan ajar yang
digunakan oleh pendidik dalam upaya mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian
Pembelajaran. Perangkat ajar meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Modul Ajar
(MA), buku teks pelajaran, modul
projek penguatan profil pelajar Pancasila, video pembelajaran, serta bentuk lainnya.
Dalam merancang pembelajaran, Sekolah Dasar Negeri Gunungsari memperhatikan prinsip-
prinsip pembelajaran dan asesmen. Prinsip Pembelajaran dan Asesmen harus digunakan
secara terintegrasi sebagai pertimbangan utama dalam merancang struktur kurikulum satuan
pendidikan

31
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Prinsip-Prinsip Asesmen

Pembelajaran dirancang dengan Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses


mempertimbangkan tahap perkembangan pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan
dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, penyediaan informasi yang holistik sebagai
sesuai kebutuhan belajar, serta umpan balik untuk peserta didik, peserta didik,
mencerminkan karakteristik dan dan orang tua, agar dapat memandu mereka
perkembangan peserta didik yang beragam dalam menentukan strategi pembelajaran
sehingga pembelajaran menjadi bermakna selanjutnya
dan menyenangkan
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Prinsip-Prinsip Asesmen

Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai


untuk membangun kapasitas untuk menjadi dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
pembelajar sepanjang hayat. keleluasaan untuk menentukan teknik dan
waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran.
Pembelajaran yang relevan, yaitu Laporan kemajuan belajar dan pencapaian
pembelajaran yang dirancang sesuai peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
konteks, lingkungan, dan budaya peserta memberikan informasi yang bermanfaat
didik, serta melibatkan orang tua dan tentang karakter dan kompetensi yang dicapai
komunitas sebagai mitra. serta strategi tindak lanjut.
Pembelajaran berorientasi pada masa depan Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik,
yang berkelanjutan. pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua
sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan
mutu pembelajaran.

Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan:
1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian
(goals, bukan objectives);
2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan;
3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru
mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase.
Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A;
4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang
dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh
pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut;
5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus);
6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang
sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran,
pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik);
7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih
dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan
pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru;

32
8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Pemerintah merupakan contoh, maka
alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas
penyelesaiannya dalam satu fase);
9. Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang
(tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih
baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas
sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan
10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan
tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi).

C. Rencana Pembelajaran/ Modul Ajar (MA)

Modul ajar adalah perangkat ajar yang berisi rencana pelaksanaan pembelajaran, tujuan,
langkah, media, dan asesmen untuk satu unit atau topik pembelajaran. Dalam Merancang
Modul ajar di SD Negeri gunungsari dibuat sedemikian rupa serta memberikan kebebasan
atau Merdeka mengajar agar membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran dan
mencapai Capaian Pembelajaran (CP) sesuai kemampuan dan tujuan pengajaran dalam
menuangkan ide dan gagasan mereka sendiri, walaupun dalam sisi lain beberapa patokan kita
berikan sesuai tujuan nasional. Para Guru diberikan kebebasan dalam menuangkan ide serta
gagasan pembelajaran dalam modul ajar yang dibuat masing-masing dalam pelaksanaan
keseharian dan sekolah hanya menyediakan contoh dan panduan saja dalam Modul Ajar
tersebut.
Modul ajar adalah dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta
asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP).
Berikut adalah beberapa fungsi modul ajar:
• Mempermudah, memperlancar, dan meningkatkan kualitas pembelajaran
• Menjadi rujukan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
• Menjadi kerangka kerja yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian
pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran
• Memberikan pembelajaran yang sudah terstruktur rapi sehingga tidak dibutuhkan bantuan
langsung dari pengajar

Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan peserta didik, dan
mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran yang jelas. Modul
ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai Capaian
Pembelajaran (CP).

D. Peraturan Akademik
Peraturan akademik adalah ketentuan yang diberlakukan untuk mendukung tertib
pelaksanaan kegiatan akademik di SD Negeri Gunungsari Kecamatan Cikakak Kabupaten
Sukabumi. Dalam hal ini Peraturan akademik juga merupaka acuan tentang hal-hal yang
berkaitan dalam menertibkan pelayanan serta menertibkan kegiatan pembelajaran dan semua
itu sudah di atur dalam Peraturan Akademik yang ditetapkan oleh sekolah. Beban belajar

33
adalah kuantitas yang wajib dipenuhi peserta didik dalam kerangka mencapai kompetensi
mata pelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
Peraturan akademik adalah aturan atau kebijakan yang ditetapkan oleh lembaga
pendidikan untuk mengatur tata tertib dan prosedur dalam hal akademik. Undang-undang RI No.
20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan “setiap satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib memenuhi standar nasional
pendidikan yang meliputi standar isi, standar kompetensi lulusan standar proses, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar
pembeayaan dan standar penilian pendidikan“.
Komponen standar pengelolaan yang implementasinya kurang mendapat perhatian
sekolah adalah rencana kerja sekolah. Rencana kerja sekolah memerlukan pedoman
pengelolaan sebagai petunjuk pelaksanaan operasional. Dan bagian penting dari pedoman
pengelolaan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan rencana kerja sekolah bidang kurikuklum
dan pembelajaran adalah peraturan akademik.
Peraturan akademik adalah seperangkat aturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan
oleh semua komponen sekolah yang terkait dalam pelaksanaan rencana kerja sekolah bidang
kurikulum dan kegiatan pembelajaran yang disusun untuk satu tahun pelajaran.
Peraturan Akademik SD Negeri Gunungsari adalah untuk peningkatan kualitas layanan
sekolah , berisi tentang: Persyaratan Minimal Kehadiran Siswa, Ketentuan Ulangan,
Remedial, Pengayaan, Kenaikan Kelas, Ujian dan Kelulusan, Hak – Hak Siswa, Ketentuan
Layanan konsultasi bagi siswa serta lain-lain yang sudah tercantum dalam aturan akademik
sekolah.
1. Asesmen dan Pengolahan Nilai
a. Formatif
Asesmen formatif adalah penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk
memantau dan memperbaiki pembelajaran. Asesmen ini bertujuan untuk memberikan
umpan balik kepada peserta didik dan pendidik agar proses belajar dapat
diperbaiki. Asesmen formatif dapat dilakukan di awal dan sepanjang proses
pembelajaran. Asesmen formatif dapat membantu pendidik untuk: Mengidentifikasi
kebutuhan belajar peserta didik, Mengetahui hambatan atau kesulitan yang dihadapi
peserta didik, Mendapatkan informasi perkembangan peserta didik.
Asesmen formatif dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
• Memberikan tugas kepada peserta didik untuk dikerjakan secara individu atau
kelompok
• Memberikan pertanyaan tertulis
• Melakukan diskusi tentang proses dan hasil percobaan
• Melakukan penilaian diri dan penilaian antarteman
• Melakukan observasi terhadap perkembangan anak
Asesmen formatif berbeda dengan asesmen sumatif yang dilakukan pada akhir
pembelajaran. Asesmen sumatif bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan pembelajaran
dan/atau Capaian Pembelajaran (CP) murid.
Asesmen Formatif biasanya dilakukan para guru di SD Negeri Gunungsari melalui
beberapa penilaian baik aktivitas, keaktipan, pemahaman, sikap serta gerak motoric serta
lainnya yang disesuaikan dengan kriteria yang ditentukan sesuai Mata Pelajaran.

b. Sumatif

34
Asesmen sumatif adalah asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian
keseluruhan tujuan pembelajaran. Dengan kata lain Asesmen sumatif adalah evaluasi
yang dilakukan untuk menilai sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diajarkan.
Asesmen ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran, atau untuk dua atau lebih tujuan
pembelajaran.
Asesmen sumatif memiliki beberapa fungsi, di antaranya: Mengevaluasi pencapaian
tujuan pembelajaran, Menentukan kenaikan kelas atau kelulusan, Mengukur pemahaman
dan kompetensi akademik peserta didik, Sebagai alat ukur hasil pembelajaran peserta
didik secara kuantitatif, Pendorong peningkatan mutu belajar.
Asesmen sumatif dapat berupa: Ujian Akhir Semester, Tugas Akhir, Makalah Penelitian,
Penilaian Portofolio, Penilaian Praktik.
Asesmen sumatif berbeda dengan asesmen formatif yang berlangsung selama proses
pembelajaran dan bertujuan untuk memberikan umpan balik.
Seperti halnya di SD Negeri Gunungsari waktu dan jadwal telah ditetapkan sesuai Jadwal
Kalender Pendidikan dari dinas Pendidikan Provinsi jawa Barat (Jadwal terlampir pada
Kalender)

2. Pelaporan Hasil Akademik


a. Rapor akademik
Rapor akademik adalah bukti prestasi akademik yang dicapai oleh siswa selama proses
pembelajaran di SD Negeri Gunungsari. Nilai rapor merupakan salah satu dokumen yang
dibutuhkan untuk mengikuti jalur prestasi akademik dalam Penerimaan Peserta Didik
Baru (PPDB). Maka dari itu SD negeri Gunungsari mendokumentasikan hasil belajar
siswa didik tersebut, baik secara akademik maupun non akademik.
Prestasi akademik adalah hasil dari kegiatan belajar yang menunjukkan sejauh mana
siswa menguasai materi pelajaran yang diajarkan. Prestasi akademik biasanya berkaitan
dengan materi ilmiah, seperti juara kelas.
Dalam PPDB, nilai rapor yang umumnya diperhitungkan adalah dari pelajaran Bahasa
Indonesia, Matematika, PKN, IPA, IPS, dan lain sebagainya. Batasan nilai rapor untuk
setiap pelajaran yang dikategorikan sebagai prestasi akademik bisa berbeda-beda di tiap
daerah.
Selain prestasi akademik, ada juga prestasi non-akademik yang diperoleh dari kegiatan di
luar jam pelajaran, seperti keahlian di bidang Olehraga bermain sepak bola, sepak takraw,
Volley Ball, Tenis Meja, catur atau keterampilan seni seperti menyanyi, menari, melukis,
menulis serta lainnya.

b. Rapor P5
Rapor P5 adalah laporan yang berisi hasil penilaian tentang performa siswa dalam
mengikuti pembelajaran Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Rapor P5
berfokus pada keterpaduan pembelajaran, perkembangan karakter, dan kompetensi siswa
yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.
Adapun Cara Membuat Laporan Hasil Proyek P5 yang ditetapkan di SD Negeri
Gunungsari dapat dilakukan secara berkala ataupun sekaligus dimana Hasil Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila dilaporkan dalam rapor akhir tahun (semester 2)
peserta didik.
Program P5 yang dilaksanakan di SDN Gunungsari adalah meliputi 2 diantaranya adalah
mengacu pada Dimensi Beriman bertaqwa kepada Tuhan YME serta berakhlaq mulia,
Mandiri, Bergotong royong, Cerdas, kreatif dan bernalar Kritis. (Semua tertuang dalam
Rancangan Kegiatan dan Projek Satuan pendidikan)

35
3. Kriteria Kenaikan Kelas
Dalam menetapkan kenaikan jenjang siswa didik atau fase maka SD Negeri Gunungsari juga
telah menetapkan kriteria khusus bagi siswanya agar mereka mendapatkan kelayakan serta
mampu dalam menempuh fase/ jenjang berikutnya.
Adapun Kriteria kenaikan kelas untuk siswa yang ditetapkan di SD Negeri Gunungsari adalah
meliputi:
• Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam waktu yang ditentukan;
• Tidak memiliki beban beberapa mata pelajaran yang belum tuntas;
• Mendapatkan nilai sikap atau perilaku yang minimal baik;
• Tidak sering absen tanpa keterangan, minimal 75% Kehadiran
• Menyelesaikan administrasi pembelajaran dengan baik sesuai dengan kriteria
ketuntasan Minimum yang di tetapkan sekolah
• Tidak memiliki masalah dengan sekolah dan ataupun tak terlibat hal-hal diluar batas
kewajaran sekolah
Selain hal diatas Satuan Pendidikan kami juga dapat mempertimbangkan faktor lain, seperti:
• Sarana dan prasarana sekolah
• Sumber materi pelajaran
• Kompetensi guru dan siswa
• Media ajar
• Akses ke sekolah
• Tingkat ekonomi masyarakat sekitar

Jika tidak memenuhi kriteria kenaikan kelas, siswa biasanya harus mengulang tingkat
pendidikan yang sama atau mengikuti program remedial.

4. Ujian Sekolah

Adapun tujuan dilaksanakan Ujian Sekolah (US) ini untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik secara akademik yang menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan
kelulusan sekolah dan pemberian ijazah, juga sebagai umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran di sekolah.
Ujian Sekolah (US) adalah ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan yang
bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.
a. Persyaratan Peserta
SD Negeri Gunungsari juga menetapkan syarat-syarat untuk mengikuti ujian sekolah,
antara lain:
• Peserta didik berada pada tahun terakhir di jenjang Akhir

• Semua siswa SDN Gunungsari yang telah didaftarkan dalam S-15 dan terdaftar pada
Daftar Nominasi Sementara (DNS) serta terdaftar dalam Daftar Nominasi Tetap
(DNT) yang dikeluarkan oleh Penyelenggara US Tingkat Kabupaten Sukabumi.
• Semua siswa kelas 6 yang telah menyelesaikan semua Administrasi Penilaian yang
meliputi Nilai Ulum Semester 11 & 12 serta Nilai-nilai Raport dari kelas I s.d kelas
VI.
• Menyelesaikan Data Ulang peserta Ujian Akhir Jenjang

36
• Mengikuti Sumatif Akhir Jenjang sesuai yang telah ditentukan
• Menyelesaikan semua kegiatan Uji Kompetensi baik secara tertulis maupun Praktek
dengan predikat lulus Kriterian Ketuntasan Minimum Satuan Pendidikan

Ujian sekolah merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan untuk
menilai pencapaian standar kompetensi lulusan. Ujian sekolah memiliki beberapa fungsi,
di antaranya:
• Mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
• Mengukur mutu pendidikan di tingkat nasional, provinsi, kotamadya, dan kecamatan
• Mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat
• Sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan tamat belajar

b. Penyusunan Instrumen soal dan Pengolahan nilai

Beberapa mata pelajaran yang diujikan dalam ujian sekolah, di antaranya: Pendidikan
Agama Islam dan Budi pekerti (PAIBP), Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Bahasa
Indonesia, Matematika, (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), Seni, Bahasa Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan, serta Mulok yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Sunda.
Daftar Mata Pelajaran yang Diujikan dalam SAJ dan US
SD Negeri Gunungsari Kecamatan cikakak
Tahun Pelajaran 2024/2025
SAJ US
No. Mata Pelajaran Keterangan
Praktek Tertulis Praktek Tertulis
1. Pendidikan Agama √ √ √ √
2. Pendidikan Kewarganegaraan - √ - √
3. Bahasa Indonesia √ √ √ √
4. Matematika √ √ √ √
5. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial √ √ √ √
6. Seni √ - √ -
7. Pendidikan Jasmani Olahraga dan
√ - √ -
Kesehatan
8. Muatan Lokal :
a. Bahasa dan Sastra Sunda √ √ √ √
b. Bahasa Inggris √ √ √ √

Penyusunan instrumen soal dan pengolahan nilai dapat dilakukan dengan langkah-
langkah berikut:
• Menyusun kisi-kisi soal: Kisi-kisi soal merupakan matriks yang berisi rancangan jenis
dan jumlah soal.
• Menyusun indikator soal: Tentukan indikator soal yang lebih rinci.
• Menyusun item/naskah soal: Buat item soal yang berisi pernyataan pasti, mengandung
pernyataan umum, dan hanya berisi satu gagasan.
• Menyusun rubrik penilaian soal: Tentukan rubrik penilaian soal.
• Merakit soal: Setelah semua langkah selesai, rakitlah soal.
• Melakukan uji coba: Lakukan uji coba pada instrumen yang telah dibuat.

37
• Menganalisis kesahihan dan keterandalan: Analisis kesahihan (validity) dan
keterandalan (reliability) dari instrumen yang telah dibuat.

Instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk melakukan penilaian atau evaluasi.
Instrumen penilaian dapat berupa tes maupun non tes.

c. Waktu dan Moda Pelaksanaan


Waktu dan Pelaksanaan ujian sekolah ini telah ditetapkan dalam kalender
pendidikan yang dibuat oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat yaitu dilaksanakan pada :
- Sumatif Akhir Jenjang atau SAJ bagi Kelas 6 biasanya dilaksanakan lebih awal antara
bulan April/ Mei awal
- Ujian Sekolah Praktek Biasanya dimulai dari bulan April 2025
- Ujian tertulis dilaksanakan pada Bulan Mei 2025 sampai Juni 2025
Adapun model pelaksanaan Ujian sekolah yang ditetapkan oleh Satuan Pendidikan kami
adalah :
Uji Kompetensi Praktek dengan tujuan mengukur kemampuan motorik dan
pemahaman serta penerapan hasil belajar serta membekali anak untuk Beriman
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mandiri, Kreatif, Bernalar Kritis,
Bergotong Royong serta Berkebhinekaan Global
Uji Kompetensi tertulis memiliki tujuan untuk mengukur pencapaian hasil belajar
melalui nalar kritis, mandiri, cerdas setta berwawasan dan pemahaman melalui
soal-soal yang HOTS (High Order Thinking Skill)

E. Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengembangan Kalender Pendidikan Sekolah
Dasar Negeri Gunungsari mengacu pada rambu rambu sebagai berikut:
a. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan, yaitu pada bulan Juli 2024.
b. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dan Ristek dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi.
c. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam
pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal.
d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
e. Kalender Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Gunungsari disusun dengan berpedoman
kepada kalender Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukabumi yang
disesuaikan dengan program sekolah.

38
a) Landasan Hukum

Seiring dengan pergantian tahun pelajaran, setiap satuan pendidikan perlu segera
mempersiapkan agenda kegiatan yang disusun dalam kalender pendidikan. Sehubungan
dengan hal itu, kami sampaikan pedoman penyusunan kalender pendidikan Tahun Pelajaran
2024/2025 bagi satuan pendidikan TK, SD, SMP, SMA, SMK dan SLB baik negeri maupun
swasta di Provinsi Jawa Barat. Pedoman ini disusun dengan mengacu pada:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
1. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
2. Keputusan Mendiknas nomor 125/U/2002 tentang Kalender Pendidikan dan Jumlah Jam
Belajar Efektif di Sekolah;
3. Permendikbud nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
4. Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
Nomor 1066 Tahun 2022, Nomor 3 Tahun 2022, Nomor 3 Tahun 2022 tentang Hari
Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023;
5. Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan dan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
236 Tahun 2024, Nomor 1 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024 tentang Perubahan atas
Keputusan Bersama Nomor 855 Tahun 2023, Nomor 3 Tahun 2023, Nomor 4 Tahun
2023 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024;
6. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi nomor 5 Tahun 2022
tentang Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi nomor 7 Tahun 2022
tentang Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, jenjang Pendidikan Dasar dan
Jenjang Pendidikan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi nomor 16 Tahun 2022
tentang Standar Poses pada Pendidikan Anak Usia Dini, jenjang Pendidikan Dasar dan
Jenjang Pendidikan Menengah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi nomor 21 Tahun 2022
tentang Standar Penilaian pada Pendidikan Anak Usia Dini, jenjang Pendidikan Dasar
dan Jenjang Pendidikan Menengah;
10. Peraturan Menteri Penididikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 47 Tahun 2023
tentang Standar Pengelolaan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar
dan Jenjang Pendidikan Menengah;
11. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 262 tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi
Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan
Pembelajaran;

39
12. Peraturan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asessmen Pendidikan, Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 015/H/KP/2023 tentang Prosedur
Operasional Standar Penyelengaraan Asesmen Nasional Tahun 2023
13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan

Beberapa kegiatan dalam kalender pendidikan, dipandang perlu untuk dilaksanakan


secara serempak, guna mewujudkan kebersamaan dan kemaslahatan bagi banyak pihak.
Kegiatan dimaksud antara lain :
• Adanya jadwal standar kegiatan Pendidikan secara umum untuk memberikan Gambaran
kegiatan serempak yang harus dilaksanakan;
• Sebagai panduan untuk menyamakan kegiatan;
• Menentukan arah serta menetapkan jadwal yang tetap sebagai acuan kegiatan satuan
pendidikan
Selanjutnya, beberapa kegiatan dalam kalender pendidikan dipandang perlu untuk
dilaksanakan secara serempak guna mewujudkan kebersamaan dan kemaslahatan bagi banyak
pihak, antara lain:

No. Kegiatan Tanggal

1. Hari pertama masuk sekolah semester 1 15 Juli 2024


2. Tanggal penetapan rapor semester 1 20 Desember 2024
3. Pembagian rapor semester 1 20/21 Desember 2024
4. Libur semester 1 23 Desember 2024 – 4 Januari 2025
5. Hari pertama masuk sekolah semester 2 6 Januari 2025
6. Prakiraan libur awal Ramadan 1446 H.*) 28 Februari – 2 Maret 2025
7. Prakiraan libur Idul Fitri 1446 H 24 Maret – 7 April 2025
8. Tanggal penetapan rapor semester 2 **) 27 Juni 2025
9. Pembagian rapor semester 2 27/28 Juni 2025
10. Libur akhir tahun pelajaran ***) 30 Juni - 12 Juli 2024

*) Kepastian libur awal Ramadan menyesuaikan dengan penetapan awal Ramadan 1446 H.
oleh pemerintah.
**) Khusus bagi peserta didik kelas terakhir, tanggal penetapan rapor semester 2 adalah
tanggal rapat penentuan kelulusan dari satuan pendidikan.
***) Libur akhir tahun pelajaran digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun pelajaran.

b) Pengaturan Pembelajaran (Alokasi Waktu Minggu Efektif dan Tidak Efektif)

40
Berikut alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya beserta
kalender pendidikan Sekolah Dasar Negeri Gunungsari tahun pelajaran 2024/2025.
No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
Minimum36 minggu
Digunakan untuk kegiatanpembelajaran
1 Minggu efektif belajar dan maksimum 40
efektif pada setiap satuan pendidikan
minggu
2 Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester
3 Jeda antarsemester Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II
Digunakan untuk persiapan kegiatan dan
Libur akhir tahun
4 Maksimum 3 minggu administrasi akhir dan awal tahun
pelajaran
Pelajaran
Libur keagamaan yang disesuaikan
5 Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu
dengan kebijakan pemerintah daerah
6 Hari libur umum/nasional Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
7 Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk kegiatan tertentu
Digunakan untuk kegiatan yang
diprogramkan secara khusus oleh sekolah
Kegiatan khusus
8 Maksimum 3 minggu tanpa mengurangi jumlah minggu efektif
sekolah
belajar dan waktu
pembelajaran efektif
Sebagai pedoman waktu kegiatan di satuan Pendidikan maka SD Negeri Gunungsari
maka Satuan Pendidikan mengacu pada Kalender Pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat Tahun Pelajaran 2024/2025 untuk dijadikan acuan kegiatan
yang meliputi kegiatan Utama dan Libur sekolah di waktu bulan efektif.
Adapun dalam menetapkan acuan pokok Dalam mengefektifkan kegiatan maka
prakiraan penhitungan dari Kalender Dinas Pendidikan adalah meliputi Kegiatan Akademik
Masuk awal Tahun, SAS/SAT, AN, PSAJ serta Non Akademik Seperti Lomba-Lomba yang
berhubungan dengan kegiatan Nasional dan Provinsi. Berikut penghitungan Minggu Efektif
dan Non Efektif.
RINCIAN MINGGU EFEKTIF
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2024/2025
Jumlah Minggu dalam Satu Semester
Jumlah Minggu
No Nama Bulan Keterangan
Minggu Tidak Efektif Efektif
1 Juli 2024 5 2 3 -
2 Agustus 2024 4 1 3 -
3 September 2024 4 0 4 -
4 Oktober 2024 5 1 4 -
5 November 2024 4 0 4 -
6 Desember 2024 4 3 1 -
Jumlah 26 7 19

MINGGU TIDAK EFEKTIF SEMESTER 1


Jumlah
No UraianKegiatan Keterangan
(Minggu)
1 Libur Semester 2 TP 2023/2024 2 Juli, Minggu ke-1 dan 2
2 Penilaian Tengah Semester 1 1 Oktober, minggu ke-1

41
Oktober, minggu ke 4 dan
3 Asesmen Nasional 1
November minggu ke 1
4 Penilaian Akhir Semester 1 Desember, minggu ke-1
5 Libur Semester 1 TP 2024/2025 2 Desember, minggu ke-3 dan 4
Jumlah 6
2. Semester 1 (Gasal)
a. Jumlah minggu efektif : 21 minggu
b. Jumlah jam efektif KBM :
Kelas 1,2 : 22 Minggu x 26 Jam Perminggu = 572 Jam Pelajaran
Kelas 3 : 22 Minggu x 28 Jam Perminggu = 616 Jam Pelajaran
Kelas 4, 5 dan 6 : 22 Minggu x 32 Jam Per Minggu = 704 Jam Pelajaran
❖ Rincian Jumlah Jam Pembelajaran di atas belum termasuk mata pelajaran Muatan Lokal
(MULOK)
RINCIAN MINGGU EFEKTIF
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2024/2025
Jumlah Minggu dalam Satu Semester
Jumlah Minggu
No Nama Bulan Keterangan
Minggu Tidak Efektif Efektif
1 Januari 2025 5 1 4 -
2 Februari 2025 4 2 2 -
3 Maret 2025 4 3 1 -
4 April 2025 5 1 4 -
5 Mei 2025 4 2 2 -
6 Juni 2025 4 3 1 -
Jumlah 26 12 14
Minggu Tidak Efektif
No UraianKegiatan Jumlah Keterangan
1 PTS Semester 2 1 minggu Maret minggu ke-1
2 Jeda Tengah Semester 2 1 minggu Maret minggu ke-2
3 Prakiraan UN SD 1 minggu April mingguke- 4
4 Penilaian Akhir Tahun 1 minggu Mei minggu ke-4
Februari Minggu ke-4
5 Libur Ramadhan dan Hari Raya 2 minggu
Maret mingguke- 1, 2, 3
6 Jeda Semester 2 1 minggu Juni mingguke- 3
7 Libur Semester 2 TP 2024/2025 2 minggu Junimingguke- 4

2. Semester 2 (Genap)
a. Jumlah minggu efektif : 17 minggu
b. Jumlah jam efektif KBM :
Kelas 1,2 : 18Minggu x 26 Jam PerMinggu = 468 Jam Pelajaran
Kelas 3 : 18Minggu x 28 Jam PerMinggu = 504 Jam Pelajaran
Kelas 4,5dan 6 : 18Minggu x 32 Jam Per Minggu = 576 Jam Pelajaran
❖ Rincian Jumlah Jam Pembelajaran di atas belum termasuk mata pelajaran
❖ Muatan Lokal (MULOK)

42
Jumlah Total Jam Pelajaran
Catatan : Jumlah jam dihitung selama 1 Tahun Ajaran
a. Jumlah jam belajar efektif setiap minggu untuk kelas 1 (satu) dan 2 (dua) masing-masing
minimal 26 jam pelajaran, dengan alokasi waktu 35 menit per jam pelajaran;
b. Jumlah jam belajar efektif setiap minggu untuk kelas 3 (tiga) minimal 28 jam pelajaran,
dengan alokasi waktu 35 menit per jam pelajaran;
c. Jumlah jam belajar efektif setiap minggu untuk kelas4 (empat), 5 (lima) dan 6 (enam)
masing-masing minimal 32 jam pelajaran dengan alokasi waktu 35 menit per jam
pelajaran.
d. Jumlah jam belajar efektif selama satu tahun untuk kelas 1 (satu) dan 2 (dua) 1.180 jam
pelajaran, kelas 3 (tiga) 1.230 jam pelajaran, kelas 4 (empat), 5 (lima) dan 6 (enam)1.420
jam pelajaran.

Analisis Minggu Efektif di Sekolah Dasar Negeri GunungsariTahun pelajaran 2024/2025


Semester 1 dan II
Keterangan :
JME = Jumlah Minggu Efektif CB = Cuti Bersama HES = Hari Efektif LS = Libur Semester
STS = Sumatif Tengah Semester LP = Libur Puasa SAS = Sumatif Akhir Semester LU =
Libur Umum PPDB = Penerimaan Peserta Didik Baru LHR = Libur Hari Raya Id PLS =
Pengenalan Lingkungan Sekolah JML = Jumlah AN = Asesmen Nasiona

Hal-hal lain seperti jeda tengah semester (pekan kreativitas), asesmen sumatif akhir
semester (bersifat pilihan), asesmen sumatif akhir fase dan lain-lain disajikan dalam matriks
kalender terlampir sebagai jadwal prakiraan. Daerah atau satuan pendidikan dapat mengatur
lebih lanjut jadwal pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut pada kalender pendidikan
daerah/satuan pendidikan, sesuai dengan karakteristik dan kondisi masing-masing, dengan
tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku. Jadwal ujian disajikan pula sebagai prakiraan
sementara, sambil menunggu kebijakan lebih lanjut dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan tentang penyelenggaraan Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ) bagi siswa
kelas terakhir dan Asesmen Nasional (AN) bagi Kelas V (Lima).
Daerah dan Satuan Pendidikan diharapkan melengkapi kalender pendidikan dengan
menjadwalkan kegiatan lomba dan pembinaan prestasi/kreativitas yang merupakan agenda
tahunan nasional di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sesuai program
pada direktorat yang relevan. Jenis kegiatan tersebut pada masing-masing satuan pendidikan
di antaranya:
1. Taman Kanak-kanak Pemilihan Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi
2. Sekolah Dasar (SD) Kompetisi Sains Nasional(OSN), Kompetisi Olimviade Olahraga
Siswa Nasional (O2SN), Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Lomba Sekolah
Sehat, Lomba Adiwiyata, Lomba Perpustakaan Sekolah.
3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kompetisi Sains Nasional, Kompetisi Olahraga Siswa
Nasional, Festival Lomba Seni Siswa Nasional, Festival/Lomba Literasi Sekolah, Gala
siswa, Lomba Motivasi Belajar Mandiri (SMP Terbuka), Lomba Sekolah Sehat, Lomba
Adiwiyata, Lomba Perpustakaan Sekolah.
4. Sekolah Menengah Atas (SMA) Kompetisi Sains Nasional, Kompetisi Olahraga Siswa
Nasional, Festival Lomba Seni Siswa Nasional, National School Debating Championship,

43
Lomba Debat Bahasa Indonesia, Lomba Sekolah Sehat, Lomba Adiwiyata, Lomba
Perpustakaan Sekolah, Gelar Aksi Karakter Siswa Indonesia (Galaksi). Dokumen ini telah
ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh
Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara. Dokumen digital yang
asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code, memasukkan kode pada Aplikasi NDE
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut
https://sidebar.jabarprov.go.id/v/5DE05C460C 5DE05C460C
5. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetisi Olahraga Siswa Nasional, Festival Lomba
Seni Siswa Nasional, Lomba Sekolah Sehat, Lomba Adiwiyata, Lomba Kompetensi Siswa,
Ekspo Pendidikan dan Teknologi (Epitech).
6. Sekolah Luar Biasa (SLB) Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Olimpiade
Olahraga Siswa Nasional (O2SN), Lomba Keterampilan Siswa Berkebutuhan Khusus
(LKSBK), Festival ABK Berseri, Lomba Literasi.
7. Lomba Pendidik dan Tenaga Kependidikan Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan
Dedikatif, Inovatif dan Inspiratif. Demikian pedoman ini kami sampaikan untuk
ditindaklanjuti dan disebarluaskan ke seluruh satuan pendidikan se Provinsi Jawa Barat di
wilayah kerja masing-masing. Atas perhatian dan kerjasama Saudara diucapkan terima
kasih.

Selain kegiatan rutin agenda tahunan Dinas Pendidikan juga ada agenda lomba yang
bersifat rutin lainnya baik Tingkat Provinsi, Kabupaten, Lembaga lain yang berhubungan
dengan lomba Pendidikan di Tingkat Satuan Pendidikan.
• Lomba di Tingkat Dinas atau Departemen Provinsi dan Kabupaten seperti : Festival
Tunas Bahasa Ibu (FTBI) , Sapta Lomba PAI
• Lomba Olimviade Olahraga Siswa Nasional Tingkat Kabupaten yang tidak di lombakan
di Tingkat Nasional dan Provinsi
• Lomba-lomba di Tingkat satuan Pendidikan, Organisasi, Yayasan dan lain-lain

c) Matrik Kalender Satuan Pendidikan Serta Penjabarannya

Agar lebih mempermudah membaca jadwal kegiatan pembelajaran serta libur nasional
maka dalam menentukan kegiatan tersebut perlu dibuatkan matrik ataupun tabel kegiatan
serta penghitungan waktu efektif serta prakiraan kegiatan yang mudah dibaca secara
keseluruhan baik persemester ataupun pertahun kegiatan pembelajaran, maka berikut adalah
matrik kegiatan pembelajaran yang sudah di buat di SDN Gunungsari.

Kalender Pendidikan, Sekolah Dasar Negeri Gunungsari Tahun Pelajaran 2024/2025


Semester l
JULI 2023
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Kamis Sabtu
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31

44
AGUSTUS 2023
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Kamis Sabtu
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31

SEPTMBER 2023
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Kamis Sabtu
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30

OKTOBER 2023
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Kamis Sabtu
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31

NOPEMBER2023
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Kamis Sabtu
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30

DESEMBER 2023
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Kamis Sabtu
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31
KETERANGAN:
Tanggal Kegiatan
15 Juli 2024 Hari pertama masuk sekolah

45
15 – 17 Juli 2024 Pengenalan Lingkungan Sekolah
7 Juli 2024 Libur Tahun Baru Islam 1446 H
14 Agustus 2024 Pertemuan Pramuka Pendidikan Khusus
17 Agustus 2024 Libur hari Proklamasi Kemerdekaan RI
Pelaksanaan Asessmen Nasional SMA/SMK/SMALB dan yang
19 – 22 Agustus 2024
Sederajat
24 – 25 Agustus 2024 Pelaksanaan Asessmen Nasional Paket C
9 – 12 September 2024 Pelaksanaan Asessmen Nasional SMP/SMPLB dan yang Sederajat
14 – 15 September Pelaksanaan Asessmen Nasional Paket B / PKPPS Wustha dan yang
2024 sederajat
16 September 2024 Libur Maulid Nabi Muhammad SAW.
Pelaksanaan Asesmen Nasional SD/SDLB dan yang sederajat Tahap
28 – 31 Oktober 2024
I
Pelaksanaan Asesmen Nasional Paket A/PKPPS Ula dan yang
2 – 3 November 2024
sederajat Tahap I
Pelaksanaan Asesmen Nasional SD/SDLB dan yang sederajat Tahap
4 – 7 November 2024
II
Pelaksanaan Asesmen Nasional Paket A/PKPPS ULA dan yang
9 – 19 November 2024
sederajat Tahap II
25 November 2024 Porseni Guru Pendidikan Khusus
3 Desember 2024 Hari Disabilitas Internasional
2 – 14 Desember 2024 Prakiraan penilaian sumatif akhir semester
20 Desember 2024 Tanggal penetapan rapor semester 1
20/21 Desember 2024 Pembagian rapor semester 1
25 Desember 2024 Libur hari Natal
26 Desember 2024 Cuti ersama Hari Natal
23 Desember 2024 –
Libur semester 1
4 Januari 2025

*) Jeda tengah semester dapat diisi dengan kegiatan: perlombaan antarkelas, pentas seni dan
kreativitas siswa, pameran karya siswa, studi lapangan, dll. Sesuai dengan program sekolah
Kalender Pendidikan, Sekolah Dasar Negeri Gunungsari Tahun Pelajaran 2024/2025
SEMESTER 2
JANUARI 2025
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Kamis Sabtu
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31

PEBRUARI 2025
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Kamis Sabtu
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28

46
MARET 2025
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Kamis Sabtu
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31

APRIL 2025
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Kamis Sabtu
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30

MEI 2025
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Kamis Sabtu
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31

JUNI 2025
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Kamis Sabtu
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30

JULI 2025
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Kamis Sabtu
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31

47
PRAKIRAAN JADWAL PENILAIAN AKHIR JENJANG
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Penilaian Sumatif Akhir
Satuan Pendidikan Asesmen Nasional (AN)
Jenjang
SMA/SMALB 10 – 21 Maret 2025 19-22 Agustus 2024
SMK 10 – 21 Maret 2025 19-22 Agustus 2024
SMP/SMPLB 13 – 24 Mei 2025 9-12 September 2024
SD/SDLB Tahap 1: 28-31 Oktober 2024
13 – 24 Mei 2025
Tahap 2: 4-7 November 2024

KETERANGAN:
Tanggal Kegiatan
1 Januari 2025 Libur Tahun Baru Masehi
6 Januari 2025 Hari pertama masuk sekolah
27 Januari 2025 Prakiraan libur Isra Mi’raj
29 Januari 2025 Prakiraan libur Tahun Baru Imlek
29 Maret 2025 Prakiraan libur hari raya Nyepi
28 Februari – 2 Maret 2025 Prakiraan libur awal Ramadan 1446 H
3 Maret – 21 Maret 2025 Kegiatan Penumbuhan Budi Pekerti/SMARTTREN
10 – 21 Maret 2025 Prakiraan Penilaian Sumatif Akhir Jenjang SMA/SMK/SMALB
21 Maret – 30 April 2025 Prakiraan waktu pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian SMK
1 – 2 April 2025 Prakiraan hari raya Idul Fitri 1446 H
24 Maret – 7 April 2025 Prakiraan libur hari raya Idul Fitri 1446 H
1 Mei 2025 Libur hari Buruh
5 Mei 2025** Prakiraan Penetapan Kelulusan SMA/SMK/SMALB
12 Mei 2025 Prakiraan libur hari raya Waisyak 2569
13 – 24 Mei 2025 Prakiraan Penilaian Sumatif Akhir Jenjang SDLB/SMPLB
29 Mei 2025 Prakiraan libur wafat Isa Almasih
1 Juni 2025 Libur hari lahir Pancasila
7 Juni 2025 Prakiraan hari raya Idul Adha 1446 H
9 – 20 Juni 2025 Prakiraan sumatif akhir tahun/sumatif akhir fase
26 Juni 2025 Tanggal penetapan rapor semester 2 *)
26 Juni 2025 Pembagian rapor semester 2
30 Juni – 12 Juli 2025 Libur akhir tahun pelajaran
27 Juni 2025 Prakiraan Tahun Baru Islam
Juni – Juli 2025 Masa PPDB TP 2025/2026
*) Untuk tanggal penetapan rapor siswa akhir jenjang adalah pada tanggal dilaksanakan
rapat penentuan kelulusan.

**) Menunggu ketetapan dari Kemendikbudristekdikti

*) Untuk tanggal penetapan rapor siswa akhir jenjang adalah pada tanggal dilaksanakan
rapat penentuan kelulusan.

Adapun gambaran lengkap matrik kalender pendidikan yang lebih spesifik terlampir dalam
Kalender Pendidikan SD Negeri Gunungsari 2024/2025.

48
BAB V
PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

A. Evaluasi Pembelajaran dan Implementasi KSP

SD Negeri Gunungsari melakukan evaluasi kurikulum secara kontinuitas dan


terencana, yaitu jangka pendek satu tahun sekali dan jangka Panjang 4 tahun sekali dengan
mempertimbangkan perubahan yang terjadi baik perubahan kebijakan maupun update
perkembangan terkini dalam proses pembelajaran. Evaluasi kurikulum dilakukan berdasarkan
hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara reflektif, yaitu:
a. Evaluasi Harian, dilakukan secara individual oleh guru setelah pembelajaran berdasarkan
catatan anekdot selama proses pembelajaran, penilaian dan refleksi ketercapaian tujuan
pembelajaran. Hasil evaluasi ini digunakan untuk perbaikan rencana pembelajaran atau
Modul Ajar pada hari berikutnya.
b. Evaluasi Per Unit Belajar, dilakukan secara kelompok (team teaching) setelah satu unit
pembelajaran atau tema selesai. Hasil ini digunakan untuk merefleksikan proses belajar,
ketercapaian tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses
belajar dan perangkat ajar, yaitu alur tujuan pembelajaran dan modul ajar.
c. Evaluasi Per Semester, dilakukan secara kelompok (team teaching) setelah satu semester
selesai. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan refleksi pembelajaran dan hasil asesmen
peserta didik yang telah disampaikan pada laporan hasil belajar peserta didik.
d. Evaluasi Per Tahun, merupakan refleksi ketercapaian profil lulusan, tujuan sekolah, misi
dan visi sekolah. Pelaksanaan evaluasi kurikulum Sekolah Dasar Negeri Gunungsari
dilakukan oleh tim pengembang kurikulum sekolah bersama kepala sekolah dan komite
sekolah serta pihak lainnya yang telah mengadakan kerja sama dengan sekolah. Evaluasi
dilaksanakan berdasarkan data yang telah dikumpulkan pada evaluasi pembelajaran, hasil
supervisi Kepala Sekolah, laporan kegiatan Kelompok Kerja Guru, hasil kerja peserta
didik dan kuesioner peserta didik dan orang tua. Informasi yang berimbang dan
berdasarkan data tersebut diharapkan menjadi bahan evaluasi untuk semakin
meningkatkan kualitas pelayanan sekolah kepada peserta didik, peningkatan prestasi dan
hubungan kerja sama dengan pihak lain

B. Pendampingan dan Pengembangan Profesional Guru dan tenaga Kependidikan

Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional Sekolah Dasar Negeri


Gunungsari dilakukan secara internal oleh satuan pendidikan untuk memastikan
pembelajaran berjalan sesuai rencana untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Prosesini
dikelola oleh Kepala Sekolah dan/atau guru yang dianggap sudah mampu untuk melakukan
peran ini. Evaluasi, pendampingan dan pengembangan profesional dilakukan secara bertahap
dan mandiri agar terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan disatuan pendidikan,sesuai
dengan kemampuan satuan pendidikan.
Dalam melakukan pendampingan dan pengembangan professional ditekankan pada
prinsip reflektif dan pengembangan diri bagi guru, serta menggunakan alat penilaian yang
jelas dan terukur. Proses pendampingan dirancang sesuai kebutuhan dan dilakukan oleh

49
Kepala Sekolah dan/atau guru yang berkompetensi berdasarkan hasil pengamatan atau
evaluasi. Proses pendampingan dan pengembangan professionalini dilakukan melalui;
a. Program Regular Supervisi Sekolah, yang dilakukan minimal satu bulan sekali oleh
Kepala Sekolah.
b. Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) Sekolah Dasar Negeri Gunungsari, yang
dilaksanakan sesuai program kerja KKG secara reguler, seperti kegiatan mingguan untuk
pendampingan penyusunan atau revisi alur tujuan pembelajaran dan modul ajar. Kegiatan
ini merupakan pendampingan oleh Kepala Sekolah dan guru yang berkompetensi.
c. Pelaksanaan In-House Training (IHT) atau Focus Group Discussion (FGD), dilakukan
minimal enam bulan sekali atau sesuai kebutuhan dengan mengundang narasumber yang
berkompeten dari Balai Guru Penggerak Provinsi Sukabumi dan Fasilitator Program
Sekolah Penggerak.
d. Kegiatan Pelatihan Mandiri yang dilakukan Guru ataupun kepala Sekolah baik secara
daring maupun luring dari internal Dinas Pendidikan maupun Komunitas Guru
Pembelajar ataupun Civitas Akademika lain yang menyelenggarakan Diklat Mandiri,
Coaching, Mentoring, seminar, webinar, workshop serta lainnya ataupun sejenisnya.

50
BAB VI
PENUTUP

Kurikulum operasional di satuan pendidikan Sekolah Dasar Negeri Gunungsari


disusun sebagai kerangka acuan atau pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah
tahun pelajaran 2024/2025. Kurikulum operasional di satuan pendidikan juga sebagai
pedoman ketercapaian pembelajaran bagi peserta didik dan upaya guru dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
Kurikulum operasional di satuan pendidikan Sekolah Dasar Negeri Gunungsari yang
telah tersusun ini akan berjalan lancar bila ada dukungan penuh dari semua pihak, yaitu
kepala sekolah, guru, komite sekolah dan stake holder yang ada. Mudah-mudahan dukungan
dan partisipasi aktif semua pihak dapat memajukan Sekolah Dasar Negeri Gunungsari sesuai
dengan apa yang telah terumuskan dalam visi, misi dan tujuan sekolah. Terakhir, ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung
diselesaikannya Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) Sekolah Dasar Negeri
Gunungsari. Teriring do’a, semoga kontribusi pemikiran, kerja keras dan dukungannya
menjadi amal kebaikan.

A. Kesimpulan
Kurikulum Satuan Pendidikan adalah merupakan perubahan dari Kurikulum
Operasional Satuan Pendidikan pada Kurikulum Merdeka. Dalam hal ini tentu saja maka
secara langsung memberikan juga efek kepada satuan pendidikan khususnya SD Negeri
Gunungsari. Pembelajaran melalui metode dalam jaringan, luar jaringan, dan kombinasi
dalam dan luar jaringan membuat Kepala Sekolah Bersama Tim Pengembang Kurikulum
Sekolah harus melakukan upaya penyesuaian agar proses pembelajaran di SD Negeri
Gunungsari tetap bisa terus berjalan dengan benar sesuai ketetapan yang di bakukan.
Penyesuaian yang dilakukan adalah mengatur ulang kembali jumlah jam tatap muka
untuk setiap pertemuan dengan melihat metode pembelajaran apa yang digunakan. 20 menit
per pertemuan yang menggunakan dalam jaringan dan 35 menit per pertemuan untuk tatap
muka di kelas.
Kalender pendidikan yang disusun oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan
didistribusikan ke sekolah-sekolah tidak mengalami perubahan pada isi, hanya melakukan
penyesuaian saja pada pelaksanaannya. Pelaksanaan penilaian Tengah semester dan penilaian
akhir semester tetap dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan di dalam kalender
pendidikan. Untuk kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di luar sekolah tidak dilaksanakan
mengingat kondisi Pandemi Covid- 19 yang masih berlangsung.
Melalui KSP ini kami berharap dapat menjadi Gambaran serta petunjuk acuan kegiatan
satuan Pendidikan yang terarah dan terukur sehingga memiliki tujuan yang jelas untuk
mencapai suatu cita-cita satuan Pendidikan dalam mencetak generasi bangsa.
Kurikulum satuan pendidikan SD Negeri Gunungsari yang telah tersusun ini akan
berjalan lancar bila ada dukungan penuh dari semua pihak, yaitu kepala sekolah, guru, komite
sekolah dan stake holder yang ada. Mudah-mudahan dukungan dan partisipasi aktif semua
pihak dapat memajukan SD Negeri Gunungsari sesuai dengan apa yang telah terumuskan
dalam visi, misi dan tujuan sekolah.

51
Terakhir, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
mendukung baik moril maupun spirituil dalam penyelesaian Kurikulum Satuan Pendidikan
(KSP) SD Negeri Gunungsari . Semoga segala kontribusi pemikiran, kerja keras, kritik, saran
dan dukungannya menjadi amal kebaikan yang dibalas oleh Allah SWT dengan yang lebih
baik.

B. Rekomendasi
Kurikulum Merdeka adalah merupakan Program Baru di era Kementrian 2019-2024 yang
sedang dikembangkan oleh pemerintah dan lembaga Pendidikan, maka pada dasarnya
pemerintahan khususnya di bidang Pendidikan memberikan keleluasaan dimana kurikulum
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan Masyarakat serta zaman yang sedang
berlaku. Namun sisi lain pada Tingkat Sekolah Dasar serta berada di perkampungan yang
sangat jauh dari jangkauan fasilitas yang memadai sangat sulit untuk mengakomodir
kebutuhan pelayanan pembelajaran ditambah minimnya SDM yang ada yang tidak mencukupi
dan kurang mumpuni. Sehingga pengembangan Kurikulum satuan pendidikan (KSP)
merupakan satu-satunya acuan Satuan Pendidikan dalam menentukan rencana proses belajar
yang diselenggarakan di satuan Pendidikan, sehingga KSP merupakan salah satu acuan dalam
penyelenggaraan pembelajaran di sekolah.
Sebagai rekomendasi kedepan diharapkan beberapa komponen yang perlu ditinjau setiap
4-5 tahun dalam kurikulum operasional satuan pendidikan adalah:
• Perencanaan pembelajaran
• Pengorganisasian pembelajaran
• Visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan
• Pengembangan dan pendampingan profesional guru
Sedangkan Beberapa tujuan dari kurikulum pembelajaran yang masih perlu diperhatikan
adalah sebagai berikut :
• Menentukan tujuan pendidikan
• Memfasilitasi pemahaman dan penguasaan materi
• Membangun keterampilan siswa
• Mengembangkan sikap dan nilai-nilai
• Memahami kebutuhan dan minat siswa
• Menyiapkan siswa untuk kehidupan dan karier

Dalam perencanaan Kurikulum ini juga beberapa hal penting diperhatikan dianataranya
adalah Perencanaan Kurikulum juga harus meninjau dari Rapor Satuan Pendidikan sehinggga
program atau perencanaan yang dibuat mulai dari Visi, Misi serta Tujuan Satuan Pendidikan
terarah sesuai Perencanaan Berbasis Data dari Rapor satuan Pendidikan serta Analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah teknik untuk mengevaluasi posisi strategis suatu proyek dengan
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. SWOT merupakan akronim
dari strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats
(ancaman). Sehingga melalui penggunaan matrik SWOT inipula kita dapat menentukan mana
yang harus didahulukan yang lebih penting dalam merancang Visi, Misi serta Tujuannya.
Sehingga kedepannya diharapkan Lembaga Pendidikan yang kita Kelola bisa lebih Merdeka
dalam mengedepankan Pendidikan yang membimbing siswa menuju Bahagia menyongsong
masa depan yang lebih gemilang yang mengakomodir kebutuhan kodrat zamannya.

52
Kekurangan, salah dan khilaf adalah sifatnya kelemahan kita sebagai makhluk yang fana
serta lemah selaku manusia. Begitupula halnya kami selaku penyusun Kurikulum Satuan
Pendidikan di SD Negeri Gunungsari. Untuk itu saran serta masukan yang bersifat
membangun sangatlah kami harapkan.
Diakhir kata smoga penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan di SD Negeri Gunungsari
Kecamatan Cikakak Kabupaten Sukabumi ini bisa menjadi acuan kinerja Lembaga yang kami
pegang agar memiliki pegagangan serta tuntunan kerja kami kedepan.

53
54
NPSN : 20203057 - NSS. 101020628012 - NIS. 100741
Alamat : Jln. Sangiang Km. 12 Kamp. Gunungsari RT. 001/003 Kec. Cikakak Kab. Sukabumi-
e-mail : sdngunungsari20203057@gmail.com
TAHUN 2024

53
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
SD NEGERI GUNUNGSARI
NPSN : 20203057 - NSS. 101020628012 - NIS. 100741
Alamat : Jl. Sangiang Km. 12 Kamp. Gunungsari RT. 001/003 Desa.Cileungsing Kec.Cikakak Kab. Sukabumi
e-Mail : sdngunungsari20203057@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH


Nomor : 421.2/007/SDN- Gns/VII/2024
TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM
SD NEGERI GUNUNGSARI
TAHUN PELAJARAN 2024/2025

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa


Kepala SD Negeri Gunungsari Kecamatan Cikakak Kabupaten Sukabumi
Menimbang 1. Dalam implementasi kurikulum di sekolah, sekolah berkewajiban
: mengembangkan kurikulum operasional dalam bentuk Kurikulum
Satuan Pendidikan (KSP),
2. bahwa untuk menyusun Kurikulum Oprasional Pendidikan perlu
dibentuk tim pengembang kurikulum sekolah,
3. bahwa berdasarkan pertimbangan butir a dan b di atas dituangkan
dalam keputusan Kepala Sekolah
Mengingat 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
: Sistem Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2023 tentang perubahan
Peraturan Pemerintah no 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 19
Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 15
Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di
Kabupaten/Kota;
6. Peraturan Mendikbud No. 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan
Kurikulum tahun 2006 dan Kurikulum 2013.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikulum Oprasional Satuan
Pendidikan Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 15 21 Tahun 2018 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru,
Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah
9. Kepmendikbudristek nomor 12 tahun 2024 tentang kurikulum
merdeka menjadi standar kurikulum nasional
Memperhatikan 1. Program Kerja Kepala SD Negeri Gunungsari yang meliputi Program
: 1 tahun (2024-2025) 4 tahun (jangka menengah) dan 8 tahun (jangka
panjang).

54
2. Hasil Rapat Pendidik SD Negeri Gunungsari Tanggal 1 Juli 2024
tentang Revisi Penyusunan Kurilukum, nilai pendidikan karakter
bangsa, gerakan literasi, pendidikan anti korupsi dengan pendekatan
belajar aktif serta pemberlakuannya.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Tim Pengembang Kurikulum Sekolah pada tahun pelajaran 2024/2025
seperti tersebut pada Lampiran Keputusan ini.
Kedua : Dalam melaksanakan tugas menyusun dan mengembangkan
kurikulum, Tim memiliki fungsi:
1. Merencanakan tujuan, isi/muatan dan cara menyelenggarakan
kurikulum
2. Melaksananakan kurikulum dalam KBM maupun di luar KBM;
3. Memonitoring dan mensupervisi pelaksanaan kurikulum;
4. Mengevaluasi pelaksanaan kurikulum.
Ketiga : Pada setiap akhir semester Tim melaporkan hasil pelaksanaan
tugasnya kepada kepala sekolah maupun pengawas sekolah.
Keempat : Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan Keputusan ini,
dibebankan pada anggaran RAPBS.
Kelima : Apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan ditinjau kembali
sebagaimana mestinya.
Keenam : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Gunungsari
Pada tanggal : 1 Juli 2024
Kepala Sekolah,

HERI PERMANA S, S. Pd
NIP.197505212014101003

55
Lampiran Surat Keputusan Kepala SD NEGERI GUNUNGSARI
Nomor : 421.2/007/SDN- Gns/VII/2024
Tentang : Tim Penyusun KSP SD Negeri Gunungsari

DAFTAR TEAM PENYUSUN


KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN
SD NEGERI GUNUNGSARI
TAHUN PELAJARAN 2024/2025

NO NAMA JABATAN POKOK JABATAN TIM

HERI PERMANA S, S. Pd
1 Kepala Sekolah Ketua
NIP .197505212014101003

2 USUP SUPIANDI Ketua Komite Wakil Ketua

HENDAYANA, S. Pd. SD
3 Pengawas Bina Nara Sumber
NIP.196905011992031006

YULIANTI, S. Pd
4 Guru Kelas 1 & 2 Anggota
NIP.198107082022212014

SUSANDI, S. Pd
5 Guru Kelas 3 & 4 Anggota
NIP.198508162021211001

SYARIF HIDAYATULLOH,S.Pd Guru PAIBP


6 Anggota
NIP.- Guru Kelas 4 & 6

Gunungsari, 1 Juli 2024


Kepala Sekolaah

Heri Permana S, S. Pd
NIP. 197505212014101003

56
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
SD NEGERI GUNUNGSARI
NPSN : 20203057 - NSS. 101020628012 - NIS. 100741
Alamat : Jl. Sangiang Km. 12 Kamp. Gunungsari RT. 001/003 Desa.Cileungsing Kec.Cikakak Kab. Sukabumi
e-Mail : sdngunungsari20203057@gmail.com

Nomor : 421.2/008/SDN- Gns/VII/2024


Lampiran :-
Perihal : Undangan Pembahasan Dokumen KSP Tahun 2024

Kepada Yth : Tim Pengembang Kurikulum


SD Negeri Gunungsari
(Nama terlampir)
di
Tempat

Assalamualaikum. Wr. Wb.


Dalam Rangka Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun pelajaran
2024/2025, kami mengundang Bapak/Ibu pada:

Hari/tanggal : Rabu, 3 Juli 2024


Waktu : 08.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Guru SDN Gunungsari

Demikian undangan kami, mengingat sangat pentingnya kegiatan tersebut, kami


mohon kehadiran Bapak/Ibu tepat pada waktunya.

Atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

Gunungsari , 2 Juli 2024


Kepala Sekolah,

Heri Permana S, S. Pd
NIP.197505212014101003

57
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
SD NEGERI GUNUNGSARI
NPSN : 20203057 - NSS. 101020628012 - NIS. 100741
Alamat : Jl. Sangiang Km. 12 Kamp. Gunungsari RT. 001/003 Desa.Cileungsing Kec.Cikakak Kab. Sukabumi
e-Mail : sdngunungsari20203057@gmail.com

BERITA ACARA
RAPAT PENYUSUNAN DOKUMEN KSP
SD NEGERI GUNUNGSARI - KECAMATAN CIKAKAK
TAHUN PELAJARAN 2024/2025

Pada hari ini Rabu tanggal Tiga bulan Juli tahun Dua Ribu Dua Puluh Empat bertempat di
SDN Gunungsari, telah dilaksanakan Rapat Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan di Sekolah
Dasar Negeri Gunungsari yang dihadiri oleh Tim Pengembang Kurikulum SD Negeri Gunungsari
yaitu Kepala Sekolah sebagai ketua, Ketua Komite Sekolah sebagai wakil ketua, Pengawas Bina
dan guru-guru SD Negeri Gunungsari sebagai anggota. Hasil pembahasan kurikulum tersusun pada
sistematika sebagai berikut :

LEMBAR VERIFIKASI / VALIDASI


LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Karakteristik Satuan Pendidikan
B. Dasar Hukum
C. Prinsip Penyusunan Kurikulum.
D. Tujuan Penyusunan kurikulum
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN
A. Visi Satuan Pendidikan
B. Misi Satuan Pendidikan
C. Tujuan Satuan Pendidikan
BAB III PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
A. Intrakurikuler
B. Kokurikuler
C. Ekstrakurikuler
D. Aktualisasi Budaya Sekolah
E. Alokasi Waktu Belajar
BAB IV PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. Capaian Pembelajaran
B. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
C. Rencana Pembelajaran/ Modul Ajar (MA)
D. Peraturan Akademik
E. Kalender Pendidikan
BAB V PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL
A. Evaluasi Pembelajaran dan Implementasi KSP
B. Pendampingan dan Pengembangan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi

58
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. SK Team Pengembangan KSP
2. SK TPK atau TPMPS
3. CP, ATP dan Perencanaan Pembelajaran Mapel Umum Fase A, B, dan C
4. Contoh RPP Mulok / Modul Mulok
5. Contoh Modul P5
6. Program GLS
7. Program Anti Perundungan
8. Rencana Pendidikan Anti Korupsi

Demikian berita acara ini kami buat untuk diketahui semua pihak.

Gunungsari, 3 Juli 2024


Ketua Komite. Kepala Sekolah

USUP SUPIANDI HERI PERMANA S, S. Pd


. NIP.197505212014101003

59
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
SD NEGERI GUNUNGSARI
NPSN : 20203057 - NSS. 101020628012 - NIS. 100741
Alamat : Jl. Sangiang Km. 12 Kamp. Gunungsari RT. 001/003 Desa.Cileungsing Kec.Cikakak Kab. Sukabumi
e-Mail : sdngunungsari20203057@gmail.com

DAFTAR HADIR
PENYUSUNAN DOKUMEN I KSP SD NEGERI GUNUNGSARI
KECAMATAN CIKAKAK
TAHUN 2024
Hari/ Tanggal : Rabu, 3 Juli 2024
Tempat : SDN Gunungsari
Waktu : Pkl. 08.00 WIB s.d Selesai

NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN


1.
HERI PERMANA S, S. Pd
1 Kepala Sekolah
NIP .197505212014101003

2.
2 USUP SUPIANDI Ketua Komite

HENDAYANA, S. Pd. SD
3 Pengawas Bina 3.
NIP.196905011992031006

4.
YULIANTI, S. Pd
4 Guru Kelas 1 & 2
NIP.198107082022212014

5.
SUSANDI, S. Pd
5 Guru Kelas 3 & 4
NIP.198508162021211001

SYARIF HIDAYATULLOH, S.Pd Guru PAIBP


6 6.
NIP.- Guru Kelas 4 & 6

Gunungsari, 3 Juli 2024


Kepala Sekolah,

HERI PERMANA S, S. Pd
NIP.197505212014101003

60
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
SD NEGERI GUNUNGSARI
NPSN : 20203057 - NSS. 101020628012 - NIS. 100741
Alamat : Jl. Sangiang Km. 12 Kamp. Gunungsari RT. 001/003 Desa.Cileungsing Kec.Cikakak Kab. Sukabumi
e-Mail : sdngunungsari20203057@gmail.com

BERITA ACARA
RAPAT FINALISASI DOKUMEN I KSP SD NEGERI GUNUNGSARI
KECAMATAN CIKAKAK
TAHUN PELAJARAN 2023-2024

Pada hari Rabu, Tanggal Delapan Bulan Juli Tahun Dua Ribu Dua Puluh Empat bertempat di
SDN Gunungsari Kecamatan Cikakak Kabupaten Sukabumi, kami yang bertanda tangan dibawah
ini :
NO NAMA JABATAN POKOK JABATAN TIM
HERI PERMANA S, S. Pd
1 Kepala Sekolah Ketua
NIP .197505212014101003
2 USUP SUPIANDI Ketua Komite Wakil Ketua
HENDAYANA, S. Pd. SD
3 Pengawas Bina Nara Sumber
NIP.196905011992031006
YULIANTI, S. Pd
4 Guru Kelas 1 & 2 Anggota
NIP.198107082022212014
SUSANDI, S. Pd
5 Guru Kelas 3 & 4 Anggota
NIP.198508162021211001
SYARIF HIDAYATULLOH,S.Pd Guru PAIBP
6 Anggota
NIP.- Guru Kelas 4 & 6
Bersama-sama telah mengikuti Rapat Finalisasi Dokumen KSP SDN Gunungsari untuk
Tahun Pelajaran 2024/2025pada :
Hari : Senin
Tanggal : 8 Juli 2024
Pukul : 08.00 Wib
Rapat berjalan dengan lancar, aman, dan tertib sehingga sekolah dapat mendokumentasikan
Dokumen KSP SDN Gunungsari sesuai dengan prinsip dan mekanisme yang telah di tetapkan
Badan Standar Nasional Pendidikan. Demikian Berita Acara dibuat untuk diketahui dan
dipergunakan sebagaimana mestinya
Cikakak, 8 juli 2024
Kepala Sekolah,

HERI PERMANA S, S. Pd
NIP.197505212014101003

61
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI
SD NEGERI GUNUNGSARI
NPSN : 20203057 - NSS. 101020628012 - NIS. 100741
Alamat : Jl. Sangiang Km. 12 Kamp. Gunungsari RT. 001/003 Desa.Cileungsing Kec.Cikakak Kab. Sukabumi
e-Mail : sdngunungsari20203057@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH


SD NEGERI GUNUNGSARI KECAMATAN CIKAKAK
Nomor : 421.2/009/SDN- Gns/VII/2024
Tentang Pemberlakuan Kurikulum SD Negeri Gunungsari
Tahun Pelajaran 2024/2025

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa


Kepala SD Negeri Gunungsari Kecamatan Cikakak Kabupaten Sukabumi

Menimbang : Bahwa dalam rangka memperlancar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan
kegiatan lainnya yang berlaku di sekolah, perlu menetapkan Kurikulum
Operasional SD Negeri Gunungsari Tahun Pelajaran 2024/2025
Mengingat : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2023 Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru
5. Inpres No. 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental
6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2015 Tentang Pencegahan Tindak Kekerasan
7. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2016 Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru.
8. Peraturan Presiden nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2018 Tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan
Pengawas Sekolah
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2021 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-
Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas,
dan Sekolah Menengah Kejuruan.
12. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2023 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah

62
13. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2023 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak
Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
14. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2023 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang
Pendidikan Menengah
15. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2023 Tentang Standar Proses Pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan
Menengah
16. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 262/M/2023 Tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor 56/M/2023 Tentang
Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran
17. Kepmendikbudristek nomor 12 tahun 2024 tentang kurikulum merdeka
menjadi standar kurikulum nasional.
Memperhatikan : Hasil Rapat Finalisasi Tim Pengembang Kurikulum SD Negeri Gunungsari tanggal
5 Juli 2024

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Memberlakukan Kurikulum Merdeka Sebagai Kurikulum Oprasional SD Negeri
Gunungsari Tahun Pelajaran 2024/2025 dan sebagai Pedoman Kegiatan
Pembelajaran dan Pengelolaan Sekolah di SD Negeri Gunungsari untuk Tahun
Pelajaran 2024/2025
Kedua : Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan dalam melaksanakan tugas
kependidikan di SD Negeri Gunungsari diharuskan berpedoman pada Kurikulum
SD Negeri Gunungsari Tahun Pelajaran 2024/2025
Ketiga : Keputusan ini mulai berlaku tanggal 15 Juli 2024 , dan apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Cikakak
Pada tanggal : 15 Juli 2024
Kepala Sekolah,

HERI PERMANA S, S. Pd
NIP. 197505212014101003

63
NPSN : 20203057 - NSS. 101020628012 - NIS. 100741
Alamat : Jln. Sangiang Km. 12 Kamp. Gunungsari RT. 001/003 Kec. Cikakak Kab. Sukabumi-
e-mail : sdngunungsari20203057@gmail.com
TAHUN 2024

64
CAPAIAN PEMBELAJARAN UNTUK SD/MI PADA KURIKULUM MERDEKA

1. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DAN BUDI PEKERTI

A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti secara bertahap dan holistik diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik agar mantap secara spiritual, berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman
akan dasar-dasar agama Islam serta cara penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan agama Islam dan Budi Pekerti secara umum
harus mengarahkan peserta didik kepada (1) kecenderungan kepada kebaikan (al-ḥanīfiyyah), (2)
sikap memperkenankan (al-samḥah), (3) akhlak mulia (makārim al-akhlāq), dan (4) kasih sayang
untuk alam semesta (raḥmat li al-ālamīn). Dengan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,
dasar-dasar tersebut kemudian diterapkan oleh peserta didik dalam beriman dan bertakwa kepada
Allah Swt., menjaga diri, peduli atas kemanusiaan dan lingkungan alam. Deskripsi dari penerapan
ini akan tampak dalam beberapa elemen Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti terutama dalam
akhlak pribadi dan sosial, akidah, syari’at dan sejarah peradaban Islam.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti bisa menjadi pedoman bagi peserta didik dalam
menjaga diri dan menerapkan akhlak mulia setiap hari. Berbagai persoalan di masyarakat seperti
krisis akhlak, radikalisme dan krisis lingkungan hidup dan lain-lain mempunyai jawaban dalam
tradisi agama Islam. Dengan mempelajari dan menghayati Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, peserta didik mampu menghindari segala perubahan negatif yang terjadi di dunia sehingga
tidak mengganggu perkembangan dirinya baik dalam hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri,
sesama warga negara, sesama manusia, maupun alam semesta. Dengan konteks Indonesia pada
abad 21 yang semakin kompleks, pemahaman yang mendalam tentang agama sangat dibutuhkan,
terutama dalam menghormati dan menghargai perbedaan. Pelajaran agama tidak hanya membahas
hubungan manusia dengan Allah (ḥabl min Allāh), namun juga hubungan dengan diri sendiri,
sesama warga negara, sesama manusia (ḥabl min al-nās) dan alam semesta. Untuk itu, dibutuhkan
pendekatan yang beragam dalam proses belajar agama yang 33 tidak hanya berupa ceramah, namun
juga diskusi-interaktif, proses belajar yang bertumpu pada keingintahuan dan penemuan (inquiry
and discovery learning), proses belajar yang berpihak pada anak (studentcentered learning), proses
belajar yang berbasis pada pemecahan masalah (problem based learning), pembelajaran berbasis
proyek nyata dalam kehidupan (project based learning), dan proses belajar yang kolaboratif
(collaborative learning). Berbagai pendekatan ini memberi ruang bagi tumbuhnya keterampilan
yang berharga seperti budaya berpikir kritis, kecakapan berkomunikasi dan berkolaborasi, dan
menjadi peserta didik yang kreatif. Melalui muatan materi yang disajikannya dalam 5 (lima) elemen
keilmuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti antara lain alQuran dan hadis, akidah, akhlak,
fiqih, dan sejarah peradaban Islam, pelajaran agama Islam dapat berkontribusi dan menguatkan
terbentuknya profil pelajar pancasila sebagai pelajar sepanjang hayat (min al-mahdi ila al-laḥdi)
yang beriman dan bertakwa, serta berakhlak mulia, menyadari dirinya bagian dari penduduk dunia
dengan berkepribadian dan punya kompetensi global, mandiri, kreatif, kritis, dan bergotong royong

B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Pada praktiknya, pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ditujukan untuk:
1. Memberikan bimbingan kepada peserta didik agar mantap spiritual, berakhlak mulia, selalu
menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya;

65
2. Membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang memahami dengan baik prinsip-prinsip
agama Islam terkait akhlak mulia, akidah yang benar (‘aqīdah ṣaḥīḥah) berdasar paham ahlus
sunnah wal jamā`ah, syariat, dan perkembangan sejarah peradaban Islam, serta menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam hubungannya dengan sang pencipta, diri sendiri,
sesama warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan alamnya dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
3. membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berfikir
sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan;
4. mengkonstruksi kemampuan nalar kritis peserta didik dalam menganalisa perbedaan pendapat
sehingga berperilaku moderat (wasaṫiyyah) dan terhindar dari radikalisme ataupun liberalisme;
5. Membimbing peserta didik agar menyayangi lingkungan alam sekitarnya dan menumbuhkan
rasa tanggung jawabnya sebagai khalifah Allah di bumi. Dengan demikian dia aktif dalam
mewujudkan upaya-upaya melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya; dan
6. membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dengan demikian
dapat menguatkan persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah), persaudaraan seagama
(ukhuwwah Islāmiyyah), dan juga persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwwah
waṫaniyyah) dengan segenap kebinekaan agama, suku dan budayanya.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup elemen keilmuan yang meliputi (1) Al-
Qur’an-Hadis, (2) Akidah, (3) Akhlak, (4) Fikih, dan (5) Sejarah Peradaban Islam. Elemen-Elemen
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

Elemen-Elemen Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.


Elemen Deskripsi
Al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan kemampuan baca
Hadis dan tulis Al-Qur’an dan hadis dengan baik dan benar. Ia juga mengantar
peserta didik dalam memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti juga menekankan cinta dan penghargaan
tinggi kepada Al-Qur’an dan Hadis Nabi sebagai pedoman hidup utama
seorang muslim
Akidah Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan mengantarkan peserta didik
dalam mengenal Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, para Nabi dan
Rasul, serta memahami konsep tentang hari akhir serta qadā’ dan qadr.
Keimanan inilah yang kemudian menjadi landasan dalam melakukan amal
saleh, berakhlak mulia dan taat hukum.
Akhlak Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan keimanan. Akhlak
akan menjadi mahkota yang mewarnai keseluruhan elemen dalam
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Ilmu akhlak mengantarkan
peserta didik dalam memahami 35 Elemen Deskripsi pentingnya akhlak
mulia pribadi dan akhlak sosial, dan dalam membedakan antara perilaku baik
(maḥmūdah) dan tercela (mażmūmah). Dengan memahami perbedaan ini,
peserta didik bisa menyadari pentingnya menjauhkan diri dari perilaku
tercela dan mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia dalam kehidupan
sehari-hari baik dalam konteks pribadi maupun sosialnya. Peserta didik juga

66
akan memahami pentingnya melatih (riyāḍah), disiplin (tahżīb) dan upaya
sungguhsungguh dalam mengendalikan diri (mujāhadah). Dengan akhlak,
peserta didik menyadari bahwa landasan dari perilakunya, baik untuk Tuhan,
dirinya sendiri, sesama manusia dan alam sekitarnya adalah cinta
(maḥabbah). Pendidikan Akhlak juga mengarahkan mereka untuk
menghormati dan menghargai sesama manusia sehingga tidak ada kebencian
atau prasangka buruk atas perbedaan agama atau ras yang ada. Elemen
akhlak ini harus menjadi mahkota yang masuk pada semua topik bahasan
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, akhlak harus
menghiasai keseluruhan konten dan menjadi buah dari pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti .
Fikih Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih merupakan aturan hukun yang
berkaitan dengan perbuatan manusia dewasa (mukallaf) yang mencakup
ritual atau hubungan dengan Allah Swt. (‘ubudiyyah) dan kegiatan yang
berhubungan dengan sesama manusia (mu‘āmalah). Fikih mengulas berbagai
pemahaman mengenai tata cara pelaksanaan dan ketentuan hukum dalam
Islam serta implementasinya dalam ibadah dan mu‘āmala
Sejarah Menguraikan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia dalam
Peradaban Islam membangun peradaban dari masa ke masa. Pembelajaran Sejarah Peradaban
Islam (SPI) menekankan pada kemampuan mengambil hikmah dari sejarah
masa lalu, menganalisa pelbagai macam peristiwa dan menyerap berbagai
kebijaksanaan yang telah dipaparkan oleh para generasi terdahulu. Dengan
refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut, peserta didik mempunyai pijakan
historis dalam menghadapi permasalahan dan menghindari dari terulangnya
kesalahan untuk masa sekarang maupun masa depan. Aspek ini akan menjadi
keteladanaan (‘ibrah) dan menjadi inspirasi generasi penerus bangsa dalam
menyikap dan menyelesaikan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi,
iptek, seni, dan lain-lain dalam rangka membangun peradaban di zamannya

1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)

Pada akhir Fase A, pada elemen Al-Qur’an-Hadis peserta didik dapat mengenal huruf
hijaiah dan harakatnya, huruf hijaiah bersambung, dan mampu membaca surah-surah pendek Al-
Qur’an dengan baik. Dalam elemen akidah, peserta didik mengenal rukun iman, iman kepada Allah
melalui nama-namanya yang agung (asmaulhusna) dan mengenal para malaikat dan tugas yang
diembannya. Pada elemen akhlak, peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam
kehidupan sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun sesama
manusia, terutama orang tua dan guru. Peserta didik juga memahami pentingnya tradisi memberi
dalam ajaran agama Islam. Mereka mulai mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya.
Peserta didik juga terbiasa percaya diri mengungkapkan pendapat pribadinya dan belajar
menghargai pendapat yang berbeda. Peserta didik juga terbiasa melaksanakan tugas kelompok serta
memahami pentingnya mengenali kekurangan diri dan kelebihan temannya demi terwujudnya
suasana saling mendukung satu sama lain. Dalam elemen fikih, peserta didik dapat mengenal rukun
Islam dan kalimah syahadatain, menerapkan tata cara bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir dan
berdoa setelah salat. Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu menceritakan
secara sederhana kisah beberapa nabi yang wajib diimani.

67
Fase A Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan kemampuan
Hadis mengenal huruf hijaiah dan harakatnya, huruf hijaiah bersambung, dan
kemampuan membaca surahsurah pendek Al-Qur’an dengan baik
Akidah Peserta didik mengenal rukun iman kepada Allah melalui nama-namanya
yang agung (asmaulhusna) dan mengenal para malaikat dan tugas yang
diembannya.
Akhlak Peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam kehidupan
sehari-hari dalam ungkapan-ungkapan positif baik untuk dirinya maupun
sesama manusia, terutama orang tua dan guru. Peserta didik juga
memahami pentingnya tradisi memberi dalam ajaran agama 37 Elemen
Capaian Pembelajaran Islam. Mereka mulai mengenal norma yang ada di
lingkungan sekitarnya. Peserta didik juga terbiasa percaya diri
mengungkapkan pendapat pribadinya dan belajar menghargai pendapat
yang berbeda. Peserta didik juga terbiasa melaksanakan tugas kelompok
serta memahami pentingnya mengenali kekurangan diri dan kelebihan
temannya demi terwujudnya suasana saling mendukung satu sama lain
Fikih Peserta didik mampu mengenal rukun Islam dan kalimah syahadatain,
menerapkan tata cara bersuci, salat fardu, azan, ikamah, zikir dan berdoa
setelah salat.
Sejarah Peserta didik mampu menceritakan secara sederhana kisah beberapa nabi
Peradaban Islam yang wajib diimani.

2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir Fase B, pada elemen Al-Qur’an Hadis peserta didik mampu membaca surah-
surah pendek atau ayat Al-Qur’an dan menjelaskan pesan pokoknya dengan baik. Peserta didik
mengenal hadis tentang kewajiban salat dan menjaga hubungan baik dengan sesama serta mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada elemen akidah peserta didik memahami sifat-sifat
bagi Allah, beberapa asmaulhusna, mengenal kitab-kitab Allah, para nabi dan rasul Allah yang
wajib diimani. Pada elemen akhlak, peserta didik menghormati dan berbakti kepada orang tua dan
guru, dan menyampaikan ungkapan-ungkapan positif (kalimah ṫayyibah) dalam keseharian. Peserta
didik memahami arti keragaman sebagai sebuah ketentuan dari Allah Swt. (sunnatullāh). Peserta
didik mengenal norma yang ada di lingkungan sekitarnya dan lingkungan yang lebih luas, percaya
diri mengungkapkan pendapat pribadi, memahami pentingnya musyawarah untuk mencapai
kesepakatan dan pentingnya persatuan. Pada elemen fikih, peserta didik dapat melaksanakan puasa,
salat Kamis dan salat sunah dengan baik, memahami konsep balig dan tanggung jawab yang
menyertainya (taklīf). Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu menceritakan
kondisi Arab pra Islam, masa kanak-kanak dan remaja Nabi Muhammad saw. hingga diutus
menjadi rasul, berdakwah, hijrah dan membangun Kota Madinah. 38

Fase B berdasarkan elemen


Elemen Capaian Pembelajaran
Al-Qur’an Peserta didik mampu membaca surah-surah pendek atau ayat Al-Qur’an dan
68
dan Hadis menjelaskan pesan pokoknya dengan baik. Peserta didik mengenal hadis
tentang kewajiban salat dan menjaga hubungan baik dengan sesama serta
mampu menerapkan dalam kehidupan seharihari
Akidah Peserta didik memahami sifat-sifat bagi Allah, beberapa asmaulhusna,
mengenal kitab-kitab Allah, para nabi dan rasul Allah yang wajib diimani.
Akhlak Pada elemen akhlak, peserta didik menghormati dan berbakti kepada orang tua
dan guru, dan menyampaikan ungkapan-ungkapan positif (kalimah ṫayyibah)
dalam keseharian. Peserta didik memahami arti keragaman sebagai sebuah
ketentuan dari Allah Swt. (sunnatullāh). Peserta didik mengenal norma yang
ada di lingkungan sekitarnya dan lingkungan yang lebih luas, percaya diri
mengungkapkan pendapat pribadi, memahami pentingnya musyawarah untuk
mencapai kesepakatan dan pentingnya persatuan
Fikih Pada elemen fikih, peserta didik dapat melaksanakan puasa, salat Kamis dan
salat sunah dengan baik, memahami konsep balig dan tanggung jawab yang
menyertainya (taklīf).
Sejarah Dalam pemahamannya tentang sejarah, peserta didik mampu menceritakan
Peradaban kondisi Arab pra Islam, masa kanak-kanak dan remaja Nabi Muhammad saw.
Islam hingga diutus menjadi rasul, berdakwah, hijrah dan membangun Kota Madinah.

3. Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir Fase C, pada elemen Al-Qur’an Hadis peserta didik mampu membaca,
menghafal, menulis, dan memahami pesan pokok surah-surah pendek dan ayat Al-Qur’an tentang
keragaman dengan baik dan benar. Pada elemen akidah, peserta didik dapat mengenal Allah melalui
asmaulhusna, memahami keniscayaan peritiwa hari akhir, qadāʾ dan qadr. Pada elemen akhlak,
peserta didik mengenal dialog antar agama dan kepercayaan dan menyadari peluang dan tantangan
yang bisa muncul dari keragaman di Indonesia. Peserta didik memahami arti ideologi secara
sederhana dan pandangan hidup dan memahami pentingnya menjaga kesatuan atas keberagaman.
Peserta didik juga memahami pentingnya introspeksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik
setiap harinya. Peserta 39 didik memahami pentingnya pendapat yang logis, menerima perbedaan
pendapat, dan menemukan titik kesamaan (kalimah sawā’) untuk mewujudkan persatuan dan
kerukunan. Peserta didik memahami peran manusia sebagai khalifah Allah di bumi untuk
menebarkan kasih sayang dan tidak membuat kerusakan di muka bumi. Pada elemen fikih, peserta
didik mampu memahami zakat, infak, sedekah dan hadiah, memahami ketentuan haji, halal dan
haram serta mempraktikkan puasa sunnah. Pada elemen sejarah, peserta didik menghayati ibrah
dari kisah Nabi Muhammad saw. di masa separuh akhir kerasulannya serta kisah al-khulafā al-
rāsyidūn.

Fase C Berdasarkan Elemen


Elemen Capaian Pembelajaran
Al-Qur’an Peserta didik mampu membaca, menghafal, menulis, dan memahami pesan
dan Hadis pokok surahsurah pendek dan ayat Al-Qur’an tentang keragaman dengan baik
dan benar.
Akidah Peserta didik dapat mengenal Allah melalui asmaulhusna, memahami
keniscayaan peritiwa hari akhir, qadāʾ dan qadr.
Akhlak Peserta didik mengenal dialog antar agama dan kepercayaan dan menyadari
peluang dan tantangan yang bisa muncul dari keragaman di Indonesia. Peserta

69
didik memahami arti ideologi secara sederhana dan pandangan hidup dan
memahami pentingnya menjaga kesatuan atas keberagaman. Peserta didik juga
memahami pentingnya introspeksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik
setiap harinya. Peserta didik memahami pentingnya pendapat yang logis,
menerima perbedaan pendapat, dan menemukan titik kesamaan (kalimah sawāʾ)
untuk mewujudkan persatuan dan kerukunan. Peserta didik memahami peran
manusia sebagai khalifah Allah di bumi untuk menebarkan kasih sayang dan
tidak membuat kerusakan di muka bumi
Fikih Pada elemen fikih, peserta didik mampu memahami zakat, infak, sedekah dan
hadiah, memahami ketentuan haji, halal dan haram serta mempraktikkan puasa
sunnah.
Sejarah Pada elemen sejarah, peserta didik menghayati ibrah dari kisah Nabi
Peradaban Muhammad saw. di masa separuh akhir kerasulannya serta kisah alkhulafā al-
Islam rāsyidūn

2. CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


A. Rasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kemampuan berbahasa, bersastra, dan berpikir merupakan fondasi dari kemampuan literasi.
Semua bidang kajian, bidang kehidupan, dan tujuan-tujuan sosial menggunakan kemampuan
literasi. Literasi menjadi kemampuan sangat penting yang digunakan untuk bekerja dan belajar
sepanjang hayat. Dengan demikian, pembelajaran bahasa Indonesia merupakan pembelajaran
literasi untuk berbagai tujuan berkomunikasi dalam konteks sosial budaya Indonesia. Kemampuan
literasi dikembangkan ke dalam pembelajaran menyimak, membaca dan memirsa, menulis,
berbicara, dan mempresentasikan untuk berbagai tujuan berbasis genre yang terkait dengan
penggunaan bahasa dalam kehidupan. Setiap genre memiliki tipe teks yang didasarkan pada alur
pikir—struktur—khas teks tertentu. Tipe teks merupakan alur pikir yang dapat mengoptimalkan
penggunaan bahasa untuk bekerja dan belajar sepanjang hayat.

B. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan:
1. Akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun;
2. sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara
Republik Indonesia;
3. kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio,
audiovisual) untuk berbagai tujuan (genre) dan konteks;
4. kemampuan literasi (berbahasa, bersastra, dan bernalar kritiskreatif) dalam belajar dan bekerja;
5. kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap, mandiri, bergotong royong,
dan bertanggung jawab;
6. kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya; dan
7. kepedulian untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia dan dunia yang demokratis dan
berkeadilan.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar dan bekerja karena
berfokus pada kemampuan literasi (berbahasa dan berpikir). Kemampuan literasi menjadi indikator
kemajuan dan perkembangan anak-anak Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia membina dan
mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai komunikator, pemikir kritis-kreatif-

70
imajinatif dan warga negara Indonesia yang menguasai literasi digital dan informasional.
Pembelajaran Bahasa Indonesia membina dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan
literasi dalam semua peristiwa komunikasi yang mendukung keberhasilan dalam pendidikan dan
dunia kerja
1. Mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup kemampuan reseptif (menyimak, membaca dan
memirsa) dan kemampuan produktif (berbicara dan mempresentasikan, menulis).
2. Mata pelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis genre melalui
pemanfaatan beragam tipe teks dan teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio, audiovisual).
Model pembelajaran menggunakan pedagogi genre, yaitu: penjelasan untuk membangun
konteks (explaining, building the context), pemodelan (modelling), pembimbingan (joint
construction), dan pemandirian (independent construction); serta kegiatan yang mendorong
peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif dalam proses pembelajaran.
3. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dibelajarkan untuk meningkatkan:
a. kecakapan hidup peserta didik dalam mengelola diri dan lingkungan;
b. kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap lingkungan alam, sosial, dan budaya.

Area Pembelajaran kemampuan Kemampuan Sub


Reseptif Menyimak
Membaca dan memirsa
Bahasa
Berbicara dan mempresentasikan
Produktif
Menulis

Pengertian kemampuan berbahasa diuraikan sebagai berikut


Elemen Deskripsi
Menyimak adalah kemampuan peserta didik menerima, memahami, dan
memaknai informasi yang didengar dengan sikap yang baik agar dapat
menanggapi mitra tutur. Proses yang terjadi dalam menyimak mencakup
kegiatan seperti mendengarkan dengan konsentrasi, mengidentifikasi,
Menyimak memahami pendapat, menginterpretasi tuturan bahasa, dan memaknainya
berdasarkan konteks yang melatari tuturan tersebut. Komponen-komponen
yang dapat dikembangkan dalam menyimak di antaranya kepekaan terhadap
bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna,
dan metakognisi
Membaca adalah kemampuan peserta didik untuk memahami, memaknai,
menginterpretasi, dan merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya
untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan potensinya.
Memirsa merupakan kemampuan peserta didik untuk memahami, memaknai,
Membaca dan menginterpretasi, dan merefleksi sajian cetak, visual dan/atau audiovisual
Memirsa sesuai tujuan dan kepentingannya untuk mengembangkan sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan potensinya. Komponenkomponen yang
dapat dikembangkan dalam membaca dan memirsa di antaranya kepekaan
terhadap fonem, huruf, sistem isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata
bahasa), makna, dan metakognisi.
Berbicara dan Berbicara adalah kemampuan peserta didik untuk menyampaikan gagasan,
Mempresentasika tanggapan, dan perasaan dalam bentuk lisan dengan santun.
n Mempresentasikan merupakan kemampuan memaparkan gagasan atau
71
tanggapan secara fasih, akurat, bertanggung jawab, mengajukan dan/atau
menanggapi pertanyaan/pernyataan , dan/atau menyampaikan perasaan
secara lisan sesuai konteks dengan cara yang komunikatif dan santun melalui
beragam media (visual, digital, audio, dan audiovisual). Komponen-
komponen yang dapat dikembangkan dalam berbicara dan
mempresentasikan di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem
isyarat, kosakata, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi.
Menulis adalah kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan
perasaan dalam bentuk tulis secara fasih, akurat, bertanggung jawab,
dan/atau menyampaikan perasaan sesuai konteks. Komponen-komponen
Menulis
yang dapat dikembangkan dalam menulis di antaranya penggunaan ejaan,
kosakata, kalimat, paragraf, struktur bahasa , makna, dan metakognisi dalam
beragam jenis teks.

1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)


Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar, sesuai
dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa di sekitar tentang diri dan lingkungannya.
Peserta didik menunjukkan minat serta mampu memahami dan menyampaikan pesan;
mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi sederhana
dalam interaksi antarpribadi serta di depan banyak pendengar secara santun. Peserta didik mampu
meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan
topik yang beragam. Peserta didik juga mulai mampu mengungkapkan gagasannya secara lisan dan
tulisan dengan sikap yang baik menggunakan kata-kata yang dikenalinya seharihar

Fase A Berdasarkan Elemen.


Elemen Deskripsi
Peserta didik mampu bersikap menjadi pendengar yang penuh perhatian.
Peserta didik menunjukkan minat pada tuturan yang didengar serta mampu
Menyimak memahami pesan lisan dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang
dibacakan dan/atau didengar), instruksi lisan, dan percakapan yang berkaitan
dengan tujuan berkomunikasi.
Peserta didik mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang
menunjukkan minat terhadap teks yang dibaca atau dipirsa. Peserta didik
mampu membaca kata-kata yang dikenalinya sehari-hari dengan fasih. Peserta
Membaca dan
didik mampu memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa
Memirsa
tentang diri dan lingkungan, narasi imajinatif, dan puisi anak. Peserta didik
mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan yang
dipirsa dengan bantuan ilustrasi.3
Peserta didik mampu berbicara dengan santun tentang beragam topik yang
dikenali menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Peserta
didik mampu merespons dengan bertanya tentang sesuatu, menjawab, dan
Berbicara dan
menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan baik
Mempresentasi
dan santun dalam suatu percakapan. Peserta didik mampu mengungkapkan
kan
gagasan secara lisan dengan atau tanpa bantuan gambar/ilustrasi. Peserta didik
mampu menceritakan kembali suatu isi informasi yang dibaca atau didengar;
dan menceritakan kembali teks narasi yang dibacakan atau dibaca dengan topik
72
diri dan lingkungan.
Peserta didik mampu menunjukkan keterampilan menulis permulaan dengan
benar (cara memegang alat tulis, jarak mata dengan buku, menebalkan
garis/huruf, dll.) di atas kertas dan/atau melalui media digital. Peserta didik
mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik. Peserta didik mampu
Menulis
menulis teks deskripsi dengan beberapa kalimat sederhana, menulis teks rekon
tentang pengalaman diri, menulis kembali narasi berdasarkan teks fiksi yang
dibaca atau didengar, menulis teks prosedur tentang kehidupan sehari-hari, dan
menulis teks eksposisi tentang kehidupan seharihari..

2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A)


Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar, sesuai
dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa tentang hal-hal menarik di lingkungan
sekitarnya. Peserta didik menunjukkan minat terhadap teks, mampu memahami dan menyampaikan
gagasan dari teks informatif, serta mampu 7 mengungkapkan gagasan dalam kerja kelompok dan
diskusi, serta memaparkan pendapatnya secara lisan dan tertulis. Peserta didik mampu
meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan
topik yang beragam. Peserta didik mampu membaca dengan fasih dan lancar.
Fase B Berdasarkan Elemen
Elemen Deskripsi
suatu pesan lisan, informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan
dan/atau didengar), dan instruksi lisan yang berkaitan dengan tujuan
Menyimak
berkomunikasi. Peserta didik mampu memahami dan memaknai teks narasi
yang dibacakan atau dari media audio.
Peserta didik mampu memahami pesan dan informasi tentang kehidupan
sehari-hari, teks narasi, dan puisi anak dalam bentuk cetak atau elektronik.
Peserta didik mampu membaca kata-kata baru dengan pola kombinasi huruf
Membaca dan yang telah dikenalinya dengan fasih. Peserta didik mampu memahami ide
Memirsa pokok dan ide pendukung pada teks informatif. Peserta didik mampu
menjelaskan hal-hal yang dihadapi oleh tokoh cerita pada teks narasi. Peserta
didik mampu memaknai kosakata baru dari teks yang dibaca atau tayangan
yang dipirsa sesuai dengan topik.
Peserta didik mampu berbicara dengan pilihan kata dan sikap tubuh/gestur
yang santun, menggunakan volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks.
Peserta didik mengajukan dan menanggapi pertanyaan, jawaban, pernyataan,
Berbicara dan
penjelasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan aktif. Peserta didik
Mempresentasik
mampu mengungkapkan gagasan dalam suatu percakapan dan diskusi dengan
an
mematuhi tata caranya. Peserta didik mampu menceritakan kembali suatu
informasi yang dibaca atau didengar dari teks narasi dengan topik yang
beraneka ragam..
Peserta didik mampu menulis teks narasi, teks deskripsi, teks rekon, teks
prosedur, dan teks eksposisi dengan rangkaian kalimat yang beragam,
Menulis
informasi yang rinci dan akurat dengan topik yang beragam. Peserta didik
terampil menulis tegak bersambung

3. Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir fase C, peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
73
bernalar sesuai dengan tujuan dan konteks sosial. Peserta didik menunjukkan minat terhadap teks,
mampu memahami, mengolah, dan menginterpretasi informasi dan pesan dari paparan lisan dan
tulis tentang topik yang dikenali dalam teks narasi dan informatif. 8 Peserta didik mampu
menanggapi dan mempresentasikan informasi yang dipaparkan; berpartisipasi aktif dalam diskusi;
menuliskan tanggapannya terhadap bacaan menggunakan pengalaman dan pengetahuannya;
menulis teks untuk menyampaikan pengamatan dan pengalamannya dengan lebih terstruktur.
Peserta didik memiliki kebiasaan membaca untuk hiburan, menambah pengetahuan, dan
keterampilan.

Fase C Berdasarkan Elemen.


Elemen Deskripsi
Peserta didik mampu menganalisis informasi berupa fakta, prosedur dengan
mengidentifikasikan ciri objek dan urutan proses kejadian dan nilai-nilai dari
Menyimak
berbagai jenis teks informatif dan fiksi yang disajikan dalam bentuk lisan,
teks aural (teks yang dibacakan dan/atau didengar) dan audio..
Peserta didik mampu membaca kata-kata dengan berbagai pola kombinasi
huruf dengan fasih dan indah serta memahami informasi dan kosakata baru
yang memiliki makna denotatif, literal, konotatif, dan kiasan untuk
Membaca dan
mengidentifikasi objek, fenomena, dan karakter. Peserta didik mampu
Memirsa
mengidentifikasi ide pokok dari teks deskripsi, narasi dan eksposisi, serta
nilai-nilai yang terkandung dalam teks sastra (prosa dan pantun, puisi) dari
teks dan/atau audiovisual.
Peserta didik mampu menyampaikan informasi secara lisan untuk tujuan
menghibur dan meyakinkan mitra tutur sesuai kaidah dan konteks.
Menggunakan kosakata baru yang memiliki makna denotatif, konotatif, dan
kiasan; pilihan kata yang tepat sesuai dengan norma budaya; menyampaikan
Berbicara dan
informasi dengan fasih dan santun. Peserta didik menyampaikan perasaan
Mempresentasika
berdasarkan fakta, imajinasi (dari diri sendiri dan orang lain) secara indah
n
dan menarik dalam bentuk prosa dan puisi dengan penggunaan kosakata
secara kreatif. Peserta didik mempresentasikan gagasan, hasil pengamatan,
dan pengalaman dengan logis, sistematis, efektif, kreatif, dan kritis;
mempresentasikan imajinasi secara kreatif.
Peserta didik mampu menulis teks eksplanasi, laporan, dan eksposisi
persuasif dari gagasan, hasil pengamatan, pengalaman, dan imajinasi;
menjelaskan hubungan kausalitas, serta menuangkan hasil pengamatan untuk
meyakinkan pembaca. Peserta didik mampu menggunakan kaidah
Menulis kebahasaan dan kesastraan untuk menulis teks sesuai dengan konteks dan
norma budaya; menggunakan kosakata baru yang memiliki makna denotatif,
konotatif, dan kiasan. Peserta didik menyampaikan perasaan berdasarkan
fakta, imajinasi (dari diri sendiri dan orang lain) secara indah dan menarik
dalam bentuk prosa dan puisi

1. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA


A. RASIONAL
Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuh kembangkan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila sesuai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
74
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pancasila adalah dasar negara, ideologi, dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah-mufakat, dan
keadilan adalah nilai-nilai yang harus ditumbuhkembangkan dan diinternalisasikan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai itu kemudian ditetapkan sebagai
norma dasar atau grundnorm Indonesia dan diberi nama Pancasila, sehingga menjadi landasan
filosofis bagi pengembangan seluruh aturan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai dasar
negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila semestinya mewujud
dalam setiap sikap dan perbuatan segenap warga negara Indonesia. Keterwujudan dalam sikap dan
perbuatan tersebut akan dapat mengantarkan seluruh bangsa pada kehidupan yang adil makmur
sebagaimana cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia. Gambaran ideal cita-cita bangsa tersebut
masih jauh dari terwujud walaupun negara Indonesia telah menempuh perjalanan lebih dari tiga
perempat abad. Masih banyak tantangan yang harus diatasi baik dalam kehidupan bermasyarakat
maupun berbangsa dan bernegara.

B. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA


Setelah mempelajari Pendidikan Pancasila, peserta didik mampu:
1. Berakhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
melalui sikap mencintai sesama manusia, mencintai negara dan lingkungannya untuk
mewujudkan persatuan dan keadilan sosial;
2. Memahami makna dan nilai-nilai Pancasila, serta proses perumusannya sebagai dasar negara,
ideologi, dan pandangan hidup bangsa, serta mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari;
3. Menganalisis konstitusi dan norma yang berlaku, serta menyelaraskan hak dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di tengah-tengah masyarakat global
4. Memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berbineka, serta mampu
bersikap adil dan tidak membeda-bedakan jenis kelamin, SARA (Suku Agama, Ras,
Antargolongan), status sosialekonomi, dan penyandang disabilitas;
5. Menganalisis karakteristik bangsa Indonesia dan kearifan lokal masyarakat sekitarnya, dengan
kesadaran dan komitmen untuk menjaga lingkungan, mempertahankan keutuhan wilayah
NKRI, serta berperan aktif dalam kancah global.

C. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN PANCASILA


1. Wahana pengembangan pendidikan Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan dengan untuk
mewujudkan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab dalam rangka membangun
peradaban bangsa Indonesia;
2. Wahana edukatif dalam pengembangan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. Wahana untuk mempraktikkan perilaku gotong royong, kekeluargaan, dan keadilan sosial yang
dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka
Bhinneka Tunggal Ika; 21
4. Berorientasi pada penumbuhkembangan karakter peserta didik untuk menjadi warga negara
yang cerdas dan baik serta memiliki wawasan kebangsaan yang menekankan harmonisasi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan;
5. Berorientasi pada pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik untuk menjadi pemimpin

75
bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggung
jawab.

D. ELEMEN PENDIDIKAN PANCASILA


Pendidikan Pancasila memiliki empat elemen kunci beserta cakupan/substansinya,
No Elemen Deskripsi Elemen
1 Pancasila Mengkaji Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup
bangsa. Mengkaji nilai-nilai Pancasila, proses perumusan Pancasila,
implementasi Pancasila dari masa ke masa, serta reaktualisasi nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan keseharian. Penerapan nilai-nilai
Pancasila secara kolektif dalam beragam kegiatan kelompok dengan
membangun kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Mengembangkan
potensi sebagai kualitas personal yang bermanfaat dalam kehidupannya,
memberi bantuan yang dianggap penting dan berharga kepada orang-orang
yang membutuhkan di masyarakat yang lebih luas dalam konteks
Indonesia dan kehidupan global.
2 Undang- Mengkaji konstitusi dan perwujudan norma yang berlaku mulai dari
Undang lingkup terkecil (keluarga, dan masyarakat) sampai pada lingkup negara
Dasar Negara dan global sehingga dapat mengetahui dan mempraktikkan hak dan
Republik kewajibannya baik sebagai manusia, bangsa Indonesia maupun sebagai
Indonesia warga negara Indonesia dan dunia, termasuk menyuarakan secara kritis
Tahun 1945 terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Mempraktikkan sistem
musyawarah dari lingkup kelas, sekolah, dan keluarga. Menyadari dan
menjadikan musyawarah sebagai pilihan penting dalam mengambil
keputusan, menjaga persatuan, dan kehidupan yang demokratis. Peserta
didik dapat menganalisis konstitusi, hubungan antarregulasi yang berlaku
sehingga segala peraturan perundang-undangan dapat diterapkan secara
kontekstual dan aktual.
3 Bhinneka Mengenali dan menunjukkan rasa bangga terhadap jati dirinya sebagai
Tunggal Ika anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila, sikap hormat kepada bangsa
yang beragam, serta memahami dirinya menjadi bagian dari warga negara
dunia. Peserta didik dapat menanggapi secara memadai terhadap kondisi
dan keadaan yang ada di lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan
kondisi dan keadaan yang lebih baik. Peserta didik juga menerima adanya
kebinekaan bangsa Indonesia, baik dari segi suku, ras, bahasa, agama dan
kelompok sosial. Terhadap kebinekaan tersebut, peserta didik dapat
bersikap adil dan menyadari bahwa dirinya setara yang lain, sehingga ia
tidak membeda-bedakan jenis kelamin dan SARA. Terhadap kebinekaan
itu, peserta didik juga dapat memiliki sikap tenggang rasa, penghargaan,
toleransi dan cinta damai sebagai bagian dari jati diri bangsa yang perlu
dilestarikan. Peserta didik secara aktif mempromosikan kebinekaan,
mempertautkan kearifan lokal dengan budaya global, serta mendahulukan
produk dalam negeri.
4 Negara Mengkaji karakteristik bangsa, kearifan lokal, mengenali bahwa dirinya
Kesatuan adalah bagian dari lingkungan sekitarnya, sehingga muncul kesadaran
Republik untuk menjaga lingkungan sekitarnya agar tetap nyaman dihuni. Bermula
76
Indonesia dari kepedulian untuk mempertahankan lingkungan sekitarnya yang
nyaman tersebut, peserta didik dapat mengembangkan ke dalam skala yang
lebih besar, yaitu negara, sehingga dapat berperan dalam mempertahankan
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menumbuh
kembangkan jiwa kebangsaan akan hak dan kewajiban bela negara sebagai
suatu kehormatan dan kebanggaan.Peserta didik dapat mengkaji secara
nalar dan kritis sebagai bagian dari sistem keamanan dan pertahanan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta berperan aktif dalam kancah
global.

E. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA SETIAP FASE


1. FASE A (umumnya kelas 1 dan 2 SD/MI/Program Paket A)
Pada fase ini, peserta didik mampu: Mengenal dan menceritakan simbol dan sila-sila
Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila; mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan
antara simbol dan sila dalam lambang negara Garuda 23 Pancasila; menerapkan nilai-nilai
Pancasila di lingkungan keluarga dan sekolah; mengenal aturan di lingkungan keluarga dan sekola;
menceritakan contoh sikap mematuhi dan tidak mematuhi aturan di keluarga dan sekolah;
menunjukkan perilaku mematuhi aturan di keluarga dan sekolah. Menyebutkan identitas dirinya
sesuai dengan jenis kelamin, ciri-ciri fisik, dan hobinya; menyebutkan identitas diri (fisik dan non
fisik) keluarga dan teman-temannya di lingkungan rumah dan di sekolah; menceritakan dan
menghargai perbedaan baik fisik (contoh : warna kulit, jenis rambut, dll) maupun nonfisik (contoh:
miskin, kaya, dll) keluarga dan teman-temannya di lingkungan rumah dan sekolah.
Mengidentifikasi dan menceritakan bentuk kerja sama dalam keberagaman di lingkungan keluarga
dan sekolah; mengenal ciri-ciri fisik lingkungan keluarga dan sekolah, sebagai bagian tidak
terpisahkan dari wilayah NKRI; dan menyebutkan contoh sikap dan perilaku menjaga lingkungan
sekitar serta mempraktikkannya di lingkungan keluarga dan sekolah.
FASE A Capaian Berdasarkan Elemen
Elemen Deskripsi Elemen
Pancasila Peserta didik mampu mengenal dan menceritakan simbol dan sila-sila
Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila. Peserta didik mampu
mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan antara simbol dan sila dalam
lambang negara Garuda Pancasila. Peserta didik mampu menerapkan
nilainilai Pancasila di lingkungan keluarga dan sekolah
Undang-Undang Peserta didik mampu mengenal aturan di lingkungan keluarga dan sekolah.
Dasar Negara Peserta didik mampu menceritakan contoh sikap mematuhi dan tidak
Republik mematuhi aturan di keluarga dan sekolah. Peserta didik mampu menunjukkan
Indonesia Tahun perilaku mematuhi aturan di keluarga dan sekolah..
1945
Bhinneka Peserta didik mampu menyebutkan identitas dirinya sesuai dengan jenis
Tunggal Ika kelamin, ciri-ciri fisik, dan hobinya. Peserta didik mampu menyebutkan
identitas diri (fisik dan non fisik) keluarga dan temantemannya di lingkungan
rumah dan di sekolah. Peserta didik mampu menceritakan dan menghargai
perbedaan baik fisik (contoh : warna kulit, jenis rambut, dll) maupun nonfisik
(contoh : miskin, kaya, dll) keluarga dan teman-temannya di lingkungan
rumah dan sekolah..
Negara Kesatuan Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menceritakan bentuk kerja sama
Republik dalam keberagaman di lingkungan keluarga dan sekolah. Peserta didik
77
Indonesia mampu mengenal ciri-ciri fisik lingkungan keluarga dan sekolah, sebagai
bagian tidak terpisahkan dari

2. FASE B (umumnya kelas 3 dan 4 SD/MI/Program Paket A)


Pada fase ini, peserta didik mampu: Memahami dan menjelaskan makna sila-sila Pancasila
serta menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari; menerapkan nilai-
nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat; mengidentifikasi aturan di
keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar tempat tinggal serta melaksanakannya dengan bimbingan
orang tua dan guru; mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi hak dan kewajiban sebagai
anggota keluarga dan sebagai warga sekolah; dan melaksanakan kewajiban dan hak sebagai
anggota keluarga dan sebagai warga sekolah.

Capaian Berdasarkan Elemen FASE B


Elemen Deskripsi Elemen
Pancasila eserta didik mampu memahami dan menjelaskan makna sila-sila Pancasila serta
menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan seharihari
sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik. Peserta didik mampu
menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Undang- Peserta didik mampu mengidentifikasi aturan di keluarga, sekolah, dan
Undang Dasar lingkungan sekitar tempat tinggal serta melaksanakannya dengan bimbingan
Negara orang tua dan guru. Peserta didik mampumengidentifikasi dan menyajikan hasil
Republik identifikasi hak dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai warga
Indonesia sekolah. Peserta didik melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota
Tahun 1945 keluarga dan sebagai warga sekolah...
Bhinneka Peserta didik mampu menjelaskan identitas diri, keluarga, dan teman-temannya
Tunggal Ika sesuai budaya, minat, dan perilakunya. Peserta didik mampu mengenali dan
menyebutkan identitas diri (fisik dan non-fisik) orang di lingkungan sekitarnya.
Peserta didik mampu menghargai perbedaan karakteristik baik fisik (contoh :
warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik (contoh : miskin, kaya, dll)
orang di lingkungan sekitar. Peserta didik mampu menghargai kebinekaan suku
bangsa, sosial budaya, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika...
Negara Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menyajikan berbagai bentuk
Kesatuan keberagaman suku bangsa, sosial budaya di lingkungan sekitar. Peserta didik
Republik mampu memahami lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan)
Indonesia sebagai bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI. Peserta didik mampu
menampilkan sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku
bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.

3. FASE C (umumnya kelas 5 dan 6 SD/MI/Program Paket A)


Pada fase ini, peserta didik mampu: Memahami dan menyajikan hubungan antarsila dalam
Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh; mengidentifikasi dan menyajikan makna nilai-nilai
Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara; menerapkan nilai-nilai Pancasila di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat; menganalisis dan menyajikan hasil analisis bentuk-
bentuk sederhana norma, aturan, hak, dan kewajiban dalam kedudukannya sebagai anggota
keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat; menganalisis secara sederhana dan
menyajikan hasil analisis pelaksanaan norma, aturan, hak, dan kewajiban sebagai anggota keluarga,
78
dan warga sekolah; melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan
bagian dari masyarakat; dan mempraktikkan membuat kesepakatan dan aturan bersama serta

Capaian Berdasarkan Elemen FASE C


Elemen Deskripsi Elemen
Pancasila Peserta didik mampu memahami dan menyajikan hubungan antarsila dalam
Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh. Peserta didik mampu
mengidentifikasi dan menyajikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan
hidup berbangsa dan bernegara. Peserta didik mampu menerapkan nilainilai
Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat..
Undang-Undang Peserta didik mampu menganalisis dan menyajikan hasil analisis bentuk-bentuk
Dasar Negara sederhana norma, aturan, hak, dan kewajiban dalam kedudukannya sebagai
Republik anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat. Peserta didik
Indonesia Tahun mampu menganalisis secara sederhana dan menyajikan hasil analisis
1945 pelaksanaan norma, aturan, hak, dan kewajiban sebagai anggota keluarga, dan
warga sekolah. Peserta didik melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota
keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat. Peserta didik mampu
mempraktikkan membuat kesepakatan dan aturan bersama serta menaatinya
dalam kehidupan sehari-hari di keluarga dan di sekolah.
Bhinneka Peserta didik mampu menganalisis, menyajikan hasil analisis, menghormati,
Tunggal Ika menjaga, dan melestarikan keragaman budaya dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika di lingkungan sekitarnya....
Negara Kesatuan Peserta didik mampu mengenal wilayahnya dalam konteks kabupaten/kota,
Republik provinsi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah NKRI. Peserta
Indonesia didik mampu membangun kebersamaan, persatuan, dan berkontribusi
menciptakan kenyamanan di sekolah dan lingkungan sekitar.

4. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA


A. Rasional Mata Pelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu atau pengetahuan tentang belajar atau berpikir logis yang
sangat dibutuhkan manusia untuk hidup yang mendasari perkembangan teknologi modern.
Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir
manusia. Matematika dipandang sebagai materi pembelajaran yang harus dipahami sekaligus
sebagai alat konseptual untuk mengonstruksi dan merekonstruksi materi tersebut, mengasah, dan
melatih kecakapan berpikir yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan. Belajar
matematika dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar pembelajar memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, penuh dengan ketidakpastian, dan bersifat kompetitif.

B. Tujuan Mata Pelajaran Matematika


Mata Pelajaran Matematika bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
1. memahami materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan relasi
matematis dan mengaplikasikannya secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan
masalah matematis (pemahaman matematis dan kecakapan prosedural),
2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematis dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika (penalaran
79
dan pembuktian matematis),
3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematis, menyelesaikan model atau menafsirkan solusi yang diperoleh (pemecahan masalah
matematis).
4. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah, serta menyajikan suatu situasi ke dalam simbol atau model matematis
(komunikasi dan representasi matematis),
5. mengaitkan materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan relasi
matematis pada suatu bidang kajian, lintas bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan dengan
kehidupan (koneksi matematis), dan
6. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin
tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap kreatif, sabar, mandiri,
tekun, terbuka, tangguh, ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah (disposisi matematis).

B. Karakteristik Mata Pelajaran Matematika Mata Pelajaran Matematika


diorganisasikan dalam lingkup lima elemen konten (dengan tambahan 1 elemen sebagai pilihan
untuk kelas XI dan XII) dan lima elemen proses. Elemen konten dalam Mata Pelajaran Matematika
terkait dengan pandangan bahwa matematika sebagai materi pembelajaran (subject matter) yang
harus dipahami peserta didik. Pemahaman 135 matematis terkait erat dengan pembentukan alur
pemahaman terhadap materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep, prinsip, operasi, dan
relasi yang bersifat formal-universal.
Elemen Elemen Deskripsi
Deskripsi
Bidang kajian Bilangan membahas tentang angka sebagai simbol bilangan, konsep
Bilangan bilangan, operasi hitung bilangan, dan relasi antara berbagai operasi hitung
bilangan dalam subelemen representasi visual, sifat urutan, dan operasi
Bidang kajian Aljabar membahas tentang aljabar nonformal dalam bentuk simbol
gambar sampai dengan aljabar formal dalam bentuk simbol huruf yang mewakili
Aljabar
bilangan tertentu dalam subelemen persamaan dan pertidaksamaan, relasi dan pola
bilangan, serta rasio dan proporsi.
Bidang kajian Pengukuran membahas tentang besaran- besaran pengukuran, cara
Pengukuran mengukur besaran tertentu, dan membuktikan prinsip atau teorema terkait besaran
tertentu dalam subelemen pengukuran besaran geometris dan non-geometris.
Bidang kajian Geometri membahas tentang berbagai bentuk bangun datar dan
Geometr bangun ruang baik dalam kajian Euclides maupun Non-Euclides serta ciricirinya
dalam subelemen geometri datar dan geometri ruang.
Bidang kajian Analisis Data dan Peluang membahas tentang pengertian data, jenis-
Analisis jenis data, pengolahan data dalam berbagai bentuk representasi, dan analisis data
Data dan kuantitatif terkait pemusatan dan penyebaran data serta peluang munculnya suatu
Peluang data atau kejadian tertentu dalam subelemen data dan representasinya, serta
ketidakpastian dan peluang.

C. Capaian Pembelajaran Matematika Setiap Fase


1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)
Pada akhir fase A, peserta didik dapat menunjukkan pemahaman dan memiliki intuisi
bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 100, termasuk melakukan komposisi
(menyusun) dan dekomposisi (mengurai) bilangan tersebut. Mereka dapat melakukan operasi
80
penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 20, dan dapat memahami pecahan
setengah dan seperempat. Mereka dapat mengenali, meniru, dan melanjutkan pola-pola bukan
bilangan. Mereka dapat membandingkan panjang, berat, dan durasi waktu, serta mengestimasi
panjang menggunakan satuan tidak baku

Fase A Berdasarkan Elemen


Elemen Capaian Pembelajaran

Pada akhir fase B, peserta didik menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan
(number sense) pada bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat membaca,
menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan,
menggunakan nilai tempat, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan
tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan uang
menggunakan ribuan sebagai satuan.peserta didik dapat melakukan operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah sampai 1.000. Mereka dapat
melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan cacah sampai 100
Bilangan menggunakan benda-benda konkret, gambar dan simbol matematika. Mereka
juga dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan kelipatan dan faktor.
Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan dengan
pembilang satu (misalnya, , , ) dan antar-pecahan dengan penyebut yang
sama (misalnya, , , ). Mereka dapat mengenali pecahan senilai menggunakan
gambar dan simbol matematika. Peserta didik menunjukkan pemahaman dan
intuisi bilangan (number sense) pada bilangan desimal. Mereka dapat
menyatakan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan, serta
menghubungkan pecahan desimal perseratusan dengan konsep persen.
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam
sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan cacah sampai 100 (contoh: 10 + … = 19, 19 - … =
Aljabar
10 ) Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola
gambar atau obyek sederhana dan pola bilangan membesar dan mengecil yang
melibatkan penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah sampai 100.
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mengukur panjang dan berat benda
menggunakan satuan baku. Mereka dapat menentukan hubungan antar-satuan
Pengukuran
baku panjang (cm, m). Mereka dapat mengukur dan mengestimasi luas dan
volume menggunakan satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk
bangun datar (segiempat, segitiga, segibanyak). Mereka dapat menyusun
Geometr
(komposisi) dan mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan lebih
dari satu cara jika memungkinkan..
Pada akhir fase B, peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan,
Analisis Data
menyajikan, menganalisis dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel,
dan Peluang
diagram gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan))
Kalkulus Pada akhir fase A, peserta didik dapat mengurutkan, menyortir,
(sebagai mengelompokkan, membandingkan, dan menyajikan data dari banyak benda
pilihan untuk dengan menggunakan turus dan piktogram paling banyak 4 kategori..
kelas XI dan
XII)

81
Fase B Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase A, peserta didik menunjukkan pemahaman dan memiliki intuisi
bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 100, mereka dapat membaca,
menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, serta melakukan
komposisi (menyusun) dan dekomposisi (mengurai) bilangan. Peserta didik dapat
Bilangan melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan menggunakan benda-benda
konkret yang banyaknya sampai 20. Peserta didik menunjukkan pemahaman
pecahan sebagai bagian dari keseluruhan melalui konteks membagi sebuah benda
atau kumpulan benda sama banyak, pecahan yang diperkenalkan adalah setengah
dan seperempat.
Pada akhir Fase A, peserta didik dapat menunjukan pemahaman makna simbol
matematika "=" dalam suatu kalimat matematika yang terkait dengan penjumlahan
Aljabar dan pengurangan bilangan cacah sampai 20 menggunakan gambar. Contoh: Peserta
didik dapat mengenali, meniru, dan melanjutkan pola bukan bilangan (misalnya,
gambar, warna, suara)
Pada akhir Fase A, peserta didik dapat membandingkan panjang dan berat benda
Pengukuran secara langsung, dan membandingkan durasi waktu. Mereka dapat mengukur dan
mengestimasi panjang benda menggunakan satuan tidak baku.
Bidang kajian Geometri membahas tentang berbagai bentuk bangun datar dan
Geometr bangun ruang baik dalam kajian Euclides maupun Non-Euclides serta ciricirinya
dalam subelemen geometri datar dan geometri ruang.
Pada akhir Fase A, peserta didik dapat mengenal berbagai bangun datar (segitiga,
Analisis segiempat, segibanyak, lingkaran) dan bangun ruang (balok, kubus, kerucut, dan
Data dan bola). Mereka dapat menyusun (komposisi) dan mengurai (dekomposisi) suatu
Peluang bangun datar (segitiga, segiempat, dan segibanyak). Peserta didik juga dapat
menentukan posisi benda terhadap benda lain (kanan, kiri, depan belakang)

Fase C Berdasarkan Elemen


Elemen Capaian Pembelajaran

ada akhir fase C, peserta didik dapat menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan
(number sense) pada bilangan cacah sampai 1.000.000. Mereka dapat membaca,
menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, melakukan
komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan uang. Mereka dapat melakukan operasi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan cacah sampai
Bilangan
100.000. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK
dan FPB. Peserta didik dapat membandingkan dan mengurutkan berbagai pecahan
termasuk pecahan campuran, melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan
pecahan, serta melakukan operasi perkalian dan pembagian pecahan dengan
bilangan asli. Mereka dapat mengubah pecahan menjadi desimal, serta
membandingkan dan mengurutkan bilangan desimal (satu angka di belakang koma).
Pada akhir fase C, peserta didik dapat mengisi nilai yang belum diketahui dalam
Aljabar
sebuah kalimat matematika yang berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan,
82
perkalian, dan pembagian pada bilangan cacah sampai 1000 (contoh : 10 x … = 900,
dan 900 : … = 10) Peserta didik dapat mengidentifikasi, meniru, dan
mengembangkan pola bilangan membesar dan mengecil yang melibatkan perkalian
dan pembagian. Mereka dapat bernalar secara proporsional untuk menyelesaikan
masalah sehari-hari dengan rasio satuan. Mereka dapat menggunakan operasi
perkalian dan pembagian dalam menyelesaikan masalah sehari-hari yang terkait
dengan proporsimeniru, dan melanjutkan pola bukan bilangan (misalnya, gambar,
warna, suara)
Pada akhir fase C, peserta didik dapat menentukan keliling dan luas berbagai bentuk
Pengukuran bangun datar (segitiga, segiempat, dan segibanyak) serta gabungannya. Mereka
dapat menghitung durasi waktu dan mengukur besar sudut.
Pada akhir fase C, peserta didik dapat mengonstruksi dan mengurai bangun ruang
(kubus, balok, dan gabungannya) dan mengenali visualisasi spasial (bagian depan,
Geometr atas, dan samping). Mereka dapat membandingkan karakteristik antar bangun datar
dan antar bangun ruang. Mereka dapat menentukan lokasi pada peta yang
menggunakan sistem berpetak..
Pada akhir fase C, peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan, menyajikan,
Analisis dan menganalisis data banyak benda dan data hasil pengukuran dalam bentuk
Data dan gambar, piktogram, diagram batang, dan tabel frekuensi untuk mendapatkan
Peluang informasi. Mereka dapat menentukan kejadian dengan kemungkinan yang lebih
besar dalam suatu percobaan acak.

5. CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS


A. Rasional Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang dominan digunakan secara global dalam aspek
pendidikan, bisnis, perdagangan, ilmu pengetahuan, hukum, pariwisata, hubungan internasional,
kesehatan, dan teknologi. Mempelajari bahasa Inggris memberikan peserta didik kesempatan untuk
berkomunikasi dengan warga dunia dari latar belakang budaya yang berbeda. Dengan menguasai
bahasa Inggris, maka peserta didik akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi
dengan menggunakan berbagai teks. Dari interaksi tersebut, mereka memperoleh pengetahuan,
mempelajari berbagai keterampilan, dan perilaku manusia yang dibutuhkan untuk dapat hidup
dalam budaya dunia yang beraneka ragam.

B. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris


Mata pelajaran bahasa Inggris bertujuan untuk memastikan peserta didik dapat melakukan hal-
hal sebagai berikut.
1. Mengembangkan kompetensi komunikatif dalam bahasa Inggris dengan berbagai teks
multimodal (lisan, tulisan, visual, dan audiovisual).
2. Mengembangkan kompetensi interkultural untuk memahami dan menghargai perspektif,
praktik, dan produk budaya Indonesia dan budaya asing.
3. Mengembangkan kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang mandiri dan
bertanggung jawab.
4. Mengembangkan keterampilan bernalar kritis dan kreatif. 152

C. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris


Jenis teks yang diajarkan dalam bahasa Inggris umum beragam, misalnya narasi, deskripsi,
eksposisi, prosedur, argumentasi, diskusi, teks khusus (pesan singkat, iklan), dan teks otentik.

83
Beragam teks ini disajikan bukan hanya dalam bentuk teks tulisan saja, tetapi juga teks lisan
(monolog atau dialog), teks visual, teks audio, dan teks multimodal (teks yang mengandung aspek
verbal, visual dan audio), baik otentik maupun teks yang dibuat untuk tujuan pengajaran, baik
tunggal maupun teks ganda, yang diproduksi dalam kertas maupun layar. Hal ini diupayakan untuk
memfasilitasi peserta didik agar terampil menggunakan teknologi (literasi teknologi), sehingga
dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menavigasi informasi digital.

Berikut elemen-elemen mata pelajaran serta deskripsinya


Elemen Elemen Deskripsi
Menyimak Menyimak Kemampuan memahami informasi, memberikan apresiasi kepada
lawan bicara, dan memahami informasi yang didengar, sehingga dapat
menyampaikan tanggapan secara relevan dan kontekstual. Proses yang terjadi
dalam menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan, mengidentifikasi,
memahami, menginterpretasi bunyi bahasa, lalu memahami makna. Keterampilan
menyimak juga merupakan kemampuan komunikasi non-verbal yang mencakup
seberapa baik seseorang menangkap makna (tersirat dan tersurat) pada sebuah
paparan lisan dan memahami ide pokok dan pendukung pada konten informasi
maupun konteks yang melatari paparan tersebut (Petri, 2017).
Membaca Kemampuan memahami, menggunakan, dan merefleksi teks sesuai tujuan dan
kepentingannya, untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi seseorang agar
ia dapat berpartisipasi dengan masyarakat (OECD, 2000).
Berbicara Kemampuan menyampaikan gagasan, pikiran, serta perasaan secara lisan dalam
interaksi sosial.
Menulis Kemampuan menyampaikan, mengomunikasikan gagasan, mengekspresikan
kreativitas dan mencipta dalam berbagai genre teks tertulis, dengan cara yang
efektif dan dapat dipahami, serta diminati oleh pembaca dengan struktur organisasi
dan unsur kebahasaan yang tepat.
Mempresent Kemampuan memaparkan gagasan secara fasih, akurat, dapat
asikan dipertanggungjawabkan dengan cara yang komunikatif melalui beragam media
(visual, digital, dan audiovisual), dan dapat dipahami oleh pendengar.
Penyampaian dalam berbicara dan mempresentasikan perlu disusun dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau karakteristik penyimak.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Inggris Setiap Fase


1. Fase A, Umumnya untuk Kelas I dan II (SD/MI/Program Paket A).
Pada akhir Fase A, peserta didik memahami bahwa bahasa Inggris lisan dapat membantu
mereka berinteraksi dengan orang lain dalam situasi sosial sehari-hari dan konteks kelas. Dalam
mengembangkan keterampilan menyimak dan berbicara, peserta didik mengikuti/merespon
instruksi atau pertanyaan sederhana dalam bahasa Inggris dan mengucapkan dengan baik kosakata
sederhana. Pada Fase A, peserta didik banyak menggunakan alat bantu visual dan komunikasi non-
verbal untuk membantu mereka berkomunikasi. Peserta didik memahami bahwa kegiatan membaca
merupakan kegiatan individu maupun berkelompok yang bisa dilakukan untuk memberikan
kesenangan (reading for pleasure). Mereka memahami bahwa gambar yang terdapat dalam buku
yang dibacakan oleh guru atau gambar yang peserta didik amati memiliki arti. Mereka merespon
secara lisan, visual, dan/atau komunikasi non-verbal terhadap teks sederhana yang dibacakan atau
gambar yang dilihatnya.

84
Elemen Menyimak – Berbicara
Pada akhir Fase A, peserta didik menggunakan bahasa Inggris sederhana untuk berinteraksi dalam
situasi sosial dan kelas seperti berkenalan, memberikan informasi diri, mengucapkan salam dan
155 selamat tinggal. Mereka merespon instruksi sederhana (dengan bantuan visual) melalui
gerakan tubuh atau menjawab pertanyaan pendek sederhana dengan kata, frase atau kalimat
sederhana. Mereka memahami ide pokok dari informasi yang disampaikan secara lisan dengan
bantuan visual dan menggunakan kosakata sederhana. Mereka menggunakan alat bantu visual
untuk membantu mereka berkomunikasi. By the end of Phase A, students use basic English to
interact in social and classroom situations such as introducing themselves, sharing personal
information, greeting and bidding farewell. They respond to simple instructions (with support
from visual cues) with action-related language or answer to short, simple questions with simple
words, phrases or sentences. They identify key points of information in visually supported oral
presentations containing familiar vocabulary. They use visual texts to help them communicate
Elemen Membaca – Memirsa
Pada akhir Fase A, peserta didik merespon secara lisan terhadap teks pendek sederhana dan
familiar, berbentuk teks tulis yang dibacakan oleh guru. Peserta didik menunjukkan pemahaman
teks yang dibacakan atau gambar/ilustrasi yang diperlihatkan padanya, menggunakan komunikasi
non-verbal. By the end of Phase A, students respond orally to short, simple, familiar texts in the
form of print texts read by teachers. They show understanding of texts being read to or
pictures/illustration being shown, using nonverbal communication.
Elemen Menulis – Mempresentasikan
Belum menjadi fokus pembelajaran pada fase ini, karena peserta didik belum diminta untuk
mengungkapkan gagasan secara tertulis (composing/producing).

2.Fase B, Umumnya untuk Kelas III dan IV (SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir Fase B, peserta didik memahami dan merespon teks lisan dan visual sederhana
dalam bahasa Inggris. Dalam mengembangkan keterampilan menyimak dan berbicara, peserta didik
mengikuti/merespon instruksi atau pertanyaan sederhana dalam bahasa Inggris dan membagikan
informasi dengan kosakata sederhana. Peserta didik merespon berbagai teks/gambar secara lisan
dan tulisan sederhana dengan alat bantu visual dan komunikasi non-verbal. Pada Fase B, peserta
didik dapat berinteraksi dengan menggunakan bahasa Inggris sederhana

Elemen Menyimak – Berbicara


Pada akhir Fase A, peserta didik menggunakan bahasa Inggris sederhana untuk berinteraksi dalam
Pada akhir Fase B, peserta didik menggunakan bahasa Inggris untuk berinteraksi dalam lingkup
situasi sosial dan kelas yang makin luas, namun masih dapat diprediksi (rutin) menggunakan
kalimat dengan 156 pola yang sesuai dengan konteks yang dibicarakan. Mereka
mengubah/mengganti sebagian elemen kalimat untuk dapat berpartisipasi dalam rutinitas kelas dan
aktivitas belajar, seperti menyampaikan perasaan, menyampaikan kebutuhan, dan meminta
pertolongan. Mereka memahami ide pokok dari informasi yang disampaikan secara lisan dengan
bantuan visual, serta menggunakan kosakata sederhana. Mereka mengikuti rangkaian instruksi
sederhana yang berkaitan dengan prosedur kelas dan aktivitas belajar dengan bantuan visual. By
the end of Phase B, students use English to interact in a range of predictable social and classroom
situations using certain patterns of sentences. They change/substitute some sentence elements to
participate in classroom routines and learning activities, such as expressing feelings, expressing
needs and requesting help. They identify key points of information in visually supported oral
presentations containing familiar vocabulary. Using visual cues, they follow a series of simple
85
instructions related to classroom procedures and learning activities.
Elemen Membaca – Memirsa
Pada akhir fase B, peserta didik memahami kata-kata yang sering digunakan sehari-hari dengan
bantuan gambar/ilustrasi. Mereka membaca dan memberikan respon terhadap teks pendek
sederhana dan familiar dalam bentuk tulisan atau digital, termasuk teks visual, multimodal atau
interaktif. By the end of Phase B, students understand everyday vocabulary with support from
pictures/illustration. They read and respond to a range of short, simple, familiar texts in the form
of print or digital texts, including visual, multimodal or interactive texts.
Elemen Menulis – Mempresentasikan
Pada akhir fase B, peserta didik mengomunikasikan ide dan pengalamannya melalui gambar dan
salinan tulisan. Dengan bantuan guru, mereka menghasilkan teks deskripsi dan prosedur sederhana
menggunakan kata/frasa sederhana dan gambar. Mereka menulis kosakata sederhana yang
berkaitan dengan lingkungan kelas dan rumah dalam bahasa Inggris menggunakan ejaan yang
diciptakan sendiri oleh anak. By the end of Phase B, students communicate their ideas and
experience through drawings and copied writing. With teachers’ support, they produce simple
descriptions and procedures using simple words/phrases and pictures. They use invented spelling
in writing simple vocabulary related to their class and home environments.

3. Fase C, Umumnya untuk Kelas V dan VI (SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir Fase C, peserta didik memahami dan merespon teks lisan, tulisan, dan visual
sederhana dalam bahasa Inggris. Mereka menggunakan bahasa Inggris sederhana untuk berinteraksi
dan berkomunikasi dalam situasi yang familiar/lazim/rutin. Peserta didik memahami hubungan
bunyi huruf pada kosakata sederhana dalam bahasa Inggris dan menggunakan pemahaman tersebut
157 untuk memahami dan memproduksi teks tulisan dan visual sederhana dalam bahasa Inggris
dengan bantuan contoh
Elemen Menyimak – Berbicara
Pada akhir Fase C, peserta didik menggunakan kalimat dengan pola tertentu dalam bahasa Inggris
untuk berinteraksi pada lingkup situasi sosial dan kelas yang makin luas, namun masih dapat
diprediksi atau bersifat rutin. Mereka mengubah/mengganti sebagian elemen kalimat untuk dapat
berpartisipasi dalam aktivitas belajar, seperti membuat pertanyaan sederhana, meminta klarifikasi
dan meminta izin. Mereka menggunakan beberapa strategi untuk mengidentifikasi informasi
penting/inti dalam berbagai konteks, seperti meminta pembicara untuk mengulangi atau berbicara
dengan lebih pelan, atau bertanya arti sebuah kata. Mereka mengikuti rangkaian instruksi
sederhana yang berkaitan dengan prosedur kelas dan aktivitas belajar. By the end of Phase C,
students use English to interact in a range of predictable social and classroom situations using
certain patterns of sentences. They change/substitute some elements of sentences to participate in
learning activities such as asking simple questions, requesting clarification and seeking
permission. They use some strategies to identify key information in most contexts such as asking a
speaker to repeat or to speak slowly, or asking what a word means. They follow a series of simpl
Elemen Membaca – Memirsa
Pada akhir Fase C, peserta didik memahami kata-kata yang sering digunakan sehari-hari dan
memahami kata-kata baru dengan bantuan gambar/ilustrasi serta kalimat dalam konteks yang
dipahami peserta didik. Mereka membaca dan memberikan respon terhadap beragam teks pendek,
sederhana dan familiar dalam bentuk tulisan atau digital, termasuk teks visual, multimodal atau
interaktif. Mereka menemukan informasi pada sebuah kalimat dan menjelaskan topik sebuah teks
yang dibaca atau diamatinya. By the end of Phase C, students understand familiar and new
vocabulary with support from visual cues or context clues. They read and respond to a wide range
86
of short, simple, familiar texts in the form of print or digital texts, including visual, multimodal or
interactive texts. They find basic information in a sentence and explain a topic in a text read or
viewed.
Elemen Menulis – Mempresentasikan
Pada akhir Fase C, peserta didik mengomunikasikan ide dan pengalamannya melalui salinan
tulisan dan tulisan sederhana mereka sendiri, serta menunjukkan perkembangan pemahaman
terhadap proses menulis. Mereka menunjukkan kesadaran awal bahwa teks dalam bahasa Inggris
ditulis dengan kaidah (konvensi) yang disesuaikan dengan konteks dan tujuannya. Dengan bantuan
guru, mereka menghasilkan teks deskripsi, cerita, dan prosedur sederhana menggunakan kalimat
dengan pola tertentu dan contoh pada tingkatan kata dan kalimat sederhana. Mereka menunjukkan
kesadaran atas pentingnya tanda baca dasar dan penggunaan huruf kapital. Mereka menunjukkan
pemahaman terhadap beberapa hubungan bunyi-huruf 158 dalam bahasa Inggris dan ejaan dari
kata-kata yang umum digunakan. Dalam menulis, mereka menggunakan kosakata yang berkaitan
dengan lingkungan kelas dan rumah, dan mereka juga menggunakan beberapa strategi dasar
seperti menyalin kata atau frasa dari buku atau daftar kata, menggunakan gambar, dan bertanya
bagaimana cara menuliskan sebuah kata. By the end of Phase C, students communicate their ideas
and experience through copied writing and their own basic writing, showing evidence of a
developing understanding of the writing process. They demonstrate an early awareness that written
texts in English are presented through conventions, which change according to context and
purpose. With teachers’ support, they produce simple descriptions, recounts and procedures using
certain patterns of sentences and modelled examples at word and simple sentence level. They show
awareness of the need for basic punctuation and capitalization. They demonstrate knowledge of
some English letter-sound relationships and the spelling of high-frequency words. In their writing,
they use vocabulary related to their class and home environments, and use basic strategies, such as
copying words or phrases from books or word lists, using images and asking how to write a word..

6. CAPAIAN PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL (IPAS)


SD/MI/PROGRAM PAKET A
A. Rasional Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
Tantangan yang dihadapi umat manusia kian bertambah dari waktu ke waktu. Permasalahan
yang dihadapi saat ini tidak lagi sama dengan permasalahan yang dihadapi satu dekade atau bahkan
satu abad yang lalu. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus dikembangkan untuk menyelesaikan
setiap tantangan yang dihadapi. Oleh karenanya, pola pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam dan
Sosial (IPAS) perlu disesuaikan agar generasi muda dapat menjawab dan menyelesaikan
tantangantantangan yang dihadapi di masa yang akan datang. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
(IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang makhluk hidup dan benda mati di alam
semesta serta interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia sebagai individu sekaligus sebagai
makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya. Secara umum, ilmu pengetahuan diartikan
sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis dan bersistem dengan
memperhitungkan sebab dan akibat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016). Pengetahuan ini
melingkupi pengetahuan alam dan pengetahuan sosial. Pendidikan IPAS memiliki peran dalam
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila sebagai gambaran ideal profil peserta didik Indonesia. IPAS
membantu peserta didik menumbuhkan keingintahuannya terhadap fenomena yang terjadi di
sekitarnya. Keingintahuan ini dapat memicu peserta didik untuk memahami bagaimana alam
semesta bekerja dan berinteraksi dengan kehidupan manusia di muka bumi. Pemahaman ini dapat
dimanfaatkan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi dan menemukan solusi
untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam

87
pembelajaran IPAS akan melatih sikap ilmiah (keingintahuan yang tinggi, kemampuan berpikir
kritis, analitis dan kemampuan mengambil kesimpulan yang tepat) yang melahirkan kebijaksanaan
dalam diri peserta didik.

B. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)


Dengan mempelajari IPAS, peserta didik mengembangkan dirinya sehingga sesuai dengan
profil Pelajar Pancasila dan dapat:
1. mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpicu untuk
mengkaji fenomena yang ada di sekitar manusia, memahami alam semesta dan kaitannya
dengan kehidupan manusia;
2. berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan alam, mengelola sumber
daya alam dan lingkungan dengan bijak;
3. mengembangkan keterampilan inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan hingga
menyelesaikan masalah melalui aksi nyata;
4. mengerti siapa dirinya, memahami bagaimana lingkungan sosial dia berada, memaknai
bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu;
5. memahami persyaratan yang diperlukan peserta didik untuk menjadi anggota suatu kelompok
masyarakat dan bangsa serta memahami arti menjadi anggota masyarakat bangsa dan dunia,
sehingga dia dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan
dirinya dan lingkungan di sekitarnya; dan
6. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep di dalam IPAS serta menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)


Seiring dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan juga senantiasa mengalami
perkembangan. Apa yang kita ketahui sebagai sebuah kebenaran ilmiah di masa lampau boleh jadi
mengalami pergeseran di masa kini maupun masa depan. Itu sebabnya ilmu pengetahuan bersifat
dinamis dan merupakan sebuah upaya terus menerus yang dilakukan oleh manusia untuk
mengungkap kebenaran dan memanfaatkannya untuk kehidupan (Sammel, 2014). Daya dukung
alam dalam memenuhi kebutuhan manusia dari waktu ke waktu juga semakin berkurang.
Pertambahan populasi manusia yang terjadi secara eksponensial juga memicu banyaknya
permasalahan yang dihadapi. Seringkali permasalahan yang muncul tidak dapat diselesaikan
dengan melihat dari satu sudut pandang: keilmuan alam atau dari sudut pandang ilmu sosial saja,
melainkan dibutuhkan pendekatan yang lebih holistik yang meliputi berbagai lintas disiplin ilmu
(Yanitsky, 2017). Untuk memberikan pemahaman ini kepada peserta didik, pembelajaran ilmu
pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial perlu dipadukan menjadi satu kesatuan yang
kemudian kita sebut dengan istilah IPAS. Dalam pembelajaran IPAS, ada 2 elemen utama yakni
pemahaman IPAS (sains dan sosial), dan keterampilan Proses.
Elemen Deskrips
Pemahaman Ilmu pengetahuan mengambil peran penting dalam mengembangkan teori-
IPAS (sains dan teori yang membantu kita memahami bagaimana dunia kita bekerja. Lebih
sosial) jauh lagi, ilmu pengetahuan telah membantu kita mengembangkan teknologi
dan sistem tata kelola yang mendukung terciptanya kehidupan yang lebih
baik. Dengan menguasai ilmu pengetahuan kita dapat melakukan banyak hal
untuk menyelesaikan permasalahan atau menghadapi tantangan yang ada.
Memiliki pemahaman IPAS merupakan bukti ketika seseorang memilih dan
mengintegrasikan pengetahuan ilmiah yang tepat untuk menjelaskan serta
88
memprediksi suatu fenomena atau fakta dan menerapkan pengetahuan
tersebut dalam situasi yang berbeda. Pengetahuan ilmiah ini berkaitan dengan
fakta, konsep, prinsip
hukum, teori dan model yang telah ditetapkan oleh para ilmuwan.
Keterampilan Dalam profil Pelajar Pancasila, disebutkan bahwa peserta didik Indonesia
proses yang bernalar kritis mampu memproses informasi baik kualitatif maupun
kuantitatif secara objektif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya. Dengan
memiliki keterampilan proses yang baik maka profil tersebut dapat dicapai.
Keterampilan proses adalah sebuah proses intensional dalam melakukan
diagnosa terhadap situasi, memformulasikan permasalahan, mengkritisi suatu
eksperimen dan menemukan perbedaan dari alternatif-alternatif yang ada,
mencari opini yang dibangun berdasarkan informasi yang kurang lengkap,
merancang investigasi, menemukan informasi, menciptakan model, mendebat
rekan sejawat menggunakan fakta, serta membentuk argumen yang koheren
(Linn, Davis, & Bell 2004). Inkuiri sangat direkomendasikan sebagai bentuk
pendekatan dalam pengajaran karena hal ini terbukti membuat peserta didik
lebih terlibat dalam pembelajaran (Anderson, 2002). Dalam pengajaran IPAS,
terdapat Tiga pendekatan pedagogis: pendekatan deduktif dan induktif
(Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan deduktif adalah
menyajikan suatu konsep berikut logika terkait dan memberikan contoh
penerapan. Dalam pendekatan ini, peserta didik diposisikan sebagai
pembelajar yang pasif (hanya menerima materi). Sebaliknya, dalam
pendekatan induktif, peserta didik diberikan kesempatan yang lebih leluasa
untuk melakukan observasi, melakukan eksperimen dan dibimbing oleh guru
untuk membangun konsep berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (Rocard,
et.al., 2007). Pembelajaran berbasis inkuiri memiliki peran penting dalam
pendidikan sains (e.g. Blumenfeld et al., 1991; Linn, Pea, & Songer, 1994;
National Research Council, 1996; Rocard et al., 2007). Hal ini didasarkan
pada pengakuan bahwa sains secara esensial didorong oleh pertanyaan, proses
yang terbuka, kerangka berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan, dan
dapat diprediksi. Oleh karenanya peserta didik perlu mendapatkan
pengalaman personal dalam menerapkan inkuiri saintifik agar aspek
fundamental IPAS ini dapat membudaya dalam dirinya (Linn, Songer, &
Eylon, 1996; NRC, 1996). Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch
(2015), sekurang-kurangnya ada enam
keterampilan inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik.
1. Mengamati Mengamati sebuah fenomena dan peristiwa merupakan awal
dari proses inkuiri yang akan terus berlanjut ke tahapan berikutnya. Pada saat
melakukan pengamatan, peserta didik memperhatikan fenomena dan
peristiwa dengan saksama, mencatat, serta membandingkan informasi yang
dikumpulkan untuk melihat persamaan dan perbedaannya. Pengamatan bisa
dilakukan langsung atau menggunakan instrumen lain seperti kuesioner,
wawancara. 2. Mempertanyakan dan memprediksi Peserta didik didorong
untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui pada saat
melakukan pengamatan. Pada tahap ini peserta didik juga menghubungkan
pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru yang akan dipelajari

89
sehingga bisa memprediksi apa yang akan terjadi dengan hukum sebab akibat.
3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Setelah mempertanyakan dan
membuat prediksi berdasarkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki,
peserta didik membuat rencana dan menyusun langkahlangkah operasional
berdasarkan referensi yang benar. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan
dan membuktikan prediksi dengan melakukan penyelidikan. Tahapan ini juga
mencakup identifikasi dan inventarisasi faktor-faktor operasional baik internal
maupun eksternal di lapangan yang mendukung dan menghambat kegiatan.
Berdasarkan perencanaan tersebut, peserta didik mengambil data dan
melakukan serangkaian tindakan yang dapat digunakan untuk mendapatkan
temuan-temuan. 4. Memproses, menganalisis data dan informasi Peserta didik
memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan
informasi yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab. Selanjutnya,
menganalisis menggunakan alat dan metode yang tepat, menilai relevansi
informasi yang ditemukan dengan mencantumkan referensi rujukan, serta
menyimpulkan hasil penyelidikan. 5. Mengevaluasi dan refleksi Pada tahapan
ini peserta didik menilai apakah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
tujuan yang direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus ini, peserta didik juga
meninjau kembali proses belajar yang dijalani dan halhal yang perlu
dipertahankan dan/atau 177 Elemen Deskripsi diperbaiki pada masa yang
akan datang. Peserta didik melakukan refleksi tentang bagaimana
pengetahuan baru yang dimilikinya dapat bermanfaat bagi diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan sekitar dalam perspektif global untuk masa depan
berkelanjutan. 6. Mengomunikasikan hasil Peserta didik melaporkan hasil
secara terstruktur melalui lisan atau tulisan, menggunakan bagan, diagram
maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke dalam media digital dan non-digital
untuk mendukung penjelasan. Peserta didik lalu mengomunikasikan hasil
temuannya dengan mempublikasikan hasil laporan dalam berbagai media,
baik digital dan atau non digital. Pelaporan dapat dilakukan berkolaborasi
dengan berbagai pihak. Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan
langkah, melainkan suatu siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan
berdasarkan perkembangan dan kemampuan peserta didik

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) Setiap
Fase
1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)
Di fase ini, umumnya peserta didik bisa mengoptimalkan kemampuan indranya untuk
mengamati, bertanya, mencoba, dan menceritakan pengalaman belajar yang telah diperolehnya
terkait peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya baik secara verbal maupun nonverbal dengan
menggunakan berbagai media (gambar/ simbol/karya).
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Di akhir Fase A, peserta didik mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan
IPAS (sains dan tentang apa yang ada pada dirinya maupun kondisi di lingkungan rumah dan
sosial) sekolah serta mengidentifikasi permasalahan sederhana yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengoptimalkan penggunaan pancaindra
untuk melakukan pengamatan dan bertanya tentang makhluk hidup dan
perubahan benda ketika diberikan perlakuan tertentu. Peserta didik
90
menggunakan hasil pengamatan untuk menjelaskan pola sebab akibat
sederhana dengan menggunakan beberapa media/alat bantu. Peserta didik
mengenal anggota tubuh manusia (pancaindra), menjelaskan fungsinya dan
cara merawatnya dengan benar. Peserta didik dapat membedakan antara hewan
dan tumbuhan sesuai dengan bentuk dan ciri-ciri umumnya. Peserta didik
mampu mengelaborasikan pemahamannya tentang konsep waktu (pagisiang-
sore-malam), mengenal nama-nama hari, nama bulan, kondisi cuaca dalam
keterkaitannya dengan aktivitas sehari-hari. Peserta didik mampu
mendeskripsikan identitas diri (ciri-ciri fisik, kegemaran) dan orang-orang di
sekitarnya (keluarga, teman dan tetangga) sehingga dapat menerima perbedaan
yang ada pada diri manusia. Peserta didik mampu mendeskripsikan silsilah
keluarga, peran serta tanggung jawabnya sebagai anggota
keluarga/kelompok/sekolah. Peserta didik dapat mendeskripsikan bendabenda
di lingkungan sekitar sebagai bagian dari lingkungan alami dan buatan,
mendeskripsikan kondisi lingkungan rumah dan sekolah dalam bentuk
gambar/denah sederhana. Peserta didik dapat membedakan lingkungan sehat
dan tidak sehat, mencerminkan perilaku hidup sehat dan ikut serta menjaga
kebersihan lingkungan rumah dan sekolah.
Keterampilan 1. Mengamati Di akhir fase A, peserta didik mengamati fenomena dan
proses peristiwa secara sederhana dengan mengoptimalkan penggunaan pancaindra 2.
Mempertanyakan dan memprediksi Menyusun dan menjawab pertanyaan
tentang hal-hal yang ingin diketahui saat melakukan pengamatan. Peserta didik
membuat prediksi mengenai objek dan peristiwa di lingkungan sekitar. 3.
Merencanakan dan melakukan penyelidikan 179 Elemen Capaian
Pembelajaran Dengan panTigan, peserta didik berpartisipasi dalam
penyelidikan untuk mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan. Melakukan
pengukuran tidak baku dengan cara sederhana untuk mendapatkan data. 4.
Memproses, menganalisis data dan informasi Menggunakan berbagai metode
untuk mengorganisasikan informasi, termasuk gambar, tabel. Peserta didik
mendiskusikan dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi.
5. Mengevaluasi dan refleksi Dengan panTigan, peserta didik membandingkan
hasil pengamatan yang berbeda dengan mengacu pada teori. 6.
Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan
dan tertulis dalam format sederhana

2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) Pada Fase B
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Peserta didik menganalisis hubungan antara bentuk serta fungsi bagian tubuh
IPAS (sains dan pada manusia (pancaindra). Peserta didik dapat membuat simulasi
sosial) menggunakan bagan/alat bantu sederhana tentang siklus hidup makhluk hidup.
Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan
pelestarian sumber daya alam di lingkungan sekitarnya dan kaitannya dengan
upaya pelestarian makhluk hidup. 180 Elemen Capaian Pembelajaran Peserta
didik mengidentifikasi proses perubahan wujud zat dan perubahan bentuk
energi dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengidentifikasi sumber dan
bentuk energi serta menjelaskan proses perubahan bentuk energi dalam
kehidupan sehari-hari (contoh: energi kalor, listrik, bunyi, cahaya). Peserta
91
didik memanfaatkan gejala kemagnetan dalam kehidupan sehari-hari,
mendemonstrasikan berbagai jenis gaya dan pengaruhnya terhadap arah, gerak
dan bentuk benda. Peserta didik mendeskripsikan terjadinya siklus air dan
kaitannya dengan upaya menjaga ketersediaan air. Di akhir fase ini, peserta
didik menjelaskan tugas, peran, dan tanggung jawab sebagai warga sekolah
serta mendeskripsikan bagaimana interaksi sosial yang terjadi di sekitar tempat
tinggal dan sekolah. Peserta didik mengidentifikasi ragam bentang alam dan
keterkaitannya dengan profesi masyarakat. Peserta didik mampu menunjukkan
letak kota/kabupaten dan provinsi tempat tinggalnya pada peta
konvensional/digital. Peserta didik mendeskripsikan keanekaragaman hayati,
keragaman budaya, kearifan lokal dan upaya pelestariannya. Peserta didik
mengenal keragaman budaya, kearifan lokal, sejarah (baik tokoh maupun
periodisasinya) di provinsi tempat tinggalnya serta menghubungkan dengan
konteks kehidupan saat ini. Peserta didik mampu membedakan antara
kebutuhan dan keinginan, mengenal nilai mata uang dan mendemonstrasikan
bagaimana uang digunakan untuk mendapatkan nilai manfaat/ memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari
Keterampilan 1. Mengamati Di akhir fase ini, peserta didik mengamati fenomena dan
proses peristiwa secara sederhana dengan menggunakan pancaindra dan dapat
mencatat hasil pengamatannya. 2. Mempertanyakan dan memprediksi Dengan
menggunakan panTigan, peserta didik mengidentifikasi pertanyaan yang dapat
diselidiki secara ilmiah dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki sebelumnya. 3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Dengan
panTigan, peserta didik membuat rencana dan melakukan langkah-langkah
operasional untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan
bahan yang sesuai dengan mengutamakan 181 Elemen Capaian Pembelajaran
keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran untuk
mendapatkan data yang akurat. 4. Memproses, menganalisis data dan informasi
Mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk
menyajikan data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik membandingkan
antara hasil pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat
ilmiah. 5. Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan melalui
perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan
proses penyelidikan. 6. Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil
penyelidikan secara lisan dan tertulis dalam berbagai format.

3. Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)


Pada Fase C peserta didik diperkenalkan dengan sistem - perangkat unsur yang saling
terhubung satu sama lain dan berjalan dengan aturan-aturan tertentu untuk menjalankan fungsi
tertentu - khususnya yang berkaitan dengan bagaimana alam dan kehidupan sosial saling berkaitan
dalam konteks kebhinekaan. Peserta didik melakukan suatu tindakan, mengambil suatu keputusan
atau menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan
pemahamannya terhadap materi yang telah dipelajari.
Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A) Pada Fase C
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Peserta didik melakukan simulasi dengan menggunakan
IPAS (sains dan gambar/bagan/alat/media sederhana tentang sistem organ tubuh manusia
92
sosial) (sistem pernafasan/pencernaan/peredaran darah) yang dikaitkan dengan cara
menjaga kesehatan organ tubuhnya dengan benar. Peserta didik menyelidiki
bagaimana hubungan saling ketergantungan antar komponen biotikabiotik
dapat memengaruhi kestabilan suatu ekosistem di lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan pemahamannya terhadap konsep gelombang (bunyi dan cahaya)
peserta didik mendemonstrasikan bagaimana penerapannya 182 Elemen
Capaian Pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
mendeskripsikan adanya ancaman krisis energi yang dapat terjadi serta
mengusulkan upayaupaya individu maupun kolektif yang dapat dilakukan
untuk menghemat penggunaan energi dan serta penemuan sumber energi
alternatif yang dapat digunakan menggunakan sumber daya yang ada di
sekitarnya. Peserta didik mendemonstrasikan bagaimana sistem tata surya
bekerja dan kaitannya dengan gerak rotasi dan revolusi bumi. Peserta didik
merefleksikan bagaimana perubahan kondisi alam di permukaan bumi terjadi
akibat faktor alam maupun perbuatan manusia, mengidentifikasi pola hidup
yang menyebabkan terjadinya permasalahan lingkungan serta memprediksi
dampaknya terhadap kondisi sosial kemasyarakatan, ekonomi. Di akhir fase ini
peserta didik menggunakan peta konvensional/digital untuk mengenal letak
dan kondisi geografis negara Indonesia. Peserta didik mengenal keragaman
budaya nasional yang dikaitkan dengan konteks kebhinekaan. Peserta didik
menceritakan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan imperialisme,
merefleksikan perjuangan para pahlawan dalam upaya merebut dan
mempertahankan kemerdekaan serta meneladani perjuangan pahlawan dalam
tindakan nyata sehari-hari. Di akhir fase ini, peserta didik mengenal berbagai
macam kegiatan ekonomi masyarakat dan ekonomi kreatif di lingkungan
sekitar. Dengan penuh kesadaran, peserta didik melakukan suatu tindakan atau
mengambil suatu keputusan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
berdasarkan pemahamannya terhadap kekayaan kearifan lokal yang berlaku di
wilayahnya serta nilai-nilai ilmiah dari kearifan lokal tersebut.
Keterampilan 1. Mengamati Pada akhir fase C, peserta didik mengamati fenomena dan
proses peristiwa secara sederhana dengan menggunakan panca indra, mencatat hasil
pengamatannya, serta mencari persamaan dan perbedaannya. 2.
Mempertanyakan dan memprediksi Dengan panTigan, peserta didik dapat
mengajukan pertanyaan lebih lanjut untuk memperjelas hasil pengamatan dan
membuat prediksi tentang penyelidikan ilmiah. 3. Merencanakan dan
melakukan penyelidikan Secara mandiri, peserta didik merencanakan dan
melakukan langkah-langkah Pembelajaran operasional untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan
mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu
pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat. 4. Memproses, menganalisis
data dan informasi Menyajikan data dalam bentuk tabel atau grafik serta
menjelaskan hasil pengamatan dan pola atau hubungan pada data secara digital
atau non digital. Membandingkan data dengan prediksi dan menggunakannya
sebagai bukti dalam menyusun penjelasan ilmiah. 5. Mengevaluasi dan refleksi
Mengevaluasi kesimpulan melalui perbandingan dengan teori yang ada.
Merefleksikan proses investigasi, termasuk merefleksikan validitas suatu tes. 6.
Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil penyelidikan secara utuh

93
yang ditunjang dengan argumen, bahasa, serta konvensi sains yang umum
sesuai format yang ditentukan.

7. CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI MUSIK


A. Rasional Mata Pelajaran Seni Musik
Seni musik merupakan ekspresi, respon, dan apresiasi manusia terhadap berbagai fenomena
kehidupan, baik dari dalam diri maupun dari budaya, sejarah, alam dan lingkungan hidup
seseorang, dalam beragam bentuk tata dan olah bunyi-musik. Musik bersifat individu sekaligus
universal, mampu menembus sekat-sekat perbedaan, serta menyuarakan isi hati dan buah pikiran
manusia yang paling dalam, termasuk yang tidak dapat diwakili oleh bahasa verbal. Musik
mendorong manusia untuk merasakan, dan mengekspresikan keindahan melalui penataan bunyi-
suara. Melalui pendidikan seni musik, manusia diajak untuk berpikir dan bekerja artistik-estetik
secara kreatif, memiliki daya apresiasi, menerima perbedaan, menghargai kebhinekaan global,
sejahtera secara utuh (jasmani, mental-psikologis, dan rohani), yang pada akhirnya akan berdampak
terhadap kehidupan manusia (diri sendiri dan orang lain) dan pengembangan pribadi setiap orang
dalam proses pembelajaran yang berkesinambungan (terus menerus).

B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Musik


1. Peserta didik mampu mengekspresikan diri atas fenomena kehidupan.
2. Peserta didik peka terhadap persoalan diri secara pribadi dan dunia sekitar.
3. Peserta didik mampu mengasah dan mengembangkan musikalitas, terlibat dengan praktik-praktik
bermusik dengan cara yang sesuai, tepat, dan bermanfaat, serta turut ambil bagian dan mampu
menjawab tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Secara sadar dan bermartabat peserta didik mengusahakan perkembangan kepribadian, karakter,
dan kehidupannya baik untuk diri sendiri maupun untuk sesama dan alam sekitar.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Musik


1. Pelajaran seni musik mencakup: pengembangan musikalitas; kebebasan berekspresi;
pengembangan imajinasi secara luas; menjalani disiplin kreatif; penghargaan akan nilai-nilai
keindahan; pengembangan rasa kemanusiaan, toleransi dan menghargai perbedaan; pengembangan
karakter/kepribadian manusia secara utuh (jasmani, mental/psikologis, dan rohani) yang dapat
memberikan dampak dalam kehidupan manusia.
2. Pelajaran musik membantu mengembangkan musikalitas, kemampuan bermusik peserta didik
melalui berbagai macam praktik musik yang baik secara:
a. Ekspresif dan indah
b. Kesadaran, pemahaman dan penghayatan akan unsur-unsur/ elemen-elemen bunyi-musik dan
kaidah-kaidahnya
c. Dengan penerapan yang tepat guna Dalam pembelajaran praktik Seni Musik mencakup elemen-
elemen sebagai berikut
Elemen Deskripsi
Mengalami ● Peserta didik mengenali, merasakan, menyimak, mencoba/bereksperimen,
(Experiencing) dan merespon bunyimusik dari beragam sumber, dan beragam jenis/ bentuk
musik dari berbagai konteks budaya dan era.
● Peserta didik mengeksplorasi bunyi dan beragam karya-karya musik,
bentuk musik, alat-alat yang menghasilkan bunyi-musik, dan penggunaan
teknologi dalam praktik bermusik.
94
● Peserta didik mengamati, mengumpulkan, dan merekam pengalaman dari
beragam praktik bermain musik, menumbuhkan kecintaan pada musik dan
mengusahakan dampak bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat.
Menciptakan ● Peserta didik memilih penggunaan beragam media dan teknik bermain
(Creating) dalam praktik musik untuk menghasilkan karya musik sesuai dengan
konteks, kebutuhan dan ketersediaan, serta kemampuan praktik musik
masyarakat, sejalan dengan perkembangan teknologi.
● Peserta didik menciptakan karya-karya musik dengan standar musikalitas
yang baik dan sesuai dengan kaidah/budaya dan kebutuhan, dapat
dipertanggungjawabkan, berdampak pada diri sendiri dan orang lain, dalam
beragam bentuk praktik musik.
Berdampak ● Peserta didik memilih, menganalisis, menghasilkan karya-karya musik
(Impacting) bagi dengan kesadaran untuk terus mengembangkan kepribadian dan karakter
diri sendiri dan bagi diri sendiri dan sesama. ● Peserta didik memilih, menganalisis
orang lain menghasilkan karya-karya musik dengan kesadaran untuk terus membangun
persatuan dan kesatuan bangsa.
● Peserta didik memilih, menganalisis, menghasilkan karya-karya musik
dengan kesadaran untuk terus meningkatkan cinta kasih kepada sesama
manusia dan alam semesta.
● Peserta didik menjalani kebiasaan/disiplin kreatif dalam praktik musik
sebagai sarana melatih pengembangan pribadi dan bersama, dan menjadi
semaki

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Musik setiap Fase


1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)
Pada akhir Fase A, peserta didik mampu menyimak, melibatkan diri secara aktif dalam
pengalaman atas bunyi-musik (bernyanyi, bermain alat/media musik, mendengarkan), mengimitasi
bunyimusik serta dapat mengembangkannya menjadi pola baru yang sederhana. Peserta didik
mengenali diri sendiri, sesama, dan lingkungannya serta mengalami keberagaman/ kebhinekaan
sebagai bahan dasar berkegiatan musik seperti yang terwujud dalam pengenalan kualitas-kualitas
dan unsur-unsur sederhana dalam bunyi/musik beserta konteks yang mengikutinya
Fase A berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Mengalami (Experiencing) Pada akhir fase ini, peserta didik mampu
(Experiencing) mengimitasi bunyi-musik sederhana dengan mengenal unsur-unsur bunyi-
musik baik intrinsik maupun ekstrinsik.
Merefleksikan . Merefleksikan (Reflecting) Pada akhir fase ini, peserta didik mampu
(Reflecting) mengenali diri sendiri, sesama, dan lingkungan yang beragam
(berkebhinekaan), serta mampu memberi kesan atas praktik bermusik lewat
bernyanyi atau bermain alat/media musik baik sendiri maupun bersama-sama
dalam bentuk sederhana.
Berpikir dan Berpikir dan Bekerja Secara Artistik (Thinking and Working Artistically)
Bekerja Secara Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menyimak, mengenali, dan
Artistik mengimitasi bunyimusik dan menerapkan kebiasaan bermusik yang baik dan
(Thinking and rutin dalam berpraktik musik sederhana sejak dari persiapan, saat bermusik,
Working maupun usai berpraktik musik, serta memilih secara aktif dan memainkan
Artistically) karya musik sederhana secara artistik, yang m
95
Menciptakan Menciptakan (Creating) Pada akhir fase ini, peserta didik mampu
(Creating) mengembangkan imitasi bunyi-musik menjadi pola baru yang sederhana
dengan mengenal unsur-unsur bunyi-musik baik intrinsik maupun ekstrinsik.
Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menjalani kebiasaan bermusik yang
(Impacting) bagi baik dan rutin dalam berpraktik musik dan aktif dalam kegiatan-kegiatan
diri sendiri dan bermusik lewat bernyanyi dan memainkan media bunyi-musik sederhana serta
orang lain mendapatkan pengalaman dan kesan baik bagi diri sendiri, sesama, dan
lingkungan.

2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir Fase B, peserta didik dapat memberi kesan dan mendokumentasikan musik yang
dialaminya dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, maupun bentuk lainnya. Peserta didik menjalani
kebiasaan praktik musik yang baik dan rutin (disiplin kreatif) dalam berpraktik musik sederhana
untuk kelancaran dan keluwesannya menjalani dan mengembangkan kemampuan musikalitas baik
bagi diri sendiri maupun secara bersama-sama serta mendapatkan kesan baik atas pengalamannya
tersebut. Peserta didik semakin dapat menyimak, melibatkan diri secara aktif dalam praktik-praktik
bermusik (bernyanyi, bermain alat/media musik, mendengarkan, membuat musik), semakin lancar
dalam mengimitasi bunyi-musik sederhana.

Fase B Berdasarkan Eleme


Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengimitasi dan menata bunyi-
(Experiencing) musik sederhana dengan menunjukkan kepekaan akan unsur-unsur bunyi-
musik baik intrinsik maupun ekstrinsik..
Merefleksikan . Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengenali diri sendiri, sesama, dan
(Reflecting) lingkungan yang beragam (berkebhinekaan), serta mampu memberi kesan atas
praktik bermusik lewat bernyanyi atau bermain alat/media musik baik sendiri
maupun bersama-sama dalam beragam bentuk: lisan, tulisan/gambar, atau
referensi lainnya..
Berpikir dan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menyimak, mendokumentasikan
Bekerja Secara secara sederhana, dan menjalani kebiasaan bermusik yang baik dan rutin
Artistik dalam berpraktik musik sejak dari persiapan, saat bermusik, maupun usai
(Thinking and berpraktik musik, serta memilih secara aktif dan memainkan karya musik
Working sederhana secara artistik, yang mengandung nilai-nilai positif dan membangun
Artistically)
Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengembangkan, mengimitasi, dan
(Creating) menata bunyi-musik sederhana menjadi pola baru dengan mempertimbangkan
unsur-unsur bunyi-musik intrinsik maupun ekstrinsik..
Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menjalani, mendokumentasikan
(Impacting) bagi kebiasaan bermusik yang baik dan rutin dalam berpraktik musik dan aktif
diri sendiri dan dalam kegiatan-kegiatan bermusik lewat bernyanyi dan memainkan media
orang lain bunyi-musik sederhana serta

3. Fase C (Umumnya Kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir Fase C, peserta didik menunjukkan kepekaannya terhadap unsur-unsur bunyi-
musik dan konteks sederhana dari sajian musik seperti: lirik lagu, kegunaan musik yang dimainkan,
serta keragaman budaya yang melatarbelakanginya. Peserta didik mampu berpartisipasi dalam
96
aktivitas musikal dan mampu memberikan respon yang memadai dengan lancar dan luwes,
sederhana, terencana/situasional, baik secara individu maupun kelompok (bersama-sama, dengan
menyadari pentingnya orang/pihak lain, persatuan, kekompakan, dan kebersamaan). Peserta didik
mampu memberi kesan dan mendokumentasikan musik yang dialaminya dalam bentuk yang dapat
dikomunikasikan secara lebih umum seperti: lisan, tulisan gambar, notasi musik, dan audio. Peserta
didik mampu menjalani kebiasaan praktik musik yang baik dan rutin dalam melakukan praktik
musik mulai persiapan, penyajian, hingga setelah musik selesai disajikan. Peserta didik perlu
memiliki kemampuan memilih, memainkan dan menghasilkan karya-karya musik sederhana yang
mengandung nilai-nilai lokal-global yang positif, berperan secara aktif, kreatif, artistik, untuk
mendapatkan pengalaman dan kesan baik untuk perbaikan dan kemajuan diri sendiri dan bersama.
Fase C Berdasarkan ElemeN
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengolah pola/tata bunyi-
(Experiencing) musik dan semakin menunjukkan tingkat kepekaan akan unsurunsur
bunyi-musik baik intrinsik maupun ekstrinsik...
Merefleksikan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengenali dan memberi kesan
(Reflecting) atas praktik bermusik lewat bernyanyi atau bermain alat/ media musik
baik sendiri maupun bersamasama dalam bentuk-bentuk yang bisa diacu
dan dikomunikasikan secara lebih umum dalam bentuk: lisan,
tulisan/gambar, notasi musik, maupun audio.
Berpikir dan Bekerja maupun usai berpraktik musik, serta memilih, memainkan dan
Secara Artistik menghasilkan karya-karya musik sederhana yang mengandung nilai-
(Thinking and nilai kearifan lokal-global dan positif, secara aktif, kreatif, dan artistik.
Working Artistically)
Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menata dan mengolah pola/
(Creating) tata bunyi-musik dalam konteks sederhana dan semakin menunjukkan
tingkat kepekaan akan unsurunsur bunyi-musik baik intrinsik maupun
ekstrinsik baik secara terencana maupun situasional...
Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menjalani kebiasaan baik dan
(Impacting) bagi diri rutin dalam berpraktik musik dan aktif dalam kegiatankegiatan bermusik
sendiri dan orang lain lewat bernyanyi dan memainkan media bunyi-musik serta mendapatkan
pengalaman dan kesan baik bagi perbaikan dan kemajuan diri sendiri
dan bersama.

8. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Rupa setiap Fase


1. Fase A (Kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Pada akhir fase A, peserta didik mampu mengamati elemen-elemen rupa di
(Experiencing) lingkungan kesehariannya dan menuangkan pengalaman kesehariannya
secara visual dengan menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris. Peserta
didik mengeksplorasi alat dan bahan dasar dalam berkarya seperti kertas,
alat menggambar, mewarnai, membentuk, memotong, dan merekat.
Menciptakan Pada akhir fase A, peserta didik mampu menciptakan karya dengan
(Making/Creating) mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni rupa berupa garis, bentuk
dan warna
Merefleksikan Pada akhir fase A, peserta didik mampu mengenali dan menceritakan fokus

97
(Reflecting) dari karya yang diciptakan atau dilihatnya (dari teman sekelas karya seni
dari orang lain) serta pengalaman dan perasaannya mengenai karya
tersebut.
Berpikir dan Pada akhir fase A, peserta didik mampu mengenali dan membiasakan diri
Bekerja Artistik dengan berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan aneka
(Thinking and pilihan media yang tersedia di sekitar. Peserta didik mengetahui dan
Working memahami keutamaan faktor keselamatan dalam bekerja.
Artistically
Berdampak Pada akhir fase A, peserta didik mampu menciptakan karya sendiri y.
(Impacting)

2. Fase B (Kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A)


Di akhir fase B, peserta didik mampu menuangkan pengalamannya secara visual sebagai
ungkapan ekspresi kreatif dengan rinci walaupun hasilnya belum menunjukkan proporsi yang
optimal. Diharapkan pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengenal dan dapat menggunakan
keterampilan atau pengetahuan dasar tentang unsur rupa garis, bentuk, tekstur, ruang, dan warna
dengan bahan, alat, dan prosedur yang dipilih dalam menciptakan karya 2 dan 3 dimensi.
Fase B Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Pada akhir fase B, peserta didik mampu mengamati, mengenal, merekam dan
(Experiencing) menuangkan pengalaman kesehariannya secara visual dengan menggunakan
garis pijakdan proporsi walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri.
Peserta didik mengenali dan dapat menggunakan alat, bahan dan prosedur
dasar dalam menggambar, mewarnai, membentuk, memotong, dan merekat.
Menciptakan Pada akhir fase B, peserta didik mampu menciptakan karya 2 atau 3 dimensi
(Making/Creating dengan mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni rupa berupa garis,
) bentuk, tekstur, ruang dan warna.
Merefleksikan Pada akhir fase B, peserta didik mampu mengenali dan menceritakan fokus
(Reflecting) dari karya yang diciptakan atau dilihatnya (dari teman sekelas karya seni dari
orang lain atau era atau budaya tertentu) serta pengalaman dan perasaannya
mengenai karya tersebut.
Berpikir dan ada akhir fase B, peserta didik mulai mulai terbiasa secara mandiri
Bekerja Artistik menggunakan berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan
(Thinking and aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Peserta didik mengetahui,
Working memahami dan mulai konsisten mengutamakan faktor keselamatan dalam
Artistically bekerja.
Berdampak Pada akhir fase B, peserta didik mampu menciptakan karya sendiri yang
(Impacting) sesuai dengan perasaan, minat atau konteks lingkungannya.

3. Fase C (Kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)


Di akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan pengalamannya secara visual sebagai
ekspresi kreatif dengan rinci, ditandai penguasaan ruang dengan penggunaan garis horizon dalam
karyanya. Diharapkan pada akhir fase ini, proses kreatif dan kegiatan apresiasi peserta didik telah
mencerminkan penguasaan terhadap bahan, alat, dan prosedur yang mewakili perasaan dan empati
peserta didik.
Fase C Berdasarkan Elemen

98
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Pada akhir fase C, peserta didik mampu mengamati, mengenal, merekam dan
(Experiencing) menuangkan pengalaman kesehariannya secara visual dengan menggunakan
garis pijak dan proporsi. Peserta didik terbiasa menggunakan alat, bahan dan
prosedur dasar yang tepat dalam menggambar, mewarnai, membentuk,
memotong, dan merekat. asar dalam menggambar, mewarnai, membentuk,
memotong, dan merekat.
Menciptakan Pada akhir fase C, peserta didik mampu menciptakan karya 2 atau 3 dimensi
(Making/Creati dengan mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan elemen seni rupa
ng) berupa garis, bentuk, tekstur dan ruang. Peserta didik mulai menggunakan
garis horizon dalam karya 2 dimensi. Selain itu, peserta didik mulai
menerapkan keseimbangan dan irama/ritme dalam warna, garis atau bentuk
dalam karyanya
Merefleksikan Pada akhir fase C, peserta didik mampu mengenali dan menceritakan fokus
(Reflecting) dari karya yang diciptakan atau dilihatnya (dari teman sekelas karya seni dari
orang lain atau era atau budaya tertentu) serta pengalaman dan perasaannya
mengenai karya tersebut.
Berpikir dan Pada akhir fase C, peserta didik secara mandiri secara mandiri menggunakan
Bekerja berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan aneka pilihan media
Artistik yang tersedia di sekitar. Peserta didik mulai mengenal alternatif bahan, alat
(Thinking and atau prosedur dasar dasar dalam menggambar, mewarnai, membentuk,
Working memotong, dan merekat. Peserta didik mengetahui, memahami dan konsisten
Artistically mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja.
Berdampak Pada akhir fase C, peserta didik mampu menciptakan karya sendiri yang
(Impacting) sesuai dengan perasaan, minat atau konteks lingkungannya

9. CAPAIAN PEMBELAJARAN SENI TARI


A. Rasional Mata Pelajaran Seni Tari
Seni merupakan respon, ekspresi, dan apresiasi manusia terhadap berbagai fenomena
kehidupan, baik di dalam (diri) dan di luar (budaya, sejarah, alam, lingkungan) seseorang, yang
diekspresikan melalui media (tari, musik, rupa, lakon/teater). Belajar dengan seni mengajak
manusia untuk mengalami, merasakan, mengekspresikan keindahan, dan untuk berpikir serta
bekerja secara artistik. Sedangkan belajar tentang seni membentuk manusia menjadi kreatif,
memiliki apresiasi estetis, menghargai kebhinekaan global, dan sejahtera secara psikologis. Untuk
belajar melalui seni berdampak pada kehidupan dan pembelajaran yang berkesinambungan. Oleh
karenanya, pembelajaran seni dapat dilakukan melalui pendekatan belajar dengan seni, belajar
tentang seni, dan belajar melalui seni.

B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Tari


Seni tari bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk:
1. meningkatkan multi kecerdasan, khususnya kinestetik sebagai ungkapan ekspresi, melalui
gagasan, perasaan, kreativitas, dan imajinasi yang memiliki nilai estetis dan artistik, kehalusan
budi sehingga dapat meningkatkan kemampuan mengontrol dan mengatur tubuh sebagai media
untuk mengungkapkan gagasan dengan percaya diri;
2. mengolah tubuh untuk mengembangkan fleksibilitas, keseimbangan, dan kesadaran diri yang
mengasah kreatifitas dan imajinasi untuk diungkapkan melalui gerak tari sebagai bentuk
komunikasi yang memiliki keindahan dan artistik;
99
3. meningkatkan kepekaan rasa dan nilai estetis, seni, dan budaya tari dalam konteks masa lalu,
masa kini, dan masa yang akan datang;
4. Memahami budaya Indonesia meliputi sejarah dan tari tradisi melalui berbagai sumber daya
dan aktivitas seni yang bermakna sebagai pembentukan identitas diri dan bangsa dalam
menghargai keberagaman serta pelestarian budaya seni tari Indonesia;
5. mengembangkan tari tradisi Indonesia dan menyebarluaskannya sebagai usaha menjalin
interaksi sosial serta komunikasi antarbudaya dalam konteks global; dan
6. Menjawab tantangan perkembangan dan perubahan di abad ke-21.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Tari


Seni tari merupakan pembelajaran berbasis pada kecerdasan kinestetik dengan memperhatikan
norma yang erat kaitannya dengan budaya dan pola pikir masyarakat setempat. Melalui seni tari,
peserta didik dapat meningkatkan kreativitas dan apresiasi dalam berkarya seni dan dapat
memaknai fenomena kehidupan yang diimplementasikan dalam keseharian.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Seni Tari setiap Fase


1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)
Pada akhir fase, peserta didik mampu mengemukakan pencapaian diri dalam mengenal unsur
utama tari, gerak di tempat, dan gerak berpindah tempat, melalui pengamatan bentuk tari sebagai
pengetahuan dasar dalam membuat gerak tari yang dipertunjukkan sesuai norma/perilaku dengan
percaya diri sehingga dapat menumbuhkan rasa keingintahuan dan antusiasme.
‘Fase A Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Berpikir dan Berpikir dan bekerja artistik (Thinking and working artistically) Pada akhir fase
bekerja ini, peserta didik mampu menunjukkan hasil gerak berdasarkan norma/perilaku
artistik yang sesuai dalam menari dengan keyakinan dan percaya diri saat 302 Elemen
(Thinking and Capaian Pembelajaran mengekspresikan ide dan perasaan kepada penonton atau
working lingkungan sekitar..
artistically)
Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengamati bentuk tari sebagai media
(Experiencing) komunikasi serta mengembangkan kesadaran diri dalam mengeksplorasi unsur
utama tari meliputi gerak, ruang, waktu, tenaga, serta gerak di tempat dan gerak
berpindah.
Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengidentifikasi unsur utama tari
(Creating) (gerak, ruang, waktu, dan tenaga), gerak di tempat dan gerak berpindah untuk
membuat gerak yang memiliki kesatuan gerak yang indah.
Merefleksikan Merefleksikan (Reflecting) Pada akhir fase ini, peserta didik mampu
(Reflecting) mengemukakan pencapaian diri secara lisan, tulisan, dan kinestetik..
Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menumbuhkan keingintahuan,
(Impacting) menunjukkan antusiasme saat proses pembelajaran tari yang berpengaruh pada
kemampuan diri dalam menyelesaikan aktivitas pembelajaran tari.

Fase B Berdasarkan Elemen


Elemen Capaian Pembelajaran
Berpikir dan bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menunjukkan hasil tari
artistik (Thinking kelompok dengan bekerja secara kooperatif untuk mengembangkan

100
and working kemampuan bekerja sama dan saling menghargai demi tercapainya
artistically) tujuan bersama.
Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengamati bentuk penyajian
(Experiencing) tari berdasarkan latar belakang serta mengeksplorasi unsur utama tari
sesuai level, perubahan arah hadap, dan desain lantai.
Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengidentifikasi dan membuat
(Creating) gerak dengan unsur utama tari, level, dan perubahan arah hadap..
Merefleksikan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menilai pencapaian dirinya saat
(Reflecting) melakukan aktivitas pembelajaran tari...
Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menumbuhkan rasa cinta pada
(Impacting) seni tari yang berpengaruh pada kemampuan diri dalam menyelesaikan
aktivitas pembelajaran tari..

Fase C Berdasarkan Elemen


Elemen Capaian Pembelajaran
Berpikir dan bekerja Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menunjukkan hasil merangkai
artistik (Thinking gerak tari menggunakan unsur pendukung tari dengan bekerja kooperatif
and working dan berperan aktif dalam kelompok..
artistically)
Mengalami Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengamati berbagai bentuk
(Experiencing) tari tradisi yang dapat digunakan untuk mengekspresikan diri melalui
unsur pendukung tari..
Menciptakan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menghargai hasil pencapaian
(Creating) karya tari dengan mempertimbangkan pendapat orang lain..
Merefleksikan Pada akhir fase ini, peserta didik mampu menghargai hasil pencapaian
(Reflecting) karya tari dengan mempertimbangkan pendapat orang lain
Berdampak Pada akhir fase ini, peserta didik mampu merespon fenomena di
(Impacting) lingkungan sekitar melalui tari yang dikomunikasikan kepada penonton
atau masyarakat sekitar.

9. CAPAIAN PEMBELAJARAN PRAKARYA-BUDI DAYA


A. Rasional Mata Pelajaran Prakarya-Budi Daya
Kehidupan manusia dalam bermasyarakat, sejak dahulu telah mengembangkan olah pikir
dan olah rasa, untuk membantu menjalani kehidupan, memecahkan masalah, maupun menghasilkan
produk budi daya yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup. Karya manusia sebagai
produk budaya, terlihat dalam tiga ranah: fisik (material), sistem (langkah-langkah, metoda dan
strategi memproduksi) dan ide (gagasan dan latar belakang memproduksi).

B. Tujuan Mata Pelajaran Prakarya-Budi Daya


Prakarya-Budi daya memiliki tujuan sebagai berikut:
1. menghasilkan produk budi daya yang aman melalui penguasaan eksplorasi bahan, alat, teknik
dan sistem dengan mengembangkan, pengetahuan alam, dan teknologi budi daya berbasis
kecerdasan naturalis;
2. mengapresiasi, mengevaluasi dan merefleksi produk budi daya teman sendiri maupun
masyarakat berdasarkan pendekatan sistematis ilmiah; dan
3. menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan melalui kepemimpinan, kerja sama dan berani
mengambil risiko.
101
C. Karakteristik Mata Pelajaran Prakarya - Budi Daya
Kurikulum Prakarya-Budi daya menerapkan:
(1) kurikulum progresif (progresive curriculum) yaitu kurikulum yang mengikuti perkembangan
Ilmu, Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS), sehingga materi, metode pembelajaran
menyesuaikan dengan perkembangan teknologi budi daya;
(2) kurikulum terpadu (integrated curriculum) yaitu mengkolaborasikan sesama aspek mata
pelajaran Prakarya maupun mata pelajaran lainnya;
(3) kurikulum korelatif (corralated curriculum) yaitu kurikulum yang memberikan kesempatan
melaksanakan pembelajaran berbasis project based learning dengan sesama aspek Prakarya
atau mata pelajaran lainnya untuk menghasilkan satu produk yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari;
(4) kurikulum mandiri (single subject curriculum) yaitu kurikulum yang dilaksanakan secara
mandiri dapat menghasilkan karya yang berguna bagi mata pelajaran yang lain baik secara
transfer of training, transfer of knowledge maupun transfer of value.

Kurikulum Prakarya Budi daya berisi empat elemen kompetensi yaitu observasi dan eksplorasi;
desain/perencanaan, produksi, serta refleksi dan evaluasi seperti berikut
Elemen Deskripsi
Observasi Observasi dan Eksplorasi Elemen observasi dan eksplorasi adalah pengamatan dan
dan penggalian (bahan, alat dan teknik) secara sistematis dan kontekstual untuk
Eksplorasi memperoleh peluang menciptakan produk.
Desain/Pere Elemen desain atau perencanaan adalah penyusunan atau pengembangan rencana
ncanaan produk (penciptaan, rekonstruksi, dan modifikasi) berdasarkan hasil observasi dan
eksploras
Produksi Elemen Produksi adalah keterampilan pembuatan atau penciptaan produk setengah
jadi dan/atau produk jadi yang kreatif dan atau inovatif melalui eksperimen dan
penelitian yang menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Refleksi dan Elemen refleksi dan evaluasi adalah kemampuan pengamatan, apresiasi,
Evaluasi identifikasi, analisis, penilaian, dan pemberian saran perbaikan/pengembangan
produk/kelayakan produk.
:
D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Prakarya-Budi Daya setiap Fase
1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)
Pada akhir Fase A (Kelas I dan II SD/MI/Program Paket A) peserta didik mampu
mengamati dan menjelaskan karakteristik produk budi daya untuk kebutuhan sehari-hari dan
memberikan tanggapan.

Fase A Berdasarkan Elemen


Elemen Capaian Pembelajaran
Observasi Peserta didik mampu mengamati dan menjelaskan karakteristik produk budi daya
dan (warna, bentuk, ukuran) untuk kebutuhan sehari-hari dan menjelaskan secara
Eksplorasi lisankontekstual untuk memperoleh peluang menciptakan produk.
Desain/Per Peserta didik merencanakan pemeliharaan dan/atau perawatan objek budi daya
encanaan dengan bimbingan berdasarkan hasil pengamatan.

102
Produksi Peserta didik mampu merawat dan atau memelihara objek budi daya yang aman
untuk kebutuhan sehari-hari secara kerja sama dengan bimbingan sesuai
perencanaan.
Refleksi Peserta didik mampu memberikan tanggapan terhadap produk budi daya
dan kebutuhan seharihari
Evaluasi

2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A)


Elemen Capaian Pembelajaran
Observasi Peserta didik mampu mengamati produk budi daya di lingkungan sekitar dan
dan menjelaskan bahan, alat, dan prosedur budi daya.
Eksplorasi
Desain/Pere Peserta didik mampu menentukan dan menyusun rencana kegiatan budi daya
ncanaan sesuai potensi lingkungan berdasarkan hasil pengamatannya..
Produksi Peserta didik mampu menghasilkan produk budi daya yang aman untuk kebutuhan
diri dan keluarga secara mandiri dan/atau kerja sama sesuai potensi lingkungan dan
perencanaannya..
Refleksi dan Peserta didik mampu mengapresiasi (menanggapi dan memberikan ulasan) produk
Evaluasi budi daya untuk kebutuhan diri dan keluarga.

3. Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A


Elemen Capaian Pembelajaran
Observasi Peserta didik mampu mengamati dan mendeskripsikan produk budi daya
dan berdasarkan modifikasi bahan dan alat yang sesuai potensi lingkungan/kearifan
Eksplorasi lokal.
Desain/Pere Peserta didik menentukan dan menyusun rencana kegiatan budi daya dengan
ncanaan memodifikasi bahan dan alat sesuai potensi lingkungan/kearifan lokal berdasarkan
pengamatannya.
Produksi Peserta didik mampu menghasilkan produk budi daya yang aman berdasarkan
potensi lingkungan/kearifan lokal dengan modifikasi bahan dan alat secara mandiri
dan/atau kerja sama sesuai perencanaannya.
Refleksi dan Peserta didik mampu merefleksikan produk budi daya hasil modifikasi bahan dan
Evaluasi alat sesuai potensi lingkungan/kearifan lokal 325 Elemen Capaian Pembelajaran
berdasarkan manfaat dan karakteristik produk

10. CAPAIAN PEMBELAJARAN PRAKARYA-KERAJINAN


A. Rasional Mata Pelajaran Prakarya-Kerajinan
Kehidupan manusia dalam bermasyarakat, sejak dahulu telah mengembangkan olah pikir dan olah
rasa, untuk membantu menjalani kehidupan, memecahkan masalah, maupun menghasilkan produk
yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup. Karya manusia sebagai produk budaya, terlihat
dalam tiga ranah: fisik (material), sistem (langkah-langkah, metoda dan strategi memproduksi) dan
Ide (gagasan dan latar belakang memproduksi).

B. Tujuan Mata Pelajaran Prakarya-Kerajinan Prakarya


Kerajinan memiliki tujuan sebagai berikut:

103
1. merancang dan menghasilkan produk kerajinan yang kreatif melalui penguasaan menggali
(exploration) bahan, alat, teknik, dan prosedur dengan mengembangkan pengetahuan seni,
kerajinan, teknologi, desain, dan budaya,
2. mengapresiasi, mengevaluasi dan merefleksi karya diri, teman, dan perajin berdasarkan
pendekatan sistematis ilmiah,
3. menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan melalui kepemimpinan, kerja sama dan berani
mengambil resiko.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Prakarya-Kerajinan


Kurikulum Prakarya Kerajinan menerapkan:
(1) kurikulum progresif (progressive curriculum) yaitu kurikulum yang mengikuti perkembangan
Ilmu, Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS), sehingga materi dan metode pembelajaran
menyesuaikan terhadap perkembangan teknologi yang ada;
(2) kurikulum terpadu (integrated curriculum) yaitu mengkolaborasikan dengan sesama aspek mata
pelajaran Prakarya maupun mata pelajaran lainnya;
(3) kurikulum korelatif (corralated curriculum) yaitu kurikulum yang memberikan kesempatan
melaksanakan pembelajaran berbasis project based learning dengan sesama aspek Prakarya atau
mata pelajaran lainnya untuk menghasilkan satu karya yang dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari;
(4) kurikulum mandiri (single subject curriculum) yaitu kurikulum yang dilaksanakan secara
mandiri dapat menghasilkan karya yang berguna bagi mata pelajaran yang lain baik secara transfer
of training, transfer of knowledge maupun transfer of value.

Kurikulum Prakarya Kerajinan berisi empat elemen kompetensi yaitu observasi dan eksplorasi,
desain/perancangan, produksi, serta refleksi dan evaluasi seperti berikut:
Elemen Deskripsi
Observasi dan Elemen observasi dan eksplorasi adalah pengamatan dan penggalian (bahan, alat
Eksplorasi dan teknik) secara sistematis dan kontekstual untuk memperoleh peluang
menciptakan produk.
Desain/Perenc Elemen desain atau perencanaan adalah penyusunan atau pengembangan rencana
anaan produk (penciptaan, rekonstruksi, dan modifikasi) berdasarkan hasil observasi
dan eksplorasi.
Produksi Elemen Produksi adalah keterampilan pembuatan atau penciptaan produk
setengah jadi dan/atau produk jadi yang kreatif dan atau inovatif melalui
eksperimen dan penelitian yang menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Refleksi dan Elemen refleksi dan evaluasi adalah kemampuan pengamatan, apresiasi,
Evaluasi identifikasi, analisis, penilaian, dan pemberian saran perbaikan/pengembangan
produk/kelayakan produk.

1. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Prakarya-Kerajinan Setiap Fase


1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)
Pada akhir Fase A (Kelas I dan II SD/MI/Program Paket A) peserta didik mampu membuat
produk kerajinan kebutuhan sehari-hari berdasarkan karakteristik bahan, produk, dan memberikan
tanggapan. Fase A Berdasarkan Eleme
Elemen Capaian Pembelajaran

104
Observasi danPeserta didik mampu mengamati dan menjelaskan bentuk, warna, tekstur, dan
Eksplorasi fungsi produk kerajinan untuk kebutuhan sehari-hari..
Desain/PerencPeserta didik mampu menyusun rencana pembuatan produk kerajinan kebutuhan
anaan sehari-hari dengan bimbingan.
Produksi Peserta didik mampu membuat produk kerajinan untuk kebutuhan sehari-hari
secara mandiri maupun bekerjasama dengan bimbingan sesuai dengan
perencanaan..
Refleksi dan Peserta didik mampu memberikan tanggapan terhadap produk kerajinan
Evaluasi kebutuhan seharihari.

2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir Fase B (Kelas III dan IV SD) peserta didik mampu membuat produk kerajinan sesuai
potensi lingkungan dan menjelaskan bahan, alat dan langkah-langkahnya.

Fase B Berdasarkan Elemen


Elemen Capaian Pembelajaran
Observasi dan Peserta didik mampu mengamati dan menjelaskan karakteristik bentuk, warna,
Eksplorasi tekstur, fungsi produk dan prosedur pembuatan kerajinan sesuai potensi
lingkungan.
Desain/Perenc Peserta didik mampu merancang produk kerajinan sesuai potensi lingkungan..
anaan
Produksi Peserta didik mampu membuat produk kerajinan sesuai potensi lingkungan
berdasarkan hasil rancangannya secara mandiri dan/atau kerja sama...
Refleksi dan Peserta didik mampu menanggapi dan memberikan ulasan hasil pembuatan
Evaluasi produk kerajinan sesuai potensi lingkungan..

3. Fase C (Umumnya untuk kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir Fase C (Kelas V dan VI SD) peserta didik mampu menciptakan produk sesuai
potensi lingkungan/kearifan lokal dengan memodifikasi bahan, alat atau teknik, dan merefleksikan
kelebihan atau kekurangan pada produk.
Fase C Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Observasi dan Peserta didik mampu mengamati produk kerajinan hasil modifikasi yang sesuai
Eksplorasi potensi lingkungan/kearifan lokal dan mendeskripsikan bahan, alat, teknik serta
prosedur pembuatan.
Desain/Perenc Peserta didik mampu merancang produk kerajinan dengan memodifikasi bahan,
anaan alat dan teknik sesuai potensi lingkungan/kearifan lokal berdasarkan hasil
pengamatannya..
Produksi Peserta didik mampu membuat produk kerajinan kreatif berdasarkan potensi
lingkungan/kearifan lokal dengan modifikasi bahan, alat atau teknik sesuai hasil
desainnya secara mandiri dan/atau kerja sama
Refleksi dan Peserta didik mampu merefleksikan hasil pembuatan modifikasi produk kerajinan
Evaluasi yang dibuatnya berdasarkan manfaat dan karakteristik produk sesuai potensi
lingkungan/kearifan lokal...

105
11. CAPAIAN PEMBELAJARAN PRAKARYA-PENGOLAHAN
A. Rasional Mata Pelajaran Prakarya-Pengolahan
Kehidupan manusia dalam bermasyarakat, sejak dahulu telah mengembangkan kemampuan
olah pikir dan olah rasa, untuk membantu menjalani kehidupan, memecahkan masalah, maupun
menghasilkan produk olahan yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidup. Karya manusia
sebagai produk budaya, terlihat dalam tiga ranah: fisik (material), sistem (langkah-langkah, metoda
dan strategi memproduksi) dan ide (gagasan dan latar belakang memproduksi).

B. Tujuan Mata Pelajaran Prakarya-Pengolahan Prakarya Pengolahan


memiliki tujuan sebagai berikut:
4. menghasilkan produk pengolahan pangan sehat/higienis dan non pangan yang ekonomis melalui
eksplorasi bahan, teknik, alat dengan mengembangkan pengetahuan dan prinsip teknologi
pengolahan.
5. mengapresiasi, mengevaluasi dan merefleksi karya produk teknologi olahan pangan dan non
pangan masyarakat maupun teman sendiri berdasarkan pendekatan sistematis ilmiah.
6. menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan melalui kepemimpinan, kerja sama dan berani
mengambil resiko.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Prakarya-Pengolahan


Kurikulum Prakarya Pengolahan menerapkan:
(1) kurikulum progresif (progressive curriculum) yaitu kurikulum yang mengikuti perkembangan
Ilmu, Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS), sehingga materi dan metode pembelajaran
menyesuaikan terhadap perkembangan teknologi yang ada;
(2) kurikulum terpadu (integrated curriculum) yaitu mengkolaborasikan dengan sesama aspek mata
pelajaran Prakarya maupun mata pelajaran lainnya;
(3) kurikulum korelatif (corralated curriculum) yaitu kurikulum yang memberikan kesempatan
melaksanakan pembelajaran berbasis project based learning dengan sesama aspek Prakarya
atau mata pelajaran lainnya untuk menghasilkan satu karya yang dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari;
(4) kurikulum mandiri (single subject curriculum) yaitu kurikulum yang dilaksanakan secara
mandiri dapat menghasilkan karya yang berguna bagi mata pelajaran yang lain baik secara
transfer of training, transfer of knowledge maupun transfer of value.
Kurikulum Prakarya Pengolahan berisi empat elemen kompetensi yaitu observasi dan
eksplorasi, desain/perancangan, produksi, serta refleksi dan evaluasi seperti berikut:
Elemen Deskripsi
Observasi Elemen observasi dan eksplorasi adalah pengamatan dan penggalian (bahan, alat
dan dan teknik) secara sistematis dan kontekstual untuk memperoleh peluang
Eksplorasi menciptakan produk..
Desain/Per Elemen desain atau perencanaan adalah penyusunan atau pengembangan rencana
encanaan produk (penciptaan, rekonstruksi, dan modifikasi) berdasarkan hasil observasi dan
eksplorasi.
Produksi Elemen Produksi adalah keterampilan pembuatan atau penciptaan produk setengah
jadi dan/atau produk jadi yang kreatif dan atau inovatif melalui eksperimen dan
penelitian yang menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

106
Refleksi Elemen refleksi dan evaluasi adalah kemampuan pengamatan, apresiasi, identifikasi,
dan analisis, penilaian, dan pemberian saran perbaikan/pengembangan produk/kelayakan
Evaluasi produk.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Prakarya-Pengolahan Setiap Fase


1. Fase A (Umumnya untuk kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)
Pada akhir Fase A (Kelas I dan II SD/MI/Program Paket A) peserta didik mampu membuat
produk olahan pangan sehat berdasarkan karakteristik bahan pangan untuk kebutuhan sehari-hari
dan memberikan tanggapan. Fase A Berdasarkan Elemen

Elemen Capaian Pembelajaran


Observasi danPeserta didik mampu mengamati karakteristik bahan pangan sehat (warna, rasa,
Eksplorasi aroma, tekstur) untuk kebutuhan sehari-hari dan menjelaskan secara lisan..
Desain/PerencPeserta didik mampu menyusun rencana pembuatan produk olahan pangan sehat
anaan untuk kebutuhan sehari-hari dengan bimbingan...
Produksi Peserta didik mampu membuat produk olahan pangan sehat untuk kebutuhan
sehari-hari secara kerja sama di bawah bimbingan.
Refleksi dan Peserta didik mampu memberikan tanggapan terhadap hasil pembuatan olahan
Evaluasi pangan sehat kebutuhan sehari-hari..

2. Fase B (Umumnya untuk kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir Fase B (Kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A) peserta didik mampu
membuat produk olahan pangan sehat untuk kebutuhan diri maupun keluarga berdasarkan
pengamatan bahan, alat, dan langkah-langkahnya, serta memberikan tanggapan.
Elemen Capaian Pembelajaran
Observasi dan Peserta didik mampu mengamati secara organoleptik dan menjelaskan bahan,
Eksplorasi alat, dan prosedur pembuatan produk olahan pangan sehat dari lingkungan sekitar
Desain/Perenc Peserta didik menentukan dan menyusun rencana pembuatan produk olahan
anaan pangan sehat sesuai potensi lingkungan.
Produksi Peserta didik membuat produk olahan pangan sehat untuk kebutuhan diri dan
keluarga secara mandiri dan atau kerja sama, serta menyajikan secara menarik.
Refleksi dan Peserta didik mampu mengapresiasi hasil pembuatan produk olahan pangan sehat
Evaluasi untuk kebutuhan diri dan keluarga

3. Fase C (Umumnya Kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir Fase C (Kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A) peserta didik mampu membuat
dan menyajikan produk olahan pangan sehat sesuai potensi lingkungan berdasarkan modifikasi
bahan, alat, atau teknik. Pada fase ini, peserta didik mampu merefleksikan kelebihan dan
kekurangan produk yang dibuatnya.
Fase C Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Observasi Peserta didik mampu mengamati modifikasi produk olahan pangan sehat yang
dan sesuai potensi lingkungan dan mendeskripsikan bahan, alat, teknik dan prosedur
Eksplorasi pembuatan.
Desain/ Peserta didik menentukan dan menyusun rencana pembuatan produk olahan pangan
Perencanaan sehat dengan memodifikasi bahan, peralatan, bentuk, dan tampilan sesuai kearifan
lokal..
107
Produksi Peserta didik mampu membuat produk olahan pangan sehat berdasarkan potensi
lingkungan dengan modifikasi bahan, peralatan atau teknik secara mandiri dan atau
kerja sama, serta menyajikan secara menarik..
Refleksi dan Peserta didik mampu merefleksikan hasil pembuatan modifikasi produk olahan
Evaluasi pangan sehat sesuai potensi lingkungan berdasarkan manfaat dan karakteristik
produk..
.
12. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN
KESEHATAN (PJOK)
A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)
Pendidikan jasmani, yang di Indonesia dikenal sebagai Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan, menurut William H Freeman (2007: 27-28) adalah pendidikan yang menggunakan
aktivitas jasmani untuk meningkatkan individu peserta didik secara menyeluruh berupa aspek
jasmani, mental, dan emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik sebagai
satu kesatuan utuh antara jiwa dan raga. Pernyataan tersebut menjadikan pendidikan jasmani
sebagai bidang kajian yang sangat luas dan menarik dengan titik berat pada peningkatan pergerakan
manusia (human movement). Pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan dengan menggunakan
berbagai pendekatan, model, strategi, metode, gaya, dan teknik sesuai dengan karakteristik tugas
gerak, peserta didik, dan lingkungan belajar. Pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah (psikomotor, kognitif, dan afektif) setiap peserta
didik dengan menekankan pada kualitas kebugaran jasmani dan perbendaharaan gerak. Pendidikan
jasmani, olahraga, dan kesehatan dilaksanakan di sekolah secara terencana, bertahap, dan
berkelanjutan agar dapat mengembangkan sikap positif peserta didik yang dapat menghargai
manfaat aktivitas jasmani untuk meningkatkan kualitas hidup secara menyeluru

B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)


Tujuan mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah membentuk individu yang terliterasi secara jasmani, dengan
uraian sebagai berikut:
7. Mengembangkan kesadaran arti penting aktivitas jasmani untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan individu, serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.
8. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya meningkatkan
dan memelihara kebugaran jasmani, kesejahteraan diri, serta pola perilaku hidup sehat.
9. Mengembangkan pola gerak dasar (fundamental movement pattern) dan keterampilan gerak
(motor skills) yang dilandasi dengan penerapan konsep, prinsip, strategi, dan taktik secara
umum.
10. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai kepercayaan
diri, sportif, jujur, disiplin, kerja sama, pengendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis
dalam melakukan aktivitas jasmani sebagai cerminan rasa tanggung jawab personal dan sosial
(personal and social responsibility).
11. Menciptakan suasana rekreatif yang berisi keriangan, interaksi sosial, tantangan, dan ekspresi
diri. 6. Mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri
melalui aktivitas jasmani.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK)


Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai sebuah bidang kajian memiliki
karakteristik:

108
12. Diorientasikan pada pembentukan peserta didik yang terliterasi secara jasmani dan mampu
menerapkannya dalam kehidupan nyata sepanjang hayat.
13. Melibatkan peserta didik dalam pengalaman langsung, riil, dan otentik untuk meningkatkan
kreativitas, penalaran kritis, kolaborasi, dan keterampilan berkomunikasi, serta berfikir ke
tingkat yang lebih tinggi melalui aktivitas jasmani.
14. Mempertimbangkan karakteristik peserta didik, tugas gerak (movement task), dan dukungan
lingkungan yang berprinsip developmentally appropriate practices (DAP).
15. Penyelenggaraan di sekolah didasari nilai-nilai luhur bangsa untuk membentuk Profil
Pelajar Pancasila.
16. Memuat elemen-elemen keterampilan gerak, pengetahuan gerak, pemanfaatan gerak, serta
pengembangan karakter dan internalisasi nilai-nilai gerak. Adapun elemen-elemen tersebut
dideskripsikan sebagaimana dalam tabel berikut Elemen-elemen Capaian Pembelajaran Mata
Pelajaran PJOK serta Deskripsin
No Elemen Deskripsi
1. Keterampilan Elemen ini berupa kekhasan pembelajaran PJOK yang merupakan proses
Gerak pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, terdiri dari sub elemen:
a) Aktivitas Pengembangan Pola Gerak Dasar (Fundamental Movement
Pattern), dan b) Aktivitas Pengembangan Keterampilan Gerak (Motor
Skills) berupa Aktivitas Pilihan Permainan dan Olahraga, Aktivitas
Senam, Aktivitas Gerak Berirama, serta Aktivitas Permainan dan
Olahraga Air (kondisional)
2 Pengetahuan Elemen ini berupa pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, serta kreasi
Gerak konsep, prinsip, prosedur, taktik dan strategi gerak sebagai landasan
dalam melakukan keterampilan, kinerja, serta budaya hidup aktif pada
setiap sub elemen: a) Aktivitas Pengembangan Pola Gerak Dasar
(Fundamental Movement Pattern), dan b) Aktivitas Pengembangan
Keterampilan Gerak (Motor Skills) berupa Aktivitas Pilihan Permainan
dan Olahraga, Aktivitas Senam, Aktivitas Gerak Berirama, serta
Aktivitas Permainan dan Olahraga Air (kondisional)
3 3.Pemanfaatan Pemanfaatan Gerak Elemen ini berupa pengetahuan dan keterampilan
gerak serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, terdiri dari sub
elemen: a) Aktivitas Pemeliharaan dan Peningkatan Kebugaran Jasmani
Terkait Kesehatan dan Keterampilan, dan b) Pola Perilaku Hidup Sehat
4 Pengembangan dan Internalisasi Nilainilai Gerak Elemen ini berupa pengembangan
Karakter karakter dan internalisasi nilai-nilai gerak secara graTigal yang dirancang
melalui berbagai aktivitas jasmani, terdiri dari sub elemen: a) Tanggung
Jawab Personal dan Sosial, serta b) Nilai-nilai Keriangan, Tantangan,
Ekspresi Diri, dan Interaksi Sosial

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


(PJOK) Setiap Fase
1. Fase A (Umumnya Kelas I dan II SD/MI/Program Paket A)
Pada akhir fase A, peserta didik dapat menunjukkan berbagai aktivitas pola gerak dasar dan
keterampilan gerak sebagai hasil peniruan dari berbagai sumber, memahami konsep dan prinsip
gerak yang benar, memahami dan mempraktikkan aktivitas jasmani untuk pengembangan
kebugaran dan pola perilaku hidup sehat, menunjukkan perilaku awal tanggung jawab personal dan
sosial, serta menerima nilai-nilai aktivitas jasmani.
Elemen Capaian Pembelajaran
Elemen Pada akhir fase A peserta didik menunjukkan kemampuan dalam menirukan
Keterampilan aktivitas pola gerak dasar, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan

109
Gerak aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase A peserta didik memahami prosedur dalam melakukan pola
Pengetahuan gerak dasar, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas
Gerak permainan dan olahraga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase A peserta didik memahami prosedur dan mampu
Pemanfaatan mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan.
Gerak Peserta didik juga memahami prosedur dan mampu mempraktikkan pola
perilaku hidup sehat berupa mengenali nama dan fungsi anggota tubuh, serta
menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Elemen Elemen Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilainilai Gerak Pada akhir
Pengembangan fase A peserta didik menunjukkan perilaku bertanggung jawab dalam
Karakter dan menyimak arahan dan umpan balik yang diberikan guru, mulai dapat
Internalisasi menghormati orang lain, serta menerima ragam keriangan yang didapat
Nilainilai Gerak melalui aktivitas jasmani.

2. Fase B (Umumnya Kelas III dan IV SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir fase B, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam memvariasikan dan
mengombinasikan berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak secara mandiri (tanpa
meniru contoh) dilandasi dengan penerapan prosedur gerak yang benar, menerapkan prosedur
aktivitas jasmani untuk pengembangan kebugaran dan pola perilaku hidup sehat, menunjukkan
perilaku tanggung jawab personal dan sosial dalam jangka waktu tertentu secara konsisten, serta
mendukung nilai-nilai aktivitas jasmani
Elemen Capaian Pembelajaran
Elemen Elemen Keterampilan Gerak Pada akhir fase B peserta didik menunjukkan
Keterampilan kemampuan dalam mempraktikkan variasi dan kombinasi aktivitas pola gerak
Gerak dasar dan keterampilan gerak secara mandiri (tanpa meniru contoh) berupa
permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan
aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase B peserta didik menerapkan prosedur variasi dan kombinasi
Pengetahuan pola gerak dasar dan keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga,
Gerak aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas permainan dan
olahraga air (kondisional)..
Elemen Pada akhir fase A peserta didik memahami prosedur dan mampu
Pemanfaatan mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani terkait kesehatan.
Gerak Peserta didik juga memahami prosedur dan mampu mempraktikkan pola
perilaku hidup sehat berupa mengenali nama dan fungsi anggota tubuh, serta
menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Elemen Pada akhir fase B peserta didik dapat menerapkan prosedur dan
Pemanfaatan mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani sesuai ukuran dan
Gerak intensitas aktivitas jasmani (ringan hingga sedang), menunjukkan kemampuan
dalam menerapkan pola perilaku hidup sehat berupa perlunya aktivitas
jasmani, istirahat,. pengisian waktu luang, serta memilih makanan bergizi dan
seimbang. Peserta didik juga dapat menunjukkan kemampuan dalam
menerapkan prosedur pemeliharaan kebersihan dan kesehatan alat reproduksi,
serta kesehatan diri dan orang lain dari penyakit menular dan tidak menular.
Elemen Elemen Pengembangan Karakter dan Internalisasi Nilai-nilai Gerak Pada
Pengembangan akhir fase B peserta didik dapat menunjukkan perilaku bertanggung jawab
110
Karakter dan untuk belajar mengarahkan diri dalam proses pembelajaran, menerima dan
Internalisasi mengimplementasikan arahan dan umpan balik yang diberikan guru, serta
Nilai-nilai Gerak mendukung adanya keriangan di dalam aktivitas jasmani.

3. Fase C (Umumnya Kelas V dan VI SD/MI/Program Paket A)


Pada akhir fase C, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam mempraktikkan
modifikasi berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak, dilandasi dengan penerapan
konsep dan prinsip gerak yang benar, menerapkan konsep dan prinsip aktivitas untuk
pengembangan kebugaran jasmani, serta pola perilaku hidup sehat, menunjukkan perilaku tanggung
jawab personal dan sosial dalam jangka waktu yang lebih lama secara konsisten, serta meyakini
nilai-nilai aktivitas jasmani.
Elemen Capaian Pembelajaran
Elemen Pada akhir fase C peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam
Keterampilan mempraktikkan modifikasi berbagai aktivitas pola gerak dasar dan
Gerak keterampilan gerak berupa permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas
gerak berirama, dan aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase C peserta didik dapat menerapkan konsep dan prinsip
Pengetahuan modifikasi berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak berupa
Gerak permainan dan olahraga, aktivitas senam, aktivitas gerak berirama, dan
aktivitas permainan dan olahraga air (kondisional).
Elemen Pada akhir fase C peserta didik dapat menerapkan konsep dan prinsip serta
Pemanfaatan mempraktikkan aktivitas untuk pengembangan kebugaran jasmani terkait
Gerak kesehatan (physical fittness related health), dan prosedur pengukurannya
untuk mengetahui status kebugaran pribadi. Pada fase ini, peserta didik juga
memiliki pengetahuan pengembangan pola perilaku hidup sehat berupa
bahaya merokok, meminum minuman keras, dan menyalahgunakan narkotika,
zat-zat aditif (NAPZA) dan obat berbahaya lainnya, serta memiliki
pengetahuan dan kemampuan untuk menghindari cidera dan berbagai risiko
dalam aktivitas jasmani dan olahraga.
Elemen Pada akhir fase B peserta didik dapat menerapkan prosedur dan
Pemanfaatan mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani sesuai ukuran dan
Gerak intensitas aktivitas jasmani (ringan hingga sedang), menunjukkan kemampuan
dalam menerapkan pola perilaku hidup sehat berupa perlunya aktivitas
jasmani, istirahat,. pengisian waktu luang, serta memilih makanan bergizi dan
seimbang. Peserta didik juga dapat menunjukkan kemampuan dalam
menerapkan prosedur pemeliharaan kebersihan dan kesehatan alat reproduksi,
serta kesehatan diri dan orang lain dari penyakit menular dan tidak menular.
Elemen Pada akhir fase C peserta didik terlibat secara aktif dalam proses
Pengembangan pembelajaran yang didasari kesadaran personal dan tanggung jawab sosial
Karakter dan berupa penggunaan alat dan fasilitas pembelajaran, serta menghargai orang
Internalisasi lain. Selain itu peserta didik juga meyakini adanya interaksi sosial melalui
Nilai-nilai Gerak aktivitas jasmani. adanya interaksi sosial melalui aktivitas jasmani. jasmani.

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS BAHASA INDONESIA


A. Rasional Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bahasa
merupakan media berkomunikasi dan berpikir. Melalui bahasa, manusia mengekspresikan pikiran,
perasaan, dan pemikirannya. Bahasa merupakan kesatuan suara, gestur, ekspresi wajah, dan simbol
111
dalam bentuk kata. Baik itu yang terucap, isyarat, ataupun tertulis, yang terbentuk dalam konteks
sosial budaya tertentu. Karena itu, kompetensi berbahasa tak hanya menentukan keterampilan
peserta didik dalam berkomunikasi, tetapi juga berpikir serta mencerna informasi dan pengetahuan.

B. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia


Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan hal
berikut.
1. Akhlak mulia dengan menggunakan bahasa Indonesia secara santun;
2. Sikap pengutamaan dan penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara
Republik Indonesia;
3. Kemampuan berbahasa dengan berbagai teks multimodal (lisan, tulis, visual, audio, audiovisual)
untuk berbagai tujuan (genre) dan konteks;
4. Kemampuan literasi (berbahasa, bersastra, dan bernalar) dalam belajar dan bekerja; 5.
Kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang cakap, mandiri, bergotong royong, dan
bertanggung jawab;
6. Kepedulian terhadap budaya lokal dan lingkungan sekitarnya; dan
7. Kepedulian untuk berkontribusi sebagai warga Indonesia.
C. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi modal dasar untuk belajar dan bekerja karena
berfokus pada kemampuan literasi (berbahasa dan berpikir). Kemampuan literasi menjadi indikator
kemajuan dan perkembangan anak-anak Indonesia, termasuk anak berkebutuhan khusus. Mata
pelajaran bahasa Indonesia membina dan mengembangkan kepercayaan diri peserta didik sebagai
komunikator, 4 pemikir kritis-kreatif-imajinatif, dan warga negara Indonesia yang menguasai
literasi digital dan informasional. Pembelajaran bahasa Indonesia membina dan mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan literasi dalam semua peristiwa komunikasi yang mendukung
keberhasilan dalam pendidikan dan dunia kerja kesadaran dan kepedulian peserta didik terhadap
lingkungan alam, sosial, dan budaya
Area Pembelajaran Elemen Sub Keterampilan
Reseptif Menyimak
Produktif Membaca dan Memirsa
Bahasa
Produktif Berbicara dan Mempresentasikan
Menulis
Pengertian kemampuan berbahasa diuraikan sebagai berikut

Elemen Deskripsi

Kemampuan peserta didik menerima, memahami informasi yang didengar,


dan menyiapkan tanggapan secara relevan untuk memberikan apresiasi
kepada mitra tutur. Proses yang terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan
seperti mendengarkan, mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi tuturan
bahasa, memaknainya, dan/atau menyiapkan tanggapan terhadap mitra tutur.
Menyimak Menyimak merupakan kemampuan komunikasi yang penting sebab
kemampuan menyimak menentukan tingkat kemampuanpeserta didik
memahami makna (tersurat dan tersirat) paparan lisan, memahami ide pokok
dan pendukung pada konten informasi maupun konteks yang melatari paparan
tersebut. Komponen-komponen yang dapat dikembangkan dalam menyimak
di antaranya kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata,
112
struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi
Kemampuan peserta didik untuk memahami, memaknai, menginterpretasi,
dan merefleksi teks sesuai tujuan dan kepentingannya untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan potensinya. Memirsa merupakan kemampuan
seseorang untuk memahami, memaknai, menginterpretasi, dan merefleksi
Membaca sajian visual dan/atau audio visual sesuai tujuan dan kepentingannya untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan potensinya. Komponen-
komponen yang dapat dikembangkan dalam membaca dan memirsa di
antaranya kepekaan terhadap fonem, huruf, sistem isyarat, kosakata, struktur
bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi
Kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam bentuk
lisan. Mempresentasikan merupakan kemampuan memaparkan gagasan atau
tanggapan secara fasih, akurat, bertanggung jawab, dan/atau menyampaikan
Berbicara perasaan sesuai konteks dengan cara yang komunikatif melalui beragam
media (visual, digital, audio, dan audiovisual). Komponenkomponen yang
dapat dikembangkan dalam berbicara dan mempresentasikan di antaranya
kepekaan terhadap bunyi bahasa, sistem isyarat, kosakata, st
Kemampuan menyampaikan gagasan, tanggapan, dan perasaan dalam bentuk
tulis secara fasih, akurat, bertanggung jawab, dan/atau menyampaikan
perasaan sesuai konteks. Komponen-komponen yang dapat dikembangkan
Menulis
dalam menulis diantaranya menerapkan penggunaan ejaan, kata, kalimat, dan
paragraf, struktur bahasa (tata bahasa), makna, dan metakognisi dalam
beragam tipe teks.

D. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Setiap Fase


1. Fase A (Usia Mental ≤ 7 Tahun dan Umumnya Kelas I dan II)
Pada akhir Fase A, peserta didik mampu berbahasa sederhana untuk berkomunikasi,
memahami instruksi lisan sederhana, katakata yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan kata-
kata baru yang dibacakan dengan atau tanpa bantuan gambar. Peserta didik mampu melafalkan kata
dan dapat dipahami, bertanya jawab berdasarkan topik sederhana
Elemen Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu menyimak dengan saksama teks cerita sederhana dan
teks deskripsi sederhana yang disajikan dalam teks aural (teks yang
Menyimak dibacakan), teks visual dan atau teks audio visual. Peserta didik mampu
merespons perintah/arahan sederhana seperti: mencentang, menggambar
dan atau melakukan sesuatu.
Peserta didik mampu melakukan kegiatan pramembaca (cara memegang
buku, jarak mata dengan buku, cara membalik buku, dan memilih
pencahayaan untuk membaca). Mengenali dan mengeja kombinasi alfabet
Membaca dan pada suku kata. Peserta didik mampu menjelaskan kata-kata yang sering
Memirsa digunakan sehari-hari dan memahami kata-kata baru dengan bantuan
konteks kalimat sederhana dan gambar/ilustrasi. Peserta didik mampu
membaca teks cerita sederhana (Tiga sampai tiga kata) dan teks deskripsi
sederhana yang disajikan dalam teks aural, visual, dan atau audiovisual.
Berbicara dan Peserta didik mampu melafalkan kata, tanya jawab berdasarkan topik
Mempresentasikan sederhana, melakukan percakapan sederhana untuk mengungkapkan

113
keinginan secara lisan berdasarkan teks. Teks tersebut berupa teks cerita
sederhana dan teks deskripsi sederhana dengan lafal yang jelas dan
dipahami serta intonasi yang tepat.
Peserta didik mampu melakukan kegiatan pramenulis seperti: memegang
alat tulis, menjiplak, menggambar, membuat coretan yang bermakna,
Menulis
menulis di udara, menebalkan huruf, menyalin huruf, menyalin suku kata
dan kata sederhana dari teks cerita sederhana dan teks deskripsi sederhana

2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Elemen Capaian Pembelajaran
Menyimak Peserta didik mampu merespons perintah/arahan sederhana dengan
menggunakan bahasa lisan atau isyarat seperti: mencentang,
menggambar, membuat coretan yang bermakna dan atau melakukan
sesuatu, dan dapat memahami pesan lisan atau informasi dari media
audio, isi teks aural (teks yang dibacakan) dari teks cerita pengalaman
dan teks arahan/petunjuk.
Membaca dan Peserta didik merangkai suku kata (kombinasi kv dan kvk) menjadi kata
Memirsa yang sering ditemui. Peserta didik dapat memahami informasi dari
tayangan yang dipirsa dari teks cerita pengalaman dan teks
arahan/petunjuk. Peserta didik mampu menambah kosakata baru dari teks
yang dibacakan atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan
gambar/ilustrasi..
Berbicara dan Peserta didik dapat melafalkan kalimat yang terdiri atas Tiga kata dengan
Mempresentasikan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan intonasi yang tepat sesuai
konteks dari teks cerita pengalaman dan teks arahan/petunjuk. Peserta
didik mampu bertanya tentang sesuatu dan menjawab, pertanyaan orang
lain (teman, guru, dan orang dewasa) dalam suatu percakapan. Peserta
didik mampu menceritakan kembali teks cerita pengalaman dan teks
petunjuk/arahan yang dibacakan guru atau didengar.
Menulis didengar. Menulis Peserta didik dapat menyalin kata dan kalimat dari
teks cerita pengalaman dan teks arahan/petunjuk dengan menggunakan
huruf besar dan huruf kecil yang terdiri atas Tiga sampai tiga kata dan
dapat menulis suku kata, kata, serta kalimat sederhana

3. Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas V dan VI)


Elemen Capaian Pembelajaran
Menyimak Menyimak dengan saksama, memahami instruksi sederhana dan pesan
lisan atau isyarat, memaknai informasi dalam teks audiovisual dan teks
aural (teks yang dibacakan) dari teks cerita sederhana dan teks laporan
sederhana.
Membaca dan Peserta didik mampu membaca nyaring kalimat sederhana, melafalkan
Memirsa kata dari kalimat dengan atau tanpa bantuan gambar/ilustrasi dan
melafalkannya dengan jelas. Peserta didik mampu memahami isi teks
cerita sederhana dan teks laporan sederhana dari hasil membaca.atau
tayangan yang dipirsa dengan bantuan gambar/ilustrasi..
Berbicara dan PPeserta didik mampu melafalkan kata dari kalimat yang terdiri atas tiga
114
Mempresentasikan sampai empat kata dengan tepat, berbicara dengan santun, dan
menggunakan intonasi yang tepat. Menceritakan kembali isi teks cerita
sederhana dan teks laporan sederhana secara lisan dan atau isyarat dengan
memperhatikan volume suara saat berbicara dengan teman, guru, dan
orang dewasa..
Peserta didik mampu menulis kata dan kalimat sederhana (tiga kata)
Menulis dengan atau tanpa bantuan gambar dari berbagai teks sesuai dengan
struktur atau tata bahasa.

II. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS PENDIDIKAN PANCASILA


A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuh kembangkan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila sesuai tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pancasila adalah dasar negara, ideologi, dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah-mufakat, dan
keadilan adalah nilai-nilai yang harus ditumbuhkembangkan dan diinternalisasikan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai itu kemudian ditetapkan sebagai
norma dasar atau grundnorm Indonesia dan diberi nama Pancasila, sehingga menjadi landasan
filosofis.

B. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA


Setelah mempelajari Pendidikan Pancasila, peserta didik mampu:
1. Berakhlak mulia dengan didasari keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
melalui sikap mencintai sesama manusia, mencintai negara dan lingkungannya untuk mewujudkan
persatuan dan keadilan sosial;
2. Memahami makna dan nilai-nilai Pancasila, serta proses perumusannya sebagai dasar negara,
ideologi, dan pandangan hidup bangsa, serta mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari;
3. Menganalisis konstitusi dan norma yang berlaku, serta menyelaraskan hak dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di tengah-tengah masyarakat global;
4. Memahami jati dirinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang berbineka, serta mampu
bersikap adil dan tidak membeda-bedakan 14 jenis kelamin, SARA (Suku Agama, Ras,
Antargolongan), status sosial-ekonomi, dan penyandang disabilitas;
5. Menganalisis karakteristik bangsa Indonesia dan kearifan lokal masyarakat sekitarnya, dengan
kesadaran dan komitmen untuk menjaga lingkungan, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI,
serta berperan aktif dalam kancah global.

C. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN PANCASILA


1. Wahana pengembangan pendidikan Pancasila dan pendidikan kewarganegaraan dengan untuk
mewujudkan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab dalam rangka membangun
peradaban bangsa Indonesia;
2. Wahana edukatif dalam pengembangan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat Bhinneka Tunggal Ika dan komitmen Negara
Kesatuan Republik Indonesia;

115
3. Wahana untuk mempraktikkan perilaku gotong royong, kekeluargaan, dan keadilan sosial yang
dijiwai nilai-nilai Pancasila guna terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka
Bhinneka Tunggal Ika;
4. Berorientasi pada penumbuhkembangan karakter peserta didik untuk menjadi warga negara yang
cerdas dan baik serta memiliki wawasan kebangsaan yang menekankan harmonisasi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan;
5. Berorientasi pada pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik untuk menjadi pemimpin
bangsa dan negara Indonesia di masa depan yang amanah, jujur, cerdas, dan bertanggung jawab.

D. ELEMEN PENDIDIKAN PANCASILA


Pendidikan Pancasila memiliki empat elemen kunci beserta cakupan/substansinya, sebagai berikut:
No Elemen Deskripsi Elemen
Mengkaji Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup
bangsa. Mengkaji nilai-nilai Pancasila, proses perumusan Pancasila,
implementasi Pancasila dari masa ke masa, serta reaktualisasi nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan keseharian. Penerapan nilai-nilai
1 Pancasila Pancasila secara kolektif dalam beragam kegiatan kelompok dengan
membangun kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Mengembangkan
potensi sebagai kualitas personal yang bermanfaat dalam kehidupannya,
memberi bantuan yang dianggap penting dan berharga kepada orang-orang
yang membutuhkan di masyarakat yang lebih luas dalam konteks
Indonesia dan kehidupan global
Mengkaji konstitusi dan perwujudan norma yang berlaku mulai dari
lingkup terkecil (keluarga, dan masyarakat) sampai pada lingkup negara
Undang- dan global sehingga dapat mengetahui dan mempraktikkan hak dan
Undang kewajibannya baik sebagai manusia, bangsa Indonesia maupun sebagai
Dasar warga negara Indonesia dan dunia, termasuk menyuarakan secara kritis
Negara terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Mempraktikkan sistem
2
Republik musyawarah dari lingkup kelas, sekolah, dan keluarga. Menyadari dan
Indonesia menjadikan musyawarah sebagai pilihan penting dalam mengambil
Tahun keputusan, menjaga persatuan, dan kehidupan yang demokratis. Peserta
1945 didik dapat menganalisis konstitusi, hubungan antarregulasi yang berlaku
sehingga segala peraturan perundang-undangan dapat diterapkan secara
kontekstual dan aktual.
Mengenali dan menunjukkan rasa bangga terhadap jati dirinya sebagai
anak Indonesia yang berlandaskan Pancasila, sikap hormat kepada bangsa
yang beragam, serta memahami dirinya menjadi bagian dari warga negara
dunia. Peserta didik dapat menanggapi secara memadai terhadap kondisi
dan keadaan yang ada di lingkungan dan masyarakat untuk menghasilkan
Bhinneka
kondisi dan keadaan yang lebih baik. Peserta didik juga menerima adanya
3 Tunggal
kebinekaan bangsa Indonesia, baik dari segi suku, ras, bahasa, agama dan
Ika
kelompok sosial. Terhadap kebinekaan tersebut, peserta didik dapat
bersikap adil dan menyadari bahwa dirinya setara yang lain, sehingga ia
tidak membedabedakan jenis kelamin dan SARA. Terhadap kebinekaan
itu, peserta didik juga dapat memiliki sikap tenggang rasa, penghargaan,
toleransi dan cinta damai sebagai bagian dari jati diri bangsa yang perlu

116
dilestarikan. Peserta didik secara aktif mempromosikan kebinekaan,
mempertautkan kearifan lokal dengan budaya global, serta mendahulukan
produk dalam negeri
Negara Kesatuan Republik Indonesia Mengkaji karakteristik bangsa,
kearifan lokal, mengenali bahwa dirinya adalah bagian dari lingkungan
sekitarnya, sehingga muncul kesadaran untuk menjaga lingkungan
sekitarnya agar tetap nyaman dihuni. Bermula dari kepedulian untuk
Negara mempertahankan lingkungan sekitarnya yang nyaman tersebut, peserta
Kesatuan didik dapat mengembangkan ke dalam skala yang lebih besar, yaitu
4
Republik negara, sehingga dapat berperan dalam mempertahankan keutuhan wilayah
Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menumbuh kembangkan jiwa
kebangsaan akan hak dan kewajiban bela negara sebagai suatu kehormatan
dan kebanggaan.Peserta didik dapat mengkaji secara nalar dan kritis
sebagai bagian dari sistem keamanan dan pertahanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, serta berperan aktif dalam kancah global.

E. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA SETIAP FASE


1. Fase A (Umumnya kelas I dan II SDLB)
Pada fase ini, Peserta didik mampu: Peserta didik mampu mengindentifikasi dan
menceritakan simbol dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila; menyebutkan
hubungan antara simbol dan sila dalam lambang negara Garuda Pancasila; menerapkan nilai-nilai
Pancasila di lingkungan keluarga dan sekolah; Mengidentifikasi aturan di lingkungan keluarga dan
sekolah; menceritakan contoh sikap mematuhi dan tidak mematuhi aturan di keluarga dan sekolah;
menunjukkan perilaku mematuhi aturan di keluarga dan sekolah
. . Fase A (Umumnya kelas I dan II SDLB)
Elemen Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu mengindentifikasi dan menceritakan simbol dan
sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila;
Pancasila menyebutkan hubungan antara simbol dan sila dalam lambang negara
Garuda Pancasila; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan
keluarga dan sekolah
Peserta didik mampu mengidentifikasi aturan di lingkungan keluarga
Undang-Undang Dasar
dan sekolah; menceritakan contoh sikap mematuhi dan tidak mematuhi
Negara Republik
aturan di keluarga dan sekolah; menunjukkan perilaku mematuhi
Indonesia Tahun 1945
aturan di keluarga dan sekolah
Peserta didik mampu mengidentifikasi aturan di lingkungan keluarga
dan sekolah; menceritakan contoh sikap mematuhi dan tidak mematuhi
Bhinneka Tunggal Ika
aturan di keluarga dan sekolah; menunjukkan perilaku mematuhi
aturan di keluarga dan sekolah
Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menceritakan bentuk kerja
sama dalam keberagaman di lingkungan keluarga dan sekolah;
Negara Kesatuan mengenal ciri-ciri fisik lingkungan keluarga dan sekolah, sebagai
Republik Indonesia bagian tidak terpisahkan dari wilayah NKRI; menyebutkan contoh
sikap dan perilaku menjaga lingkungan sekitar serta
mempraktikkannya di lingkungan keluarga dan sekolah.

2. Fase B (Umumnya kelas III dan IV SDLB)


117
Pada fase ini, Peserta didik mampu: Memahami dan menjelaskan makna sila-sila Pancasila
serta menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
perkembangan dan konteks peserta didik; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat
. Fase B (Umumnya kelas III dan IV SDLB)
Elemen Capaian Pembelajaran
Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan makna silasila Pancasila
serta menceritakan contoh penerapan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-
Pancasila
hari sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik; menerapkan
nilainilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Peserta didik mampu mengidentifikasi aturan di keluarga, sekolah, dan
Undang-Undang
lingkungan sekitar tempat tinggal serta melaksanakannya dengan bimbingan
Dasar Negara
orang tua dan guru; mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi hak
Republik
dan kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai warga sekolah;
Indonesia Tahun
melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga dan sebagai
1945
warga sekolah.
Peserta didik mampu menjelaskan identitas diri, keluarga, dan teman-
temannya sesuai budaya, minat, dan perilakunya; mengidentifikasi dan
menyebutkan identitas diri (fisik dan nonfisik) orang di lingkungan
Bhinneka Tunggal
sekitarnya. Peserta didik; menghargai perbedaan karakteristik baik fisik
Ika
(contoh : warna kulit, jenis rambut, dll) maupun non fisik (contoh : miskin,
kaya, dll) orang di lingkungan sekitar serta menghargai kebinekaan suku
bangsa, sosial budaya, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika
Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menyajikan berbagai bentuk
keberagaman suku bangsa, sosial budaya di lingkungan sekitar; memahami
Negara Kesatuan
lingkungan sekitar (RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian
Republik
tidak terpisahkan dari wilayah NKRI serta menampilkan sikap kerja sama
Indonesia
dalam berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di
Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.

3. Fase C (Umumnya Kelas V dan VI SDLB)


Pada Fase ini, peserta didik mampu: Peserta didik mampu memahami dan menyajikan
hubungan antarsila 19 dalam Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh; mengidentifikasi dan
menyajikan makna nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara;
menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat; mengidentifikasi
dan menyajikan hasil identifikasi bentuk-bentuk sederhana norma, aturan, hak, dan kewajiban
dalam kedudukannya sebagai anggota keluarga, warga sekolah dan bagian dari masyarakat;
mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi pelaksanaan norma, aturan, hak, dan kewajiban
sebagai anggota keluarga, dan warga sekolah; melaksanakan kewajiban dan hak sebagai anggota
keluarga, warga sekolah, dan bagian dari masyarakat; melaksanakan praktik musyawarah untuk
membuat kesepakatan dan aturan bersama serta mematuhinya dalam lingkungan keluarga dan
sekolah.
Fase C (Umumnya Kelas V dan VI SDLB)
Elemen Capaian Pembelajaran
Pancasila Peserta didik mampu memahami dan menyajikan hubungan antarsila dalam
Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh; mengidentifikasi dan menyajikan

118
makna nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara;
menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Undang- Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi bentuk-
Undang bentuk sederhana norma, aturan, hak, dan kewajiban dalam kedudukannya
Dasar Negara sebagai anggota keluarga, warga sekolah dan bagian dari masyarakat;
Republik mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi pelaksanaan norma, aturan,
Indonesia hak, dan kewajiban sebagai anggota keluarga, dan warga sekolah; melaksanakan
Tahun 1945 kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga, warga sekolah, dan bagian dari
masyarakat; melaksanakan praktik musyawarah untuk membuat kesepakatan dan
aturan bersama serta mematuhinya dalam lingkungan keluarga dan sekolah..
Bhinneka Peserta didik mampu mengidentifikasi, menyajikan hasil 20 Tunggal Ika
Tunggal Ika identifikasi, menghormati, menjaga, dan melestarikan keragaman budaya dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika di lingkungan sekitarnya
Negara Peserta didik mampu mengenal wilayahnya dalam konteks kabupaten/kota,
Kesatuan provinsi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah NKRI. Peserta didik
Republik mampu membangun kebersamaan, persatuan, dan berkontribusi menciptakan
Indonesia kenyamanan di sekolah dan lingkungan sekitar

III. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DAN BUDI PEKERTI
A. Rasional Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan usaha sadar dan terencana untuk
menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, manghayati, dan mengamalkan ajaran Islam
melalui kegiatan pembimbingan, pengajaran, dan pelatihan. Peserta didik dipandang sebagai
makhluk Tuhan dengan fitrah yang dimiliki, sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Setiap
peserta didik memiliki perbedaan minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan cara belajar
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti, tidak hanya diberikan kepada anak regular, tetapi juga diberikan kepada anak yang
berkebutuhan khusus. Pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus harus dipahami sebagai
proses pemberian bantuan dan pendampingan kepada mereka untuk menjadi pribadi yang optimal
(sesuai dengan perkembangan dan potensi yang dimilikinya). Tidak hanya dalam hal memperoleh
pendidikan, dalam hal menjalani hukum dan aturan dalam kehidupan, anak berkebutuhan khusus
juga masih dibebani hukum taklif untuk menjalankan syariat. Hanya saja, pembebanan hukum
taklif kepada mereka tentu berbeda dengan manusia pada umumnya, artinya sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya. Sebab Allah Swt. pun tidak membebani, kecuali sesuai dengan
kapasitas yang dimiliki seseorang dan manusia sendiri pun diperintahkan Allah Swt. untuk
bertakwa sesuai dengan kemampuannya. Berdasarkan hal tersebut, maka pendidikan agama Islam
menjadi mutlak diperlukan bagi mereka untuk mengetahui dasar-dasar syariat Islam,
mengembangkan, sekaligus mengamalkannya sesuai dengan kadar kemampuan yang dimilikinya.

B. Tujuan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Tujuan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah sebagai berikut.
1. Memberikan bimbingan kepada peserta didik agar memiliki akidah yang benar, berakhlak
mulia, selalu menjadikan kasih sayang dan sikap toleran sebagai landasan dalam hidupnya.
2. Membentuk peserta didik agar menjadi pribadi yang memahami dengan baik prinsip-prinsip
agama Islam terkait akhlak mulia, akidah yang benar (`aqîdah sahĩhah) berdasar paham ahlus
119
sunnah wal jamā`ah, syariat, dan perkembangan sejarah peradaban Islam. 27 Selain itu, peserta
didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya dengan
sang pencipta, diri sendiri, sesama warga negara, sesama manusia, maupun lingkungan
alamnya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Membimbing peserta didik agar mampu menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam berpikir
sehingga benar, tepat, dan arif dalam menyimpulkan sesuatu dan mengambil keputusan.
4. Membantu dan membimbing peserta didik agar mampu memperbaiki dampak ketunaannya
sendiri, menyayangi lingkungan alam sekitarnya, dan menumbuhkan rasa tanggung jawabnya
sebagai khalifah Allah di bumi. Peserta didik dapat aktif dalam mewujudkan upaya-upaya
melestarikan dan merawat lingkungan sekitarnya.
5. Membentuk peserta didik yang menjunjung tinggi nilai persatuan sehingga dapat menguatkan
persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah), persaudaraan seagama (ukhuwwah
Islāmiyyah), dan persaudaraan sebangsa dan senegara (ukhuwwah waťaniyyah) dengan
segenap kebinekaan agama, suku, dan budayanya

C. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti


Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti mencakup elemen keilmuan yang meliputi aspek:
(1) Al-Quran dan hadis,
(2) Akidah,
(3) Akhlak,
(4) Fikih, dan
(5) Sejarah Peradaban Islam.
Elemen-elemen Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Elemen Deskripsi
Al-Qur’an dan Hadis Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan kemampuan baca dan tulis
Al-Quran dan hadis dengan baik dan benar. Mengantarkan peserta didik
dalam memahami makna secara tekstual dan kontekstual serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari. Menekankan
cinta dan penghargaan yang tinggi kepada Al-Quran dan hadis nabi
sebagai pedoman hidup utama seorang muslim
Akidah Berkaitan dengan prinsip kepercayaan yang akan mengantarkan peserta
didik dalam mengenal Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah, para nabi
dan rasul, serta memahami konsep tentang hari akhir serta qadāʾ’ dan
qadr. Keimanan inilah yang kemudian menjadi landasan dalam
melakukan amal saleh, berakhlak mulia, dan taat hukum
Akhlak Merupakan perilaku yang menjadi buah dari ilmu dan keimanan.
Akhlak akan menjadi mahkota yang mewarnai keseluruhan elemen
dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti . Ilmu akhlak
mengantarkan peserta didik dalam memahami pentingnya akhlak mulia
pribadi dan akhlak sosial, serta dalam membedakan antara perilaku baik
(maḥmūdah) dan tercela (mazmūmah). Dengan memahami perbedaan
ini, peserta didik bisa menyadari pentingnya menjauhkan diri dari
perilaku tercela dan mendisiplinkan diri dengan perilaku mulia dalam
kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pribadi maupun sosialnya.
Peserta didik juga akan memahami pentingnya melatih (riyādah),
disiplin (tahzīb), dan upaya sungguh-sungguh dalam mengendalikan diri

120
(mujāhadah). Dengan akhlak, peserta didik menyadari bahwa landasan
dari perilakunya, baik untuk Tuhan, dirinya sendiri, sesama manusia,
dan alam sekitarnya adalah cinta (mahabbah). Pendidikan akhlak juga
mengarahkan mereka untuk menghormati dan menghargai sesama
manusia sehingga tidak ada kebencian atau prasangka buruk atas
perbedaan agama atau ras yang ada. Aspek atau elemen akhlak ini harus
menjadi mahkota yang masuk pada semua topik bahasan pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti , akhlak harus
menghiasi keseluruhan konten dan menjadi buah dari pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Fikih Merupakan interpretasi atas syariat. Fikih merupakan aturan hukum
yang berkaitan dengan perbuatan manusia dewasa (mukallaf) yang
mencakup ritual atau hubungan dengan Allah Swt. (‘ubudiyyah) dan
kegiatan yang berhubungan dengan sesama manusia (mu’āmalah). Fikih
mengulas berbagai pemahaman mengenai tata cara pelaksanaan dan
ketentuan hukum dalam Islam serta implementasinya dalam ibadah dan
muʿāmalah.
Sejarah Peradaban Menguraikan catatan perkembangan perjalanan hidup manusia dalam
Islam membangun peradaban dari masa ke masa. Pembelajaran SPI
menekankan pada kemampuan mengambil hikmah dari sejarah masa
lalu. Kemudian menganalisis bermacam peristiwa dan menyerap
berbagai kebijaksanaan yang telah dipaparkan oleh para generasi
terdahulu. Dengan refleksi atas kisah-kisah sejarah tersebut, peserta
didik mempunyai pijakan historis dalam menghadapi permasalahan dan
menghindari terulangnya kesalahan untuk masa sekarang maupun masa
depan. Aspek ini akan menjadi keteladanan (‘ibrah) dan menjadi
inspirasi generasi penerus bangsa dalam menyikapi dan menyelesaikan
fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain
dalam rangka membangun peradaban di zamannya.

D. Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti setiap Fase
1. Fase A (Usia Mental ≤ 7 Tahun, Umumnya Kelas I dan II)
Pada akhir Fase A, pada aspek Al-Qur’an dan hadis peserta didik dapat mengenal huruf
hijaiah dan harakatnya, melafazkan taawwudz, basmalah, dan hamdalah. Pada aspek akidah, peserta
didik mampu menyebutkan rukun iman terutama iman kepada Allah melalui asmaulhusna,
mengenal Allah lewat bacaan asmaulhusna, dan mampu menyebutkan nama-nama malaikat Allah
beserta tugastugasnya. Pada aspek akhlak, peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik
dalam kehidupan sehari-hari untuk dirinya maupun sesama manusia. Pada aspek ibadah, peserta
didik mampu membaca Tiga kalimah syahadat (syahadatain) dan memahami maknanya, mampu
menerapkan tata cara bersuci dengan baik, dan memahami hikmah hidup bersih. Mengenal
ketentuan dan namanama shalat fardu serta waktu pelaksanaannya. Pada aspek sejarah peradaban
Islam, peserta didik mampu menceritakan kisah beberapa nabi yang wajib diimani.
Fase A Berdasarkan Elemen
Elemen Deskripsi
Al-Qur’an dan Peserta didik mampu mengenal huruf hijaiah dan harakatnya, terutama harakat
Hadis fathah, kasroh, dan dommah, mampu melafazkan taawwudz, basmalah, dan

121
hamdalah.
Akidah Peserta didik mampu menyebutkan rukun iman terutama iman kepada Allah
melalui nama-nama-Nya yang agung (asmaulhusna) al-Ahad, dan mampu
menyebutkan nama-nama malaikat Allah beserta tugas-tugasnya, mengenal
Allah lewat bacaan asmaulhusna ar-Rahman dan ar-Rahim, al-Malik dan al-
Quddus.
Akhlak Peserta didik terbiasa mempraktikkan nilai-nilai baik dalam kehidupan sehari-
hari dalam ungkapanungkapan positif, baik untuk dirinya maupun sesama
manusia, seperti ucapan terima kasih, terbiasa bertutur kata lembut dan jujur,
terutama kepada orang tua, guru, dan teman. Peserta didik memahami
pentingnya menyayangi dan berempati kepada sesama. Peserta didik juga
terbiasa hidup bersih, rapi, dan teratur sebagai cerminan dari nilai keimanan
Fikih Peserta didik mampu membaca Tiga kalimah syahadat (syahadatain) dengan
benar dan memahami maknanya sebagai tanda keislaman. Peserta didik mampu
menerapkan tata cara bersuci dengan baik dan mampu mempraktikkan
ketentuan wudu dan doa 30 setelahnya, serta hikmah hidup bersih. Peserta
didik juga mengenal ketentuan dan nama-nama shalat fardu dan waktu
pelaksanaannya.
Sejarah Peserta didik mampu menceritakan kisah beberapa nabi yang wajib diimani dan
Peradaban mampu menceritakan secara sederhana masa anak-anak, remaja, dan dewasa
Islam Nabi Muhammad saw-lain dalam rangka membangun peradaban di zamannya.

2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun, Umumnya Kelas III dan IV)


Pada akhir Fase B, pada aspek Al-Qur`an dan hadis peserta didik mampu mengenal huruf
hijaiah bersambung dan berharkat, serta mempraktikkannya dalam bacaan surah-surah pendek Al-
Qur`an. Pada aspek akidah, peserta didik mengenal para nabi dan rasul Allah Swt. dan mengenal
nama-nama Allah melalui nama-nama-Nya yang agung (asmaulhusna)
Elemen Deskripsi
Al-Qur’an dan Peserta didik mampu mengenal huruf hijaiah bersambung dan berharakat serta
Hadis mempraktikkannya dalam bacaan surah-surah pendek Al-Qur`an.
Akidah Peserta didik mampu mengenal para nabi dan rasul Allah Swt., mengenal
nama-nama Allah yang agung (asmaulhusna) as-Salam, al-Khaliq, al-Maalik,
alQuddus, as-Salam, al- Mukmin..
Akhlak Peserta didik mampu menjelaskan dan menerapkan adab berpakaian menurut
syariat Islam, mampu menyebutkan tanda berbakti kepada keTiga orang tua
dan guru, menghormati orang lain, baik yang seagama maupun berbeda agama,
mampu membaca kalimah tayyibah subhānāllah, māsyā Allāh, insyā Allāh, dan
Allāhu akbar beserta artinya, serta mampu menunjukkan adab bergaul dengan
teman baik yang seagama maupun beda agama.
Fikih Peserta didik mampu mengenal, mempraktikkan gerakan, serta menghafal
bacaan shalat fardu dengan 31 baik, mampu menirukan bacaan zikir sesudah
shalat, mengenal ketentuan dan hikmah puasa.
Sejarah Peserta didik mampu mengenal kisah-kisah beberapa nabi, seperti kisah dan
Peradaban keteladanan Nabi Adam a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Ismail a.s., dan Nabi Nuh
Islam a.s..

122
3. Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun, Umumnya Kelas V dan VI)
Pada akhir Fase C, pada aspek Al-Qur’an dan hadis, peserta didik mampu membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar serta menjelaskan kandungan beberapa surat pendek yang dihafalnya. Pada
aspek akidah, peserta didik mengetahui asmaulhusna, iman kepada hari akhir, iman kepada kitab-
kitab yang diturunkan melalui nabinya, juga mampu menjelaskan arti qadāʾ dan qadar dengan
sederhana.
Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun, Umumnya Kelas V dan VI)
Elemen Deskripsi
Al-Qur’an dan Peserta didik mampu membaca Al-Qur`an dengan baik dan benar serta
Hadis menjelaskan kandungan beberapa surat pendek yang dihafalnya dengan bahasa
sederhana
Akidah Peserta didik mulai mengenal ketentuan Allah Swt. tentang arti perilaku
menghargai dan menghormati sesama manusia, baik yang seagama maupun
beda agama. Peserta didik juga memahami makna meminta maaf dan memberi
maaf sehingga terbentuk pribadi yang penyayang dan memahami makna peduli
terhadap lingkungan hayati sebagai bagian dari ajaran Islam yang utama.
Akhlak Peserta didik mulai mengenal ketentuan Allah Swt. tentang arti perilaku
menghargai dan menghormati sesama manusia, baik yang seagama maupun
beda agama. Peserta didik juga memahami makna meminta maaf dan memberi
maaf sehingga terbentuk pribadi yang penyayang dan memahami makna peduli
terhadap lingkungan hayati sebagai bagian dari ajaran Islam yang utama.
Fikih Peserta didik mampu menjelaskan secara sederhana 32 beberapa konsep terkait
makna usia balig atau dewasa serta dampak yang menyertainya, baik dari
tinjauan fikih atau ilmu biologi. Peserta didik juga mampu memahami
ketentuan dan praktik shalat dhuha, arti zakat fitrah, sedekah, hadiah, serta
ketentuan agama terkait makanan yang halal dan haram..
Sejarah Peserta didik mampu menghayati pembelajaran yang bisa diambil (`ibrah) dari
Peradaban beberapa kisah dari Nabi Isa a.s., Nabi Ismail a.s., dan keteladanan dari sahabat
Islam nabi, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab..

IV. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS BAHASA INGGRIS


A. Rasional Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Bahasa Inggris pendidikan khusus diberikan untuk memfasilitasi peserta didik mempelajari
bahasa Inggris dengan lebih komprehensif dan terfokus. Bahasa Inggris pendidikan khusus ini,
diharapkan dapat membantu peserta didik berhasil mencapai kemampuan akademik yang
ditargetkan serta ‘life skills’ yang diperlukan untuk dapat hidup dalam tatanan dunia dan teknologi
yang berubah dengan cepat. Selain life skills, di dalam pembelajaran bahasa Inggris pendidikan
khusus jugamenekankan pada keterampilan Abad ke-21 (berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif), pengembangan karakter, dan literasi sesuai kebutuhan.

B. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris


Mata pelajaran Bahasa Inggris bertujuan untuk memastikan peserta didik agar:
1. mengembangkan kompetensi komunikatif dalam bahasa Inggris dengan berbagai teks multimoda
(lisan, tulisan, visual, dan audiovisual);
2. mengembangkan kompetensi interkultural untuk memahami dan menghargai perspektif, praktik,
dan produk budaya Indonesia dan budaya asing;

123
3. mengembangkan kepercayaan diri untuk berekspresi sebagai individu yang mandiri dan
bertanggung jawab;
4. mengembangkan keterampilan bernalar kritis dan kreatif;
5. menempatkan peserta didik untuk memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam mempelajari
bahasa Inggris; dan
6. menjadikan peserta didik dapat belajar lebih banyak tentang dunia melalui bahasa Inggris.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Bahasa Inggris


Karakteristik mata pelajaran Bahasa Inggris seperti berikut.
1. Bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang dapat dipelajari sesuai dengan kesiapan setiap
peserta didik. Oleh karena itu, penentuan capaian pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Inggris
dikategorikan dalam bentuk fase kesiapan berbahasa dan tidak terikat oleh usia.

Elemen-Elemen Mata Pelajaran serta Deskripsinya

Elemen Deskripsi

Menyimak Keterampilan seseorang menerima informasi, memberikan apresiasi


kepada lawan bicara, dan memahami informasi, sehingga ia dapat
menyampaikan tanggapan secara relevan dan kontekstual. Proses yang
terjadi dalam menyimak mencakup kegiatan seperti mendengarkan dan
atau mengamati bahasa isyarat dan atau gerak bibir, mengidentifikasi,
memahami, menginterpretasi bunyi bahasa lalu menyimpulkan makna.
Keterampilan menyimak juga merupakan 117 Elemen Deskripsi
kemampuan komunikasi nonverbal yang mencakup seberapa baik
seseorang menangkap makna (tersirat dan tersurat) pada sebuah paparan
lisan dan memahami ide pokok dan pendukung pada konten informasi
maupun konteks yang melatari paparan tersebut (Petri, 2017)
Berbicara Keterampilan untuk menyampaikan gagasan,pikiran, serta perasaan secara
lisan dan atau isyarat dalam interaksi sosial.
Membaca Keterampilan seseorang untuk memahami, menggunakan, dan merefleksi
teks sesuai tujuan dan kepentingannya, untuk mengembangkan
pengetahuan dan potensinya agar ia dapat berpartisipasi dengan
masyarakat (OECD,2000).
Memirsa Keterampilan seseorang untuk memahami, menggunakan, dan merefleksi
teks visual sesuai tujuan dan kepentingannya.
Menulis Keterampilan seseorang untuk menyampaikan, menggomunikasikan
gagasan, mengekspresikan kreativitas dan mencipta dalam beragam genre
teks tertulis, dengan cara yang efektif dan dapat dipahami serta diminati
oleh pembaca.
Mempresentasikan Mempresentasikan Keterampilan untuk memaparkan gagasan secara
fasih,akurat, dapat dipertanggung jawabkan, dengan cara yang
komunikatif melalui beragam media (visual,digital, dan audiovisual) dan
dapat dipahami oleh pendengar. Penyampaian dalam berbicara dan
mempresentasikan perlu disusun dan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan atau karakteristik penyimak.

D. Capaian Pembelajaran Setiap Fase


124
1. Fase A (Usia Mental ≤ 7 Tahun dan Umumnya Kelas I dan II)
Pada Fase A, peserta didik memahami bahwa bahasa Inggris lisan dapat membantu mereka
berinteraksi dengan orang lain dalam situasi sosial sehari-hari dan konteks kelas.
Fase A Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Menyimak-Berbicara Menyimak-Berbicara Listening-Speaking Pada akhir fase A, peserta didik
Listening-Speaking menggunakan bahasa Inggris sederhana untuk berinteraksi dalam situasi
sosial dan kelas seperti berkenalan, memberikan informasi diri,
mengucapkan salam dan selamat tinggal. By the end of Phase A students
use basic English to interact in social and classroom situations such as
introducing themselves, sharing personal information, greeting and
bidding farewell
Membaca-Memirsa Membaca-Memirsa Reading-Viewing Belum menjadi fokus pembelajaran
Reading-Viewing pada fase ini
Menulis- Menulis-Mempresentasikan Writing-Presenting Belum menjadi fokus
Mempresentasikan pembelajaran pada fase ini
Writing-Presenting
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Pada Fase B, peserta didik memahami bahwa bahasa Inggris lisan dapat membantu mereka
berinteraksi dengan orang lain dalam situasi sosial sehari-hari dan konteks kelas.
Fase B Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Menyimak- Pada akhir fase B, peserta didik merespon instruksi sederhana dengan
Berbicara gerakan tubuh atau menjawab pertanyaan pendek sederhana dengan kata,
Listening-Speaking frasa atau kalimat sederhana. By the end of Phase B,students respond to
simple instructions with action-related language or answer to short, simple
questions with simple words, phrases or sentences
Membaca-Memirsa Pada akhir fase B, peserta didik merespons secara lisan terhadap teks
Reading-Viewing pendek sederhana dan familier, berbentuk teks tulis yang dibacakan oleh
guru. By the end of Phase B, students respond orally to short, simple,
familiar texts in the form of print texts read by teachers
Menulis- Belum menjadi fokus pembelajaran pada fase ini.
Mempresentasikan
Writing-Presenting
3. Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas V dan VI)
Elemen Capaian Pembelajaran
Menyimak- Pada akhir fase C, peserta didik memahami ide pokok dari informasi yang
Berbicara disampaikan secara lisan dan atau isyarat dengan bantuan audio atau
Listening-Speaking visual menggunakan kosa kata sederhana. Mereka dapat menggunakan
teks atau gambar untuk membantu mereka berkomunikasi. By the end of
Phase C,students identify key points of information in visually and or sign
supported oral presentations containing familiar vocabulary. They use
texts or picture to help them communicate
Membaca-Memirsa Pada akhir fase C, Peserta didik menunjukkan pemahaman teks yang
Reading-Viewing dibacakan atau gambar/ilustrasi yang diperlihatkan padanya,
menggunakan komunikasi non-verbal. By the end of Phase C, students
125
show understanding of texts being read to or pictures/illustration being
shown, using verbal or non-verbal communication
Menulis- Belum menjadi fokus pembelajaran pada fase ini..
Mempresentasikan
Writing-Presenting

VI. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS ILMU PENGETAHUAN ALAM


DAN SOSIAL (IPAS) SD
A. Rasional Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)
Ilmu pengetahuan diartikan sebagai gabungan berbagai pengetahuan yang disusun secara logis
dan bersistem dengan memperhitungkan sebab dan akibat (KBBI). Pengetahuan ini melingkupi
pengetahuan alam dan pengetahuan sosial. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang disingkat
dengan IPAS adalah ilmu pengetahuan yang mengaji tentang makhluk hidup dan benda tak hidup di
alam semesta serta mengaji kehidupan manusia sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial
yang berinteraksi dengan lingkungannya. llmu Pengetahuan Alam dan Aosial membantu peserta
didik menumbuhkan keingintahuannya terhadap fenomena alam semesta yang terjadi di sekitarnya.
Keingintahuan ini dapat memicu peserta didik untuk memahami bagaimana alam semesta bekerja
dan berinteraksi dengan kehidupan manusia di muka bumi. Pemahaman ini dapat dimanfaatkan
untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi dan menemukan solusi untuk
mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan

B. Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)


Tujuan mata pelajaran IPAS adalah agar peserta didik mampu:
1. mengembangkan ketertarikan serta rasa ingin tahu sehingga peserta didik terpicu untuk mengaji
fenomena yang ada di sekitar manusia, memahami alam semesta dan kaitannya dengan kehidupan
manusia;
2. berperan aktif dalam memelihara, menjaga, melestarikan alam, mengelola sumber daya alam, dan
lingkungan dengan bijak secara sederhana;
3. mengembangkan keterampilan inkuiri untuk mengidentifikasi, merumuskan, hingga
menyelesaikan masalah melalui aksi nyata secara sederhana;
4. mengerti siapa dirinya, memahami bagaimana lingkungan sosial bekerja, memaknai
bagaimanakah kehidupan manusia dan masyarakat berubah dari waktu ke waktu;
5. memahami konsep anggota suatu kelompok masyarakat sehingga dapat berkontribusi dalam
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan dirinya dan lingkungan sekitarnya;
6. mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep di dalam IPAS serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)


Ilmu pengetahuan merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang dunia fisik serta fenomena
terkait yang memerlukan observasi tanpa bias serta eksperimentasi yang sistematis (Gregersen,
2020)
Elemen-Elemen Mata Pelajaran IPAS
Elemen Deskripsi
Pemahaman Ilmu pengetahuan mengambil peran penting dalam mengembangkan teori-teori
IPAS (sains dan yang membantu kita memahami bagaimana dunia bekerja. Lebih jauh lagi,
sosial) ilmu pengetahuan telah membantu kita mengembangkan teknologi dan sistem
tata kelola yang mendukung terciptanya kehidupan yang lebih baik. Dengan

126
menguasai ilmu pengetahuan kita dapat melakukan banyak hal untuk
menyelesaikan permasalahan atau menghadapi tantangan yang ada.
Pemahaman IPAS yang dimiliki merupakan bukti seseorang memilih dan
mengintegrasikan pengetahuan ilmiah yang tepat untuk menjelaskan serta
memprediksi suatu fenomena atau fakta dan menerapkan pengetahuan tersebut
dalam situasi yang berbeda. Pengetahuan ilmiah ini berkaitan dengan fakta,
konsep, prinsip, hukum, teori, dan model yang telah ditetapkan oleh para
ilmuwan
Keterampilan proses Keterampilan proses adalah sebuah proses intensional
dalam melakukan diagnosa terhadap situasi, memformulasikan permasalahan,
mengkritisi suatu eksperimen dan menemukan perbedaan dari alternatif-
alternatif yang ada, mencari opini yang dibangun berdasarkan informasi yang
kurang lengkap, merancang investigasi, menemukan informasi, menciptakan
model, mendebat rekan sejawat menggunakan fakta serta membentuk argumen
yang koheren (Linn, Davis, & Bell 2004). Inkuiri sangat direkomendasikan
sebagai 130 Elemen Deskripsi bentuk pendekatan dalam pengajaran karena hal
ini terbukti membuat peserta didik lebih terlibat dalam pembelajaran
(Anderson, 2002). Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah,
melainkan suatu siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan berdasarkan
perkembangan dan kemampuan peserta didik. Di dalam pengajaran IPAS,
terdapat Tiga pendekatan pedagogis: pendekatan deduktif dan induktif
(Constantinou et.al, 2018). Peran guru dalam pendekatan deduktif adalah
menyajikan suatu konsep berikut logika terkait dan memberikan contoh
penerapan. Pendekatan ini, peserta didik diposisikan sebagai pembelajar yang
pasif (hanya menerima materi). Sebaliknya, dalam pendekatan induktif, peserta
didik diberikan kesempatan yang lebih leluasa untuk melakukan observasi,
melakukan eksperimen dan dibimbing oleh guru untuk membangun konsep
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (Rocard, et.al., 2007). Pembelajaran
berbasis inkuiri memiliki peran penting dalam pendidikan sains (e.g.
Blumenfeld et al., 1991; Linn, Pea, & Songer, 1994; National Research
Council, 1996; Rocard et al., 2007). Hal ini didasarkan pada pengakuan bahwa
sains secara esensial didorong oleh pertanyaan, proses yang terbuka, kerangka
berpikir yang dapat dipertanggungjawabkan, dapat diprediksi. Oleh karena itu,
peserta didik perlu mendapatkan pengalaman personal dalam menerapkan
inkuiri saintifik agar aspek fundamental IPAS ini dapat membudaya dalam
dirinya (Linn, Songer, & Eylon, 1996; NRC, 1996). Menurut Ash (2000) dan
diadopsi dari Murdoch (2015), sekurang-kurangnya ada enam keterampilan
inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik, yaitu keterampilan berikut. 1.
Mengamati Melakukan pengamatan terhadap sebuah fenomena dan peristiwa
merupakan awal dari proses inkuiri yang akan terus berlanjut ke tahapan-
tahapan berikutnya. Pada saat melakukan pengamatan, peserta didik
memperhatikan fenomena dan peristiwa dengan saksama, mencatat, serta
membandingkan informasi yang dikumpulkan untuk melihat persamaan dan
perbedaannya. Pengamatan dapat dilakukan langsung atau menggunakan
instrumen lain seperti kuisioner danwawancara. 2. Mempertanyakan dan
Memprediksi Peserta didik didorong untuk menyusun pertanyaan tentang hal-
hal yang ingin diketahui pada saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini,

127
peserta didik juga menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan
pengetahuan baru yang akan dipelajari sehingga dapat memprediksi apa yang
akan terjadi dengan hukum sebab akibat. 3. Merencanakan dan Melakukan
Penyelidikan Setelah mempertanyakan dan membuat prediksi berdasarkan
pengetahuan dan informasi yang dimiliki, peserta didik membuat rencana dan
menyusun langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar.
Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dan membuktikan prediksi dengan
melakukan penyelidikan. Tahapan ini juga mencakup identifikasi dan
inventarisasi faktor- faktor operasional baik internal maupun eksternal di
lapangan yang mendukung dan menghambat kegiatan. Berdasarkan
perencanaan tersebut, peserta didik mengambil data dan melakukan
serangkaian tindakan yang dapat digunakan untuk mendapatkan temuan-
temuan. Memproses serta Menganalisis Data dan Informasi Peserta didik
memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh. Ia menafsirkan
informasi yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab. Selanjutnya,
menganalisis menggunakan alat dan metode yang tepat, menilai relevansi
informasi yang ditemukan dengan mencantumkan referensi rujukan, serta
menyimpulkan hasil penyelidikan. 5. Mengevaluasi dan Refleksi Pada tahapan
ini, peserta didik menilai apakah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan
yang direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus ini, peserta didik juga meninjau
kembali proses belajar yang dijalani dan hal-hal yang perlu dipertahankan
dan/atau diperbaiki pada masa yang akan datang. Peserta didik melakukan
refleksi tentang bagaimana pengetahuan baru yang dimilikinya dapat
bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dalam
perspektif global untuk masa depan berkelanjutan. 6. Mengomunikasikan Hasil
Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur melalui lisan atau tulisan,
menggunakan bagan, diagram maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke dalam
media digital dan non-digital untuk mendukung penjelasan. Peserta didik lalu
mengomunikasikan hasil temuannya dengan memublikasikan hasil laporan
dalam berbagai media, baik digital dan atau nondigital. Pelaporan dapat
dilakukan berkolaborasi dengan berbagai pihak
D. Capaian Pembelajaran Setiap Fase
1. Fase A (Usia Mental ≤ 7 Tahun dan Umumnya Kelas I dan II)
Di akhir fase A, peserta didik terbiasa melakukan proses inkuiri, yaitu mengidentifikasi dan
mengajukan pertanyaan tentang apa yang ada pada dirinya maupun kondisi di lingkungan rumah
dan sekolah serta mengidentifikasi permasalahan sederhana yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-har
Fase A Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Peserta didik mengenal bagian-bagian anggota tubuh manusia dan pancaidera.
IPAS (sains dan Mereka mulai memodelkan kegunaan dari masing-masing anggota tubuh dan
sosial) pancaindra. Peserta didik menerapkan cara merawat anggota tubuh dalam
kehidupan sehari-hari. Peserta didik mengenal waktu, siang dan malam, dan
mengenal nama-nama hari dan bulan. Peserta didik menyebutkan identitas diri
dan anggota keluarga. Mereka mulai memahami keberadaan keluarga di
lingkungan rumahnya. Peserta didik memahami keberadaan anggota dan

128
kedudukan keluarga yang ada di lingkungan rumah dan menceritakan
kegiatannya bersama keluarga. Peserta didik mengidentifikasi bentuk kasih
sayang di lingkungan keluarga melalui pengamatan. Peserta didik memahami
cara memelihara kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.
Keterampilan Mengamati Peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana
proses menggunakan pancaindra. 133 Elemen Capaian Pembelajaran
Mempertanyakan dan memprediksi Peserta didik menyusun dan menjawab
pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui saat melakukan pengamatan.
Peserta didik membuat prediksi mengenai objek dan peristiwa di lingkungan
sekitar. Merencanakan dan melakukan penyelidikan Dengan panTigan, peserta
didik berpartisipasi dalam penyelidikan untuk mengeksplorasi dan menjawab
pertanyaan. Melakukan pengukuran dengan alat sederhana yang ada di
sekitarnya untuk mendapatkan data. Memproses, menganalisis data dan
informasi Peserta didik menggunakan berbagai metode untuk
mengorganisasikan informasi, termasuk gambar, tabel. Peserta didik
mendiskusikan dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi.
Mengevaluasi dan refleksi Dengan panTigan, peserta didik membandingkan
hasil pengamatan yang berbeda dengan mengacu pada teori.
Mengomunikasikan hasil Peserta didik mengomunikasikan hasil penyelidikan
secara verbal dan tertulis dengan format sederhana

2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Di akhir fase B, peserta didik terbiasa melakukan proses inkuiri, yaitu mengidentifikasi dan
mengajukan pertanyaan tentang apa yang ada pada dirinya maupun kondisi di lingkungan rumah
dan sekolah serta mengidentifikasi permasalahan sederhana yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
Fase B Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Peserta didik mengenal hewan dan tumbuhan yang ada di lingkungan
IPAS (sains dan sekitarnya melalui pengamatan dan eksplorasi. Mereka menggunakan hasil
sosial) pengamatannya untuk mengetahui bagian tubuh dan pertumbuhan hewan dan
tumbuhan. Peserta didik mengidentifikasi benda-benda yang ada di lingkungan
sekitar. Peserta didik mampu mengenali orang-lain yang memiliki hubungan
keluarga maupun yang tidak memiliki hubungan keluarga melalui dokumen
diri dan keluarga. Peserta didik mampu mengidentifikasi dan membuat silsilah
keluarga inti. Peserta didik mengenal uang dan kegunaannya secara sederhana.
Peserta didik mendeskripsikan dengan nyaman tentang kegiatan keluarganya di
rumah dan bagaimana mereka bekerja sama dan berbagi tugas. Peserta didik
mengenal konsep rumah sehat dan lingkungan sehat sebagai cara sederhana
menanggulangi bencana melalui pengamatan dan bertanya. Peserta didik
mengidentifikasi bentuk kerja sama yang terjadi di lingkungan rumah..
Keterampilan Mengamati Peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa Mengamati
proses Peserta didik mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana
menggunakan pancaindra. Mempertanyakan dan memprediksi Peserta didik
menyusun dan menjawab pertanyaan tentang hal-hal yang ingin diketahui saat
melakukan pengamatan. Peserta didik membuat prediksi mengenai objek dan
peristiwa di lingkungan sekitar. Merencanakan dan melakukan penyelidikan
129
Dengan panTigan, peserta didik berpartisipasi dalam penyelidikan untuk
mengeksplorasi dan menjawab pertanyaan. Melakukan pengukuran dengan alat
sederhana yang ada di sekitarnya untuk mendapatkan data. 135 Memproses,
menganalisis data dan informasi Peserta didik menggunakan berbagai metode
untuk mengorganisasikan informasi, termasuk gambar,dan tabel. Peserta didik
mendiskusikan dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi.
Mengevaluasi dan refleksi Dengan panTigan, peserta didik membandingkan
hasil pengamatan yang berbeda dengan mengacu pada teori.
Mengomunikasikan hasil Peserta didik mengomunikasikan hasil penyelidikan
secara verbal dan tertulis dengan format sederhana.

3. Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas V dan VI)


Di akhir fase C, peserta didik terbiasa melakukan proses inkuiri, yaitu mengidentifikasi dan
mengajukan pertanyaan tentang apa yang ada pada dirinya maupun kondisi di lingkungan rumah
dan sekolah serta mengidentifikasi permasalahan sederhana yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari.
Fase C Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Pemahaman Peserta didik mengenal ciri-ciri benda cair, padat dan gas melalui pengamatan
IPAS (sains dan dan eksplorasi. Mereka menggunakan hasil pengamatannya untuk membuat
sosial) simulasi menggunakan alat sederhana tentang perubahan wujud zat (mencair
dan membeku). Peserta didik mulai mengenal berbagai musim di Indonesia
melalui pengamatan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik
mengidentifikasi tempat hidup makhluk hidup (hewan dan tumbuhan). Mereka
menggunakan hasil identifikasi tersebut untuk mengklasifikasikan ke dalam
kelompok makhluk hidup (hewan dan tumbuhan) yang menguntungkan dan
merugikan. Peserta didik mengidentifikasi sumber energi yang ada di setiap
anggota keluarga dan peristiwa penting dalam keluarga melalui pengamatan dan
bertanya. Peserta didik mulai mengenal keragaman masyarakat, tokoh,
peninggalan dan peristiwa sejarah yang meliputi agama, suku, bangsa, bahasa,
sosial dan ekonomi melalui pengamatan dan eksplorasi...
Keterampilan Mengamati Mengamati fenomena dan peristiwa secara sederhana dengan
proses menggunakan pancaindra dan dapat mencatat hasil pengamatannya.
Mempertanyakan dan memprediksi Dengan menggunakan panTigan, peserta
didik mengidentifikasi pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah dan
membuat prediksi berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
Merencanakan dan melakukan penyelidikan Dengan panTigan, peserta didik
membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang sesuai dengan
mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan alat bantu pengukuran
untuk mendapatkan data yang akurat. Memproses, menganalisis data dan
informasi Peserta didik menggunakan berbagai metode untuk
mengorganisasikan informasi, termasuk gambar, tabel. Peserta didik
mendiskusikan dan membandingkan antara hasil pengamatan dengan prediksi.
Mengorganisasikan data dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk
menyajikan data dan mengidentifikasi pola. Peserta didik membandingkan
antara hasil pengamatan dengan 137 prediksi dan memberikan alasan yang
130
bersifat ilmiah. Mengevaluasi dan refleksi Mengevaluasi kesimpulan melalui
perbandingan dengan teori yang ada. Menunjukkan kelebihan dan kekurangan
proses penyelidikan. Mengomunikasikan hasil Mengomunikasikan hasil
penyelidikan secara verbal dan tertulis dalam berbagai format.

IX.1. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS SENI MUSIK


A. Rasional Mata Pelajaran Seni Musik
Mata pelajaran Seni dikembangkan sesuai dengan tantangan abad ke21, di mana penguasaan
dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menjadi bagian dari pembelajaran. Untuk itu,
kemampuan penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menjadi faktor
penting agar seni dapat disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran yang mampu menjawab
tantangan abad ke-21. Selain penggunaan dan pemanfaatan teknonolgi, pembelajaran seni budaya
menjawab tantangan abad ke-21 yang memperhatikan kebutuhan daerah dan peserta didik. Dengan
demikian, mata pelajaran ini dapat menjadi filter dari masuknya kebudayaan asing sekaligus
mendorong peserta didik untuk memiliki kearifan terhadap budaya lokal atau budaya
masyarakatnya

B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Musik


Tujuan mata pelajaran Seni Musik adalah untuk memastikan agar peserta didik:
1. mampu mengekspresikan diri atas fenomena kehidupan;
2. peka terhadap persoalan diri secara pribadi dan dunia sekitar;
3. mampu mengasah dan mengembangkan musikalitas, terlibat dengan praktik-praktik bermusik
dengan cara yang sesuai, tepat, dan bermanfaat, serta turut ambil bagian dan mampu menjawab
tantangan dalam kehidupan sehari-hari; dan
4. secara sadar dan bermartabat mengusahakan perkembangan kepribadian, karakter, dan
kehidupannya baik untuk diri sendiri maupun untuk sesama dan alam sekitar.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Musik


Mata pelajaran Seni Musik memiliki karakteristik seperti berikut.
1. Pelajaran Seni Musik mencakup pengembangan musikalitas; kebebasan berekspresi;
pengembangan imajinasi secara luas; menjalani disiplin kreatif; penghargaan akan nilai-nilai
keindahan; pengembangan rasa kemanusiaan, toleransi, dan menghargai perbedaan; pengembangan
karakter/kepribadian manusia secara utuh (jasmani, mental/psikologis, dan rohani) sehingga dapat
memberikan dampak dalam kehidupan manusia.
2. Pelajaran musik membantu mengembangkan musikalitas, kemampuan bermusik peserta didik
dalam berbagai macam praktiknya dengan baik:

Deskripsi Elemen dalam Seni Musik


Elemen Deskrips
Mengalami 1. Mengindrai, mengenali, merasakan, menyimak,
(Experiencing mencobakan/bereksperimen, dan merespons bunyi-sunyi dari beragam
sumber, dan beragam jenis/ bentuk musik dari berbagai konteks budaya 2.
Eksplorasi bunyi dan beragam karya-karya musik, bentuk musik, alat-alat
yang menghasilkan bunyi-musik, dan penggunaan teknologi dalam praktik
bermusik 168 3. Mengamati, mengumpulkan, dan merekam pengalaman
dari beragam praktik bermusik, menumbuhkan kecintaan pada musik, dan
mengusahakan dampak bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat
131
Menciptakan 1. Memilih penggunaan beragam media dan teknik bermusik untuk
(Making/Creating) menghasilkan karya musik sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan
ketersedian serta kemampuan bermusik masyarakat, sejalan dengan
perkembangan teknologi 2. Menciptakan karya-karya musik dengan
standar musikalitas yang baik dan sesuai dengan kaidah/ budaya dan
kebutuhan, dapat dipertanggungjawabkan, berdampak pada diri sendiri
dan orang lain dalam beragam bentuk praktiknya.
Merefleksikan 1. Menyematkan nilai-nilai yang generatif-lestari pada pengalaman dan
(Reflecting pembelajaran artistikestetik yang berkesinambungan (terusmenerus). 2.
Mengamati, memberikan penilaian, dan membuat hubungan antara karya
pribadi dan orang lain sebagai bagian dari proses berpikir dan bekerja
artistik-estetik, dalam konteks unjuk karya musik.
Berpikir dan 1. Merancang, menata, menghasilkan, mengembangkan, menciptakan,
Bekerja secara mereka ulang, dan mengomunikasikan ide melalui proses mengalami,
Artistik (Thinking menciptakan, dan merefleksikan 2. Mengeksplorasi dan menemukan
and Working sendiri bentuk karya dan praktik musik (elaborasi dengan bidang keilmuan
Artistically) yang lain: seni rupa, seni tari, drama, dan nonseni) yang membangun dan
bermanfaat untuk menanggapi setiap tantangan hidup dan kesempatan
berkarya secara mandiri 3. Meninjau dan memperbarui karya pribadi
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, zaman, konteks fisik-psikis, budaya,
dan kondisi alam 4. Menjalani kebiasaan/disiplin kreatif sebagai sarana
melatih kelancaran dan keluwesan dalam praktik bermusik
Berdampak bagi 1. Memilih, menganalisis, dan menghasilkan karya-karya musik dengan
diri sendiri dan kesadaran untuk terus mengembangkan kepribadian dan karakter bagi diri
orang lain sendiri dan sesama 2. Memilih, menganalisis, dan menghasilkan karya-
(Impacting) karya musik dengan kesadaran untuk terus membangun persatuan dan
kesatuan bangsa 3. Memilih, menganalisis, dan menghasilkan karya-karya
musik dengan kesadaran untuk terus meningkatkan cinta kasih kepada
sesama manusia dan alam semesta 4. Menjalani kebiasaan/disiplin kreatif
dalam praktik-praktik bermusik sebagai sarana melatih pengembangan
pribadi dan bersama, 169 semakin baik waktu demi waktu, tahap demi
tahap.

1. Fase A (Usia Mental ≤ 7 Tahun dan Umumnya Kelas I dan II)


Pada akhir Fase A, peserta didik mengemukakan pencapaian diri dalam mengenal unsur-unsur
bunyi baik intrinsik maupun ekstrinsik, mengimitasi bunyi bersumber dari musik sederhana dan
mengembangkannya melalui bernyanyi dengan lagu bertanda birama Tiga dan tiga sehingga
muncul dan tumbuh rasa percaya diri, berani, dan rasa ingin tahu.
Fase A Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Peserta didik menata bunyi sederhana bedasarkan imitasi akan kepekaan
Mengalami unsur-unsur bunyi, baik intrinsik maupun ekstrinsik melalui lagu birama
empat dan irama musik ritmis.
Membuat musik sederhana dengan unsurunsur bunyi intrinsik maupun
Menciptakan
ekstrinsik
Merefleksikan Praktik musik sederhana melalui aktivitas bernyanyi lagu bertanda birama

132
Tiga dan tiga atau bermain alat/media musik, baik sendiri maupun bersama-
sama
Berpikir dan Kebiasaan beraktivitas musik yang baik dan rutin dalam praktik musik
Bekerja Artistik sederhana melalui lagu birama Tiga dan tiga
Peserta didik mendapat pengalaman, kesan, dan terbiasa aktif, baik, dan rutin
Berdampak dalam praktik musik dan kegiatan-kegiatan bermusik lewat bernyanyi lagu
bertanda birama Tiga, tiga dan memainkan media bunyi musik sederhana

2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV


Elemen Capaian Pembelajaran
Peserta didik menata bunyi sederhana bedasarkan imitasi akan kepekaan
Mengalami unsur-unsurdan tigabunyi, baik intrinsik maupun ekstrinsik melalui lagu
birama empat dan irama musik ritmis.
menjadi pola baru dengan menggunakan unsur-unsur bunyi musik instrinsik
Menciptakan
maupun ekstrinsik dengan menggunakan pola irama musik ritmis.
Mengenali diri sendiri, sesama, dan lingkungan yang beragam
(berkebinekaan), serta mampu memberi kesan atas praktik bermusik lewat
Merefleksikan
bernyanyi lagu birama empat atau bermain alat/media musik, baik sendiri
maupun bersama-sama dengan menggunakan pola irama musik ritmis
Menyimak, mendokumentasikan secara sederhana, dan menjalani kebiasaan
Berpikir dan bermusik yang baik dan rutin dalam praktik musik sejak dari persiapan, saat
Bekerja bermusik, maupun usai berpraktik musik, serta memilih secara aktif dan
Artistik memainkan karya musik sederhana secara artistik dengan mengandung nilai-
nilai positifnya
Menjalani bermusik yang baik dan rutin dalam berpraktik musik dan aktif
dalam kegiatankegiatan bermusik lewat bernyanyi lagu birama empat dan
Berdampak
memainkan media bunyi-musik sederhana dengan pola irama musik ritmis
serta mendapatkan pengalaman dan kesan baik bagi diri sendiri.

3. Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas V dan VI)


Pada akhir Fase C, peserta didik mampu mengemukakan pencapaian diri dalam mengenal irama
musik ritmis dan melodis dengan mengangkat kearifan local serta pengembangannya dilakukan
melalui bernyanyi lagu dengan iringan alat musik ritmis dan melodis sehingga muncul dan tumbuh
rasa percaya diri, berani, dan rasa ingin tahu.
Fase C Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengolah pola/tata bunyi dan unsur-unsur bunyi baik intrinsik maupun
Mengalami
ekstrinsik melalui lagu berirama ritmis dan melodis.
Menata dan mengolah pola/tata bunyi musik sederhana untuk lebih peka
Menciptakan
terhadap unsur bunyi musik dengan pola irama musik ritmis dan melodis
Mengenali dan memberi kesan atas praktik bermusik lewat bernyanyi lagu
berirama ritmis dan melodis atau bermain alat/media musik 171 baik sendiri
Merefleksikan
maupun bersama-sama dalam bentuk yang bisa diacu dan dikomunikasikan
secara lebih umum
Berpikir dan Menjalani kebiasaan baik dan rutin dalam berpraktik musik sejak dari
Bekerja persiapan, saat, maupun usai berpraktik musik ritmis dan melodis, serta
133
Artistik memilih, memainkan, dan menghasilkan karya-karya musik sederhana yang
mengandung nilai-nilai kearifan lokal global dan positif, secara aktif, kreatif,
dan artistik
Menjalani kebiasaan baik dan rutin dalam berpraktik musik dan kegiatan-
Berdampak kegiatan bermusik melalui bernyanyi lagu berirama ritmis dan melodis serta
mendapatkan pengalaman dan kesan baik bagi perbaikan dan mutunya

IX.2. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS SENI BUDAYA (SENI RUPA)


A. Rasional Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)
Seni merupakan salah satu produk budaya bangsa yang tercipta dari individu atau suatu
kelompok masyarakat, seperti seni rupa, musik, tari, dan teater. Perkembangan kesenian berkaitan
dengan perubahan yang dicapai sesuai dengan perkembangan zaman. Pemahaman tentang seni
sangat luas. Banyak orang yang mengungkapkan pendapat tentang seni. Para tokoh, seniman, atau
orang-orang yang bergelut di bidang pendidikan seni mengungkapkannya dengan pemahaman dan
bahasanya masing-masing. Mata pelajaran seni dikembangkan sesuai dengan tantangan abad ke-21,
di mana penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menjadi bagian dari
pembelajaran. Untuk itu, kemampuan penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi menjadi faktor penting agar seni dapat disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran
yang mampu menjawab tantangan abad ke-21. Selain penggunaan dan pemanfaatan teknologi,
pembelajaran seni budaya menjawab tantangan abad ke-21 yang memperhatikan kebutuhan daerah
dan peserta didik. Dengan demikian, mata pelajaran ini dapat menjadi filter dari masuknya
kebudayaan asing sekaligus mendorong peserta didik untuk memiliki kearifan terhadap budaya
lokal atau budaya masyarakatnya.

B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)


Pembelajaran seni rupa adalah untuk memastikan agar peserta didik:
1. Mampu mengekspresikan diri atas fenomena kehidupan;
2. Peka terhadap persoalan diri secara pribadi dan dunia sekitar;
3. Mampu mengasah dan mengembangkan seni rupa, baik seni rupa murni maupun seni rupa
terapan (kriya);
4. Terlibat dalam praktik seni rupa dengan cara yang sesuai, tepat, dan bermanfaat, serta turut ambil
bagian dan mampu menjawab tantangan dalam kehidupan sehari-hari;
5. Secara sadar dan bermartabat mengusahakan perkembangan kepribadian, karakter, dan
kehidupannya, baik untuk diri sendiri maupun untuk sesama dan alam sekitar;dan
6. Mampu menciptakan sebuah karya atau produk sehingga menjadi peluang usaha dan
mendayagunakan sumber daya yang dimiliki untuk lebih mandiri, kreatif dan inovatif.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa)


Kreativitas peserta didik tumbuh dan berkembang melalui ruang kebebasan dalam mencari,
melihat, mengamati, merasakan dari berbagai sudut pandang, kemudian membangun pemahaman
kembali dan mengembangkannya dalam berbagai gagasan, proses, dan bentuk melalui medium seni
rupa. Menumbuhkan kepekaan dan daya apresiasi peserta didik terbentuk melalui pengalaman
mencipta, menikmati, mengetahui, memahami, bersimpati, berempati, peduli, dan toleransi
terhadap beragam nilai, budaya, proses, dan karya. Keterampilan peserta didik dalam bekerja
artistik berkembang melalui kemampuan merancang, menggambar, membentuk, memotong,
menyambungkan berbagai medium seni rupa.
Deskripsi Elemen dalam Seni Budaya (Seni Rupa)

134
Elemen
Deskrips

1. Mengindra, mengenali, merasakan, menyimak, mencobakan/


bereksperimen, dan merespons bentuk rupa dari beragam sumber, dan
beragam jenis/bentuk seni rupa dari berbagai konteks budaya. 2.
Mengalami Eksplorasi bentuk seni rupa dan beragam karya-karya rupa, alat-alat yang
(Experiencing) digunakan, dan penggunaan teknologi dalam praktik membuat karya seni
rupa. 3. Mengamati, mengumpulkan, dan merekam pengalaman dari
beragam praktik, menumbuhkan kecintaan pada seni rupa, dan
mengusahakan dampak bagi diri sendiri, orang lain, dan masyarakat.
1. Memilih penggunaan beragam media dan teknik dalam seni rupa untuk
menghasilkan karya rupa sesuai dengan konteks, kebutuhan, dan
ketersedian serta kemampuan menciptakan karya, sejalan dengan
Menciptakan perkembangan teknologi.
(Making/Creating) 2. Menciptakan karya-karya seni rupa dengan standar unsur dan prinsip
seni rupa yang baik dan sesuai dengan kaidah/ budaya dan kebutuhan,
dapat dipertanggungjawabkan, berdampak pada diri sendiri dan orang lain,
dalam beragam bentuk praktiknya
1. Menyematkan nilai-nilai yang generatif-lestari pada pengalaman dan
pembelajaran artistikestetik yang berkesinambungan (terusmenerus). 2.
Merefleksikan
Mengamati, memberikan penilaian, dan membuat hubungan antara karya
(Reflecting)
pribadi dan orang lain sebagai bagian dari proses berpikir dan bekerja
artistik-estetik dalam konteks unjuk karya rupa
1. Merancang, menata, menghasilkan, mengembangkan, menciptakan,
mereka ulang, dan mengomunikasikan ide melalui proses mengalami,
menciptakan, dan merefleksikan. 2. Mengeksplorasi dan menemukan
Berpikir dan
sendiri bentuk karya dan teknik dalam seni rupa serta kolaborasi dengan
Bekerja secara
bidang keilmuan yang lain: seni musik, tari, drama, dan nonseni) yang
Artistik (Thinking
membangun dan bermanfaat untuk menanggapi setiap tantangan hidup dan
and Working
kesempatan berkarya secara mandiri. 3. Meninjau dan memperbarui karya
Artistically)
pribadi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, zaman, konteks fisik-psikis,
budaya, dan kondisi alam. 4. Menjalani kebiasaan/disiplin kreatif sebagai
sarana melatih kelanca
1. Memilih, menganalisis, menghasilkan karyakarya seni rupa dengan
kesadaran untuk terus mengembangkan kepribadian dan karakter bagi diri
sendiri dan sesama. 2. Memilih, menganalisis, menghasilkan karyakarya
Berdampak bagi
seni rupa dengan kesadaran untuk terus membangun persatuan dan
Diri Sendiri dan
kesatuan bangsa. 3. Memilih, menganalisis, menghasilkan karyakarya seni
Orang Lain
rupa dengan kesadaran untuk terus meningkatkan cinta kasih kepada
(Impacting)
sesama manusia dan alam semesta. 4. Menjalani kebiasaan/ disiplin kreatif
dalam praktik-praktik seni rupa sebagai sarana melatih pengembangan
pribadi dan bersama, makin baik waktu demi waktu, tahap demi tahap.

D. Capaian Pembelajaran Seni Rupa Setiap Fase


Di dalam menunjang kebutuhan dan untuk mengetahui serta memahami karakteristik peserta
didik, guru dapat memahami 180 perkembangan seni rupa anak-anak berdasarkan rujukan
periodisasi perkembangan seni rupa Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain (1982).
135
1. Fase A (Usia Mental ≤ 7 Tahun dan Umumnya Kelas I dan II)
Pada akhir Fase A, peserta didik mampu mengamati, mengenal, merekam, dan menuangkan
kembali secara visual sesuai periodisasi perkembangan seni rupa anak pada masa prabagan atau
masa dimana peserta didik baru mengenal objek 2 dimensi atau 3 dimensi. pada tahap ini, objek
yang digambarkan peserta didik biasanya berupa gambar bentuk geometris. Masa prabagan
biasanya menggambarkan sebuah lingkaran sebagai objek kepala kemudian pada bagian bawahnya
ada Tiga garis sebagai pengganti keTiga kaki. Pada masa prabagan biasanya warna belum ada
hubungannya dengan objek. Gambar manusia bisa saja hijau, biru atau warna lainnya. Pada akhir
fase A, peserta didik mampu menuangkan pengalamannya melalui karya visual berupa bentuk-
bentuk dasar geometris yang terdapat pada beberapa unsur seni rupa sebagai ungkapan ekspresi
kreatif.
Fase A Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Peserta didik mampu mengamati, mengenal, merekam, dan menuangkan
pengalamannya secara visual sesuai tahap perkembangan seni rupa tahap
prabagan dengan bentuk-bentuk dasar geometris. Peserta didik
mengeksplorasi alat dan bahan dasar dalam berkarya seperti kertas, alat
menggambar, mewarnai, membentuk, memotong, dan merekat.
Menciptakan Peserta didik mampu menciptakan karya dengan mengeksplorasi dan
menggunakan elemen seni rupa berupa garis, bentuk, tekstur, ruang, dan
warna secara visual sesuai tahap perkembangan seni rupa anak tahap
prabagan dimana peserta didik telah menggunakan bentuk-bentuk dasar
geometris untuk memberi kesan objek dari dunia sekitarnya.
Merefleksikan Peserta didik mampu mengenali dan menceritakan karya yang diciptakannya.
Berpikir dan Peserta didik mampu mengenali dan membiasakan diri dengan berbagai
Bekerja Artistik prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan aneka pilihan media yang
Berdampak Peserta didik mampu menciptakan karya sendiri yang sesuai dengan perasaan
atau minatnya.
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Pada akhir Fase B, peserta didik mampu mengenal unsur rupa dan dapat menggunakan
keterampilan atau pengetahuan dasar tentang bahan, alat, teknik, teknologi, dan prosedur dalam
menuangkan kembali secara visual dalam bentuk karya pada Masa Bagan. Masa bagan merupakan
masa dimana peserta didik mengulang-ulang bentuk dan penafsiran gambar yang bersifat subjektif.
Fase B Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Peserta didik mampu mengamati, mengenal, merekam, dan menuangkan
pengalamannya secara visual sesuai tahap perkembangan seni rupa masa
bagan. Peserta didik mengenali dan dapat menggunakan alat, bahan dan
prosedur dasar dalam menggambar, mewarnai, membentuk, memotong dan
merekat
Menciptakan Peserta didik mampu menciptakan karya dengan bimbingan guru atau dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni rupa berupa garis, bentuk,
tekstur, ruang, dan warna secara visual sesuai tahap perkembangan seni rupa
anak tahap masa bagan, dimana peserta didik telah menggunakan bentuk-
bentuk dasar geometris untuk memberi kesan objek dari dunia sekitarnya.
Sehingga mampu menciptakan karya 2 atau 3 dimensi sesuai dengan tahap
perkembangannya..
136
Merefleksikan Peserta didik mampu mengenali dan menceritakan karya yang diciptakannya..
Berpikir dan Peserta didik mampu mengenali dan membiasakan diri dengan berbagai
Bekerja Artistik prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan aneka pilihan media yang
tersedia di sekitar. Peserta didik mengetahui dan memahami faktor
keselamatan dalam bekerja
Berdampak Peserta didik mampu menciptakan karya sendiri yang sesuai dengan perasaan
atau minatnya..

3. Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas V dan VI)


Fase C Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Peserta didik mampu mengamati, mengenal, merekam, dan menuangkan
pengalamannya secara visual sesuai tahap perkembangan seni rupa tahap
bagan dan realisme awal. Peserta didik mulai dikenalkan dengan proporsi dan
warna.
Menciptakan Peserta didik mampu menciptakan karya dengan bimbingan guru atau
mengeksplorasi dalam menggunakan elemen seni rupa berupa garis, bentuk,
tekstur, ruang, dan warna secara visual sesuai tahap perkembangan seni rupa
anak tahap bagan dan realisme awal. Dimana kesadaran perspektif mulai
muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Perhatian kepada objek
sudah mulai rinci. Namun demikian, dalam menggambarkan objek, peserta
didik belum sepenuhnya menguasai proporsi (perbandingan ukuran)...
Merefleksikan Peserta didik mampu mengenali dan menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan serta pengalaman dan perasaannya mengenai karya tersebut.
Berpikir dan Peserta didik mulai terbiasa secara mandiri menggunakan berbagai prosedur
Bekerja Artistik dasar sederhana untuk berkarya dengan aneka pilihan media yang tersedia di
sekitar. Peserta didik mengetahui dan mulai mengutamakan faktor
keselamatan dalam bekerja.
Berdampak Peserta didik mampu menciptakan karya sendiri yang sesuai dengan perasaan,
minat, atau konteks lingkungannya

IX. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS SENI TARI


A. Rasional Mata Pelajaran Seni Tari
Seni merupakan respons dan ekspresi serta apresiasi manusia terhadap berbagai fenomena
kehidupan. Di dalam (diri) dan di luar (budaya, sejarah, alam dan lingkungan) seseorang
diekspresikan melalui media (tari, musik, rupa, dan lakon/teater). Seni memiliki sifat multilingual
yang bermakna pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai
cara dan media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran, dan berbagai perpaTigan.
Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi. Pengembangan tersebut meliputi
konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara
memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Multikultural
mengandung makna menumbuhkembang-kan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap
beragam seni budaya. Seni tari sebagai bagian dari pendidikan seni dapat meningkatkan
kemampuan motorik gerak, sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, mengolah emosi seperti menyadari
tubuhnya sendiri. Peserta didik lebih paham akan pentingnya kelenturan anggota badan, memahami
bahwa apa pun yang dirasakan dalam hati, dapat diolah oleh pikiran yang disalurkan oleh ekspresi
wajah secara tidak sadar. Peserta didik dapat mengungkapkan perasaan yang tidak dapat
137
diungkapkan secara terbuka lewat suara kepada orang lain, menjadi lebih percaya diri, dan lebih
berani. Seni tari sebagai terapi yang dilakukan secara tidak langsung untuk membantu
meningkatkan keseimbangan badan dan anggota badan yang kaku. Menggali potensi peserta didik,
mengolah rasa, menumbuhkan keberanian, berinteraksi dan beradaptasi serta berkolaborasi dengan
lingkungannya. Seni tari dapat menumbuhkan rasa percaya diri, mendorong munculnya ide,
kreativitas, bekerja sama, memiliki kepekaan estetis, dan berkehidupan sosial. Dengan demikian,
peserta didik memiliki kompetensi dan perilaku kreatif, gotong royong, berkebinekaan, dan
mandiri. Untuk memahami dan menanggapi tari, perlu pengetahuan penggunaan tari dalam budaya
dan konteks sosial. Hal itu didapat melalui pengalaman melihat tari dari berbagai sumber seperti
pertunjukan langsung, koreografi antarrekan, mengundang seniman 188 tari, dan melihat tayangan
video rekaman. Peserta didik diajak untuk merasakan pengalaman dalam berkesenian, pengalaman
dalam menari, dan mengatur sebuah pertunjukan tari sederhana dalam proses pembelajaran yang
berulang-ulang dan berkesinambungan.

B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Tari Tujuan mata palajaran Seni Tari sebagai berikut.
1. Memahami gerak anggota tubuh.
2. Meningkatkan kemampuan motorik gerak tubuh.
3. Mengembangkan fleksibilitas, keseimbangan, dan kesadaran diri.
4. Mengekspresikan ide dan perasaan ke dalam gerak tubuh.
5. Memahami bahwa gerak tari merupakan bentuk komunikasi 6. Mengembangkan kemampuan
dalam pertunjukan tari.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Tari


Karakteristik mata pelajaran Seni Tari sebagai berikut.
1. Seni Tari merupakan pembelajaran yang berbasis pada psikomotor dengan memperhatikan
keindahan sesuai dengan norma yang berlaku di lingkungannya. Seni Tari sangat erat kaitannya
dengan budaya dan pola pikir masyarakat setempat. Di dalam Seni Tari, peserta didik juga diasah
kreativitasnya dalam mengapresiasi seni pertunjukan dan memaknai fenomena kehidupan. Peserta
didik diharapkan dapat mengekspresikan kembali melalui karya tari yang sesuai dengan
gaya/karakteristik peserta didik.
2. Muatan pembelajaran Seni Tari, selain memahami gerak yang meliputi ruang, waktu, dan tenaga,
juga harus memperhatikan unsur pendukung lainnya. Unsur pendukung tersebut seperti musik,
properti tari, desain lantai, tata rias dan busana, serta komposisi dalam sebuah pertunjukan tari agar
menjadi karya yang indah dan bisa dinikmati orang lain.
3. Dalam pembelajaran Seni Tari, dibutuhkan pendekatan berupa elemen-elemen yang berkaitan
dengan mengalami, mencipta, refleksi, yang bermuara pada berpikir dan bekerja artistik sehingga
berdampak bagi dirinya dan orang lain. Elemen ini merupakan siklus yang dapat dilihat pada skema
berikut ini.
Deskripsi Elemen dalam Seni Tari
Elemen
Deskrips

a.Mengenal, mengamati, menyimak, menggali, berbagai macam


pertunjukan tari dalam konteks budaya. b. Mendapat kesempatan untuk
Mengalami mengamati pertunjukan tari dari sumber langsung atau rekaman. c.
(Experiencing) Memahami gerak anggota tubuh dari pertunjukan. d. Mengembangkan
kepercayaan diri dalam eksplorasi gerak tubuh melalui fleksibilitas,
koordinasi tubuh, keseimbangan, dan kekuatan..

138
Mengidentifikasi, menemukenali, merangkai, membuat, dan menciptakan
Menciptakan
tari dengan sangat sederhana. b. Meningkatkan kreativitas dalam
(Making/Creating)
mengekspresikan diri melalui gerak yang diciptakan
Mengemukakan, menghargai, mengevaluasi hasil karya tari berdasarkan
Merefleksikan
pengalaman sesuai dengan kemampuan. b. Menilai, membandingkan
(Reflecting)
kekuatan dan kelemahan untuk mengembangkan kemampuan diri
Merancang, menata, mencipta ulang, menghasilkan dan menunjukkan ide
Berpikir dan
tari, baik secara indiviTigal maupun berkelompok yang diperoleh dari
Bekerja secara
hasil berpikirnya sampai menemukan karakteristik gaya secara personal. b.
Artistik (Thinking
Mengembangkan ide dengan memperhatikan unsur utama dan pendukung
and Working
tari seperti musik, properti, tata rias, tata busana, panggung, dan juga
Artistically)
merancang pertunjukannya.
Respons dirinya atau keadaan di sekitar untuk dikomunikasikan dalam
Berdampak bagi
bentuk karya tari sehingga dapat memengaruhi orang lain dan lingkungan
Diri Sendiri dan
sekitar. b. Menganalisis, menghasilkan karya tari dengan kesadaran untuk
Orang Lain
terus mengembangkan kepribadian dan karakter bagi diri sendiri, sesama
(Impacting)
dan persatuan nusa dan bangsa.

D. Capaian Pembelajaran Seni Tari Setiap Fase


1. Fase A (Usia Mental ≤ 7 Tahun dan Umumnya Kelas I dan II)
Pada akhir Fase A, peserta didik mampu mengemukakan pencapaian diri dalam mengamati
bentuk tari sebagai pengetahuan dasar untuk membuat gerak berdasarkan unsur utama tari (gerak,
ruang, waktu, dan tenaga), gerak di tempat dan gerak berpindah dengan percaya diri, sehingga
dapat menumbuhkan rasa keingintahuan dan antusiasme. Peserta didik mampu mengenal gerak
sebagai unsur utama tari.
Fase A Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Pada fase ini, peserta didik mampu mengenal dan memahami gerak bagian-
bagian anggota tubuh dengan tidak berpindah dan berpindah tempat dalam
kehidupan sehari-hari (sesuai dengan kemampuan) menggunakan tempo,
irama dan kode ketukan, sebagai media komunikasi secara berulang-ulang
dengan bimbingan
Menciptakan Pada fase ini, peserta didik mampu merangkai gerak bagian-bagian anggota
tubuh dengan tidak berpindah dan berpindah tempat dalam sehari-hari dengan
sangat sederhana menggunakan irama dan kode ketukan yang memiliki
kesatuan gerak.
Merefleksikan Pada fase ini, peserta didik mampu menemukan pencapaian diri secara lisan
dan kinestetik dalam gerak sehari-hari bagian-bagian anggota tubuh dengan
tidak berpindah dan berpindah tempat menggunakan irama dan kode ketukan
yang memiliki kesatuan gerak.
Berpikir dan Pada fase ini, peserta didik mampu menunjukkan hasil gerak sangat sederhana
Bekerja Artistik tidak berpindah dan berpindah tempat dengan percaya diri saat
mengekspresikan kepada penonton di lingkungan sekitar.
Berdampak Pada fase ini, peserta didik mampu menumbuhkan keingintahuan,
menunjukan antusias saat proses pembelajaran tari yang berdampak pada
kemampuan diri dalam pembelajaran tari dengan kreatif dan mandiri.

139
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Pada fase ini, peserta didik mampu mengenal, mengidentifikasi gerak sehari-
hari dengan kode ketukan, berdasarkan level, dengan memperhatikan tempo,
dan tema menjadi gerak tari sangat sederhana dengan bimbingan sesuai tari
daerah setempat.
Menciptakan Pada fase ini, peserta didik mampu merangkai gerak sehari-hari dengan kode
ketukan, berdasarkan level, dengan memperhatikan tempo, dan tema sesuai
dengan tari daerah setempat, menjadi gerak tari sangat sederhana yang
memiliki kesatuan gerak..
Merefleksikan Pada fase ini, peserta didik mampu menilai pencapaian diri saat melakukan
kegiatan gerak tari sangat sederhana dengan kode ketukan, berdasarkan level,
dengan memperhatikan tempo, dan tema sesuai dengan tari daerah setempat..
Berpikir dan Pada fase ini, peserta didik mampu menunjukkan rangkaian gerak tari sangat
Bekerja Artistik sederhana dengan kode ketukan, berdasarkan level, dengan memperhatikan
tempo, dan tema sesuai dengan tari daerah setempat melalui kerjasama..
Berdampak Pada fase ini, peserta didik mampu menumbuhkan rasa cinta pada gerak
sehari-hari dengan kode ketukan, berdasarkan level, dengan memperhatikan
tempo, dan tema sesuai dengan tari daerah setempat yang berdampak pada
kemampuan diri dan kreativitas.

3. Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas V dan VI)


Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Pada fase ini, peserta didik mampu mengenal dan memahami berbagai bentuk
gerak tari daerah dengan unsur-unsur tari, memperhatikan irama dan busana..
Menciptakan Pada fase ini, peserta didik mampu mengaplikasikan gerak tari daerah dengan
unsur- 192 unsur tari, memperhatikan irama dan busana sesuai dengan
kemampuan peserta didik..
Merefleksikan Pada fase ini, peserta didik mampu menghargai hasil pencapaian karya tari
daerah dengan unsurunsur memperhatikan irama dan busana dengan
mempertimbangkan pendapat orang lain dan mengekspresikan diri...
Berpikir dan Pada fase ini, peserta didik mampu menunjukkan hasil merangkai gerak tari
Bekerja Artistik daerah dengan unsurtari, memperhatikan irama dan busana dengan kooperatif
dan berperan aktif dalam kelompok...
Berdampak Pada fase ini, peserta didik mampu merespon fenomena di lingkungan sekitar
melalui jenis-jenis tari daerah yang dipentaskan, dengan unsurunsur tari.
memperhatikan irama dan busana yang berdampak pada kemandirian.

IX.4. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS SENI TEATER


A. Rasional Mata Pelajaran Seni Teater
Mata pelajaran Seni Teater dikembangkan sesuai dengan tantangan abad ke-21. Penguasaan
dan pemanfaatan tekhnologi informasi dan komunikasi menjadi bagian dari pembelajaran. Untuk
itu, kemampuan penggunaan dan pemanfaatan tekhnologi informasi dan komunikasi menjadi faktor
penting agar seni dapat disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran yang mampu menjawab
tantangan abad ke-21. Selain penggunaan dan pemanfaatan teknologi, pembelajaran seni menjawab
tantangan abad ke-21 yang memperhatikan kebutuhan daerah dan peserta didik. Mata pelajaran ini

140
dapat menjadi filter dari masuknya budaya asing sekaligus mendorong peserta didik untuk memiliki
kearifan terhadap budaya lokal atau budaya masyarakat setempat. Mata pelajaran Seni Teater
memiliki sifat multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual bermakna
pengembangan kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media
seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran, dan berbagai perpaTigannya. Multidimensional bermakna
pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis,
evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika,
kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna menumbuhkembangkan kesadaran
dan kemampuan apresiasi terhadap beragam seni budaya. Hal ini merupakan wujud pembentukan
sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam
masyarakat dan budaya yang majemuk.

B. Tujuan Mata Pelajaran Seni Teater Tujuan


mata pelajaran Seni Teater adalah agar peserta didik mampu:
1. bersosialisasi di dalam kelompok kecil dan kelompok besar seperti pengenalan aturan main dan
kedisiplinan secara sederhana sehingga dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menyalurkan energinya dengan positif;
2. mengomunikasikan gagasan sederhana;
3. mampu berkonsentrasi untuk mengamati, melibatkan diri, meniru, dan menciptakan karya;
4. mengekspresikan emosi dan perasaan melalui sebuah karya
5. menggunakan semua pancaindra untuk berkomunikasi secara visual dan aural, untuk mengasah
kepekaannya terhadap potensi diri sendiri (dan kemungkinan orang lain);
6. menggunakan semua pancaindra untuk mengenali fungsi dan kemudian menggunakan properti
panggung, musik, media gambar, dan blocking panggung sederhana untuk membangkitkan
imajinasi;
7. meningkatkan interaksi/komunikasi dengan baik bersama temantemannya;
8. meningkatkan rasa percaya diri pada peserta didik; 9. menumbuhkan rasa kerja sama dengan
peserta didik lain.

C. Karakteristik Mata Pelajaran Seni Teater


Pelajaran Seni Teater memiliki karakter sebagai berikut.
1. Memberikan ruang kreativitas bagi peserta didik untuk dapat mengenali dan kemudian
menyalurkan, selanjutnya mengendalikan emosi dan energinya melalui pengalaman bermain peran
di atas panggung.
2. Memberikan ruang berkomunikasi kepada peserta didik untuk dapat berinteraksi dan
berkomunikasi satu sama lain melalui seni peran sederhana.
3. Memberikan ruang bermain bagi peserta didik untuk menikmati replika kehidupan sehari-hari
atau fiksi sederhana melalui kegiatan bermain peran, berdongeng atau bernyanyi.
4. Memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengenal lingkungan sekitarnya dengan kegiatan
bermain peran dengan tema kehidupan sehari-hari.
5. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengenal dan memfungsikan properti yang
dimainkan.
6. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami alur cerita yang dimainkan.
Pada praktik pengajarannya, Seni Teater menggunakan sejumlah elemen pendekatan berikut
Elemen
Deskrips

Mengalami Meniru, memahami, merasakan, merespons, dan sedikit bereksperimen

141
(Experiencing) dengan contoh situasi rekaan atau peristiwa dalam aneka permainan teater.
Kegiatan mengalami terjadi ketika peserta didik melakukan olah tubuh,
suara, eksplorasi ruang, dan alat sederhana. Ini mengajarkan tentang
penyaluran emosi dan energi ke arah yang positif dan taat kepada aturan
permainan, serta belajar berinteraksi sesuai dengan perannya masing-
masing..
Menciptakan, memberikan kesempatan peserta didik untuk dapat
menampilkan gambaran dasar sebuah karya, yang merupakan penyatuan
unsur lokomotor dan nonlokomotor, blocking, bunyi/suara dan
Menciptakan
penggunaan properti. Melalui proses penciptaan, peserta didik dapat
(Making/Creating)
belajar untuk berimajinasi, mengomunikasikan emosi dan gagasan, dengan
meniru, menambahkan, dan menyusun kembali cerita sederhana,
berdasarkan pengalaman seharihari (real) atau khaya
Melalui elemen merefleksikan, peserta didik belajar untuk membentuk
ingatan jangka panjang sederhana tentang alur cerita, karakter, blocking
sesuai dengan perannya masing-masing. Seni teater mengajarkan peserta
Merefleksikan
didik untuk melakukan apresiasi secara sederhana atas karya diri orang
(Reflecting)
lain. Dari proses merefleksikan ini, peserta didik mampu meningkatkan
daya ingatan emosi atas proses pembelajaran mengalami, menciptakan,
dan berpikir secara artistik secara simultan.
Seni teater memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk; memakai
Berpikir dan
dan merancang secara sederhana unsur artistik panggung (kostum, rias,
Bekerja secara
properti, multimedia) untuk menunjang penampilan, sesuai dengan
Artistik (Thinking
perannya masing-masing. Melalui proses berpikir dan bekerja secara
and Working
artistik, peserta didik mampu memahami fungsi tata artistik 199 panggung
Artistically)
secara sederhana dan penggunaannya dalam sebuah pertunjukan
Seni teater akan menimbulkan perubahan positif kepada peserta didik.
Berdampak bagi Peserta didik akan akan tampil lebih percaya diri untuk berkomunikasi dan
Diri Sendiri dan berinteraksi dengan teman sebaya atau kelompok, dan terutama
Orang Lain menyalurkan emosi dan energi peserta didik ke arah yang lebih positif,
(Impacting) sesuai dengan nilainilai Profil Pelajar Pancasila. Dampak ini tercermin
dalam proses dan hasil karya akhir peserta didik..
D. Capaian Pembelajaran Seni Teater Setiap Fase
1. Fase A (Usia Mental ≤ 7 Tahun dan Umumnya Kelas I dan II)
Pada akhir Fase A, peserta didik mampu terlibat dalam kegiatan bermain teater sederhana
untuk melatih dan mengendalikan gerakan nonlokomotor. Kegiatan ini dilakukan dengan cara
peniruan dan pengulangan gerakan-gerakan sederhana seperti menggerakkan satu sampai Tiga
anggota tubuh secara bergantian dan mengikuti ritme bunyi dengan bimbingan. Peserta didik
memahami pengalaman berteater sebagai cara untuk belajar berekspresi melalui eksplorasi gerakan
nonlokomotor dan mimesis (peniruan) benda atau karakter lingkungan sekitar, secara real atau
khayali. Melalui pengalaman ini, peserta didik mulai mengenali peran masing-masing dalam
sebuah cerita atau pertunjukan kecil di kelas.
Fase A Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Pada fase ini, peserta didik mampu mengenal teater (tokoh, gerak, dialog),
dan pantomim (gerak tubuh, ekspresi wajah) melalui pengamatan langsung
dan tidak langsung pertunjukan sederhana dengan bimbingan.
142
Menciptakan Pada fase ini, peserta didik mampu meniru teater (tokoh, gerak, dialog), dan
pantomim (gerak tubuh, ekspresi wajah) yang sangat sederhana dengan
bimbingan...
Merefleksikan Pada fase ini, peserta didik mampu menemukan, menilai teater (tokoh), dan
pantomim (gerak tubuh, ekspresi wajah) yang sudah dimaiinkan dengan
bimbingan.
Berpikir dan Pada fase ini, peserta didik mampu menunjukan kostum, riasan, dan hands
Bekerja Artistik props dengan bantuan..
Berdampak Pada fase ini, peserta didik mampu menumbuhkan keinginantahuan dan
menunjukkan antusias saat proses pembelajaran teater, pantomim..
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV) Pada akhir Fase B,
Fase B Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Pada fase ini, peserta didik mampu mengenal teater (tokoh, gerak, dialog) dan
pantomim (gerak tubuh, ekspresi wajah) melalui pengamatan langsung dan
tidak langsung pertunjukan sederhana dengan bimbingan
Menciptakan Pada fase ini, peserta didik mampu memainkan, meniru teater (tokoh, gerak,
dialog), dan pantomim (gerak tubuh, ekspresi wajah), melalui pertunjukan
yang sangat sederhana dengan bimbingan.
Merefleksikan Pada fase ini, peserta didik mampu menemukan, menilai teater (peran) dan
pantomim (gerak tubuh, ekspresi wajah) yang sudah dimaiinkan dengan
bimbingan..
Berpikir dan Pada fase ini, peserta didik mampu menunjukan, menggunakan kostum,
Bekerja Artistik riasan, dan hands props dengan bantuan...
Berdampak Pada fase ini, peserta didik mampu menumbuh kan rasa cinta pada teater yang
berdampak pada proses pembelajaran teater, dan pantomim..
3. Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas V dan VI) Pada akhir Fase C,.
Fase C Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Mengalami Pada fase ini, peserta didik mampu mengidentifikasi teater (tokoh, gerak,
dialog), juga pantomim (gerak tubuh, ekspresi wajah) melalui pengamatan
langsung dan tidak langsung pertunjukan sederhana dengan bimbingan.
Menciptakan Pada fase ini, peserta didik mampu memainkan, meniru teater (tokoh, gerak,
dialog), dan pantomim (gerak tubuh, ekspresi wajah), melalui pertunjukan
yang sangat sederhana dengan bimbingan.
Merefleksikan Pada fase ini, peserta didik mampu menemukan, menilai (peran) dalam teater,
pantomim yang sudah dimainkan dengan bimbingan...
Berpikir dan Pada fase ini, peserta didik mampu menggunakan kostum, riasan, dan hands
Bekerja Artistik props dengan bantuan...
Berdampak Pada fase ini, peserta didik mampu menumbuhan kreativitas dan rasa cinta
pada teater jugapantomim...

X. CAPAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KHUSUS PENDIDIKAN JASAMANI,


OLAHRAGA, DAN KESEHATAN (PJOK)
A. Rasional Mata Pelajaran PJOK
Pendidikan jasmani, yang di Indonesia dikenal sebagai Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
143
Kesehatan (PJOK), menurut William H Freeman (2007: 27-28) adalah pendidikan yang
menggunakan aktivitas jasmani untuk menghasilkan peningkatan secara menyeluruh jasmani,
mental, dan emosional peserta didik. Pendidikan jasmani memperlakukan setiap peserta didik
sebagai satu kesatuan yang utuh antara jiwa dan raganya. Oleh karena itu, pendidikan jasmani
merupakan bidang kajian yang luas dan menitikberatkan pada peningkatan gerak manusia (human
movement). Pembelajaran pendidikan jasmani dilaksanakan dengan menggunakan berbagai
pendekatan, model, strategi, metode, gaya, dan teknik sesuai dengan karakteristik tugas gerak,
peserta didik, dan lingkungan belajar. Semua itu diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh ranah (psikomotor, kognitif, dan afektif) setiap peserta didik dengan
menekankan pada kualitas kebugaran jasmani dan aktivitas gerak. Pembelajaran dengan berbagai
pendekatan tersebut dilaksanakan secara terencana, bertahap, dan berkelanjutan agar dapat
mengembangkan sikap positif dan menghargai manfaat aktivitas jasmani untuk meningkatkan
kualitas hidup peserta didik secara menyeluruh. Dengan demikian, pendidikan jasmani, olahraga,
dan kesehatan bukan semata-mata berurusan dengan pembentukan tubuh, tetapi melibatkan seluruh
aspek perkembangan manusia yang sesuai dengan cita-cita terbentuknya Profil Pelajar Pancasila
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan
global, bernalar kritis, dan mandiri.

B. Tujuan Mata Pelajaran PJOK


Tujuan mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah sebagai berikut:
1. mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas jasmani untuk mencapai pertumbuhan
dan perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat;
2. mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya 205 pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan
kemampuan, serta mengembangkan pola hidup sehat;
3. mengembangkan pola gerak dasar dan keterampilan gerak (motorik) yang dilandasi dengan
penerapan konsep, prinsip, strategi, dan taktik secara umum sesuai dengan kemampuan;
4. meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai kepercayaan diri,
sportif, jujur, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, pengendalian diri, kepemimpinan, dan
demokratis dalam melakukan aktivitas jasmani;
5. menciptakan suasana yang rekreatif, berisi tantangan, dan ekspresi diri dalam interaksi sosial;
6. mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk memiliki pola hidup aktif serta
memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran pribadi sepanjang hayat; dan 7.
mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, kreatif, gotong royong, berkebinekaan global, bernalar kritis, dan mandiri melalui aktivitas
jasmani.

C. Karakteristik Mata Pelajaran PJOK


Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan sebagai sebuah bidang kajian memiliki karakteristik
sebagai berikut.
1. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan melibatkan peserta didik dalam pengalaman
langsung, real dan otentik untuk meningkatkan kreativitas, penalaran kritis, kolaborasi, dan
keterampilan berkomunikasi, serta berfikir tingkat tinggi melalui aktivitas jasmani.
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di dalam proses pembelajarannya
mempertimbangkan karakteristik peserta didik, tugas gerak (movement task), dan dukungan
lingkungan yang berprinsip developmentally appropriate practices (DAP).
3. Penyelenggaraan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan membentuk individu-individu

144
yang terliterasi secara jasmani dan menerapkannya dalam kehidupan sepanjang hayat. 206
4. Penyelenggaraan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan di sekolah didasari nilai-nilai
luhur bangsa untuk membentuk Profil Pelajar Pancasila.
5. Pendidikan jasmani mengandung elemen-elemen: keterampilan gerak, pengetahuan gerak,
pemanfaatan gerak, pengembangan karakter, nilai-nilai gerak. Adapun elemen-elemen tersebut
dijelaskan dalam tabel berikut: Elemen-Elemen Mata Pelajaran PJOK serta Deskripsinya
Elemen
Deskrips

Keterampilan Elemen ini berupa kekhasan dari pembelajaran PJOK yang merupakan proses
Gerak pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, terdiri dari sub elemen: 1)
Aktivitas pola gerak dasar, 2) Aktivitas senam, 3) Aktivitas gerak berirama, 4)
Aktivitas pilihan permainan dan olahraga, serta 5) Aktivitas permainan dan
aktivitas olahraga air (kondisional).
Pengetahuan Elemen ini berupa penerapan pengetahuan (konsep, prinsip, prosedur, taktik,
Gerak dan strategi) sebagai landasan dalam melakukan keterampilan gerak, kinerja,
dan budaya hidup aktif pada setiap sub elemen: 1) Aktivitas pola gerak dasar,
2) Aktivitas senam, 3) Aktivitas gerak berirama, 4) Aktivitas pilihan permainan
dan Olahraga sederhana dan/atau tradisional, serta 5) Aktivitas permainan dan
aktivitas olahraga air (kondisional).
Pemanfaatan Elemen ini berupa pemanfaatan gerak di dalam kehidupan sehari-hari yang
Gerak terdiri dari sub elemen: 1) Aktivitas jasmani untuk pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan, 2) Aktivitas kebugaran jasmani untuk kesehatan, serta
3) Pola perilaku hidup sehat. at.
Pengembangan Elemen ini berupa pengembangan karakter secara graTigal yang dirancang
Karakter melalui berbagai aktivitas jasmani, terdiri dari: 1) Pengembangan tanggung
jawab personal (jujur, disiplin, patuh dan taat pada aturan, menghormati diri
sendiri, dan lain-lain) dan 2) Pengembangan tanggung jawab sosial (kerjasama,
toleran, peduli, empati, menghormati orang lain, gotong-royong, dan
sebagainya)
Nilai-Nilai Elemen ini berupa nilai-nilai yang terkandung dan dikembangkan di dalam dan
Gerak melalui aktivitas jasmani pada setiap elemen dan sub elemen capaian
pembelajaran PJOK yang terdiri dari: 1) Nilai-nilai aktivitas jasmani untuk
kesehatan, 2) Nilai-nilai aktivitas jasmani untuk kegembiraan dan tantangan,
serta 3) Nilai-nilai aktivitas jasmani untuk ekspresi diri dan interaksi sosial.

D. Capaian Pembelajaran PJOK Setiap Fase


1. Fase A (Usia Mental ≤ 7 Tahun dan Umumnya Kelas I dan II)
Pada akhir Fase A, peserta didik dapat menunjukkan berbagai aktivitas pola gerak dasar dan
keterampilan gerak sebagai hasil peniruan dari berbagai sumber. Selain itu, mengetahui konsep dan
prinsip gerak yang benar, mengetahui dan mempraktikkan aktivitas jasmani dan kebugaran untuk
kesehatan, menunjukkan perilaku awal tanggung jawab personal dan sosial, serta mengenal nilai-
nilai aktivitas jasmani. Fase A Berdasarkan Elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Keterampilan Pada akhir fase ini, peserta didik menunjukkan kemampuan dalam menirukan
Gerak aktivitas gerak dasar, permainan dan olahraga, aktivitas senam lantai
sederhana, aktivitas gerak berirama, dan aktivitas air yang disesuaikan
dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik (kondisional).
145
Pengetahuan Pada akhir fase ini, peserta didik mengetahui prosedur dalam melakukan
Gerak gerak dasar, permainan dan olahraga, aktivitas senam lantai sederhana,
aktivitas gerak berirama, dan aktivitas olahraga air yang disesuaikan dengan
kemampuan juga karakteristik peserta didik (kondisional).
Pemanfaatan Pada akhir fase ini, peserta didik mengetahui prosedur gerak dasar dan
Gerak mampu mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani untuk
kesehatan dan menunjukkan kemampuan dalam mengenali nama dan fungsi
tubuh dan anggota tubuh, menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang
disesuaikan dengan kemampuan juga karakteristik peserta didik
Pengembangan Pada akhir fase ini, peserta didik menunjukkan perilaku bertanggung jawab
Karakter dalam menyimak arahan dan umpan balik yang diberikan guru serta mulai
dapat menghormati orang lain yang disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik. ti, menghormati orang lain, gotong-royong, dan
sebagainya)
Nilai-Nilai Pada akhir fase ini, peserta didik mengenali ragam aktivitas jasmani yang
Gerak dapat digunakan untuk menjaga kesehatan, sekaligus merasakan adanya
keberhasilan dalam tantangan dan sebagai wahana dalam mengekspresikan
diri ketika berinteraksi sosial yang disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik
2. Fase B (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas III dan IV)
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam memvariasikan dan
mengombinasikan berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak dilandasi dengan
pengetahuan yang benar secara mandiri. Selain itu, menerapkan prosedur aktivitas jasmani dan
kebugaran untuk kesehatan, menunjukkan perilaku tanggung jawab personal dan sosial dalam
jangka waktu tertentu secara konsisten, serta menerapkan nilai-nilai aktivitas jasmani.

Fase B Berdasarkan Elemen


Elemen Capaian Pembelajaran
Keterampilan Pada akhir fase ini, peserta didik menunjukkan kemampuan dalam
Gerak mempraktikkan variasi dan kombinasi aktivitas pola gerak dasar, permainan
dan olahraga, aktivitas senam lantai sederhana, aktivitas gerak berirama, dan
aktivitas olahraga air yang disesuaikan dengan kemampuan juga karakteristik
peserta didik (kondisional).
Pengetahuan Pada akhir fase ini, peserta didik memahami prosedur variasi dan kombinasi
Gerak pola gerak dasar, permainan dan olahraga, aktivitas senam lantai sederhana,
aktivitas gerak berirama, dan aktivitas olahraga air yang disesuaikan dengan
kemampuan juga karakteristik peserta didik (kondisional).
Pemanfaatan Pada akhir fase ini, peserta didik dapat memahami prosedur dan
Gerak mempraktikkan latihan pengembangan kebugaran jasmani, menunjukkan
kemampuan dalam menerapkan pola hidup sehat (perlunya aktivitas jasmani,
istirahat, pengisian waktu luang, serta memilih makanan bergizi dan
seimbang). Peserta didik juga dapat menunjukkan
Pengembangan Pada akhir fase ini, peserta didik dapat menunjukkan perilaku bertanggung
Karakter jawab untuk belajar mengarahkan diri dalam proses pembelajaran serta
menerima dan mengimplementasikan arahan dan umpan balik yang diberikan
guru yang disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik.
Nilai-Nilai Pada akhir fase ini, peserta didik dapat memahami ukuran dan intensitas
146
Gerak aktivitas jasmani (ringan, sedang, dan berat) yang berhubungan dengan
kesehatan, menumbuhkembangkan unsur kegembiraan, tantangan, percaya
diri, serta dapat mengekspresikan diri ketika berinteraksi sosial yang
disesuaikan dengan ke

3. Fase C (Usia Mental ± 8 Tahun dan Umumnya Kelas V dan VI)


Fase C berdasarkan elemen
Elemen Capaian Pembelajaran
Keterampilan Pada akhir fase ini, peserta didik dapat mempraktikkan variasi dan kombinasi
Gerak gerak dasar lokomotor dan nonlokomotor dalam permainan bola besar, bola
kecil, aktivitas gerak berirama, gerak dasar senam lantai sederhana, dan gerak
dasar tendangan dan kayuhan pada aktivitas air yang disesuaikan dengan
kemampuan juga karakteristik peserta didik (kondisional).
Pengetahuan Pada akhir fase ini, peserta didik dapat mengetahui variasi dan kombinasi
Gerak gerak dasar lokomotor dan nonlokomotor dalam permainan bola besar, bola
kecil, gerak dasar atletik jalan cepat dan lari, aktivitas gerak berirama, gerak
dasar statis dan dinamis pada senam lantai sederhana, dan gerak dasar
tendangan tungkai dan kayuhan lengan pada aktivitas air yang disesuaikan
dengan kemampuan juga karakteristik peserta didik (kondisional).
Pemanfaatan Pada akhir fase ini, peserta didik menerapkan dan mempraktikkan prosedur
Gerak pengukuran status kebugaran jasmani terkait kesehatan (physical fittness
related health) untuk mengetahui status kebugaran pribadi. Pada fase ini,
peserta didik juga memiliki pengetahuan tentang makanan bergizi dan jajanan
sehat, serta memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk mengetahui
pengaruh aktivitas fisik dan istirahat yang cukup bagi pertumbuhan dan
perkembangan disesuaikan dengan kemampuan juga karakteristik peserta didik
Pengembangan Pada akhir fase ini, peserta didik terlibat aktif secara penuh dalam proses
Karakter pembelajaran yang didasari kesadaran dan tanggung jawab personal,
bertanggung jawab atas penggunaan alat dan fasilitas pembelajaran, dan
menghargai orang lain sesuai dengan kemampuan juga karakteristik peserta
didik..
Nilai-Nilai Pada akhir fase ini, peserta didik dapat membandingkan perbedaan pengaruh
Gerak berbagai aktivitas jasmani yang digunakan untuk memelihara dan
meningkatkan kebugaran jasmani untuk kesehatan serta
menumbuhkembangkan unsur kegembiraan, tantangan, percaya diri, serta
dapat mengekspresikan diri dalam situasi berolahraga termasuk menerima
kemenangan atau kekalahan secara wajar yang disesuaikan dengan
kemampuan juga karakteristik peserta didik.

Cikakak, 01 Juli 2024


Kepala Sekolah,

Heri Permana S, S. Pd
NIP. 197505212014101003
147

Anda mungkin juga menyukai