Makalah Konsep Perkembangan Kognitif Sem 4

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP PERKEMBANGAN KOGNITIF


Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas Metodologi Pengembangan Kognitif
yang diampu oleh :
Eva M Kartadinata , M.Pd

Disusun oleh :
Elva Nursyamsiah

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-AZAMI


PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
CIANJUR

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti
oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW
“Konsep Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini” ini sengaja di bahas
karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih
mengetahui tentang“Konsep Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini”.
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada Ibu dosen dan teman-teman
yang lain untuk memberikan sarannya kepada penyusun agar penyusunan makalah ini
lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya semua yang membaca makalah ini.
Wassallamu’alaikum Wr. Wb.

Cianjur, 11 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................
BAB I............................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................
BAB II..........................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Pengertian Kognitif.............................................……………………………
B. Pandangan ahli Psikologi dan Pendidikan pada kognitif ..................….
C. Pentingnya pengembangan kognitif...........................................................
BAB III.........................................................................................................................
KESIMPULAN.............................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sangat memerhatikan perkembangan kognitif seseorang. Hal ini terlihat
dari banyaknya ayat Alquran maupun hadis, yang menerangkan pentingnya menuntut
ilmu dan menggunakan akal untuk memahami gejala alam semesta yang
memperlihatkan kebesaran Allah. Ayat Alquran yang pertama kali diturunkan bahkan
telah menyebutkan pentingnya proses belajar, yang berbunyi sebagai berikut:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu yang menciptakan Dia telah


menciptakan manusia dari al alaq. Bacalah, dan tuhanmulah yang Maha Pemurah,
yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS Al-Alaq [96]: 1-5) Anak usia dini ialah
anak yang berumur 0-6 tahun yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang
lebih pesat dan fundamental pada awal-awal tahun kehidupannya. Dimana
perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak
begitu saja dapat diulang kembali.

Oleh karena itu, kualitas perkembangan anak di masa depanya, sangat


ditentukan oleh stimulasi yang diperolehnya sejak dini. Pemberian stimulasi
pendidikan adalah hal sangat penting, sebab 80% pertumbuhan otak berkembang pada
anak sejak usia dini. Kemudian, elastisitas perkembangan otak anak usia dini lebih
besar pada usia lahir hingga sebelum 8 tahun kehidupannya, 20% sisanya ditentukan
selama sisa kehidupannya setelah masa kanak-kanak. Bentuk stimulasi yang diberikan
harusnya dengan cara yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Perkembangan Kognitif?
2. Apa Pandangan ahli Psikologi dan Pendidikan pada kognitif ?
3. Apa Pentingnya pengembangan kognitif ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertianPerkembangan Kognitif
2. Mengetahui Pandangan ahli Psikologi dan Pendidikan pada kognitif
3. Mengetahui Pentingnya pengembangan kognitif

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini


Perkembangan kognitif mengacu pada tahapan kemampuan seorang anak
dalam memperoleh makna dan pengetahuan dari pengalaman serta informasi yang ia
dapatkan. Perkembangan kognitif meliputi proses mengingat, pemecahan masalah,
dan juga pengambilan keputusan kognitif yang dipelajari dan diajarkan adalah lebih
bersifat respons atas daya instingnya saja karena murni menyangkut kemampuan
mengembangkan kemampuan rasional (akal). Banyak ditemui kontradiksi dan cacat
dalam teori-teori mereka, sehingga revisi dan muncul teori baru tentang kognitif silih
berganti. Sementara dalam Islam cukup satu ayat “Dan Allah mengeluarkan kamu
dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (An Nahl: 78)
mampu mematahkan konsep respons atas daya insting yang dalam hal ini disebut
skuler dan dalam Islam tidak pernah ada tradisi sekuler yang memisahkan agama
dengan kehidupan.
B. Pandangan Ahli Psikologi dan Pendidikan pada Kognitif
Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padananya knowing, berarti
mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition ialah perolehan, penataan dan
penggunaan pengetahuan (Neiser dalam Jahja, 2013:56). Selanjutnya kognitif juga
dapat diartikan dengan kemampuan belajar atau berfikir atau kecerdasan yaitu
kemampuan untuk mempelajari keterampilan dan konsep baru, keterampilan untuk
memahami apa yang terjadi di lingkungannya, serta keterampilan menggunakan daya
ingat dan menyelesaikan soal-soal sederhana (Pudjiati & Masykouri, 2011:6).
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Istilah Maslihah (2005) bahwa
kognitif sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengerti sesuatu. Artinya
mengerti menunjukkan kemampuan untuk menangkap sifat, arti, atau keterangan
mengenai sesuatu serta mempunyai gambaran yang jelas terhadap hal tersebut.
Perkembangan kognitif sendiri mengacu kepada kemampuan yang dimiliki seorang

2
anak untuk memahami sesuatu (Maslihah, 2005).Sementara itu di dalam kamus besar
bahasa Indonesia, kognitif diartikan sebagai sesuatu hal yang berhubungan dengan
atau melibatkan kognisi berdasarkan kepada pengetahuan faktual yang empiris. (Alwi,
dkk, 2002: 579). Lebih lanjut proses kognisi adalah sebuah proses mental yang
mengacu kepada proses mengetahui (knowing) sesuatu (Berk, 2005). Kemudian
Yusuf (2005:10) mengemukakan bahwa kemampuan kognitif ialah kemampuan anak
untuk berfikir lebih kompleks serta melakukan penalaran dan pemecahan masalah,
berkembangnya kemampuan kognitif ini akan mempermudah anak menguasai
pengetahuan umum yang lebih luas, sehingga ia dapat berfungsi secara wajar dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari
Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara anak berpikir.
Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk
menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan
kecerdasan. Pandangan aliran tingkah laku (Behaviorisme) berpendapat bahwa
pertumbuhan kecerdasan melalui terhimpunnya informasi yang semakin bertambah.
Sedangkan aliran ‘interactionist’ atau ‘depelopmentalis’, berpendapat bahwa
pengetahuan berasal dari interaksi anak dengan lingkungan anak. Perkembangan
kognitif dinyatakan dengan pertumbuhan kemampuan merancangmengingat dan
mencari penyelesaian masalah yang dihadapi (Patmodewo, 2003:27). Jean Piaget
(1896-1980) memandang anak sebagai parsipan aktif di dalam proses ketimbang
sebagai resipien aktif perkembangan biologisnya. Jelasnya, Piaget yakin bahwa anak
haru dipandang seperti seorang ilmuan yang sedang mencari jawaban yang melakukan
eksperimen terhadap dunia untuk melihat apa yang terjadi (Atkinson, 1986:145). Jadi,
perkembangan kognitif merupakan aspek yang sangat berarti. Proses kognitif
berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang menandai seseorang
dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar.
Implementasi dalam pendidikan Piaget adalah tokoh besar dibidang psikologi
perkembangan. Kiat berutang budi kepadanya dalam bidang perkembangan kognitif
anakanak. Kita berutang budi kepadanya untuk konsepnya yang kuat dan masih
bertahan hingga kini, termasuk konsep asimilasi, akomodasi, kepermanenan objek,
egosentrisme, konservasi dan penalaran hipotesis deduktif. Piaget juga seorang jenius
dalam pengamatannya terhadap anak-anak. Observasinya yang cermat menunjukkan

3
kepada kita cara baru untuk mengetahui bagaimana anak-anak berperilaku dan
menyesuaikan diri dengan dunianya. (Vidal dalam Santrock, 2007: 58). Piaget
menunjukkan kepada kita beberapa hal penting unntuk dicermati dalam
perkembangan kognitif, seperti pergeseran dari pemikiran pra operasional
kepemikiran operasional konkrit. Dia juga menunjukkan kepada kita bagaimana anak-
anak perlu menyesuaikan pengalamannya dengan skema mereka sendiri (kerangka
kognitif), tetapi pada saat yang bersamaan menyesuaian skema pemikirannya dengan
pengalamnnya itu. Piaget juga mengungkapkan kepada kita bagaimana perkembangan
kognitif kemungkinan besar akan terjadi jika konteksnya di tata agar terjadi
perkembangan bertahap.menuju ke level yang lebih tinggi. Dan kita berutang budi
kepadanya atas pandangannya bahwa konsep tiidak muncul tiba-tiba dan langsung
lengkap tetapi muncul melalui rangkaian pencapaian parsial yang melahirkan
pemahaman yang komperhensif (Haith dan Benson dalam Santrock, 2007:58). Untuk
lebih rincinya akan dijabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu: 1)
Fokus pada proses pemikiran anak-anak, bukan hanya hasilnya. Selain
memerikasa ketepatan jawaban anak-anak, guru harus memahami proses yang
digunakan anak-anak untuk sampai pada jawaban tersebut. pengalaman pembelajaran
yuang tepat didasarkan pada tingkat keberfungsian kognitif anak-anak saat ini, dan
hanya ketika guru mengharai metode-metode anak untuk sampai pada kesimpulan
tertentu mereka berada pada posisi menyediakan pengalaman seperti itu. 2)
Pengakuan terhadap peran penting perkembangan katif yang dimulai oleh anak sendiri
dalam kegiatan pembelajaran. Dalam suatu ruang kelas Piaget, penyajian pengetahuan
yang sudah jadi tidak ditekankan, dan anak-anak didorong untuk menemukan bagi diri
sendiri melalui interaksi-interaksi spontan dengan lingkungan. Karena itu, alihalih
mengajar secara didaktik, guru menyediakan berbagai jenis kegiatan yang
memungkinkan anak-anak bertindak langsung dalam dunia fisik. 3) Tidak
menekankan praktik yang ditujukan untuk menjadikan anakanak seperti orang dewasa
dalam pemikiran mereka. Piaget merujuk pada pertanyaan “Bagaimana kita dapat
mempercepat perkembangan? “sebagai”pertanyaan amerika”. Diantara banyak negara
yang dia kunjungi, para psikolog dan pendidik di Amerika Serikat tampak paling
tertarik dengan teknik apa saja yang dapat digunakan untuk mempercepat kemajuan
anak melewati tahapan-tahapan tersebut. program-program pendidikan yang berbasis

4
Piaget menerima keyakinan yang kuat bahwa pengajaran prematur dappat lebih buruk
daripada tanpa pengajaran sama sekali, karena hal itu mengakibatkan penerimaan
rumus-rumus orang dewasa secara dangkal alih-alih pemahaman kognitif yang
benar4) Penerimaan perbedaan masing-masing orang dalam kemajuan
perkembangan. Teori Piaget beranggapan bahwa semua anak mengalami urutan
perkembangan yang sama tetapi dengan kevepatan yang berbeda. Kaena itu guru
harus melakukan upaya khusus untuk merencanakan kegiatan-kegiatan di ruang kelas
untuk masingmasing orang dan kelompok-kelompok kecil anak-anak alih-alih untuk
seluruh kelompok kelas tersebut. selain itu, karena perbedaan masing-masing sudah
diperkirakan, penilaian kemajuan pendidikan anak-anak seharusnya dilakukan dari
sudut perjalanan perkembangan anak itu sendiri sebelumnya, bukan dari sudut
standart normatif yang disediakan oleh kinerja teman-teman dengan usia yang sama.
(Slavin, 2008:57-58)
C. Pentingnya pengembangan kognitif
Pengembangan kognitif pada anak usia dini sangat penting agar anak mampu
melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar. Melalui pengetahuan, anak dapat
melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sebagai makhluk Tuhan
untuk dapat berguna bagi dirinya dan orang lain. Proses kognisi meliputi berbagai
aspek, seperti persepsi, ingatan, pikiran, simbol, penalaran dan pemecahan masalah.
Melalui pengembangan kognitif, fungsi pikir dapat digunakan dengan cepat dan tepat
dalam mengatasi suatu situasi untuk memecahkan suatu masalah. Dengan kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi yang berlangsung pesat dewasa ini, pantaslah
para ahli menyebut gejala ini sebagai suatu revolusi, tidak terkecuali dalam dunia
pendidikan. Hendaknya hal ini dijadikan dasar untuk meningkatkan pengembangan
sumber daya manusia agar dapat bersaing dengan negara lain menuju masyarakat
hidup berkuaitas. Pengaruh TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dalam dunia
pendidikan semakin terasa sejalan dengan keadaan pergeseran pola pembelajaran dari
tatap muka yang konvensional kearah pendidikan yang lebih terbuka dan
menggunakan media.
Pendidikan di masa mendatang diharapkan akan bersifat luwes (fleksibel),
terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan tanpa pandang laki-laki
atau perempuan, usia maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Tidak terkecuali

5
anak usia dinipun sudah banyak dikenalkan dengan penggunaan teknologi informasi
komputer. Anak-anak diperkenalkan dengan berbagai permainan yang dapat diakses
melalui komputer. Jenis-jenis permainan tentunya dipilih yaitu permainan yang dapat
mengedukasi kearah yang positif. Pendampingan pihak orang tua sangat dibutuhkan
agar anak tetap dapat mengembangkan aspek kognitif yang berkualitas agar masa
depan anak-anak bekualitas, sukses, dan sejahtera kehidupannya

6
BAB III
PENUTUP
D. KESIMPULAN
Perkembangan kognitif mengacu pada tahapan kemampuan seorang anak
dalam memperoleh makna dan pengetahuan dari pengalaman serta informasi yang ia
dapatkan. Perkembangan kognitif meliputi proses mengingat, pemecahan masalah,
dan juga pengambilan keputusan kognitif yang dipelajari dan diajarkan adalah lebih
bersifat respons atas daya instingnya saja karena murni menyangkut kemampuan
mengembangkan kemampuan rasional (akal). Banyak ditemui kontradiksi dan cacat
dalam teori-teori mereka, sehingga revisi dan muncul teori baru tentang kognitif silih
berganti. Sementara dalam Islam cukup satu ayat “Dan Allah mengeluarkan kamu
dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (An Nahl: 78)
mampu mematahkan konsep respons atas daya insting yang dalam hal ini disebut
skuler dan dalam Islam tidak pernah ada tradisi sekuler yang memisahkan agama
dengan kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

7
Bishop, J. Michael (1989), Physiology or Medicine. Diakses 16 Juli 2016
Crain William, 2007, Teori Perkembangan Konsep Dan Aplikasi, Edisi Ketiga,
Diterjemahkan Oleh Yudi Santoso, Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Samana, 1992,
System Pengajaran, Yogyakarta; Kanisius.
Ginting, Abdurrahman, 2008, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran,
Bandung: Humaniora. Hadimiarso, Yusuf, 2005, Menyemai Benih Teknologi
Pendidikan, Jakarta:Pustekom Diknas. Herry Stw, Teknik Sosiodrama,
(herrystw.wordpress.com/2013/01/05/ teknik-sosiodrama, diakses 06 Oktober 2013.
Hidayani, Rini. 2007. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka.
Imansjah Alipandie, 1984, Detaktik Metode Pendidikan Umum, Surabaya: Usaha
Nasional. Istrani, 2011, 58 Model P

Anda mungkin juga menyukai