Module 10 - Perencanaan KD dan Event new DOC EOC
Module 10 - Perencanaan KD dan Event new DOC EOC
Module 10 - Perencanaan KD dan Event new DOC EOC
PELATIHAN LAPANGAN
PERENCANAAN
KEJADIAN DARURAT
DAN ACARA/EVENT
MODUL 10
I-300
MANUAL
REFERENSI
PESERTA
2010
STANDAR SISTEM MANAJEMEN KEADAAN DARURAT
PELATIHAN LAPANGAN
MODUL 10
2010
Halaman
Sasaran ........................................................................................................................ 1
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal i
Hal-hal yang Dibahas dalam Modul Ini:
● Pentingnya perencanaan
● Proses perencanaan
Sasaran:
1. Menyebutkan langkah-langkah utama yang terjadi dalam proses perencanaan.
3. Sebagai bagian dari latihan, mengidentifikasi sasaran kejadian darurat dari sebuah skenario
yang disimulasikan.
4. Sebagai bagian dari latihan, menguraikan strategi dan taktik yang tepat untuk mencapai
sasaran kejadian darurat suatu skenario yang disimulasikan.
6. Menjelaskan fungsi Lembar Kerja Perencanaan Operasi (SKPL 215) dan formulir-formulir
lain yang dapat digunakan dalam menyiapkan Rencana Kegiatan Kejadian Darurat.
10. Sebagai bagian dari latihan kelompok, menyusun Rencana Kegiatan Kejadian Darurat
untuk skenario yang disimulasikan.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 1
I. Pentingnya Perencanaan
Penting bagi setiap kejadian darurat atau acara/event dikelola sesuai dengan suatu rencana.
Dalam Sistem KPL, rencana manajemen disebut sebagai Rencana Kegiatan Kejadian Darurat.
Sebagian besar pembahasan dalam modul ini ialah mempelajari proses membuat perencanaan
kegiatan untuk periode operasi dalam kejadian darurat. Namun, perencanaan kegiatan kejadian
darurat di suatu acara/event juga serupa dan berlaku prinsip-prinsip yang sama.
Untuk kejadian darurat sederhana yang berlangsung singkat, Rencana Kegiatan Kejadian
Darurat akan disusun oleh Kepala Komando Pengendalian Lapangan dan dikomunikasikan
kepada para bawahannya melalui brifing lisan. Proses perencanaan untuk kejadian darurat
sejenis ini tidak membutuhkan rapat perencanaan yang resmi.
Keputusan untuk menyiapkan Rencana Kegiatan Kejadian Darurat tertulis akan diambil
oleh Kepala Komando Pengendalian Lapangan. Tetapi, memiliki rencana tertulis tidak
selalu memungkinkan, juga tidak selalu tepat pada kejadian darurat kecil yang berlangsung
singkat walaupun kejadian darurat tersebut mungkin rumit.
Formulir Brifing Kejadian Darurat (SKPL 201) yang digunakan untuk brifing akan
menyediakan informasi yang berharga bagi proses perencanaan lisan maupun tertulis.
Formulir ini akan dibahas kemudian dalam modul ini.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 2
B. Periode Operasi
Rencana Kegiatan Kejadian Darurat hendaknya disiapkan untuk jangka waktu tertentu, yang
disebut Periode Operasi. Durasi Periode Operasi dapat bervariasi, walaupun biasanya
hendaknya tidak lebih dari 24 jam. Bukan tidak lazim memiliki Periode Operasi yang jauh
lebih singkat, yang hanya berlangsung, misalnya, dua atau empat jam. Keputusan mengenai
durasi Periode Operasi akan dipengaruhi oleh:
● Pertimbangan keamanan.
Perencanaan harus dilakukan jauh-jauh hari untuk memastikan ketersediaan sumber daya
tambahan yang diperlukan untuk Periode Operasi selanjutnya.
1. Formulir Sasaran Kejadian Darurat (SKPL 202) - Pernyataan mengenai apa yang
diharapkan akan dicapai. Sasaran tersebut harus dapat diukur.
3. Formulir Penugasan dalam Divisi (SKPL 204) - Menggambarkan operasi taktik dan
pengendalian, dan sumber daya apa yang akan ditugaskan. Penugasan sumber daya
sering dilakukan berdasarkan divisi geografis atau kelompok fungsional
sebagaimana tercermin dalam Daftar Penugasan Divisi.
4. Materi Pendukung - Contohnya dapat meliputi peta kejadian darurat, Rencana Lalu
Lintas, data cuaca, tindakan pencegahan khusus, dan pesan keamanan.
Materi-materi pendukung lainnya tidak memiliki format maupun nomor formulir yang
baku.
Kita akan membahas isi Rencana Kegiatan Kejadian Darurat dengan lebih mendalam lagi
pada bagian selanjutnya pada modul ini.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 3
Seluruh personel supervisi dalam kejadian darurat harus sudah tidak asing lagi dengan
Rencana Kegiatan Kejadian Darurat saat ini maupun periode operasi selanjutnya. Hal ini
dapat dicapai melalui APP, dengan membagi-bagikan rencana tertulis sebelum awal periode
operasi atau, seperti yang sering terjadi, dengan kedua cara di atas.
Mereka yang terlibat dalam pengembangan Sistem KPL yang mula-mula merasa perlu
mengembangkan proses perencanaan yang sederhana namun menyeluruh yang dapat digunakan
untuk kejadian darurat dan acara/event yang lebih kecil dan berlangsung singkat, maupun untuk
merencanakan kejadian darurat yang lebih lama dan lebih kompleks.
Kita sekarang akan menggambarkan proses perencanaan kejadian darurat atau acara/event yang
terdiri dari enam langkah. Tiga langkah pertama dapat dilaksanakan saat rapat perencanaan yang
resmi atau dalam pikiran Kepala Komando Pengendalian Lapangan. Tiga langkah terakhir
memastikan bahwa rencana tersebut menghasilkan apa yang memang diinginkan.
● Memahami situasi
● Menyiapkan rencana
● Menerapkan rencana
● Mengevaluasi rencana.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 4
SASARAN KEJADIAN DARURAT
1. Memastikan arus lalu lintas yang efektif dan efisien di sekitar tempat acara dengan mencegah kemacetan di utara
Jalan Sudirman dan di selatan Jalan Gatot Subroto.
2. Memastikan acara berlangsung tenang dalam stadion dengan langsung menghentikan tindakan-tindakan yang
mengganggu.
3. Memastikan acara berlangsung tenang di luar stadion dengan langsung menghentikan perilaku anti-sosial.
4. Menyediakan informasi intel terkini mengenai aktivitas dan pergerakan massa melalui pengintaian udara.
Cerah
Massa kesal karena masalah perwasitan dalam pertandingan sebelumnya. Massa tidak menyukai tim tamu.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 5
PENUGASAN ORGANISASI
6. PERWAKILAN KESATUAN
KESATUAN NAMA
DEPUTI PETUGAS
PENANGGUNG JAWAB
A. CABANG PENDUKUNG
B. CABANG PELAYANAN
PETUGAS PENANGGUNG
JAWAB
C. CABANG PERSONALIA
PETUGAS PENANGGUNG
JAWAB
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 6
DAFTAR TUGAS DIVISI/UNIT KERJA
PPJ CABANG
8. MISI Menjaga arus lalu lintas berjalan efisien. Mencegah kemacetan dan penumpukan di perempatan-
perempatan jalan.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 7
A. Memahami Situasi
Pemahaman lengkap mengenai situasi kejadian darurat menuntut agar staf perencanaan
menyadari unsur-unsur informasi penting tertentu. Unsur-unsur ini akan sangat berbeda-
beda bergantung pada jenis kejadian darurat, dan masing-masing kejadian darurat akan
memiliki karakteristik khusus sendiri.
Langkah-langkah ini berkaitan dengan kejadian darurat dalam jenis atau ukuran apa pun.
Informasi yang berhubungan dengan masing-masing langkah sangat diperlukan untuk
perencanaan yang efektif.
Sangat penting bagi staf perencanaan untuk mengetahui sebelumnya kemungkinan dia
mendapatkan dukungan sumber daya tambahan dari sumber-sumber di luar untuk digunakan
dalam Periode Operasi selanjutnya.
Bila sumber daya yang dibutuhkan tersedia sesuai jenis dan tipenya, maka proses
perencanaan dapat mencakup sejumlah strategi potensial yang lebih luas sebaliknya
daripada sekadar yang hanya dimungkinkan dalam kondisi sumber daya yang sangat
terbatas.
Menetapkan Sasaran Kejadian Darurat dan strategi adalah prasyarat penting dalam
menyusun rencana. Sasaran Kejadian Darurat hendaknya memiliki karakteristik berikut:
1. Dapat dicapai - Sasaran-sasaran tersebut harus dapat dicapai dengan sumber daya yang
dapat dialokasikan oleh kesatuan (dan instansi-instansi yang membantu) untuk kejadian
darurat, walaupun mungkin membutuhkan beberapa Periode Operasi untuk mencapainya.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 8
Berbagai strategi untuk mencapai sasaran hendaknya melalui pengujian kriteria berikut:
● Berbiaya efektif.
Selain itu, juga penting mempertimbangkan strategi alternatif yang mungkin harus
digunakan. Bila mungkin, strategi alternatif tersebut hendaknya dipertimbangkan untuk tiap-
tiap Sasaran Kejadian Darurat.
Dalam kejadian darurat kecil, tugas penyusunan Sasaran Kejadian Darurat dan strategi
adalah tanggung jawab sepenuhnya Kepala Komando Pengendalian Lapangan. Kegiatan
yang berhubungan dengan dua langkah pertama ini mungkin hanya membutuhkan beberapa
menit.
Dalam kejadian darurat yang lebih besar, anggota Staf Umum dan yang lainnya akan
membantu proses ini. Peran tersebut akan dibahas kemudian dalam modul ini.
Selain itu, perlu digarisbawahi bahwa kebijakan kesatuan akan mempengaruhi sasaran dan
strategi.
Berikut ini adalah contoh Sasaran Taktis dan beberapa strategi untuk mencapai sasaran
tersebut.
Sasaran:
Arah taktis termasuk menentukan taktik dan operasi yang diperlukan untuk strategi yang
dipilih, dan menentukan serta menempatkan sumber daya yang tepat. Arah taktis
dikembangkan di sekitar Periode Operasi dan harus memiliki hasil yang dapat diukur.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 9
Dalam kejadian darurat besar yang mungkin berlangsung selama beberapa waktu tidak
banyak yang dapat dicapai untuk menyelesaikan Sasaran Kejadian Darurat dalam satu
Periode Operasi. Dengan demikian, arah taktis hendaknya dinyatakan dalam bentuk
keberhasilan yang dapat dicapai secara realistis dalam kerangka waktu yang saat ini
direncanakan.
Penempatan sumber daya akan dilakukan untuk tiap-tiap tugas spesifik. Penempatan sumber
daya terdiri dari jenis, tipe, dan jumlah sumber daya yang tersedia dan dibutuhkan untuk
mencapai operasi taktis yang diinginkan untuk periode operasi tertentu.
Bila sumber daya taktis yang diperlukan tidak akan tersedia, maka penyesuaian
hendaknya dilakukan terhadap taktik dan operasi yang sedang direncanakan untuk
Periode Operasi tersebut. Kurangnya ketersediaan sumber daya dapat mengharuskan
penilaian ulang taktik dan mungkin pula keseluruhan strategi.
Penting bahwa ketersediaan sumber daya taktis dan pendukung yang dibutuhkan lainnya,
ditentukan sebelum menghabiskan banyak waktu untuk mengerjakan strategi dan operasi
taktis yang secara realistis tak dapat dicapai.
D. Menyiapkan Rencana
Dalam kejadian darurat yang lebih kecil, yang tidak membutuhkan Rencana Kegiatan
Kejadian Darurat tertulis, urutan langkah-langkah untuk APP yang disampaikan Kepala
Komando Pengendalian Lapangan kepada Staf umum adalah:
● Menyebutkan sasaran
● Menjelaskan strategi (satu atau lebih)
● Menjelaskan taktik spesifik
● Melakukan penempatan sumber daya.
Formulir APP Kejadian Darurat (SKPL 201) memberi kerangka kerja yang berguna bagi
Kepala Komando Pengendalian Lapangan dalam menyiapkan APP pada saat Rencana
Kegiatan Kejadian Darurat tertulis tidak disiapkan. Formulir APP Kejadian Darurat (SKPL
201) juga dapat digunakan sebagai Rencana Kegiatan Kejadian Darurat awal bila berisi
sasaran, penempatan sumber daya, dan organisasi.
Dalam kejadian darurat yang lebih besar, yang memenuhi kriteria sebelumnya untuk
memiliki rencana tertulis, materi di atas ditambah materi pendukung lainnya akan disusun
menjadi dokumen tertulis resmi yang disebut Rencana Kegiatan Kejadian Darurat.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 10
Rencana-rencana tertulis memiliki isi dan ukuran yang bervariasi.
Dalam kejadian darurat yang lebih besar, dan sebagai bagian dari keseluruhan proses
perencanaan, jabatan-jabatan lain dalam organisasi Sistem KPL bertanggung jawab
memberikan informasi untuk Rencana Kegiatan Kejadian Darurat.
2. Proses Perencanaan
Namun, proses perencanaan ini hanya akan berjalan dengan baik bila semua yang
terlibat menghadiri rapat perencanaan dengan persiapan yang baik dan memahami
proses perencanaan.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 11
DAFTAR PERIKSA SEPULUH LANGKAH
RAPAT PERENCANAAN
3 Menyebutkan strategi utama dan alternatif untuk Kepala Bagian Operasi. Kepala Bagian
mencapai sasaran. Perencanaan dan Logistik berperan.
4 Menentukan batas-batas dan/atau fungsi Cabang, Kepala Bagian Operasi
Divisi, Kelompok yang tepat.
5 Menggambarkan operasi taktis dan taktik. Kepala Bagian Operasi
6 Membuat penempatan sumber daya taktis. Kepala Bagian Operasi. Kepala Bagian
Perencanaan dan Logistik berperan.
7 Menentukan lokasi pelaporan dan fasilitas tambahan Kepala Bagian Operasi. Kepala Bagian Logistik
yang dibutuhkan. membantu.
8 Membuat pemesanan sumber daya, dukungan, dan Kepala Bagian Perencanaan dan Logistik. Bagian
keperluan administrasi. Logistik yang akan mengajukan pemesanan.
Waktu yang sesungguhnya digunakan untuk kegiatan ini mungkin hanya berlangsung
beberapa menit pada saat hanya beberapa sumber daya saja yang terlibat. Dalam
kejadian darurat yang sangat besar, siklus perencanaan akan berlangsung lebih lama.
Penting bahwa sebelum rapat perencanaan, negosiasi dalam tubuh kesatuan mengenai
penggunaan sumber daya, strategi, dan masalah biaya telah dibicarakan dan diselesaikan
Kepala Komando Pengendalian Lapangan ataupun Komando Terpadu.
Kritik utama atas rapat-rapat perencanaan adalah bahwa rapat tersebut cenderung
“bertele-tele” dan membuang-buang waktu yang berharga. Kepala Bagian Perencanaan
dapat membantu untuk memastikan bahwa rapat perencanaan ini hanya akan
berlangsung selama diperlukan saja dengan berpegang erat pada hal-hal berikut:
● Seluruh peserta rapat harus datang dalam keadaan sudah menyiapkan diri.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 12
● Seluruh peserta rapat berpegang pada proses perencanaan.
● Singkirkan gangguan (tidak ada radio, telepon seluler, atau pager (penyeranta)
pada saat rapat perencanaan).
Daftar periksa (check list) informasi yang perlu diberikan dan orang-orang yang
bertanggung jawab menyusul. Langkah-langkah di atas mengikuti urutan umum yang
hendaknya terjadi. Tidak seluruh langkah harus diikuti, bergantung pada pelaksanaan
khusus, dan variasi mungkin diperlukan.
Sebuah Lembar Kerja Perencanaan Operasi (SKPL 215) dimaksudkan untuk digunakan
dalam rapat perencanaan kejadian darurat untuk mengembangkan penugasan taktis dan
sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran kejadian darurat dan strategi.
Lembar Kerja Perencanaan Operasi (SKPL 215) dibahas dalam Modul 9.
Formulir ini sering diperbesar dan ditempelkan atau digambar di papan tulis. Formulir
ini menyatukan informasi mengenai sumber daya yang dibutuhkan dan sumber daya
yang tersedia untuk tugas-tugas kerja tertentu. Formulir ini juga menyediakan
penunjukkan secara tertulis dari lokasi pelaporan.
Pada akhir rapat perencanaan, Lembar Kerja Perencanaan Operasi (SKPL 215)
digunakan untuk menyiapkan pemesanan sumber daya taktis di luar tempat kejadian
darurat.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Sistem KPL memiliki sejumlah formulir yang
dapat digunakan untuk mencatat hasil proses perencanaan dan untuk membantu
menyiapkan Rencana Kegiatan Kejadian Darurat.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 13
Rencana Kegiatan dapat juga berisi referensi tambahan kalau dibutuhkan seperti Lalu
Lintas, Keamanan, Rencana Demobilisasi, dan peta.
Isi kebanyakan formulir ini akan dikembangkan oleh Staf Umum dalam rapat
perencanaan, atau oleh orang-orang lain setelah rapat. Unit Dokumentasi pada Bagian
Perencanaan bertanggung jawab membuat Rencana Kegiatan setelah isinya
dikembangkan.
Dalam kejadian darurat kecil, Kepala KPL bertanggung jawab sepenuhnya dalam
menerapkan Rencana Kegiatan Kejadian Darurat. Bila tidak ada Rencana Kegiatan Kejadian
Darurat tertulis, Kepala KPL akan memberikan instruksi lisan kepada bawahannya.
Formulir Brifing Kejadian Darurat (SKPL 201) dapat memberikan kerangka kerja yang
berguna untuk brifing apabila Rencana Kegiatan Kejadian Darurat tertulis tidak dibutuhkan.
Kejadian Darurat yang lebih besar membutuhkan Rencana Kegiatan Kejadian Darurat
tertulis. Masing-masing Staf umum akan memikul tanggung jawab untuk menerapkan
bagian mereka masing-masing dalam Rencana Kegiatan Kejadian Darurat.
2. Selama Periode Operasi, Kepala KPL, Kepala Bagian Perencanaan dan Kepala Bagian
Operasi hendaknya mengevaluasi kemajuan kerja secara teratur apakah sesuai dengan
operasi pengendalian seperti yang tertulis dalam Rencana Kegiatan Kejadian Darurat.
Bila ditemukan kekurangan, mungkin dibutuhkan perbaikan arah atau tambahan staf.
Operasi taktis mungkin perlu dimodifikasi, dan/atau perubahan mungkin perlu
dicerminkan dalam perencanaan untuk Periode Operasi selanjutnya.
3. Kepala Bagian Operasi dapat membuat perubahan yang sesuai terhadap operasi taktis
seperti yang tertulis dalam Rencana Kegiatan Kejadian Darurat bila perlu untuk mencapai
sasaran dengan lebih baik.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 14
IV. Perencanaan Demobilisasi Kejadian Darurat
A. Pentingnya Perencanaan Demobilisasi
Perencanaan demobilisasi kejadian darurat sering luput dari perhatian. Ketika kejadian
darurat mulai berkurang intensitasnya, semua orang akan merasa sangat ingin meninggalkan
tempat kejadian darurat dan kembali ke juridiksi atau fungsi asal mereka sesegera mungkin.
Karena alasan itu, pengembangan Sistem KPL sejak awal menyertakan Unit Demobilisasi
pada Bagian Perencanaan.
Dalam kejadian darurat yang lebih kecil, dengan hanya sedikit sumber daya taktis yang
ditempatkan dan dengan hanya sebagian organisasi Sistem KPL dibentuk, perencanaan
demobilisasi relatif sederhana dan mungkin tidak membutuhkan rencana tertulis.
Dalam kejadian darurat yang lebih besar, terutama kejadian darurat yang melibatkan multi-
juridiksi atau multi-fungsi, harus ada perencanaan demobilisasi yang memadai.
Kepala Bagian Perencanaan harus memiliki banyak waktu untuk membentuk organisasi
demobilisasi yang dapat menyediakan demobilisasi yang berjalan dengan teratur dan efisien.
Sumber daya harus dilepaskan dan dikembalikan ke unit asal mereka sesegera mungkin
untuk meminimalkan biaya, mempertahankan moril (semangat), dan bersiap untuk
penugasan yang lain.
B. Perencanaan Demobilisasi
Agar efektif, perencanaan demobilisasi harus dimulai sejak awal dalam kejadian darurat.
Itulah sebabnya sebuah unit yang terpisah dan tidak mempunyai tanggung jawab lain
dibentuk dalam Sistem KPL.
Prioritas pelepasan harus merupakan yang pertama-tama ditentukan untuk seluruh unsur
organisasi. Pada dasarnya, ini adalah keputusan mengenai sumber daya apa yang harus
dipertahankan dan sumber daya apa yang dapat dilepaskan. Penentuan ini hanya dapat
dicapai setelah memiliki pemahaman yang sepenuhnya mengenai kebutuhan kejadian
darurat untuk jangka waktu yang lebih lama.
2. Tanggung Jawab
3. Prioritas Pelepasan
Prioritas akan bervariasi dan harus ditentukan pada saat itu. Contoh prioritas pelepasan
yang berhubungan dengan sumber daya taktis dapat berupa:
● Prioritas 1 - Sumber Daya Tipe 1 (Sumber daya dengan kemampuan yang paling
besar)
● Prioritas 2 - Sumber daya yang berasal dari tempat yang paling jauh
4. Prosedur Pelepasan
Perencanaan demobilisasi dapat bersifat cukup rumit, terutama dalam kejadian darurat skala
besar yang melibatkan banyak kesatuan.
PELATIHAN LAPANGAN SSMKD MODUL 10: PERENCANAAN KEJADIAN DARURAT DAN ACARA/EVENT
2010 Manual Referensi Peserta: Hal 16