0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan10 halaman

DIABETES MELITUS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 10

DIABETES MELITUS

Dosen pengampuh : Mahruri Saputra. S.Kep., Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
PUTRI ZULFA JUNINA 23212001
NURUL HUMAIRAH IZZATI 23212036
SALWA NADILA 23212034
NURWAZIRAH 23212022
TEUKU ZIDSNE AL ARIGHI 23212013

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS SAINS TEKONOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA
BANDA ACEH 2025
KATA PENGANTAR
BAB I

A. Pengertian
Diabetes melitus (DM) (dari kata Yunani διαβαίνειν, diabain ein, "tembus"
atau "pancuran air", dan kata Latin mellitus, "rasa manis") yang umum dikenal
sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglisemia
(peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan bervariasi, teruta ma setelah
makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes melitus
adalah keadaan hiperglike-mia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat
gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata,
ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan
dengan mikroskop elektron. Semua jenis diabetes melitus memiliki gejala yang mirip
dan komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia sendiri dapat menyebabkan
dehidrasi dan ketoasidosis.
Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda),
kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat
menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan
gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila
kontrol kadar gula darah buruk. Diabetes melitus diartikan pula sebagai penyakit
metabo-lisme yang termasuk dalam kelompok gula darah yang melebihi batas normal
atau hiperglikemia (lebih dari 120 mg/dl atau 120 mg%). Karena itu DM sering
disebut juga dengan penyakit gula. Sekarang, penyakit gula tidak hanya dianggap
sebagai gangguan metabolisme karbohidrat, tetapi juga menyangkut metabolisme
protein dan lemak.
Akibatnya DM sering menimbulkan kompli-kasi yang bersifat menahun
(kronis), terutama pada struktur dan fungsi pembuluh darah. Jika hal ini dibiarkan
begitu saja akan siapa lagi nama kalian timbul komplikasi lain yang cukup fatal,
seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan, aterosklerosis, bahkan sebagian tubuh bisa
diamputasi Diabetes melitus adalah suatu kondisi di mana kadar gula di dalam darah
lebih tinggi dari biasa/normal (Normal: 60 mg/dl sampai dengan 145 mg/dl), karena
tubuh dapat melepaskan atau menggunakan hormon insulin secara cukup. Perlu
diketa-hui bahwa hormon insulin dihasilkan oleh pankreas dalam tubuh kita untuk
mempertahankan kadar gula agar tetap normal. Hal inı disebabkan tidak dapatnya
gula memasuki sel-sel yang terjadi karena tidak terdapat atau kekurangan atau resisten
terhadap insulin.
Diabetes melitus sering disebut dengan the great imitator, yaitu penyakit yang
dapat menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan. Penyakit ini
timbul secara perlahan-lahan, sehingga seseorang tidak menyadari adanya berbagai
perubahan dalam dirinya. Perubahan seperti minum menjadi lebih banyak, buang air
kecil menjadi lebih sering, dan berat badan yang terus menurun, berlangsung cukup
lama dan biasanya cenderung tidak diperhatikan, hingga seseorang pergi ke dokter
dan memeriksa kadar glukosa darahnya.
Diabetes adalah suatu kondisi yang berjalan lama, yang disebabkan oleh kadar
gula yang tinggi dalam darah. Diabetes dapat dikontrol. Kadar gula dalam darah akan
kembali seperti biasa atau normal dengan mengubah beberapa kebiasaan hidup
seseorang. Kebiasaan tersebut adalah:
 Mengikuti suatu susunan makanan yang sehat dan makan secara teratur
 Mengawasi/menjaga berat badan.
 Memakan obat resep dokter.
 Olahraga secara terarur
Saat ini, banyak orang yang masih mengganggap penyakit diabetes merupakan
penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal,
setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua maupun muda, termasuk Anda Namun,
yang perlu Anda pahami adalah Anda tidak sendiri. Menurut data WHO, Indonesia
menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes melitus di dunia.
Pada tahun 2000 lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang
mengidap diabetes.
Diabetes melitus tipe 1
Kondisi ini berdasarkan kombinasi predisposisi genetik dan proses autoimun
yang mengakibatkan kerusakan bertahap sel beta pankreas, sehingga menyebabkan
defisiensi insulin absolut. Pencetusnya kemungkinan meliputi virus, faktor pola
makan, toksin lingkungan, dan stres emosional atau fisik.
Orang dengan diabetes tipe 1 selalu membutuhkan tata laksana insulin dan
berisiko mengalami ketoasidosis. Orang yang paling berisiko mengidap diabetes tipe
1 adalah keturunan orang Kaukasia atau Eropa utara. Orang Skandinavia memiliki
insidensi tertinggi.
Diabetes melitus tipe 2
Sebagian besar pengidap diabetes tipe 2 biasanya mengalami gejala pada usia
yang lebih tua (di atas 30 tahun); namun, penyakit ini didiagnosis semakin banyak
pada anak-anak dan remaja. Diabetes tipe 2 berhubungan dengan berat badan yang
berlebihan dan kurangnya aktivitas. Terdapat peningkatan prevalensi pada orang
keturunan Asia Selatan, Afrika, Afrika-Karibia, Polinesia, Timur Tengah, dan
Amerika-India. Tipe 2 disebabkan oleh sekresi insulin yang terganggu dan onset
resistensi insulin terjadi secara bertahap. Orang dengan diabetes tipe 2 akhirnya dapat
memerlukan tata laksana insulin.
Diabetes memang pembunuh yang jahat. Dia tak punya cukup nyali untuk
membunuh Anda pria kanisian yang tangguh dengan sendirian. Dia akan meminta
bantuan teman-reman lainnya. Berdasarkan penelitian Murray tahun 2000,
disebutkan:
 Tiap 19 menit ada satu orang di dunia yang terkena stroke akibar komplikasi
diabetes.
 Tiap 90 menit ada satu orang di dunia yang buta akibat komplikasi diabetes.
 Tiap 12 menit ada satu orang di dunia yang terkena serangan jantung akibat
komplikasi diabetes.
 Tiap 90 menit ada satu orang di dunia yang harus cuci darah akibat komplikasi
diabetes.
 Tiap 19 menit ada satu orang di dunia yang diamputasi akibat komplikasi
diabetes.

B. Klasifikasi

Tipe DM Etiologi Ciri Tata Laksana


Tipe 1 Dekstruksi sel beta Tidak adanya insulin Insulin
pankreas, umumnya sama sekali
menjurus kedefiensi
insulin absolut.
1. Autoimun
2. Idiopatik
Tipe 2 Bervariasi, mulai yang Kurangnya Pola makan,
dominan resistensi sensitifitas terhadap olahraga, obat
insulin disertai defiensi insulin dan defisiensi hipoglikemia,
insulin relative sampai dalam menyekresi obat yang
yang dominan defek insulin menstimulasi
sekresi insulin disertai transporter
resistensi insulin.
1. Obesitas
2. Genetik
Tipe lain 1. Defek genetik fungsi sel - -
beta pankreas
2. Defek genetik kerja
insulin
3. Penyakit eksokrin
pankreas
4. Endokrinopati
5. Karena obat atau zat
kimia
6. Infeksi
7. Sebab imonologi yang
jarang
8. Sindrom genetik lain
yang berkaitan dengan
DM
Gestasional Peningkatan kebutuhan Diagnosis pada masa Pola makan,
metabolik, Riwayat kehamilan insulin, obat
diabetes dalam keluarga, hipoglekemia
penurunan sentifitas
insulin

C. Etiologi
1. Diabetes tipe I

a. Faktor genetik Fahderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe l itu sendiri,
tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah
terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu
yang merniliki tipe antigen HLA
b. Faktor-faktor imunologi Adanya respons otoimun yang merupakan respons
abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara
bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai
jaringan asing Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin
endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus alau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan
destruksi selbeta.
D. Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah satu
efek utarna akibat kurangnya insulin berikut :
a. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh yang mengakibatkan
naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300-1200 mg/dl.
b. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan
endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.
c. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh. Pasien - pasien yang mengalami
defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa
yang normal atau toleransi sesudah makan Pada hiperglikemia yng parah yang
melebihi ambang ginjal normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160-180
mg/100 ml), akan timbul glikosuria karena tubulus tubulus renalis tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis
osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida,
potasium, dan pospat.
Adanya poliun menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa
yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein
negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi Akibat yang
lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah
dan merigantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein
tubuh dan juga berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.
Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan
membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan
terjadinya gangrene.

E. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis DM tergantung pada tingkat hiperglikemia yang dialami
oleh pasien. Manifestasi klinik khas yang dapat muncul pada seluruh tipe diabetes
meliputi trias poli, yaitu poliuria, polidipsi dan poliphagi. Poliuri dan polidipsi terjadi
sebagai akibat kehilangan cairan berlebihan yang dihubungkan dengan diuresis
osmotic. Pasien juga mengalami poliphagi akibat dari kondisi metabolik yang
diinduksi oleh adanya defesiensi insulin serta pemecahan lemak dan protein. Gejala-
gejala lain yaitu kelemahan, kelelahan, perubahan penglihatan yang mendadak,
perasaan gatal atau kekebasan pada tangan atau kaki, kulit kering, adanya lesi luka
yang penyembuhannya lambat dan infeksi berulang (Smeltzer, et al. 2008).

Sering gejala-gejala yang muncul tidak berat atau mungkin tidak ada, sebagai
konsekwensi adanya hiperglikemia yang cukup lama menyebabkan perubahan
patologi dan fungsional yang sudah terjadi lama sebelum diagnosa dibuat. Efek
jangka panjang DM meliputi perkembangan progresif komplikasi spesifik retinopati
yang berpotensi menimbulkan kebutaan, nephropati yang dapat menyebabkan
terjadinya gagal ginjal, dan atau neuropati dengan risiko ulkus diabetik, amputasi,
sendi charcot, serta disfungsi saraf autonom meliputi disfungsi seksual (WHO, 1999).

BAB II

F. Pencegahan
Melihat bahwa gangguan keseimbangan kadar gula darah dapat dipengaruhi oleh
konsumsi makanan yang berlebihan (pola makan yang salah) dan kegiatan yang
penuh tekanan (gaya hidup stres), maka diabetes sebenarnya dapat dicegah dengan
cara-cara berikut:

1. Bila kegemukan, turunkan berat badan.


2. Lakukan latihan aerobik (berenang, bersepeda, joging, jalan cepat) paling
tidak tiga kali seminggu, setiap kali.15-60 menit sampai berkeringat dan
terengah-engah tanpa membuat napas menjadi sesak.
3. Konsumsi gula sesedikit mungkin atau seperlunya, karena bukan merupakan
bagian penting dari menu yang sehat. Kebutuhan zat gula darah yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh dapat dipenuhi dari karbohidrat yang berasal dari
beras, sereal, roti, kentang atau bakmi dalam menu sehari-hari.
4. Setelah berumur 40, periksa kadar gula urine Anda setiap tahun, terutama bila
Anda mempunyai riwayat keluarga penderita diabetes.

G. Pemeriksaan diagnostik
a. Glukosa darah sewaktu.
b. Kadar glukosa darah puasa.
c. Tes toleransi glukosa
d. Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes sedikitnya 2 kali pemeriksaan
mellitus pad
a) Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/l) b. Glukosa
plasma puasa > 140 mg/dl (7.8 mmol/L)
b) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 Glumudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidra (2 jam post prandial (pp) > 200
mg/dl
H. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas
insulin dan kadar glukosa dara dalam upaya untuk mengurangi komplikası vaskuler
seta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes ada mencapai kadar
glukosa darah normal. Ada 5 komponer dalam penatalaksanaan diabetes:
a. Diet
b. Latihan
c. Pemantauan
d. Terapi (jika diperlukan)
e. Pendidikan
BAB III

A. Pengkajian

Anda mungkin juga menyukai