0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
0 tayangan14 halaman

3. Lampiran Perdes (Anggaran Dasar Bumdes)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 14

LAMPIRAN PERATURAN DESA MARGALUYU

NOMOR : …
TANGGAL : …

ANGGARAN DASAR
BADAN USAHA MILIK DESA MARGALUYU
MUKADIMAH

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan atas perjuangan berbagai pihak,
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja telah lahir.
Undang-undang ini menegaskan kedudukan BUM Desa sebagai badan
hukum. Dengan penguatan status ini, peran BUM Desa semakin penting
sebagai konsolidator produk/jasa masyarakat, produsen berbagai kebutuhan
masyarakat, inkubator usaha masyarakat, penyedia layanan publik, dan
berbagai fungsi lainnya. BUM Desa dapat menjadi penyumbang pendapatan
asli Desa di samping tetap memberikan manfaat bagi masyarakat.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1) menyebutkan bahwa
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Berdasarkan amanat tersebut, BUM Desa juga dilandasi oleh
semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Wujud nyata dari kedua
semangat tersebut adalah Musyawarah Desa sebagai organ tertinggi dalam
pengambilan keputusan BUM Desa. Karenanya kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan akan tetap menjadi tujuan utama BUM Desa bukan
hanya kesejahteraan masing-masing individu.
BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
Pasal 1
(1) Badan Usaha Milik Desa ini bernama Badan Usaha Milik Desa “WARGA
SALUYU” Desa Margaluyu selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini
disebut Badan Usaha Milik Desa.
(2) Badan Usaha Milik Desa “WARGA SALUYU” Badan Usaha Milik Desa
Margasluyu berkedudukan di Desa Margaluyu , Kecamatan Tanjungari ,
Kabupaten Sumedang.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN
Pasal 2
(1) Maksud dan tujuan pendirian Badan Usaha Milik Desa adalah:
a. Perdagangan;
b. Wisata;
c. dan seterusnya (isi dengan bidang usaha yang akan dijalankan)
BAB III
JENIS USAHA
Pasal 3
(1) Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Badan Usaha Milik
Desa dapat:
a. Menjalankan usaha dalam bidang perdagangan besar dan eceran
yang meliputi:
1. 46591 PERDAGANGAN BESAR MESIN KANTOR DAN INDUSTRI,
SUKU CADANG DAN PERLENGKAPANNYA. Kelompok ini
mencakup usaha perdagangan besar mesin industri dan mesin
kantor kecuali komputer, serta perlengkapannya, seperti mesin
penggerak mula, turbin, mesin pengolahan kayu dan logam,
macam-macam mesin untuk industri dan untuk keperluan
kantor, mesin pembangkit listrik dan mesin untuk keperluan
rumah tangga. Termasuk perdagangan besar robot-robot
produksi, mesin-mesin lain ytdl untuk keperluan industri,
perdagangan dan navigasi serta jasa lainnya dan mesin yang
dikendalikan komputer untuk industri tekstil serta mesin jahit
dan rajut yang dikendalikan komputer.
2. dan seterusnya (sesuai KBLI yang dapat dilihat di
https://oss.go.id/portal/referensi/content/list_kbli)
b. Menjalankan usaha dalam bidang wisata yang meliputi:
1. 91025 TAMAN BUDAYA. Kelompok ini mencakup kegiatan taman
budaya yang menyediakan dan mengelola fasilitas atau tempat
untuk pergelaran budaya.
2. dan seterusnya (sesuai KBLI yang dapat dilihat di
https://oss.go.id/portal/referensi/content/list_kbli)
(2) Badan Usaha Milik Desa memiliki Unit Usaha Badan Usaha Milik Desa
berbadan hukum perseroan yang bernama PT …., yang bergerak pada
bidang usaha:
a. Perdagangan
b. Jasa
c. dan seterusnya (sesuai unit usaha yang telah ada dan hanya ditulis
jika BUM Desa sudah memiliki unit usaha berbadan hukum).

BAB IV
ORGANISASI BADAN USAHA MILIK DESA
Bagian Kesatu
Musyawarah Desa
Pasal 4
(1) Musyawarah Desa diadakan di tempat kedudukan Badan Usaha Milik
Desa.
(2) Musyawarah Desa dapat dilaksanakan atas permintaan pelaksana
operasional, penasihat, dan/atau pengawas.
(3) Musyawarah Desa dilaksanakan dan dipimpin BPD, serta difasilitasi oleh
Pemerintah Desa.
Pasal 5
Musyawarah Desa terdiri atas:
a. Musyawarah Desa tahunan; dan
b. Musyawarah Desa khusus.

Pasal 6
(1) Dalam Musyawarah Desa tahunan sebagaimana dimaksud dalam pasal
5 huruf a:
a. Pelaksana operasional menyampaikan:
1. laporan tahunan yang telah ditelaah oleh pengawas dan
penasihat untuk mendapat persetujuan Musyawarah Desa;
2. rancangan rencana program kerja untuk disahkan oleh
Musyawarah Desa menjadi rencana program kerja.
b. Ditetapkan pembagian dan penggunaan hasil usaha, dalam hal BUM
Desa mempunyai saldo laba yang positif.
(2) Persetujuan laporan tahunan, dan pengesahan rencana program kerja
oleh Musyawarah Desa tahunan berarti memberikan pelunasan dan
pembebasan tanggung-jawab sepenuhnya kepada pelaksana
operasional atas pengurusan dan pengawas atas pengawasan dan
penasihat atas tugas kepenasihatan yang telah dijalankan selama
tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam
Laporan tahunan dan Laporan Keuangan.
(3) Pelaksana operasional, penasihat, dan/atau pengawas meminta BPD
untuk melaksanakan Musyawarah Desa tahunan paling lambat 7 (tujuh)
hari kalender.
Pasal 7
(4) Musyawarah Desa khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 huruf
b dapat diselenggarakan sewaktu-waktu dalam keadaan mengharuskan
adanya keputusan segera yang wewenangnya berada pada
Musyawarah Desa.
(5) Musyawarah Desa khusus diusulkan oleh pelaksana operasional
dan/atau pengawas kepada penasihat.
(6) Penasihat meminta BPD untuk melaksanakan Musyawarah Desa khusus
paling lambat 7 (tujuh) hari kalender.
Pasal 8
(1) Musyawarah Desa dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh:
a. Kepala Desa;
b. BPD; dan
c. unsur masyarakat yang terdiri atas:
1. penyerta modal;
2. perwakilan dusun atau rukun warga atau rukun tetangga; dan
3. perwakilan kelompok lainnya yang berkaitan dengan Usaha BUM
Desa/Unit Usaha BUM Desa.
(2) Keputusan Musyawarah Desa diambil berdasarkan musyawarah untuk
mencapai mufakat.
Pasal 9
Musyawarah Desa berwenang:
a. menetapkan pendirian Badan Usaha Milik Desa;
b. menetapkan Anggaran Dasar Badan Usaha Milik Desa dan
perubahannya;
c. membahas dan memutuskan jumlah, pengorganisasian, hak dan
kewajiban, serta kewenangan pihak penerima kuasa fungsi
kepenasihatan;
d. mengangkat dan memberhentikan secara tetap pelaksana operasional
Badan Usaha Milik Desa;
e. mengangkat pengawas;
f. mengangkat sekretaris dan bendahara Badan Usaha Milik Desa;
g. memberikan persetujuan atas penyertaan modal oleh Badan Usaha Milik
Desa;
h. memberikan persetujuan atas rancangan rencana program kerja yang
diajukan oleh pelaksana operasional setelah ditelaah pengawas dan
penasihat;
i. memberikan persetujuan atas pinjaman Badan Usaha Milik Desa dengan
jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM
Desa;
j. memberikan persetujuan atas kerja sama Badan Usaha Milik Desa
dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama tertentu
dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar BUM
Desa;
k. menetapkan pembagian besaran laba bersih Badan Usaha Milik Desa;
l. menetapkan tujuan penggunaan laba bersih Badan Usaha Milik Desa;
m. memutuskan penugasan Desa kepada Badan Usaha Milik Desa untuk
melaksanakan kegiatan tertentu;
n. memutuskan penutupan Unit Usaha Badan Usaha Milik Desa;
o. menetapkan prioritas penggunaan pembagian hasil Usaha BUM Desa
dan/atau Unit Usaha Badan Usaha Milik Desa yang diserahkan kepada
Desa;
p. menerima laporan tahunan Badan Usaha Milik Desa dan menyatakan
pembebasan tanggung jawab penasihat, pelaksana operasional, dan
pengawas;
q. membahas dan memutuskan penutupan kerugian Badan Usaha Milik
Desa dengan aset Badan Usaha Milik Desa;
r. membahas dan memutuskan bentuk pertanggungjawaban yang harus
dilaksanakan oleh penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas
dalam hal terjadi kerugian Badan Usaha Milik Desa yang diakibatkan
oleh unsur kesengajaan atau kelalaian;
s. memutuskan untuk menyelesaikan kerugian secara proses hukum
dalam hal penasihat, pelaksana operasional, dan/atau pengawas tidak
menunjukkan iktikad baik melaksanakan pertanggungjawaban;
t. memutuskan penghentian seluruh kegiatan operasional Badan Usaha
Milik Desa karena keadaan tertentu;
u. menunjuk penyelesai dalam rangka penyelesaian seluruh kewajiban dan
pembagian harta atau kekayaan hasil penghentian kegiatan usaha
Badan Usaha Milik Desa;
v. meminta dan menerima pertanggungjawaban penyelesai; dan
w. memerintahkan pengawas atau menunjuk auditor independen untuk
melakukan audit investigatif dalam hal terdapat indikasi kesalahan
dan/atau kelalaian dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa.
Bagian Kedua
Penasihat
Pasal 10
Bagian Kedua
Penasihat
Pasal 10
Penasihat dijabat secara rangkap oleh Kepala Desa.
Pasal 11
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 berwenang:
a. bersama pelaksana operasional dan pengawas, membahas dan
menyepakati Anggaran Rumah Tangga Badan Usaha Milik Desa
dan/atau perubahannya;
b. bersama dengan pengawas menelaah rancangan rencana program kerja
yang diajukan oleh pelaksana operasional untuk diajukan kepada
Musyawarah Desa;
c. menetapkan pemberhentian secara tetap pelaksana operasional sesuai
keputusan Musyawarah Desa;
d. dalam keadaan tertentu memberhentikan secara sementara pelaksana
operasional dan mengambil alih pelaksanaan operasional Badan Usaha
Milik Desa;
e. bersama dengan pelaksana operasional dan pengawas, menyusun dan
menyampaikan analisis keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan
dalam rangka perencanaan penambahan modal Desa dan/atau
masyarakat Desa untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
f. melakukan telaahan atas laporan pelaksanaan pengelolaan Usaha BUM
Desa oleh pelaksana operasional dan laporan pengawasan oleh
pengawas sebelum diajukan kepada Musyawarah Desa dalam laporan
tahunan;
g. menetapkan penerimaan atau pengesahan laporan tahunan BUM Desa
berdasarkan keputusan Musyawarah Desa;
h. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas pinjaman
BUM Desa dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam
Anggaran Dasar Badan Usaha Milik Desa; dan
i. bersama dengan pengawas, memberikan persetujuan atas kerja sama
BUM Desa dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama
tertentu dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Dasar Badan Usaha Milik Desa.
Pasal 12
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 bertugas:
a. memberikan masukan dan nasihat kepada pelaksana operasional dalam
melaksanakan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa;
b. menelaah rancangan rencana program kerja dan menetapkan rencana
program kerja Badan Usaha Milik Desa berdasarkan keputusan
Musyawarah Desa;
c. menampung aspirasi untuk pengembangan usaha dan organisasi BUM
Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
d. bersama pengawas, menelaah laporan semesteran atas pelaksanaan
pengelolaan usaha Badan Usaha Milik Desa;
e. bersama pengawas, menelaah laporan tahunan atas pelaksanaan
pengelolaan usaha Badan Usaha Milik Desa untuk diajukan kepada
Musyawarah Desa;
f. memberikan pertimbangan dalam pengembangan usaha dan organisasi
Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Desa;
g. memberikan saran dan pendapat mengenai masalah yang dianggap
penting bagi pengelolaan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan/atau keputusan
Musyawarah Desa; dan
h. meminta penjelasan dari pelaksana operasional mengenai persoalan
pengelolaan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dan/atau keputusan Musyawarah Desa.

Pasal 13
Penasihat sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 berhak:
a. memberi kuasa kepada pihak lain untuk melaksanakan fungsi
kepenasihatan; dan
b. Memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
1. ........ senilai Rp. .......,- (....... Rupiah)
2. ........ senilai Rp. .......,- (....... Rupiah)

Bagian Ketiga
Pelaksana Operasional

Pasal 14
Badan Usaha Milik Desa diurus dan dipimpin oleh pelaksana operasional
yang selanjutnya disebut direktur yang diangkat oleh Musyawarah Desa.

Pasal 15
(1) Direktur sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 diangkat dari orang
perseorangan yang diusulkan oleh Kepala Desa, BPD, dan/atau unsur
masyarakat dalam Musyawarah Desa.
(2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi syarat meliputi:
a. warga Desa Margaluyu nama Desa Margaluyu;
b. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita penyakit yang
dapat menghambat tugas sebagai Direktur);
c. memiliki dedikasi dan menyediakan waktu sepenuhnya untuk
melaksanakan tugas sebagai direktur;
d. berpendidikan minimal ........ sederajat;
e. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
f. tidak pernah dinyatakan pailit;
g. tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan sebuah usaha
dinyatakan pailit;
h. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
i. memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai mengenai usaha
di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum;
j. memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerja sama; dan
k. tidak sedang menduduki jabatan yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan dilarang untuk dirangkap dengan jabatan
Direktur BUM Desa.
(3) Musyawarah Desa memilih orang perseorangan yang diusulkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kriteria persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan oleh Musyawarah Desa sebagai Direktur.

Pasal 16
Direktur dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Musyawarah Desa karena
alasan:
a. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
dan/atau peraturan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUM Desa dan/atau Desa;
d. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang
seharusnya dihormati sebagai direktur BUM Desa;
e. dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum yang tetap; dan
f. mengundurkan diri.

Pasal 17
Direktur berwenang:
a. bersama penasihat dan pengawas, membahas dan menyepakati
Anggaran Rumah Tangga BUM Desa dan/atau perubahannya;
b. mengambil keputusan terkait operasionalisasi Usaha Badan Usaha Milik
Desa yang sesuai dengan garis kebijakan Badan Usaha Milik Desa yang
dinyatakan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
keputusan Musyawarah Desa;
c. mengoordinasikan pelaksanaan Usaha Badan Usaha Milik Desa secara
internal organisasi maupun dengan pihak lain;
d. mengatur ketentuan mengenai ketenagakerjaan Badan Usaha Milik Desa
termasuk penetapan gaji, tunjangan, dan manfaat lainnya bagi pegawai
Badan Usaha Milik Desa;
e. mengangkat dan memberhentikan pegawai BUM Desa selain sekretaris
dan bendahara berdasarkan peraturan perundang-undangan mengenai
ketenagakerjaan;
f. melakukan pinjaman Badan Usaha Milik Desa setelah mendapat
persetujuan Musyawarah Desa atau penasihat sesuai ketentuan dalam
Anggaran Dasar Badan Usaha Milik Desa;
g. melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk mengembangkan Usaha
Badan Usaha Milik Desa setelah mendapat persetujuan Musyawarah
Desa atau penasihat sesuai ketentuan dalam Anggaran Dasar Badan
Usaha Milik Desa;
h. melaksanakan pembagian besaran laba bersih Badan Usaha Milik Desa
sesuai yang ditetapkan oleh Musyawarah Desa;
i. melaksanakan tujuan penggunaan laba bersih Badan Usaha Milik Desa
sesuai yang ditetapkan oleh Musyawarah Desa;
j. melaksanakan kegiatan tertentu yang ditugaskan oleh Musyawarah
Desa;
k. bertindak sebagai penyelesai dalam hal Musyawarah Desa tidak
menunjuk penyelesai; dan
l. mengatur, mengurus, mengelola, melakukan segala tindakan dan/atau
perbuatan lainnya bagi kepentingan pengurusan Badan Usaha Milik Desa
mengenai segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar, keputusan Musyawarah
Desa, dan/atau sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, serta mewakili Badan Usaha Milik Desa di dalam dan di luar
pengadilan.
Pasal 18
Direktur bertugas:
a. menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Badan
Usaha Milik Desa untuk kepentingan Badan Usaha Milik Desa dan sesuai
dengan maksud dan tujuan Badan Usaha Milik Desa serta mewakili
Badan Usaha Milik Desa di dalam dan/atau di luar pengadilan mengenai
segala hal dan segala kejadian, dengan pembatasan sebagaimana diatur
dalam Anggaran Dasar Badan Usaha Milik Desa, keputusan Musyawarah
Desa dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. menyusun dan melaksanakan rencana program kerja Badan Usaha Milik
Desa;
c. menyusun laporan semesteran pelaksanaan pengelolaan Usaha Badan
Usaha Milik Desa untuk diajukan kepada penasihat dan pengawas;
d. menyusun laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan Usaha Badan
Usaha Milik Desa untuk diajukan kepada Musyawarah Desa setelah
ditelaah oleh penasihat dan pengawas;
e. atas permintaan penasihat, menjelaskan persoalan pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa kepada penasihat;
f. menjelaskan persoalan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa kepada
Musyawarah Desa; dan
g. bersama dengan penasihat dan pengawas, menyusun dan
menyampaikan analisis keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan
dalam rangka perencanaan penambahan modal Desa dan/atau
masyarakat Desa untuk diajukan kepada Musyawarah Desa.
Pasal 19
Direktur berhak:
a. mewakili Badan Usaha Milik Desa di dalam dan di luar pengadilan
tentang segala hal dan dalam segala kejadian;
b. mengangkat dan memberhentikan pegawai selain sekretaris dan
bendahara;
c. Memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
1. gaji senilai Rp. .......,- (....... Rupiah);
2. tunjangan senilai Rp. .......,- (....... Rupiah); dan
3. manfaat lainnya berupa .........
Bagian Keempat
Pengawas
Pasal 20
(1) Pengawas diangkat dari orang perseorangan yang diusulkan oleh Kepala
Desa, BPD, dan/atau unsur masyarakat dalam Musyawarah Desa.
(2) Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi syarat meliputi:
a. warga Desa Margaluyu;
b. sehat jasmani dan rohani (tidak sedang menderita penyakit yang
dapat menghambat tugas sebagai pengawas);
c. memiliki dedikasi untuk melaksanakan tugas sebagai pengawas;
d. berpendidikan minimal ........ sederajat;
e. tidak pernah dinyatakan pailit;
f. tidak pernah dinyatakan bersalah dan menyebabkan sebuah usaha
dinyatakan pailit;
g. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana;
h. memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai mengenai usaha
di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum;
i. memiliki kemampuan kepemimpinan dan kerja sama; dan
(3) Musyawarah Desa memilih orang perseorangan yang diusulkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan kriteria persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(4) Orang perseorangan yang terpilih sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (3) ditetapkan oleh Musyawarah Desa sebagai pengawas.

Pasal 21
Pengawas dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Musyawarah Desa
karena alasan:
a. tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik;
b. melanggar ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga
dan/atau peraturan perundang-undangan;
c. terlibat dalam tindakan yang merugikan BUM Desa dan/atau Desa;
d. melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan yang
seharusnya dihormati sebagai pengawas;
e. dinyatakan bersalah dengan keputusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum yang tetap; dan
f. mengundurkan diri.
Pasal 22
Pengawas berwenang:
a. bersama dengan penasihat, menelaah rancangan rencana program kerja
yang diajukan oleh pelaksana operasional untuk diajukan kepada
Musyawarah Desa;
b. bersama dengan penasihat dan pelaksana operasional, membahas dan
menyepakati Anggaran Rumah Tangga BUM Desa dan/atau
perubahannya;
c. bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas pinjaman BUM
Desa dengan jumlah tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Dasar BUM Desa;
d. bersama dengan penasihat, memberikan persetujuan atas kerja sama
BUM Desa dengan nilai, jumlah investasi, dan/atau bentuk kerja sama
tertentu dengan pihak lain sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran
Dasar BUM Desa;
e. bersama dengan penasihat, menyusun dan menyampaikan analisis
keuangan, rencana kegiatan dan kebutuhan dalam rangka perencanaan
penambahan modal Desa dan/atau masyarakat Desa kepada
Musyawarah Desa;
f. atas perintah Musyawarah Desa, melaksanakan dan melaporkan audit
investigatif dalam hal terdapat indikasi kesalahan dan/atau kelalaian
dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa yang berpotensi dapat
merugikan Badan Usaha Milik Desa; dan
g. memeriksa pembukuan, dokumen, dan pelaksanaan Usaha Badan Usaha
Milik Desa.

Pasal 23
Pengawas bertugas:
a. melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan dan jalannya
pengurusan Badan Usaha Milik Desa oleh pelaksana operasional
termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan program kerja, sesuai
Anggaran Dasar, keputusan Musyawarah Desa, dan/atau ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. melakukan audit investigatif terhadap laporan keuangan Badan Usaha
Milik Desa;
c. menyampaikan laporan hasil pemeriksaan atau pengawasan tahunan
kepada Musyawarah Desa;
d. melakukan telaahan atas laporan semesteran pelaksanaan pengelolaan
Usaha Badan Usaha Milik Desa dari pelaksana operasional untuk di
ajukan kepada penasihat;
e. bersama dengan penasihat, menelaah rencana program kerja yang
diajukan dari pelaksana operasional untuk diajukan kepada Musyawarah
Desa;
f. bersama dengan penasihat, melakukan telaahan atas laporan tahunan
pelaksanaan pengelolaan Usaha Badan Usaha Milik Desa oleh pelaksana
operasional sebelum diajukan kepada Musyawarah Desa;
g. bersama penasihat, menelaah laporan tahunan pelaksanaan pengelolaan
Usaha Badan Usaha Milik Desa untuk diajukan kepada Musyawarah Desa;
dan
h. memberikan penjelasan atau keterangan tentang hasil pengawasan
dalam Musyawarah Desa.

Pasal 24
Pengawas berhak memperoleh penghasilan yang terdiri atas:
a. ...... senilai Rp. .......,- (....... Rupiah); dan
b. ......... senilai Rp. .......,- (.......Rupiah);
BAB V
MODAL, ASET, DAN PINJAMAN
Bagian Kesatu
Modal
Pasal 25
(1) Modal awal Badan Usaha Milik Desa berjumlah Rp. .......,- (.......Rupiah)
(2) Modal awal Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terbagi atas:

(1) terbagi atas:


a. Penyertaan modal Desa dengan total nilai Rp. .......,- (.......Rupiah)
atau ...... % (..... per seratus); dan
b. Penyertaan masyarakat Desa dengan total nilai Rp. .......,-
(.......Rupiah) atau ...... % (..... per seratus).
(3) Penyertaan modal Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
terdiri atas:
a. Uang senilai Rp. .......,- (.......Rupiah);
b. Mobil ...... sejumlah ..... unit dengan total nilai Rp. .......,-
(.......Rupiah); dan
c. Mesin ...... sejumlah ..... unit dengan total nilai Rp. .......,-
(.......Rupiah).
(4) Penyertaan modal masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b terdiri atas:
a. Uang senilai Rp. .......,- (.......Rupiah) dari tuan ..... nama orang .....;
b. Tanah dan bangunan seluas ..... meter persegi dengan total nilai
Rp. .......,- (.......Rupiah) dari nyonya ..... nama orang .....; dan
c. Mesin ...... sejumlah ..... unit dengan total nilai Rp. .......,-
(.......Rupiah) dari koperasi ..... nama koperasi .....
Bagian Kedua
Aset
Pasal 26
(1)Aset Badan Usaha Milik Desa bersumber dari:
a. penyertaan modal;
b. bantuan tidak mengikat termasuk hibah;
c. hasil usaha;
d. pinjaman; dan/atau
e. sumber lain yang sah.
(2)Perkembangan dan keberadaan Aset Badan Usaha Milik Desa
dilaporkan secara berkala dalam laporan keuangan.

Pasal 27
(1) Bantuan tidak mengikat termasuk hibah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 26 ayat (1) huruf b dapat berasal dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan/atau pihak lainnya.
(2) Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi Aset BUM
Desa.
Bagian Ketiga
Pinjaman
Pasal 28
(1) Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan pinjaman yang dilakukan
dengan memenuhi prinsip transparan, akuntabel, efisien dan efektif,
serta kehati-hatian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Pinjaman Badan Usaha Milik Desa dapat dilakukan kepada lembaga
keuangan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan sumber dana
dalam negeri lainnya dengan ketentuan:
a. pinjaman digunakan untuk pengembangan usaha dan/atau
pembentukan Unit Usaha BUM Desa;
b. jangka waktu kewajiban pembayaran kembali pokok pinjaman,
bunga, dan biaya lain dalam kurun waktu yang tidak melebihi sisa
masa jabatan direktur;
c. memiliki laporan keuangan yang sehat paling sedikit 2 (dua) tahun
berturut-turut;
d. tidak mengakibatkan perubahan proporsi kepemilikan modal; dan
e. aset Desa yang dikelola, dipakai-sewa, dipinjam, dan diambil
manfaatnya oleh BUM Desa bersama, tidak dapat dijadikan jaminan
atau agunan.

Pasal 29
(1) Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 yang bernilai lebih dari
atau sama dengan ...... dilakukan setelah mendapat persetujuan
Musyawarah Desa.
(2) Pinjaman sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 yang bernilai kurang
dari ...... dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat dan
pengawas.
BAB VI
KERJA SAMA
Pasal 30
(1) BUM Desa dapat melakukan kerja sama dengan pihak lain.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. kerja sama usaha; dan
b. kerja sama non-usaha.
(3) Kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus saling
menguntungkan dan melindungi kepentingan Desa dan masyarakat
Desa serta para pihak yang bekerja sama.
(4) Pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (1) paling sedikit
meliputi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa, dunia
usaha atau koperasi, lembaga nonpemerintah, lembaga pendidikan dan
lembaga sosial budaya yang dimiliki warga negara atau badan hukum
Indonesia, dan Badan Usaha Milik Desa lain.
Pasal 31
(1) Kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) huruf
a termasuk namun tidak terbatas berupa kerja sama dengan pemerintah
Desa dalam bidang pemanfaatan aset Desa sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan aset Desa.
(2) Dalam kerja sama usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BUM
Desa dilarang menjadikan atau meletakkan beban kewajiban atau
prestasi apa pun untuk pihak lain termasuk untuk penutupan risiko
kerugian dan/atau jaminan pinjaman atas aset Desa yang dikelola,
didayagunakan, dan diambil manfaat tertentu.

Pasal 32 …

Pasal 32
(1) Selain kerja sama usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 31 ayat (1)
Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan kerja sama usaha dengan
pihak lain berupa kerja sama usaha termasuk namun tidak terbatas
dalam bentuk pengelolaan bersama sumber daya.
(2) Kerja sama usaha Badan Usaha Milik Desa dengan pihak lain berupa
pengelolaan bersama sumber daya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan setelah mempertimbangkan kedudukan hukum status
kepemilikan dan/atau penguasaan objek tersebut berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 33
(1) Kerja sama usaha dengan nilai investasi lebih dari atau sama
dengan ...... dilakukan setelah mendapat persetujuan Musyawarah Desa;
(2) Kerja sama usaha dengan nilai investasi kurang dari ...... dilakukan
setelah mendapat persetujuan penasihat dan pengawas;
Pasal 34
(1) Bentuk kerja sama usaha:
a. .......
b. ........
c. ........
dilakukan setelah mendapat persetujuan Musyawarah Desa;
(2) Bentuk kerja sama usaha:
a. .......
b. ........
c. ........
dilakukan setelah mendapat persetujuan penasihat dan pengawas;
Pasal 35
(1) Kerja sama non-usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2)
huruf b dilakukan dalam bentuk paling sedikit:
a. transfer teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan kebudayaan; dan
b. peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
(2) Kerja sama non-usaha dilakukan setelah mendapat persetujuan dewan
penasihat dan pengawas.
BAB VII
KETENTUAN POKOK PEMBAGIAN DAN PEMANFAATAN HASIL USAHA
Pasal 36
(1) Hasil usaha Badan Usaha Milik Desa merupakan pendapatan yang
diperoleh dari hasil kegiatan usaha dikurangi dengan pengeluaran biaya
dalam 1 (satu) tahun buku.
(2) Hasil usaha Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dibagi atas:
a. pendapatan asli Desa dan laba ditahan sebesar ...... % (......per
seratus);
b. diserahkan kepada tuan ...... sebesar ...... % (......per seratus);
c. diserahkan kepada nyonya ...... sebesar ...... % (......per seratus); dan
d. diserahkan kepada koperasi ...... sebesar ...... % (......per seratus);
(3) Hasil Usaha Badan Usaha Milik Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf a dialokasikan untuk:
a. pendapatan asli Desa sebesar ..... % ( ..... per seratus) yang
penggunaannya diprioritaskan untuk pemberian bantuan untuk
masyarakat miskin, bantuan sosial, ...... (dan seterusnya) ;
b. laba ditahan untuk modal bagi Usaha BUM Desa/Unit Usaha BUM
Desa yang membutuhkan pengembangan usaha sebesar ...... % ( .....
per seratus).

BAB VII
PENUTUP

Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai