Askep Bartolin
Askep Bartolin
Askep Bartolin
REPRODUKSI ( Ginekologi )
Bartolinitis
Kelompok VI
Aminudin
Ekalaya Yusup
Karyati
Mentari Ramadhan
Ulfah Rufaidah
Wildansyah
Kelenjar Bartholin
Kelenjar penting di
daerah vulva dan
vagina yang bersifat
rapuh dan mudah robek.
Pada saat hubungan
seks pengeluaran
lendir meningkat.
Bartolinitis
Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar
bartolin atau bartolinitis juga dapat
menimbulkan pembengkakan pada alat
kelamin luar wanita. Biasanya,
pembengkakan disertai dengan rasa nyeri
hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga
dapat disertai demam, seiring
pembengkakan pada kelamin yang
memerah.
Etiologi
Bartolinitis disebabkan oleh infeksi
kuman pada kelenjar bartolin yang
terletak di bagian dalam vagina agak
keluar. Mulai dari chlamydia,
gonorrhea, dan sebagainya. Infeksi
ini kemudian menyumbat mulut
kelenjar tempat diproduksinya cairan
pelumas vagina
ETIOLOGI INFEKSI
a. Infeksi alat kelamin wanita bagian bawah biasanya
disebabkan oleh :
Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
Jamur : kandida albikan.
Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
Bakteri : neiseria gonore.
b. Infeksi alat kelamin wanita bagian atas :
Virus : klamidia trakomatis dan parotitis epidemika.
Jamur : asinomises.
Bakteri : neiseria gonore, stafilokokus dan E.coli
Kuman dalam vagina menginfeksi salah satu
kelenjar bartolin
Kelenjar bartolin tersumbat dan membengkak.
Lama kelamaan cairan memenuhi kantong
kelenjar sehingga disebut sebagai kista
PATOFISIOLOGI
Tanda dan Gejala
Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak,
timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
o Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila
penderia berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam
o Kebanyakkan wanita dengan penderita ini datang ke
PUSKESMAS dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa
sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat
buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat
kelamin.
o Terdapat abses pada daerah kelamin
Pengobatan
Pengobatan yang cukup efektif saat ini adalah dengan:
antibiotika golongan cefadroxyl 500 mg, diminum 31
sesudah makan, selama sedikitnya 5-7 hari, dan asam
mefenamat 500 mg (misalnya: ponstelax, molasic, dll),
diminum 31 untuk meredakan rasa nyeri dan
pembengkakan, hingga kelenjar tersebut mengempis.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pembesaran kalenjar bartolini, merah, nyeri dan lebih
panas didaerah sekitarnya / perineum, ada nanah,
kadang dirasakan sebagai benda berat dan atau
menimbulkan kesulitan pada koitus, iritasi vulva, dapat
terjadi abses yang kadang-kadang dapat sebesar telur
bebek.
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan peradangan kalenjar bartolin
ditandai dengan pembesaran kalenjar bartolin, nyeri dan lebih
panas didaerah perineum / sekitarnya, iritasi vulva, kadang terasa
seperti benda berat.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
penampilan sekunder terhadap penyakit kronis ditandai dengan
pembesaran kalenjar bartholin, nyeri dan lebih panas didaerah
sekitarnya / perineum, ada nanah, kadang dirasakan sebagai benda
berat,ada abses yang kadang-kadang dapat sebesar telur bebek.
3. PK : Infeksi
4. Perubahan pola seksual berhubungan dengan nyeri ditandai
dengan kalenjar bartholin membengkak, merah, nyeri pada daerah
perineum, dan nanah.
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bahan iritan
dari lingkungan sekunder terhadap kelembaban ditandai dengan
merah, iritasi vulva, nanah.
Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan peradangan kalenjar bartolin
ditandai dengan pembesaran kalenjar bartolin, nyeri dan
lebih panas didaerah perineum / sekitarnya, iritasi vulva,
kadang terasa seperti benda berat.
Tujuan : nyeri pasien berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
Pasien mengatakan nyerinya berkurang
Pasien tidak meringis lagi
Skala nyeri 0-1 dari 10 skala nyeri yang diberikan
Vital sign normal
Intervensi keperawatan :
Rencana tindakan
Rasional
1. Kaji tingkat nyeri, lokasi.
2. Ajarkan teknik distraksi, dan relaksasi.
3. Beri antiansietas.
4. Beri analgetik bila perlu
1. Mengkaji respon pasien terhadap pemberian intervensi
yang tepat.
2. Mengurangi sensasi nyeri.
3. Meningkatkan kenyamanan klien.
4. Mengurangi sensasi nyeri pasien
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
penampilan sekunder terhadap penyakit kronis ditandai dengan
pembesaran kalenjar bartholin, nyeri dan lebih panas didaerah
sekitarnya / perineum, ada nanah, kadang dirasakan sebagai
benda berat,ada abses yang kadang-kadang dapat sebesar
telur bebek.
Tujuan : Menyatakan penerimaan diri sesuai indikasi
Kriteria hasil
- Menerima perubahan ke dalam konsep diri tanpa
harga diri yang negative
- Menunjukan penerimaan dengan melihat dan
berpartisipasi dalam perawatan diri
- Mulai menerima situasi secara konstruktif
Rencana tindakan
Rasional
1. Pastikan apakah konseling dilakukan bila mungkin
2. Dorong pasien atau orang terdekat untuk menyatakan
perasaannya
3. Catat perilaku menarik diri. Peningkatan ketergantungan,
manipulasi atau tidak terlibat pada perawatan
4. Pertahankan pendekatan positif selama aktivitas perawatan
1. Memberikan informasi tentang tingkat pengetahuan pasien
atau orang terdekat terhadap pengetahuan tentang situasi
pasien dan proses peneriman
2. Membantu pasien untuk menyadari perasaannya tidak
biasa, perasaan bersala
3. Dengan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan
evaluasi lanjut dan terapi lebih ketat
4. Dapat membantu pasien atau orang terdekat untuk
menerima perubahan tubuh, merasakan baik tentang diri
sendiri
3. Perubahan pola seksual berhubungan dengan nyeri
ditandai dengan kalenjar bartholin membengkak, merah,
nyeri pada daerah perineum, dan nanah.
Tujuan : tidak terjadi perubahan pola respons seksual
Kriteria hasil :
- Menyatakan pemahaman perubahan anatomi
atau fungsi seksual
- Mendiskusikan masalah tentang gambaran diri,
peran seksual
Rencana Tindakan
Rasional
1. Mendengarkan pernyataan orang terdekat
2. Kaji informasi pasien atau orang terdekat tentang fungsi
seksual
3. Indentifikasi factor budaya / nilai dan adanya konflik
4. Diskusikan ketidaknyamanan fisik
1. Masalah seksual sering tersembunyi sebagai pernyataan humor
2. Menunjukkan kesalahan informasi atau konsep yang
mempengaruhi pengambilan keputusan
3. Dapat mempengaruhi kembalinya kepuasan hubungan seksual
4. Nyeri pada vulva dapat mengakibatkan kehilangan sensori namun
biasanya sementara untuk dapat kembali baik
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bahan
iritan dari lingkungan sekunder terhadap kelembaban
ditandai dengan merah, iritasi vulva, nanah.
Tujuan : diharapkan kerusakan integritas kulit dapat
diatasi
Kriteria hasil :
- Kulit dalam keadaan normal
- Kulit tidak gatal