MOTOR DC

Ir. SUTEDJO, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA

CONTENTS
1. PENGENALAN
2. KONSTRUKSI DC MOTOR
3. PRINSIP KERJA DARI DC MOTOR
4. JENIS DC MOTOR
5. KARAKTERISTIK DC MOTOR
6. APLIKASI

1. PENGENALAN
Dc motor adalah mesin yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik.

2.KONSTRUKSI DARI MOTOR DC

1. Stator
2. Rotor
3. Air gap
4. Yoke or Frame
5. Pole Core
6. Pole Shoes
7. Commutator
8. Brushes
9. Bearings
10.Shaft

MACHINE WINDINGS
OVERVIEW
Winding

armature

field
Self excited

Wave
C=2

Lap
C=2p

Separately
Excited

Frogleg
series

shunt

compound

1.Stator

FIELD WINDINGS
Mesin

DC menggunakan sistem
electromagnets untuk
memberikan Medan magnet.
Dua jenis kumparan medan yang
digunakan:
Kumparan medan seri
Kumparan medan shunt

FIELD WINDINGS (Cont)

Ketika Mesin DC
menggunakan kumparan
medan seri dan kumparan
medan shunt, masing
masing sepatu kutup akan
berisi dua gulungan.
Gulungan pada sepatu
kutup bila dialiri arus akan
menghasilkan magnetik yg
mempunyai polaritas
sama.
Both series and shunt field windings are contained in each pole piece

S series field
F shunt field

FIELD WINDINGS (Cont)

Kumparan medan series

dinamakan demikian karena mereka terhubung dalam seri dengan angker

Jumlah kawat relatif sedikit, luas penampang kawat besar dan memiliki
nilai tahanan rendah
biasanya dipakai pada mesin daya besar, bentuk kawat persegi atau
persegi panjang.
Persegi dan persegi panjang kawat juga dapat dilakukan secara fisik lebih
kecil daripada putaran kawat dan masih mengandung daerah permukaan
yang sama

Square wire permits more turns than round wire in the same area

Square wire contains more

surface than round wire

FIELD WINDINGS (Cont)

Kumparan

medan shunt
Dibuat luas kawat relatif kecil,
jumlah lilitannya banyak, ia
memiliki resistansi jauh lebih
tinggi dari kumparan medan seri
dimaksudkan untuk dihubungkan
secara paralel dengan kumparan
jangkar.
resistansi tinggi digunakan untuk
membatasi arus melaluinya.

2. Rotor:

letaknya di jangkar. Arus Listrik masuk

ke kumparan jangkar dinamakan motor dan arus

listrik keluar dari jangkar dinamakan generator.

ARMATURE WINDINGS

Lap wound armatures

putaran untuk armatures

digunakan dalam mesin yang dirancang untuk

tegangan rendah dan tinggi

untuk armatures mesin besar dibuat dengan kawat

besar besar pula .

Eg:-digunakan di motor starter mobil

hampir semua gulungan angker terhubung secara

paralel. Ini memungkinkan kapasitas menyediakan
operasi kapasitas tinggi. Nilai konstantanya C = 2 p;
p = jumlah kutub

ARMATURE WINDINGS (Cont)

Wave wound armatures

Belitan armatur gelombang

digunakan dalam mesin yang dirancang untuk

tegangan tinggi dan arus rendah

gulungan dihubungkan secara seri

ketika gulungan dihubungkan secara seri, tegangan

pada masing-masing belitan akan saling
menambahkan, kapasitas setiap gulungan nilainya
sama

Contoh Generator kecil digunakan pada alat ukur

tahanan isolasi sebagai magger (megaohmmeters)
dan cara kerjanya diputar dengan tangan.

jumlah jalur saat ini, C = 2

ARMATURE WINDINGS (Cont)

Komutator dan Sikat pada Motor Listrik

Komutator atau cincin belah (split ring) berfungsi
untuk membalik arah arus pada setengah siklus
negatif dari arus bolak balik. Kontak-kontak listrik
pada rotating ring disebut "sikat. Pada awalnya,
dalam motor digunakan sikat tembaga. Motor-motor
modern biasanya menggunakan kontak-karbon
spring-loaded.

3. PRINSIP KERJA MOTOR

(Gaya Lorentz)
F = Gaya
B = Kerapatan fluks
I = Arus
L = Konduktor

Arus listrik (i) yang dialirkan di dalam

suatu medan magnet dengan kerapatan
Fluks (B) akan menghasilkan suatu gaya
Sebesar:

Nilai F Dipengaruhi Banyaknya Lilitan ( N )

Medan Magnet dalam

Motor DC

Arus Dalam Motor DC

Ketika arus mengalir dalam konduktor armature ditempatkan dalam

medan magnet (hasil dari arus yg mengalir dalam lilitan medan stator),
konduktor armature mengalami gaya (F) mekanik.

Torsi dalam Motor Listrik

Perubahan Torsi dalam Motor DC

Ilustrasi Fungsi Arus Balik Dari Komutator

Pada sketsa sebelah kiri, kumparan A berada pada kutub utara dan membawa arus positif
karena kumparan tersebut terhubung dengan bagian komutator yang terlindungi dimana pada saat itu
memperoleh arus dari sikat bagian atas. Karena sisi A terkena kerapatan flux langsung dari sisi kiri
(kutub utara) ke sisi kanan (kutub selatan), oleh sebab itu akan mengalami gaya ke bawah. Gaya ini
akan tetap konstan saat sisi koil tetap berada di kutub utara. Sebaliknya, sisi B memiliki arus negatif
tetapi juga terkena kerapatan flux langsung dari sisi kanan ke sisi kiri, jadi sisi B akan mengalami
gaya ke atas. Pada rotor akan terjadi torsi yang berlawanan dengan arah jarum jam.
Ketika rotor berada pada posisi seperti yang ditunjukan pada sketsa sebelah kanan, arus
pada kedua sisi akan berbalik, karena sisi B pada saat ini mendapatkan arus positif dari bagian
komutator yang tidak terlindungi. Arah dari gaya pada kedua sisi koil akan berbalik, yang mana
sesuai dengan apa yang kita inginkan untuk menjaga torsi tetap searah dengan jarum jam.
Sedangkan pada periode singkat ketika koil berada diluar pengaruh dari flux, dan mengalami
pergantian (pembalikan arus), torsi konstan.

4 JENIS DC MOTOR

PENGUATAN SENDIRI
1. Series motors

Series motors connect

the field windings in
series
with
the
armature.
Series
motors
lack
good speed regulation,
but are well-suited for
high-torque loads like
power
tools
and
automobile
starters
because of their high
torque production and
compact size.

Ra

ia

Rf

Ea

VT (dc
supply)

VT Ea ia ( Ra R f )
note : ia iL

Ea K1 K 2 I a

Series Motor Power Flow

Diagram
Pcf=ia2Rf
Pin= VTiL

P
Pm

Pca=ia2Ra
P is normally given
Pin = Pout + total losses
Where,
Pca =armature copper loss
Pcf =field copper loss
P =stray, mech etc
Pm= Ea ia

Pout

60 P

60 Po
for output / load torque , o
2 N
60 Pm
for mechanical torque , m
2 N
P
Efficiency, out
Pin

Series Motor (cont)

Example 1:
A dc machine in Figure 1 is
consumed a 6.5kW when the
12.5 A of armature current is
passing thru the armature and
field resistance of 3.3 and
2.0 respectively. Assume
stray losses of 1.2kW.
Calculate
a) terminal voltage, VT
b) back emf, Ea
c) net torque if the speed is at
3560rpm
d) efficiency of the machine
[520V, 453.75V, 12N-m, 68.8%]

Ra

ia

Rf

Ea

VT (dc
supply)

Figure 1

Series Motor (cont)

Example 2:
A 600V 150-hp dc machine in
Rf
Ra
i
a
Figure 2 operates at its full rated
load at 600rpm. The armature
and field resistance are 0.12
and 0.04 respectively. The
machine draws 200A at full load.
M
Ea
VT (dc
Assume stray losses 1700W.
Determine
supply)
a) the armature back emf at full
load, Ea
b) developed/mechanical power
Figure 2
and developed/mechanical
torque
c) assume that a change in load
results in the line current
dropping to 150A. Find the new
speed in rpm and new developed
113.6kW, 1808Nm, 811.27rpm,
torque. {Hint: Ea=K1K2[568V,
ia}

2. Shunt motors

Shunt
motors
use
highresistance
field
windings
connected in parallel with the
armature.
Varying the field resistance
changes the motor speed.
Shunt motors are prone to
armature reaction, a distortion
and weakening of the flux
generated by the poles that
results
in
commutation
problems
evidenced
by
sparking at the brushes.
Installing additional poles,
called interpoles, on the stator
between the main poles wired
in series with the armature
reduces armature reaction.

ia

iL

Ra
if

Ea

Rf

VT (dc
supply)

VT Ea ia ( Ra )
note : iL ia i f
VT i f R f

Shunt Motor (power flow diagram)

Pcf=if2Rf
Pin=VTiL

P
Pm

Pout

Pca=ia2Ra
P is normally given
Pin = Pout + total losses
Where,
Pca =armature copper loss
Pcf =field copper loss
P =stray, mech etc
Pm= Ea ia

60 P

60 Po
for output / load torque , o
2 N
60 Pm
for mechanical torque , m
2 N
P
Efficiency, out
Pin

Sebuah

motor
dc
shunt
mempunyai tahanan jangkar 0,8
ohm dan tahanan medan sebesar
200 ohm dan tegangan sumber
440 volt. Hitung tegangan emf
ketika beban output sebesar 7460
watt yang mempunyai efesiensi
sebesar 85 %, bila putaran motor
1200 rpm tentukan juga torsi
jangkar

Input

Motor = output
motor/efesiensi
= 7460/0,85=8776.47
watt
Arus input = 8776,47/440 =19,95 A
Arus shunt =440/200 = 2,2 A
Ia = Iin If = 19,95 2,2 = 17,75 A
Ea = Vin Ia Ra = 440 (17,75x0,8)
= 425,8 V
Ta = 0,156(Ea Ia/n)
=0,156(7460/1200) =0,99 N-m

Shunt Motor
Example

A voltage of 230V is applied to

armature of a machines results in a full
load armature currents of 205A.
Assume that armature resistance is
0.2. Find the back emf, net power and
torque by assuming the rotational
losses are 1445W at full load speed of
1750rpm.
[189V, 37.3kW, 203.5Nm]

Sebuah

motor
dc
shunt
mempunyai tahanan jangkar 0,91
ohm dan tahanan medan sebesar
220 ohm dan tegangan input 440
serta rugi masing-masing sikat
motor 1,2 volt. Hitung tegangan
emf ketika beban output sebesar
7460 watt
yang mempunyai
efesiensi sebesar 87 %

Compound motors

the concept of the

series and shunt
designs are
combined.

ia

VT Ea ia ( Ra R f 2 )
note : iL ia i f
VT i f R f 1

Ra

Rf2

iL
if

Ea

Rf1

VT (dc
supply)

Compound motor (power flow diagram)

Pca=ia2Ra

Pcf2=ia2Rf2

Pin=VTiL

Pm

P
Pout

Pcf1=if2Rf1
P is normally given
Pin = Pout + total losses
Where,
Pca =armature copper loss
Pcf =field copper loss
P =stray, mech etc
Pm= Ea ia

60 P

60 Po
for output / load torque , o
2 N
60 Pm
for mechanical torque , m
2 N
P
Efficiency, out
Pin

Kompound Pendek
Sebuah

motor
dc
kompound
pendek, 20 Hp, tegangan 220 volt,
tahanan belitan jangkar 0,05 ohm,
tahanan belitan shunt 200 ohm,
tahanan belitan seri 0,8 ohm, rugi
tegangan pada masing-masing sikat
1 volt, rugi tetap 10 watt.
Tentukan arus
yang diserap oleh
motor dc kompund pendek.
Tentukan efesiensi motor
Bila
putaran motor 1500 rpm
tentukan torsi jangkar

Tentukan
Tentukan

arus medan
besarnya arus dan
tegangan sumber
Pa=20 x 746 =14920 watt
Ia = Pa/Ea =14920/ 220 =67,82 A
Tegangan drop jangkar = IaxRa
= 67,82 A x 0,05 ohm =3,39 V
Vf = 220 +3,39 + 2= 225,39 volt
If = Vf /Rf = 225,39/ 200 =1.127 A

Iin

= If + Ia =1.03 A + 67,82 A =68,85

A
Vin = Ea + Ia Ra + Ia Rs + Vsik
= 220 +3,39 +67,82 (0,8)+2
=279.646 volt
Tentukan daya input = V in x Iin
= 279.646 x 68,85
= 19253.6271
watt

Rugi

yang ditimbulkan motor

Plosses =Pin - Pa=19253.6 14920
=4333.6 watt
Tentukan efesiensi
= Pa/ Pin = (14920 /19253.6) x
100 %
= 77,49 %
Ta = [Ea Ia]/2 n = [14920]/(2
x1500) =1,58 N-m

Sebuah

motor dc kompound
panjang, 20 HP, 440 volt,putaran
motor 1600 rpm tahanan belitan
jangkar 0,05 ohm, tahanan belitan
shunt 200 ohm, tahanan belitan seri
0,8 ohm, rugi tegangan pada masingmasing sikat 1 volt. Tentukan GGl
lawan (tegangan sumber) apabila
effesiensi motor terhadap sumber
80% dan tentukan torsi jangkar.

Pout =

20 x746 = 14920 watt

Pin = Pout / = 14920 watt/0,8
= 18650 watt
Ish = V/Rsh = 440/200 = 2,2 A
Is = Pin / V = 18650/440 = 42,39 A
Ia = Is - Ish = 42,39 A -2,2 A = 40,19
Ea= Vt- Ia Ra - Ia Rse - 2Vsik
= 440 40,19(0,8+0,05) 2
= 403,84 volt
Ta = 0,159 (Ea Ia/n)
=0,159(403,84x40,19/1600)=1,61
N-m

Bila

motor tersebut mempunyai

efesiensi 95 % maka tentukan torsi
poros dan rugi torsi pada motor
tersebut
Pout m = Pin m x = 14920 watt x
0,95
= 14174 watt
Tsh = Pout m /[2 (1600)] =1,41 N-m
Tlosses = Ta Tsh =1,61 1,41 = 0,2
N-m

Separately Excited Motor

There

is no direct connection
between the armature and field
winding resistance

DC

field current is supplied by an

independent source
(such as battery or another
generator or prime mover called an
exciter)

Separately Excited Motor (Cont)

If

Vf

Rf

ia

Lf

2 pnZ
Ea
K f if n K f n
60C
Where p= no of pole pair
n= speed (rpm)
Z=no of conductor
=Flux per pole (Wb)
C= no of current/parallel path
=2p (lap winding)
=2 (wave winding)

Ra

La

VT

Ea

Circuit analysis:

Vf if Rf

VT Ea ia Ra
note : ia iL

FACTORS AFFECTING THE

PERFORMANCE OF DC MACHINE

There are two factors affecting

the performance of dc machine
1. Armature reaction
2. Armature inductance

Armature Reaction

Definition of armature reaction:

1. It is the term used to describe the effects of the
armature mmf on the operation of a dc machine as a
"generator" no matter whether it is a generator or
motor.
2. It effects both the flux distribution and the flux
magnitude in the machine.
3. The distortion of the flux in a machine is called armature
reaction

Two effects of armature reaction:

1. Neutral Plane Shift
2. Flux Weakening

Armature Reaction
Effect

on flux
distribution: Neutral
plane shift
When current is flowing in
the field winding, hence a
flux is produced across
the machine which flows
from the North pole to
the South pole.
Initially the pole flux is
uniformly distributed and
the magnetic neutral
plane is vertical

Armature Reaction
Effect

on flux distribution:
Neutral plane shift
effect by the air gap on the
flux field causes the
distribution of flux is no
longer uniform across the
rotor.
There are two points on the
periphery of the rotor where
B= 0.

Armature Reaction

Effect on flux distribution:

Neutral plane shift
when a load connected to
the machines a resulting
magnetic field produced in
the armature
If the armature is rotated at
a speed by an external
torque each armature coil
experiences a change in flux
t as it rotates.
A voltage is generated across
the terminals of each
winding according to the
equation e = t

Armature Reaction
Effect

on flux distribution:
Neutral plane shift
Both rotor and pole fluxes
(flux produced by the field
winding and the flux
produced by the armature
winding) are added and
subtracted together
accordingly
The fields interact to produce
a different flux distribution in
the rotor.
Thus, the flux on the middle
line, between the two field
poles, is no longer zero.

Armature Reaction

Effect on flux distribution: Neutral

plane shift

The combined flux in the machine has

the effect of strengthening or
weakening the flux in the pole.
Neutral axis is therefore shifted in the
direction of motion.
The result is current flow circulating
between the shorted segments and
large sparks at the brushes. The
ending result is arcing and sparking at
the brushes.

Solution to this problem:

placing an additional poles on the
neutral axis or mid-point that will
produce flux density component,
which counter-acts that produced
by the armature.

Armature Inductance
When

rotor turns, thus we have inductance

value, e1 = L(di/dt). Let say current ia1.
That means, we have ability to store energy
If the machine is turn off, thus, e1 will
decreased. This will affect the current as
well. Say ia2.
When the machine is turn on again, it will
produce e2 while e1 is still inside. The current
now is reversed direction from previous
(decreasing) current.
Thus, it will cause sparking resulting the
same aching problem caused by neutral
plane shift.