10 Deteksi Dini Komplikasi Dan Masalah Kala II
10 Deteksi Dini Komplikasi Dan Masalah Kala II
10 Deteksi Dini Komplikasi Dan Masalah Kala II
KOMPLIKASI DAN
MASALAH KALA II
KELOMPOK 6 PERSALINAN
Dhiny Nur Hazzi Sely Uli
Kelainan Presentasi &
Posisi
POSISI OKSIPITALIS POSTERIOR
PERSISTENS
Etiologi
• Bila hubungan antara panggul dengan
kepala janin cukup longgar persalinan
dapat berlangsung secara spontan
• Setelah kepala mencapai dasar panggul
dan ubun-ubun besar berada di bawah
simfisis, dengan ubun-ubun besar tersebut
sebagai hipomoklion, oksiput akan lahir
melalaui perineum.
Mekanisme persalinan
• Persalinan pada umumnya
1. berlangsung lebih lama.
Prognosis
Tindakan untuk
Sebaiknya dilakukan mempercepat persalinan diusahakan lebih
pengawasaan dilakukan apabila kala II dahulu apakah ubun-
persalinan yang terlalu lama, atau ada ubun kecil dapat
seksama tanda-tanda bahaya diputar ke depan.
terhadpa janin.
Penanganan
PRESENTASI PUNCAK KEPALA
Diagnosis
Kelainan
Panggung
Kerusakan Kepala
dasar
panggul
Etiologi berbentuk
bulat
Anak
kecil/mati
Usahakan lahir pervaginam
karena kira-kira 75 % bisa
lahir spontan
Komplikasi
Ibu : Robekan jalan lahir yang
lebih luas
Anak : partus lama dan
molase hebat sehingga
Penanganan mortalitas anak agak tinggi
PRESENTASI MUKA
Etiologi
Dalam kehamilan
• Letak muka kadang-kadang dapat dicurigai dalam
kehamilan jika:
• Tonjolan kepala teraba sepihak dengan punggung dan
antara belakang kepala dan punggung teraba sudut yang
runcing (sudut fabre); tonjolan kepala ini juga
bertentangan dengan pihak bagian-bagian kecil.
• Bunyi jantung anak terdengar pada pihak bagian-bagian
kecil.
• Atas penemuan tersebut dianjurkan untuk dibuat foto
rontgen
Diagnosis
Dalam persalinan
• Dengan pemeriksaan dalam pada
pembukaan yang cukup besar
teraba: orbita, tulang pipi, mulut
dan dagu. Karena muka agak
lunak harus dibedakan dari
bokong.
Lanjutan...
Mekanisme Persalinan
umumnya persalinan pada
presentasi muka berlangsung
tanpa kesulitan.
Prognosis
Posisi dagu anterior
-Jika pembukaan lengkap
• Biarkan persalinan spontan
• Jika kemajuan lambat, percepat dengan oksitosin
-Jika kepala tidak turun dengan baik, lakukan ekstraksi
forcep
• Jika pembukaan tidak lengkap
• Akselerasi dengan oksitosin
• Periksa kemajuan persalinan secara presentasi verteks
Penatalaksanaan
Posisi dagu posterior
-Jika pembukaan lengkap, lahirkan dengan cara SC
-Jika pembukaan serviks tidak lengkap, nilai penurunan,
rotasi, dan kemajuan persalinan macet, lakukan SC.
-Jika janin mati, lakukan kariotomi atau SC.
• Kala I : observasi sampai pembukaan lengkap
• Kala II : setelah dipimpin meneran
• Bila dagu di depan : persalinan spontan (ekstraksi forcep)
• Bila dagu di belakang : SC
PRESENTASI DAHI
Etiologi
1. Pemeriksaan luar seperti pada presentasi muka,
tapi bagian belakang kepala tidak seberapa
menonjol
2. Djj terdengar dibagian dada, disebelah yang sama
dengan bagian-bagian kecil janin
3. Pada persalinan : kepala janin tidak turun kedalam
rongga panggul bila pada persalinan sebelumnya
normal
4. Periksa dalam : meraba sutura frontalis, ujung satu
teraba UUB dan ujung lain teraba pangkal hidung
dan lingkaran orbita, mulut dan dagu tidak teraba
Diagnosis
Bagi
Bagi 1. Partus
anak
ibu menjadi
lebih lama
Mortalitas lebih
tinggi
dan lebih
sulit
2. Bisa terjadi
robekan
yang hebat
3. Ruptura
Uteri
Penatalaksanaan Bidan
4. Bidan di rumah sakit bisa berkolaborasi
dengan tenaga kesehatan lainnya dalam
menolong partus dengan presentasi dahi
pada janin yang kecil, panggul normal,
keadaan ibu, janin dan kemajuan
persalinan baik maka bidan bisa
melakukan kolaborasi melahirkan janin
dengan presentasi dahi seperti melahirkan
janin dengan presentasi muka.
Lanjutan...
1. Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan
janin yang normal, tidak akan dapat lahir
spontan pervaginam, sehingga harus dilahirkan
secara seksio sesaria.
2. Jika pada akhir kala I kepala belum masuk ke
dalam rongga panggul, dapat diusahakan
dengan mengubah presentasi dengan perasat
Thorn, tetapi jika tidak berhasil, sebaiknya
dilakukan seksio sesaria.
Penatalaksanaan Lanjut
Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan
janin yang normal, tidak dapat lahir spontan
pervaginam, jadi lakukan SC (bila janin
hidup). Janin mati pembukaan lengkap
kraniotomi. Pada presentasi dahi, janin tidak
mungkin lahir pervaginam sehingga
persalinan diakhiri dengan SC, kecuali bila
janin sangat kecil ( TBJ kurang dari 1800
gram)
Penanganan
Mekanisme Persalinan
PRESENTASI BOKONG
Pengertian
1. Bokong murni atau frank breech
Pada bagian terendah janin adalah bokong
saja dan kedua tungkai terangkat ke atas.
Klasifikasi
2. Bokong sempurna atau complete breech
Pada bagian terendah janin adalah bokong
dan kedua tungkai/kaki.
Lanjutan...
3. Bokong tidak sempurna atau incomplete
breech.
Lanjutan...
Adapun posisi bokong berdasarkan sacrum, terdapat
empat posisi yaitu :
• Sacrum kiri depan ( left sacrum anterior)
• Sacrum kanan depan ( right sacrum anterior)
• Sacrum kiri belakang ( left sacrum posterior )
• Sacrum kanan belakang ( right sacrum posterior)
Lanjutan...
• Abnormalitas uterus, misalnya ada mioma uteri, uterus
bikornis
• Kematian janin/intra uteri fetal death (IUFD) yang sudah
lama terjadi
• Kehamilan ganda/gemelli
• Suatu keadaan dimana janin di dalam uterus
memungkinkan aktif bergerak misalnya pada multipara,
premature, dan hidroamnion.
• Kepala tidak dapat engagement/masuk ke dalam pintu
atas panggul Tidak diketahui penyebabnya.
Etiologi
1.Pemeriksaan
2.Pemeriksaan
palpasi
auskultasi
Leopold
4.Pemeriksaan
3.Pemeriksaan
dalam(vaginal
rongent toucher)
Diagnosis
• Garis pangkal paha masuk serong ke dalam pintu
atas panggul. Pantat depan memutar ke depan
setelah mengalami rintangan dari otot-otot dasar
panggul.
• Pantat depan tampak lebih dahulu pada vulva dan
dengan trokanter depan sebagai hipomoklion dan
laterofleksi dari badan lahirlah pantat belakang pada
pinggir depan perineum disusul dengan kelahiran
pantat depan
Mekanisme Persalinan
• Setelah bokong lahir, terjadi putaran paksi luar agar
punggung berputar sedikit ke depan sehingga bahu
dapat masuk pintu atas panggul dalam ukuran
serong dari pintu atas panggul.
• Sesudah bahu turun, terjadilah putaran paksi dari
bahu sampai ukuran bisakromial dalam ukuran muka
belakang dari pintu bawah panggul. Oleh karena itu,
punggung berputar lagi ke samping.
Lanjutan...
• Pada saat bahu akan lahir, kepala dalam keadaan
fleksi masuk pintu atas panggul dalam ukuran
melintang pintu atas panggul. Kepala ini
mengadakan putaran paksi sedemikian rupa hingga
kuduk terdapat di bawah simpisis dan dagu sebelah
belakang.
• Berturut-turut lahir pada perineum, seperti dagu,
mulut, hidung, dahi, dan belakang kepala.
Lanjutan...
Prognosis Prognosis
bagi janin bagi ibu
Prognosis
Partus Lama
Definisi
Persalinan 12 jam/lebih
Kala 2 Memanjang
Faktor
His tidak janin
ade kuat
His Tidak adekuat
Interval 2 Lamanya
kontaksi kontraksi
Kekuatan
kontraksi
Faktor Janin
Malpresentasi
Malposisi
Janin Besar
Faktor jalan lahir
Panggul sempit
kelainan serviks
Vagina
Tumor
a
Faktor Predisposisi
Dependen,
cemas dan Respon stress
ketakutan
Masalah Kala II
Perineum
Predisposisi
• Tawarkan untuk dilakukan bedah sesar pada
persalinan pervaginam berisko tinggi.
• Identifikasi dan obati diabetes pada ibu
• Selalu bersiap bila sewaktu-waktu terjadi
• Kenali adanaya distosia bahu seawal mungkin.
• Perhatikan waktu dan segera minta pertolongan
begitu distosia diketahui.
• Dan diperlukan untuk membuat posisi McRoberts,
pertolongan persalinan, resusitasi bayi dan tindakan
anatesia (bila perlu).
Pencegahan
• Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi
luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu
normal dengan tulang belakang.
• Bahu pada umumnya akan berada pada sumbu
miring (oblique) di bawah ramus pubis.
• Dorongan pada saat ibu meneran akan
menyebabkan bahu depan (anterior) berada di
bawah pubis
• Pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu
depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa
lahir mengikuti kepala..
Lanjutan...
1. Laserasi serviks, vagina, atau perineum,
yang memerlukan perbaikan menyeluruh.
2. Cedera kaandung kemih.
3. Hematoma : vulva atau vagina
4. Pemisahan simfisis pubis spontan
5. Ruptur uterus
6. Hemorargi pascapartum
7. Endometritis
Diangnosis
1. Tetap tenang, tidak panik, dan berpikir logis.
2. Selalu ingat bahwa masalahnya adalah di bagian
panggul. Menarik bayi atau mendorong bayi turun pada
fundus, keduanya tidak membantu dan tindakan yang
berbahaya.
3. Waktu tidak bisa dipercaya, cobalah untuk melihat
waktu sesekali atau sampaikan pada seseorang untuk
menjadi pencatat waktu.
4. Masih ada waktu untuk symphysiotomy yang dapat
menyelamatkan hidup.
5. Berhati-hati dan pencatatan dokumentasi yang tepat
sangat penting setelah tindakan.
Penanganan
Secara sistematis tindakan pertolongan distosia
bahu adalah sebagai berikut
Langkah pertama Manuver McRobert
1. Manuver ini dimulai dengan memposisikan ibu
dalam posisi Mc Robert, yaitu ibu telentang,
memfleksikan kedua paha sehingga lutut menjadi
sedekat mungkin ke dada dan rotasikan kedua kaki
kearah luar (abduksi).
2. Kemudian lakukan episiotomi yang cukup lebar.
Gabungan episiotomy dan posisi Mc Robert akan
mempermudah bahu posterior melewati
promontorium dan masuk kedalam panggul.
Langkah Kedua Manuver Rubin
Lanjutan...
Langkah ketiga Melahirkan bahu
posterior, posisi merangkak, atau
manuver wood
• Melahirkan bahu posterior dilakukan pertama kali dengan
mengidentifikasi dulu posisi punggung bayi. masukkan
tangan penolong yang bersebrangan dengan punggung
bayi (punggung kanan berarti tangan kanan, punggung
kiri berarti tangan kiri) ke vagina.
• Temukan bahu posteror, telusuri lengan atas dan buatlah
gerakan mengusap kearah dada bayi.
• langkah ini akan membuat nahu posterior lahir
dan memebrikan ruang cukup bagi bahu anterior
masuk ke bawah simfisis.
• Dengan bantuan tekanan suprasimfisis kearah
posterior, lakukan tarikan kepala kearah
posterokaudal dengan mantap untuk melahirkan
bahu anterior.
Lanjutan...
Adanya singkatan HELPER dan ALARMER yang memudahkan
kita untuk mengingat bagaimana sistem penanganan pada
distosia bahu :
• H-help (meminta tolong)
• E- evaluate for episiotomy (lakukan episiotomi)
• L-leg (Manuver Mc-Robert)
• P-Pressure (tekanan pada supra pubik)
• E-enter (Manuver internal: Wood Screw)
• R-Remove posterior arm (memindahkan lengan
posterior)
• R-Roll into hand and knee (menggulirkan tangan dan
lutut)
• Z-Manuver Zavanelli: dimasukan disini waaupun
sama sekali bukan bagian jembatan kedelai
1. Komplikasi distosia bahu pada janin adalah :
a. fraktur tulang (klavikula dan humerus).
b. Cedera pleksus brankhialis
c. Hipoksia yang dapat menyebabkan
kerusakan permanen di otak
d. Dislokasi tulang servikalis yang fatal
Kerusakan syaraf pada janin
e. Kematian neonatal
Komplikasi
1. Komplikasi distosia bahu pada ibu adalah :
a. perdarahan akibat laserasi perineum atau
vagina yang luas
b. Rupture uteri
c. Syok
d. Infeksi
e. Gangguan psikologis pada ibu
f. Depresi pada ibu jika janin cacat atau
meninggal
Lanjutan...
Letak Lintang
Etiologi
7. Panggul sempit
8. Tumor di daerah panggul
9. Kelainan bentuk rahim ( uterus arkuatus atau
uterus subseptus)
10. Kandung kemih serta rektum yang penuh
11. Plasenta Previa
Lanjutan...
Relaksasi dinding abdomen pada perut yang
menggantung menyebabkan uterus beralih ke depan,
sehingga menimbulkan defleksi sumbumemanjang
bayi menjauhi sumbu jalan lahir, menyebabkan
terjadinya posisi obliq atau melintang.Dalam
persalinan terjadi dari posisi logitudinal semula dengan
berpindahnya kepala atau bokong ke salah satu
fosailiaka Diagnosis letak lintang (Harry Oxorn William
R. Forte. 2010)
Patofisiologi
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Auskultasi
4. Pemeriksaan Dalam
5. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosa
• Mekanisme persalinan Menurut Wiknjosastro
(2007: 625) pada letak lintang dengan ukuran
panggul normal dan janin cukup bulan, tidak
dapat terjadi persalinan spontan. Bila persalinan
dibiarkan tanpa pertolongan, akan menyebabkan
kematian janin dan rupture uteri
Mekanisme Persalinan
• Menurut Wiknjosastro (2007: 625) beberapa cara
janinletak lintang lahir spontan yaitu:
1. Evolutio Spontanea
Variasi Mekanisme lahirnya janin dengan letak
lintang akibat fleksi lateral yang maksimal dari
tubuh janin ada dua cara yaitu :
a. Menurut DENMAN
b. Menurut DOUGLAS
2. Conduplicatio Corpore
Lanjutan...
• Oleh karena bagian terendah tidak
menutup PAP, ketuban cenderung pecah
dan dapat disertai menumbungnya tangan
janin atau tali pusat. Keduanya merupakan
komplikasi gawat dan memerlukan
tindakan segera.
Komplikasi
1. Bagi Ibu adalah :
a. Rupture uteri
b. Partus lama
c. Ketuban Pecah Dini
d. Infeksi Intrapartum
2. Bagi Janin adalah
Angka kematian tinggi 25 –40 %, disebabkan karena :
a. Prolapsus funiculi
b. Trauma Partus
c. Hipoksia karena kontraksi uterus terus menerus
d. Ketuban pecah dini
Lanjutan...
Letak Sungsang
Persalinan sungsang adalah persalinan bayi
presentasi bokong atau sungsang dengan letak
bayi sesuai sumbu badan ibu, yakni kepala pada
fundus uteri, sedangkan bokong merupakan
bagian terbawah (didaerah pintu atas panggul
atau simfisis). Berdasarkan jalan yang dilalui,
persalinan sungsang dibagi menjadi persalinan
pervaginam dan persalinan perabdominal
1. Faktor Ibu
a. Keadaan rahim
b. Keadaan plasenta
c. Keadaan jalan lahir
2. Faktor Janin
a. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat
b. Hirdosefalus atau anensefalus
c. Kehamilan kembar
d. Hidramnion atau oligohidramnion
e. Prematuritas
Etiologi
Prolaps Tali Pusat
Diagnosis
3. Jika pecah ketuban terjadi spontan, denyut jantung
janin normal, dan tidak ada faktor risiko prolaps tali
pusat, pemeriksaan vagina tidak perlu dilakukan bila
ketuban jernih.
4. Setelah ketuban pecah, periksa pula denyut jantung
janin.
5. Prolaps tali pusat dapat dipastikan bila:
a. Tali pusat tampak atau teraba pada jalan lahir lebih
rendah dari bagian terendah janin (tali pusat
terkemuka, saat ketuban masih utuh)
b. Tali pusat tampak pada vagina setelah ketuban
pecah (tali pusat menumbung, saat ketuban sudah
pecah)
Lanjutan...
1. Multiparitas
2. Kehamilan multipel
3. Ketuban pecah dini
4. Hidramnion
5. Tali pusat yang panjang
6. Malpresentasi
Faktor Predisposisi
Tatalaksana
1. Tatalaksana Umum
a. Tali pusat terkemuka
b. Tali pusat menumbung
2. Tatalaksana Khusus
Di rumah sakit, bila persalinan pervaginam tidak
dapat segera berlangsung, lakukan seksio
sesarea.
Lanjutan...
Daftar Pustaka
• Esti, N. (2010). Asuhan kebidanan pathologi. Yogyakarta: Pustaka
Riham
• Fadlun,a. (2012). Asuhan kebidanan patologis. Jakarta: Salemba
medika
• Jannah, Nurul. (2012). ASKEB II : persalinan berbasis kompetensi.
Jakarta : Buku Kedokteran ECG
• Nugraheny, Esty dan Sulistyawati, Ari. (2010). Asuhan kebidanan
pada ibu bersalin. Jakarta :salmeba medika.
• Prawirohardjo, S.(2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP
• Prawiharjo, Sarwono. (2016). Ilmu kebidanan. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawiharjo.
• Saifudin, AB. (2007). Panduan praktisi pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal. Jakarta: EGC
• WHO. (2008). Managing prolonged and obstructed labour. midwifery
education modules , 17.
• Wiknjosastro, Hanifa. (2007). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan bina
pustaka