Elektrokardiografi (EKG)
Elektrokardiografi (EKG)
Elektrokardiografi (EKG)
(EKG)
ELEKTROKARDIOGRAM (EKG)
Sela iga IV
sternal kanan
Sela iga IV sternal kiri
pertengahan
antara V1 dan V2R
Arah Defleksi
Karakteristik EKG :
• Arah gelombang P normal:
Selalu positif di II dan selalu negatif di aVR.
• Tinggi: kurang dari 3 mm (2,5 mm)
• Durasi (lebar): kurang dari 3 mm (0,10 detik)
Kepentingan :
1. Menandakan adanya aktivitas atrium
2. Menunjukkan arah aktivitas atrium
3. Menunjukkan tanda-tanda hipertrofi atrium
Kelainan gelombang P
P-Pulmonal P-Mitral
• Kelainan gel P akibat • Gelombang P yang berbentuk
depolarisasi atrium kanan bifida dengan lebar > 3 mm
yang lebih besar dari normal (0,12 detik)
• Terdapat pada : Penyakit pada • Tanda khas dari pembesaran
katup trikuspid, hipertensi atrium kiri
pulmonal yang disertai
hipertrofi atrium kanan • Sering ditemukan pada
penyakit katup mitral dan
aorta
5. INTERVAL PR
- Abnormal :
- BBB
- Hiperkalemia
- Konduksi ventrikel aberans
- Preeksitasi ventrikel
- Aritmia ventrikel
7. SEGMEN S – T (RS – T SEGMENT)
Normal: isoelektris.
Kepentingan :
1. Elevasi segmen ST terdapat pada :
- Infark miokard - perikarditis
- Aneurisma - dan lain-lain
2. Depresi segmen ST terdapat pada :
- Angina pektoris - ventricular strain
- Efek digitalis - dan lain-lain
8. GELOMBANG T
Menggambarkan fase repolarisasi ventrikel.
Arah normal :
- Sesuai dengan arah gelombang utama kompleks QRS
- Positif di sandapan II
Amplitudo normal :
< 10 mm di sandapan dada
< 5 mm di sandapan ekstremitas
Minimum 1 mm
Abnormal :
1. Menandakan adanya iskemia/ infark
2. Menandakan adanya kelainan elektrolit
9. INTERVAL QT
Jarak antara permulaan gelombang Q sampai
dengan akhir gelombang T
Menggambarkan lamanya aktivitas depolarisasi
dan repolarisasi ventrikel.
Nilai interval QT dipengaruhi oleh frekuensi
jantung, dan batas-batas normalnya dapat dilihat
dalam tabel/kurva.
Rumus : QTc = QT (dtk)/√ R-R (dtk). Nilai normal QTc =
0,38 – 0,42 detik
Abnormal:
- Memanjang: kuinidin, hipokalsemia
- Memendek: digitalis, hiperkalsemia
Interval QT
• Tergantung dari frekuensi jantung
• Dapat ditentukan dengan rumus atau tabel
• Praktis:
– Frek 60 x/menit : 0,33 – 0,43 detik
– Frek 80 x/menit : 0,29 – 0,38 detik
– Frek 100 x/menit : 0,27 – 0,35 detik
70
10. GELOMBANG U
Asal usulnya tidak diketahui dan paling jelas
terlihat di sandapan dada V1 - V4
Normal:
- kurang dari 2 mm
- Selalu lebih kecil dari gelombang T di
sandapan II
Abnormal:
Bila amplitudo U > 2 mm atau >T,
menandakan adanya hipokalemia
Gelombang U yang terbalik terdapat pada
iskhemia dan hipertrofi
RITME SINUS NORMAL
GANGGUAN PEMBENTUKAN IMPULS
81
Tingkat kerusakan miokard
• Iskemia → reversibel
• Injuri → reversibel
• Nekrosis → irreversibel ,
permanen
82
Gambaran EKG
• Iskemia dan injuri : kelainan pada
proses repolarisasi miokard→
segmen ST dan gelombang T
• Nekrosis miokard : gangguan pada
proses depolarisasi → gelombang
QRS
83
Iskemia
• Depresi ST
• Inversi T
• Inversi U
84
Iskemia
• Depresi ST ciri dasar iskemia miokard
• Ada 3 macam jenis depresi ST :
1. Horisontal
2. Landai ke bawah
3. Landai ke atas
• Spesifik 1 dan 2
• Bermakna bila lebih dari 1 mm, makin
dalam makin spesifik.
85
Depresi ST pada iskemia miokard
86
87
Iskemia
• Inversi T
Gelombang T yang negatif (vektor
T berlawanan arah dengan
vektor QRS)
Tanda ini tidak terlalu spesifik
Yang lebih spesifik gelombang
T ini simetris dan berujung lancip
88
Inversi T pada iskemia miokard
a. Inversi T : kurang spesifik untuk iskemia
b. Inversi T berujung lancip & simetris (ujung anak
panah) : spesifik untuk iskemia
89
Iskemia
• Inversi U
–Gelombang U yang negatif
(terhadap T) cukup spesifik
untuk iskemia miokard
90
Inversi U, cukup spesifik untuk iskemia
91
Injuri
• Ciri dasar : elevasi ST, yang khas
→ konveks ke atas.
• Elevasi ST menunjukkan injuri di
daerah subepikardial
• Injuri daerah subendokardial →
depresi ST yang dalam.
92
Injuri miokard
a. Elevasi ST cembung ke atas, spesifik
untuk injuri (epikard)
b. Elevasi ST cekung ke atas, tidak spesifik
c. Depresi ST yang dalam, menunjukkan
injuri subendokardial
93
INFARK MIOKARD
Sel miokard (otot jantung) yang mengalami
injuri tidak akan berdepolarisasi sempura. Infark
miokard berarti kematian sel otot jantung akibat
terhentinya aliran darah ke otot jantung. Sel
infark tersebut tidak mempunyai respons
stimulus listrik sehingga arah arus yang menuju
daerah infark akan bergerak meninggalkan
daerah yang nekrosis tersebut dan pada EKG
memberikan gambaran gelombang Q patologis.
Gambaran EKG pada infark Miokard Akut
Fase awal atau fase hiperakut :
• Elevasi ST yang nonspesifik
• T yang tinggi dan melebar
• Q patologis
miokard diperlukan dua Anterolateral I, aVL, V3, V4, V5, V6 II, III, aVF, V7, V8,
proksimal LAD
Arteri koroner kiri cabang
atau lebih sadapan yang V9 LAD-diagonal dan/cabang
sirkumfleks
berhubungan yang Inferior II, III, Avf I, aVL, V2, V3 Arteri koroner kanan
(paling sering) cabang
menunjukkan gambaran desenden posterior
dan/cabang arteri koroner
anatomi daerah jantung kiri-sirkumfleks
yang sama. Lateral I, aVL, V5, V6 II, III, aVF Arteri koroner kiri cabang
LAD-diagonal dan/cabang
sirkumfleks
112
Gangguan Pembentukan Impuls
A. Gangguan pembentukan impuls di sinus
1. Takikardia sinus
2. Bradikardia sinus
3. Aritmia sinus
4. Henti sinus
B. Pembentukan impuls di atria (aritmia
atrial)
1. Ekstrasistol atrial
2. Takikardia atrial
3. Gelepar atrial
4. Fibrilasi atrial
5. Pemacu kelana atrial
113
Gangguan Pembentukan Impuls
C. Pembentukan impuls di
penghubung AV (aritmia
penghubung)
1. Ekstrasistol penghubung AV
2. Takikardia penghubung AV
3. Irama lolos penghubung AV
D. Pembentukan impuls di ventrikel
(aritmia ventrikuler)
1. Ekstrasistol ventrikuler
2. Takikardia ventrikuler
3. Gelepar ventrikuler
114
Gangguan Pembentukan Impuls
D. Lanjutan….
4. Fibrilasi ventrikuler
5. Henti ventrikuler
6. Irama lolos ventrikuler
115
Aritmia Supraventrikuler
Ekstrasistol Supraventrikuler
Takikardi Supraventrikuler
Gelepar Atrial
Fibrilasi Atrial
Blok SA,
Irama lolos supraventrikuler
116
ARITMIA
ARITMIA ATRIAL
>> Takikardia Atrial
>> Atrial Flutter
>> Fibrilasi Atrial
>> Sindrom Wolff Parkinson White (WPW)
Takikardia Atrial
Gelombang QRS prematur, melebar (>0,10 sec) dan bizarre (tak teratur dan
aneh)
Gelombang T menunjukkan arah yang berlawanan dengan kompleks QRS
Type Premature Ventricular Contractions
• Gambaran EKG :
- frekuensi biasanya 160-200/menit
- QRS melebar dan bizarre
- Gel p: tidak ada
- Interval PR: tidak ada
Takikardia Ventrikel Monomorfik
Kompleks QRS dari VT mempunyai bentuk dan amplitudo yang tidak sama.
Bentuk QRS beubah secara bergelombang melalui garis isoelektrik.
Takikardia Ventrikel dan Torsade de Pointes
Rate: 300x/menit
QRS melebar dan bizarre
Gel p: tidak ada
Interval PR: tidak ada
Gangguan penjalaran impuls/konduksi
Blok SA
Blok AV derajat 1
Blok AV derajat 3
Irama lolos penghubung
Blok AV derajat 3
Irama lolos ventrikuler
135
THANK YOU