0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
52 tayangan11 halaman

Autokorelasi (Rahim Fe Unm)

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 11

AUTOKORELASI

Oleh : Dr. Abd. Rahim, S.P., M.Si


 Autokorelasi merupakan salah satu asumsi
penting metode OLS yang berkaitan dengan
tidak adanya hubungan antar variabel
ganguan satu dengan gangguan lainnya
 Autokorelasi (autocorrelation) atau serial
korelasi merupakan korelasi antara variabel
atau sampel satu dengan sampel lainnya
atau μt dengan μt-1 atau …
 kesalahan random observasi lainnya pada
anggota sampel yang diurutkan menurut
runtun waktu (time series) dengan
persamaan sebagai berikut :
μt = ρμt -1 + vt ….......…................................ (1)
 Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada
data time-series, pada data cross-section tidak
dijumpai masalah ini
 Adanya autokorelasi menyebabkan estimator OLS
dari persamaan regresi tidak efisien dan tidak
konsisten walaupun unbiased
• Efisien => estimator mempunyai varian terkecil
dan konsisten;
• Konsisten => semakin besar sampel, maka
variannya semakin menurun;
• Bias => tidak mencerminkan yang sebenarnya
• Penyimpangan asumsi klasik jika non-
autokorelasi dilambangkan sebagai berikut :
• E (ui,uj) = 0 ............................................................ (2)
• sedangkan adanya autokorelasi dilambangkan
• E (ui,uj) ≠ 0 ............................................................ (3)
• Dengan hipotesis :
• H0 :  = 0, artinya non-autokorelasi
• H1 :   0, artinya terdapat autokorelasi
• Kenapa Serial korelasi terjadi ?
• 1. Bias spesifikasi karena ada variabel independen
tidak dimasukkan atau dikeluarkan
• 2. Fenomena Cobweb=> penawaran komoditas
pertanian bereaksi terhadap harga dengan
keterlambatan satu periode waktu karena
keputusan penawaran memerlukan waktu untuk
penawaran
• Misalnya : keputusan penawaran harga waktu
sekarang dipengaruhi oleh harga waktu lalu
• Pt = β0 + β1 Pt -1 + μt ......................................... (1)
• Metode Pengujian Autokorelasi :
 Metode Grafik
 Metode Durbin Watson (DW) test
 Metode Lagrange Multipiler (LM) dan Breusch-
Godfrey (B-G) test
• 1. Metode Grafik
• 2. Metode Durbin Watson (DW)
• (μt - μt-1)2
• Dw = -------------- …………………................................ (4)
• μt2
di mana :
μt : gangguan stokastik ket
μt-1 : gangguan stokastik ke t-1
 Jika DW > dL, maka tidak ada autokorelasi;
 Jika DW < dL, maka ada autokorelasi positif;
 Jika DW > 4 - dL, maka ada autokorelasi negatif;
 Jika dL < DW < du, maka tidak dapat
disimpulkan/ragu-ragu/ tidak meyakinkan; dan
 Jika 4 - du < DW < 4 - dl, maka tidak dapat
disimpulkan/ragu-ragu/tidak meyakinkan
 Masalah autokorelasi dapat pula terjadi jika R2 lebih
besar dari nilai DW
3. Metode LM/B-G
• Dalam melakukan uji LM atau B-G diregres variabel
residual (μt) dengan semua variabel independen (Xt)
dan variabel lag dari residual μt-1, μt-2 ,..., μt-p sbb :
μt = λ0 + λ0 Xt + ρ1μt-1 + ρ2μt-2 + ... + ρpμt-p + vt (5)
• Dengan hipotesis :
• H0 : 1 = 2 = ... = p = 0, artinya non-
autokorelasi
• H1 : 1 ≠ 2 ≠ ... ≠ p ≠ 0, artinya terdapat
autokorelasi
• Pengujian adanya ada tidaknya autokorelasi dengan
membandingkan nilai chi-square (2).
• Jika 2 hitung < nilai 2 tabel berarti tidak terdapat
autokorelasi, sebaliknya Jika 2 hitung > 2 tabel
berarti terdapat masalah autokorelasi.
• Informasi 2 hitung diperoleh dari jumlah observasi
dikalikan dengan koefisien determinasi (R2).
• Teknik LM-BG
• Cara I
• μt = β0 + β1X1t + β2X2t + ρ1μt-1 ………………. (6)
• Jika 2 hitung > 2 tabel berarti masih terdapat
masalah autokorelasi, maka lakukan cara II
• Cara II
• μt = β0 + β1X1t + β2X2t + ρ1μt-1 + ρ2μt-2 ……….(7)
• Jika masih terdapat masalah autokorelasi, maka
lakukan cara III, begitu seterusnya sampai 2
hitung < 2 tabel atau tidak signifikan (non-
autokorelasi)
• Cara III
• μt = β0 + β1X1t + β2X2t + ρ1μt-1 + ρ2μt-2 + ρ3μt-3 .(8)
• Penyembuhan Autokorelasi
• A. Ketika Struktur Autokorelasi Diketahui
• Ketika model AR (1) yakni struktur autokorelasi ρ
diketahui, maka penyembuhan dapat dilakukan
dengan metode Generalized Difference Equation
(GDE)
• Yt = β0 + β1Xt + et ................................................... (9)
et = ρet-1 + vt ……………………..…………….. (10)
• Kelambanan (lag) satu persaman (9) sbb :
• Yt-1 = β0 + β1Xt-1 + et ............................................. (11)
• Jika kedua sisi dalam persamaan (11) dikalikan
dengan ρ maka akan menghasilkan sbb :
• ρYt-1 = ρβ0 + ρβ1Xt-1 + ρet ...................................... (12)
• Kemudian persamaan (9) dikurangi dgn persamaan (12) :
• Yt - ρYt-1 = β0 - ρβ0 + ρβ1Xt - ρβ1Xt-1 + et – ρet-1 .................. (13)
Yt - ρYt-1 = β0 (1- ρ)+ β1Xt - ρβ1Xt-1 + vt ....................... (14)
= β0 (1- ρ)+ β1(Xt - ρXt-1)+ vt .......................... (15)
• dimana vt = et – ρet-1
• Persamaan (13), (14), dan (15) dapat ditulis
• Yt * = β0* + β1* Xt* + vt .................................................... (16)
• dimana
Yt =(Yt - ρXt-1);
β0 * = β0 (1- ρ);
β 1 * = β1
Xt * = (Xt - ρXt-1)
• Residual vt dalam persamaan (16) sudah terbebas dari
masalah autokorelasi sehingga memenuhi asumsi OLS
sehingga dapat diaplikasikan metode OLS terhadap
transformasi variabel Y* dan X* dan mendapatkan
estimator yang BLUE

Anda mungkin juga menyukai