Trauma Pada Wanita

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

TRAUMA PADA WANITA

oleh :

WELISDITA PANGESTI KHASANAH


11310397

Pembimbing:

dr. Abdi Gunawan ,Sp.B


dr. David I Tambun, Sp.B

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR


SMF ILMU KEDOKTERAN BEDAH
RSUD DR.RM.DJOELHAM BINJAI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
2016
PENDAHULUAN :

• Setiap perempuan yang berusia10-50 tahun dapat mengalami


kehamilan.
• Kehamilan menyebabkan perubahan fisiologis dan anatomis
yang besar pada hampir semua organ tubuh
• Perubahan struktur dan fungsi ini berpengaruh dalam evaluasi
trauma yaitu dengan :
- perubahan tanda dan gejala akibat trauma
- cara dan respon terhadap resusitasi.
- hasil-hasil pemeriksaan.
• Kehamilan dapat mempengaruhi pola serta beratnya
trauma.
• Trauma pada wanita hamil harus diingat bahwa pasien tersebut ada dua
yaitu Ibu dan Janin .pengelolaan awal penderita
hamil sama seperti yang tidak hamil.

• Penanganan awal yg terbaik untuk janin adalah dgn resusitasi


ibu yang optimal & penilaian dini terhdp janinnya.

• Cara pengawasan dan evaluasi harus meliputi baik ibu


maupun janin.

• Pemeriksaan ronsen yg diperlukan jangan ditunda krna

adanya kehamilan.

• Konsultasi bedah dan kebidanan harus dilakukan secara

dini.
PERBEDAAN-PERBEDAAN ANATOMI
• UTERUS
- 12 mg kehamilan, uterus masih intrapelvis
- 20 mg uterus sudah setinggi umbilikus
- 34 – 36 mg sudah mencapai tepi costa
- 2 mg sebelum partus fundus uteri turun
• USUS
usus terdorong ke arah sefal, sehingga
sebagian besar usus terletak pd bag atas
abdomen.
• JANIN :
Pd letak kepala dimana kepala janin masuk ke
dlm rongga panggul shg adanya fraktur pelvis
ibu utamanya pd trimester terakhir
menyebabkan fraktur tlg tengkorak bayi
ataupun cedera intrakranial lainnya.
• PLACENTA :
Jaringan placenta tidak elastis (dibanding
miometrium) menyebabkan mudah robeknya
hubungan uterus-placenta dan menyebabkan
timbulnya abruptio/solusio
Volume dan Komposisi Darah
 Volume
Volume plasma ↑ mengikuti usia kehamilan dan mencapai
puncaknya pada usia kehamilan 34 minggu. Sel darah merah juga
meningkat namun lebih sedikit dp plasma → Hm ↓(anemia
fisiologis).
pada akhir kehamilan hematokrit antara 31% - 35% = normal
Bila ada perdarahan (1200 – 1500 ml) pd wanita hamil yg sehat
belum ada tanda dan gejala hipovolemia.

 Komposisi
WBC ↑
Hemodinamik
 Cardiac output (C.O):
Sesudah 10 minggu khmln C.O ↑ 1.0 – 1.5 L/menit. pd trimester
kedua peningkatan C.O ini sangat dipengaruhi posisi ibu yaitu pd
posisi terlentang (supine) C.O menurun sampai 30%.

 Denyut jantung :
↑ 10 -15 kali / menit selama khmln dan maksimum pada
trimester ke-3.

 Tekanan Darah :
Pd trimester ke-2 TD↓ sebanyak 5–15 mmHg dari tek.sistolik
dan diastolik dan mendekati normal kembali pada khmln cukup
bulan.
 Tekanan Vena
Tekanan vena sentral (CVP) pada keadaan istirahat
pada wanita hamil bervariasi, tetapi respon terhadap
volume adalah sama sebagaimana keadaan tidak
hamil. Hipotensi vena pada ekstremitas bawah terjadi
selama trimester ketiga.

 Perubahan-perubahan Elektrokardiografi
Aksis dapat bergeser ke kiri kira-kira 15 derajat.
Gelombang T datar atau terbalik pada posisi III dan AVF
dan prekordial dapat normal. Irama ektopik selama
kehamilan dapat meningkat.
Sistem Respirasi
Ventilasi per menit ↑ akibat meningkatnya
tidal volume karena kadar progesteron ↑
selama kehamilan. Kebutuhan oksigen ↑

Sistem Gastrointestinal
Waktu pengosongan lambung memanjang
selama kehamilan
Sistem Urinarius
Laju filtrasi glomerulus & aliran darah ke ginjal ↑ selama
kehamilan, ur&Cr ↓ kira-kira setengah dari normal. Terjadi
dilatasi kaliks renal, pelvis ginjal dan ureter yang fisiologis
yang menetap selama beberapa minggu setelah kehamilan.

Sistem Endokrin
Selama kehamilan ukuran kelenjar hipofise membesar 30-
50%.
Sistem Muskuloskeletal
Simpisis pubis melebar 4-8 mm, dan sendi
sakroiliaka pada kehamilan 7 bulan melebar.

Sistem Neurologik
Eklampsia adalah komplikasi kehamilan lanjut
yang menyerupai cedera kepala. Harus
diperhatikan jika kejang-kejang terjadi dengan
hipertensi, hiperfleksi, proteinuri dan edema
perifer
MEKANISME TRAUMA
TRAUMA
TRAUMA TUMPUL PENETRANS

CEDERA JANIN
CEDERA JANIN TIDAK
LANGSUNG LANGSUNG
BERATNYA TRAUMA
Besarnya trauma pada wanita hamil akan
berpengaruh terhadap janin. Karena itu cara
penanganannya tergantung kepada beratnya
cedera pada ibu.
PENILAIAN DAN PENATALAKSANAAN
1. menilai dan melakukan resusitasi terhadap
ibu terlebih dulu
2. menilai janin sebelum survey sekunder
terhadap ibu.
Survey Primer dan Resusitasi
IBU
• Pastikan ABC baik
• Jika perlu ventilator→ lakukan intubasi & pertimbangkan
pemberian hiperventilasi
• Uterus dipindah secara manual ke sisi kiri
• Jk pasien perlu imobilisasi pd posisi terlentang, pasien atau
spine board dapat dilakukan logrolled 4-6 inci (atau 15
derajat) ke kiri dan ditahan dengan gulungan kain
• Resusitasi cairan kristaloid dan pemberian darah tipe spesifik
diperlukan untuk mempertahankan hipervolemia fisiologik
kehamilan.
• jgn berikan vasopresor u/ mempertahankan TD ibu → darh ke
uterus ↓ → hipoksia janin.
Janin

• Pemeriksaan abdomen
• Solusio plasenta dicurigai bila ada perdarahan pervaginam,
nyeri rahim, kontraksi rahim yang sering, kejang rahim dan
uterus yang mudah terangsang (iritabilitas uterus).
• Ruptur uterus, dicurigai jk ditemukan nyeri perut, yg disertai
kejang perut, atau nyeri lepas, terutama bila ada syok yang
berat.
• Pd khmln 20-24 mg → monitor janin sampai 6 jam
• pasien dg faktor-faktor risiko kematian janin atau solusio
plasenta →monitor 24 jam.
dgn faktor2 risiko :
- denyut jantung ibu >110, - adanya solusio plasenta
- Injury Severity Score >9, - DJJ >160 atau <120
- terlempar dr kendaraan bermotor, sepeda motor atau
pejalan kaki yg tertabrak
Pemeriksaan Tambahan Pada Survey
Primer dan Resusitasi
Ibu
• Jika memungkinkan, pengawasan pasien dilakukan dg posisi
miring ke kiri sesudah pemfis.
• Monitor CVP u/ menilai pemberian cairan dlm
mempertahankan relatif hipervolemia pd kehamilan.
• Pengawasan termasuk pulse oxymetri dan AGDA. Bikarbonat ↓
slm khmln = normal.
Janin
• Konsultasi dengan dokter kebidanan
• Pengawasan janin dgn kardiak tokodinamometer pd khmln
>20-24 mg
• DJJ pd khmln >10 mg, DJJ normal = 120-160x/i, abnormal = DJJ
↓ berulang & tdk ada jmlh kenaikan /variasi jmlh DJJ.
Penilaian Sekunder
• Pemeriksaan sekunder Wnt hamil = tdk
• perhatikan adanya kontraksi uterus, yang dapat sbg awal
kehamilan atau kontraksi tetanik sbg tanda solusio
plasenta.
• Pemeriksaan perineum dlkkn saat pemeriksaan pelvis o/
dr. Kebidanan
• Pemeriksaan Vagina
• Penonjolan & dilatasi servik, letak janin & hubungan
antara letak janin dan spina ischiadika harus
diperhatikan.
• perawatan di RS jk ada perdarahan pervaginam, uterus
yang peka, nyeri perut, nyeri atau kejang, adanya
hipovolemia, perubahan-perubahan atau tidak adanya
DJJ, atau keluarnya cairan amnion
Perawatan definitif
• Semua pasien trauma pd wanita hamil dg Rh(-)→terapi
Rh-imunoglobulin, kcuali cederanya jauh dari uterus (ex.
cedera terbatas pd ekstremitas distal). Terapi
imunoglobulin harus diberikan dlm 72 jam setelah
trauma.
• Jk tjd perdarahan retroperitoneal masif pada trauma
tumpul yang disertai fraktur pelvis. Pengelolaan awal→
resusitasi dan menstabilkan ibu hamil
• Adanya 2 pasien (ibu dan janin) dan kemungkinan
terjadinya cedera bermacam-macam, diperlukan
kerjasama ahli bedah dan kebidanan.
SC Perimortem
• operasi sesaria perimortem pada ibu hamil
yang mengalami cedera dan henti jantung
akibat hipovolemia
• Sc perimortem dpt berhasil jika dilakukan dlm
4-5 menit setelah henti jantung
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
KDRT adalah penyebab trauma wanita tersering dalam
perkawinan dan kehamilan.

Termasuk indikator-indikator yang menyokong adanya KDRT :


• Cedera yang tidak sesuai dengan riwayat kejadian.
• Menurunnya rasa percaya diri, depresi, atau waham bunuh
diri.
• Menyakiti diri sendiri
• Seringnya berkunjung ke dokter atau ke UGD.
• Gejala yang menyokong penyalahgunaan zat.
• Menyatakan bahwa trauma akibat kesalahan diri sendiri.
• Pasangan memaksa mendampingi pada saat wawancara dan
pemeriksaan dan mempengaruhi pembicaraan

Anda mungkin juga menyukai