Buntu Hidung

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 43

BUNTU HIDUNG

Oleh :
Ida Bagus Putu Oka Mahendra

Pembimbing :
Prof.dr. Mulyardjo, Sp.THT
DEFINISI
“Buntu hidung adalah keadaan
dimana masuknya udara inspirasi
melalui hidung mengalami hambatan”
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Fungsi Hidung

Respirasi
Olfaktori

Drainage & ventilasi

Resonansi
PEMBAGIAN
Normal Blockage :
1. Nasal Cycle
2. Fungsi penghangatan udara oleh Konka
Abnormal Blockage :
1. Local : - kelainan anatomi
- Congenital : atresia choane
- Acquired : Trauma
- Infeksi (Rhinitis)
- Massa (Tumor, Polyp)
- Benda Asing
2. Sistemik : - Alergi (Rhinitis Alergi)
- Metabolik (Kehamilan)
- Obat-obatan.(Reserpine, Pil KB, Epinefrin, efedrin
NORMAL BLOCKAGE

1. Nasal Cycle
 Is the periodic alteration in nasal airflow
resistance between the two nasal cavity.
 Diregulasi oleh sistem saraf otonom.
 Unilateral.
 Terjadi pada 85 % manusia.
 Siklus terjadi ± setiap 1 – 4 jam
 Dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
satunya adalah posisi.
2. Fungsi penghangatan udara oleh Konka.
 Udara yang masuk ke paru dihangatkan di
hidung oleh konka nasalis.
 Pada lingkungan dengan suhu udara yang
dingin (ex: Pegunungan) konka akan
membesar untuk menghangatkan udara.
 Bilateral.
ABNORMAL BLOCKAGE
Atresia Choane
► Kelainan kongenital akibat kegagalan
pembelahan membran buconasal.
► Angka kejadian 1 bayi tiap 5000 – 8000
kelahiran hidup.
► Pria : Wanita = 1 : 2
► Unilateral/Bilateral
► Unilateral : keluhan saat anak lebih besar
► Bilateral : kegawat daruratan saat lahir →
sianosis (distress nafas)
► Diagnosa pasti dengan CT-Scan.
Atresia Koane Unilateral
Trauma
Trauma → fraktur tulang & tulang rawan
→ deviasi septum
Akibat trauma tergantung : - arah
- kekuatan
Gejala :
- Anamnesa ada trauma pada hidung
- Epistaxis
- Hematoma di kulit hidung
- Obstruksi hidung
- Hyp/Anosmia
- R.A : Septum nasi tidak lurus di tengah
Terapi :
- Reposisi
- Pada kasus berat → bedah
rekonstruksi

Trauma pada hidung dan kepala


RINITIS AKUT
DEFINISI
► Radang akut mukosa kavum nasi yang
ditandai adanya :
 Rhinorea
 Obstruksi nasi
 Bersin-bersin
 Malaise
 Demam
ETIOLOGI
► Virus
► Bakteri
 H. Influenza
 Pneumococcus
 Sterptococcus
PREDISPOSISI
1. Faktor luar : atmosfer,ventilasi,debu dan
gas
2. Faktor dalam : daya tahan tubuh dan
daya tahan lokal cavum nasi
3. Penyakit eksantema (morbili,variola,
scarlet fever)
PATOFISIOLOGI
Vasokonstriksi  vasodilatsi,oedem,
peningkatan aktivitas kelenjar seromucinus
 infiltrasi lekosit dan degenerasi epitel
 hidung buntu,sekret encer  infeksi
sekunder bakteri  sekret kental Purulent.
Toxin  masuk peredaran darah gejala
Umum.
Stadium resolusi  epitel dan mukosa
menjadi normal
GAMBARAN KLINIK

1. Stadium prodomal
Gejala: rasa panas dan kering pada
mucosa cavum nasi,bersin – bersin,hidung
buntu
2. Stadium akut
Gejala: bersin berkurang, obstruksi
Bertambah,sekret kental dan kuning,badan
tak
enak,sumer – sumer.
3. Stadium resolusi
Gejala:obstruksi berkurang,sekret mengering
TERAPI
1. LOKAL
Tetes hidung (sol.HCl efedrin 1%)
 melebarkan cavum nasi,
desinfeksi(asam)
2. UMUM
a. Hindari kedinginan
b. Simtomatik : Analgetik-antipiretik
RINITIS RINITIS RINITIS ALERGI
MEDIKAMENTOSA VASOMOTOR

Berhubungan dengan Berhubungan dengan Alergen


obat suhu dan kelembaban
udara
Obstruksi nasi (+++) Obstruksi nasi (++) Obstruksi nasi (+)
Bersin (+) Bersin (++) Bersin (+++)
Rhinore (+) Rhinore (++) Rhinore (+++)
Mukosa oedem, Mukosa oedem dan Mukosa pucat
hiperemi, hipertrofi hiperemi kebiruan
chonca
Terapi: Terapi: Terapi:
-hindari penyebab -Hindari penyebab -Hindari penyebab
-melonggarkan cavum -vasokonstriktor -Desensitisasi
nasi -caustik / choncotomi -simtomatis
POLYPOSUS NASI
ETIOLOGI & PATOFISIOLOGI
Etiologi :
Faktor radang kronis Berulang ulang
Faktor alergi ( bakterial alergi )

Patofisiologi :
Alergi bakteriil berulang2 → degenerasi mukosa +
periphlebitis + perilymphangitis → aliran kembali
cairan interstitial terhambat → edema→penonjolan
mukosa panjang + tangkai→polip
GEJALA
- Obstruksi nasi
- Rhinore
- Gejala lain akibat obstruksi nasi
PEMERIKSAAN
►Inspeksi : dorsum nasi tampak
lebar, hidung gepeng, frog face
deformity
►Rhinoskopi anterior : polip multiple
/ soliter, seroumucus/ fibro-
oedematus
►Rhinoskopi posterior : choanal polip
TERAPI
►EKSTIRPASI POLIP
►ETHMOIDECTOMI
POLIP BERASAL DARI SELULAE
ETMOIDALIS
►OPERASI CALDWELL LUE 
POLIP DARI SINUS MAKSILARIS
POLYPOSUS NASI
TUMOR
► Gejalaneoplasma pada hidung dan sinus
paranasalis tidak menonjol
► Gx : Obstruksi, epistaksis dan mukus yang
bersemu darah
Tumor

► Tumor jinak pada hidung & sinus paranasal


►Osteoma
►Ossifying fibroma (fibrous dysplasia)
►Papilloma
►Hemangioma
► Tumor ganas pada bagian luar hidung:
►Basal cell carcinoma (Rodent ulcer)
►Keratinizing Squamous Cell Carcinoma
►Melanoma maligna
Tumor
► Tumor ganas pada hidung & sinus paranasal
 Dari Epitel:
►Squamous Cell Carcinoma
►Adeno Carcinoma
57%
►Adeno Cystic Carcinoma 18%
►Undifferentiated Carcinoma
10%
 Dari Mesenkhim:
►OsteoSarcoma
►Chondro Sarcoma
►Lymphoma Maligna
BENDA ASING
BENDA ASING
► Mineral
 Kertas, Spon, Plastik
► Biji-bijian
 Kacang, Biji asam
► Binatang
 Pacet, Larva
PATOLOGI
Benda asing → masuk rongga hidung →
radang → sekret muko purulen dan bau
kadang bercampur darah atau bahkan
epitaksis
Bila Lama → granulasi  nekrosis
mukosa,nekrosis tukang rawan→ RINOLIT
ANAMNESA
(Umumnya pada anak-anak)
 Hidung buntu
 Hidung bau
 Ingus kental + Darah
 Unilateral
 Ada gerakan dalam hidung
(hewan)
PEMERIKSAAN

RINOSKOPI ANTERIOR
• Benda asing
• Mukosa hiperemi, mukopus, jaringan
granulasi
• Jika benda asing tidak tampak →
bersihkan sekret dan jaringan granulasi
TINDAKAN
►Keluarkan benda asing dengat kait
atau forceps.
►Penderita tak kooperatif  Anastesi
lokal atau general
►Jangan mendorong benda asing
kebelakang → masuk trakea
OBAT-OBATAN
► Reserpin
efek cholinergik.
► Estrogen dan Progestin (Pil KB)
menipiskan membran mukosa cavum nasi
► Epinefrin
Rebound efect akibat pemakaian sering
TERAPI

► Hindarkanfaktor penyebab
► Melonggarkan cavum nasi dengan cara :
 Conchotomi
 Caustik pinggir konka inferior.
KOMPLIKASI BUNTU HIDUNG
Komplikasi Buntu Hidung
Menyebabkan gangguan fungsi atau
kelainan pada hidung sendiri atau pada
organ lainnya.

Mata
Sinus paranasal
Rongga mulut
Telinga
Komplikasi Buntu Hidung
1. Akibat pada mata
Buntu hidung →duktus nasolakrimalis
terganggu→penyaluran air mata
terganggu→akumulasi air mata→epifora.
Komplikasi Buntu Hidung
2. Akibat pada hidung dan sinus paranasal
a. ganggguan resonansi suara
⋆Rinolalia klausa
⋆Rinolalia aperta
b. gangguan ventilasi dan drainase sinus-sinus
paranasal.
Buntu Hidung → Penutupan ostia → rongga
sinus dengan udara luar terganggu→
tekanan dalam rongga sinus↓ → vakum
sinus
c. gangguan pembauan ( anosmia/ hiposmia)
d. terjadi aproseksia nasalis
Komplikasi Buntu Hidung
3. Akibat pada mulut
► Buntu hidung  Nafas melalui mulut  Ludah menguap 
Mulut kering  Lama-lama terjadi pembusukan sisa
makanan  Mulut bau( fetor eks ore)

► dapat menimbulkan karang gigi karena pengendapan


mineral pada karang gigi

4. Akibat pada telinga


Pembuntuan muara tuba eustachius → oklusi tuba
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai