Materi 8 ETIKA DALAM KEGIATAN PRODUKSI
Materi 8 ETIKA DALAM KEGIATAN PRODUKSI
Materi 8 ETIKA DALAM KEGIATAN PRODUKSI
Ag
PENGERTIAN ETIKA PRODUKSI
Etika adalah seperangkat prinsip-prinsip dan nilai-
nilai yang menegaskan tentang benar dan salah.
Produksi adalah suatu kegiatan menambah nilai
guna barang dengan menggunakan sumberdaya
yang ada.
Jadi, Etika Produksi adalah seperangkat prinsip-
prinsip dan nilai-nilai yang menegaskan tentang
benar dan salahnya hal-hal yang dilakukan dalam
proses produksi atau dalam proses penambahan
nilai guna barang.
Secara filosofis,aktifitas produksi
meliputi:
Produk apa yang dibuat
Berapa kuantitas yang dibuat
Mengapa dibuat
Di mana harus dibuat
Kapan dibuat
Siapa yang membuat
Bagaimana memproduksi
Next…
Etika bisnis yang terkait dengan fungsi produksi
adalah etika yang berkaitan dengan upaya
memberikan solusi atas 7 permasalahan tersebut
secara mendasar. Dan solusinya berorientasi pada
pencapaian harmoni atau keseimbangan bagi
semua atau beberapa pihak yang berkepentingan
dengan masalah produksi ini. Pencapaian harmoni
tersebut tercermin pada keseimbangan
kepentingan bagi semua pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung.
PRODUK APA YANG DIBUAT?
Ada dua pertimbangan yang mendasari
pemilihan jenis dan macam produk yang
akan dibuat oleh perusahaan, yaitu:
1. Adanya kebutuhan dari masyarakat
(kebutuhan pokook dan kebutuhan
sekunder)
2.Ada manfaat positif bagi perusahaan
Kriteria penetapan barang yang
diproduksi:
Secara etis; tercermin pada pemenuhan nilai sosial dan
manfaat positif yang terdapat pada barang yang akan
diproduksi benar-benar dipenuhi. Dengan demikian, unsur
sosial yang melekat pada barang yang diproduksi harus
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. jika tidak, maka
secara etis hal itu tidak dibenarkan.
Secara ekonomi; tercermin pada benefit dan revenue yang
diterima oleh perusahaan sebagai konsekuensi logis dari
kegiatan bisnis yang dilakukan. Benefit dan revenue
sebagai alat memupuk eksistensi dan kelangsungan hidup
jangka panjang dan kemajuan perusahaan.
Next…
Kesimpulan: unsur sosial dan ekonomi secara
simultan akan menentukan perusahaan dalam
memilih jenis produk apa yang akan dibuat.
Dengan demikian, jenis produk yang dibuat oleh
perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
1. Barang atau jasa yang berfungsi secara ekonomi,
dan
2. Barang atau jasa yang berfungsi sosial.
JUMLAH YANG DIPRODUKSI?
Umumnya, banyak sedikitnya jumlah barang yang
diproduksi dilatarbelakangi oleh motif
keuntungan dan risiko. Kalau perusahaan
memproduksi terlalu banyak sesuai dengan
kemampuannya, maka risiko dan kerugian dapat
menjadi pertimbangan. Tetapi jika memproduksi
terlalu sedikit dibanding dengan kemampuannya,
maka keuntungan yang diharapkan akan menjadi
relatif kecil.
Next…
Pertimbangan tersebut, jika dirinci lebih lanjut akan tercermin
pada dua faktor besar, yaitu:
1. Faktor Intern
Sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan
Permodalan
SDM
Dan sumber daya ekonomi lainnya yang dikuasai
perusahaan
2. Faktor ekstern
Adanya jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat
Kebutuhan ekonomi
Market share yang dimasuki dan kuasai
Pembatasan hukum dan regulasi
Prinsip Penentuan Jumlah Produksi
Jumlah produksi bertitik tolak pada usaha dapat
memenuhi kebutuhan manusia atau masyarakat di
sekitar perusahaan
Dengan jumlah produksi tersebut dimaksudkan untuk
memenuhi kesejahteraan manusia
Bermaksud untuk memberikan dan meningkatkan
layanan terhadap masyarakat
Untuk memperoleh benefit dengan memenuhi
kebutuhan masyarakat
Efisiensi ke dalam dan ikut mendukung optimalisasi
alokasi sumber daya ekonomi secara adil dan merata.
ALASAN MEMPRODUKSI?
Alasan ekonomi
Alasan sosial dan kemanusiaan
Alasan politik
DI MANA DIPRODUKSI?
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi
perusahaan adalah:
1. Kemudahan memperoleh supplier bahan dan alat-alat
produksi
2. Murahnya sumber-sumber ekonomi yang tersedia di
lokasi terpilih
3. Akses ke pasar cukup efektif dan efisien
4. Terkalkulasi biaya keseluruhan yang paling murah yakni
biaya modal, tenaga kerja, alat-alat produksi dan bahan-
bahan lain.
5. Termasuk adanya biaya transport yang relatif murah,
baik dari sumber bahan baku maupun dari lokasi
perusahaan ke pasar.
Next…
Faktor-faktor tersebut, menurut pandangan etika
bisnis belum cukup. Masih harus dilihat bagaimana
pengaruh perusahaan di lokasi yang dipilih ini
terhadap lingkungannya, baik lingkungan fisik
maupun atas lingkungan sosialnya. Jika pertimbangan
lingkungan fisik dan sosial telah diantisipasi, berarti
telah memenuhi kriteria etika bisnis. Artinya
lingkungan fisik dan sosial tetap aman dan tidak
terganggu serta tidak memiliki dampak penurunan
atas kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan
atau lokasi perusahaan.
KAPAN MEMPRODUKSI?
Ada dua pedoman dalam menentukan kapan
memproduksi, yaitu:
1. Pertimbangan internal; terkait dengan bagaimana
kepentingan produsen sebagai perusahaan yang
melakukan kegiatan bisnis secara internal meraih
kemanfaatan secara optimal dengan memilih timing
dalam produksi. Aplikasi yang diterapkan adalah dengan
pendekatan orientasi biaya sumber-sumber ekonomi
yang cukup mendukung efisiensi perusahaan. Misal:
perusahaan melakukan produksi ketika sunber-sumber
ekonomi yang dibutuhkan cukup murah dan berlimpah
serta mudah diperolehnya.
Next…
2. Pertimbangan eksternal; berorientasi pada
kondisi pasar, di mana pada saat pasar sangat
membutuhkan produk yang akan dibuat. Jika
pasar cukup besar membutuhkan barang,
tentunya ini merupakan peluang yang
menguntungkan bagi perusahaan. Sebab
perusahaan memproduksi barang di mana
masyarakat membutuhkan, maka pasti barang ini
akan laku terjual.
PROSES PRODUKSI
Secara umum, manajemen proses dapat
diorientasikan pada manajemen proses yang
bertolak ukur efisiensi. Selain itu, proses
produksi dapat dinyatakan bernilai tinggi
manakala produk yang dihasilkan memiliki
kualitas tinggi. Dua ukuran yaitu efisiensi
dan mutu produk akhir menjadi acuan
umum dalam proses produksi.
Next…
Efisiensi yang dijadikan orientasi pertama dalam
kegiatan produksi, di mana salah satu tolak ukurnya
adalah minimalnya biaya yang dikorbankan tidak
berarti berorientasi pada minimalisasi biaya dengan
melakukan pengurangan hak-hak dasar dan minimal
dari kontribusi nilai produk dari para pemilik faktor-
faktor produksi.
Pada tahap proses produksi, setiap perusahaan pasti
mengharapkan sumber daya ekonomi dan sumber
daya lainnya yang dipergunakan berlangsung efektif
dan efisien.
TUJUAN PRODUKSI
Memperbanyak jumlah barang dan jasa.
Menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas tinggi.
Memenuhi kebutuhan sesuai dengan peradaban.
Mengganti barang-barang yang rusak atau habis.
Memenuhi pasar dalam negeri untuk perusahaan dan
rumah tangga.
Memenuhi pasar internasional.
Meningkatkan kemakmuran.
PENTINGNYA ETIKA PRODUKSI
Dalam proses produksi, sebuah produsen pada hakikatnya tentu
akan selalu berusaha untuk menekan biaya produksi dan
berusaha untuk mendapatkan laba sebanyak-banyaknya. Dalam
upaya produsen untuk memperoleh keuntungan, pasti mereka
akan melakukan banyak hal untuk memperolehnya. Termasuk
mereka bisa melakukan hal-hal yang mengancam keselamataan
konsumen. Padahal konsumen dan produsen bekerjasama.
Tanpa konsumen, produsen tidak akan berdaya. Seharusnyalah
produsen memberi perhatian dan menjaga konsumen sebagai
tanda terima kasih telah membeli barang atau menggunakan
jasa yang mereka tawarkan. Namun banyak produsen yang tidak
menjalankan hal ini. Produsen lebih mementingkan laba.
Seperti banyaknya kasus-kasus yang akhirnya mengancam
keselamatan konsumen karena dalam memproduksi, produsen
tidak memperhatikan hal-hal buruk yang mungkin terjadi pada
konsumen. Bahkan, konsumen ditipu, konsumen ditawarkan
hal-hal yang mereka butuhkan, tapi pada kenyataannya, mereka
tidak mendapat apa yang mereka butuhkan mereka tidak
memperoleh sesuai dengan apa yang ditawarkan.
Dalam Etika Bisnis Yang Perlu Kita
Perhatikan Adalah:
Nilai; nilai merupakan aturan main yang
dibuat pengusaha dan menjadi patokan dalam
berusaha.
Hak dan kewajiban; pengusaha yang
mengerti etika akan meminta haknya sebagai
pihak yang mendapat keuntungan dari hasil
usaha, namun ia juga memahami
kewajibannya. Misalnya menggaji karyawan,
membayar pajak dan sebagainya.
NEXT…
Peraturan moral; menjadi acuan tertulis yang sangat
penting bagi pengusaha ketika mengalami dilema atau
permasalahan, baik internal atau eksternal.
Hubungan Manusia; beberapa sikap pengusaha yang
menunjukkan sikap kepedulian terhadap hubungan
manusia sebagai berikut:
1. Menepati janji yang telah dibuat, misal: berjanji ikut
mengelola lingkungan hidup.
2. Saling membantu, misal: memperioritaskan perekrutan
karyawan dari masyarakat di sekitar perusahaan.
3. Menghargai orang lain, misa: memberikan gaji yang
layak kepada karyawan.
4. Menghargai milik orang lain, misal: hak cipta.
HAK PRODUSEN (PELAKU
USAHA/WIRAUSAHAWAN)
1. Hak menerima pembayaran yang sesuai dengan
kesepakatan mengenai kondisi dan nilai tukar barang
dan/atau jasa yang diperdagangkan.
2. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan
konsumen yang beritikad tidak baik.
3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya di
dalam penyelesaian hukum sengketa konsumen
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara
hukum bahwa kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh
barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
22
KEWAJIBAN PRODUSEN
1. Beritikad baik dalam kegiatan usahanya
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa serta memberikan
penjelasan, penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan
jujur serta tidak diskriminatif
4. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau
diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu dan/atau
jasa yang berlaku
5. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji
dan/atau mencoba barang dan/atau jasa yang dibuat dan/atau
yang diperdagangkan
6. Memberi kompensasi, ganti rugi, dan/atau penggantian atas
kerugian akibat penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan
barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
7. Memberi kompensasi ganti rugi dan/atau penggantian bila
barang dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak
sesuai dengan perjanjian.
PERBUATAN YANG DILARANG BAGI
PRODUSEN
Undang-undang no.8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen telah mengatur larangan
kepada produsen dalam menjalankan kegiatannya,
sebagai berikut:
1. Tidak memenuhi atau tidak sesuai standar yang
disyaratkan dari ketentuan perundang-undangan.
2. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih dan
jumlah dalam hitungan sebagaimana dinyatakan
dalam label atau etiket barang tersebut.
3. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan
dan jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang
sebenarnya.
NEXT…
4. Tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau
kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket
atau keterangan barang dan/atau jasa tersebut.
5. Tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses
pengelolaan, gaya, mode atau penggunaan tertentu
sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan
barang dan/atau jasa tersebut.
6. Tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label,
etiket, keterangan, iklan atau promosi barang dan/atau jasa
tersebut.
7. Tidak mencantumkan tanggal kadaluarsa atau jangka waktu
penggunaan yang paling baik atas barang tertentu.
8. Tidak mengikuti ketentuan produksi secara halal,
sebagaimana dinyatakan halal yang dicantumkan dalam
label.
NEXT…
9. Tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang
memuat nama barang, ukuran, berat bersih atau isi bersih,
komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, efek samping,
nama dan alamat produsen, serta keterangan lain untuk
penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang atau
dibuat
10. Tidak mencantumkan informasi dan/atau petunjuk
penggunaan barang dalam bahasa Indonesia sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
11. Memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas,
dan tercemar tanpa memberikan informasi yang lengkap.
12. Memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang
rusak, cacat atau bekas, dan tercemar, dan/atau tanpa
memberikan informasi secara lengkap.