DISPERSI KASAR. (KLPK 7)
DISPERSI KASAR. (KLPK 7)
DISPERSI KASAR. (KLPK 7)
(Suspensi &
Emulsi) Nurul fausia (19.154.AF)
Nurul fauziah fitri (19.155.AF)
Nurul jumaeni (19.156.AF)
Rahmadani safitri
(19.158.AF)
Riska alfianitasari
(19.159.AF)
Non Reguler
Reskiana D'19 (19.160.AF)
Grace
Akademi Farmasi Yamasi Makassar
Pengertian
Dispersi
Sistem Dispersi adalah
suatu sistem yang terdiri
dari satu atau lebih fase
terdispersi (diskontinyu)
didalam fase pendispersi
( kontinyu)
Berdasarkan ukuran partikel fase dispersi maka
sistem dispersi dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Dispersi Kasar
Ukuran partikel lebih besar lebih dari 0.5 µm
2. Dispersi koloid
Ukuran partikel 1 nm- 0.5µm
3. Dispersi molekuler
Ukuran partikel kurang 1 nm
Untuk tujuan farmasi kestabilan fisik dari suspensi bisa didefinisikan sebagai keadaan
dimana partikel tidak menggumpal dan tetap terdistribusi merata di selurub sistem
dispersi
Keterangan: 18 η0
v = kecepatan pengendapan akhir (cm/detik)
d2 = diameter partikel (cm)
ρs dan ρ0 = kerapatan dari fase terdispers dan media pendispers
g = percepatan gravitasi
η0 = viskositas dari medium pendispers (poise)
Lanjutan.....
Efek gerak brown
Untuk partikel yang memiliki diameter sekitar 2 sampai 5 µm ( bergantung pada densitas
partikel serta viskositas mediium pensuspensi) gerak brown meniadakan sedimentasi
hingga tingkat yang dapat dikur pada suhu kamar dengan menjaga bahan terdispersi
tetap berada dalam gerakan acak
Dapat diamati bahwa flokulat cenderung jatuh bersamaan dan menghasilkan bahasa
yang jelas antara sedimen dan cairan suoernatan
Menurut Hiestand kecepatan awal pengendapat partikel terflokulasj ditentukan oleh
ukuran flokulasi dan porositas massa teragregasi
Faktor yang mempengaruhi
kecepatan pengendapan :
1. Ukuran partikel terdispers
Tentukan pada praformulasi
Hindari ukuran partikel terlalu besar atau terlalu kecil
Ukuran partikel besar akan cepat mengendap dasar wadah.
Sedangkan ukuran partikel kecil akan mudah terbentuk caking pada dasar wadah.
2. Density pendispers/pembawa
Density pendispers pada suspensi dapat ditingkatkan dengan menambah:
Polyethylenglycol (PEG), Polyvinylpirolidone (PVP), gliserin, sorbitol, gula (saccharum album).
3. Viskositas pendispers/pembawa
Viskositas pada suspensi ditingkatkan dgn menambah Suspending Agent.
EVALUASI
SUSPENSI
F = M1 = ktn
M0
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STABILITAS EMULSI
1. Suhu :
a. Kelarutan emusifying agent distribusi fase
b. Degradasi
c. Perubahan komposisi, reologi
d. Deformasi dan reformasi struktur
2. Gravitasi
Centrifugasi dapat menyebabkan pemisahan fase
(FAKTOR EKSTERNAL)
PENERAPAN EMULSI DALAM BIDANG FARMASI
18 x 0,009
Diperoleh :
F = 30/100 = 0,30
Karena konstanta kecepatan k dinyatakan sebagai persentase, pelepasan fraksional, F 1 juga dinyatakan dalam stuan persentase
dalam persamaan (18-9), yaitu 49%, dengan mengambil In kedua sisi persamaan (18-9), kita peroleh
In F = In k + n In t
n = In F – In k = In 49 – In 3,155
In t In 240
n = 3,892-1,149 = 0,5
5,481
oleh sebab itu, dengan eksponen t = 0,5, persamaan (18-9) menjadi F=kt1/2 , yang merupakan suatu difusi hukum frek.
CONTOH SOAL TEORI EMULSIFIKASI
4.
10-6
Input kerja atau peningkatan energi bebas permukaan diperoleh dengan persamaan w = Y ow x ΔA, dan tegangan antarmuka Yo
w antara minyak mineral dan air adalah 57 dyne/cm (erg/ cm ).
2
Jadi,
W= 57 erg/cm2 x ( 6 x106 cm2 )