PPT Agama Islam Tatap Muka XI
PPT Agama Islam Tatap Muka XI
PPT Agama Islam Tatap Muka XI
TATAP MUKA IX
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Sub Pokok Bahasan
I. Pengertian Kerukunan antar Umat Beragama (PUKB)
II. Agama Merupakan Rahmat Tuhan bagi Manusia
III. Kebersamaan dalam Pluralitas Beragama berdasarkan Islam
IV. Agama sebagai Faktor Perekat dan Konflik antar Umat Beragama
V. Faktor Penghambat Kerukunan antar Umat Beragama dan Langkah
Pencegahannya
VI. Dampak Permusuhan antar Umat Beragama terhadap Masyarakat,
Bangsa dan Negara
VII. Islam Memberikan Pedoman dalam Membangun Kerukunan antar
Umat Beragama
I Pengertian Kerukunan antar Umat Beragama (PUKB)
A. Etimologi
Bahasa Arab, “Ruknun” jamaknya “Arkan” artinya dasar atau asas. Rukun Iman, dasar
keimanan. Rukun Islam, dasar Agama Islam. Rukun berarti juga “tasamuh” artinya
toleransi (Kamus Al-Munjid fi Lughah wal A’lam, 1986)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rukun artinya tiang, sendi atau asas. Bisa juga
bermakna toleran artinya menghargai atau menghormati (KBBI, WJS Poerwadarmita,
1990)
Bahas Inggris, “Harmony” atau “Concord” artinya selaras atau cocok (Kamus Inggris-
Indonesia Jhon M. Echol, 1975)
B. Terminologi
Sifat atau sikap menenggang berupa menghayati atau memperbolehkan suatu
pendirian, pendapat, kepercayaan atau yang lainnya yang berbeda dengan pendirian
kita (WJS Poerwadarmita, 1990)
1
Kondisi dan proses tercipta dan terpeliharanya pola-pola interaksi yang beragam antar
unit yang otonom (Ridwan Lubis, 2005)
Kehidupan bersama yang diwarnai oleh suasana yang harmonis dan damai, bersatu hati
dalam menghormati keyakinan masing-masing dan bekerjasama tanpa ada rasa
kecurigaan (Faisal Ismali, 2014)
Suatu sikap atau sifat dari seseorang yang membiarkan kebebasan kepada orang lain
serta memberikan kebenaran atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan atas hak
asasi manusia (Said Agil Husein Al-Munawwar, 2003)
Berbagai upaya keserasian dan keselarasan di internal para pemeluk agama, antar
pemeluk agama dan antar para pemeluk agama dengan pemerintah dengan saling
menghargai dan menghormati tugasnya masing-masing dalam rangka menciptakan
kehidupan beragama yang harmonis (Departemen Agama, 1997)
2
C. Kerukunan antar umat beragama dapat diwujudkan dengan 4 hal berikut ini:
1. Saling tenggang rasa dan saling menghormati antar umat beragama
2. Melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan dan agama masing-masing
3. Tidak merayu dan memaksa seseorang untuk pindah agama atau memeluk agama
tertentu
4. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang sudah ditetapkan oleh negara
3
II Agama sebagai Rahmat Tuhan bagi Manusia
Berbagai agama yang dianut manusia di dunia sejak dahulu, menandakan bahwa
manusia membutuhkan agama dalam kehidupannya. Agama diyakini memberikan manfaat
bagi manusia. Berikut diantaranya manfaat agama bagi manusia:
1) Menuntun manusia untuk saling menghormati dan hidup rukun damai atas dasar
kesamaan sebagai makhluk Tuhan yang membutuhkan kasih sayang dan tidak saling
menyakiti bahkan menzalimi
2) Menuntun manusia pada kebenaran. Agama sangat diperlukan oleh manusia sebagai
sarana pengabdian dan penghambaan kepada Tuhan dalam rangka mencari
ketenangan pikiran dan jiwa
3) Menuntun manusia untuk berbuat baik. Dalam ajaran agama banyak mengandung
ajakan kepada umatnya untuk melakukan kebaikan, baik kebaikan untuk diri
manusianya sendiri dan keluarga maupun untuk berbuat baik kepada sesama manusia
lainnya baik yang seagama maupun pada umat agama lainnya
4) Memberikan kedaimaian, kebahagiaan dan keselamatan kepada manusia di dunia
4
Dalam Islam misalnya, agama ini diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk
menebar rahmat (cinta kasih) bagi alam semesta. Pesan kerahmatan dalam Islam benar-
benar tersebar dalam teks-teks Islam, baik dalam Al-Qur’an maupun Hadits
Kata rahmah, rahman, rahim dan derivasinya disebut berulang-ulang dalam jumlah yang
begitu besar. Jumlahnya lebih dari 90 ayat. Makna genuine kata itu adalah kasih sayang
atau cinta kasih. Dalam sebuah Hadits Qudsi, Allah menyatakan: “Ana ar-rahman. Ana ar-
rahim” (Aku sang Maha Sayang. Aku sang Maha Kasih; Quraish Sihab, 1992)
Sumber Islam paling otoritatif, AL-Qur’an dengan sangat tegas menyebutkan bahwa
agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah agama “rahmatan li al-alamin”,
yakni:
Sehingga ketika seseorang menjadi muslim, maka ia sedang memasuki sebuah pintu
perdamaian, pintu kasih sayang dan pintu keselamatan dari gangguan kejahatan
5
Fungsi kerahmatan ini dielaborasikan oleh Nabi Muhammad SAW dengan pernyataan
yang terang benderang “Inni bu’itstu li utammima makarim al-akhlaq” (Aku diutus Tuhan
untuk membentuk moralitas kemanusiaan yang luhur). Atas dasar inilah, Nabi Muhammad
SAW selalu menolak secara tegas cara-cara kekerasan, pemaksaan, diskriminatif dan
sekaligus Nabi Muhammad SAW tidak pernah melakukannya. Nabi Muhammad SAW
menegaskan misinya ini dengan mengatakan, “Aku tidak diutus sebagai pengutuk,
melainkan sebagai rahmat bagi semesta.”
غلِيْ َظ ال ْ َقل ِْبل َان ْ َف ُّض ْوا ِم ْن َ ت َف ّ ًظا َ ْ تل َُه ْم ۚ َول َْو كُن َ ْ َف ِب َما َر ْح َم ٍة ِ ّم َن الل ّ ٰ ِه لِن
ۚاستَ ْغ ِف ْر ل َُه ْم َو َشا ِو ْر ُه ْم ِفى الْا َ ْم ِر
ْ عن ْ ُه ْم َو َ اع ُف ْ َح ْولِ َك ۖ َف
“Maka disebabkan rahmat (kasih sayang) Tuhanlah, kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, niscaya mereka menjauhkan diri
dari sekitarmu, maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampunan bagi mereka dan
bermusyawaralah dengan mereka dalam segala urusan.” (Q. S. Ali-Imran 3:159)
6
Menurut Musdah Mulia (2018), bahwa ayat tersebut seyogianya menginspirasi setiap
muslim untuk melakukan langkah-langkah kemanusiaan yang tegas dalam menegakkan
keadilan yang menjadi esensi ajaran Islam. Yakni mewujudkan suatu tatanan kehidupan
manusia yang didasarkan pada pengakuan atas kesederajtan manusia di hadapan hukum
(al-musawah amama al-hukm), penghormatan atas martabat (hifdh al-’irdl), persaudaraan
(al-ukhuwwah), penegakan keadilan (iqamat al-’adl), pengakuan atas pikiran dan kehendak
orang lain, dialog secara santun, serta kerjasama saling mendukung untuk mewujudkan
kemaslahatan bersama antar umat manusia.
Karena itu, menurut Syaikhul Islam Muhmmad Tahir Al-Qudri (2014), bahwa Islam
memberikan keselamatan bagi seluruh manusia, tercermin dalam ketiga hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Huraiah RA, Imam Ahmad Ibn Hambal dan Imam Al-Thobroni,
bahwa manusia terbaik adalah yang manusia lainnya aman dan lisan dan tangannya. Al-
Muslim Man Saliman Nas min Lisanihi wa Yadihi. Itulah sejatinya manfaat agama bagi
manusia, yakni memberikan kedamaian, kebahagiaan dan keselematan untuk manusia di
dunia.
7
III Kebersamaan dalam Pluralitas Beragama berdasarkan Islam
Pluralisme berasal dari kata plural dan isme, plural yang berarti banyak (jamak),
sedangkan isme berarti paham. Jadi pluralism adalah suatu paham atau teori yang
menganggap bahwa realitas itu terdiri dari banyak substansi (M. Dahlan, 1994)
Pluralisme adalah upaya membangun tidak saja kesadaran bersifat teologis tetapi juga
kesadaran sosial. Hal itu berimplikasi pada kesadaran bahwa manusia hidup di tengah
masyarakat yang plural dari segi agama, budaya, etnis, dan berbagai keragaman sosial
lainnya. Karena dalam pluralisme mengandung konsep teologis dan konsep sosiologis
(Muh. Shofan, 2011)
9
َ َ ِ ُّ ِ َ
اس ََّ نتتُك ِْر ُه الَن ّـ
َ أ ف
َ أ ۚ ا يع م ج
ً َ ْ ُ مه ـ
ّ ُل ُ كض ْ آء َرُبّـُّ َك لَا ٰ َم َن َمن ِفى ال ْأ
ر َ َول َْو َش
٩٩ ين َ َحَتّـَّ ٰىيَك ُونُوا۟ ُم ْؤ ِم ِن
َ عل َى اَل ّـ َِّذ
ين ل َا س ج
َ َ ّْ الِر
ـِّ لُ ع ج ي
َ ْ ََ و ۚ ِ
الله نِ ذ
ْ إ
ِ ب
ِ َّ ـ
ّ ا
َل إ
ِ نَ مِ ؤْ ُ ت نسَ ان لِن َ ْف ٍ أ َ َ َو َما ك
١۰۰ُون َ ي َ ْع ِقل
“Dan jika Tuhanmu mengkehendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya, tetapi
apakah kamu hendak memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman ? Dan tidak
seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah dan Allah menimpakan azab kepada orang yang
tidak mengerti”
10
Fragmen toleransi konkrit kerukunan beragama telah dicontohkan Nabi Muhammad
1. Dengan kelompok nasrani, Raja Najasyi, penguasa Habasyah memperbolehkan Nabi
tinggal di Habasyah
2. Memperbolehkan orang-orang Nasrani Najran yang ingin mengadakan kebaktian
padahal Nabi masjid tersebut, secara bergantian
3. Dengan kelompok Yahudi, sejarah Nabi masuk kota Madinah yang penduduknya multi
agama dapat rukun dengan Orang Islam Muhajirin dan Anshor
4. Tokoh Yahudi bernama Mukhairiq waktu perang Uhud berpihak kepada Tentara Nabi
Muhammad (Islam) dan menyerahkan kekayaan kepada Nabi Muhammad dan
diwakafkan untuk kepentingan Islam
11
IV Agama sebagai Faktor Perekat dan Konflik antar Umat Beragama
Konflik merujuk pada hubungan antara individu dan atau kelompok yang sedang
bertikai, sedangkan perdamaian atau kerukunan merujuk pada hubungan baik antara
individu atau kelompok. Dalam kehidupan beragama sering terjadi friksi, konflik, pertikaian
antar umat beragama yang disebabkan oleh berbagai alasan yang bukan saja berkaitan
dengan persoalan doktrin agama, namun juga berkaitan dengan masalah di luar agama
seperti ekonomi, sosial, budaya dan politik
Dalam konteks ini, agama didorong sebagai faktor penentu asosiatif masyarakat atau
faktor pemersatu khususnya dalam menangani konflik antar umat beragama.
12
Namun demikian, betapapun agama difungsikan sebagai penguat kerukunan seperti
yang dikemukakan Husmiyati Hasyim (2011). Agama menurut Hans Kung (1986) dapat pula
dijadikan sebagai dasar atas sebuah aksi kerusuhan.
Pandangan ini senada dikatakan oleh Kurtz (1995), selain sebagai media penguat
harmoni, agama sering juga dijadikan sebagai legitimasi konflik yang banyak kasus
seringkali dipicu oleh meningkatknya gesekan atau interaksi antar kelompok masyarakat
terutama kelompok agama yang berbeda.
Karena itu, intisari ajaran agama yang mengajarkan nilai-nilai kedamaian, keadilan dan
kemanusiaan akan dapat menjadikan agama sebagai perekat konflik antar umat beragama.
Agama semestinya tidak menimbulkan kekerasan atau pertentangan di antar sesama
manusia apabila kita sebagai sesama manusia benar-benar memahami fungsi agama secara
baik.
13
Menurut Husmiyati Hasyim (2011), fungsi agama dalam konteks kerukunan antar umat beragama
adalah:
1) Untuk mengatasi persoalan yang timbul dalam masyarakat yang tidak dapat dipecahkan secara
empiris karena keterbatasan manusia
2) Mendorong manusia untuk saling tolong menolong, hormat menghormati harkat dan martabat
manusia sebagai sama-sama makhluk Tuhan dan sebagai makhluk sosial
3) Agama adalah jalan untuk mengenal hakikat Tuhan dan untuk memenuhi ekspresi rasa kesucian
manusia yang tidak dapat disalurkan melalui akal fikiran atau filsafat
4) Agama sebagai sumber nilai yang paling luhur dalam rujukan setiap umat manusia dalam
kehidupannya
Wujud agama sebagai faktor perekat kerukunan beragama dengan membangun persatuan
melalui persaudaraan:
1. Persaudaraan sesama Muslim, tidak boleh saling mencaci atau menghina (Q.S Hujurat: 10)
2. Persaudaraan dengan non muslim, karena setiap manusia dari yang Satu (Q.S Hujurat: 13)
3. Memberikan hak untuk hidup aman dan damai, memahami identitas masing-masing, saling
tolong menolong demi kepentingan bersama
4. Memperlakukan dengan baik, saling menghargai, menghormati dan membangun komunikasi
yang beradab serta elegan seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad
14
V Faktor Penghambat Kerukunan antar Umat Beragama dan Langkah
Pencegahannya
Dalam upaya mewujudkan kerukunan antar umat beragama, berbagai upaya dilakukan
oleh para pihak, namun masih saja ada hambatan dalam proses perjalanannya. Berikut
diantaranya faktor-faktor penghambatannya:
1) Sikap toleransi yang kurang. Salah satu penghambat penerapan kerukunan antar umat
beragama, yaitu sikap toleransi antar pemeluk agama yang kurang
2) Adanya campur tangan kepentingan politik. Kepentingan politik seseorang atau
kelompok tertentu bisa mempengaruhi hubungan antar umat beragama. Kekacauan
politik yang bisa mempengaruhi kerukunan beragama biasanya bersifat SARA dan
cenderung dibesar-besarkan, sehingga membuat agama yang tercatut menjadi gejolak
3) Sikap fanatisme, sikap ini menganggap ajaran agama orang lain lebih buruk atau tidak
benar daripada ajaran agama dirinya . (Setyadi Sulaiman, 2018)
4) Pendirian rumah ibadah sembarangan/tidak sesuai aturan, dapat memunculkan konflik
horizontal keagamaan antar umat beragama
5) Penyiaran agama yang tidak mempertimbangkan kondisi sosial dan budaya
masyarakat setempat. Ujaran penyiaran yang agitatif, kontroversial dan terlalu
menyinggung atau mengganggu pemahaman keagamaan umat lain
15
6) Penodaan agama oleh satu atau kelompok umat kepada agama lainnya. Ini merupakan
persoalan serius yang dapat membakar emosi umat beragama yang dinodai
7) Munculnya kegiatan aliran keagamaan sempalan. Maraknya aliran sempalan
keagamaan dengan ragam latar belakang memberikan kontribusi bagi potensi
gangguan atas kerukunan umat beragama
8) Kurangnya rasa persatuan yang berlandaskan pada kesamaan sebagai sama-sama
warga bangsa dan warga negara, akibat pandangan dan sikap fanatisme dalam
beragama
16
VI Dampak Permusuhan antar Umat Beragama terhadap Masyarakat Bangsa dan
Negara
Secara teologis dan konstitusional, meskipun setiap manusia dan warga negara
diberikan kebebasan untuk memeluk agamanya sesuai dengan keyakinannya masing-
masing, namun rasa dan realita permusuhan masih sering terjadi dan berdampak bagi
kerukunan antar umat beragama. Diantara dampaknya yaitu:
1) Tercerai berainya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa
Secara lebih luas lagi, putusnya jalinan silaturahmi akan secara langsung memberikan
pengaruh pada persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam masyarakat majemuk,
persatuan dan kesatuan merupakan modal utama untuk dapat mencapai cita-cita
bangsa
2) Ujaran kebencian semakin merajalela
Konflik selalu menimbulkan dampak kebencian terhadap semua pihak yang terlibat,
apalagi dengan perang ujaran kebencian. Pihak yang tidak terlibat langsung, akan ikut-
ikutan menyerang yang menjadi sasarannya. Jika ujaran kebencian sudah tidak bisa
dibendung, maka berpotensi terjadinya kerusuhan
17
3) Lumpuhnya perekonomian
Akibat yang lebih luas dari konflik agama setelah kerusuhan, akan menyebabkan
perekonomian di wilayah konflik menjadi lumpuh. Rasa tidak aman akan membuat
orang enggan beraktifitas di luar rumah. Pasar, pertokoan pusat perbelanjaan akan
memilih menutup usahanya daripada menerima resiko sebagai target penjarahan.
Kondisi ini membuat kegiatan ekonomi di wilayah konflik akan mati total. Akibatnya
masyarakat akan kesulitan mencari sumber penghidupan
4) Kehancuran suatu negara
Betapa akibat konflik agama dalam masyarakat majemuk dapat menjadi sebuah bom
yang tinggal menunggu waktu dapat meledak dan menghancurkan sebuah negara.
Sebut saja Yugoslavia yang hanya tinggal menyisakan sejarah akibat konflik agama yang
tak terselesaikan. Tentunya contoh ini dapat menjadi pembelajaran untuk ikut serta
dalam meminimalisir timbulnya konflik agama
18
VII Islam Memberikan Pedoman dalam Membangun Kerukunan antar Umat
Beragama
A. Ukhuwah Insaniyah
Prinsipnya bahwa semua umat manusia itu adalah makhluk Tuhan. Allah tidak
menetapkan manusia sebagai satu umat (ummatan wahidah), meskipun Allah bisa
melakukan itu (Q. S. Al-Maidah:48).
Seorang muslik wajib memperlakukan manusia lainnya dengan rasa hormat sesuai
dengan tuntunan Islam. Islam memerintahkan umatnya untuk saling menghormati dan
menyayangi manusia, apapun keyakinan mereka
1. Hak saling memahami identitas
2. Saling tolong menolong
3. Membangun komunikasi yang beradab dengan
• Qaulun karim: perkataaan yang tidak memojokan
• Qaulun ma’ruf: perkataan yang baik
• Qaulun Maisur: perkataan yang santun, lembut
• Qaulun Layyin: perkataan dalam bentuk ajakan, saran himbauan tanpa
menghilangkan ketegasan dan kebenaran
19
B. Ukhuwah Islamiyah
Allah menempatkan Ukhuwah Islamiyah sebagai poin penting dalam kehidupan
seorang muslim.
ح ْوا بَيْ َنا َ َخ َويْك ُْم َواتَّ ُقوا الل ّ ٰ َه ل ََعلَّك ُْم تُ ْر َح ُم ْو َن
ُ ِاِن ّ ََما ال ُْم ْؤ ِمن ُ ْو َناِ ْخ َوةٌ َفا َ ْصل
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antar kedua
saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
Seorang muslim wajib memperlakukan sesama muslim lainnya sebagai sesama saudara
seagama Islam. Persaudaran seorang muslim kepada muslim lainnya ibarat menyatunya
seluruh anggota tubuh di badan. Jika salah satu ada anggota tubuh yang sakit, maka
anggota tubuh lainnya akan merasakan sakit.
C. Ukhuwah Wathaniyah
Adalah persaudaraan dalam keturunan kebangsaan dalam sebuah negara dan
hubungannya dengan negara/pemerintah. Persaudaraan tipe ini dikembangkan Rasulullah
SAW di kota Madinah melalui perjanjinya tertulis yang kemudian dikenal dengan Piagam
Madinah (Husmiyati Hasyim, 2001). Rasulullah melakukan perjanjian dengan suku-suku
ternama Yahudi di Madinah seperti Bani Nazir, Bani Quraizah dan Bani Qainuka. Rasulullah
melindungi mereka dalam suatu wilayah bersama. 20
Referensi
Al-Qur’an al-Karim Syamil. 2006. Bandung: Kiaracondong
Al-Qudri, Syaikh Muhammad Tahir. Fatwa tentang Terorisme dan Bom Bunuh Diri. 2014.
Jakarta: Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam
Al-Munawwar, Said Agil Husein. Fiqih Hubungan antar Agama. 2003. Jakarta: Ciputat
Press
Departemen Agama RI. Bingkai Teologi Kerukunan terhadap Umat Beragama di
Indonesia. 1997. Jakarta: Balitbang
Dahlan, M. Kamus Ilmiah Populer. 1994. Surabaya: Arkola
Echol, M. John dan Hasan Shadiliy. Kamus Inggris-Indonesia. 2005. Jakarta: Gramedia
Hayim, Husmiati. Dimensi Sosial Islam. 2011. Ciputat: Gaung Persada Press
Ismail, Faisal. Dinamika Kerukunan antar Umat Beragama. 2014. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Kung, Hans. Christianity and World Religion. 1986. New York: Doubleday
Kurtz, Lester. R. God in the Global Village: The World Religions in Sociological
Perspective. 1995. Thousand Oaks: Pine Forge Press
Lubis, Ridwan. Cetak Biru Peran Agama. 2002. Jakarta: Puslitbang
Ma’luf, Louis. Al-Munjid fil Lughah wal A’lam. 1986. Beirut: Dar Al-Masyriq
Mulia, Musdah. Konsep Rahmatan lil A’lamin. 2018. Jakarta: ICRP
Shihab, Quraish. Membumikan Al-Qur’an. 1992. Bandung: Mizan
Shofan, Muh. Pluralisme Menyelamatkan Agama. 2011. Yogyakarta: Samudera Biru
Sulaiman, Setyadi. Agama, Kekerasan dan Terorisme dalam Buku Islam dan Transformasi
Indonesia. 2019. Jakarta: Penjuru Ilmu Sejati