La Rutan
La Rutan
La Rutan
1
Definisi
Menurut F.I. IV :
Sediaan larutan adalah sediaan cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut, terdispersi secara molekuler
dalam pelarut yang sesuai atau campuran
pelarut yang saling campur.
- Zat pelarut disebut solvent.
- Zat yang terlarut disebut solute.
2
Penggolongan Sediaan Cair (Liquid)
Berdasarkan Sistem Dispersi :
1. Larutan
Sistem 1 fase, dispersi dalam bentuk molekuler
2. Suspensi
Sistem 2 fase yaitu fase padat yang tidak larut
terdispersi dalam fase cair
3. Emulsi
Sistem 2 fase yaitu fase minyak dan fase air yang tidak
saling campur
3
Penggunaan Sediaan Larutan:
1. Oral
=> Contoh: syrup, elixir
2. Injeksi
=> Contoh: Ranitidine injeksi
3. Topikal
=> Contoh: larutan PK, tetes mata dll
KARAKTERISTIK SEDIAAN LARUTAN:
- Jernih/transparan
- Kadar bahan aktif sesuai kebutuhan
- Warna, bau, rasa enak/menarik
- Mempunyai kekentalan yang cukup
- Bahan obat yang stabilitas/kelarutannya
dipengaruhi pH (rentang pH sempit) -> di
tambahkan dapar pada pH tertentu
- Bebas dari kontaminasi mikroba
Kelebihan Sediaan Larutan:
03/17/21
JENIS PELARUT PADA SEDIAAN LARUTAN:
1. AQUEOUS SOLUTIONS
Sediaan larutan dengan pembawa air (Aquadest)
2. NON AQUAEOUS SOLUTIONS
Sediaan larutan dengan pembawa selain air:
- alkohol, gliserol, propilen glikol
- minyak-minyak nabati (Ol. Olive, Ol. Sesami dll)
- Paraffin cair
- Isopropil miristat & isopropil palmitat
(untuk obat luar)
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
STABILITAS SEDIAAN LARUTAN:
POLARITAS
PEMBENTUKAN
CO-SOLVENCY
KOMPLEKS
KELARUTAN
SALTING IN KELARUTAN
03/17/21
1. Polaritas
- Kelarutan suatu zat memenuhi aturan ”like
dissolves like” artinya solute yang polar akan
larut dalam solvent yang polar, solute yang non
polar akan larut dalam solvent yang bersifat
non polar.
- Garam-garam anorganik larut dalam air.
- Alkaloid basa larut dalam kloroform.
03/17/21
2. Co-solvency
03/17/21
3. KELARUTAN
2 Mudah larut 1 - 10
3 Larut 10 - 30
Lebih dari
7 Praktis tidak larut
10.000
03/17/21
Kelarutan suatu zat tergantung 2 faktor :
1. Luasnya permukaan, dan
2. Kecepatan difusi.
Umumnya zat dg molekul besar (As. Sitrat) kecepatan
larut lebih kecil dibanding dg molekul yg kecil (Kalium
Iodidum).
03/17/21
Konsentrasi Larutan
03/17/21
4. TEMPERATUR
03/17/21
5. Salting Out
Contoh :
Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila ke
dalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
Disini kelarutan NaCl dalam air lebih besar dibanding
kelarutan minyak atsiri dalam air, maka minyak atsiri
akan memisah.
03/17/21
6. Salting In
- Contoh :
riboflavin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
larutan yang mengandung nicotinamidum karena
terjadi penggaraman riboflavin + basa NH4.
03/17/21
7. Pembentukan Kompleks
Contoh :
Iodium larut dalam KI atau NaI jenuh.
KI + I2 KI3
HgI2 + 2 KI K2HgI4
03/17/21
Kecepatan kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh :
- Pengadukan
03/17/21
Sediaan Larutan
SIRUP
GUTTAE POTIONES
LAR.ORAL
POTIO
ELIXIR
EFFERVESCENT
SATURATIO NETRALISASI
03/17/21
Potiones (Obat Minum)
- Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian
oral, mengandung satu atau lebih zat
dengan atau tanpa bahan pengaroma,
pemanis, atau pewarna yang larut dalam air
atau berbentuk emulsi atau suspensi.
03/17/21
Guttae (drop)
LAR. TOPIKAL
EPITHEMA
INHALATIONES
OBAT KOMPRES
03/17/21
Collyrium
Catatan :
Pada etiket harus tertera : Masa penggunaan setelah tutup
dibuka dan ”obat cuci mata”.
03/17/21
Guttae ophthalmicae
03/17/21
Litus Oris
03/17/21
Guttae Nasales
03/17/21
Inhalationes
03/17/21
Epithema/Obat Kompres
03/17/21
Cara melarutkan zat :
03/17/21
6. Zat-zat yang mudah menguap bila dipanasi, larut
kan dalam botol tertutup & dipanaskan serendah-
rendahnya sambil digoyang-goyangkan;
7. Obat-obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk
meyakini apakah larut semua, dilakukan dalam tabung
reaksi lalu kemudian dibilas;
8. Pemanasan hanya diperlukan untuk mempercepat larutnya
suatu zat, bukan untuk menambah kelarutan
sebab bila keadaan dingin, akan terjadi endapan.
Hal ini perlu dipperhatikan.
03/17/21
Cara Penyaringan
Alasan : Cairan yang diserahkan pada pasien harus
jernih, kalau ada kotoran harus disaring.
03/17/21
FORMULASI
SEDIAAN LARUTAN
Definisi
Formulasi Suatu proses mengubah
obat dengan bantuan eksipien menjadi
suatu bentuk sediaan.
Obat + Eksipien + Metode pembuatan
bentuk sediaan
39
Definisi
Sediaan larutan : Sistem 1 fase, bahan
aktif larut dalam pelarut.
Contoh :
- Sediaan larutan oral : syrup, elixir,
guttae (drops)
- Sediaan larutan topikal : Gargarisma/obat
kumur, tetes mata, tetes hidung.
40
FORMULASI SEDIAAN FARMASI:
Harus memperhatikan/memenuhi aspek-aspek
farmasetik agar diperoleh sediaan yang bermutu
(berkualitas)
Pembuatan sediaan
Pemberian & evaluasi sediaan
label/etiket 42
1. Penentuan dosis, takaran terkecil, dan
kemasan
- Lihat dosis lazim zat aktif, referensi :
buku
IONI ( Informatorium Obat Nasional
Indonesia )
- Contoh dosis lazim paracetamol :
0 bulan - 1 tahun : 60 mg 3x sehari
1 tahun - 5 tahun : 120 mg 3x sehari
5 tahun – 12 tahun : 240 mg 3x sehari
Contoh soal :
1. Akan dibuat sediaan paracetamol syr dengan
kandungan 120mg/5ml, tentukan takaran dosisnya !
Jawab :
Maka dosis paracetamol syr :
= 60mg x 5 ml = 2,5 ml
120mg
= 120mg x 5 ml = 5 ml
120mg
= 240mg x 5 ml = 10 ml
120mg
0 bulan - 1 tahun : 2,5 ml 3x sehari
1 tahun - 5 tahun : 5 ml 3x sehari
5 tahun – 12 tahun : 10 ml 3x sehari
- Jumlah eksipien
Referensi : Handbook of Pharmaceutical
Excipient (HOPE)
Misalnya :
- Propilen glikol sebagai
pelarut jumlahnya
antara 10% -25 %
- Asam benzoat sbg
pengawet 0,1%
- Kemasan
- Disesuaikan dengan bentuk sediaan &
volume
- Sediaan cair => botol kaca/plastik
- Volume => 30 ml, 60 ml, 100 ml
2. Penentuan rancangan spesifikasi sediaan
Contoh utk syrup paracetamol :
•Bentuk sediaan : Syrup
•Kadar bahan aktif : 120 mg/5 ml
•Warna : orange
•Bau : Jeruk
•Rasa : Manis
•Volume : 60 ml
3. Penyusunan formula
Contoh formula sediaan syrup :
R/ Paracetamol 120 mg/5ml
Propilen glikol 10 ml
Gliserin 6ml
Sirup simplex 20 %
Asam benzoat 0,1%
Pewarna q.s
Essence q.s
Aquadest ad 60ml
4. Pembuatan sediaan & evaluasi sediaan
Metode pembuatan :
-Metode pelarutan dengan pemanasan
=> Untuk zat aktif yang tahan panas &
mudah
larut dengan pemanasan.
-Metode pengadukan tanpa pemanasan
=> Untuk zat aktif yang tidak tahan panas
&
dapat larut tanpa pemanasan
- Evaluasi sediaan larutan
- Uji Organoleptis
- Uji pH
- Uji Kejernihan
- Uji Bobot Jenis
- Uji Viskositas
- Volume terpindahkan
- Identifikasi bahan aktif
- Penetapan kadar zat aktif
5. Pemberian label/etiket
- Label
Sesuaikan dengan data farmakologi =>
dosis,
efek samping, kontra indikasi, cara
pemberian
dll.
- Etiket
=> sediaan topikal : etiket warna biru
=> sediaan oral/sistemik : etiket warna putih