PP No 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian mengatur penyelenggaraan kegiatan kenavigasian untuk menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran serta mendorong kelancaran perekonomian. PP ini membahas tentang alur dan perlintasan, sarana bantu navigasi-pelayaran, telekomunikasi-pelayaran, pelayanan meteorologi, dan sanksi administratif. PP ini merupakan pengaturan lebih lanjut dari beberapa pasal UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
52 tayangan24 halaman
PP No 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian mengatur penyelenggaraan kegiatan kenavigasian untuk menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran serta mendorong kelancaran perekonomian. PP ini membahas tentang alur dan perlintasan, sarana bantu navigasi-pelayaran, telekomunikasi-pelayaran, pelayanan meteorologi, dan sanksi administratif. PP ini merupakan pengaturan lebih lanjut dari beberapa pasal UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
PP No 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian mengatur penyelenggaraan kegiatan kenavigasian untuk menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran serta mendorong kelancaran perekonomian. PP ini membahas tentang alur dan perlintasan, sarana bantu navigasi-pelayaran, telekomunikasi-pelayaran, pelayanan meteorologi, dan sanksi administratif. PP ini merupakan pengaturan lebih lanjut dari beberapa pasal UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
PP No 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian mengatur penyelenggaraan kegiatan kenavigasian untuk menjamin keamanan dan keselamatan pelayaran serta mendorong kelancaran perekonomian. PP ini membahas tentang alur dan perlintasan, sarana bantu navigasi-pelayaran, telekomunikasi-pelayaran, pelayanan meteorologi, dan sanksi administratif. PP ini merupakan pengaturan lebih lanjut dari beberapa pasal UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
Unduh sebagai PPT, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 24
PP NO 5 TAHUN 2010
TENTANG KENAVIGASIAN (TGL 6 JANUARI 2010)
DIREKTORAT KENAVIGASIAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT TAHUN 2009 BAB I : KETENTUAN UMUM BAB II : ALUR DAN PERLINTASAN BAB III : SBNP BAB IV : FASILITAS ALUR-PELAYARAN DI SUNGAI DAN DANAU BAB V : TELEKOMUNIKASI-PELAYARAN BAB VI : PELAYANAN METEOROLOGI BAB VII : BANGUNAN ATAU INSTALASI DI PERAIRAN BAB VIII : PENGERUKAN DAN REKLAMASI BAB IX : PEMANDUAN BAB X : KERANGKA KAPAL BAB XI : SALVAGE DAN PEKERJAAN BAWAH AIR BAB XII : SISTEM INFORMASI KENAVIGASIAN BAB XIII : PETUGAS SBNP DAN TP BAB XIV : SANKSI ADMINISTRATIF BAB XV : KETENTUAN PENUTUP
2 SUBSTANSI UU 17/2008 YANG MENGAMANATKAN PENGATURAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH
1. PASAL 177 : KETENTUAN LEBIH LANJUT
MENGENAI PENYELENGGARAAN SBNP DIATUR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH 2. PASAL 183 (2) : KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI PELAYANAN KOMUNIKASI MARABAHAYA, KOMUNIKASI SEGERA, DAN KESELAMATAN SERTA SIARAN TANDA WAKTU STANDAR DIATUR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH 3. PASAL 184 : KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI- PELAYARAN DIATUR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH SUBSTANSI UU 17/2008 YANG MENGAMANATKAN PENGATURAN DALAM PERATURAN PEMERINTAH
4. PASAL 186 (2) : KETENTUAN LEBIH
LANJUT MENGENAI PELAYANAN METEOROLOGI DIATUR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH 5. PASAL 196 : KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI TATA CARA DAN PERSYARATAN PENETAPAN ALUR DAN PERLINTASAN DIATUR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH 6. PASAL 206 (2) : KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI TATA CARA DAN PROSEDUR PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF DIATUR DENGAN PERATURAN PEMERINTAH SUBSTANSI PP NO 5 TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN
BAB I KETENTUAN UMUM (30 DEFINISI) Psl 1
Kenavigasian diselenggarakan untuk menjamin keamanan
dan keselamatan pelayaran, mendorong kelancaran kegiatan perekonomian, menandai batas wilayah dalam rangka menjaga kedaulatan, memantapkan pertahanan dan keamanan negara, serta memperkukuh persatuan kesatuan bangsa dalam kerangka wawasan nusantara Psl 3 SUBSTANSI PP NO 5 TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN Pasal 5 : (1) Penyelenggaraan kegiatan kenavigasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilakukan oleh Menteri.
(2)Menteri dalam menyelenggarakan kegiatan kenavigasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membentuk distrik navigasi.
(3)Distrik navigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berfungsi: a. melaksanakan kegiatan kenavigasian; dan b. melakukan pembinaan dan pengawasan sebagian penyelenggaraan kenavigasian yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah lainnya dan badan usaha. SUBSTANSI PP NO 5 TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN BAB II ALUR DAN PERLINTASAN Psl 6 - 18 (mengatur ttg alur-pelayaran di laut, alur-pelayaran sungai dan danau, dan kewajiban dalam melintasi alur- pelayaran) BAB III Psl 19 – 44 SARANA BANTU NAVIGASI-PELAYARAN (mengatur ttg jenis dan fungsi, persyaratan dan standar SBNP, penyelenggaraan SBNP, zona keamanan dan keselamatan SBNP, kerusakan dan hambatan, dan biaya pemanfaatan SBNP) SUBSTANSI PP NO 5 TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN BAB IV FASILITAS ALUR DAN PERLINTASAN DI SUNGAI DAN DANAU Psl 45 - 50 (mengatur ttg alur-pelayaran sungai dan danau wajib dilengkapi dgn fasilitas alur-pelayaran) BAB V TELEKOMUNIKASI-PELAYARAN Psl 51 – 84 (mengatur ttg sarana,jenis dan fungsi, persyaratan dan standar peralatan Telkompel, penyelenggaraan Telkompel, zona keamanan dan keselamatan Telkompel, kerusakan dan hambatan, dan biaya pemanfaatan Telkompel) SUBSTANSI PP NO 5 TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN BAB VI PELAYANAN METEOROLOGI Psl 85 – 91 (mengatur ttg informasi cuaca pelayaran, cuaca pelabuhan, dan cuaca khusus yang dilaksanakan oleh stasiun meteorologi perairan) BAB VII BANGUNAN ATAU INSTALASI DI PERAIRAN Psl 92-97 (mengatur ttg persyaratan pendirian dan/atau perubahan bangunan atau instalasi di perairan) BAB VIII PENGERUKAN DAN REKLAMASI Psl 98-107 (mengatur tentang pengerukan dan reklamasi) SUBSTANSI PP NO 5 TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN BAB IX PEMANDUAN Psl 108 – 118 (mengatur ttg penetapan perairan wajib pandu dan perairan pandu luar biasa) BAB X KERANGKA KAPAL Psl 119 - 125 (mengatur ttg kewajiban pemilik kapal untuk mengangkat kapal di perairan Indonesia) BAB XI SALVAGE DAN PEKERJAAN BAWAH AIR Psl 126-130 (mengatur tentang salvage dan pekerjaan bawah air) SUBSTANSI PP NO 5 TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN BAB XII SISTEM INFORMASI KENAVIGASIAN Psl 131 – 133 (mengatur ttg jaringan sistem informasi kenavigasian dengan teknologi satelit yang memuat data-data terkini tentang kenavigasian)
BAB XIII PETUGAS SBNP DAN TELKOMPEL Psl 134 - 136 (mengatur ttg persyaratan petugas SBNP dan Telkompel) SUBSTANSI PP NO 5 TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN
BAB XIV SANKSI ADMINISTRATIF Psl 137-139 (mengatur tentang sanksi terhadap badan usaha, pemilik dan/atau operator kapal yang tidak melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, dan sanksi terhadap nakhoda yang tidak melaporkan semua informasi) BAB XV PENUTUP Psl 131 – 133 PERBANDINGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 81 TAHUN 2000 TENTANG KENAVIGASIAN DENGAN PERATURAN PEMERINTAH NO 5/2010 TTG KENAVIGASIAN
URAIAN PP 81 TAHUN 2000 PP NO 5 TAHUN 2010
Jumlah BAB 7 (tujuh) 15 (lima belas) Jumlah Pasal 51 (lima puluh satu) 142 (seratus empat puluh dua) PERBANDINGAN SISTEMATIKA ANTARA PP NO 81/2000 DAN PP NO 5 TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN
PP NO 81/2000 TTG No KENAVIGASIAN PP NO 5 TAHUN 2010 TTG KETERANGAN KENAVIGASIAN 1 BAB I BAB I PENAMBAHAN DEFINISI : KETENTUAN UMUM KETENTUAN UMUM 1.DINAS BERGERAK PELAYARAN (20 DEFINISI) (30 DEFINISI) 2.KUASA PERHITUNGAN (Psl 1-5) 3.PELAYANAN METEOROLOGI 4.ALUR DAN PERLINTASAN 5.ALKI 6.ZONA KEAMANAN DAN KESELAMATAN 7.REKLAMASI 8. KAPAL NEGARA 9. PEMERINTAH PUSAT 10. PEMERINTAH DAERAH. PERBANDINGAN SISTEMATIKA ANTARA PP NO 81/2000 DAN PP NO 5 TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN PP NO 81/2000 TTG No KENAVIGASIAN PP NO 5 TAHUN 2010 TTG KETERANGAN KENAVIGASIAN
2. BAB II BAB II -Mengatur ttg :
SBNP DAN ALUR dan PERLINTASAN 1. Alur-pelayaran di laut TELKOMPEL (PSL 6-18) 2.Alur-pelayaran sungai dan danau (2 BAGIAN) 3.Kewajiban dalam melintasi alur pelayaran.
3. BAB III BAB III BAB SBNP DAN TELKOMPEL DIPISAH MENJADI ALUR DAN SARANA BANTU NAVIGASI- MASING-MASING BAB. PERLINTASAN PELAYARAN BAB SBNP TERDIRI DARI (3 BAGIAN) (7 BAGIAN) Umum (Psl 19-20): (Psl 19-44) JENIS DAN FUNGSI (Psl 21-24): PERSYARATAN DAN STANDAR SBNP(Psl 25-27) PENYELENGGARAAN SBNP (Psl 28-37) ZONA KEAMANAN DAN KESELAMATAN SBNP (Psl 38-40) KERUSAKAN DAN HAMBATAN (Psl 41-43); dan BIAYA PEMANFAATAN SBNP (Psl 44) PERBANDINGAN SISTEMATIKA ANTARA PP NO 81/2000 DAN PP NO 5TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN PP NO 81/2000 TTG PP NO 5 TAHUN 2010 TTG KETERANGAN No KENAVIGASIAN KENAVIGASIAN 4. BAB IV BAB IV Mengatur ttg : PEMANDUAN FASILITAS ALUR- 1. di alur-pelayaran sungai dan danau (3 BAGIAN) PELAYARAN DI SUNGAI DAN wajib dilengkapi dengan fasilitas alur- DANAU pelayaran (Psl 45); (Psl 45-50) 2. Perencanaan,pengadaan, pembangunan dan pemeliharaan fasilitas alur-pelayaran wajib menyesuaikan dengan kelas alur- pelayaran dan batas wilayah administrasi (Psl 46); 3. Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota melaku kan pengawasan terhadap berfungsi nya fasilitas alur-pelayaran (Psl 47); 4. Sanksi terhadap tindakan yang mengakibatkan kerusakan dan/atau hambatan pada fasilitas alur- pelayaran (Psl 48). PERBANDINGAN SISTEMATIKA ANTARA PP NO 81/2000 DAN PP NO 5TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN PP NO 81/2000 TTG PP NO 5 TAHUN 2010 TTG No KENAVIGASIAN KENAVIGASIAN KETERANGAN
5. BAB V BAB V BAB TELKOMPEL TERDIRI DARI
KERANGKA KAPAL, TELEKOMUNIKASI- UMUM (Psl 51-52); SALVAGE, DAN PELAYARAN SARANA, JENIS, DAN FUNGSI (Psl 53-54); PEKERJAAN (8BAGIAN) PERSYARATAN DAN STANDAR PERALATAN TELKOMPEL (Psl 55-57); BAWAH AIR (Psl 51-84) PENYELENGGARAAN TELKOMPEL (Psl 58-70); (3 BAGIAN) ZONA KEAMANAN TELKOMPEL (Psl 71); KERUSAKAN DAN HAMBATAN (Psl 72); BIAYA PEMANFAATAN TELKOMPEL (Psl 73-76); dan PELAYANAN KOMUNIKASI MARABAHAYA, KOMUNIKASI SEGERA DAN KESELAMATAN SERTA SIARAN TANDA WAKTU STANDAR (Psl 77-84) PERBANDINGAN SISTEMATIKA ANTARA PP NO 81/2000 DAN PP NO 5TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN PP NO 81/2000 TTG PP NO 5 TAHUN 2010 TTG No KENAVIGASIAN KENAVIGASIAN KETERANGAN
6. BAB VI BAB VI BAB Baru Yang Memuat Tentang
KETENTUAN PELAYANAN METEOROLOGI Pelayanan Meteorologi Seperti PERALIHAN (Psl 85-91) Informasi Cuaca Pelayaran, Cuaca Pelabuhan, Dan Cuaca Khusus Yang Dilaksanakan Oleh Stasiun Meteorologi Maritim. 7. BAB VII BAB VII Mengatur ttg : KETENTUAN BANGUNAN ATAU Persyaratan pendirian dan/atau PENUTUP INSTALASI DI PERAIRAN perubahan bangunan atau instalasi di (Psl 92-97) perairan. 8. BAB VIII Mengatur ttg : PENGERUKAN DAN Persyaratan/ketentuan pengerukan REKLAMASI dan reklamasi . (2 BAGIAN) (Psl 98-107) PERBANDINGAN SISTEMATIKA ANTARA PP NO 81/2000 DAN PP NO 5TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN
PP NO 81/2000 TTG PP NO 5 TAHUN 2010 TTG
No KENAVIGASIAN KENAVIGASIAN KETERANGAN
9. BAB IX Mengatur ttg :
PEMANDUAN penetapan perairan wajib pandu dan perairan pandu luar biasa, (Psl 108-118)
10. BAB X Mengatur ttg :
KERANGKA KAPAL Kewajiban pemilik kapal untuk (Psl 119-125) mengangkat kapal di perairan Indonesia. 11. BAB XI Mengatur ttg : SALVAGE DAN PEKERJAAN Kegiatan salvage dan pekerjaan bawah BAWAH AIR air. (Psl 126-130) PERBANDINGAN SISTEMATIKA ANTARA PP NO 81/2000 DAN PP NO 5TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN PP NO 81/2000 TTG PP NO 5 TAHUN 2010 TTG No KENAVIGASIAN KENAVIGASIAN KETERANGAN
12. BAB XII BAB BARU
SISTEM INFORMASI MEMUAT TENTANG JARINGAN SISTEM KENAVIGASIAN INFORMASI KENAVIGASIAN DENGAN (Psl 131-133) TEKNOLOGI SATELIT YANG MEMUAT DATA- DATA TERKINI TENTANG KENAVIGASIAN.
13. BAB XIII BAB BARU
PETUGAS SBNP DAN MEMUAT TENTANG PERSYARATAN TELKOMPEL PETUGAS KENAVIGASIAN, KHUSUSNYA (Psl 134-136) PETUGAS SARANA BANTU NAVIGASI- PELAYARAN DAN PETUGAS TELEKOMUNIKASI-PELAYARAN. PERBANDINGAN SISTEMATIKA ANTARA PP NO 81/2000 DAN PP NO 5TAHUN 2010 TTG KENAVIGASIAN
PP NO 81/2000 TTG PP NO 5 TAHUN 2010 TTG
No KENAVIGASIAN KENAVIGASIAN KETERANGAN
14. BAB XIV BAB BARU
SANKSI ADMINISTRATIF MEMUAT TENTANG SANKSI TERHADAP : (Psl 137-139) -BADAN USAHA,PEMILIK DAN/ATAU OPERATOR KAPAL TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWABNYA - NAKHODA YG TIDAK MELAPORKAN INFORMASI
15. BAB XV BERUBAH SEBAGAI KONSEKUENSI
KETENTUAN PENUTUP PERUBAHAN NOMOR URUT BAB (Psl 140-142) MATERI BARU DALAM PERATURAN PEMERINTAH NO 5 TAHUN 2010 TENTANG KENAVIGASIAN 1. NOMENKLATUR DISTRIK NAVIGASI (PASAL 5).
2. KEGIATAN PERENCANAAN – PENGAWASAN SBNP (PSL 29)
3. KEGIATAN PERENCANAAN – PENGAWASAN TELKOMPEL (PSL 58)
4. MASTER CABLE (PSL 82)
5. PETUGAS SBNP DAN TELKOMPEL MEMUAT TENTANG KOMPETENSI PETUGAS
SBNP DAN TELKOMPEL (PSL 134)
6. SANKSI ADMINISTRATIF (PSL 137)
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT KENAVIGASIAN DIREKTUR KENAVIGASIAN
