Seminar Kris FKM Ui Seri 40
Seminar Kris FKM Ui Seri 40
Seminar Kris FKM Ui Seri 40
2
KRIS JKN ADALAH AMANAH UU SJSN (1)
Peraturan Presiden No 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres 82/2018 tentang
Jaminan Kesehatan
Pasal 54A: “untuk keberlangsungan pendanaan Jaminan Kesehatan Menteri bersama kementerian/lembaga
terkait, organisasi profesi, dan asosiasi fasilitas kesehatan melakukan peninjauan Manfaat Jaminan Kesehatan
sesuai kebutuhan dasar kesehatan dan rawat inap kelas standar paling lambat bulan Desember 2020”.
Pasal 54B : “Manfaat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54A diterapkan secara bertahap sampai dengan
paling lambat tahun 2022 dan pelaksanaannya dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan tata
kelola Jaminan Kesehatan.
3
KRIS JKN ADALAH AMANAH UU SJSN (2)
• Pasal 84 huruf b
pelayanan rawat inap kelas standar diterapkan paling lambat 1 Januari 2023.
4
KONSEPSI KRIS JKN “Standardize”/
standarisasi
6
KONSESUS RANCANGAN 12 KONSEP
KRITERIA JKN (2)
Kelas Standar NON-PBI
No. Kriteria Kelas Standar PBI JKN (A) Uraian
JKN (B)
Jumlah maksimal tempat tidur Jumlah maksimal tempat tidur dalam satu ruangan harus kurang
4 6 4 dari atau sama dengan standar yang ditetapkan.
per ruangan **)
Nakas ialah meja kecil yang harus tersedia untuk setiap tempat
5 Nakas per Tempat Tidur **) 1 tidur.
Pengaturan suhu dalam ruangan rawat inap harus berada pada
6 Suhu Ruangan **) 20-260 C rentang 20 hingga 26 derajat Celsius.
Letak kamar mandi harus berada di dalam ruangan rawat inap
Kamar mandi dalam ruang memenuhi standar dengan spesifikasi sebagaiamana ditetapkan dalam kriteria.
aksesibilitas sebagai berikut***)
a. Ada tulisan/symbol “disable” pada bagian luar
Spesifikasi Kamar mandi dalam b. Memiliki ruang gerak yang cukup untuk
7 ruangan**) pengguna kursi roda
c. Dilengkapi pegangan rambat (handrail)
d. Permukaan lantai tidak licin dan tidak boleh
menyebabkan genangan
e. Dianjurkan untuk memiliki tombol bantuan
darurat pada tempat yang mudah dicapai
Tirai atau partisi antar tempat tidur dapat diatur dengan rel yang
Rel Dibenamkan atau menempel di Plafon dan dibenamkan atau menempel di plafon dengan jaminan bahan
8 Tirai/partisi antar tempat tidur **)
sebaiknya bahan non porosif tidak berpori/ tidak menyerap air.
7
KONSESUS RANCANGAN 12 KONSEP
KRITERIA JKN (3)
Kelas Standar NON-PBI
No. Kriteria Kelas Standar PBI JKN (A) Uraian
JKN (B)
Ventilasi udara harus memenuhi standar frekuensi pertukaran
Menjamin pertukaran udara untuk mekanik minimal udara sebagaimana ditetapkan dalam kriteria melalui pengukuran
9 Ventilasi udara **) pertukaran 6 kali per jam dan untuk ventilasi alami menggunakan alat bantu velocitymeter/ anemometer.
harus lebih dari nilai tersebut***)
• Terdiri dari: cm
• Regional I terdiri dari Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur
• Regional II terdiri dari Sumatera Barat, Riau,Sumatera Selatan, Lampung, Bali, dan NTB
• Regional III terdiri dari NAD, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan
• Regional IV terdiri dari Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah
• Regional V terdiri dari Bangka Belitung, NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
15%
10%
100% 5%
0%
15%
90% 19% 21%
24%
28%
80%
70%
60%
50%
82% 77%
40% 72% 75%
71%
30%
20%
10%
3% 4% 4% 4% 2%
0%
Regional 1 Regional 2 Regional 3 Regional 4 Regional 5
Siap Siap dengan penyesuaian skala kecil Penyesuaian skala sedang - berat
12
Rekapitulasi Hasil Self Assessment RS TNI/Polri
Rekapitulasi Kesiapaan RS TNI/Polri dalam • Kegiatan self assessment diikuti oleh 114 rumah
Mengimplementasikan sakit TNI/Polri yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kebijakan KRI JKN • Berdasarkan penilaian terhadap 15 indikator kelas
standar, tidak ada satu pun RS TNI/Polri yang
sudah memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan.
26%
• Sebanyak 84 rumah sakit (74%) masuk dalam
perlu penyesuaian kategori RIS JKN dengan perbaikan dan
sedang-besar
siap dengan
peningkatan infrastruktur skala kecil.
penyesuaian kecil
siap • Sebanyak 30 rumah sakit (26%) membutuhkan
perbaikan dan peningkatan infrastruktur skala
74% sedang hingga besar.
13
RANGKAIAN KONSULTASI DAN DIALOG PUBLIK
14
DAMPAK PP 47 TAHUN 2021 DENGAN POLA
TARIF DAN RUJUKAN, WAKTU PELAKSANAAN
PP 47 2021 dengan Keberlanjutan, Mutu, dan Akses di JKN
Maldistribusi SDM
Kuantitas dan Kualitas SDM Kompetensi RS? Tempat Tidur?
Jumlah Kecukupan TT
PP 47/2021 tentang
Sistem Rujukan Berjenjang Penyelenggaraan
Berdasarkan Kelas RS Bidang Perumahsakitan DAMPAK JKN :
Pola sistem rujukan
Pola tarif RS
Disparitas Kompetensi RS Pola standar akreditasi RS
UU 11/2020 Tentang Cipta Kerja Implementasi Kelas Standar
Variasi Mutu Pelayanan *Apakah perlu klasifikasi rumah sakit setelah regulasi baru?
Sumber : Presentasi Dr Hesty
16
PASAL-PASAL DALAM PP 47/2021 TERKAIT
KELAS STANDAR
Peraturan Perundang-Undangan
• Pasal 16:
Ketersediaan tempat tidur rawat inap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
ayat (1) huruf b meliputi:
a. Klarifikasi Rumah Sakit Umum:
1. Kelas A paling sedikit 250 TT.
2. Kelas B paling sedikit 200 TT.
3. Kelas C paling sedikit 100 TT.
4. Kelas D paling sedikit 50 TT.
b. Klarifikasi Rumah Sakit Khusus:
5. Kelas A paling sedikit 100 TT.
6. Kelas B paling sedikit 75 TT.
7. Kelas C paling sedikit 25 TT.
PASAL-PASAL DALAM PP 47/2021 TERKAIT
KELAS STANDAR
Peraturan Perundang-Undangan
• Pasal 17:
(1) Ketentuan mengenai ketersediaan tempat tidur rawat inap
• Pasal 18:
Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
huruf b dikecualikan bagi Rumah Sakit khusus gigi dan mulut,
Jumlah tempat tidur rawat inap
Rumah Sakit khusus Mata, dan Rumah Sakit khusus telinga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
hidung tenggorok dan bedah kepala leher.
(2) Ketersediaan tempat tidur rawat inap dan dental unit bagi dan Pasal 17 untuk pelayanan rawat
Rumah Sakit khusus gigi dan mulut sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
inap kelas standar paling sedikit:
a. Kelas A paling sedikit 14 TT rawat inap dan 75 dental unit; a. 60% (enam puluh persen) dari
b. Kelas B paling sedikit 12 TT rawat inap dan 50 dental unit;
dan seluruh tempat tidur untuk Rumah
c. Kelas C paling sedikit 10 TT rawat inap dan 25 dental unit.
(3) Ketersediaan tempat tidur rawat inap bagi Rumah Sakit khusus Sakit milik Pemerintah Pusat dan
mata dan Rumah Sakit khusus telinga hidung tenggorok dan
bedah kepala leher sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pemerintah Daerah; dan
meliputi: b. 40% (empat puluh persen) dari
a. Kelas A paling sedikit 40 TT rawat inap;
b. Kelas B paling sedikit 25 TT rawat inap; dan seluruh tempat tidur untuk Rumah
c. Kelas C paling sedikit 15 TT rawat inap.
Sakit milik swasta.
PASAL-PASAL DALAM PP 47/2021 TERKAIT
KELAS STANDAR
Peraturan Perundang-Undangan
• Pasal 36:
Kewajiban Rumah Sakit menyediakan sarana
dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu
atau miskin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
27 ayat (1) huruf e dilaksanakan dengan • Pasal 84:
menyediakan pelayanan rawat inap kelas standar a. Rumah Sakit tetap dapat menyelenggarakan
yang diperuntukkan bagi peserta jaminan pelayanan rawat inap sesuai dengan kelas
kesehatan penerima bantuan iuran sesuai dengan perawatan yang dimiliki sampai
ketentuan peraturan perundang-undangan. diselenggarakannya pelayanan rawat inap
kelas standar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18;
b. Pelayanan rawat inap kelas standar
sebagaimana dimaksud dalam huruf a
diterapkan paling lambat 1 Januari 2023.
DAMPAK TERHADAP POLA TARIF
PERMASALAHAN TARIF JKN Rata-rata Biaya Klaim Per Admisi
22
POLA RUJUKAN JKN AKANKAH BERUBAH ?
Pasal 14 Ayat 1
• Pasal 3: Fasilitas kesehatan dan sarana penunjang pada
(1) Klasifikasi RS umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
Rumah Sakit terdiri atas:
ayat (2) terdiri atas:
a. RS umum kelas A; a. bangunan dan prasarana;
b. RS umum kelas B; b. ketersediaan tempat tidur rawat inap; dan
c. RS umum kelas C; dan
d. RS umum kelas D. c. peralatan
(2) Klarifikasi RS khusus sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
Pasal 16:
ayat (2) terdiri atas:
Ketersediaan tempat tidur rawat inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal
a. RS khusus kelas A;
14 ayat (1) huruf b meliputi:
b. RS khusus kelas B; dan
a. Klarifikasi Rumah Sakit Umum:
c. RS khsusu kelas C.
1. Kelas A paling sedikit 250 TT.
• Pasal 6: 2. Kelas B paling sedikit 200 TT.
3. Kelas C paling sedikit 100 TT.
(1) Rumah Sakit umum dengan klasifikasi kelas A, 4. Kelas D paling sedikit 50 TT.
b. Klarifikasi Rumah Sakit Khusus:
kelas B, kelas C, dan kelas D sebagaimana dimaksud 5. Kelas A paling sedikit 100 TT.
dalam Pasal 3 ayat (1) memberikan pelayanan 6. Kelas B paling sedikit 75 TT.
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. 7. Kelas C paling sedikit 25 TT.
- 25 -
KEBUTUHAN HARMONISASI PERUNDANGAN
KEBUTUHAN HARMONISASI PERUNDANGAN
NO PERUNDANGAN/ RANCANGAN PER-UU PERIHAL
• Manfaat
1 Perpres 82/ 2018 tentang Jaminan Kesehatan • Iuran
• Koordinasi antar Penyelenggara Jaminan
2
Perpres 64/2020 tentang Perubahan Kedua atas Perpres 82 tahun • Manfaat
2018 tentang Jaminan Kesehatan • Iuran
Permenkes 3/ 2020 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit •
3
Penyelenggaraan Rawat Inap RS
• Penyediaan jumlah TT
4
Permenkes No.51 Tahun 2018 Mengenai Pengenaan Urun Biaya Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan
Dan Selisih Biaya Dalam Program Jaminan Kesehatan Kesehatan
PMK No 141/PMK.02/2018 tentang Koordinasi Antar
5 Penyelenggara Jaminan Dalam Pemberian Manfaat Pelayanan Koordinasi Antar Penyelenggara Jaminan
Kesehatan
Kesehatan
6
Permenkes 52/ 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Tarif pelayanan rawat inap JKN
dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
7 Permenkes 85/ 2015 tentang Pola Tarif Nasional Rumah Sakit Pola Tarif RS
26
Aspek Kepesertaan
- 27 -
Aspek Iuran dan Manfaat
Kondisi saat ini
TIMELINE
Kondisi yang akan dicapai
- 28 -
Aspek Pelayanan Kesehatan
1. Standarisasi mutu kelas rawat inap standar tanpa membedakan kelas
rawat inap
1. Standarisasi mutu kelas rawat inap RS masih dibedakan berdasarkan 2. Kesepakatan para pihak dalam perikatan perjanjian sesuai dengan
kelas rawat inap peserta kriteria KRIS
2. Faskes pemerintah wajib bekerja sama dengan BPJS tanpa dipengaruhi 3. BPJS berwenang penuh dalam mengembangkan sistem pelayanan
hasil kredensialing kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan, dan sistem pembayaran
3. Masih adanya peraturan perundangan terkait yang membatasi BPJS pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
Kesehatan untuk menjalankan wewenang dan tugas dalam jaminan kesehatan (Pasal 24 ayat (3) UU SJSN)
mengembangkan sistem pembayaran di JKN 4. Diatur batas atas tarif dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan
4. Tarif INA CBGs belum mengalami penyesuaian sejak tahun 2017 nilai tarif rata-rata nasional sesuai dengan standar mutu pelayanan
5. BPJS Kesehatan menjalankan sistem rujukan berjenjang sesuai dengan medis dan standar akomodasi KRIS
kelas RS dan tarif 5. Sistem rujukan berdasarkan kompetensi dan kebutuhan medis peserta
- 29 -
Aspek Sosialisasi
- 30 -
Aspek Monitoring dan Evaluasi
- 31 -
Terima kasih
email: contact@djsn.go.id | SMS: 0822-21-500500 | P.O Box: DJSN500500 Jakarta 10000
32