Kel 9 - KS - Sex Edu

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

SEX EDUCATION DITINJAU DARI ASPEK AGAMA, BUDAYA DAN PSIKOSOSIAL

KAPITA SELEKTA
Tentri Septiani, S. Kom. I, M.M.
Oleh:

Nima Anggaina Madani


Mas Kholil Al-Wahid
Muhammad Fikri Ramzani
Siti Nurhasanah
Pengertian Sex Education

Menurut
Sarlito
Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan
Secara umum
pendidikan seksual
adalah suatu informasi pendidikan seks adalah upaya
mengenai persoalan pengajaran, penyadaran, dan
seksualitas manusia jelas penerangan tentang masalah-masalah
dan benar, yang meliputi
proses terjadinya seksual yang diberikan kepada anak
pembuahan, kehamilan, sejak ia mengerti masalah-masalah yang
sampai kelahiran, berkenaan dengan seks, naluri, dan
tingkah laku seksual, dan
aspek-aspek kesehatan, perkawinan. Pendidikan seks dapat
kejiwaan, dan diartikan sebagai penerangan tentang
kemasyarakatan. anatomi, fisiologi seks manusia, dan
bahaya penyakit kelamin
Pendidikan seks
dapat di bedakan antara lain

2 Education in sexuality

1 Sex Intruction
Sex Education Ditinjau Dari
Aspek Agama

Pendidikan seks di dalam Islam merupakan bagian integral


dari pendidikan akidah, akhlak, dan ibadah. Tanggung jawab
beribadah bermakna menjalankan kehidupan sebagaimana
yang diperintahkan Allah SWT melalui Al-Qur’an dan Hadits
Rasulullah SAW. Kehidupan seksual tidak terlepas dari
tanggung jawab para pendidik dan masyarakat pada
umumnya untuk memberikan pengetahuan serta pemahaman
kepada generasi muda, mereka perlu diberi pemahaman dan
pembelajaran seksual yang selaras dengan nilai dan garis
hidup yang ditetapkan dalam Al-Qur’an.
Sex Education Ditinjau Dari
Aspek Budaya

Sudirman (2014) menyatakan bahwa dalam budaya Jawa


ada upacara Tarapan, upacara ini merupakan upacara yang
diperuntukkan bagi anak perempuan yang mendapatkan
haid pertama kali, biasanya pada usia sekitar 12 sampai 15
tahun. Secara umum upacara tarapan dimaksudkan untuk:
a. Menghindarkan individu yang dalam keadaan kritis dari
gangguan gaib.
b. Menyatakan kepada khalayak ramai bahwa individu
yang diupacarai telah memasuki status sosial yang baru,
yaitu dari masa kanak-kanak menuju masa
remaja/dewasa.

c. Memberikan pendidikan kepada individu yang


bersangkutan bahwa dia sudah memasuki tahap
kehidupan yang lebih tinggi yaitu kehidupan masa
dewasa.
Sex Education Ditinjau Dari
Aspek Psikososial
Menurut Freud tahapan perkembangan psikoseksual yang dilalui anak
terbagi menjadi lima fase:
a. Fase pertama (1,5 tahun) adalah masa oral
b. Pada fase kedua( 1,5- 3 tahun) tahap anal
c. Fase ke tiga (3-6 tahun), yaitu tahap falik
d. Fase laten (6- pubertas)
e. fase terakhir adalah tahap genital
Berdasarkan jurnal Ashcraft, M Amei and Murray J Pamela, edukasi yang
harus diberikan sesuai tahapan usia anak, yaitu:
a. Usia 7 sampai 10 tahun
b. Usia 11- 12 tahun (awal remaja)
c. Usia 13-14 tahun
d. Usia 15-16 tahun
e. Usia 17-18 tahun
SIMPULAN
Pendidikan seksual memerlukan perhatian karena
merupakan satu mekanisme untuk memahami serta
memelihara diri terutama generasi muda. Kesadaran
orang tua menjadi penting dan orang tua dijadikan guru
pertama bagi anak- anaknya. Pendidikan seks sejak dini
sangat penting agar dapat mengurangi dampak-dampak
negatif dari perilaku seks yang tidak seharusnya, seperti
kehamilan diluar nikah, aborsi, pelecehan seksual,  putus
seolah bahkan sampai pada kematian bagi anak dan
remaja. Dimulai dari keluarga dan dimulai sejak dini
dengan informasi dan pendidikan yang sesuai usia.
Pendidikan seks bukan lagi suatu hal yang tabu apabila
dapat disampaikan dengan bahasa yang benar dan waktu
yang tepat, serta informasi yang sesuai dengan usia
perkembangan anak dan remaja.
Sebaik-baik pelajar adalah yang
memanfaatkan jalan untuk menuntut ilmu,
dengan peluang sekecil apapun

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai