2.a. K3 Pertambangan
2.a. K3 Pertambangan
2.a. K3 Pertambangan
Peserta
K3 PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
PEMEGANG SANKSI TIDAK
IZIN ADMINISTRATIF MEMENUHI
KEWAJIBAN Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK
PEMOHON Operasi Produksi :
1. Melaksanakan kaidah pertambangan yang baik (pasal 3 ayat 1)
a. Mengangkat KTT dan memiliki tenaga teknis pertambangan yg kompeten (pasal 7)
PROSES WIUP/K b. Menunjuk KTBT (untuk IUP/K OP dng metode penambangan bawah tanah)
c. Menggunakan metode eksplorasi, penambangan, pengolahan dan/atau
pemurnian, pengangkutan sesuai RKAB Tahunan (pasal 12)
d. Menyusun rencana kerja yang trasnparan, akuntabel dan rasional
SK WIUP/K e. Melaksanakan kegiatan pertambangan yang tuntas dan optimum sesuai rencana
kerja dan memenuhi kelaikan teknis
2. Melaksanakan ketentuan keselamatan pertambangan berdasarkan studi kelayakan,
PROSES IUP/K EKSPLORASI dokumen lingkungan hidup, dan RKAB Tahunan yang telah disetujui (pasal 14)
3. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan (pasal 18 ayat 1)
4. Melakukan audit internal penerapan SMKP paling sedikit 1 kali dalam 1 tahun (ayat 3)
SK IUP/K 5. Melakukan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan sesuai dokumen lingkungan
hidup (pasal 20)
EKSPLORASI 6. Menyampaikan rencana reklamasi sesuai dokumen lingkungan hidup (pasal 22)
7. Menempatkan jaminan reklamasi sesuai penetapan (pasal 22)
8. Melaksanakan reklamasi dan melaporkan pelaksanaan reklamasi (pasal 22)
PROSES IUP/K OP 9. Menyampaikan rencana pascatambang, pelaksanaan dan melaporkan untuk
pemegang IUP/K OP (pasal 22)
10. Melakukan upaya konservasi mineral dan batubara berdasarkan RKAB Tahunan dan
SK IUP/K OP studi kelayakan yang telah disetujui (pasal 24)
11. Melaksanakan pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancang bangun,
pengembangan dan penerapan teknologi pertambangan (pasal 27)
12. Menerapkan standar kompetensi kerja khusus, standar kompetensi kerja nasional
Indonesia, serta standar nasional Indonesia (pasal 28)
IZIN HABIS
MEMENUHI
Pemegang IUP dan IUPK Wajib melaksanakan:
UU No.4 Th 2009 Psl 96 PP 55 Th 2010 Psl 16
Ketentuan
K3 Pertambangan
Keselamatan
Operasi Pertambangan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Pertambangan Reklamasi dan Pasca
tambang
Konservasi Sumberdaya
Mineral & Batubara
Pemkab/Pemkot
IUP, IPR, IUPK
Pemberian
Pedoman & Standar
Perencanaan,
Penelitian, Pemberian:
Bimbingan,
Pengembangan PEMBINAAN Supervisi,
Pemantauan, & Konsultasi
Evaluasi
4
Pendidikan & Pelatihan
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN
PERTAMBANGAN PASCA UNDANG-UNDANG NOMOR 23
TAHUN 2014
Inspektur
Menteri Tambang
Pemberian
Pedoman & Standar
Perencanaan,
Penelitian, Pemberian:
Bimbingan,
Pengembangan PEMBINAAN Supervisi,
Pemantauan, & Konsultasi
Evaluasi
5
Pendidikan & Pelatihan
Pengawasan Pertambangan
Psl 141 - UU No.4 Th 2009
Ruang
Psl 16 & 17 PP 55 Th 2010 Sasaran
Lingkup
K3 Pertambangan
Teknis Pertambangan
Pengelolaan GMP
Lingkungan Hidup
Reklamasi dan Pasca
Konservasi
Tambang
Sumberdaya Mineral
& Batubara
Penguasaan,
Pengembangan &
Pnrapan Teknologi
INSPEKTUR TAMBANG
PENGAWASAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
I. K3 PERTAMBANGAN II. KESELAMATAN OPERASI (KO) PERTAMBANGAN
(Pasal 26 PP Nomor 55 Tahun 2010) (Pasal 27 PP Nomor 55 Tahun 2010)
Sasaran: Sasaran:
Menghindari Kecelakaan dan Penyakit Terciptanya kegiatan operasi pertambangan
Akibat Kerja yang aman dan selamat.
Objek: Objek:
a. Keselamatan Kerja a. Sistem dan Pelaksanaan
b. Kesehatan Kerja Pemeliharaan/Perawatan Sarana,
c. Lingkungan Kerja Prasarana, Instalasi dan Peralatan
d. Sistem Manajemen K3 Pertambangan;
b. Pengamanan Instalasi;
c. Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi,
dan Peralatan Pertambangan
d. Kompetensi Tenaga Teknik
e. Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis
Pertambangan
PENGAWASAN K3 PERTAMBANGAN
(PASAL 26, PP 55 TAHUN 2010)
Pemerintah Perusahaan
LAPORAN
ADMINISTRASI
TENTANG
PEDOMAN KAIDAH TEKNIK
PERTAMBANGAN YANG BAIK
PENGERTIAN
Kepala Inspektur Tambang adalah pejabat yang secara ex-officio menduduki
jabatan Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang keteknikan
dan lingkungan pertambangan minerba pada kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pertambangan mineral dan batubara.
Inspektur Tambang adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas, tanggung
jawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kaidah
teknik pertambangan yang baik serta kaidah teknik Pengolahan dan/atau
Pemurnian. (PERMEN NO 26 TAHUN 2018)
PENGERTIAN (lanjutan....)
Kepala Teknik Tambang yang selanjutnya disingkat KTT adalah seseorang yang
memiliki posisi tertinggi dalam struktur organisasi lapangan pertambangan yang
memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya operasional pertambangan
sesuai dengan kaidah teknik pertambangan yang baik. (PERMEN ESDM NO 26 TH
2018)
Kepala Tambang Bawah Tanah yang selanjutnya disingkat KTBT adalah seseorang
yang memiliki posisi tertinggi dalam struktur tambang bawah tanah yang bertugas
memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya operasional tambang
bawah tanah sesuai dengan kaidah teknik pertambangan yang baik. (PERMEN
ESDM NO 26 TH 2018)
Pengawas Teknis adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL dan bertanggung jawab kepada
KTT/PTL atas keselamatan pemasangan, pemeliharaan, pemeriksaan, dan pengujian
terhadap sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan Mengenai kaidah teknik
pertambangan yang baik.
PENGERTIAN (lanjutan....)
Penanggung Jawab Operasional yang selanjutnya disingkat PJO adalah orang yang
menduduki jabatan tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan jasa pertambangan di
wilayah kegiatan usaha pertambangan, dan bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas
dilaksanakan dan ditaatinya peraturan perundang-undangan mengenai kaidah teknik
pertambangan yang baik.
Kartu Pengawas Operasional selanjutnya disebut KPO adalah kartu yang dimiliki oleh
pengawas operasional yang diterbitkan dan disahkan oleh KaIT/Kepala Dinas atas nama KaIT.
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KTT / PTL
a. membuat peraturan internal perusahaan mengenai penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik;
b. mengangkat pengawas operasional dan pengawas teknis;
c. mengesahkan PJO;
d. melakukan evaluasi kinerja PJO;
e. memastikan semua perusahaan jasa pertambangan yang beroperasi di bawahnya
memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
f. menerapkan standar sesuai dengan ketentuan perundangundangan;
g. menyampaikan laporan kegiatan jasa pertambangan kepada KaIT sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan;
h. memiliki tenaga teknis pertambangan yang berkompeten sesuai peraturan;
i. melaksanakan manajemen risiko pada setiap proses bisnis dan subproses kegiatan
pertambangan;
j. menerapkan sistem manajemen keselamatan pertambangan dan melakukan
pengawasan penerapan sistem manajemen keselamatan pertambangan yang
dilaksanakan oleh perusahaan jasa pertambangan yang bekerja di wilayah tanggung
jawabnya;
k. melaporkan penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik kepada KaIT, baik laporan
berkala, akhir, dan/atau khusus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;
TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KTT / PTL (lanjutan ....)
a. salinan sertifikat kompetensi operasional yang dikeluarkan oleh lembaga yang menangani
sertifikasi, dan sudah teregistrasi di Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara. Selain sertifikat ini,
dapat juga menggunakan sertifikat dari KaIT. Sertifikat dari KaIT adalah sertifikat kursus KTT/PTL
yang dikeluarkan sebelum tahun 2003, sertifikat kompetensi Pengawas Operasional Pertama,
Madya, dan Utama (POP, POM, dan POU) yang ditandatangani oleh KaIT, dan sertifikat kualifikasi
yang diakui oleh KaIT;
b. pas foto latar belakang biru ukuran 2 x 3 (dua kali tiga) cm sebanyak 1 (satu) lembar;
c. salinan Kartu Tanda Penduduk;
d. daftar riwayat hidup paling kurang meliputi data diri, jabatan struktural di perusahaan, dan
pengalaman bekerja sebagai pengawas;
e. surat pernyataan KTT/PTL yang menyatakan bahwa yang bersangkutan menjabat pengawas di
perusahaan, dengan menyertakan nama area yang menjadi tanggung jawab masingmasing
pengawas tersebut;
f. surat pernyataan bermaterai kebenaran dokumen dari manajemen;
g. softcopy dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf f; dan
h. permohonan dapat dilakukan secara sistem dalam jaringan (online) melalui website yang telah
ditentukan atau secara offline kepada Kepala Dinas.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
PENGAWAS OPERASIONAL
1) bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan pemasangan dan pekerjaan serta
pemeliharan yang benar semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan yang menjadi tugasnya;
2) merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang telah
direncanakan serta semua perbaikan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan yang dipergunakan.
3) mengawasi dan memeriksa semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan dalam ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya;
4) menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
5) melaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana, prasarana, instalasi,
dan peralatan pertambangan sebelum digunakan, setelah dipasang kembali, dan/atau
diperbaiki; dan
6) membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian
sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
PERSYARATAN PJO
1) Persyaratan Administratif yang terdiri atas:
a) pekerja perusahaan jasa pertambangan;
b) riwayat hidup calon PJO;
c) memiliki jabatan tertinggi dibuktikan dalam struktur organisasi perusahaan jasa pertambangan
(di site) yang ditandatangani oleh Direksi dengan cap basah;
d) surat pernyataan dukungan dari Direksi Perusahaan jasa pertambangan;
e) surat pernyataan komitmen calon PJO;
f) bagi warga negara asing yang sudah disahkan sebagai PJO maka dilanjutkan dengan lulus Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan predikat paling kurang madya dalam jangka waktu 6
(enam) bulan. KTT dapat membatalkan kembali pengesahan bila belum lulus Uji Kemahiran
Berbahasa Indonesia dalam waktu yang ditetapkan;
g) syarat lain yang ditentukan oleh KTT.
2) Persyaratan Teknis yang terdiri atas:
a) memahami aspek pengelolaan usaha jasa pertambangan sesuai dengan peraturan;
b) memahami aspek teknis pertambangan, konservasi, keselamatan pertambangan, dan
perlindungan lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
c) memahami kewajiban dan sanksi usaha jasa pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
d) jenjang sertifikat kompetensi pengawas operasional atau sertifikat kualifikasi yang diakui oleh
KaIT yang ditentukan berdasarkan pertimbangan teknis oleh KTT
PENGELOLAAN TEKNIS PERTAMBANGAN
a. Manajemen Risiko
1) komunikasi dan konsultasi, 2) penetapan konteks, 3) identifikasi bahaya, 4) penilaian dan
pengendalian risiko, dan 5) pemantauan dan peninjauan.
b. Program Keselamatan Kerja dibuat dan dilaksanakan untuk mencegah kecelakaan, kejadian
berbahaya, kebakaran, dan kejadian lain yang berbahaya serta menciptakan budaya
keselamatan kerja.
c. Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan kerja : kepada pekerja baru, pekerja tambang untuk
tugas baru, pelatihan untuk menghadapi bahaya dan pelatihan penyegaran tahunan atau
pendidikan dan pelatihan lainnya.
d. Kampanye : Kampanye keselamatan kerja direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan dan ketentuan peraturan perundangundangan.
Lanjutan ....
e. Administrasi Keselamatan Kerja mencakup : 1) Buku Tambang 2) Buku Daftar Kecelakaan
Tambang 3) Pelaporan Keselamatan Kerja 4) Rencana Kerja, Anggaran dan Biaya
Keselamatan Kerja 5) Prosedur dan/atau Instruksi Kerja 6) Dokumen dan Laporan
Pemenuhan Kompetensi; dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan serta persyaratan
lainnya.
f. Manajemen Keadaan Darurat mencakup : 1) Identifikasi dan Penilaian Potensi Keadaan Darurat
2) Pencegahan Keadaan Darurat 3) Kesiapsiagaan Keadaan Darurat 4) Respon Keadaan
Darurat 5) Pemulihan Keadaan Darurat
g. Inspeksi Keselamatan Kerja : 1) perencanaan inspeksi; 2) persiapan inspeksi; 3) pelaksanaan
inspeksi; 4) rekomendasi dan tindak lanjut hasil inspeksi; 5) evaluasi inspeksi; dan 6) laporan
dan penyebarluasan hasil inspeksi.
h. Penyelidikan Kecelakaan dan Kejadian Berbahaya
KESEHATAN KERJA PERTAMBANGAN
DAN PENGOLAHAN / PEMURNIAN
f. Alat Pemanjat Lubang Naik pada Tambang Bawah Tanah : Penggunaan alat pemanjat
lubang naik untuk pengangkutan orang hanya dapat dilakukan apabila alat
pemanjat lubang naik telah memenuhi persyaratan setelah dilakukan pemeriksaan
dan pengujian. Alat pemanjat lubang naik pada tambang bawah tanah meliputi : 1)
konstruksi dan peralatan; 2) tata cara kerja yang aman; dan 3) pemeriksaan dan uji
coba.
Lanjutan ....
g. Pengangkutan Pada Tambang Bawah Tanah : Pengangkutan pada tambang bawah
tanah terdiri atas : 1) jalan pengangkutan; 2) konstruksi jalan rel; 3) kemiringan
memanjang lorong pengangkut; 4) lubang perlindungan manusia; 5) peralatan sistem
pengangkutan; 6) motor bakar; 7) pengisian bahan bakar dan baterai serta
penyimpanan kendaraan; 8) pengangkutan orang; 9) ketentuan kanopi atau kabin
pada kendaraan bergerak bebas dengan kemudi; 10) pencegahan kendaraan
meluncur; 11) komunikasi pada sistem pengangkutan; 12) pemeriksaan dan uji coba
sistem pengangkutan sebelum dioperasikan; 13) pengoperasian sistem
pengangkutan; 14) kawat dan gelendong; 15) jalan pada pengangkutan dengan ban
berjalan (conveyor) dan jarak bebas; 16) komunikasi dan sinyal ban berjalan; 17)
pengaman ban berjalan; 18) rantai berjalan pada permukaan tambang batubara; 19)
perawatan; dan/atau 20) pemeriksaan dan pengujian.
h. Ventilasi pada Tambang Bawah Tanah : Pengaturan ventilasi pada tambang bawah
tanah meliputi: 1) perencanaan sistem ventilasi; 2) jalan masuk udara; 3) standar dan
pengukuran ventilasi, termasuk di dalamnya penyediaan gas detektor; 4) ventilasi
alam; 5) kipas angin utama; 6) sistem kipas angin tambahan dan kipas angin
cadangan; 7) pemasangan kipas angin penguat; 8) jaringan ventilasi; dan 9)
pencegahan kebocoran udara.
Lanjutan ....
i. Penirisan Gas Metana pada Tambang Bawah Tanah : 1) alat deteksi gas metana; 2)
pemantauan kandungan gas metana pada lokomotif atau kendaraan berkemudi; 3)
peralatan dan pengawas; 4) lubang bor, pipa penirisan dan keran; 5) bangunan tertutup
tempat pompa isap gas metana & kalorimeter; 6) pembuangan gas metana.
j. Pencegahan Terhadap Penyulutan Gas dan Debu Mudah meliputi : 1) pencegahan
terhadap penyulutan gas metana; 2) pemeriksaan gas metana; 3) pemeriksaan gas
metana di sekitar peralatan listrik atau mesin diesel; 4) pemeriksaan gas metana sebelum
menggugurkan batuan atap; 5) lokasi pengukuran gas metana; 6) pencegahan terhadap
debu mudah menyala; 7) pengambilan percontoh debu; 8) pengamanan kendaraan pada
pengangkutan debu batubara; 9) penghambat untuk mencegah meluasnya nyala lidah
api; 10) pemeriksaan pra gilir kerja; 11) pemeriksaan harian dan mingguan.
k. Pencegahan Kebakaran di Tambang Bawah Tanah meliputi : 1) benda terlarang di
tambang bawah tanah; 2) penggunaan api di bawah tanah; 3) penyimpanan cairan mudah
terbakar di bawah tanah; 4) bahan mudah terbakar; 5) daerah sekitar tambang; 6) sarana
masuk tambang; 7) tindakan pengamanan di bawah tanah; 8) penempatan sarana
pemadam kebakaran; 9) persediaan dan penyaluran air; 10) pos pemadam kebakaran;
11) penyelamatan dari ruang tertutup; 12) pencegahan terhadap kobaran api atau
diperkirakan api akan berkobar; 13) sistem peringatan bawah tanah; dan 14) pintu
penahan dan pengendali api.
Lanjutan ....
l. Kontrol Batuan, Penyangga dan Cara Melakukannya terdiri atas : 1)
permuka kerja; 2) penyangga alami; 3) pilar pengaman dan pilar mahkota; 4)
penyangga sistematis; 5) kayu penyangga; 6) penyangga baja, wire mesh,
shotcrete, cable bolt; 7) pemasangan baut batuan (rock bolting); 8) batuan
lepas dan batuan mudah runtuh; 9) pemeriksaan kondisi batuan; 10)
ketentuan untuk atap lorong dengan kondisi tertentu; 11) ketentuan umum
pemasangan penyangga; 12) pemasangan penyangga pengganti; 13)
menunda pemasangan atau memindah penyangga; 14) memasang dan
melepas penyangga bertenaga; 15) perbaikan kondisi berbahaya; 16)
pengguguran batuan (scaling); 17) pengamanan pengeboran; 18) upaya
pengamanan terhadap semburan batuan (rock burst) dan/atau 19)
pemantauan dan pengendalian kegempaan.
m. Penirisan Air Tambang Bawah Tanah terdiri atas : 1) bendungan dan
dinding penutup; 2) pengaman dasar sumuran; dan/atau 3) penanganan
lumpur basah (wet muck).
Lanjutan ....
12. Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian
a) Cara kerja yang aman
b) Pengendalian operasional pengolahan dan/atau pemurnian :
1) mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko yang muncul
pada kegiatan pengolahan dan/atau pemurnian khususnya
logam panas dan bahaya ledakan; 2) melakukan
pengendalian terhadap risiko yang muncul secara memadai;
3) menyediakan sarana, prasarana, instalasi dan peralatan
pada pengolahan dan/atau pemurnian yang layak; 4)
menyediakan Tenaga Teknis Pertambangan yang
Berkompeten dalam pelaksanaan kegiatan pengolahan
dan/atau pemurnian; 5) Menyediakan sarana, prasarana
dan peralatan yang memadai serta tenaga teknis
pertambangan yang berkompeten
PENERAPAN
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN
MINERBA
1. KEBIJAKAN;
2. PERENCANAAN;
3. ORGANISASI DAN PERSONEL;
4. IMPLEMENTASI;
5. PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN TINDAK LANJUT;
6. DOKUMENTASI; DAN
7. TINJAUAN MANAJEMEN DAN PENINGKATAN KINERJA.
1. PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN PADA
PEMEGANG IUP EKSPLORASI, IUPK EKSPLORASI, IUP OPERASI PRODUKSI, IUPK
OPERASI PRODUKSI DAN PERUSAHAAN JASA PERTAMBANGAN
2. PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN KHUSUS
PADA PEMEGANG IUP OPERASI PRODUKSI KHUSUS UNTUK PENGOLAHAN
DAN/ATAU PEMURNIAN.
3. AUDIT SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP)
PENERAPAN SMKP PADA PEMEGANG IUP/K EKSPLORASI,
IUP /K OP DAN JASA PERTAMBANGAN
1. Kebijakan
a.Penyusunan kebijakan
mempertimbangkan hasiltinjauan awal dan masukan dari para pekerja tambang.
b. Isi kebijakan : 1) mencakup visi, misi, dan tujuan; dan 2) berkomitmen dalam
melaksanakan K3 dan KO Pertambangan.
c. Penetapan kebijakan : Disahkan oleh pimpinan tertinggi dari pemegang izin.
d. Komunikasi kebijakan : Hasil dari penetapan kebijakan dijelaskan dan
disebarluaskan kepada pekerja tambang dan orang yang diberi izin masuk oleh
Kepala Teknik Tambang (KTT).
e. Tinjauan kebijakan : Dalam hal peninjauan oleh manajemen maka dilakukan
penyesuaian kondisi secara berkala terhadap kebijakan keselamatan
pertambangan yang telah ditetapkan.
2. Perencanaan berpedoman pada : a). hasil proses penelaahan awal b). Manajemen
risiko c). Identifikasi dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lainnya yang terkait. d). Penetapan tujuan, sasaran, dan program e).
Rencana kerja, anggaran, dan biaya
Lanjutan ....
3. Organisasi dan Personel : a). penyusunan dan penetapan struktur organisasi, tugas,
tanggung jawab, dan wewenang dengan ketentuan untuk penerapan SMKP Minerba,
struktur organisasi Keselamatan Pertambangan diintegrasikan ke dalam struktur
organisasi; b). penunjukan KTT, Kepala Tambang Bawah Tanah, dan/atau Kepala Kapal
Keruk/Isap; c). penunjukan PJO untuk Perusahaan Jasa Pertambangan; d).
pembentukan dan penetapan Bagian K3 Pertambangan dan Bagian KO Pertambangan;
e). penunjukan pengawas operasional dan pengawas teknis; f). penunjukan Tenaga
Teknis Pertambangan yang Berkompeten; g). pembentukan dan penetapan Komite
Keselamatan Pertambangan; h). penunjukan Tim Tanggap Darurat; i). seleksi dan
penempatan personel; j). penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
serta kompetensi kerja; k). penyusunan, penetapan, dan penerapan komunikasi
Keselamatan Pertambangan; 1). pengelolaan administrasi Keselamatan Pertambangan;
dan m). penyusunan, penerapan, dan pendokumentasian partisipasi, konsultasi,
motivasi, dan kesadaran.
4. Implementasi : a). pelaksanaan pengelolaan operasional; b). pelaksanaan pengelolaan
lingkungan kerja; c). pelaksanaan pengelolaan kesehatan kerja; d). pelaksanaan
pengelolaan KO pertambangan; e). pengelolaan bahan peledak dan peledakan; f).
penetapan sistem perancangan dan rekayasa; g). penetapan sistem pembelian; h).
pemantauan dan pengelolaan perusahaan jasa pertambangan; i). pengelolaan keadaan
darurat; j). penyediaan dan penyiapan P3K
Lanjutan ....
5. Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut : a). pemantauan dan pengukuran
kinerja; b). inspeksi pelaksanaan keselamatan pertambangan; c). evaluasi
kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan persyaratan
lainnya yang terkait; d). hasil laporan dari penyelidikan kecelakaan, kejadian
berbahaya, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, dan data rekaman penyakit
akibat kerja; e). evaluasi pengelolaan administrasi keselamatan pertambangan; f).
audit internal penerapan SMKP Minerba; dan g). rencana perbaikan dan tindak
lanjut.
6. Dokumentasi : a). penyusunan manual SMKP Minerba; b). pengendalian dokumen;
c). pengendalian rekaman; dan d). penetapan jenis dokumen dan rekaman.
7. Tinjauan Manajemen dan Peningkatan Kinerja : a). tinjauan hasil dari tindak lanjut
rencana perbaikan dapat digunakan dasar bagi manajemen, dalam penentuan
kebijakan atas proses peningkatan kinerja keselamatan pertambangan; b). tinjauan
manajemen dipimpin oleh manajemen tertinggi pemegang izin; dan c). dilakukan
secara berkala paling kurang 1 (satu) tahun sekali dan hasilnya didokumentasikan.
PENERAPAN SMKP PADA PEMEGANG IUP OP KHUSUS
PENGOLAHAN / PEMURNIAN
1. Kebijakan
a.Penyusunan kebijakan
mempertimbangkan hasiltinjauan awal dan masukan dari para pekerja tambang.
b. Isi kebijakan : 1) mencakup visi, misi, dan tujuan; dan 2) berkomitmen dalam
melaksanakan K3 dan KO Pengolahan dan/atau Pemurnian
c. Penetapan kebijakan : Disahkan oleh pimpinan tertinggi dari pemegang izin.
d. Komunikasi kebijakan : Hasil dari penetapan kebijakan dijelaskan dan
disebarluaskan kepada pekerja tambang dan orang yang diberi izin masuk oleh
PTL.
e. Tinjauan kebijakan : Dalam hal peninjauan oleh manajemen maka dilakukan
penyesuaian kondisi secara berkala terhadap kebijakan keselamatan pengolahan
dan/atau pemurnian yang telah ditetapkan.
2. Perencanaan berpedoman pada : a). hasil proses penelaahan awal b). Manajemen
risiko c). Identifikasi dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lainnya yang terkait. d). Penetapan tujuan, sasaran, dan program e).
Rencana kerja, anggaran, dan biaya
Lanjutan ....
3. Organisasi dan Personel : a). penyusunan dan penetapan struktur organisasi, tugas,
tanggung jawab, dan wewenang dengan ketentuan untuk penerapan SMKP Minerba,
struktur organisasi Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian diintegrasikan ke
dalam struktur organisasi; b). penunjukan PTL; c). penunjukan PJO untuk Perusahaan
Jasa Pengolahan dan/atau Pemurnian; d). pembentukan dan penetapan Bagian K3 dan
Bagian KO Pengolahan dan/atau Pemurnian; e). penunjukan pengawas operasional dan
pengawas teknis; f). penunjukan Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten; g).
pembentukan dan penetapan Komite Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian; h).
penunjukan Tim Tanggap Darurat; i). seleksi dan penempatan personel; j).
penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta kompetensi kerja;
k). penyusunan, penetapan, dan penerapan komunikasi Keselamatan Pengolahan
dan/atau Pemurnian; l). pengelolaan administrasi Keselamatan Pengolahan dan/atau
Pemurnian; dan m). penyusunan, penerapan, dan pendokumentasian partisipasi,
konsultasi, motivasi, dan kesadaran.
4. Implementasi : a). pelaksanaan pengelolaan operasional; b). pelaksanaan pengelolaan
lingkungan kerja; c). pelaksanaan pengelolaan kesehatan kerja; d). pelaksanaan
pengelolaan KO Pengolahan dan/atau Pemurnian; e). penetapan sistem perancangan
dan rekayasa; f). penetapan sistem pembelian; g). pengelolaan keadaan darurat; h).
penyediaan dan penyiapan P3K; i) pelksanaan keselamatan diluar pekerjaan
Lanjutan ....
5. Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut : a). pemantauan dan pengukuran
kinerja; b). inspeksi pelaksanaan keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian; c).
evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya yang terkait; d). hasil laporan dari penyelidikan kecelakaan,
kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit tenaga kerja, dan data rekaman
penyakit akibat kerja; e). evaluasi pengelolaan administrasi keselamatan
pengolahan dan/atau pemurnian; f). audit internal penerapan SMKP Minerba; dan
g). rencana perbaikan dan tindak lanjut.
6. Dokumentasi : a). penyusunan manual SMKP Minerba; b). pengendalian dokumen;
c). pengendalian rekaman; dan d). penetapan jenis dokumen dan rekaman.
7. Tinjauan Manajemen dan Peningkatan Kinerja : a). tinjauan hasil dari tindak lanjut
rencana perbaikan dapat digunakan dasar bagi manajemen, dalam penentuan
kebijakan atas proses peningkatan kinerja keselamatan pengolahan dan/atau
pemurnian; b). tinjauan manajemen dipimpin oleh manajemen tertinggi pemegang
izin; dan c). dilakukan secara berkala paling kurang 1 (satu) tahun sekali dan
hasilnya didokumentasikan.
AUDIT SMKP
1. Audit Internal : dilakukan oleh internal perusahaan
2. Audit Eksternal : dilakukan lembaga yang telah ditetapkan Direktur Jenderal
3. Proses pelaksanaan audit internal dan eksternal :
- Permulaan audit : penentuan kelayakan audit, penunjukan ketua tim audit,
pemilihan tim audit, penetapan tujuan ruang lingkup dan kriteria audit,
pelaksanaan kontak awal dengan auditi
- Pelaksanaan tinjauan dokumen : peninjauan dokumen sistem manajemen dan
penentuan kecukupan dokumen terhadap kriteria audit
- Persiapan kegiatan audit lapangan : penyiapan rencana audit, penugasan tim audit,
penyiapan dokumen kerja
- Pelaksanaan kegiatan audit lapangan : pelaksanaan rapat pembukaan, komunikasi
selama audit, tugas dan tanggungjawab pemandu dan pengamat, pengumpulan
dan verifikasi informasi, perumusan temuan audit, penyiapan kesimpulan audit,
pelaksanaan rapat penutupan
- Penyiapan, pengesahan dan penyampaian laporan audit : penyiapan laporan audit,
pengesahan dan penyampaian laporan audit
- Penyelesaian audit
- Pelaksanaan tindak lanjut audit
ORGANISASI MANAJEMEN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
External & Internal Audit
Komite KP
KEPALA TEKNIK TAMBANG
Program KP Manager KP
NO
TARGET KP YES
A. PENGAWASAN ADMINISTRATIF
B. PENGAWASAN OPERASIONAL
A. PENGAWASAN ADMINISTRASI
Pengesahan Sertifikasi Peralatan, Instalasi, Sarana &
• Kepala Teknik Tambang Prasarana
• Wakil Kepala Teknik Tambang • Gudang Bahan • Alat Angkut
Peledak • Penimbunan Bahan
Media Komunikasi, Informasi & Laporan • Kapal Keruk Bakar Cair
• Buku Tambang • Kapal Isap • Bejana Bertekanan
• Buku Daftar Kecelakaan • Alat Angkut Orang, • Instalasi Pipa
• Buku Derek, Buku Kawat. Buku Catatan Barang, dan Material; • Pressure Safety Valve
Ventilasi & Penyanggaan, Buku Catatan • Lori Gantung, Derek • Peralatan Listrik
Pemeriksaan Sumuran • Alat Angkat • RIG
• Buku Peraturan Kerja Kapal Keruk & Buku
Jurnal Teknik
• Sertifikasi Personil
Laporan Rutin dan Non Rutin
• Penggunaan Standardisasi : SNI, SKNI, • Juru Ledak
SKKK, SOP, JSA, dll • Juru Ukur
• IUJP • Pengawas Operasional (POP; POM; POU)
• Juru Las (dengan pihak ke-3)
Pengkajian & Persetujuan • Operator Alat Angkat dan Angkut (dengan
• Dokumen FS, RKAB, AMDAL, RR, RPT, Izin pihak ke-3)
Lingkungan, IPPKH
• Tinggi jenjang, kestabilan lereng Rekomendasi
• Ventilasi, penyanggaan, • Rekomendasi Pembelian Bahan Peledak
• Perubahan kostruksi alat pemindah tanah, dll
FORMAT PELAPORAN PENGELOLAAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
BUKU TAMBANG
• Disyahkan oleh IT
• Diberi nomor
• Media intraksi IT dan KTT
• Disimpan di kantor KTT
• Duplikatnya di Kantor KAIT
KECELAKAAN TAMBANG
TANGGAL
TAHUN NO. NO. SURAT PERIHAL
SURAT
Meningkatnya Jumlah Kecelakaan
22 2092/37.04/DBT/2011 21 September 2011
Tambang Tahun 2011.
2011
23 4436/75/DJB/2011 30 Desember 2011 Pengangkatan Inspektur Tambang.
Rata-
NO. FAKTOR PEKERJAAN Ringan Berat Mati
Rata