0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
58 tayangan19 halaman

Askep Gawat Darurat Ketoasidosis Diabetik

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 19

ASKEP GAWAT DARURAT

KETOASIDOSIS DIABETIK

Kelompok 4
pengertian

Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah komplikasi akut diabetes melitus yang serius,
suatu keadaan darurat yang harus segera diatasi. KAD memerlukan pengelolaan yang
cepat dan tepat, mengingat angka kematiannya yang tinggi. Pencegahan merupakan
upaya penting untuk menghindari terjadinya KAD.
etiologi

 Insulin Dependen Diabetes Melitus (IDDM) atau diabetes melitus tergantung insulin
disebabkan oleh destruksi sel B pulau langerhans akibat proses autoimun. Sedangkan
non insulin dependen diabetik melitus (NIDDM) atau diabetes melitus tidak tergantung
insulin disebabkan kegagalan relatif sel B dan resistensi insulin. Resistensu insulin
adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa oleh
jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati.
patofiologi

Gejala dan tanda yang timbul pada KAD disebabkan terjadinya hiperglikemia dan
ketogenesis. Defisiensi insulin merupakan penyebab utama terjadinya hiperglikemia
atau peningkatan kadar glukosa darah dari pemecahan protein dan glikogen atau lipolisis
atau pemecahan lemak. Hiperglikemia menyebabkan diuresis osmotik dengan
hipovolemia kemudian akan berlanjut terjadinya dehidrasi dan renjatan atau syok.
Glukoneogenesis menambah terjadinya hiperglikemik.
Tanda dan gejala
 Gejala dan tanda-tanda yang dapat ditemukan 10. Anoreksia, mual, muntah, nyeri perut
pada pasien KAD adalah:
11. Bisa terjadi ileus sekunder akibat hilangnya K+
karena diuresis osmotik
1. Kadar gula darah tinggi (> 240 mg/dl)
12. Kulit kering
2. Terdapat keton di urin
13. Keringat <<<
3. Banyak buang air kecil sehingga dapat dehidrasi
14. Kussmaul ( cepat, dalam ) karena asidosis metabolik
4. Sesak nafas (nafas cepat dan dalam)

5. Nafas berbau aseton  Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya


KAD adalah:
6. Badan lemas

7. Kesadaran menurun sampai koma 1. Infeksi, stres akut atau trauma

8. KU lemah, bisa penurunan kesadaran 2. Penghentian pemakaian insulin atau obat diabetes

9. Polidipsi, poliuria 3. Dosis insulin yang kurang


Pemeriksaan Diagnostik

1. Glukosa darah : meningkat 200 – 100 mg/dl atau lebih

2. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok

3. Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkaat

4. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l


 Pemeriksaan Osmolalitas = 2[Na+K] + [GDR/18] + [UREUM/6]

1. Elektrolit : Natrium : mungkin normal , meningkat atau menurun

2. Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan selular), selanjutnya akan menurun

3. Fosfor : lebih sering menurun

4. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir

5. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik

6. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat atau normal (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi sebagai rrespons terhadap stress atau infeksi

7. Ureum/kreatinin: Mungkn meningkaatt atau normal(dehidrasi/penurunan fungsi ginjal)

8. Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut sebagai penyebab DKA

9. Urin : gula dan aseton positif , berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat

10.Kultur dan sensitifitas : kemungkinan adanya infeksi saluran kemih, pernafasan dan pada luka
penatalaksanaan
1.    Pemberian Bicnat = [ 25 - HCO3 TERUKUR ] x

 Fase I/Gawat : BB x 0.4

1. REHIDRASI 1. Antibiotik dosis tinggi.

 NaCl 0,9% atau RL 2L loading dalam 2 jam


  

pertama, lalu 80 tpm selama 4 jam, lalu 30-50 tpm Batas fase I dan fase II sekitar GDR 250 mg/dl atau
selama 18 jam (4-6L/24jam) reduksi

1. INSULIN  Fase II/maintenance:

 4-8 U/jam sampai GDR 250 mg/dl atau reduksi1. Cairan maintenance
minimal
a) Nacl 0.9% atau D5 atau maltose 10% bergantian
1. Infus K (TIDAK BOLEH BOLUS)
b) Sebelum maltose, berikan insulin reguler 4U
a) Bila K+ < 3mEq/L, beri 75mEq/L
1. Kalium
b) Bila K+ 3-3.5mEq/L, beri 50 mEq/L
a) Perenteral bila K+ <4mEq
c) Bila K+ 3.5 -4mEq/L, beri 25mEq/L
b) Peroral (air tomat/kaldu 1-2 gelas, 12 jam
komplikasi
 Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kematian akibat KAD adalah:

a. Terlambat didiagnosis karena biasanya penyandang DM dibawa setelah koma.

b. Pasien belum tahu bahwa ia menyandang DM.

c. Sering ditemukan bersama-sama dengan komplikasi lain yang berat, seperti: renjatan (syok), stroke, dll.

d. Kurangnya fasilitas laboratorium yang menunjang suksesnya penatalaksanaan KAD Komplikasi yang dapat terjadi akibat KAD yaitu:

e. Edema paru

f. Hipertrigliserida

g. Infark miokard akut

h. Hipoglikemia

i. Hipokalsemia

j. Hiperkloremia

k. Edema otak

l. Hipokalemia
pengkajian
1. Pengumpulan data

 Anamnese didapat :

a. Identifikasi klien.

b. Keluhan utama klien :

 Mual muntah dan sesak napas, hipotensi, serta sakit kepala

a. Riwayat penyakit sekarang :

 Pasien datang dengan keluhan sesak napas, kelemahan, tekanan darah menurun (hipotensi ortostatik).
terkadang disertai muntah dan mual, pasien juga adapat mengeluhkan cemas atas apa yang sedang dialaminya.

a. Riwayat penyakit dahulu :

 Menderita Diabetes Militus, penggunaan insulin yang tidak teratur.

a. Riwayat kesehatan keluarga

 Keluarga memiliki riwayat diabetes melitus.

a. Riwayat psikososial

 Pasien dengan KAD memiliki hubungan yang terhambat dengan sosial sebab terkadang pasien disertai dengan
sesak napas.
1. Pengkajian gawat darurat :

a. Airways : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau benda asing yang
menghalangi jalan nafas

b. Breathing : kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan otot bantu pernafasan

c. Circulation : kaji nadi, capillary refill


1. Pemeriksaan Fisik

a. B1 (Breath/nafas) :

 Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung adanya


infeksi/tidak). Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen Frekuensi
pernapasan meningkat.

 Napas berbau aseton atau buah, pernapasan menunjukkan pernapasan cepat


(kusmaul)/hiperventilasi.

a. B2 (Blood/darah)

1) Tachicardi

2) Disritmia

a. B3 (Bladder/kantung kemih) :

 Awalnya poliuri dapat diikuti oliguri dan anuri


a. B4 (Brain/syaraf)

 Gejala : Pusing/pening, sakit kepala Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia.
Gangguan penglihatan. Kesadaran CM / Letargi / Koma.

 Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut).

 Gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental, aktifitas kejang

 (tahap lanjut dari DKA).

a. B5 (Bowel/eliminasi)

b. Distensi abdomen

c. Bising usus menurun

d. B6 (Bone/tulang)

 Penurunan kekuatan otot, Kram otot, tonus otot menurun, gangguan istrahat/tidur.

 Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan

 Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas


5. Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien dengan KAD antara lain :

1. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan penurunan kemampuan bernapas


(D.0005)

2. Nausea berhubungan dengan gangguan biokimiawi (D.0076)

3. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif akibat diuresis osmotik


akibat hiperglikemia (D.0023)

4. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)

5. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional (D.0080)


intervensi
1. Diagnosa Keperawatan Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif.

a. Kriteria Hasil :

1) Dispnea (5) : menurun

2) Penggunaan otot bantu napas (5) : menurun

3) Frekuensi napas (5) : membaik

a. Intervensi Keperawatan

4) Kaji status pernapasan pasien

5) Kaji tanda-tanda vital pasien.

6) Berikan posisi senyaan mungkin untuk pasien

7) Berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi oksigen.


1. Diagnosa Keperawatan Nausea berhubungan dengan gangguan biokimiawi

a. Kriteria Hasil

1) Keluhan mual (5) : menurun

2) Perasaan ingin muntah (5) : menurun

3) perasaan asam di mulut (5) : menurun

a. Intervensi Keperawatan

1) Identifikasi pengalaman mual

2) Monitor mual

3) Monitor asupan nutrisi dan kalori

4) Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual

5) Anjurkan istirahat dan tidur

6) Kolaborasi pemberian antiemetik


1. Diagnosa Keperawatan Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif akibat diuresis osmotik akibat
hiperglikemia.

a. Kriteria Hasil :

1) Pengisian vena (5) : meningkat

2) Dispnea (5) : menurun

3) Konsestrasi urin (5) : menurun

4) Frekuensi nadi (5) : membaik

5) Tekanan darah (5) : membaik

6) Membran mukosa (5) : membaik

a. Intervensi Keperawatan

7) Kaji status hidrasi pasien.

8) Kaji intake dan output cairan pasien.

9) Kaji hasil lab pasien.

10) Kaji tanda-tanda vital pasien.

11) Berikan cairan intravena.

12) Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan prosedur transfusi darah.


1. Diagnosa Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis.

a. Kriteria Hasil :

1) Keluhan nyeri (5) : menurun

2) Gelisah (5) : menurun

3) Frekuensi nadi (5) : membaik

a. Intervensi Keperawatan

1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

2) Identifikasi skala nyeri

3) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri

4) Fasilitiasi istirahat dan tidur

5) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri

6) Kolaborasi pemberian analgetik.


1. Diagnosa Keperawatan Ansietas berhubungan dengan krisis situasional.

a. Kriteria Hasil :

1) Perilaku gelisah (5) : menurun

2) Perilaku tegang (5) : menurun

a. Intervensi Keperawatan :

1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah

2) Ciptakan suasana terapetik untuk menumbuhjan kepercayaan

3) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan

4) Gunakan pendekatan yang menenangkan dan meyakinkan

5) Jelaskan prosedur, termasuk sensai yang mungkin dialami

6) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis.

7) Latih teknik relaksasi

Anda mungkin juga menyukai