Evapro

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 60

EVALUASI PROGRAM PENCEGAHAN

DAN PENGENDALIAN HIPERTENSI DI


WILAYAH KERJA UPT BLUD
PUSKESMAS KUPANG KOTA

Disusun oleh :
dr. Anggun Budi Wardani
dr. Devi Nindya Oktara

Pembimbing :
dr. Astriana

 
PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA
WAHANA PUSKESMAS KUPANG KOTA
PERIODE MEI 2022 – NOVEMBER 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit tidak menular (PTM) adalah
Penyakit yang tidak bisa ditularkan dari LATAR
orang ke orang, yang perkembangannya
berjalan perlahan dalam jangka waktu yang
BELAKANG
panjang (kronis).
Penyakit tidak menular menjadi PENYEBAB UTAMA kematian
secara global.

PTM menyebabkan 41 juta


kematian atau setara dengan
71% dari semua kematian
secara global (WHO)

85% dari kematian "prematur" ini


terjadi di negara-negara
Setiap tahun >15 juta orang berpenghasilan rendah dan
meninggal karena PTM menengah.
antara usia 30 dan 69 th

PTM telah menjadi isu strategis dalam agenda SDGs 2030 sehingga harus menjadi
prioritas pembangunan di setiap negara.
Indonesia saat ini menghadapi beban ganda penyakit, yaitu
penyakit menular dan Penyakit Tidak Menular
Hanya 30% dari kasus hipertensi dan
diabetes yang terdeteksi/terdiagnosis.

70% belum terdeteksi

Penanganan medis terlambat

Komplikasi, kecacatan dan kematian dini

Melipatgandakan biaya pengobatan

Peningkatan beban ekonomi

Beban ekonomi akibat PTM di Indonesia mendekati 4,47 milyar dollar (5,1 kali GDP pada tahun 2012)
akibat PTM. PTM dan segala komplikasinya menelan 33% dari total biaya belanja JKN.
Prevalensi tekanan darah
tinggi pada perempuan
yaitu 36,85% lebih tinggi
Menurut Riskesdas tahun 2018,
dibanding dengan laki-laki
menunjukkan bahwa terjadi
yaitu sekitar 31,34%.
peningkatan prevalensi hipertensi
Prevalensi perkotaan
pada penduduk umur ≥ 18 tahun
sedikit lebih tinggi
yang sebelumnya sebesar 25,8%
(34,43%) dibandingkan
pada tahun 2013 dan meningkat
dengan perdesaan
menjadi 34,1% pada tahun 2018.
(33,72%), dan prevalensi
semakin meningkat seiring
dengan pertambahan usia.
Pada UPT BLUD Puskesmas
Kupang Kota tahun 2022,
berdasarkan data yang
Pada provinsi lampung sendiri,
didapatkan bahwa hipertensi
berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menjadi sepuluh besar
yang dilakukan di Lampung penyakit teratas dan
menunjukkan bahwa prevalensi menempati urutan pertama
hipertensi berdasarkan diagnosis pada kategori penyakit tidak
dokter pada penduduk usia ≥ 18 menular. Penderita hipertensi
tahun sebesar 8,3% (Riskesdas, di UPT BLUD Puskesmas
2018) Kupang Kota pada tahun
2021 yang melakukan
pengobatan secara teratur
yaitu sebesar 79,76%.
Program PTM telah direvisi dengan rencana strategis PTM tahun 2015-2019 dan diluncukan
pada oktober 2015

Pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM meliputi 4 cara, yaitu :


(1) Advokasi, kerjasama, bimbingan dan manajemen PTM.
(2) Promosi, pencegahan, dan pengurangan faktor risiko PTM melalui pemberdayaan
masyarakat.
(3) Penguatan kapasitas dan kompetensi layanan kesehatan, serta kolaborasi sektor swasta dan
profesional.
(4) Penguatan survailans, pengawasan dan riset PTM.
(2) Promosi, pencegahan, dan pengurangan faktor risiko PTM melalui pemberdayaan
masyarakat.

Pelaksanaan program pengendalian penyakit tidak menular (PTM) Puskesmas Kupang Kota
melalui kegiatan posbindu rutin Puskesmas Kupang Kota pada tahun 2022.
TUJUAN
Mampu menganalisis masalah kesehatan dan mencari
metode pemecahan masalah kesehatan di Puskesmas
TUJUAN &
Kupang Kota dalam penanganan Penyakit Tidak MANFAAT
menular (PTM)
MANFAAT
BAGI DOKTER INTERNSIP
● Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai dasar-dasar
kedokteran komunitas.
● Menambah pengetahuan dokter internsip mengenai penerapan
langsung program kerja di Puskesmas.
TUJUAN &
BAGI PUSKESMAS MANFAAT
● Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan
bagi perumusan kebijakan program kesehatan di Puskesmas Kupang Kota

BAGI MASYARAKAT
Mensosialisasikan kepada masyarakat tentang penyakit tidak menular
(PTM) dan pentingnya pencegahan terhadap faktor-faktor yang
menyebabkan PTM dan mendapatkan pengobatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
UPT BLUD Puskesmas Kupang Kota merupakan Puskesmas
Pemerintah Kota Bandar Lampung, Tanah UPT BLUD
Puskesmas Kupang Kota yang diperoleh dari Hibah pada tahun
1958 seluas 1.450 m2, dengan Luas bangunan sekarang 307 m2
Bangunan Lama, terletak di Jl. Patimura No.14 Teluk Betung
Bandar Lampung.
PROFIL BLUD UPT
  PUSKESMAS KUPANG KOTA
Wilayah kerja Puskesmas Kupang Kota berbatasan dengan :
TINJAUAN
- Utara : berbatasan dengan Kelurahan Talang dan Pengajaran. GEOGRAFIS
- Selatan : berbatasan dengan Kelurahan Bumi Waras dan
Kangkung
- Timur : berbatasan Kangkung dan Pesawahan
- Barat : berbatasan dengan Kelurahan Bumi waras dan Gedung
pakuon
Pada tahun 2021 jumlah penduduk wilayah kerja UPT BLUD
Puskesmas Kupang Kota sebanyak 33.466 jiwa.

PROFIL BLUD UPT PUSKESMAS


KUPANG KOTA

TINJAUAN DEMOGRAFIS
Puskesmas Kupang Kota merupakan puskesmas perawatan
rawat jalan dan rawat inap dimana dalam melaksanakan
programnya memiliki program Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
maupun Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP).

Enam (6) upaya kesehatan wajib puskesmas tersebut adalah PROFIL BLUD UPT PUSKESMAS
a. Promosi Kesehatan (Promkes) termasuk UKS KUPANG KOTA
b. Sanitasi (Kesehatan Lingkungan)
c. KIA/KB
d. GIZI SARANA PELAYANAN
e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
f. Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Delapan (8) program pengembangan yang
dilaksanakan:
1) Pelayanan Kesehatan Jiwa
2) Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
3) Pelayanan Kesehatan Tradisional
PROFIL BLUD UPT
Komplementer PUSKESMAS KUPANG KOTA
4) Pelayanan Kesehatan Olah raga
SARANA PELAYANAN
5) Pelayanan Kesehatan Indera
6) Pelayanan Kesehatan Lansia
7) Pelayanan Kesehatan Kerja
8) Pelayanan Kesehatan Lainnya
1. UKM Esensial dan Keperawatan Masyarakat, terdiri dari :
3. UKM Pengembangan
a) Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk UKS
a) Pelayanan Kesehatan Jiwa
b) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
b) Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
c) Pelayanan KIA –KB-UKM
c) Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
d) Pelayanan Gizi UKM
d) Pelayanan Kesehatan Olah raga
e) Pelayanan P2P
e) Pelayanan Kesehatan Indera
f) Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
f) Pelayanan Kesehatan Lansia
g) Pelayanan Kesehatan Kerja
PROFIL BLUD UPT PUSKESMAS h) Pelayanan Kesehatan Lainnya
KUPANG KOTA
SARANA PELAYANAN 4. UKP Kefarmasian dan Laboratorium
1) Pelayanan Pemeriksaan Umum
2) Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
3) Pelayanan KIA-KB-UKP
4) Pelayanan Gawat darurat
5) Pelayanan Gizi UKP
6) Pelayanan Kefarmasian
7) Pelayanan Laboratorium
Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan

PROFIL BLUD UPT PUSKESMAS


Jaringan dan jejaring pelayanan Puskesmas MEGANG SAKTI
Kupang meliputi Poskeskel Kupang Kota,
STRUKTUR ORGANISASI
Poskeskel Kupang Teba, Poskekel Kupang
Raya, Poskeskel Gunung Mas , RS Santa Ana,
dokter Sofyan SpOG, dokter Ritonga Sp.B,
dokter Christin,SpA, dokter Angga, dokter
Oscar, dokter Ervina, dokter Olivia, dokter
Adriani, dokter Monic, dokter Astuti.
PROFIL BLUD UPT PUSKESMAS
KUPANG KOTA

Gambaran morbiditas penyakit


menular dan penyakit tidak
menular
Penyakit yang tidak bisa ditularkan dari orang ke PENYAKIT
orang, yang perkembangannya berjalan perlahan TIDAK
dalam jangka waktu yang panjang (kronis).
MENULAR
Karakteristik penyakit tidak menular yakni:
(a) Penyebab penyakit (etiologi) yang tidak tentu/non living agent
(b) Terdapat interaksi antara faktor risiko satu penyakit dengan penyakit
lain; (agent-host/reservoir) PENYAKIT
(c) Riwayat alamiah penyakit (masa laten, masa sakit subklinis, masa sakit
klinis dan cacat) yang panjang;
TIDAK
(d) Perubahan seseorang yang sehat menjadi sakit tidak begitu terlihat; dan
(e) Sulit mengembalikan keadaan pasien menjadi normal akibat perubahan
MENULAR
patologis (misalnya kecacatan).

Penyakit Non–Infeksi New Communicable Disease

Penyakit Kronik
FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR

Dapat – Tidaknya Kestabilan Peranan


Risiko itu diubah Faktor risiko PENYAKIT
TIDAK
Unchangeable Risk Suspected Risk Factors
Factors (Faktor risiko yg dicurigai)
• Merokok yang merupakan
MENULAR
• Umur, genetik
penyebab kanker leher rahim.

Changeable Risk
Factors Established Risk Factors
• Kebiasaan merokok, olah (Faktor risiko yang telah ditegakkan)
raga • Rokok sebagai Faktor risiko
terjadinya kanker paru.
PENYAKIT
TIDAK
MENULAR

Direktorat pengendalian penyakit tidak menular


KEGUNAAN IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO

Prediksi Diagnosis
Memperediksi yang akan Membantu menegakkan diagnosis
terjadi

PENYAKIT
TIDAK
01 02 03 04
MENULAR
Penyebab/Confounding Prevalensi
Factors Mengetahui angka
Mengetahui morbiditas/mortalitas sehingga
penyebab/confounding factor dapat melakukan tindakan
pencegahan
UPAYA–UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR

Pencegahan Tingkat
Pencegahan
Primordial
Pertama
Promkes dan preventif
PENYAKIT
TIDAK
MENULAR
Pencegahan Pencegahan Tingkat
Tingkat Kedua ketiga

Diagnosis dan terapi Rehabilitasi


JENIS-JENIS PENYAKIT TIDAK MENULAR

Penyakit tidak menular yang memiliki tingkat


prevalensi yang tinggi dan pada umumnya sering PENYAKIT
dialami oleh masyarakat, penyakit tersebut adalah TIDAK
Penyaki penyakit gagal jantung, Ashma bronchiale,
MENULAR
penyakit Hipertensi, Kanker serviks, Diabetes
mellitus, Gagal ginjal kronik penyakit mata atau
Katarak, penyakit Rematik, penyakit Obesitas dan
penyakit Jiwa.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
TIDAK MENULAR

PENYAKIT
TIDAK
MENULAR
TARGET GLOBAL PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

PENYAKIT
TIDAK
MENULAR
TARGET GLOBAL PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

PENYAKIT
TIDAK
MENULAR
Hipertensi adalah peningkatan tekanan
darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih dari
HIPERTENSI
90 mmHg pada dua kali pengukuran
Definisi
dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan cukup istirahat/tenang.
Berdasarkan etiologinya hipertensi
dapat diklasifikasikan menjadi
hipertensi primer/essensial dengan
insiden 80-95% dimana pada hipertensi
jenis ini tidak diketahui penyebabnya. HIPERTENSI
Selain itu terdapat pula hipertensi Etiologi
sekunder akibat adanya suatu penyakit
atau kelainan yang mendasari, seperti
stenosis arteri renalis, penyakit
parenkim ginjal, feokromositoma,
hiperaldosteronism
Faktor resiko hipertensi adalah umur,
jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik
(faktor resiko yang tidak dapat diubah
atau dikontrol), kebiasaan merokok, HIPERTENSI
konsumsi garam, konsumsi lemak Faktor Risiko
jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan
minum-minuman beralkohol, obesitas,
kurang aktivitas fisik, stres,
penggunaan estrogen
HIPERTENSI
Patofisiologi
HIPERTENSI
Klasifikasi
a. Terapi non farmakologis
Penderita prehipertensi dan hipertensi
sebaiknya melakukan modifikasi gaya hidup
seperti menurunkan berat badan jika kelebihan
berat badan dengan menjaganya pada kisar body
mass index (BMI) yaitu 18,5-24,9; mengadopsi
pola makan Dietary Approaches to Stop
HIPERTENSI
Hypertension (DASH) yang kaya dengan buah, Tatalaksana
sayur, dan produk susu rendah lemak; mengurangi
konsumsi garam yaitu tidak lebih dari 100 meq/L;
melakukan aktivitas fisik dengan teratur seperti
jalan kaki 30 menit/hari; serta membatasi
konsumsi alkohol tidak lebih dari 2 kali/hari pada
pria dan 1 kali/hari pada wanita, menghentikan
kebiasaan merokok
HIPERTENSI
Tatalaksana
BAB III
PROBLEM SOLVING CYCLE
KERANGKA BERPIKIR PENDEKATAN MASALAH

Masalah adalah kesenjangan antara harapan atau tujuan yang ingin dicapai dengan
kenyataan yang sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak puas. Permasalahan yang
timbul terdapat pada outcome dimana hasil kegiatan tidak sesuai Standar Pelayanan Minimal.
URUTAN PEMECAHAN MASALAH
2. 3. 4. 5. 6.
Penentuan Penyusunan Penentuan Memilih penyebab Menentukan
prioritas masalah peringkat masalah penyebab masalah yang paling alternatif pemecahan
mungkin masalah

8. 7.
Penyusunan Penetapan pemecahan
rencana penerapan masalah terpilih
1.
Identifikasi masalah

9.
Monitoring dan Evaluasi
URUTAN PEMECAHAN MASALAH
2. 3. 4. 5.
Penentuan Penyusunan Penentuan Memilih penyebab
prioritas masalah peringkat masalah penyebab masalah yang paling
mungkin

1.
Identifikasi masalah
URUTAN PEMECAHAN MASALAH
2. 3. 4. 5. 6.
Penentuan Penyusunan Penentuan Memilih penyebab Menentukan
prioritas masalah peringkat masalah penyebab masalah yang paling alternatif pemecahan
mungkin masalah

8. 7.
Penyusunan Penetapan pemecahan
rencana penerapan masalah terpilih
1.
Identifikasi masalah
BAB IV
9.
Monitoring dan Evaluasi
ANALISIS MASALAH
Input Kelebihan Kekurangan
1. Memiliki dokter umum lebih dari dua orang 1. Masyarakat masih menganggap penyakit tidak berbahaya.
dipukesmas sehingga memudahkan untuk 2. Kurangnya kesadaran untuk berobat secara berkala
ANALISA
Man deteksi dini
2. Adanya perawat dan/atau bidan yang telah
PENYEBAB mendapatkan pelatihan mengenai P2PTM

Adanya dana yang diturunkan untuk petugas


MASALAH Money
program PTM
ANALISA INPUT Terdapat pedoman dari Kemenkes RI mengenai 1. Kegiatan posyandu dan posbindu terhambat karena pandemi
pelaksanaan program PTM yang digunakan covid 19
Methode
sebagi acuan melaksanakan kegiatan 2. Kerjasama antara institusi pemerintah dan swasta, atau
institusi pemerintah

Sudah tersedianya posbindu pada setiap desa Beberapa posbindu tidak memiliki alat untuk memeriksa tensi
Material untuk menjaring pasien terduga HT

Ketidaklengkapan antara data-base pencatatan dan pelaporan


Machine yang tersedia pada computer, data pencatatan serta pelaporan
manual

Enviroment Budaya yang kurang mendukung pentingnya pola hidup sehat


Proses Kelebihan Kekurangan
1. Terdapat pedoman Pelayanan PTM Masih ada beberapa program yang
ANALISA Kemenkes RI sebagai acuan belum memilik system perencanaan

P1 2. Terdapat data dan sasaran yang pelayanan sesuai pedoman


PENYEBAB (perencanaan) disajikan Puskesmas dan Dinkes Kota
Bandar Lampung sebagai acuan

MASALAH menyusun rencana kegiatan

ANALISIS PROSES Adanya kegiatan pelayanan yang dilakukan 1. Tidak ada follow up terhadap
P2
melalui posbindu lansia masyarakat yang telah memiliki
(pelaksanaan dan
riwayat penyakit kormobid
pergerakan)

1. Evaluasi&feedback bulanan dilakukan Kurang ketatnya fungsi pengawasan,

P3 secara rutin oleh Kepala Puskesmas & penilaian & pengendalian oleh

(pengawasan, koordinator program. koordinator program

penilaian, dan 2. Pelaporan disampaikan secara rutin ke

pengendalian) Dinkes Kota Bandar Lampung & diperoleh


feedback yang baik
ANALISA

PENYEBAB

MASALAH
OUTCOME
RUMUSAN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
1. Masyarakat masih menganggap penyakit tidak berbahaya.
2. Kurangnya kesadaran untuk berobat secara berkala
3. Kegiatan posyandu dan posbindu terhambat karena pandemi covid 19
4. Kerjasama antara institusi pemerintah dan swasta, atau institusi pemerintah
5. Beberapa posbindu tidak memiliki alat untuk memeriksa tensi

6. Ketidaklengkapan antara data-base pencatatan dan pelaporan yang tersedia pada computer, data
pencatatan serta pelaporan manual
7. Budaya yang kurang mendukung pentingnya pola hidup sehat

8. Masih ada beberapa program yang belum memilik system perencanaan pelayanan sesuai pedoman
9. Tidak ada follow up terhadap masyarakat yang telah memiliki riwayat penyakit kormobid
10. Beberapa program bagian seperti indera dan upaya berhenti merokok tidak berjalan

11. Kurang ketatnya fungsi pengawasan, penilaian & pengendalian oleh koordinator program
Masyarakat masih Kurangnya kesadaran Budaya yang kurang
menganggap penyakit untuk berobat secara mendukung pentingnya pola
tidak berbahaya. berkala hidup sehat

PENYEBAB MASALAH
PALING MUNGKIN

Masih ada beberapa program


Tidak ada follow up
yang belum memilik system
terhadap masyarakat yang
perencanaan pelayanan
telah memiliki riwayat
sesuai pedoman
penyakit kormobid
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
URUTAN PEMECAHAN MASALAH
2. 3. 4. 5. 6.
Penentuan Penyusunan Penentuan Memilih penyebab Menentukan
prioritas masalah peringkat masalah penyebab masalah yang paling alternatif pemecahan
mungkin masalah

8. 7.
Penyusunan Penetapan pemecahan
rencana penerapan masalah terpilih
1.
Identifikasi masalah

9.
Monitoring dan Evaluasi
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

NO MASALAH PEMECAHAN MASALAH


Masyarakat masih menganggap penyakit tidak Melakukan penyuluhan tentang PTM (kuhsusnya DM
1
berbahaya dan HT) secara berkala
Budaya yang kurang mendukung pentingnya pola Mengadakan acara “Sparing deteksi dini PTM” antar
2
hidup sehat posbindu tiap 6 bulan atau 1 tahun sekali
dipuskesmas kupang kota bekerjasama dengan
3 Kurangnya kesadaran untuk berobat secara berkala laboratorium dan/atau dokter umum atau dokter
spesialis penyakit dalam

Tidak ada follow up terhadap masyarakat yang telah Membuat buku followup khusus puskesmas kupang
4
memiliki riwayat penyakit kormobid kota untuk peserta posbindu.

Masih ada beberapa program yang belum memilik


5
sistem perencanaan pelayanan sesuai pedoman Digalakkan kembali program yang sudah terbentuk
namun belum berjalan sesuai standar.
KRITERIA MATRIKS

EFEKTIFITAS PROGRAM
Menunjuk pada kemampuan program mengatasi penyebab
masalah yang ditemukan. Makin tinggi kemampuan, makin MENENTUKAN PRIORITAS
efektif cara penyelesaian tersebut
ALTERNATIF PEMECAHAN
EFESIENSI PROGRAM MASALAH
Menunjuk pada pemakaian sumber daya, bila cara penyelesaian
dengan biaya (cost) yang kecil, maka cara tersebut disebut
efesien
KRITERIA MATRIKS

MxIxV
C
MENENTUKAN PRIORITAS
ALTERNATIF PEMECAHAN
Diberi poin 1-5
Untuk M,I, dan V, nilai 5 semakin baik. MASALAH
Untuk C, nilai 1 semakin baik

Besarnya penyebab masalah/ Magnitude


Pentingnya cara pemecahan masalah/ Importancy
Sensitifitas cara penyelesaian masalah/ Vulnerability
Biaya dalam menyelesaikan maslah/ Cost
MENENTUKAN PRIORITAS
ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Program pencegahan dan pengendalian hipertensi memiliki nilai capaian program yang
belum memenuhi SPM atau standar pelayanan minimum. Penyebab utama hal ini terjadi yakni
kesadaran masyarakat yang kurang terhadap kesehatan dan masyarakat yang telah didiagnosis
mengalami kormobid yang belum memiliki catatan khusus mengenai riwayat pengobatan dan
skrining rutin menyangkut penyakit yang dideritanya. Setelah melakukan penentuan prioritas
alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan metode Kriteria Matriks, maka didapatkan
urutan prioritas alternative pemecahan penyebab masalah yaitu sebagai berikut:

KESIMPU 1. Membuat buku followup khusus puskesmas megang sakti untuk peserta posbindu.

LAN 2. Mengadakan acara “Sparing deteksi dini Hipertensi” antar posbindu tiap 6 bulan atau 1 tahun
sekali di UPT BLUD Puskesmas Kupang Kota bekerjasama dengan laboratorium
dan/atau dokter umum atau dokter spesialis penyakit dalam
3. Melakukan penyuluhan tentang PTM (khususnya HT) secara berkala
4. Digalakkan kembali program yang sudah terbentuk namun belum berjalan sesuai standar
1. Untuk pihak puskesmas agar terus menjalankan
program kerja untuk pemantauan dalam pelayanan
pasien hipertensi agar dapat dilihat perubahan pada
kasus yang terjadi serta aktif dalam menjaring pasien
terduga.

2. Untuk pihak promkes di sarankan untuk lebih giat dan


memberikan semangat dalam promosi semua bidang
SARAN
kesehatan terutama yang dalam program kerja yang
masih menjadi masalah, dan selalu melihat, mendata

perkembangan masyarakat.
3. Bagi masyarakat di harapkan kesadarannya tentang
penyakit bahaya penyakit tidak menular terutama sepeti
hipertensi serta komplikasi yang dapat terjadi akibat
hipertensi dan senantiasa kontrol rutin di UPT BLUD
Puskesmas Kupang Kota maupun di posbindu serta
posyandu, sehingga pasien hipertensi tetap terkontrol dan SARAN
tidak mengakibatkan munculnya komplikasi yang dapat
menyebabkan kematian.
1. Irwan. 2016. Buku Pedoman Penyakit Tidak Menular: Yogyakarta
2. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Resiko Diabetes
Melitus. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008.
3. Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
4. Kementrian Kesehatan RI. Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta: 2019
5. Menteri Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan 2016.
6. World Health Organizarion. Noncommunicable Diseases Progress Monitor. 2021
REFERENCES
7. Hartoyo. 2009. Upaya Meningkatkan Prestasi Melalui Pembelajaran Dengan Modul Berbasis Kompetensi.
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan 18(1): 61-84.
8. Direktorat pengendalian penyakit tidak menular. Kementerian kesehatan republik Indonesia. 2016. PTM
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular di Indonesia. Jakarta. Available at :
http://www.pptm.depkes.go.id.
9. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai