Gravimetri Dan Penguapan
Gravimetri Dan Penguapan
Gravimetri Dan Penguapan
162
tidak sama pada semua zat, bahkan untuk zat yang sama
sekalipun, karena zat pengganggu ikut menentukan. Misalnya
dalam penentuan kadar besi, kesalahan hanya beberapa ppm,
jika tidak terdapat logam-logam berat lain dalam analat.
Sebaliknya, kesalahan akan meningkat menjadi % jika disamping
besi, bahan yang mengandung kation divalen seperti Zn, Ni, atau
Cu karena terjadi kopresipitasi. Untuk bahan tunggal dengan
kadar lebih dari 1% ketepatan analisis gravimetri jarang dapat
ditandingi oleh cara-cara lain.
163
kehilangan endapan sewaktu menyaring dan karena air pencuci.
7. Pemijaran dan pengeringan endapan. Belum tercapai
penimbangan yang tepat, kertas saring belum habis terbakar,
penguraian endapan karena pemijaran / pemanasan
berlebihan, kerusakan wadah pada saat pengeringan /
pemijaran, reduksi endapan oleh kertas saring, penyerapan H2O
dari udara atau dari bahan pengeringyang sudah jenuh.
8. Perhitungan tidak tepat. Jika angka yang dimasukkan tidak tepat
maka akan menghasilkan perhitungan yang tidak sesuai dengan
hasil praktikum.
2. Metode Pengendapan
Suatu sampel yang akan ditentukan secara gravimetri mula-mula
ditimbang secara kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu
kemudian diendapkan kembali dengan reagen tertentu. Senyawa
yang dihasilkan harus memenuhi syarat yaitu memiliki kelarutan
sangat kecil sehingga bisa mengendap kembali dan dapat
dianalisis dengan cara menimbang.
164
Endapan yang terbentuk harus berukuran lebih besar dari pada
pori-pori alat penyaring (kertas saring), kemudian endapan
tersebut dicuci dengan larutan elektrolit yang mengandung ion
sejenis dengan ion endapan.
Hal ini dilakukan untuk melarutkan pengotor yang terdapat
dipermukaan endapan dan memaksimalkan endapan. Endapan
yang terbentuk dikeringkan pada suhu 100 - 130 °C atau
dipijarkan sampai suhu 800 °C tergantung suhu dekomposisi dari
analit.
3. Metode Elektrolisis
Metode elektrolisis dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion
logam terlarut menjadi endapan logam. Ion-ion logam berada
dalam bentuk kation apabila dialiri dengan arus listrik tertentu
dalam waktu tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi
logam dengan bilangan oksidasi nol.
Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat ditentukan
berdasarkan beratnya, misalnya mengendapkan tembaga terlarut
dalam suatu sampel cair dengan cara mereduksi. Cara elektrolisis
ini dapat digunakan untuk analisa sampel yang diduga
mengandung kadar logam terlarut cukup besar seperti air limbah.
165
bersifat higroskopis sehingga dapat ditentukan kadar hidrat/air
yang terikat sebagai air kristal. Contoh lain adalah penentuan
karbonat Karena pemanasan, karbonat terurai dan
mengeluarkan gas CO2. Berat gas juga ditentukan dengan
menimbang bahan sebelum dan sesudah pemanasan.
166
Cara ini biasanya disebut elektrogravimetri. Dengan sendirinya
umumnya kation yang dapat diendapkan.
167
D. Pengaturan Proses Analisis Gravimetri Penguapan
a b
168
15 menit supaya suhu cawan sama dengan suhu kamar.
Setelah itu cawan ditimbang dengan menggunakan neraca
analitik dan dicatat beratnya.
3. Penimbangan Cuplikan
Sampel ditimbang dalam cawan porselin yang sudah diketahui
beratnya. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan neraca
analitik.
20
kadar air = — %
kadar air = 1 %
170
7,8 (120 + 18x ) = 18x . 18,2
936 + 140,4 x = 327,6 x
936 = 327,6 x - 140,4 x
936 = 187,2 x
_ 936
* = 187,2
24,9630 - 24,7630
kadar air = x 100 %
4
kadar air = 5%
171
F. Soal Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi
tanda silang pada lembar jawaban yang telah disediakan.
172
4. Analisis gravimetri merupakan metode analisis kuantitatif yang
sering digunakan karena banyak memiliki kelebihan, akan tetapi
analisis tersebut juga mempunyai kekurangan. Berikut ini
merupakan kelebihan analisis gravimetri adalah ...
A. membutuhkan waktu yang cukup lama.
B. pengotor dalam sampel dapat diketahui.
C. waktu yang dibutuhkan untuk pengendapan dan pengeringan
endapan lama.
D. hanya dapat digunakan untuk kadar komponen yang cukup
besar.
E. analisis gravimetri tidak valid untuk jumlah sampel yang
sangat kecil.
173
D. (1), (3), (4), (5)
E- (2), (3), (4), (5)
174
B. pengendapan
C. evolusi
D. turbidimetri
E. elektrolisis
176
16. Seorang analis melaksanakan praktik penentuan kadar air pada
minyak goreng curah. Sebanyak 5 gram minyak goreng
dimasukkan dalam cawan porselin ( berat cawan 20,8630
gram ), kemudian dioven sehingga diperoleh data penimbangan
berturut-turut 25,7712 gram, 25,7632 gram, 25,7630 gram, maka
kadar air dalam minyak goreng tersebut adalah...
A. 1%
B. 2%
C. 3%
D. 4%
E. 5%
178
5. Cawan porselin yang berisi sampel dioven pada suhu 105 °C
selama 1 jam.
6. Cawan yang berisi sampel didinginkan desikator selama 15
menit.
7. Cawan yang berisi sampel ditimbang dan dicatat
beratnya.
8. Cawan yang berisi sampel dipanaskan lagi dalam oven selama
30 menit.
9. Cawan yang berisi sampel didinginkan desikator selama 15 menit
10. Cawan yang berisi sampel ditimbang dan dicatat beratnya. Berat
sudah konstan jika selisih penimbangan berturut turut < 0,2
mgram
11. Perlakuan 8-10 diulangi jika berat belum konstan.
179
Penetapan Kadar Air Pada Minyak Goreng
1. Cawan porselin kosong dioven pada suhu 105 0C selama 30
menit.
2. Cawan didinginkan di dalam desikator selama 15 menit
3. Cawan porselin ditimbang sampai berat konstan, berat cawan
dicatat.
4. Sampel minyak goreng ditimbang sebanyak 5 gram dalam cawan
porselin yang telah diketahui beratnya.
5. Cawan porselin yang berisi sampel dioven pada suhu 105 0C
selama 1 jam.
6. Cawan yang berisi sampel didinginkan desikator selama 15
menit.
7. Cawan yang berisi sampel ditimbang dan dicatat
beratnya.
8. Cawan yang berisi sampel dipanaskan lagi dalam oven
selama
30 menit.
9. Cawan yang berisi sampel didinginkan desikator selama 15 menit
10. Cawan yang berisi sampel ditimbang dan dicatat beratnya. Berat
sudah konstan jika selisih penimbangan berturut turut < 0,2
mgram
11. Perlakuan 8-10 diulangi jika berat belum konstan.
180
BAB VIII ANALISIS GRAVIMETRI METODE PENGENDAPAN
181
2. Penambahan reaktan pengendap P umumnya dilakukan secara
berlebih agar dicapai proses pengendapan yang sempurna.
Misalnya, pengendapan ion Ca2+ dengan menggunakan reaktan
pengendap ion oksalat C2O42' dapat dinyatakan dengan
persamaan reaksi berikut:
Ca2+ + C2O42’ CaC2O4 (s)
Reaksi yang menyertai pengeringan :
CaC2O4 (s) CaO (s) + CO2 (g) + CO (g)
3. Agar penetapan kuantitas analit dalam metode gravimetri
mencapai hasil yang mendekati nilai sebenarnya, harus dipenuhi
2 kriteria:
a. Proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen
lainnya berlangsung sempurna.
b. Endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat
komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi,
tidak bercampur dengan zat pengotor.
182
B. Prosedur Analisis Gravimetri Metode Pengendapan
a b
183
menempel pada piringan timbangan. Cara penimbangan adalah
sebagai berikut:
- Timbang botol timbang, berapa bobotnya (a gram)
- Bubuhi cuplikan yang akan ditimbang sejumlah yang
diperlukan dengan dilebihkan sedikit, timbang dengan teliti
(b gram)
- Masukkan cuplikan pada b ke dalam gelas piala, dan jangan
dibilas.
- Kemudian botol timbang ditimbang kembali (c
gram)
- Bobot contoh atau cuplikan = (b - c) gram.
- Untuk menimbang contoh dipakai neraca analitik dengan
ketelitian 4 desimal dalam gram (0,0001 g).
3. Pelarutan Cuplikan
Cuplikan dilarutkan dalam gelas piala yang volumenya
disesuaikan dengan kebutuhan. Supaya jangan keliru
hendaknya gelas piala diberi tanda dengan spidol besar, atau
pada bagian gelas piala yang di cuci dapat ditulis dengan pensil.
Cuplikan yang telah ditimbang dengan hati-hati dimasukkan ke
dalam gelas piala dengan bantuan pengaduk. Cuplikan yang
tersisa disemprot dengan air suling melalui labu semprot. Bila
cuplikan mudah larut dalam air, penambahan air pembilas cukup
100-150 ml atau seperti yang tertulis dalam cara kerja.
Tidak semua cuplikan larut dalam air. Misalnya karbonat, fosfat
atau logam. Cuplikan harus dibilas dulu dalam gelas piala 100
atau 150 ml, kemudian dibubuhi larutan asam sesuai dengan
kebutuhan.
184
- Untuk silikat harus dilebur dulu dengan soda. Pada waktu
melarutkan dengan asam setengah pekat, gelas piala ditutup
dengan kaca arloji, setelah selesai kaca arloji di bilas dengan
air. Proses pelarutan dengan asam harus dalam ruang asam,
karena uapnya berbahaya.
4. Pengendapan
Masalah utama dalam analisis gravimetri adalah pembentukan
endapan yang murni dan mudah disaring.
Tahap-tahap pembentukan endapan:
a. Pengelompokan ion
b. Pembentukan partikel yang sangat kecil (inti endapan)
menuju terjadinya nukleasi
c. Pembentukan endapan yang makroskopik.
185
Gambar Proses pengendapan ( kompetisi antara nukleasi dan
particle growth)
Apabila nukleasi yang lebih dominan, maka partikel kecil yang
banyak, bila particle growth yang lebih dominan maka partikel
besar yang dihasilkan. Jika pengendapan terbentuk pada RSS
relatif besar maka nukleasi merupakan mekanisme utama
sehingga endapan yang dihasilkan berupa partikel kecil
(Widiarto 2009).
186
Air cucian dapat melarutkan endapan sehingga penambahan
air cucian diusahakan secukupnya. Larutan elektrolit dapat
ditambahkan pada endapan berbentuk koloid untuk mencegah
peptisasi (penguraian kembali gumpalan-gumpalan koloid
menjadi butir-butir koloid), karena butir-butir koloid terlalu halus
untuk disaring, sehingga kemungkinan untuk hilang menjadi
lebih besar. Contoh larutan elektrolit adalah HNO3 encer yang
digunakan dalam pencucian AgCI.
187
6. Pengabuan dan Penimbangan Sisa Pijar
Endapan yang telah disaring dan dicuci kemudian dikeringkan,
diabukan dan dipijarkan sampai beratnya konstan.
Pengeringan endapan bertujuan untuk menghilangkan air dan
zat yang mudah menguap, sedangkan tujuan pemijaran untuk
meru bah endapan ke dalam suatu senyawa kimia yang
rumusnya diketahui dengan pasti. Kemudian setelah pemijaran,
sisa pijar ditimbang.
Dalam analisis gravimetri, endapan yang terbentuk
dipijarkan.
Pada waktu pemijaran beberapa endapan mungkin masih
melangsungkan reaksi, maka yang diperhatikan bukan hanya
senyawa yang diendapkan tetapi dilihat juga senyawa yang akan
ditimbangnya.
7. Perhitungan Hasil
Komponen yang ditentukan dapat dihitung dari berat endapan
dengan menggunakan faktor gravimetri atau faktor kimia : berat
P x faktor gravimetri
%A= ----------^— : ----x 100 %
berat sampel
Dimana,
A = Analit
P = Endapan
Mr = massa molekul relatif
188
Beberapa contoh faktor gravimetri
Senyawa yang Senyawa / unsur Faktor gravimetri
ditimbang yang dicari
AgCI Cl
Cl AgCI
CuO Cu
Cu CuO
Mg2P2O7 p 2p
Mg2P207
MgO 2 MgO
Mg2P207
Fe2O3 Fe
2Fe Fe203
FeO 2FeO
Fe203
BaSO4 Ba Ba
BaS04
189
pengotor yang larut. Kondisi ini menuntut bahwa partikelnya tak
lolos melalui medium penyaring.
3. Endapan harus dapat diubah menjadi zat yang murni dengan
komposisi kimia yang tertentu. Ini dapat dicapai dengan
pemijaran, atau dengan operasi-operasi kimia yang sederhana,
seperti penguapan bersama cairan yang sesuai.
190
alat penggunaan penutup cawan yang rapat dan desikator yang
cukup baik selama pendinginan,
191
• Diaduk terus menerus
• Tempertur larutan dan pereaksi tinggi
- Dilakukan secara kimia yaitu dengan mengatur pH dan
menghomegenkan endapan
- Digestion
5. Endapan Sensitif
Supaya dihasilkan endapan sensitif maka dilakukan dengan
cara endapan yang dihasilkan harus mempunyai berat molekul
besar.
6. Endapan Spesifik
Supaya dihasilkan endapan spesifik maka dilakukan dengan
cara pereaksi yang digunakan hanya dapat mengendapkan
komponen yang dianalisa.
192
menggunakan HCI untuk mengatur pH. Untuk menetralkan pH
dpat dilakukan dengan menggunakan larutan NH4OH.
193
E. Jenis Endapan Pada Analisis Gravimetri
2. Endapan Bulky
Endapan bulky yaitu endapan dengan volume atau berat besar,
tetapi berasal dari analat yang hanya sedikit. Misalnya dalam
analisis Mg, Mg dapat diendapkan sebagai MgNH4PO4 yang
kemudian dipijarkan dan ditimbang sebagai Mg2P2O7.
Kemungkinan lain ialah mengendap-kannya sebagai
NaMg(UO2)3(C2H3O2).6H2O yang tidak dipijarkan, tetapi
setelah kering ditimbang dalam bentuk asal tersebut. Bila
dibandingkan bentuk kedua endapan, maka jelas bahwa yang
194
kedua akan lebih besar volumenya dan lebih berat daripada
yang pertama.
3. Endapan Spesifik
Pereaksi yang digunakan hanya dapat mengendapkan
komponen yang dianalisa. Dengan demikian, setelah analat
dilarutkan, pembentukan endapan tidak perlu didahului
pemisahan komponen-komponen yang mungkin akan ikut
mengendap bila dipakai pereaksi lain yang tidak spesifik,
sehingga analisa lebih singkat karena berkurang satu tahap.
195
bertambahnya suhu. Fenomena ini dapat dimanfaatkan untuk
proses titrasi pengendapan dan proses pencucian dengan
larutan yang panas, dengan keuntungan berupa dihasilkannya
partikel-partikel endapan yang besar, cepatnya proses
penyaringan dan mudah larutnya kotoran yang tercampur pada
endapan.
Keuntungan ini sangat bermanfaat pada endapan yang cukup
stabil pada suhu tinggi, tetapi pada endapan yang mudah larut,
seperti magnesium amonium fosfat, PbSO4, dan AgCI hal ini
tidak bermanfaat, sehingga sebelum proses penyaringan
larutannya harus didinginkan dalam air es terlebih dahulu.
Misalnya pada pemisahan timbal klorida dari perak dan raksa (I)
klorida dapat dilakukan dengan cara pemanasan. Garam timbal
akan larut pada suhu yang tinggi, sedangkan garam lain tetap
berada dalam bentuk endapannya.
2. Pelarut
Kebanyakan garam anorganik lebih larut dalam air daripada
dalam pelarut organik. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk
memisahkan dua macam zat yang dalam air sama-sama cukup
larut. Sebagai contoh pemisahan PbSO4foq} dan CaSO4foqJ
dapat dilakukan secara kuantitatif dengan larutan etanol 20%,
CaSO4 larut sedangkan PbSO4 mengendap.
Contoh lain Ca(NO3)2foqJ dengan Sr(NO3)2foqJ dapat
dipisahkan dalam pelarut berupa campuran alkohol dan eter.
Ca(NO3)2 larut sedangkan Sr(NO3)2 mengendap.
3. Ion Senama
Suatu endapan biasanya lebih larut dalam air murni
dibandingkan dalam sebuah larutan yang mengandung salah
satu ion dari endapan. Penambahan ion senama menyebabkan
berkurangnya kelarutan suatu senyawa. Sebagai contoh
penambahan larutan NaF 0,01 mol ke dalam larutan jenuh CaF2
akan mengendapkan CaF2, hal ini disebabkan bergesernya arah
kesetimbangan ke arah CaF2 akibat bertambahnya konsentrasi
ion F :
CaF2 — Ca2+_ + 2 F(aq)
196
4. Pengaruh pH
Pengaruh ion sejenis dapat dipakai untuk menerangkan
mengapa pH berpengaruh pada kelarutan suatu zat. Sebagai
contoh dapat dilihat pada kesetimbangan Mg(OH)2 berikut:
Mg(OH)2 _ Mg2+_ + 2 OH ___
Jika endapan Mg(OH)2 berkesetimbangan dengan larutan yang
dibuat buffer pada pH = 12, maka pOH = 2
[OH"] = 10" 2
Ksp= [Mg2+][OH-]2
1,2x10-“ = [Mg2+][10"2]2
12xl0-11
' —= rMg2+l
[10-2]2 L 8 J
l,2xl(r7 f: [Mg2+]
Padahal kelarutan Mg(OH)2 dalam pelarut air = l,44xl0-4^ Jadi
pada larutan basa kelarutan Mg(OH)2 jauh lebih kecil. Apabila
Mg(OH)2 berkesetimbangan dengan larutan yang dibuat asam,
maka kelarutan Mg(OH)2 akan lebih besar, hal ini sesuai dengan
pergeseran kesetimbangan kelarutan ke kanan sebagai akibat
pengurangan [OH ].
197
Tabel Hasil kali kelarutan endapan-endapan pada suhu kamar
198
Zat Hasil kali Zat Hasil kali
kelarutan Kelarutan
G. Kontaminasi Endapan
199
Kopresipitasi dapat dibagi 3 macam, yaitu :
1. Inklusi
Inklusi terjadi jika kontaminan masuk ke dalam kisi-kisi kristal
pada proses pertumbuhan endapan. Ciri-cirinya yaitu terdispersi
secara acak dan struktur hampir sama. Inklusi tidak mengurangi
jumlah analit, hanya membuat massa endapan lebih besar.
2. Oklusi
Oklusi terjadi karena zat-zat asing masuk ke dalam kristal pada
proses pertumbuhan kristal. Kontaminan terkurung dalam
rongga kosong kristal pada proses pertumbuhan endapan. Ion
teradsorbsi secara fisik di sekitarnya dengan penambahan
endapan sebelum dapat dipindahkan. Larutan terperangkap
dalam pertumbuhan endapan.
3. Adsorpsi
Adsorpsi permukaan terjadi jika endapan mempunyai
permukaan yang luas. Terjadi pada permukaan lapisan induk
endapan.
200
2. Selama membentuk endapan. Pembentukan endapan diperlama
Endapan hanya terbentuk bila larutan yang bersangkutan lewat
jenuh terhadap endapan tersebut yaitu larutan mengandung zat
itu melebihi konsentrasi larutan jenuh, dengan tahap-tahap
sebagai berikut:
• Tahap I : Pada pengembangan ialah nukleasi dalam
hal ini
ion-ion dari molekul yang akan diendapkan mulai terbentuk
inti yaitu pasangan beberapa ion menjadi butir-butir miniskus
(sangat kecil).
• Tahap II : Pertumbuhan kristal yaitu inti tersebut
menarik
molekul lain sehingg dari kumpulan hanya beberapa molekul
tumbuh menjadi butiran lebih besar
3. Setelah endapan terbentuk. Dapat dilakukan dengan
cara :
- Sebelum disaring dengan cara menumbuhkan kristal-kristal
endapan / digestion.
- Sesudah disaring dengan cara mencuci endapan.
- Dapat dilakukan dengan pengendapan ulang.
H. Penyaringan Endapan
I. Pencucian Endapan
202
ditambahkan secara berulang-ulang hingga endapan bersih.
Setelah selesai endapan dimasukkan ke dalam saringan.
203
K. Alat-Alat Untuk Analisis Gravimetri
2. Krustang
3. Desikator
Desikator ada 2 jenis yaitu :
- Desikator yang terbuat dari gelas, garis tengah
permukaannya ±15 cm, mempunyai tutup dan lapisan
berlubang-lubang untuk menempatkan cawan porselen. Zat
pengering yang ditempatkan dalam desikator logam adalah
silika gel. Desikator gelas digunakan untuk menyimpan
cawan porselen setelah dilakukan pemijaran dan
penimbangan.
- Desikator yang terbuat dari logam Aluminium, disebut juga
eksikator. Bentuk dan ukurannya bermacam-macam. Di
dalamnya terdapat lempeng porselen yang berlubang
lubang untuk menyimpan cawan porselen atau tempat lain
yang diisi dengan zat yang akan dikeringkan. Di bawah
porselen berlubang ditempatkan zat pengering, misalnya
asam sulfat pekat, kalsium oksida atau silika gel.
204
4. Tannur/Furnace
6. Oven
205
L Perhitungan Analisis Gravimetri Pengendapan
0,895 g
% kadar Cu = xl00%
1,365 g
% kadar Cu = 52,37 %
137
▲
0,234 g
233
▲
% kadar Ba = xl00%
0,250 g
0,137588
% kadar Ba = xl00%
0,250 g
% kadar Ba = 55,0352 %
Jawab:
Pb(N03)2(aq) + K2CrO4(aq) PbCrO4(s) + 2KN03(aq)
PbCrO4(s) y PbCrO4(s)
Ar Pb = 207
Mr PbCrO4 = Ar Pb + Ar Cr + 4.Ar O
=207 + 52 + 4.16
= 323
Berat sampel = 0,4 g
Berat endapan = berat PbCrO4 = 0,3707 g
berat sampel
207
— . o,37O7 g
% kadar Pb =
0,4 g
% kadar Pb =
% kadar Pb = 59,3923 %
Jawab:
CaCl2(a(?) + (NH4)2C204(a(?) + H2O
CaC204. H20(S) + 2NH4CZ(a(7)
Ar Ca = 40
Mr CaC204. H2O = Ar Ca + 2.Ar C + 4.Ar
O ++ 2.Ar
=40 2.12H+ +4.16
l.Ar+O2.1 + 1.16 =
146
Ar Ca
berat sampel
209
—. 0,295 g
kadar Ca =——2^1—----x 100 %
0,080822
kadar Ca = —— x 100 %
kadar Ca = 26,94 %
Jawab:
Zn+ 2HC1 -> ZnCl2 + H2
=65
Mr Z112P2O7 = 2 . Ar Zn + 2 . Ar P + 7 . Ar O
= 2.65 + 2.31 + 7.16 =304
2 • Ar Zn Mr .berat endapan
% kadar Zn = Zn2P2()7 xl00%
berat sampel
210
. f • 0,45 g
2 65
304
—
% kadar Zn = 0,6 g xlOO%
0,1924342
% kadar Zn =
——— x 100 %
% kadar Zn = 32,0724 %
N. Soal Latihan
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi
tanda silang pada lembar jawaban yang telah disediakan.
211
3. Seorang praktikan akan menentukan kadar pospor dalam suatu
sampel. Jika endapan yang dihasilkan Mg2P2O7 maka faktor
gravimetripadalah...
A. Mg2?207
B.
Mg2?207
C.
Mg2P2O7
D. MgO
Mg2?207
E. 2 MgO
Mg2?207
212
6. Seorang praktikan akan menganalisa kadar Ba dengan cara
sampel direaksikan dengan H2SO4 sehingga terbentuk endapan,
kemudian endapan dicuci dengan H2O panas. Endapan
dimasukkan ke dalam tanur listrik pada suhu 800 °C selama 1
jam. Endapan murni yang dihasilkan pada analisa tersebut
adalah...
A. Ba(OH)2
B. Ca(OH)2
C. BaCI2
D. BaSO4
E. Na2SO4
213
B. 2-1-6-3-8-4-7-5
C. 1-2-6-3-8-4-7-5
D. 1-2-6-3-4-8-7-5
E. 1-2-6-8-3-4-7-5
214
A. Dapat rusak oleh basa dan asam kuat
B. Kekuatan mekanisnya kurang
C. Dapat mengadsorpsi bahan-bahan dari larutan yang disaring
D. Efisiensi penyaringan tinggi
E. Harus dibakar sampai habis
215
14. Seorang analis melaksanakan analisis kadar Fe dalam sampel.
Endapan logam besi yang diperoleh dalam analisis secara
gravimetri selanjutnya dilakukan pemantapan dengan langkah
akhir....
A. Endapan dikeringkan dalam oven bersuhu 110°C hingga
diperoleh berat konstan
B. Endapan dipijarkan dalam tungku (Furnish) pada suhu 600°C
hingga berwarna merah (± 15 menit)
C. Endapan dipijarkan dalam muffle furnace pada suhu 850°C
hingga diperoleh berat konstan
D. Endapan dikeringkan dalam oven bersuhu 135°C hingga
berwarna merah (± 15 menit)
E. Endapan dibiarkan pada suhu ruang hingga benar-benar
kering
218
9. Endapan dikeringkan pada oven suhu 120°C selama 0,5 jam.
10. Didinginkan pada desikator sampai suhu sama dengan suhu
udara luar.
11. Endapan ditimbang, dicatat beratnya.
12. Langkah 9-11 diulang 1 x
13. Kadar Pb dalam sampel dihitung.
219
Penetapan Kadar Fe Sebagai Fe2O3
1. Ditimbang 0,9 gram Fe(NH4)(SO4)2 dan dimasukkan ke dalam
gelas kimia 250 ml kemudian dilarutkan dengan 50 mL
akuades. Diaduk sampai larut dan homogen
2. Larutan ditambah dengan 10 mL HCI 1:1 dan 2 mL HNO3 pekat
3. Dipanaskan pada sampai mendidih selama 3-5 menit hingga
warna menjadi kuning dan bila ditambah 1 tetes NH4OH 1:1
tidak memberikan endapan berwarna hijau
4. Diencerkan dengan akuades sampai volume 200 mL
5. Dididihkan dan ditambah perlahan-lahan larutan NH4OH 1:1
agak berlebihan hingga uap di atas larutan berbau NH4OH.
6. Dididihkan selama 2 menit, didiamkan sampai endapan turun.
Larutan di atas tidak boleh berwarna
7. Endapan dicuci dengan larutan ammonium nitrat 1% sampai
bebas klorida. Uji filtrat bebas klorida yaitu 2 ml filtrat
dimasukkan ke tabung reaksi, kemudian ditambah 1 tetes
HNO3 dan 2 tetes AgNO3, jika filtrat keruh / ada endapan
berarti masih ada ion klorida maka proses pencucian
dilanjutkan.
8. Kertas saring yang berisi endapan dimasukkan dalam krus
porselin yang telah telah ditimbang, kemudian dimasukkan
dalam muffle fumace pada suhu 850 °C selama 1 jam.
9. Didinginkan dalam desikator sampai suhu sama dengan suhu
udara luar kemudian ditimbang berulang sampai berat konstan.
10. Hitung kadar Fe dalam sampel
220
DAFTAR PUSTAKA
221