BAB 5 Standar Akreditasi Puskesmas - TKPP
BAB 5 Standar Akreditasi Puskesmas - TKPP
BAB 5 Standar Akreditasi Puskesmas - TKPP
AKREDITASI PUSKESMAS
disampaikan pada:
Sosialisasi Arah dan Kebijakan Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas, 18 November 2022
BAB V
Deskripsi Mata Pelatihan :
Mata pelatihan ini membahas standar dan instrumen akreditasi
Puskesmas, penjelasan tentang cara telusur dengan menggunakan
instrumen akreditasi.
Hasil Belajar :
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan
dan menggunakan standar dan instrumen akreditasi Puskesmas
Bab V : Peningkatan Mutu Puskesmas.
JUMLAH STANDAR, KRITERIA & EP
BAB V PENINGKATAN MUTU PUSKESMAS
3/28/2023
SISTEMATIKA STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS
BAB V. PENINGKATAN MUTU BERKESINAMBUNGAN
5.3
5
STANDAR 5.1
Kriteria 5.1.1
Kepala Puskesmas menetapkan penanggungjawab mutu, tim mutu dan
program peningkatan mutu Puskesmas
Pokok Pikiran
a). Penyelenggaraan pelayananharus dapat
j) Perencanaan, pelaksanaan dan menjamin mutu dan keselamatan pasien,
capaian
pelayanan program peningkatan mutu keluarga, masyarakat, dan lingkungan.
didokumentasikan disosialisasikan, dan
, dikomunikasikan b) Ditetapkan Penanggung Jawab
Mutu,
yang dalam pelaksanaan
tugasnya
dibantu oleh Tim Mutu Puskesmas
i) Program mutu
peningkatan dengan disusun
antara
pencapaian
memperhatian indikator lain c)Penunjukan dan persyaratan kompetensi
perkembangan kebutuhan dan harapanmutu, Penanggungjawab Mutu ditentukan oleh
masyarakat, ketentuan perundang- Kepala Puskesmas.
undangan, perkembangan teknologi dan
KRITERIA
pedoman yang berlaku 5.1.1
d) tugas tim mutu
Kriteria 5.1.2
Kepala Puskesmas menetapkan penanggungjawab mutu, tim mutu dan
program peningkatan mutu Puskesmas
Pokok Pikiran
f) Indikator mutu yang sudah tercapai
dan dapat dipertahankan
selama
tahun berjalan dapat diganti dengan a) Kepala Puskesmas bertanggung
indikator mutu yang baru. jawab
untuk menetapkan prioritas program
dan kegiatan yang perlu diperbaiki
Kriteria 5.1.3
Dilakukan validasi dan analisis hasil pengumpulan data indikator mutu
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk
peningkatan mutu Puskesmas dan kinerja
Pokok Pikiran
a)Manfaat dan program
i) Analisis data dapat dilakukan dengan cara: keberhasilan
peningkatan mutu ditunjukkan oleh
(1) pencapaian dibandingkan secara ketersediaan data yang sahih.
serial dari waktu ke waktu.
(2) pencapaian dibandingkan dengan target b) dilakukan validasi data
yang telah ditentukan.
(3) pencapaian dibandingkan dengan
pencapaian fasilitas pelayanan kesehatan c)Validasi data dilakukan ketika
sejenisnya. (1) ada indikator baru yang digunakan;
(4) pencapaian dibandingkan dengan standar (2) dataakan ditampilkan
dan referensi yang digolongkan sebagai masyarakat
kepada
best practice atau panduan praktik klinis. (3) ada perubahan profil indikator,
KRITERIA (4) ada perubahan data pengukuran
yang tidak diketahui sebabnya; dan
5.1.3 (5) sumber data berubah,.
j) Puskesmas wajib menyediakan
informasi publik yang akurat, benar, d)Pelaksanaan validasi data hasil
dan faktual. pengukuran dilakukan oleh
.
yang ditunjuk petugas
f) Analisis data melibatkan individu di dalam
h)Penetapan frekuensi pengumpulan data tim mutu yang memahami manajemen
dan analisisnya informasi, mempunyai keterampilan dalam
metode pengumpulan data,
g) Teknik statistik dapat berguna dalam dan
mengetahui cara menggunakan berbagai
proses analisis data alat statistik. Hasil analisis data harus
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas
Elemen Penilaian
a) Dilakukan validasi data terhadap hasil pengumpulan data indikator sebagaimana diminta pada pokok
pikiran (D, O, W).
b) Dilakukan analisis data seperti yang disebutkan dalam pokok pikiran (D, W).
c) Disusun rencana tindak lanjut berdasarkan hasil analisis dalam bentuk program peningkatan mutu. (R, D,
W)
d) Dilakukan tindaklanjut dan evaluasi terhadap program peningkatan mutu pada huruf c. (D, W)
e) Dilakukan pelaporan indikator mutu kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (D, W).
STANDAR 5.1
Kriteria 5.1.4
Peningkatan Mutu dicapai dan dipertahankan
Pokok Pikiran
a) Informasi dari analisis data digunakan untuk mengidentifikasi potensi
g)Program peningkatan mutu Puskesmas perbaikan dan untuk mengurangi atau mencegah kejadian yang
dilaporkan kepada dinas kesehatan daerah merugikan
kabupaten/kota minimal setahun sekali
18
Standar 5.2
Program Manajemen Risiko
Program manajemen risiko digunakan untuk melakukan identifikasi, analisis,
evaluasi, penatalaksanaan risiko dan monitoring dan reviu untuk mengurangi
kerugian dan cedera terhadap pasien, staf, pengunjung, serta institusi puskesmas
dan sasaran pelayanan UKM serta masyarakat.
Upaya manajemen risiko dilaksanakan dengan menyusun program manajemen risiko setiap
tahun yang mancakup proses manajemen risiko yaitu komunikasi dan konsultasi,
menetapkan konteks, identifikasi, analisis, evaluasi, penatalaksanaan risiko, dan pemantauan
dan reviu yang dilakukan.
Kriteria 5.2.1
Risiko dalam penyelenggaraan berbagai upaya Puskesmas terhadap pengguna layanan, keluarga,
masyarakat, petugas, dan lingkungan diidentifikasi, dianalisis, dan dilakukan penatalaksanaannya.
19
Pokok Pikiran
Kategori risiko di Puskesmas meliputi
risiko klinis yang berhubungan dengan
keselamatan pasien dan risiko non
Risiko dikelola penanggung jawab dan pelaksana
klinis meliputi risiko terkait untuk mengupayakan langkah pencegahan
manajemen fasilitas keselamatan dan/atau meminimalisasi risiko sehingga tidak
menimbulkan akibat negatif atau kerugian
(MFK), risiko PPI yang tidak berdampak
pada pasien, risiko keuangan, risiko
kepatuhan, risiko reputasional dan
risiko strategis pada KMP, pelayanan
U K M , serta U KP, laboratorium, dan
kefarmasian.
Program Manajemen Resiko merupakan
pendekatan prooaktif yang komponen
Register risiko harus dibuat pentingnya meliputi :
1. Proses identifikasi risiko
sebagai dasar penyusunan
2. Integrasi risiko
program manajemen risiko dan 3. Pelaporan proses manajemen risiko
untuk membantu petugas 4. Pengelolaan terkait tuntuttan
Puskesmas mengenal dan
mewaspadai kemungkinan risiko
dan akibatnya
a) Disusun program manajemen risiko untuk ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas (R, W).
Elemen W)
23
Standar 5.2
Program Manajemen Risiko
Program manajemen risiko digunakan untuk melakukan identifikasi, analisis, evaluasi,
penatalaksanaan risiko dan monitoring dan reviu untuk mengurangi kerugian dan cedera terhadap
pasien, staf, pengunjung, serta institusi puskesmas dan sasaran pelayanan UKM serta masyarakat.
Upaya manajemen risiko dilaksanakan dengan menyusun program manajemen risiko setiap tahun yang
mancakup proses manajemen risiko yaitu komunikasi dan konsultasi, menetapkan konteks, identifikasi,
analisis, evaluasi, penatalaksanaan risiko, dan pemantauan dan reviu yang dilakukan.
Kriteria 5.2.2
26
Standar 5.1 Peningkatan Mutu Berkesinambungan
27
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Kriteria 5.3.1
28
Pokok Pikiran
Proses identifikasi dengan benar
Identifikasi harus dilakukan
harus dilakukan mulai dari
minimal dengan dua cara
penapisan atau pada
identifikasi yang
saat pendaftaran, skrining,
serta pada
berubah, yaitu nama
relatiflengkap,
tidak
setiap akan dilakukan prosedur
tanggal lahir, nomor rekam
diagnostik, prosedur tindakan,
medis, atau nomor induk
pemberian obat, dan pemberian
kependudukan.
diet.
30
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Kriteria 5.3.2
31
Pokok Pikiran
Kriteria 5.3.3
34
Pokok Pikiran
Obat yang perlu diwaspadai (high alert
medications) adalah obat-obatan yang
Kesalahan pemberian obat dapat
memiliki risiko menyebabkan cedera serius
pada pasien jika digunakan dengan tidak juga terjadi akibat adanya obat
tepat.
dengan nama dan rupa obat
Obat higt alert meliputi :
1) Obat risiko tinggi, yaitu obat dengan zat mirip (look alike sound alike).
aktif yang dapat menimbulkan
kematian atau kecacatan bila terjadi
Kebijakan dan prosedur tentang
kesalahan (error) dalam penggunaannya
(contoh: insulin, heparin atau pengelolaan obat yang perlu
sitostatika), diwaspadai ditetapkan dan
2) Obat yang terlihat mirip dan
dilaksanakan yang meliputi
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa
dan Ucap an Mirip/NORUM, atau Look penyimpanan, penataan,
Alike So und Alike/LASA) peresepan, pelabelan, penyiapan,
3) Elektrolit konsentrat contoh: kalium
penggunaan, dan evaluasi
klorida dengan konsentrasi sama atau
lebih dari 1 mEq/ml, natrium klorida penggunaan obat yang perlu
dengan konsentrasi lebih dari 0,9% diwaspadai, termasuk obat
dan magnesium sulfat injeksi dengan
psikotropika, narkotika, dan obat
konsentrasi sama atau lebih dari 50%.
a) Disusun daftar obat yang perlu diwaspadai dan
obat
dengan nama atau rupa mirip serta dilakukan
pelabelan dan penataan obat yang perlu diwaspadai
Elemen
dan obat dengan nama atau rupa mirip sesuai dengan
Penilaian
kebijakan dan prosedur yang disusun (R, D, O, W).
36
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Kriteria 5.3.4
Proses untuk memastikan tepat pasien, tepat prosedur, dan tepat sisi pada pasien yang
menjalani operasi/tindakan medis ditetapkan dan dilaksanakan.
37
Pokok Pikiran
39
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Kriteria 5.3.5
Proses kebersihan tangan diterapkan untuk menurunkan risiko infeksi yang terkait dengan
pelayanan kesehatan.
40
Pokok Pikiran
42
Standar 5.3
Sasaran Keselamatan Pasien
Kriteria 5.3.6
43
Pokok Pikiran
Risiko jatuh dapat terjadi
pada pasien dengan
riwayat jatuh, penggunaan
obat, minum mi numan
beralkohol, gangguan Contoh alat untuk melakukan
keseimbangan, gangguan
visus, gangguan mental, penapisan pada pasien rawat
dan sebab yang lain inap adalah skala Morse untuk
pasien dewasa dan skala Humpty
Penapisan risiko jatuh
Dumpty untuk anak, sedangkan
dilakukan pada pasien rajal
untuk pasien rawat jalan
dengan mempertimbangkan :
dilakukan dengan menggunakan
1. Kondisi pasien
get up and go test
2. Diagnosis
3. Situasi
4. Lokasi
a) Dilakukan penapisan pasien dengan risiko jatuh jatuh
di rawat jalan dan pengkajian risiko jatuh di IGD
Elemen
rawat
dan inap sesuai dengan kebijakan dan
Penilaian
prosedur serta dilakukan upaya untuk
mengurangi
tersebut (R, O,
risiko
W, S).
45
Standar 5.1 Peningkatan Mutu Berkesinambungan
46
Standar 5.4
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien dan Pengembangan Budaya
Keselamatan
Puskesmas menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien dan pengembangan
budaya keselamatan.
Pelaporan insiden keselamatan pasien berhubungan dengan budaya keselamatan di
Puskesmas dan diperlukan untuk mencegah insiden lebih lanjut atau berulang pada masa
mendatang yang akan membawa dampak kerugian yang lebih besar bagi Puskesmas.
Kriteria 5.4.1
Dilakukan pelaporan, dokumentasi, analisis akar masalah, dan penyusunan
tindakan korektif sebagai upaya perbaikan, dan pencegahan potensi insiden
keselamatan pasien. 47
Pokok Pikiran
49
Standar 5.4
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien dan Pengembangan Budaya
Keselamatan
Puskesmas menetapkan sistem pelaporan insiden keselamatan pasien dan pengembangan
budaya keselamatan.
Pelaporan insiden keselamatan pasien berhubungan dengan budaya keselamatan di
Puskesmas dan diperlukan untuk mencegah insiden lebih lanjut atau berulang pada masa
mendatang yang akan membawa dampak kerugian yang lebih besar bagi Puskesmas.
Kriteria 5.4.2
Tenaga kesehatan pemberi asuhan berperan penting dalam memperbaiki perilaku dalam
pemberian pelayanan yang mencerminkan budaya mutu dan budaya keselamatan.
50
Pokok Pikiran
52
Standar 5.1 Peningkatan Mutu Berkesinambungan
53
Standar 5.5
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kriteria 5.5.1
Regulasi dan program pencegahan dan pengendalian infeksi dilaksanakan oleh seluruh
karyawan Puskesmas secara komprehensif untuk mencegah dan meminimalkan risiko
terjadinya infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
54
Pokok Pikiran
Puskesmas perlu menyusun
program PPI yang meliputi : Pencegahan dan pengendalian
(a)implementasi kewaspadaan infeksi yang selanjutnya disingkat
isolasi yang terdiri atas PPI adalah upaya
kewaspadaan standar dan untuk mencegah dan
kewaspadaan berdasar transmisi,
meminimalkan terjadinya infeksi
(b)pendidikan dan pelatihan PPI
(dapat berupa pelatihan atau pada pasien, petugas, pengunjung,
lokakarya) baik bagi petugas maupun dan masyarakat sekitar fasilitas
pasien dan keluarga, serta masyarakat, kesehatan.
(c) penyusunan dan penerapan bundel
infeksi terkait pelayanan kesehatan,
(d) pemantauan (monitoring) Risiko infeksi yang didapat
pelaksanaan kewaspadaan isolasi, dan/atau ditularkan di antara
(e) surveilans penyakit infeksi terkait pasien, staf, mahasiswa, dan
pelayanan kesehatan, serta (f) pengunjung diidentifikasi dan
penggunaan anti mikroba secara bijak dicegah atau diminimalkan
dan dilakukan pelaporan sesuai dengan
melalui kegiatan PPI.
peraturan
perundang-undangan.
a) Puskesmas menyusun rencana dan melaksanakan program PPI
yang terdiri atas (R, D):
(1). implementasi kewaspadaan isolasi yang terdiri atas kewaspadaan
standar dan kewaspadaan berdasar transmisi,
Elemen (2).pendidikan dan pelatihan PPI (dapat berupa pelatihan atau lokakarya)
baik bagi petugas maupun pasien dan keluarga, serta masyarakat,
Penilaian (3) penyusunan dan penerapan bundel infeksi terkait
pelayanan
kesehatan,
(4) pemantauan (monitoring) pelaksanaan kewaspadaan isolasi,
(5). surveilans penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan dan,
(6). Penggunaan anti mikroba secara bijak dan
komprehensif dalam
penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas
b) Dilakukan pemantauan, evaluasi, tindak lanjut, dan pelaporan terhadap
pelaksanaan program PPI dengan menggunakan indikator yang
ditetapkan (D, W).
56
Standar 5.5
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kriteria 5.5.2
Dilakukan identifikasi berbagai risiko infeksi dalam penyelenggaraan pelayanan sebagai
dasar untuk menyusun dan menerapkan strategi untuk mengurangi risiko tersebut.
57
Pokok Pikiran
Puskesmas melakukan Puskesmas harus menetapkan kriteria
identifikasi dan kajian risiko risiko untuk menangani dampak
infeksi, baik dalam tersebut yang dituangkan dalam bentuk
penyelenggaraan pelayanan regulasi tentang penilaian risiko dan
upaya kesehatan pengendalian infeksi (infection control
perseorangan m a u pu n upaya risk assessment/ICRA).
kesehatan masyarakat
57
Standar 5.5
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kriteria 5.5.3
Puskesmas yang mengurangi risiko infeksi terkait dengan pelayanan kesehatan perlu
melaksanakan dan mengimplementasikan program PPI untuk mengurangi risiko infeksi baik
bagi pasien, petugas, keluarga pasien, masyarakat, maupun
lingkungan. 58
Pokok Pikiran
Elemen pada huruf (1) sampai dengan huruf (9) sesuai dengan
Penilaian prosedur yang ditetapkan (R, D, O, W).
60
Standar 5.5
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kriteria 5.5.4
61
Pokok Pikiran
ditetapkan.
a) Dilakukan edukasi kebersihan tangan pada seluruh
karyawan Puskesmas, pasien, dan keluarga pasien (D,
Elemen W).
Penilaian b) Sarana dan prasarana untuk kebersihan
tangan
tersedia di tempat pelayanan (O).
63
Standar 5.5
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kriteria 5.5.5
66
Standar 5.5
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kriteria 5.5.5
Ditetapkan dan dilakukan proses untuk menangani outbreak infeksi, baik di
Puskesmas maupun di wilayah kerja Puskesmas.
67
Pokok Pikiran
69
TERIMA
KASIH
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4-9 Jakarta
Selatan