Kenapa Aku Susah Untuk
Kenapa Aku Susah Untuk
Kenapa Aku Susah Untuk
?
Oleh Ustadz Hasbi Purba
Menengok sejarah hitam Iblis, tatkala ia diusir dari surga dalam keadaan hina dina, maka ia
berkata sebagaimana diceritakan oleh Allah dalam Al-Qur’an :
١٦﴿ َقاَل َفِبَم ا َأْغ َو ْيَتِني َأَلْقُع َد َّن َلُهْم ِص َر اَطَك اْلُم ْس َتِقيَم
١٧﴿ ُثَّم َآلِتَيَّنُهْم ِم ْن َبْيِن َأْيِد يِهْم َو ِم ْن َخ ْلِفِهْم َو َع ْن َأْيَم اِنِهْم َو َع ْن َش َم اِئِلِهْم ۖ َو َال َتِج ُد َأْك َثَر ُهْم َش اِكِريَن
“Iblis berkata: ‘Karena Engkau (wahai Allah) telah menghukumku tersesat, aku benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka (yaitu anak cucu adam) dari jalan-Mu yang lurus.
Kemudian aku akan mendatangi mereka dari depan dan belakang mereka, dari kanan dan kiri
mereka dan Engkau tidak akan mendapatkan kebanyakan mereka sebagai orang-orang yang
bersyukur’” (Al-A’raf: 16-17)
Di sini akan disampaikan beberapa perkara yang dapat membantu
seseorang untuk tetap istiqamah di atas jalan Allah, serta selamat dari
belitan tipu daya iblis.
١١﴿ ﴾ � َفَم ْن َك اَن َيْر ُج و ِلَقاَء َر ِّبِه َفْلَيْع َم ْل َع َم ًال َص اِلًح ا َو َال ُيْش ِرْك ِبِع َباَد ِة َر ِّبِه َأَح ًد ا
َع ُل
َم ِب َم ِل ْعَيَف ُب اَت ْل
ِه ِكا ْيَل َع ُقِب ْسَيَف ٌع ا َر َّال
ِإ ِذ اَه َن ْيَب َو ُهَن ْيَب ُن و ُكَي ا َم ىَّت َح ِةَّن َج ْلا ْهَأ َع ُل
َم ِب َم ِل ِل ْعَيَل ْم ُك َد َحَأ ِإَّن
َأْهِل الَّناِر َفَيْد ُخ ُلَها
ِر اَّن لا ِل ْهَأ ْن ِمَل ُهَّنِإ َو ِس اَّن لِل و ُد ْبَي ا َم يِف ِةَّن َج ْلا ِل ْهَأ ِل َم َعِب ُل َم ْعَيَل َل ُج الَّر َّنِإ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesesatan dan disesatkan, dari
ketergelinciran dan digelincirkan, dari berbuat dholim dan didholimi, dari berbuat
bodoh dan dibodohi.” (HR. Abu Dawud, no 4430).
3. Menanamkan keyakinan dan mengingat-ingat tentang balasan yang
akan diraih bagi orang yang istiqamah.
Allah berfirman
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka
tetap istiqamah, maka mereka akan dibebaskan dari rasa takut dan kesedihan. Mereka itulah
penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah
mereka kerjakan.” (Al-Ahqof: 13-14)
4.Memilih teman yang baik.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
َم َثُل اْلَجِليِس الَّصاِلِح َو اْلَجِليِس الَّس ْو ِء َك َم َثِل َص اِح ِب اْلِم ْس ِك َو ِكيِر اْلَح َّد اِد َال َيْع َد ُم َك ِم ْن َص اِح ِب اْلِم ْس ِك ِإَّم ا
َتْش َتِر يِه َأْو َتِج ُد ِر يَح ُه َو ِكيُر اْلَح َّد اِد ُيْح ِر ُق َبَد َنَك َأْو َثْو َبَك َأْو َتِج ُد ِم ْنُه ِر يًح ا َخ ِبيَثًة
“ Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi
dan tukang pandai besi. Tentang si penjual minyak wangi, kalau engkau tidak membeli
minyak wanginya maka engkau akan medapatkan bau wanginya. Adapun tentang si tukang
pandau besi, kalau engkau atau bajumu tidak terbakar maka engaku akan mendapatkan bau
yang tidak enak.” (HR. Bukhori, no 1959)
Terdapat kisah yang sangat menarik dari detik-detik kematian paman Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu Abu Thalib. Kisah ini menggambarkan
betapa bahayanya apabila seseorang berteman dengan teman-teman yang
buruk.
َلَّم ا َحَضَر ْت َأَبا َطاِلٍب اْلَو َفاُة َج اَء ُه َر ُس وُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َفَو َج َد ِع ْنَد ُه َأَبا َج ْهٍل َو َع ْبَد ِهَّللا ْبَن
ُد ْب َع ْه و ُبَأ
ِبَه ِع ِهَّللا َل َج ٍل َو ِهَّللا ا َفَق َد ْن ا َك َل اُّج ُأ ًة
ِلَم َح َك ُهَّللا َّال َل
ِإ َه ِإ َال ْلُق ِّم َع ْي َأ اَفَق ي ْل
ِب َم ِن ُم ِغ َر ِة َلا ْب َةَّي ُأ ي َأ
ْيَل َع ا ُض ْع َّل
ِهَّللا َص ُهَّللا ِه َو َس َم َي ِر َه ِهْيَل َع ى َّل ُل و ُس ْل َز َلَف
ِم ِة ِد ُم ِلِب ْم َي َر َّط ْلا ْب َع َّل ْن َع ُب َغ ْرَتَأ َةَّي ُأ
ْبُن ِب َم
ي َأ
َو ُيِع يَد اِنِه ِبِتْلَك اْلَم َقاَلِة َح َّتى َقاَل َأُبو َطاِلٍب آِخ َر َم ا َك َّلَم ُهْم َع َلى ِم َّلِة َع ْبِد اْلُم َّطِلِب َو َأَبى َأْن َيُقوَل َال ِإَلَه ِإَّال
ُهَّللا
“Tatkala menjelang kematian Abu Thalib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang
kepadanya. Ternyata di samping Abu Thalib sudah ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abi
Umayyah bin Mughirah. Nabipun berkata kepada Abu Thalib, “Wahai pamanku, ucapkanlah
laa ilaha illallah, yaitu sebuah kalimat yang dapat aku jadikan hujjah untuk membantumu di
sisi Allah. Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah segera menimpali seraya berkata,
“(Wahai Abu Thalib), Apakah engkau membenci agamanya Abdul Muthalib (yaitu agama
kesyirikan, pen)?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengulangi ucapannya,
akan tetapi mereka berdua (yaitu Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah) juga selalu
menimpali dan mengulag-ulang ucapannya hingga akhir dari ucapan Abu Thalib adalah
sebagaimana ucapan Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah dan ia enggan untuk
mengucapkan laa ilaha illallah.” (HR. Bukhari, no 4399).
5.Banyak membaca sirah (perjalanan hidup) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan orang-orang yang shalih.
Inilah beberapa perkara yang dapat membantu seorang hamba untuk dapat istiqamah di
jalan Allah, mudah-mudahan bermanfaat.
﴾٨﴿ َر َّبَنا َال ُتِز ْغ ُقُلوَبَنا َبْع َد ِإْذ َهَد ْيَتَنا َو َهْب َلَنا ِم ْن َلُد ْنَك َر ْح َم ًةۚ ِإَّنَك َأْنَت اْلَو َّهاُب
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan
sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat
dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia)”. (Ali-Imran: 8)
se kian
im a kasih
Ter
u a la i k um
assa lam
W ah i
hm a tu ll
Wa ra
ara k a tu h
Wab