Materi KESEHATAN LINGKUNGAN 2017

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 61

KESEHATAN

LINGKUNGAN

OLEH :
ANUGRAHAN H SATRIYA,SKM
KESEHATAN LINGKUNGAN
1. PENGERTIAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2. RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN
3. EFEK LINGKUNGAN YANG BERBAHAYA
( DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN )
4. PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN
LINGKUNGAN
1.PENGERTIAN KESEHATAN LINGKUNGAN

• Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut World Health


Organisation (WHO) pengertian Kesehatan Lingkungan : Those
aspects of human health and disease that are determined by
factors in the environment. It also refers to the theory and practice
of assessing and controlling factors in the environment that can
potentially affect health. Atau bila disimpulkan “Suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.”

• Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)


“Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia.”
PENGERTIAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Slamet Riyadi
• Ialah bagian dari integral ilmu
kesehatan masyarakat yang
khususnya mempelajari dan juga
menangani hubungan manusia
dengan lingkunganny di dalam
keseimbangan dari ekologi dengan
sebuah tujuan membina dan juga
meningkatkan derajat kesehatan atau
juga kehidupan yang sangat optimal.
H.J. Mukono
• Ilmu kesehatan lingkungan ialah ilmu
yang mempelajari sebuah hubungan
timbal balik diantara faktor kesehatan
dan juga faktor lingkungan.
PENGERTIAN KESEHATAN LINGKUNGAN

• Kesehatan Lingkungan adalah upaya


pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko lingkungan
untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun sosial.
• PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66
TAHUN 2014 TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN

untuk melaksanakan ketentuan Pasal 163 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, perlu
menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan Lingkungan.
TUJUAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Telah diberikan penjelasan mengenai pengertian dari kesehatan
lingkungan, baik secara umum ataupun yang berdasarkan para ahli.
Dan kali ini kita akan melanjutkan penjelasan mengenai tujuan dari
kesehatan lingkungan yang akan dijelaskan pada penjelasan berikut ini.
• Melakukan koreksi terjadinya bahaya dari lingkungan pada
kesehatan.
• Memperkecil ataupun memodifikasi dari terjadinya bahaya yang
disebabkan oleh lingkungan bagi kesehatan dan juga kesejahteraan
dari hidup manusia.
• Melakukan pencegahan dan juga mengefisiensikan pengaturan dari
berbagai sumber lingkungan agar dapat meningkatkan kesehatan
serta kesejahteraan dari hidup manusia.
• Untuk menghindari berbagai penyakit atau bahaya penyakit.
RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN

• Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan


derajat kesehatan merupakan hal yang
essensial di samping masalah perilaku
masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor
keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi
terbesar terhadap timbulnya masalah
kesehatan masyarakat.
• Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :
2. Ruang lingkup Kesehatan lingkungan

• Menurut WHO • Menurut UU No 23 tahun 1992


1. Penyediaan Air Minum
2. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian
Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat
pencemaran 3), ruang lingkup kesehatan
3. Pembuangan Sampah Padat lingkungan sebagai berikut :
4. Pengendalian Vektor
5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh
ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara 1. Penyehatan Air dan Udara
8. Pengendalian radiasi 2. Pengamanan Limbah
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
padat/sampah
11. Perumahan dan pemukiman 3. Pengamanan Limbah cair
12. Aspek kesling dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
4. Pengamanan limbah gas
14. Pencegahan kecelakaan 5. Pengamanan radiasi
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan
6. Pengamanan kebisingan
keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan 7. Pengamanan vektor penyakit
perpindahan penduduk.
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk 8. Penyehatan dan pengamanan
menjamin lingkungan. lainnya : Misal Pasca bencana.
Ruang lingkup Kesehatan lingkungan

• Menurut Undang-Undang nomor • Sedangkan syarat lingkungan


36 tahun 2009 Tentang sehat bebas dari unsur-unsur
Kesehatan, Upaya kesehatan yang menimbulkan gangguan
lingkungan ditujukan untuk kesehatan, antara lain: limbah
mewujudkan kualitas lingkungan cair; limbah padat;limbah
yang sehat, baik fisik, kimia, gas;sampah yang tidak diproses
biologi, maupun sosial yang sesuai dengan persyaratan yang
memungkinkan setiap orang ditetapkan pemerintah; binatang
mencapai derajat kesehatan yang pembawa penyakit;zat kimia yang
setinggi-tingginya. Lingkungan berbahaya; kebisingan yang
sehat tersebut antara lain melebihi ambang batas; radiasi
mencakup lingkungan sinar pengion dan non pengion;
permukiman, tempat kerja, air yang tercemar;udara yang
tempat rekreasi, serta tempat tercemar; dan makanan yang
dan fasilitas umum. terkontaminasi
3. EFEK LINGKUNGAN YANG BERBAHAYA
LANJUTAN….
ADKL ( ANALIS DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN )

• Latar belakang
• Pengertian
• Ruang lingkup
ANALISA DAMPAK KESEHATAN LINGKUNGAN

Latar Belakang Pengertian


ADKL pada dasarnya merupakan
Dalam lampiran KepMenKes RI model pendekatan guna
No.872/MenKes/SK/VIII/1997 mengkaji, dan atau menelaah
tanggal 15 Agustus 1997 secara mendalam untuk
disebutkan bahwa kontribusi mengenal, memahami dan
lingkungan dalam mewujudkan memprediksi kondisi dan
derajat kesehatan merupakan karakteristik lingkungan yang
hal yang essensial disamping berpotensi terhadap timbulnya
masalah perilaku, keturunan dan resiko kesehatan,
pelayanan kesehatan. mengembangkan tatalaksana
Lingkungan memberikan pemecahan dan pengelolaan
kontribusi terbesar terhadap masalah serta upaya lain yang
timbulnya masalah kesehatan dilaksanakan terhadap sumber
masyarakat, sehingga perubahan, media lingkungan,
keterkaitan antara kualitas atau masyarakat terpajan dan
karakteristik lingkungan yang dampak kesehatan yang terjadi
bermasalah & status kesehatan
perlu difahami dan dikaji secara
cermat agar dapat digambarkan
potensi besarnya resiko atau
gangguan kesehatan.
• Ruang Lingkup
Telaah ADKL sebagai pendekatan kajian aspek
kesehatan lingkungan meliputi :

1. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena


dampak rencana pembangunan dan berpengaruh
terhadap kesehatan
2. Proses dan potensi terjadinya pemajanan
3. Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka
kesakitan dan angka kematian)
4. Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko
5. Sumberdaya kesehatan
6. Kondisi sanitasi lingkungan
7. Status gizi masyarakat
8. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses
penyebaran penyakit
TINGKATAN TAHAP PENCEMARAN MENURUT WHO
(dikutip LAKSMI, 1992).

1. Pencemaran tingkat Pertama, yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan


kerugian pada manusia, baik dilihat dari kadar zat pencemar maupun
waktu kontak dengan lingkungan

2. Pencemaran tingkat Kedua, yaitu pencemaran yang mulai menimbulkan


iritasi ringan pada panca indera dan telah menimbulkan gangguan pada
komponen ekosistem lain

3. Pencemaran tingkat Tiga, yaitu pencemaran yang sudah mengakibatkan


reaksi faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis

4. Pencemaran tingkat Empat, yaitu pencemaran yang telah menimbulkan


sakit bahkan kematian dalam lingkungan karena kadar zat pencemarnya
terlalu tinggi
LANGKAH-LANGKAH ADKL
 Identifikasi Dampak Potensial
Dilakukan dengan penilaian thd parameter lingkungan yg kemungkinan
akan menjadi bagian isu yg berkaitan dengan masalah kesehatan, melalui:
1). Telaah kegiatan proyek
2). Telaah data dan informasi berdasarkan studi pustaka dan atau bahan
referensi yg relevan
3). Telaah data dan informasi berdasarkan pengamatan lapangan (survei,
observasi, dll)
4). Telaah hasil uji dan analisis laboratorium
5). Telaah hasil penggunaan / uji binatang percobaan
6). Studi banding terhadap hasilstudi yang pernah dilaksanakan
7). Telah para ahli / profesional
8). Simulasi / model
Identifikasi dampak potensial dari kajian aspek kesehatan dlm studi
AMDAL dpt disusun sebagai berikut :
a). Yang berhubungan dengan cemaran, perlu diperhatikan :
(1). Penyebaran bahan pencemar di media lingkungan
(2). Jalur-jalur pemajanan yang mungkin terjadi (dimasa datang)
(3). Telaah data dan info berdasar studi toksikologi,
epidemiologi, dan
kesling
(4). Pengalaman negara lain untuk kasus sejenis
b). Yang berhubungan dengan perindukan vektor :
(1). Perubahan lahan yang dapat menimbulkan genangan
air
(2). Perubahan vegetasi yang menunjang atau
menghambat
berkembangbiaknya vektor
(3). Telaah data dan info dari studi kesling survei studi
epidemio-
logi tentang penyakit bersumber binatang
(zoonosis)
(4). Pengalaman negara lain untuk kasus sejenis

c). Yang berhubungan dengan Perilaku Masyarakat :


(1). Kebiasaan pemanfaatan air
(2). Kebiasaan penggunaan bahan / alat pelindung
(3). Kebiasaan penggunaan insektisida
(4). Kebiasaan yang berhubungan dengan sanitasi
(5). Kebiasaan yang berhubungan dengan pengelolaan
makanan
(6). Kebiasaan yang berhubungan dengan masalah
kesehatan
(berobat, kontak penderita)

• Evaluasi Dampak Potensial


Bertujuan utk menghilangkan dampak potensial yg dianggap tdk
• Pemusatan Dampak Penting (Focusing)
Bertujuan utk mengelompokkan dampak penting yang telah dirumuskan
dari dampak potensial shg diperoleh gambaran ttg isu-isu pokok
permasalahan lingkungan hidup yang terkait erat dengan kesehatan dgn
memperhatikan :

1). Keterkaitan antara rencana usaha / kegiatan dengan komponen


lingkungan yg mengalami perubahan mendasar (dampak
penting)
2). Keterkaitan antara komponen dampak penting yg telah dirumuskan
secara holistik, menurut waktu, tahapan kegiatan, maupun
dampak
komunikatif yang terjadi
Dalam proses pemusatan, penyusun aspek kesehatan dalam studi AMDAL
harus memperhatikan prioritas kepentingan sebagai berikut :
a). Sifat Dampak ; akut atau kronis
b). Jumlah Penduduk
c). Beban Ekonomi
• Pelingkupan Wilayah Studi
Pelingkupan (Scoping) adalah suatu proses berjenjang melalui penapisan
(Screening) utk membatasi permasalahan yang harus ditelaah secara
cermat dan mendalam. Berkaitan dengan masalah epidemiologi, maka
penjabaran batas-batas pelingkupan wilayah dapat dirinci dengan
memperhatikan :
1). Batas Proyek
2). Batas Ekologis
3). Batas Sosial
EVALUASI INFORMASI PENCEMARAN
• Dinamika Perubahan Komponen Lingkungan

SUMBER AMBIENT MANUSIA DAMPAK


Melalui wahana KES

· Alamiah · Udara Komponen


· Penderita · Air lingk. berada · Akut
Penyakit · Makanan dalam; darah · Subklinik
Infeksi · Binatang lemak, urine, · Samar
· Mobil Penular jaringan dll · Sehat
· Industri
(Seimbang
)

A B C D
Gambar : Dinamika Perubahan Komponen Lingkungan yang berpotensi memberikan dampak
kesehatan (Achmadi, 1991)
• Informasi Simpul-simpul

1) Simpul A
Pengamatan, pengukuran dan pengendalian emisi pencemaran
udara (mobil, industri, dll) sumber pencemaran air (rumah tangga,
industri dll) sumber penyakit menular (penderita Thypus, penderita
malaria dll) atau sumber perubahan alamiah, misalnya gunung
berapi
2) Simpul B
Pengamatan, pengukuran dan pengendalian bila komponen
lingkungan tersebut sudah berada disekitar manusia, (contoh :
komponen konsentrasi pencemaran udara, kadar kandungan residu
pestisida dalam sayur-mayur, bakteri E. Coli dalam air minum, dll)
3) Simpul C
Pengamatan, pengukuran kadar Pb. Dalam darah, kadar Merkuri dlm
rambut, kadar COHb dalam darah, kadar DDT dalam lemak tubuh
ataupun Plasmodium spp dalam darah, dll
4) Simpul D
Pengamatan, pengukuran dan pengendalian Prevalensi korban
keracunan, prevalensi penderita kanker paru akibat asap rokok,
kanker kulit akibat sinar Ultraviolet, ataupun penderita penyakit
menular lainnya
• Klasifikasi Manifestasi Klinik Gangguan
Kesehatan Akibat Lingkungan

1) Kelompok Penderita Akut


Jumlahnya relatif sedikit, memiliki gejala klinis jelas, perlu tindakan
segera dan sering diklasifikasikan sebagai kecelakaan. Misalnya
penderita keracunan pestisida dosis besar dan penderita demam
Thypus

2) Kelompok Penderita Subklinik


Jumlahnya relatif banyak, memiliki gejala klinis tidak jelas namun
memiliki tanda (indikator) laboratorium khas, sering dihubungkan
dengan penyakit yang diperoleh dari tempat pekerjaan. Contoh :
Anemia pada pekerja pompa bensin, peningkatan kadar COHb darah
polisi lalu lintas, dll

3) Kelompok Penderita dengan Gejala Samar


Jumlahnya amat besar gejalanya tidak khas baik secara klinik
maupun secara laboratorika, akibat pemaparan pada komponen
lingkungan dalam intensitas rendah atau dosis kecil. Misalnya
sekelompok orang yang mengkonsumsi makanan yang mengandung
bahan pewarna sintesis berbahaya, pestisida dalam dosis kecil.
Kelompok penderita dengan gejala samar ini dapat berkembang
menjadi gangguan kesehatan lain, misalnya kanker (Carcinogenic)
PENGUKURAN POTENSI DAMPAK KESEHATAN
 INFORMASI POTENSI DAMPAK DITENTUKAN ATAU DIUKUR
DENGAN MENGACU KEPADA INDIKATOR YANG SUDAH
DITENTUKAN
 BEBERAPA INDIKATOR KESEHATAN DAPAT DIKEMUKAKAN
ANTARA LAIN :
1. ANGKA KEMATIAN KASAR (CRUDE DEATH RATE, CDR)
2. ANGKA KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY RATE, IMR)
3. ANGKA KEMATIAN IBU (MATERNAL MORTALITY RATE,
MMR)
4. UMUR HARAPAN HIDUP
5. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
6. ANGKA PREVALENSI KURANG KALORI PROTEIN
7. BERAT BADAN BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)
ANGKA KEMATIAN KASAR

 ADALAH JUMLAH SEMUA KEMATIAN YANG DITEMUKAN PADA


SATU JANGKA WAKTU TERTENTU (SATU TAHUN)
DIBANDINGKAN DENGAN JUMLAH PENDUDUK PADA
PERTENGAHAN WAKTU YANG BERSANGKUTAN DALAM
PERSEN

 RUMUS :
JUMLAH SELURUH KEMATIAN
AKK : ______________________________________X 100%
JUMLAH PENDUDUK PERTENGAHAN
ANGKA KEMATIAN BAYI

 ADALAH JUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYI (UMUR DIBAWAH


1 TAHUN) PADA SATU JANGKA WAKTU TERTENTU DIBAGI
DENGAN JUMLAH SELURUH KELAHIRAN HIDUP DALAM
PERSEN

 RUMUS :
JUMLAH SELURUH KEMATIAN BAYI
AKB : _________________________________________X 100%
JUMLAH KELAHIRAN HIDUP
ANGKA KEMATIAN IBU

 ADALAH JUMLAH KEMATIAN IBU KARENA KEHAMILAN,


PERSALINAN DAN NIFAS DALAM SATU TAHUN DIBAGI
DENGAN JUMLAH KELAHIRAN HIDUP PADA TAHUN YANG
SAMA DALAM PERSEN

 RUMUS :
JUMLAH KEMATIAN IBU KARENA
KEHAMILAN, KELAHIRAN DAN NIFAS
AKI : _________________________________________X 100%
JUMLAH KELAHIRAN HIDUP
ANGKA KESAKITAN

 INSIDEN :GAMBARAN TENTANG FREKUENSI PENDERITA BARU


SUATU PENYAKIT YANG DITEMUKAN PADA SUATU WAKTU
TERTENTU DISEKELOMPOK MANUSIA
1. ANGKA INSIDEN
2. ANGKA SERANGAN
3. ANGKA SERANGAN SEKUNDER

 PREVALENSI : GAMBARAN TENTANG FREKUENSI PENDERITA


LAMA DAN BARU YANG DITEMUKAN PADA JANGKA WAKTU
TERTENTU DIBAGI DENGAN JUMLAH PENDUDUK PADA
PERTENGAHAN JANGKA WAKTU YANG BERSANGKUTAN
DALAM PERSEN
1. ANGKA PREVALENSI PERIODE
2. ANGKA PREVALENSI POINT
UMUR HARAPAN HIDUP
 DENGAN ADANYA BERBAGAI PROGRAM DI BIDANG KESEHATAN,
ANGKA HARAPAN HIDUP ORANG INDONESIA MENUNJUKAN
PENINGKATAN

 UMUR HARAPAN HIDUP DIDAERAH-DAERAH DI INDONESIA MASIH


MEMILIKI RANGE YANG LEBAR, HAL INI DIHUBUNGKAN DENGAN
FAKTOR-FAKTOR :
1. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN SOSIAL EKONOMI
MENURUT HETEROGENITAS WILAYAH
2. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN UPAYA
KESEHATAN MENURUT HETEROGENITAS WILAYAH
3. PERBEDAAN KONDISI LINGKUNGAN DI MASING-MASING
WILAYAH
4. PERBEDAAN TINGKAT KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
SEKTOR-SEKTOR YANG MEMPUNYAI KAITAN BAIK
LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG DENGAN KUALITAS
HIDUP, SEPERTI KEBERHASILAN PENDIDIKAN, PERTANIAN,
PERHUBUNGAN, DLL
TEORI H. L BLOOM
faktor2 yg
mempengaruhi
Lingkungan “Derajad Perilaku
Kesehatan”

Keturunan Yankes
ENVIRONMENTAL OF HEALTH : HENDRIK L. BLUM ( 1974 )
Proses Terjadinya Penyakit
Pada dasarnya penyakit terjadi karena adanya
interaksi antara berbagai elemen yang saling
mempengaruhi. Seorang dokter, John Gordon,
menggambarkan terjadinya penyakit pada
masyarakat dalam sebuah model yang pada
akhirnya dinamakan sesuai dengan nama
pencetusnya, yaitu Model Gordon. Menurutnya,
penyakit itu ditentukan oleh tiga faktor pengaruh,
yaitu (Fox,1970) :
A = Agent/penyebab penyakit
Agent adalah faktor esensial yang harus ada agar
penyakit dapat terjadi. Agent dapat berupa benda
hidup, tidak hidup, energi, dan lain sebagainya,
yang dalam jumlah berlebih atau kurang
merupakan sebab utama dalam terjadinya
penyakit. Agent hidup atau agent yang terdiri atas
benda hidup seperti metazoa, fungi, protozoa,
bakteri, rickettsia, dan virus menyebabkan
penyakit yang bersifat menular. Agent tak hidup
dapat berupa zat kimia, zat fisis, kekuatan
mekanis, faktor fisiologis, faktor psikologis, dan
faktor turunan.
H = Host/pejamu
Host adalah populasi atau organisme yang memiliki resiko
untuk sakit. Element host ini sangat penting dalam proses
terjadinya penyakit ataupun dalam pengendaliannya,
karena ia sangat bervariasi keadaannya bila dilihat dari
aspek sosial ekonomi budaya, keturunan, lokasi geografis,
dan lainnya. Host juga akan sangat menentukan kualitas
lingkungan yang ada dengan cara-cara perlakuan yang
berbeda-beda sesuai dengan taraf pengetahuan, sikap,
dan budaya hidupnya.
Faktor penentu pada host dapat berupa faktor-
faktor yang dibawa atau sudah ada sejak lahir
(usia, jenis kelamin, bangsa, keluarga, daya tahan
natural) juga faktor-faktor yang didapat setelah
dilahirkan (status kesehatan umum, status
fisiologis, status gizi, pengalaman sakit,
stress/tekanan hidup, kekebalan, perilaku host,
dan perilaku lingkungan).
L = Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
luar diri host, baik benda mati, benda hidup, nyata
atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk
akibat interaksi semua elemen tersebut, termasuk
host yang lain. Lingkungan dapat diklasifikasikan
menjadi lingkungan udara (atmosfer), lingkungan
air (hidrosfer), lingkungan padat (litosfer),
lingkungan flora dan fauna (biosfer), dan
lingkungan sosial (sosiosfer).
Dalam Model Gordon, A, H, dan L dianggap
sebagai tiga elemen utama yang berperan dalam
interaksi yang menentukan keadaan sehat atau
sakit. Ia menggambarkan/memodelkan terjadinya
penyakit sebagai batang pengungkit yang
mempunyai titik tumpu di tengah-tengahnya.
MODEL GORDON
Model pada Gambar 2 merupakan model di mana
pengungkit berada dalam kondisi seimbang. Ini
artinya, bahwa masyarakat berada dalam keadaan
sehat. Sebaliknya, apabila resultan dari interaksi
ketiga unsur tadi menghasilkan keadaan yang
tidak seimbang, maka diperoleh keadaan yang
tidak sehat atau sakit seperti yang digambarkan
pada Gambar 3.
Keadaan ke-1 :
A memberatkan keseimbangan sehingga batang
pengungkit miring ke arah A. Pemberatan A
terhadap keseimbangan diartikan sebagai
agent/penyebab penyakit mendapat kemudahan
menimbulkan penyakit pada host, misalnya
terjadinya mutasi pada virus influenza.
Keadaan ke-2 :
H memberatkan keseimbangan, sehingga batang
pengungkit miring ke arah H. Keadaan seperti itu
dimungkinkan apabila H menjadi lebih peka
terhadap suatu penyakit. Misalnya apabila proporsi
jumlah penduduk balita bertambah besar, maka
sebagian besar populasi menjadi lebih peka
terhadap penyakit anak.
Keadaan ke-3 :
Ketidakseimbangan disebabkan oleh bergesernya
titik tumpu. Hal ini menggambarkan terjadinya
pergeseran kualitas lingkungan sehingga A
memberatkan keseimbangan. Keadaan seperti ini
berarti bahwa pergeseran kualitas lingkungan
memudahkan A memasuki tubuh H dan
menimbulkan penyakit. Contohnya, terjadinya
banjir menyebabkan air kotor yang mengandung A
berkontak dengan masyarakat (H), sehingga A
lebih mudah memasuki H yang kebanjiran.
Keadaan ke-4 :
Ketidakseimbangan terjadi karena pergeseran
kualitas lingkungan sedemikian rupa sehingga H
memberatkan keseimbangan atau H menjadi
sangat peka terhadap A. Contohnya, terjadinya
pencemaran udara.
Model Gordon ini selain memberikan gambaran
umum tentang terjadinya penyakit pada
masyarakat, dapat pula digunakan untuk
melakukan analisis dan mencari solusi terhadap
permasalahan kesehatan.
5 PERANAN LINGKUNGAN DALAM MENIMBULKAN
GANGGUAN KESEHATAN
1. Agens (penyebab penyakit)
contoh : mikroba, parasit, zat kimia, suara, suhu,
tekanan udara, radiasi, aliran listrik.
2. Reservoir : Manusia, hewan dan benda sebagai
tempat berkembang biak bibit penyakit.
contoh: air kotor, sampah.
3. Vektor : Hewan pemindah bibit penyakit sehingga
terjadi penularan. Contoh: lalat, kecoa.
4. Host : Manusia atau hewan yang ditumpangi suatu
parasit. Contoh: tikus, keong.
5. Medium transmisi : Benda sebagai perantara agens.
contoh: udara, air, makanan.
GANGGUAN KESEHATAN YANG DISEBABKAN
PERANAN LINGKUNGAN

Water borne disease / Food boene disease: Bibit


penyakit berada dalam air atau makanan dan masuk
kedalam pencernaan makanan manusia. Contoh:
kolera, typhus, dysentri, hepatitis infectiosa, polio
meylitis.
Water washed disease: Air yang digunakan dalam
jumlah terbatas untuk mencuci dan mandi dan
mengandung mikroba penyebab penyakit. Contoh:
skinsepsis, conyunctivitis, trachoma.
Water based disease : Mikroba atau parasit dari
penyakit yang siklus hidupnya mempunyai intermediat
host yang hidup di air. Contoh: demam
keong/shistosomiasis.
Water related to insect Vektor/insect borne disease:
Penyakit ditularkan oleh serangga pembawa bibit
penyakit yang hidup di dalam air. Contoh: malaria,
filariasis, demam berdarah, encepalitis, yellow fever,
relapsing fever.
Food intoxication : Keracunan makanan oleh karena
toxin yang dikeluarkan oleh botulisme, staphylococcus
dan clostridium welchii.
Food poisoning : Keracunan makanan oleh logam, zat
organik, hewan dan tumbuhan beracun. Contoh ; Pb,
Hg, As, Mi, Cr, Cd, Se, pestisida, jenis kerang-
kerangan, jenis kacang dan cendawan liar.
Keracunan gas. Menghirup udara yang mengandung
gas. Contoh: HCN, CO, SO.
Cacingan. Diperoleh dari pengelola tanah, kompos
dan sayuran. Contoh : Ascariasis, Taeniasis,
Oxyuriasis, Trichinosis, Ankylostomiasis.
Penyakit kulit dan kelamin melalui tempat umum.
Kontak langsung maupun tidak langsung.
Air borne disease. Kuman penyakit masuk melalui
saluran pernafasan manusia melalui udara. Contoh:
TBC, Pertusis, Diptheri, Influenza.
Pneumokoniosis > Penimbunan debu dalam paru-
paru. Contoh: silicosis, asbestosis, berryliosis,
siderosis, stanosis, bysinosis.
Penyakit akibat kerja agens fisik. Contoh: tuli, kelainan
sel, heat stroke, heat cramps hyperpyrexia, Frosbite,
Caison disease, Cataract lensa mata, Conyunctivitis
photo electra.
Kecelakaan akibat kerja. Contoh: luka, jatuh,
tersengat listrik, kebakaran, tenggelam, terjepit.
Heat stroke, heat cramps Hyperpyrexia : dialami dlam
lingkungan yang suhunya tinggi dan mengakibatkan
bertambahnya keringat, sehingga hilang garam
natrium dari tubuh.
Frosbite adalah akibat suhu yang sangat rendah
dibawah titik beku.
Caisson disease: adalah penyakit yang disebabkan
akibat tekanan udara tinggi seperti; gas nitrogen yang
ada di dalam tubuh menutup pembuluh darah
sehingga terjadi kelumpuhan. Penyakit ini diderita oleh
pekerja yang bekerja di bawah permukaan air dan
pekerja tambang.
4. Penanggulangan Masalah
Kesehatan Lingkungan
PRINSIP PENANNGULANGAN DIKELOMPOKKAN
MENJADI 5 (LIMA)
1. Isolation (isolasi) : usaha membuat jarak antara
manusia dengan faktor lingkungan berbahaya.
contoh : pengadaan tempat sampah, membuat septick
tank, drainage, ruang khusus untuk listrik, pompa,
generator dan obat
2. Substitution (substitusi) : mengganti berbagai zat,
energi, alat atau komponen lain dianggap sumber
bahaya. Contoh : mengganti knalpot mobil, mengganti
kabel yang tua, mengganti lantai yang retak,
mengganti dinding kaca yang rusak, mengganti ion
atau senyawa kimia yang menimbulkan polusi.
PRINSIP PENGAWASAN LINGKUNGAN DAPAT
DIKELOMPOKKAN MENJADI 5 (LIMA)
1. Isolation (isolasi) : usaha membuat jarak antara
manusia dengan faktor lingkungan berbahaya.
contoh : pengadaan tempat sampah, membuat
septick tank, drainage, ruang khusus untuk listrik,
pompa, generator dan obat
2. Substitution (substitusi) : mengganti berbagai zat,
energi, alat atau komponen lain dianggap sumber
bahaya. Contoh : mengganti knalpot mobil,
mengganti kabel yang tua, mengganti lantai yang
retak, mengganti dinding kaca yang rusak,
mengganti ion atau senyawa kimia yang
menimbulkan polusi.
3. Shielding : menggunakan alat pelindung bahan untuk
menghadapi faktor lingkungan berbahaya.
Contoh : pakaian kerja, masker, sarung
tangan, kaca mata, helm, sepatu boot,
sumbat telinga.
4. Treatment : proses pengolahan
lingkungan yang meliputi :
a. Removal (pengurangan) : usaha
menghilangkan atau mengurangi
polutan fisika dan kimia pada
lingkungan yang sangat dibutuhkan
manusia.
b. Destruction (destruksi) : usaha merusak
atau membunuh faktor lingkungan
biologis, seperti mikroba patogen dan
vektor. Usaha ini sering disebut sebagai
usaha desinfeksi dan sterilisasi.
Destruksi dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1.Destruksi Animate, ditujukan kepada anggota badan


antara lain tangan dan rambut dengan jalan mencuci
tangan dengan zat anti septik, seperti sabun atau
desinfektan lodhoper, chlorhexi, dine gluconat atau
hexa chlorophen.

2.Destruksi inanimate, ditujukan kepada


benda/peralatan. Semua peralatan untuk pelayanan
kesehatan harus dalam keadaan steril. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan Autoclave, air mendidih atau
desinfectan.
Untuk mengembalikan kualitas sumber alam yang baik
dan tidak membahayakan manusia maka dilakukan
usaha sebagai berikut :
a. Terhadap air : koagulasi, sedimentasi, filtrasi,
aerasi dan demineralisasi.
b. Terhadap udara : Cyclone, Wet scrubber, Electro
static presipitator dan bag filter.
c. Inhibition (inhibisi) : merubah kebiasaan
lingkungan hidup bakteri. Contoh : menambah
kadar garam dan kadar gula pada makanan,
merubah suhu pada makanan sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri misalnya
penyimpanan makanan di dalam lemari pendingin.
d. Convertion (Konversi) : perubahan substitusi
yang bersifat mengganggu menjadi kurang
mengganggu. Contoh : asam kuat dicampur
dengan basa kuat sehingga menjadi larutan yang
netral.

5. Prevention (Prevensi)
Adalah suatu upaya untuk mencegah supaya
individu terhindar dari infeksi penyakit atau
gangguan kesehatan. Contoh : Imunisasi, propilaksi
untuk menghindarkan infeksi.
I. Definisi Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM)
Winslow :
Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni untuk :
1. mencegah penyakit
2. memperpanjang hidup
3. mempromosikan kesehatan dan efisiensi dengan cara
. mengorganisasikan usaha masyarakat untuk :
a. meningkatkan sanitasi lingkungan
b. mengendalikan infeksi menular
c. pendidikan secara individual dalam hal hygiene perorangan
d. mengorganisasikan pelayanan medis dan perawatan
untuk tercapainya diagnosis dini dan terapi pencegahan
terhadap penyakit.
e. Pengembangan sosial kearah adanya jaminan hidup yang
layak dalam bidang kesehatan.
II. Pengertian IImu Kesehatan Masyarakat

Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prayitno, 1994) adalah ilmu yang


lebih menitikberatkan penanganan kasus-kasus pada upaya-
upaya pencegahan, bukan pada upaya kuratif, sebab dalam IKM
dikenal adanya 5 tahap pencegahan (The Five Level of
Prevention) yang terdiri atas :
1.Upaya Promotive (meningkatkan pemahaman kesehatan)
2.Upaya Preventive (miningkatkat upaya pencegahan penyakit)
3.Upaya Protective (meningkatkan perlindungan terhadap
penyakit).
4.Upaya Curative (upaya penyembuhan terhadap penyakit)
5.Upaya Rehabilitative (upaya pemulihan)
Dari ke 5 tahap tersebut di atas,
Yang diutamakan adalah :
non kuratif atau upaya non medik.
Pertama upaya promotif, yang secara nyata lebih
mudah, dan lebih murah, dapat dilakukan
oleh siapa saja, artinya tidak memerlukan
dokter.
Kedua, upaya preventif atau upaya pencegahan.
Ketiga, upaya protektif.
Keempat, Curative atau kuratif atau upaya pengobatan.
istilah Early Detection and Prompt Treatment yaitu
deteksi dini terhadap adanya penyakit dan adanya
penanganan atau pengobatan yang setepat-
tepatnya.
Kelima, Rehabilitative atau rehabilitatif atau upaya pemulihan
adalah upaya tertentu yang dilakukan agar penderita
dimungkinkan meng-alami tahap kembali seperti semula
sebelum menderita penyakit.
1. Lembaga Pemasyarakatan (Pembinaan Khusus untuk
Narapidana)
2. Lokalisasi Wanita Tuna Susila (Pembinaan Khusus untuk
Wanita dengan Risiko Penyakit Menular Seksual)
3. Pembinaan ODHA (Pembinaan Khusus untuk Orang Dengan
HIV/AIDS)
4. Rumah Sakit Jiwa, (Pembinaan Khusus untuk Penderita
Sakit Jiwa)
5. dan sejenisnya

Anda mungkin juga menyukai