Lokomotif C29
Lokomotif C29 | |||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| |||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||
|
Lokomotif C29 adalah lokomotif uap buatan pabrik Hanomag, Jerman. Lokomotif ini memiliki susunan gandar 0-6-0T dan berat 21 ton. Lokomotif ini dapat menggunakan dua bahan bakar: kayu jati.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Keuntungan finansial yang diperoleh perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg maatschappij (NIS) dari pengoperasian jalur kereta api rute Semarang–Solo–Yogyakarta dan Jakarta–Bogor memberi harapan baru kepada para pengusaha swasta yang telah berminat untuk menanamkan modal mereka dalam kegiatan jasa angkutan dengan kereta api. Perusahaan kereta api swasta Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM) mendapat konsesi dari pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1895 untuk membangun jalan rel di kota Mojokerto dan sekitarnya.[1]
Konstruksi jalan rel pertama dibangun MSM pada rute Gempol–Japanan–Bangsal–Mojokerto (36 km) dan selesai dibangun pada tahun 1898. Selanjutnya rute Japanan–Pandaan–Bangil (25 km) dan rute Bangsal–Pandaan–Pohjejer (17 km) selesai dibangun tahun 1899. Pada tahun 1898–1899, MSM telah berhasil membangun jalan rel dengan total panjang 78 km.
Untuk melayani rute tersebut, MSM mendatangkan 2 lokomotif C29 pada tahun 1922 dari pabrik Hanomag (Jerman). Jalan rel milik MSM ini mempunyai peranan yang cukup besar bagi perkembangan industri di kota Mojokerto dan sekitarnya. Fasilitas transportasi kereta api ini banyak dimanfaatkan untuk perjalanan oleh masyarakat umum. Jalan rel yang dibangun oleh MSM tersebut terhubung dengan jalan rel milik perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS) yaitu rute Sidoarjo–Porong–Gempol–Gunung Gangsir–Bangil dan rute Sidoarjo–Tarik–Mojokerto–Jombang.
Lokomotif C29 dengan susunan roda 0-6-0T merupakan lokomotif yang memiliki silinder berdimensi 340 mm X 370 mm pada sisi luar dengan roda penggerak berdiameter 850 mm. Berat keseluruhan 21 ton. Lokomotif ini dapat melaju hingga kecepatan maksimum 30 km/jam. Lokomotif C29 menggunakan bahan bakar kayu jati atau batubara.
Dari 2 lokomotif C29, saat ini masih tersisa 1 buah lokomotif C29, yaitu C29 02. C29 02 berada di Taman Seribu Lampu Cepu. Lokomotif ini Dipajang Menjadikan Pajangan Statis
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Bagus Prayogo, Yoga; Yohanes Sapto, Prabowo; Radityo, Diaz (2017). Kereta Api di Indonesia. Sejarah Lokomotif di Indonesia. Yogyakarta: Jogja Bangkit Publisher. hlm. 80. ISBN 978-602-0818-55-9.