Lompat ke isi

Mesofauna tanah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Mesofauna tanah adalah organisme berukuran mikroskopis yang memiliki ukuran antara 100 µm hingga kurang dari 2 mm, dan dapat ditemukan baik di permukaan maupun di dalam tanah. [1] Kepadatan dan variasi populasi mesofauna tanah di suatu area ditentukan oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik, sehingga keberadaan mesofauna sangat dipengaruhi oleh habitat yang mereka huni.  Lingkungan biotik meliputi tumbuhan termasuk serasah di permukaan tanah dan berbagai organisme, sedangkan lingkungan abiotik terdiri atas sifat kimia (pH), suhu, kelembapan, dan atribut fisik tanah.[2] Di hutan, keanekaragaman dan kekayaan mesofauna tanah lebih tinggi dibandingkan dengan sistem lainnya. Meskipun kepadatan mesofauna dalam sistem tanpa olah tanah lebih rendah, banyak invertebrata yang hidup di serasah, yang menjadi sumber makanan utama bagi mereka[3]. Akan tetapi mesofauna tanah rentan terhadap hal perubahan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti konversi lahan untuk kegiatan pertambangan. Akibat kegiatan ini, vegetasi berkurang dan lapisan tanah penutup berubah, disertai dengan perubahan morfologi dan topografi lahan, yang selanjutnya mengakibatkan perubahan karakteristik tanah.[4]

Klasifikasi Mesofauna Tanah

[sunting | sunting sumber]

Mesofauna tanah dapat dikelompokan menjadi :

  1. Collembola : Collembola, sering disebut sebagai ekor pegas, memiliki struktur tubuh yang khas di bagian ujungnya yang dikenal sebagai furcula. Bentuk furcula ini mirip dengan pegas, dan memfasilitasi Collembola dalam melakukan lompatan ke udara.[1]
  2. Acarina : Acarina   tergolong dalam  fillum Arthropoda dan kelas Arthropoda. Organisme ini memiliki 3 pasang kaki, segmen tubuh tidak jelas dan tidak bersayap dan memiliki ukuran tubuh yang pendek.  Acarina memainkan peran penting dalam dekomposisi bahan organik yang berasal dari kelompok Enchytraeidae. Organisme ini umumnya ditemukan di hutan heterogen, yang ditandai oleh vegetasi dengan keanekaragaman tinggi dan ketebalan serasah yang signifikan. [1]
  3. Enchytraeidae : Organisme ini termasuk dalam filum Annelida dan dikenal sebagai cacing tanah. Ciri khas dari kelompok filum ini adalah tubuhnya yang terdiri dari segmen-segmen berbentuk cincin. Cacing tanah memainkan peran penting dalam menyediakan nutrisi bagi tanaman yang mendukung proses metabolisme mereka. Selain itu, keberadaan cacing ini juga berkontribusi dalam meningkatkan aerasi dan drainase tanah, serta memperbaiki kualitas dan kesuburan tanah.[1]
  4. Rotifera : Rotifera adalah kelompok organisme yang tergolong dalam filum Pseudoselomata, dengan ukuran tubuh berkisar antara 0,1 hingga 0,5 mm. Ciri khas dari Rotifera adalah adanya cilia atau bulu getar yang terletak di bagian kepala mereka.[1]

Peran Mesofauna Tanah

[sunting | sunting sumber]

Mesofauna memiliki peranan penting antara lain :

  1. Mesofauna mengonsumsi bahan organik seperti seresah, sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang mati, serta mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hubungan mesofauna tanah dengan siklus unsur hara sangat erat, karena mereka berkontribusi dalam proses dekomposisi yang melibatkan bakteri dan jamur.[1]
  2. Organisme ini juga berperan dalam pengelompokan partikel tanah melalui produksi fecal pellet, yang dihasilkan selama proses metabolisme mereka, mendukung kesehatan dan kesuburan tanah secara keseluruhan.[5]
  3. Mesofauna tanah berfungsi sebagai indikator kesuburan tanah. Peningkatan kandungan bahan organik di lantai hutan berhubungan langsung dengan peningkatan jumlah individu, jumlah spesies, dan tingkat keanekaragaman mesofauna tanah. Dengan demikian, keberadaan mesofauna dapat mencerminkan kondisi kesuburan tanah secara keseluruhan[5]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f "Fauna Tanah – HIMABA FKT UGM". 2022-04-30. Diakses tanggal 2024-10-03. 
  2. ^ Erniyani, Kristina; Wahyuni, Sri; Puu, Yustina Maria Silvia Wonga (2010). "STRUKTUR KOMUNITAS MESOFAUNA TANAH PEROMBAK BAHAN ORGANIK PADA VEGETASI KOPI DAN KAKAO". AGRICA (dalam bahasa Inggris). 3 (1): 1–8. doi:10.37478/agr.v3i1.488. ISSN 2715-4955. 
  3. ^ Zagatto, Maurício Rumenos Guidetti; Zanão, Luiz Antônio; Pereira, Arthur Prudêncio de Araújo; Estrada-Bonilla, German; Cardoso, Elke Jurandy Bran Nogueira (2019-Mar-Apr). "Soil mesofauna in consolidated land use systems: how management affects soil and litter invertebrates". Scientia Agricola (dalam bahasa Inggris). 76: 165–171. doi:10.1590/1678-992X-2017-0139. ISSN 1678-992X. 
  4. ^ Tjahjandari, Dyah; Rahayu Widyastuti; Angelin Septitania Sirait (2024-07-31). "KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN MESOFAUNA TANAH DI LAHAN BEKAS TAMBANG GAMPING KECAMATAN PADALARANG, BANDUNG BARAT". Jurnal Pengelolaan Lingkungan Pertambangan. 1 (1): 12–20. doi:10.70191/jplp.v1i1.54413. ISSN 3062-9640. 
  5. ^ a b r.search.yahoo.com https://r.search.yahoo.com/_ylt=Awr1SgJst_5m_4YTcBHLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzIEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1727997932/RO=10/RU=https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/c1d779e1-7df2-45ec-92a0-0c5b96a13d27/content/RK=2/RS=PfI0H6.PE9WwD4lmOlub12WQEWU-. Diakses tanggal 2024-10-03.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)