Buku ini memang dirancang sebagai output yang dihasilkan dalam proses kegiatan aktualisasi, dalam... more Buku ini memang dirancang sebagai output yang dihasilkan dalam proses kegiatan aktualisasi, dalam Latihan Dasar (Latsar) CPNS golongan III Angkatan XIV Kementerian Agama Republik Indonesia satker STAIN Sultan Abdurrahman, KEPRI. Buku ini merupakan sebuah buku ajar yang membahas filsafat ilmu (epistemologi). Pada cabang ini, pertanyaan-pertanyaan yang muncul dan dicoba dijawab oleh para filsuf adalah apakah pengetahuan itu? Darimanakah sumber pengetahuan itu? Bagaimanakah manusia mengetahui? Apakah kriteria untuk menentukan pengetahuan? Apakah kriteria itu bisa berlaku dan diterapkan ke semua bentuk-bentuk pengetahuan yang berbeda ataukah tidak? Inilah beberapa pertanyaan dalam kajian filsafat ilmu (epistemologi), yang kerapkali malah melahirkan jawaban-jawaban yang berbeda dari tiap-tiap filsuf. Oleh karena kompleksitas, banyak dan beragamnya materi yang akan dibahas dalam persoalan filsafat ilmu ini, serta karena keterbatasan waktu aktualisasi ini (off campus), yakni selama 30 hari kalender, maka buku ini hanya akan difokuskan pada jilid I, di dalamnya terbagi menjadi dua Bab, 1) Pengertian Filsafat dan 2) Pengertian Filsafat Ilmu dan Epsitemologi.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi bentuk penerapan social distancing yang dilakukan agar seti... more Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi bentuk penerapan social distancing yang dilakukan agar setiap peserta didik mendapatkan haknya untuk tetap bisa belajar selama masa pandemi Covid-19. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memberikan layanan pendidikan tinggi kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka, dan memperluas akses serta mempermudah layanan pendidikan tinggi dalam pembelajaran. Sistem belajar yang dilakukan oleh murid dan guru melalui media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran oleh para guru dan mengetahui keadaaan teknologi yang tersedia di sekolah sebagai alat pendukung pembelajaran jarak jauh. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan wawancara kepada empat narasumber dari guru sekolah dasar negeri, sekolah menengah pertama negeri, dan sekolah menengah atas negeri yang berlokasi di kota Tulungagung, Jawa Timur. Kolaborasi siswa, guru, sekolah, orang tua, dan pemerintah menentukan keberhasilan PJJ, terutama untuk ketersediaan alat pendukung pembelajaran dan akses internet. Guru beradaptasi dan dituntut untuk berinovasi dalam memanfaatkan teknologi. Ada perubahan pemanfaatan teknologi untuk keberlangsungan pendidikan di Indonesia.
ABSTRAK Cerpen karya Najib Mahfudz Shouth Min al-Alam al-Uhro ini diambil dari antologinya yang b... more ABSTRAK Cerpen karya Najib Mahfudz Shouth Min al-Alam al-Uhro ini diambil dari antologinya yang berjudul Hams al-Junun, cerpen ini bersetting masa Firaun, mengisahkan seseorang yang bernama Taw-ty yang mengalami kematian, dia bekerja sebagai penulis di istana pangeran Fir'aun. Kisahnya berawal ketika dia merasakan datangnya tanda-tanda kematian, dia didatangi oleh utusan dan mengalami sakarotul maut. Kemudian dia menyaksikan dan merasakan peristiwa dan hal-hal yang ajaib yang penuh dengan makna. Setelah mati, dia dimumikan hingga sampai waktu 70 hari masa pembalseman, dan akhirnya sampai pada perpisahannya dengan dunia ketika jasadnya dikuburkan dalam sebuah makam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1. Fase-fase kematian 2. Makna kematian yang terkandung dalam cerpen ini, dengan menggunakan pendekatan semiotik sebagai pisau analisisnya, pendekatan ini berusaha melihat rangkaian kisah-kisah sebagai sebuah tanda-tanda yang membutuhkan pemaknaan, adapun teori yang digunakan peneliti adalah teori semiotik Roland Barthes yang dalam hal ini ditekankan pada analisis tekstualnya dalam S/Z (1990), dan di situ Barthes menganalisis sebuah novel kecil yang berjudul Sarrasine yang ditulis oleh Honore de Balzac. Untuk menganalisis dan menginterpretasinya, Barthes membagi teks ke dalam satuan-satuan analisis yang disebut dengan leksia, kemudian Barthes mengidentifikasi kode-kode sebagai sandarannya yaitu kode aksi, kode hermeneutik, kode semik, kode simbolik, dan kode kultural. Dalam penelitian ini teks cerpen dibagi ke dalam leksia-leksia kemudian diidentifikasi, setelah itu akan diuraikan lima kode sebagaimana telah disebutkan dan akan dianalisis dengan aspek fase-fase dan makna kematian yang terkandung dalam leksia-leksia cerpen tersebut. Dari analisis tersebut dihasilkan fase-fase kematian sebagai berikut 1. Datangnya tanda-tanda atau peringatan kematian, 2. Datangnya utusan dari alam lain, 3. Sakarotul maut, 4. Keluarnya ruh dari jasad, 5. Perjalanan ruh setelah kematian. Dan makna-makna kematian yang terkandung dalam cerpen tersebut antara lain adalah; 1. Optimisme dalam menilai kehidupan sebagai penghormatan dan tanggung jawab yang dapat berkhir dengan kebahagiaan dan kekekalan yang diperoleh melalui kematian, 2. Kesiapan akan kematian adalah hal yang paling penting bagi manusia, 3. Memahami kehidupan sebagai sebuah perjalanan untuk memperoleh bekal menuju alam keabadian. div
Pandemi Covid 19 yang melanda dunia saat ini telah berlangsung kurang lebih 1,5 tahun. Berbagai u... more Pandemi Covid 19 yang melanda dunia saat ini telah berlangsung kurang lebih 1,5 tahun. Berbagai upaya dilakukan agar proses kehidupan tetap berjalan dengan tidak mengabaikan penyebaran Covid 19, termasuk di bidang pendidikan. Di masa pandemi Covid 19, E-learning menjadi salah satu pilihan solusi agar kegiatan pendidikan tetap berjalan. Pada kenyataannya masih terdapat kendala dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode khususnya di Provinsi Kepulauan Riau. Adapun permasalahan dalam kegiatan ini terkait dengan Strategi Efektifitas E-Learning Perguruan Tinggi pada Masa Pandemi Covid-19 di Kepri. Metode penyampaian kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilakukan dengan media zoom. Kesimpulan yang diperoleh selama proses kegiatan menemukan bahwa kendala jaringan menjadi faktor utama dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode online di Provinsi Kepulauan Riau.
Pandemi Covid-19 telah memporakporandakan perekonomian banyak negara termasuk Indonesia. Selain s... more Pandemi Covid-19 telah memporakporandakan perekonomian banyak negara termasuk Indonesia. Selain sektor industri besar, UMKM juga merasakan dampak akibat dari melambatnya gerak ekonomi tersebut. Perlunya pelibatan perempuan dalam UKMM diharapkan dapat mendongkrak perekonomian keluarga, karena perempuan juga merupakan bagian dari masyarakat yang dapat melakukan kegiatan ekonomi. Selain itu, peran pemuda khususnya mahasiswa dalam menggerakkan sektor UMKM sangat dibutuhkan khususnya di era digital saat ini. Untuk itu, perlu komitmen semua pihak dalam mendorong peran aktif perempuan untuk terjun dibidang ekonomi khususnya UMKM, baik peran pemerintah, swasta dan masyarakat itu sendiri.
Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat
The harmony between humans and the universe is getting less due to overexploitation. To overcome ... more The harmony between humans and the universe is getting less due to overexploitation. To overcome this, the proper guidance on treating the universe properly is highly needed. Therefore, Alquran has invited humans to take care of and be concerned about natural sustainability. This study focuses on the cosmology of Imam Khomeini regarding the universe since he is one of the most significant figures in the Iran revolution, known as a statesman, Sufi, philosopher, and Theologian. This study employs a qualitative approach using a literature review of Imam Khomeini’s publications. Anchored in Tajalli and Wahdatul would proposed by Ibnu ‘Arabi and other cosmology theories from philosophers and theologians, the cosmology of Khomeini was analyzed critically. The study reveals that the universe is the name of Allah, the name is the sign, and all creatures in the world are the sign of Allah. This leads to the perspective that the universe is Tajalli. From this point of view, humans should trea...
Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat
The harmony between humans and the universe is getting less due to overexploitation. To overcome ... more The harmony between humans and the universe is getting less due to overexploitation. To overcome this, the proper guidance on treating the universe properly is highly needed. Therefore, Alquran has invited humans to take care of and be concerned about natural sustainability. This study focuses on the cosmology of Imam Khomeini regarding the universe since he is one of the most significant figures in the Iran revolution, known as a statesman, Sufi, philosopher, and Theologian. This study employs a qualitative approach using a literature review of Imam Khomeini’s publications. Anchored in Tajalli and Wahdatul would proposed by Ibnu ‘Arabi and other cosmology theories from philosophers and theologians, the cosmology of Khomeini was analyzed critically. The study reveals that the universe is the name of Allah, the name is the sign, and all creatures in the world are the sign of Allah. This leads to the perspective that the universe is Tajalli. From this point of view, humans should trea...
Wahdah al-wujud in Islamic philosophy is a fairly complex and complicated study in debate, especi... more Wahdah al-wujud in Islamic philosophy is a fairly complex and complicated study in debate, especially among scholars of Islamic philosophy who try to connect it with Sufism. This relationship seems to be important because of the demands for rational and logical explanations in approaching religion from the spiritual and intellectual side. This paper examines the concept of Wahdah al-wujud contained in the verses of the Qur'an and tries to analyze the relevance and harmony of its meaning. This research is a literature review using the theory of Wahdah al-wujud from Ibn 'Arabi. From this discussion, it was found that several verses studied, namely Surah al-Hadid: 3, Annisa: 126, al-Baqarah: 115, al-Mujadilah: 7, and several other verses, explain that all of the verses above show the absolute unity of God in harmony. with the understanding of Wahdah al-wujud. The absolute oneness of God shows that He is present in all entities and at the same time is not limited by all entities...
JPPM Kepri: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Kepulauan Riau, 2021
Sebagai bagian dari masyarakat Kepulauan Riau yang terdampak dari COVID-19, yang telah memunculka... more Sebagai bagian dari masyarakat Kepulauan Riau yang terdampak dari COVID-19, yang telah memunculkan banyak permasalahan di masyarakat. Sebagai respon, P3M STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, melaksanakan KKN Pandemi Covid-19, pelaksanaan kegiatan pengabdian ini berupa KKN-DR (Dari Rumah) dan KKN-KS (Kerja Sosial). Tim Penulis pengabdian merupakan, bagian dari peserta pelaksanaan kegiatan PKM berupa KKN ini. Lokasi adalah di wilayah Kelurahan Sei Jang, terutama di RT 03/RW 02, dan beberapa di daerah Perumahan Air Raja. Kelurahan Sei Janng merupakan bagian dari pusat Kota, yang aktivitas warga masyarakat masih cenderung ramai dan padat, hal ini merupakan sesuatu yang rawan dengan bahaya penularan Covid-19, oleh karena itu perlu dilakukan beberapa kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah pemanfaatan teknologi informasi (media sosial) dalam menanggulangi permasalahan karena Covid-19, yang meliputi 4 fokus tema kegiatan: Pertama: Pendataan Pen...
Tradisi keilmuan irfani yang berbasis pada tradisi pemikiran tasawuf merupakan salah satu corak k... more Tradisi keilmuan irfani yang berbasis pada tradisi pemikiran tasawuf merupakan salah satu corak keilmuan Islam di kalangan Arab-Islam menurut pandangan M. Abid al-Jabiri, selain tradisi keilmuan bayani –yang cenderung tekstual dan burhani –yang diskursif logikal. Tidak dapat dimungkiri bahwa nalar irfani yang berbasis tradisi keilmuan tasawuf sedikit banyak telah memberikan dampak positif dalam perkembangan karakteristik Islam di Indonesia, yakni Islam yang lebih moderat dan toleran. Begitu juga Islam di Melayu Natuna yang kental dengan tradisi keislamannya. Tulisan ini mencoba mengidentifikasi nalar irfani dalam perkembangan Islam di Natuna. Berdasarkan kajian ini dapat diidentifikasikan bahwa Nalar ‘irfani memiliki beberapa corak pemikiran yang berasal dari tradisi para sufi yang membawa Islam ke Nusantara. Faktor sufi, wali atau spiritualitas ini menjadi faktor yang penting dalam proses Islamisasi di Nusantara dan memberikan dampak pada karakteristik Islam di Nusantara yang moder...
Khawarij berasal dari kata kharaja yang berarti keluar. Mereka menyatakan diri keluar dari barisa... more Khawarij berasal dari kata kharaja yang berarti keluar. Mereka menyatakan diri keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib dalam persengketaannya dengan Muawiyyah. Kaum Khawarij menyusun kembali barisan mereka untuk meneruskan perlawanan mereka terhadap kekuasaan Islam resmi, baik di zaman dinasti Bani Umayyah, maupun di zaman kekuasaan dinasti Bani Abbas mereka anggap telah menyelewengkan Islam, karena itu mesti ditentang dan dijatuhkan. Khawarij sebagai sekte muncul sebagai hasil dialektika atas perbedaan dalam menafsirkan konsep kekhalifaan, yang kemudian berkembang dan menjalar pada perbedaan pada konsep-konsep kalam atau teologi. Tulisan ini mengkaji tentang aspek historis genealogis kemunculan pemikiran khawarij.
Penelitian ini membahas epistemologi Muhammad Taqi Mishbah Yazdi dan bagaimana kontribusinya bagi... more Penelitian ini membahas epistemologi Muhammad Taqi Mishbah Yazdi dan bagaimana kontribusinya bagi pemikiran modern, Epistemologi dinilai penting karena dalam sejarahnya, epistemologi tidak pernah terlepas dari respon atas berkembangnya skeptisisme, Kompleksitas modernisme melahirkan berbagai masalah-maslah tentang skeptisisme, termasuk fundamentalisme dan ateisme, manusia cenderung memasuki antara dua ektrem antara menyingkirkan nalar, atau mengakui hanya nalar. Salah satu untuk mengatasi masalah ini adalah dengan epistemologi. Mishbah Yazdi merupakan filosof Iran Kontemporer Mishbah Yazdi hidup pada saat tiga mazhab besar filsafat Islam, Peripatetik (masysya῾i) dari Ibn Sina, illuminasi (Isyrāqῑ)) dari Suhrawardi, dan Hikmah al-Muta’āliyyah dari Mulla Sadra, telah mencapai titik kulminasinya. Karya-karya referensial dan interpretatrif tiga aliran yang memenuhi rak-rak semua perpustakaan hawzāh ‘ilmiyyah Qom. Hal ini memeberikan kesempatan pada Mishbah Yazdi untuk melakukan komparasi, kompilasi dan elaborasi, yang pada akhirnya membuatnya mampu menghadirkan gagasan-gagasan filsafat yang kreatif dan kritis.Oleh karena itu, pandangan-pandangan filsafat Mishbah Yazdi mencerminkan sosok rasionalis yang sangat berani mendobrak tradisi pemikiran filsafat para filosof sebelumnya yang menurutntya telah menjadi semacam postulat dan disakralkan. Penelitian ini, menggunakan teori epistemologi dari Murtadha Muthahhari dan Immanuel Kant. Menurut Murtadha Muthahhari ada hubungan antara epistemologi, pandangan dunia, ideologi, dan pengamalan. Sedangkan Immanuel Kant digunakan sebagai kerangka teori, karena Kant dikenal sebagai filosof yang melakukan sintesis antara rasionalisme dan empirisisme, ada beberapa periode dalam perjalanan pemikiran filsafat Kant, periode rasionalis kemudian periode empiris sebelum akhirnya pada periode kritis. Pada periode kritis inilah letak sintesisnya. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa; Pertama,manusia memperoleh pengetahuan memalui hudlūrῑ (tanpa perantara) dan huṣūlῑ (melalui perantara), dengan hudlūrῑ manusia memperoleh pengetahuan yang pasti, melalui huṣūlῑ manusia mempunyai intrumen berupa indera dan akal. Dalam epistemologi Mishbah Yazdi akal bukan hanya sebagai instrumen, namun juga sebagai sumber pengetahuan. pengetahuan yang bersumber dari alam disebut sebagai konsep primer (al-ma’qulāh al-‘ulā), terdiri dari konsep māhiyah, sedangan pengetahuan yang bersumber dari akal, disebut konsep sekunder (alma’qulāh al-tṡāniyah), terdiri dari konsep logika dan konsep filsafat. Pengetahuan menurut Mishbah Yazdi, terbagi juga menjadi dua yaitu: taṣawwūr (konsepsi) dan taṣdῑq (afirmasi), setiap taṣdῑq pasti sebelumnya merupakan taṣawwūr, mustahil ada taṣdῑq tanpa sebelumnya taṣawwūr. Pertama: melalui pengetahuan taṣawwūr diperoleh melalui konsep partikular dan konsep universal. Konsep universal ini digunakan untuk mendefiniskan suatu objek. Sekaligus konsep ini juga sebagai kritik terhadap empirisisme, bahwa konsep ini tidak berasal dari persepsi indera. Melalui pengetahuan taṣawwūr juga diperoleh konsep primer terdiri dari konsep māhiyah dan konsep sekunder yang terdiri dari konsep sekunder filsafat dan konsep sekunder logika. Dengan konsep sekunder ini manusia bisa sampai pada pengetahuan yang mandiri, karena dalam konsep ini bukan berasal dari alam melainkan dari analisis akal dan melalui tindakan perbandingan. Misalnya adalah konsep kausalitas. Kedua, Pengetahuan taṣdῑq (afirmasi) adalah menilai konsep, berarti taṣdῑq berkaitan dengan proposisi, menurut Mishbah Yazdi, dalam taṣdῑq yang berperan dan menjadi prioritas adalah akal, bahkan tidak membutuhkan pengalaman inderawi, misal: pertama dalam proposisi analitis yang konsep predikatnya sudah terkandung pada subjek. Kedua, dalam proposisi yang badῑhῑ tidak membutuhkan pada pengalaman inderawi, meskipun dalam taṣawwūr atau konsepsinya membutuhkan pancaindera. Misalnya: badῑhῑ sekunder “tembok itu putih”. Ketiga, proposisi-proposisi yang diperoleh melalui ilmu hudlūrῑ di alam mental, karena proposisi ini bersifat intuitif. Kesimpulan, kedua; Dengan berbagai permasalahan yang muncul dalam era kontemporer, yang merupakan warisan dari paradoks-paradoks modern dan posmodern, berujung munculnya sikap skeptis terhadap kemodernan, termasuk skeptis terhadap kemampuan akal untuk mencari kebenaran (defaitisme postmodern). Sebagai kontribusi dari permasalahan tersebut, dasar-dasar epistemologi dalam filsafat Islam menurut Mishbah Yazdi, menawarkan adanya kemungkinan bahwa manusia mampu memperoleh pengetahuan atau kebenaran mutlak yang bisa diperoleh oleh manusia melalui akalnya. Salah satunya adalah dengan ilmu hudlūrῑ, bahwa pengetahuan itu adalah bersifat afirmatif, karena dia self evident (badῑhῑ). Serta melalui pengetahuan huṣūlῑ yakni melalui taṣawwūr dan tashdiq-nya manusia dengan peran akal-nya mampu memperoleh pengetahuan yang mandiri, yang tidak bisa didetrminasi oleh alam yang sifatnya relatif.
ABSTRAK Cerpen karya Najib Mahfudz Shouth Min al-Alam al-Uhro ini diambil dari antologinya yang b... more ABSTRAK Cerpen karya Najib Mahfudz Shouth Min al-Alam al-Uhro ini diambil dari antologinya yang berjudul Hams al-Junun, cerpen ini bersetting masa Firaun, mengisahkan seseorang yang bernama Taw-ty yang mengalami kematian, dia bekerja sebagai penulis di istana pangeran Fir'aun. Kisahnya berawal ketika dia merasakan datangnya tanda-tanda kematian, dia didatangi oleh utusan dan mengalami sakarotul maut. Kemudian dia menyaksikan dan merasakan peristiwa dan hal-hal yang ajaib yang penuh dengan makna. Setelah mati, dia dimumikan hingga sampai waktu 70 hari masa pembalseman, dan akhirnya sampai pada perpisahannya dengan dunia ketika jasadnya dikuburkan dalam sebuah makam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1. Fase-fase kematian 2. Makna kematian yang terkandung dalam cerpen ini, dengan menggunakan pendekatan semiotik sebagai pisau analisisnya, pendekatan ini berusaha melihat rangkaian kisah-kisah sebagai sebuah tanda-tanda yang membutuhkan pemaknaan, adapun teori yang digunakan ...
JPPM Kepri: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Kepulauan Riau
Hasil identifikasi yang dilakukan tentang dampak COVID-19, secara signifikan memberi dampak ekono... more Hasil identifikasi yang dilakukan tentang dampak COVID-19, secara signifikan memberi dampak ekonomi yang sangat besar bagi pelaku UMKM Oleh-Oleh di Sei Enam, Kijang-Bintan. Penurunan penjualan yang terjadi hingga 75 persen, begitu pula dengan pendapatan. Selain itu, dampak pengurangan jumlah tenaga kerja rata-rata mencapai 4 orang per UMKM. Tim pengabdian, melakukan upaya untuk membantu UMKM bertahan pada masa pandemi COVID-19 melalui Sosialisasi peningkatan pengetahuan tentang COVID-19; Sosialisasi cara pencegahannya seperti physicall distancing (jaga jarak), penggunaan APD (alat pelindung diri) dan strategi pemasaran yang dapat dilakukan di masa pandemi, seperti usulan pengoptimalan penggunaan layanan konsumen berupa delivery order online, take away dan direct selling. Adapun upaya lainnya yaitu mengajak pelaku UMKM untuk sama-sama berpartisipasi dalam menyeru dan mengkampanyekan pelaksanaan protokoler kesehatan untuk pencegahan penyebaran COVID-19 baik kepada keluarga, masyarakat...
Penelitian ini membahas epistemologi Muhammad Taqi Mishbah Yazdi dan bagaimana kontribusinya bagi... more Penelitian ini membahas epistemologi Muhammad Taqi Mishbah Yazdi dan bagaimana kontribusinya bagi pemikiran modern, Epistemologi dinilai penting karena dalam sejarahnya, epistemologi tidak pernah terlepas dari respon atas berkembangnya skeptisisme, Kompleksitas modernisme melahirkan berbagai masalah-maslah tentang skeptisisme, termasuk fundamentalisme dan ateisme, manusia cenderung memasuki antara dua ektrem antara menyingkirkan nalar, atau mengakui hanya nalar. Salah satu untuk mengatasi masalah ini adalah dengan epistemologi. Mishbah Yazdi merupakan filosof Iran Kontemporer Mishbah Yazdi hidup pada saat tiga mazhab besar filsafat Islam, Peripatetik (masysya῾i) dari Ibn Sina, illuminasi (Isyrāqῑ)) dari Suhrawardi, dan Hikmah al-Muta’āliyyah dari Mulla Sadra, telah mencapai titik kulminasinya. Karya-karya referensial dan interpretatrif tiga aliran yang memenuhi rak-rak semua perpustakaan hawzāh ‘ilmiyyah Qom. Hal ini memeberikan kesempatan pada Mishbah Yazdi untuk melakukan komparas...
Salah satu yang terhegemoni era MEA adalah Pendidikan, sebagai sarana utama dalam rangka menyiapk... more Salah satu yang terhegemoni era MEA adalah Pendidikan, sebagai sarana utama dalam rangka menyiapkan Sumber Daya Manusia SDM yang kompetitif. Namun muncul paradoks dengan adanya tantangan di MEA, Pendidikan hanya dimaknahi secara reduktif hanya untuk memenuhi tuntutan dunia industri. Sekolah tidak lagi dilihat sebagai upaya untuk mencapai nilai-nilai yang mulia. Era ini juga menandai lahirnya era baru, dengan bantuan perkembangan teknologi informasi modern (internet) dan segala manfaatnya, juga melahirkan paradoks, munculnya generasi millenial, generasi yang serba internet, dan justru semakin mengikis sense of humanity, manusia yang didikte dan diarahkan oleh teknologi, manusia yang merasa paling tahu tentang segala hal, padahal hampir seluruh informasi didapat hanya melalui internet. Bahwa informasi itu valid atau hoax, itu urusan kesekian. Bagaimana paradigma studi Islam dengan berbagai kecenderungan yang ada, dalam menanggapi era ini. Tulisan ini ingin membahas paradigma studi Isl...
Practically religion and culture can't be separated, although in the theoretical sphere they can ... more Practically religion and culture can't be separated, although in the theoretical sphere they can be separated. Religion can be practiced by its adherents through culture. Basically Religion comes to humans who had been had a culture. Long before the coming of religion, in fact people with their intellect and conscience are able to have a noble culture, which saves each other and is able to create a harmonious life. However, it is precisely in this modern era when humans who claim to reach the peak of advanced culture, it is often a conflict in the name of religion. The birth of religion should be to complete the noble culture, in the contrary, religion and local culture indeed experience tension which trigger conflict sometimes. Humans who only had cultured, can life together in harmony although pre-religions. Unfortunately when there comes aren't time in which religion and culture have been developed of there life aren't harmonious. This paper will discuss the relationship between religion and culture in relation to conflict. Analysis of the crisis of modernity which also result in narrowmindedness cause the emergence of conflic. Secara praktis, agama dan budaya tidak dapat dipisahkan, meskipun dalam lingkup teoretis mereka dapat dipisahkan. Agama dapat dipraktekkan oleh penganutnya melalui budaya. Pada dasarnya agama datang kepada manusia yang telah memiliki budaya. Jauh sebelum datangnya agama, sebenarnya orang dengan kecerdasan dan hati nurani mereka mampu memiliki budaya yang luhur, yang saling menyelamatkan dan mampu menciptakan kehidupan yang harmonis. Namun, justru di era modern ini ketika manusia yang mengaku mencapai puncak budaya maju, seringkali terjadi konflik atas nama agama. Agama lahir seharusnya untuk menyempurnakan kebudayaan yang sudah luhur, namun yang terjadi sebaliknya agama dan budaya lokal justru mengalami ketegangan yang kadang memicu konflik. Manusia yang hanya berbudaya pada zaman dahulu, meskipun pra-agama mampu hidup dengan harmonis. Namun justru ketika datang suatu zaman di mana agama dan budaya sudah sedemikian berkembangnya seringkali hidup tidak berjalan harmonis. Tulisan ini akan membahas hubungan antara agama dan budaya dalam kaitannya dengan konflik. Analisis tentang adanya krisis kemodernan yang juga ikut berperan dalam memunculkan kejumudan berfikir yang mengakibatkan munculnya konflik.
Practically religion and culture can't be separated, although in the theoretical sphere they can ... more Practically religion and culture can't be separated, although in the theoretical sphere they can be separated. Religion can be practiced by its adherents through culture. Basically Religion comes to humans who had been had a culture. Long before the coming of religion, in fact people with their intellect and conscience are able to have a noble culture, which saves each other and is able to create a harmonious life. However, it is precisely in this modern era when humans who claim to reach the peak of advanced culture, it is often a conflict in the name of religion. The birth of religion should be to complete the noble culture, in the contrary, religion and local culture indeed experience tension which trigger conflict sometimes. Humans who only had cultured, can life together in harmony although pre-religions. Unfortunately when there comes aren't time in which religion and culture have been developed of there life aren't harmonious. This paper will discuss the relationship between religion and culture in relation to conflict. Analysis of the crisis of modernity which also result in narrowmindedness cause the emergence of conflic. Secara praktis, agama dan budaya tidak dapat dipisahkan, meskipun dalam lingkup teoretis mereka dapat dipisahkan. Agama dapat dipraktekkan oleh penganutnya melalui budaya. Pada dasarnya agama datang kepada manusia yang telah memiliki budaya. Jauh sebelum datangnya agama, sebenarnya orang dengan kecerdasan dan hati nurani mereka mampu memiliki budaya yang luhur, yang saling menyelamatkan dan mampu menciptakan kehidupan yang harmonis. Namun, justru di era modern ini ketika manusia yang mengaku mencapai puncak budaya maju, seringkali terjadi konflik atas nama agama. Agama lahir seharusnya untuk menyempurnakan kebudayaan yang sudah luhur, namun yang terjadi sebaliknya agama dan budaya lokal justru mengalami ketegangan yang kadang memicu konflik. Manusia yang hanya berbudaya pada zaman dahulu, meskipun pra-agama mampu hidup dengan harmonis. Namun justru ketika datang suatu zaman di mana agama dan budaya sudah sedemikian berkembangnya seringkali hidup tidak berjalan harmonis. Tulisan ini akan membahas hubungan antara agama dan budaya dalam kaitannya dengan konflik. Analisis tentang adanya krisis kemodernan yang juga ikut berperan dalam memunculkan kejumudan berfikir yang mengakibatkan munculnya konflik.
Buku ini memang dirancang sebagai output yang dihasilkan dalam proses kegiatan aktualisasi, dalam... more Buku ini memang dirancang sebagai output yang dihasilkan dalam proses kegiatan aktualisasi, dalam Latihan Dasar (Latsar) CPNS golongan III Angkatan XIV Kementerian Agama Republik Indonesia satker STAIN Sultan Abdurrahman, KEPRI. Buku ini merupakan sebuah buku ajar yang membahas filsafat ilmu (epistemologi). Pada cabang ini, pertanyaan-pertanyaan yang muncul dan dicoba dijawab oleh para filsuf adalah apakah pengetahuan itu? Darimanakah sumber pengetahuan itu? Bagaimanakah manusia mengetahui? Apakah kriteria untuk menentukan pengetahuan? Apakah kriteria itu bisa berlaku dan diterapkan ke semua bentuk-bentuk pengetahuan yang berbeda ataukah tidak? Inilah beberapa pertanyaan dalam kajian filsafat ilmu (epistemologi), yang kerapkali malah melahirkan jawaban-jawaban yang berbeda dari tiap-tiap filsuf. Oleh karena kompleksitas, banyak dan beragamnya materi yang akan dibahas dalam persoalan filsafat ilmu ini, serta karena keterbatasan waktu aktualisasi ini (off campus), yakni selama 30 hari kalender, maka buku ini hanya akan difokuskan pada jilid I, di dalamnya terbagi menjadi dua Bab, 1) Pengertian Filsafat dan 2) Pengertian Filsafat Ilmu dan Epsitemologi.
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi bentuk penerapan social distancing yang dilakukan agar seti... more Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi bentuk penerapan social distancing yang dilakukan agar setiap peserta didik mendapatkan haknya untuk tetap bisa belajar selama masa pandemi Covid-19. Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memberikan layanan pendidikan tinggi kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka, dan memperluas akses serta mempermudah layanan pendidikan tinggi dalam pembelajaran. Sistem belajar yang dilakukan oleh murid dan guru melalui media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran oleh para guru dan mengetahui keadaaan teknologi yang tersedia di sekolah sebagai alat pendukung pembelajaran jarak jauh. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur dan wawancara kepada empat narasumber dari guru sekolah dasar negeri, sekolah menengah pertama negeri, dan sekolah menengah atas negeri yang berlokasi di kota Tulungagung, Jawa Timur. Kolaborasi siswa, guru, sekolah, orang tua, dan pemerintah menentukan keberhasilan PJJ, terutama untuk ketersediaan alat pendukung pembelajaran dan akses internet. Guru beradaptasi dan dituntut untuk berinovasi dalam memanfaatkan teknologi. Ada perubahan pemanfaatan teknologi untuk keberlangsungan pendidikan di Indonesia.
ABSTRAK Cerpen karya Najib Mahfudz Shouth Min al-Alam al-Uhro ini diambil dari antologinya yang b... more ABSTRAK Cerpen karya Najib Mahfudz Shouth Min al-Alam al-Uhro ini diambil dari antologinya yang berjudul Hams al-Junun, cerpen ini bersetting masa Firaun, mengisahkan seseorang yang bernama Taw-ty yang mengalami kematian, dia bekerja sebagai penulis di istana pangeran Fir'aun. Kisahnya berawal ketika dia merasakan datangnya tanda-tanda kematian, dia didatangi oleh utusan dan mengalami sakarotul maut. Kemudian dia menyaksikan dan merasakan peristiwa dan hal-hal yang ajaib yang penuh dengan makna. Setelah mati, dia dimumikan hingga sampai waktu 70 hari masa pembalseman, dan akhirnya sampai pada perpisahannya dengan dunia ketika jasadnya dikuburkan dalam sebuah makam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1. Fase-fase kematian 2. Makna kematian yang terkandung dalam cerpen ini, dengan menggunakan pendekatan semiotik sebagai pisau analisisnya, pendekatan ini berusaha melihat rangkaian kisah-kisah sebagai sebuah tanda-tanda yang membutuhkan pemaknaan, adapun teori yang digunakan peneliti adalah teori semiotik Roland Barthes yang dalam hal ini ditekankan pada analisis tekstualnya dalam S/Z (1990), dan di situ Barthes menganalisis sebuah novel kecil yang berjudul Sarrasine yang ditulis oleh Honore de Balzac. Untuk menganalisis dan menginterpretasinya, Barthes membagi teks ke dalam satuan-satuan analisis yang disebut dengan leksia, kemudian Barthes mengidentifikasi kode-kode sebagai sandarannya yaitu kode aksi, kode hermeneutik, kode semik, kode simbolik, dan kode kultural. Dalam penelitian ini teks cerpen dibagi ke dalam leksia-leksia kemudian diidentifikasi, setelah itu akan diuraikan lima kode sebagaimana telah disebutkan dan akan dianalisis dengan aspek fase-fase dan makna kematian yang terkandung dalam leksia-leksia cerpen tersebut. Dari analisis tersebut dihasilkan fase-fase kematian sebagai berikut 1. Datangnya tanda-tanda atau peringatan kematian, 2. Datangnya utusan dari alam lain, 3. Sakarotul maut, 4. Keluarnya ruh dari jasad, 5. Perjalanan ruh setelah kematian. Dan makna-makna kematian yang terkandung dalam cerpen tersebut antara lain adalah; 1. Optimisme dalam menilai kehidupan sebagai penghormatan dan tanggung jawab yang dapat berkhir dengan kebahagiaan dan kekekalan yang diperoleh melalui kematian, 2. Kesiapan akan kematian adalah hal yang paling penting bagi manusia, 3. Memahami kehidupan sebagai sebuah perjalanan untuk memperoleh bekal menuju alam keabadian. div
Pandemi Covid 19 yang melanda dunia saat ini telah berlangsung kurang lebih 1,5 tahun. Berbagai u... more Pandemi Covid 19 yang melanda dunia saat ini telah berlangsung kurang lebih 1,5 tahun. Berbagai upaya dilakukan agar proses kehidupan tetap berjalan dengan tidak mengabaikan penyebaran Covid 19, termasuk di bidang pendidikan. Di masa pandemi Covid 19, E-learning menjadi salah satu pilihan solusi agar kegiatan pendidikan tetap berjalan. Pada kenyataannya masih terdapat kendala dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode khususnya di Provinsi Kepulauan Riau. Adapun permasalahan dalam kegiatan ini terkait dengan Strategi Efektifitas E-Learning Perguruan Tinggi pada Masa Pandemi Covid-19 di Kepri. Metode penyampaian kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini dilakukan dengan media zoom. Kesimpulan yang diperoleh selama proses kegiatan menemukan bahwa kendala jaringan menjadi faktor utama dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode online di Provinsi Kepulauan Riau.
Pandemi Covid-19 telah memporakporandakan perekonomian banyak negara termasuk Indonesia. Selain s... more Pandemi Covid-19 telah memporakporandakan perekonomian banyak negara termasuk Indonesia. Selain sektor industri besar, UMKM juga merasakan dampak akibat dari melambatnya gerak ekonomi tersebut. Perlunya pelibatan perempuan dalam UKMM diharapkan dapat mendongkrak perekonomian keluarga, karena perempuan juga merupakan bagian dari masyarakat yang dapat melakukan kegiatan ekonomi. Selain itu, peran pemuda khususnya mahasiswa dalam menggerakkan sektor UMKM sangat dibutuhkan khususnya di era digital saat ini. Untuk itu, perlu komitmen semua pihak dalam mendorong peran aktif perempuan untuk terjun dibidang ekonomi khususnya UMKM, baik peran pemerintah, swasta dan masyarakat itu sendiri.
Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat
The harmony between humans and the universe is getting less due to overexploitation. To overcome ... more The harmony between humans and the universe is getting less due to overexploitation. To overcome this, the proper guidance on treating the universe properly is highly needed. Therefore, Alquran has invited humans to take care of and be concerned about natural sustainability. This study focuses on the cosmology of Imam Khomeini regarding the universe since he is one of the most significant figures in the Iran revolution, known as a statesman, Sufi, philosopher, and Theologian. This study employs a qualitative approach using a literature review of Imam Khomeini’s publications. Anchored in Tajalli and Wahdatul would proposed by Ibnu ‘Arabi and other cosmology theories from philosophers and theologians, the cosmology of Khomeini was analyzed critically. The study reveals that the universe is the name of Allah, the name is the sign, and all creatures in the world are the sign of Allah. This leads to the perspective that the universe is Tajalli. From this point of view, humans should trea...
Rausyan Fikr: Jurnal Ilmu Studi Ushuluddin dan Filsafat
The harmony between humans and the universe is getting less due to overexploitation. To overcome ... more The harmony between humans and the universe is getting less due to overexploitation. To overcome this, the proper guidance on treating the universe properly is highly needed. Therefore, Alquran has invited humans to take care of and be concerned about natural sustainability. This study focuses on the cosmology of Imam Khomeini regarding the universe since he is one of the most significant figures in the Iran revolution, known as a statesman, Sufi, philosopher, and Theologian. This study employs a qualitative approach using a literature review of Imam Khomeini’s publications. Anchored in Tajalli and Wahdatul would proposed by Ibnu ‘Arabi and other cosmology theories from philosophers and theologians, the cosmology of Khomeini was analyzed critically. The study reveals that the universe is the name of Allah, the name is the sign, and all creatures in the world are the sign of Allah. This leads to the perspective that the universe is Tajalli. From this point of view, humans should trea...
Wahdah al-wujud in Islamic philosophy is a fairly complex and complicated study in debate, especi... more Wahdah al-wujud in Islamic philosophy is a fairly complex and complicated study in debate, especially among scholars of Islamic philosophy who try to connect it with Sufism. This relationship seems to be important because of the demands for rational and logical explanations in approaching religion from the spiritual and intellectual side. This paper examines the concept of Wahdah al-wujud contained in the verses of the Qur'an and tries to analyze the relevance and harmony of its meaning. This research is a literature review using the theory of Wahdah al-wujud from Ibn 'Arabi. From this discussion, it was found that several verses studied, namely Surah al-Hadid: 3, Annisa: 126, al-Baqarah: 115, al-Mujadilah: 7, and several other verses, explain that all of the verses above show the absolute unity of God in harmony. with the understanding of Wahdah al-wujud. The absolute oneness of God shows that He is present in all entities and at the same time is not limited by all entities...
JPPM Kepri: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Kepulauan Riau, 2021
Sebagai bagian dari masyarakat Kepulauan Riau yang terdampak dari COVID-19, yang telah memunculka... more Sebagai bagian dari masyarakat Kepulauan Riau yang terdampak dari COVID-19, yang telah memunculkan banyak permasalahan di masyarakat. Sebagai respon, P3M STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau, melaksanakan KKN Pandemi Covid-19, pelaksanaan kegiatan pengabdian ini berupa KKN-DR (Dari Rumah) dan KKN-KS (Kerja Sosial). Tim Penulis pengabdian merupakan, bagian dari peserta pelaksanaan kegiatan PKM berupa KKN ini. Lokasi adalah di wilayah Kelurahan Sei Jang, terutama di RT 03/RW 02, dan beberapa di daerah Perumahan Air Raja. Kelurahan Sei Janng merupakan bagian dari pusat Kota, yang aktivitas warga masyarakat masih cenderung ramai dan padat, hal ini merupakan sesuatu yang rawan dengan bahaya penularan Covid-19, oleh karena itu perlu dilakukan beberapa kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah pemanfaatan teknologi informasi (media sosial) dalam menanggulangi permasalahan karena Covid-19, yang meliputi 4 fokus tema kegiatan: Pertama: Pendataan Pen...
Tradisi keilmuan irfani yang berbasis pada tradisi pemikiran tasawuf merupakan salah satu corak k... more Tradisi keilmuan irfani yang berbasis pada tradisi pemikiran tasawuf merupakan salah satu corak keilmuan Islam di kalangan Arab-Islam menurut pandangan M. Abid al-Jabiri, selain tradisi keilmuan bayani –yang cenderung tekstual dan burhani –yang diskursif logikal. Tidak dapat dimungkiri bahwa nalar irfani yang berbasis tradisi keilmuan tasawuf sedikit banyak telah memberikan dampak positif dalam perkembangan karakteristik Islam di Indonesia, yakni Islam yang lebih moderat dan toleran. Begitu juga Islam di Melayu Natuna yang kental dengan tradisi keislamannya. Tulisan ini mencoba mengidentifikasi nalar irfani dalam perkembangan Islam di Natuna. Berdasarkan kajian ini dapat diidentifikasikan bahwa Nalar ‘irfani memiliki beberapa corak pemikiran yang berasal dari tradisi para sufi yang membawa Islam ke Nusantara. Faktor sufi, wali atau spiritualitas ini menjadi faktor yang penting dalam proses Islamisasi di Nusantara dan memberikan dampak pada karakteristik Islam di Nusantara yang moder...
Khawarij berasal dari kata kharaja yang berarti keluar. Mereka menyatakan diri keluar dari barisa... more Khawarij berasal dari kata kharaja yang berarti keluar. Mereka menyatakan diri keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib dalam persengketaannya dengan Muawiyyah. Kaum Khawarij menyusun kembali barisan mereka untuk meneruskan perlawanan mereka terhadap kekuasaan Islam resmi, baik di zaman dinasti Bani Umayyah, maupun di zaman kekuasaan dinasti Bani Abbas mereka anggap telah menyelewengkan Islam, karena itu mesti ditentang dan dijatuhkan. Khawarij sebagai sekte muncul sebagai hasil dialektika atas perbedaan dalam menafsirkan konsep kekhalifaan, yang kemudian berkembang dan menjalar pada perbedaan pada konsep-konsep kalam atau teologi. Tulisan ini mengkaji tentang aspek historis genealogis kemunculan pemikiran khawarij.
Penelitian ini membahas epistemologi Muhammad Taqi Mishbah Yazdi dan bagaimana kontribusinya bagi... more Penelitian ini membahas epistemologi Muhammad Taqi Mishbah Yazdi dan bagaimana kontribusinya bagi pemikiran modern, Epistemologi dinilai penting karena dalam sejarahnya, epistemologi tidak pernah terlepas dari respon atas berkembangnya skeptisisme, Kompleksitas modernisme melahirkan berbagai masalah-maslah tentang skeptisisme, termasuk fundamentalisme dan ateisme, manusia cenderung memasuki antara dua ektrem antara menyingkirkan nalar, atau mengakui hanya nalar. Salah satu untuk mengatasi masalah ini adalah dengan epistemologi. Mishbah Yazdi merupakan filosof Iran Kontemporer Mishbah Yazdi hidup pada saat tiga mazhab besar filsafat Islam, Peripatetik (masysya῾i) dari Ibn Sina, illuminasi (Isyrāqῑ)) dari Suhrawardi, dan Hikmah al-Muta’āliyyah dari Mulla Sadra, telah mencapai titik kulminasinya. Karya-karya referensial dan interpretatrif tiga aliran yang memenuhi rak-rak semua perpustakaan hawzāh ‘ilmiyyah Qom. Hal ini memeberikan kesempatan pada Mishbah Yazdi untuk melakukan komparasi, kompilasi dan elaborasi, yang pada akhirnya membuatnya mampu menghadirkan gagasan-gagasan filsafat yang kreatif dan kritis.Oleh karena itu, pandangan-pandangan filsafat Mishbah Yazdi mencerminkan sosok rasionalis yang sangat berani mendobrak tradisi pemikiran filsafat para filosof sebelumnya yang menurutntya telah menjadi semacam postulat dan disakralkan. Penelitian ini, menggunakan teori epistemologi dari Murtadha Muthahhari dan Immanuel Kant. Menurut Murtadha Muthahhari ada hubungan antara epistemologi, pandangan dunia, ideologi, dan pengamalan. Sedangkan Immanuel Kant digunakan sebagai kerangka teori, karena Kant dikenal sebagai filosof yang melakukan sintesis antara rasionalisme dan empirisisme, ada beberapa periode dalam perjalanan pemikiran filsafat Kant, periode rasionalis kemudian periode empiris sebelum akhirnya pada periode kritis. Pada periode kritis inilah letak sintesisnya. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa; Pertama,manusia memperoleh pengetahuan memalui hudlūrῑ (tanpa perantara) dan huṣūlῑ (melalui perantara), dengan hudlūrῑ manusia memperoleh pengetahuan yang pasti, melalui huṣūlῑ manusia mempunyai intrumen berupa indera dan akal. Dalam epistemologi Mishbah Yazdi akal bukan hanya sebagai instrumen, namun juga sebagai sumber pengetahuan. pengetahuan yang bersumber dari alam disebut sebagai konsep primer (al-ma’qulāh al-‘ulā), terdiri dari konsep māhiyah, sedangan pengetahuan yang bersumber dari akal, disebut konsep sekunder (alma’qulāh al-tṡāniyah), terdiri dari konsep logika dan konsep filsafat. Pengetahuan menurut Mishbah Yazdi, terbagi juga menjadi dua yaitu: taṣawwūr (konsepsi) dan taṣdῑq (afirmasi), setiap taṣdῑq pasti sebelumnya merupakan taṣawwūr, mustahil ada taṣdῑq tanpa sebelumnya taṣawwūr. Pertama: melalui pengetahuan taṣawwūr diperoleh melalui konsep partikular dan konsep universal. Konsep universal ini digunakan untuk mendefiniskan suatu objek. Sekaligus konsep ini juga sebagai kritik terhadap empirisisme, bahwa konsep ini tidak berasal dari persepsi indera. Melalui pengetahuan taṣawwūr juga diperoleh konsep primer terdiri dari konsep māhiyah dan konsep sekunder yang terdiri dari konsep sekunder filsafat dan konsep sekunder logika. Dengan konsep sekunder ini manusia bisa sampai pada pengetahuan yang mandiri, karena dalam konsep ini bukan berasal dari alam melainkan dari analisis akal dan melalui tindakan perbandingan. Misalnya adalah konsep kausalitas. Kedua, Pengetahuan taṣdῑq (afirmasi) adalah menilai konsep, berarti taṣdῑq berkaitan dengan proposisi, menurut Mishbah Yazdi, dalam taṣdῑq yang berperan dan menjadi prioritas adalah akal, bahkan tidak membutuhkan pengalaman inderawi, misal: pertama dalam proposisi analitis yang konsep predikatnya sudah terkandung pada subjek. Kedua, dalam proposisi yang badῑhῑ tidak membutuhkan pada pengalaman inderawi, meskipun dalam taṣawwūr atau konsepsinya membutuhkan pancaindera. Misalnya: badῑhῑ sekunder “tembok itu putih”. Ketiga, proposisi-proposisi yang diperoleh melalui ilmu hudlūrῑ di alam mental, karena proposisi ini bersifat intuitif. Kesimpulan, kedua; Dengan berbagai permasalahan yang muncul dalam era kontemporer, yang merupakan warisan dari paradoks-paradoks modern dan posmodern, berujung munculnya sikap skeptis terhadap kemodernan, termasuk skeptis terhadap kemampuan akal untuk mencari kebenaran (defaitisme postmodern). Sebagai kontribusi dari permasalahan tersebut, dasar-dasar epistemologi dalam filsafat Islam menurut Mishbah Yazdi, menawarkan adanya kemungkinan bahwa manusia mampu memperoleh pengetahuan atau kebenaran mutlak yang bisa diperoleh oleh manusia melalui akalnya. Salah satunya adalah dengan ilmu hudlūrῑ, bahwa pengetahuan itu adalah bersifat afirmatif, karena dia self evident (badῑhῑ). Serta melalui pengetahuan huṣūlῑ yakni melalui taṣawwūr dan tashdiq-nya manusia dengan peran akal-nya mampu memperoleh pengetahuan yang mandiri, yang tidak bisa didetrminasi oleh alam yang sifatnya relatif.
ABSTRAK Cerpen karya Najib Mahfudz Shouth Min al-Alam al-Uhro ini diambil dari antologinya yang b... more ABSTRAK Cerpen karya Najib Mahfudz Shouth Min al-Alam al-Uhro ini diambil dari antologinya yang berjudul Hams al-Junun, cerpen ini bersetting masa Firaun, mengisahkan seseorang yang bernama Taw-ty yang mengalami kematian, dia bekerja sebagai penulis di istana pangeran Fir'aun. Kisahnya berawal ketika dia merasakan datangnya tanda-tanda kematian, dia didatangi oleh utusan dan mengalami sakarotul maut. Kemudian dia menyaksikan dan merasakan peristiwa dan hal-hal yang ajaib yang penuh dengan makna. Setelah mati, dia dimumikan hingga sampai waktu 70 hari masa pembalseman, dan akhirnya sampai pada perpisahannya dengan dunia ketika jasadnya dikuburkan dalam sebuah makam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1. Fase-fase kematian 2. Makna kematian yang terkandung dalam cerpen ini, dengan menggunakan pendekatan semiotik sebagai pisau analisisnya, pendekatan ini berusaha melihat rangkaian kisah-kisah sebagai sebuah tanda-tanda yang membutuhkan pemaknaan, adapun teori yang digunakan ...
JPPM Kepri: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Kepulauan Riau
Hasil identifikasi yang dilakukan tentang dampak COVID-19, secara signifikan memberi dampak ekono... more Hasil identifikasi yang dilakukan tentang dampak COVID-19, secara signifikan memberi dampak ekonomi yang sangat besar bagi pelaku UMKM Oleh-Oleh di Sei Enam, Kijang-Bintan. Penurunan penjualan yang terjadi hingga 75 persen, begitu pula dengan pendapatan. Selain itu, dampak pengurangan jumlah tenaga kerja rata-rata mencapai 4 orang per UMKM. Tim pengabdian, melakukan upaya untuk membantu UMKM bertahan pada masa pandemi COVID-19 melalui Sosialisasi peningkatan pengetahuan tentang COVID-19; Sosialisasi cara pencegahannya seperti physicall distancing (jaga jarak), penggunaan APD (alat pelindung diri) dan strategi pemasaran yang dapat dilakukan di masa pandemi, seperti usulan pengoptimalan penggunaan layanan konsumen berupa delivery order online, take away dan direct selling. Adapun upaya lainnya yaitu mengajak pelaku UMKM untuk sama-sama berpartisipasi dalam menyeru dan mengkampanyekan pelaksanaan protokoler kesehatan untuk pencegahan penyebaran COVID-19 baik kepada keluarga, masyarakat...
Penelitian ini membahas epistemologi Muhammad Taqi Mishbah Yazdi dan bagaimana kontribusinya bagi... more Penelitian ini membahas epistemologi Muhammad Taqi Mishbah Yazdi dan bagaimana kontribusinya bagi pemikiran modern, Epistemologi dinilai penting karena dalam sejarahnya, epistemologi tidak pernah terlepas dari respon atas berkembangnya skeptisisme, Kompleksitas modernisme melahirkan berbagai masalah-maslah tentang skeptisisme, termasuk fundamentalisme dan ateisme, manusia cenderung memasuki antara dua ektrem antara menyingkirkan nalar, atau mengakui hanya nalar. Salah satu untuk mengatasi masalah ini adalah dengan epistemologi. Mishbah Yazdi merupakan filosof Iran Kontemporer Mishbah Yazdi hidup pada saat tiga mazhab besar filsafat Islam, Peripatetik (masysya῾i) dari Ibn Sina, illuminasi (Isyrāqῑ)) dari Suhrawardi, dan Hikmah al-Muta’āliyyah dari Mulla Sadra, telah mencapai titik kulminasinya. Karya-karya referensial dan interpretatrif tiga aliran yang memenuhi rak-rak semua perpustakaan hawzāh ‘ilmiyyah Qom. Hal ini memeberikan kesempatan pada Mishbah Yazdi untuk melakukan komparas...
Salah satu yang terhegemoni era MEA adalah Pendidikan, sebagai sarana utama dalam rangka menyiapk... more Salah satu yang terhegemoni era MEA adalah Pendidikan, sebagai sarana utama dalam rangka menyiapkan Sumber Daya Manusia SDM yang kompetitif. Namun muncul paradoks dengan adanya tantangan di MEA, Pendidikan hanya dimaknahi secara reduktif hanya untuk memenuhi tuntutan dunia industri. Sekolah tidak lagi dilihat sebagai upaya untuk mencapai nilai-nilai yang mulia. Era ini juga menandai lahirnya era baru, dengan bantuan perkembangan teknologi informasi modern (internet) dan segala manfaatnya, juga melahirkan paradoks, munculnya generasi millenial, generasi yang serba internet, dan justru semakin mengikis sense of humanity, manusia yang didikte dan diarahkan oleh teknologi, manusia yang merasa paling tahu tentang segala hal, padahal hampir seluruh informasi didapat hanya melalui internet. Bahwa informasi itu valid atau hoax, itu urusan kesekian. Bagaimana paradigma studi Islam dengan berbagai kecenderungan yang ada, dalam menanggapi era ini. Tulisan ini ingin membahas paradigma studi Isl...
Practically religion and culture can't be separated, although in the theoretical sphere they can ... more Practically religion and culture can't be separated, although in the theoretical sphere they can be separated. Religion can be practiced by its adherents through culture. Basically Religion comes to humans who had been had a culture. Long before the coming of religion, in fact people with their intellect and conscience are able to have a noble culture, which saves each other and is able to create a harmonious life. However, it is precisely in this modern era when humans who claim to reach the peak of advanced culture, it is often a conflict in the name of religion. The birth of religion should be to complete the noble culture, in the contrary, religion and local culture indeed experience tension which trigger conflict sometimes. Humans who only had cultured, can life together in harmony although pre-religions. Unfortunately when there comes aren't time in which religion and culture have been developed of there life aren't harmonious. This paper will discuss the relationship between religion and culture in relation to conflict. Analysis of the crisis of modernity which also result in narrowmindedness cause the emergence of conflic. Secara praktis, agama dan budaya tidak dapat dipisahkan, meskipun dalam lingkup teoretis mereka dapat dipisahkan. Agama dapat dipraktekkan oleh penganutnya melalui budaya. Pada dasarnya agama datang kepada manusia yang telah memiliki budaya. Jauh sebelum datangnya agama, sebenarnya orang dengan kecerdasan dan hati nurani mereka mampu memiliki budaya yang luhur, yang saling menyelamatkan dan mampu menciptakan kehidupan yang harmonis. Namun, justru di era modern ini ketika manusia yang mengaku mencapai puncak budaya maju, seringkali terjadi konflik atas nama agama. Agama lahir seharusnya untuk menyempurnakan kebudayaan yang sudah luhur, namun yang terjadi sebaliknya agama dan budaya lokal justru mengalami ketegangan yang kadang memicu konflik. Manusia yang hanya berbudaya pada zaman dahulu, meskipun pra-agama mampu hidup dengan harmonis. Namun justru ketika datang suatu zaman di mana agama dan budaya sudah sedemikian berkembangnya seringkali hidup tidak berjalan harmonis. Tulisan ini akan membahas hubungan antara agama dan budaya dalam kaitannya dengan konflik. Analisis tentang adanya krisis kemodernan yang juga ikut berperan dalam memunculkan kejumudan berfikir yang mengakibatkan munculnya konflik.
Practically religion and culture can't be separated, although in the theoretical sphere they can ... more Practically religion and culture can't be separated, although in the theoretical sphere they can be separated. Religion can be practiced by its adherents through culture. Basically Religion comes to humans who had been had a culture. Long before the coming of religion, in fact people with their intellect and conscience are able to have a noble culture, which saves each other and is able to create a harmonious life. However, it is precisely in this modern era when humans who claim to reach the peak of advanced culture, it is often a conflict in the name of religion. The birth of religion should be to complete the noble culture, in the contrary, religion and local culture indeed experience tension which trigger conflict sometimes. Humans who only had cultured, can life together in harmony although pre-religions. Unfortunately when there comes aren't time in which religion and culture have been developed of there life aren't harmonious. This paper will discuss the relationship between religion and culture in relation to conflict. Analysis of the crisis of modernity which also result in narrowmindedness cause the emergence of conflic. Secara praktis, agama dan budaya tidak dapat dipisahkan, meskipun dalam lingkup teoretis mereka dapat dipisahkan. Agama dapat dipraktekkan oleh penganutnya melalui budaya. Pada dasarnya agama datang kepada manusia yang telah memiliki budaya. Jauh sebelum datangnya agama, sebenarnya orang dengan kecerdasan dan hati nurani mereka mampu memiliki budaya yang luhur, yang saling menyelamatkan dan mampu menciptakan kehidupan yang harmonis. Namun, justru di era modern ini ketika manusia yang mengaku mencapai puncak budaya maju, seringkali terjadi konflik atas nama agama. Agama lahir seharusnya untuk menyempurnakan kebudayaan yang sudah luhur, namun yang terjadi sebaliknya agama dan budaya lokal justru mengalami ketegangan yang kadang memicu konflik. Manusia yang hanya berbudaya pada zaman dahulu, meskipun pra-agama mampu hidup dengan harmonis. Namun justru ketika datang suatu zaman di mana agama dan budaya sudah sedemikian berkembangnya seringkali hidup tidak berjalan harmonis. Tulisan ini akan membahas hubungan antara agama dan budaya dalam kaitannya dengan konflik. Analisis tentang adanya krisis kemodernan yang juga ikut berperan dalam memunculkan kejumudan berfikir yang mengakibatkan munculnya konflik.
Salah satu yang terhegemoni era MEA adalah Pendidikan, sebagai sarana utama dalam rangka menyiapk... more Salah satu yang terhegemoni era MEA adalah Pendidikan, sebagai sarana utama dalam rangka menyiapkan Sumber Daya Manusia SDM yang kompetitif. Namun muncul paradoks dengan adanya tantangan di MEA, Pendidikan hanya dimaknahi secara reduktif hanya untuk memenuhi tuntutan dunia industri. Sekolah tidak lagi dilihat sebagai upaya untuk mencapai nilai-nilai yang mulia. Era ini juga menandai lahirnya era baru, dengan bantuan perkembangan teknologi informasi modern (internet) dan segala manfaatnya, juga melahirkan paradoks, munculnya generasi millenial, generasi yang serba internet, dan justru semakin mengikis sense of humanity, manusia yang didikte dan diarahkan oleh teknologi, manusia yang merasa paling tahu tentang segala hal, padahal hampir seluruh informasi didapat hanya melalui internet. Bahwa informasi itu valid atau hoax, itu urusan kesekian. Bagaimana paradigma studi Islam dengan berbagai kecenderungan yang ada, dalam menanggapi era ini. Tulisan ini ingin membahas paradigma studi Isl...
Uploads
Books by Alfan Sidik
Buku ini merupakan sebuah buku ajar yang membahas filsafat ilmu (epistemologi). Pada cabang ini, pertanyaan-pertanyaan yang muncul dan dicoba dijawab oleh para filsuf adalah apakah pengetahuan itu? Darimanakah sumber pengetahuan itu? Bagaimanakah manusia mengetahui? Apakah kriteria untuk menentukan pengetahuan? Apakah kriteria itu bisa berlaku dan diterapkan ke semua bentuk-bentuk pengetahuan yang berbeda ataukah tidak? Inilah beberapa pertanyaan dalam kajian filsafat ilmu (epistemologi), yang kerapkali malah melahirkan jawaban-jawaban yang berbeda dari tiap-tiap filsuf.
Oleh karena kompleksitas, banyak dan beragamnya materi yang akan dibahas dalam persoalan filsafat ilmu ini, serta karena keterbatasan waktu aktualisasi ini (off campus), yakni selama 30 hari kalender, maka buku ini hanya akan difokuskan pada jilid I, di dalamnya terbagi menjadi dua Bab, 1) Pengertian Filsafat dan 2) Pengertian Filsafat Ilmu dan Epsitemologi.
Papers by Alfan Sidik
Buku ini merupakan sebuah buku ajar yang membahas filsafat ilmu (epistemologi). Pada cabang ini, pertanyaan-pertanyaan yang muncul dan dicoba dijawab oleh para filsuf adalah apakah pengetahuan itu? Darimanakah sumber pengetahuan itu? Bagaimanakah manusia mengetahui? Apakah kriteria untuk menentukan pengetahuan? Apakah kriteria itu bisa berlaku dan diterapkan ke semua bentuk-bentuk pengetahuan yang berbeda ataukah tidak? Inilah beberapa pertanyaan dalam kajian filsafat ilmu (epistemologi), yang kerapkali malah melahirkan jawaban-jawaban yang berbeda dari tiap-tiap filsuf.
Oleh karena kompleksitas, banyak dan beragamnya materi yang akan dibahas dalam persoalan filsafat ilmu ini, serta karena keterbatasan waktu aktualisasi ini (off campus), yakni selama 30 hari kalender, maka buku ini hanya akan difokuskan pada jilid I, di dalamnya terbagi menjadi dua Bab, 1) Pengertian Filsafat dan 2) Pengertian Filsafat Ilmu dan Epsitemologi.