Papers by CHAIRANISA INTAN KARTIKA
Chairanisa Intan Kartika, 2023
Penelitian ini dilakukan mengenai sistem biner fenol air dimana yang bertujuan untuk mengetahui s... more Penelitian ini dilakukan mengenai sistem biner fenol air dimana yang bertujuan untuk mengetahui suhu kelarutan kritis dari sistem biner fenol-air. Sistem biner fenol-air merupakan suatu sistem yang memperlihatkan sifat kelarutan yang terbalik antara fenol dan air pada suhu tertentu dan tekanan tetap. Sistem ini berjumlah dua komponen dengan fenol sebagai zat terlarut dan air sebagai zat pelarut. Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila temperaturnya di bawah temperatur kritis. Temperatur kritis (Tc) merupakan temperatur pada saat campuran dapat bercampur secara homogen dan membentuk satu fasa. Percobaan dilakukan dengan menambahkan air dengan variasi volume dari 0,2-13,0 mL terhadap volume fenol yang tetap seberat 2,5 gr, lalu campuran dipanaskan hingga jernih (T 1) dan didinginkan lagi hingga keruh kembali (T 2) dan dicatat suhunya. Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh suhu kritisnya pada suhu 60°C dengan fraksi mol fenol 0,1348 dan fraksi mol air 0,8651 dengan penambahan air 0,8 mL.
Chairanisa Intan Kartika, 2023
Natrium tiosulfat termasuk kelompok garam jenis garam terhidrat. Garam ini memiliki sifat higrosk... more Natrium tiosulfat termasuk kelompok garam jenis garam terhidrat. Garam ini memiliki sifat higroskopis atau mudah menyerap air di udara, larut dalam air, dan dapat berfungsi sebagai zat pereduksi. Oleh karena sifat hidroskopisnya, garam ini banyak ditemukan dalam bentuk terhidratnya dibanding bentuk murninya. Bentuk hidrat paling banyak ditemukan dalam bentuk 5 hidrat dan 10 hidratnya yaitu senyawa Na2SO3.5H2O dan Na2SO3.10H2O. Pada praktikum ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari dan memberikan pemahaman mengenai pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya. Pada percobaan dilakukan pembuatan natrium tiosulfat-5-hidrat dengan menggunakan bahan utama natrium sulfit dan belerang dengan prinsip percobaan yang didasarkan pada proses pereaksian serbuk belerang dengan larutan natrium sulfit dengan metode refluks pada suhu tinggi atau pemanasan melalui teknik kristalisasi (proses penginstalan filtrat). Dengan hasil diperoleh kristal putih natrium tiosulfat pentahidrat sebanyak 25,857 gr dengan % rendamen sebesar 352,6025%. Pada percobaan mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat dilakukan dengan empat metode yaitu pengaruh pemanasan, reaksi dengan iod, reaksi dengan klor, dan pengaruh asam encer. Pada pengaruh pemanasan, stabilitas termal natrium tiosulfat pentahidrat lebih besar dibanding natrium tiosulfat monohidrat. Pada reaksi dengan iod, natrium tiosulfat berperan sebagai reduktor. Pada reaksi dengan klor timbul endapan putih. Pada pengaruh asam encer, timbul bau busuk yang menyengat.
Chairanisa Intan Kartika, 2023
Natrium tiosulfat termasuk kelompok garam jenis garam terhidrat. Garam ini memiliki sifat higrosk... more Natrium tiosulfat termasuk kelompok garam jenis garam terhidrat. Garam ini memiliki sifat higroskopis atau mudah menyerap air di udara, larut dalam air, dan dapat berfungsi sebagai zat pereduksi. Oleh karena sifat hidroskopisnya, garam ini banyak ditemukan dalam bentuk terhidratnya dibanding bentuk murninya. Bentuk hidrat paling banyak ditemukan dalam bentuk 5 hidrat dan 10 hidratnya yaitu senyawa Na2SO3.5H2O dan Na2SO3.10H2O. Pada praktikum ini dilakukan bertujuan untuk mempelajari dan memberikan pemahaman mengenai pembuatan garam natrium tiosulfat dan sifat-sifat kimianya. Pada percobaan dilakukan pembuatan natrium tiosulfat-5-hidrat dengan menggunakan bahan utama natrium sulfit dan belerang dengan prinsip percobaan yang didasarkan pada proses pereaksian serbuk belerang dengan larutan natrium sulfit dengan metode refluks pada suhu tinggi atau pemanasan melalui teknik kristalisasi (proses penginstalan filtrat). Dengan hasil diperoleh kristal putih natrium tiosulfat pentahidrat sebanyak 25,857 gr dengan % rendamen sebesar 352,6025%. Pada percobaan mempelajari sifat-sifat kimia natrium tiosulfat dilakukan dengan empat metode yaitu pengaruh pemanasan, reaksi dengan iod, reaksi dengan klor, dan pengaruh asam encer. Pada pengaruh pemanasan, stabilitas termal natrium tiosulfat pentahidrat lebih besar dibanding natrium tiosulfat monohidrat. Pada reaksi dengan iod, natrium tiosulfat berperan sebagai reduktor. Pada reaksi dengan klor timbul endapan putih. Pada pengaruh asam encer, timbul bau busuk yang menyengat.
Uploads
Papers by CHAIRANISA INTAN KARTIKA