A landslide is a natural disaster that often occurs in the Palaran sub-district, Samarinda, East ... more A landslide is a natural disaster that often occurs in the Palaran sub-district, Samarinda, East Kalimantan. This sub-district with an area of 221.29 km 2 is considered strategic as a buffer area for the National Capital City (IKN). Construction of toll roads, ports, factories, and housing has begun to be carried out here. However, in Palaran there are still many roads damaged due to landslides, one of which is Bantuas Road. To study soil stratification on the Bantuas Road section, research has been carried out using the dipole-dipole configuration of the resistivity geoelectric method. The data acquisition process was carried out at two locations, namely at the first landslide (STA 7+150) and the second landslide (STA 9+450), with each location consisting of three lines. The data processing uses Res2Dinv software to produce a two-dimensional model. Based on the resulting model, it is known that the landslide area at STA 7+150 is at a distance of 48 to 96 meters with the slip area at a depth of around 11 to 12 meters. Meanwhile, at STA 9+450, the landslide area occurred at a distance of 48 to 80 meters with the slip area at a depth of 8 to 10 meters. The slip area in the first landslide is interpreted to have occurred at the contact area between unconsolidated material and dense sand, while in the second landslide, it occurred at the contact area between weak silty sand and dense sandy clay.
Interpretasi litologi batuan tidak akurat jika hanya menggunakan data cutting sehingga harus diba... more Interpretasi litologi batuan tidak akurat jika hanya menggunakan data cutting sehingga harus dibantu dengan data yang lain diantaranya data logging. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui susunan litologi batuan berdasarkan data cutting dan data logging serta untuk membandingkan hasil cross section data cutting dan data logging. Penelitian ini menggunakan data cutting dan data logging (log gamma ray dan log density). Data cutting dan data logging akan diinterpretasi dan diolah menjadi penampang 2D dan 3D yang dikoreksi dengan data topografi diantaranya titik koordinat, nilai elevasi, strike dip dan total depth. Hasil pengolahan dari kedua metode, diperoleh susunan litologi berupa soil, silt, sand, coal, clay, carbon dan carbon clay.
Pencemaran limbah merupakan salah satu masalah yang harus segera diatasi. Selain berpengaruh terh... more Pencemaran limbah merupakan salah satu masalah yang harus segera diatasi. Selain berpengaruh terhadap udara dan perairan, pencemaran limbah juga dapat merembes ke bawah permukaan tanah. Salah satu penyebab pencemaran limbah di area "X" adalah kebocoran tangki penampung oli oleh sistem operasional PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) pada area tersebut. Kebocoran ini menyebabkan tetesan-tetesan oli terserap ke dalam pori-pori tanah dan masuk ke dalam bawah permukaan lalu mengendap. Untuk mengetahui apakah sisa-sisa rembesan oli masih tersisa pada area tersebut, dilakukan penelitian menggunakan metode geolistrik resistivitas. Penelitian dilakukan dengan 2 cara yaitu pengolahan secara 2 dan 3 dimensi serta menggunakan sampel coring sebagai pembanding nilai resistivitas. Ada 6 titik pengambilan sampel coring (variasi interval 7 bagian kedalaman) yang digunakan dalam penelitian yaitu
Peningkatan jumlah penduduk akan membuat kebutuhan akan sumber daya dan lahan akan semakin mening... more Peningkatan jumlah penduduk akan membuat kebutuhan akan sumber daya dan lahan akan semakin meningkat. Pemanfaatan sumber daya alam dan pembukaan lahan yang berlebih akan menimbulkan berbagai permasalahan, salah satu permasalahanya adalah erosi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui klasifikasi lajur erosi di Kota Samarinda serta mengetahui sebaran erosi dengan kategori sangat berat di Kota Samarinda. Perhitungan laju erosi didasarkan pada empat faktor yaitu, faktor erosivitas curah hujan (R) dihitung dari intepretasi data curah hujan, faktor erodibilitas tanah (K) ditentukan dari analisis peta jenis tanah, faktor kelerengan (LS) ditentukan dari analisis data DEM (Digital Elevation Model), faktor vegetasi dan tutupan lahan (CP) ditentukan dari peta tutupan lahan. Berdasarkan empat fakor tersebut selanjutnya dihitung klasifikasi laju erosi dengan menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE). Hasil penelitian menunjukkan hasil klasifikasi laju erosi di Kota Samarinda menunjukkan 46,23% dari luas wilayah tergolong sangat ringan (<15 ton/ha/th); 8,37% tergolong kelas ringan (15-60 ton/ha/th); 7,76% tergolong kelas sedang (60-180 ton/ha/th); 18,94% tegolong berat (180-480 ton/ha/th), dan 18,70% wilayah yang tergolong pada kelas erosi sangat berat (>480 ton/ha/th). Luas sebaran erosi di Kota Samarinda dengan kategori sangat berat yaitu 480 ton/ha/th memiliki luas sebesar 12442,37 ha atau setara dengan 18,70% luas wilayah Kota Samarinda, hal ini disebabkan pada wilayah tersebut kondisi lahan sudah terbuka tanpa penutup diatasnya yang menyebabkan tanah akan mudah tererosi karena tidak adanya faktor yang menghambat laju erosi.
In coal exploration activities, geophysical methods are usually used. One of the most accurate an... more In coal exploration activities, geophysical methods are usually used. One of the most accurate and effective geophysical methods that is still used in coal exploration today is the well logging method. The purpose of this research is to determine the distribution of coal seams in 3D based on well logging data. The data used in this study is secondary data which includes Gamma Ray Log data, Density Log data, and coordinate point data. Gamma Ray Log and Density Log data are interpreted to determine the types of lithology that make up the drill holes, especially coal. Based on the interpretation of the 3D model of the distribution of coal seams in each data it is known that in Seam A it tends to thin to the Southeast and thicken to the North-East, in Seam B it tends to thin out to the Southeast and Northeast, and in Seam C it tends to split to the North-West. and Northeast with a strike ranging from N 53ºE to N 116ºE with a dip ranging from 5º to 12º.
Metode geolistrik sering digunakan untuk menginterpretasikan lapisan bawah permukaan yang dangkal... more Metode geolistrik sering digunakan untuk menginterpretasikan lapisan bawah permukaan yang dangkal. Namun dalam kenyataannya, metode ini memberikan pengukuran resistivitas bawah permukaan yang berbeda dengan metode log resistivitas. Selain itu, metode ini memiliki kelemahan dalam membaca lapisan tipis saat kedalaman pengukuran bertambah. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk membandingkan metode geolistrik dan log resistivitas, serta menentukan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan pengukuran tersebut. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang nantinya diolah menggunakan software tertentu. Data geolistrik diolah menggunakan Res2DINV untuk memperoleh penampang resistivitas 2D. Kemudian data log resistivitas diolah menggunakan WellCAD untuk memperoleh kurva resistivitas. Kedua hasil tersebut digabungkan dalam satu gambar untuk dibandingkan dan dianalisis perbedaannya. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai resistivitas semu yang ditampilkan penampang geolistrik lebih kecil dibandingkan kurva resistivitas milik log resistivitas. Selain itu, terdapat sedikit perbedaan interpretasi antara keduanya, dimana metode geolistrik tidak dapat membaca lapisan tipis yang cukup dalam, seperti batubara, dan metode log resistivitas tidak dapat membaca lapisan clay.
Nilai kadar abu batubara dapat diketahui dari hasil pengujian laboratorium dan atau dilakukan mel... more Nilai kadar abu batubara dapat diketahui dari hasil pengujian laboratorium dan atau dilakukan melalui estimasi menggunakan teknik interpolasi Invers Distance Weighted dan Ordinary Kriging. Penelitian ini dilakukan dengan membuat simulasi berdasarkan model blok distribusi kadar abu dan nilai ketebalan yang dihasilkan dari interpolasi Invers Distance Weighted dan Ordinary Kriging. Keakuratan hasil dari proses estimasi kedua metode dievaluasi berdasarkan Root Mean Square Error (RMSE). Metode Ordinary Kriging RMSE lebih kecil dari pada RMSE Metode Invers Distance Weighted. Berdasarkan estimasi RMSE tentang nilai Kadar Abu dan ketebalan Batubara metode Ordinary Kriging di PT. Kayan Putra Utama Coal Site Separi di Formasi Balikpapan lebih akurat.
Pulau Kalimantan selama ini dikenal sebagai pulau yang relatif aman dari gempa bumi. Tujuan penel... more Pulau Kalimantan selama ini dikenal sebagai pulau yang relatif aman dari gempa bumi. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui mekanisme sumber gempabumi dengan menggunakan data gerak awal dari gelombang P dan mencari penyebab dari kejadian gempabumi di wilayah Kalimantan tahun 2015-2018. Dilakukan pengolahan data menggunakan program fokal mekanisme dengan memilih data gempa bumi yang mempunyai magnitude ≥ 4 Skala Ricther (SR). Penelitian ini menggunakan metode gerak awal gelombang P dengan penentuan polaritas gelombang yang berupa gelombang naik (kompresi) dan gelombang turun (dilatasi). Dari hasil analisis fokal mekanisme gempabumi Kalimantan 2015-2018 diperoleh nilai parameter orientasi bidang sesar berupa strike, dip dan rake. Untuk strike di Kalimantan bagian Utara 114-170, Dip 80-90 dan Rake -2 -(-136). Sedangkan di Kalimantan Timur, Strike 158-174, Dip 85-89 dan Rake 2-179. Kalimantan Selatan dengan Strike 127-159, Dip 40-47 dan Rake 88-97. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyebab gempa Kalimantan bagian Utara secara umum berupa sesar oblique dan Sesar geser (strike slip). Sedangkan Kalimantan bagian Timur merupakan sesar geser (strike slip) serta Kalimantan bagian Selatan berupa sesar naik (reverse fault) dan Sesar oblique (oblique reverse fault).
Abstrak Kualitas batubara ditentukan oleh kandungan HGI, Ash Content, Inherent Moisture, Total Su... more Abstrak Kualitas batubara ditentukan oleh kandungan HGI, Ash Content, Inherent Moisture, Total Sulfur dan Kalori. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil uji HGI, Ash Content, Inherent Moisture, Total Sulfur, kalori serta hubungannya dengan kalori batubara. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kelas kalori, kemudian dianalisis dengan regresi dan korelasi. Hasil penelitian ini adalah nilai rata-rata HGI kelas kalori sedang dan tinggi (5727, 6261) Cal/gr, Ash Content terhadap keempat kelas kalori (4609, 5600, 6361, 7394) Cal/gr, Inherent Moisture (4606, 5602, 6386, 7394) Cal/gr, Total Sulfur (4616, 5598, 6384, 7394) Cal/gr dan hubungan HGI terhadap kalori kelas sedang adalah positif dan kelas tinggi negatif, hubungan Ash Content terhadap setiap kelas adalah negatif, hubungan Inherent Moisture terhadap setiap kelas kalori adalah negatif dan hubungan Total Sulfur terhadap kalori kelas rendah dan tinggi adalah positif sedang...
The ground motion velocity of an earthquake can cause material damage and loss. The purpose of th... more The ground motion velocity of an earthquake can cause material damage and loss. The purpose of this study was to analyze the maximum ground motion velocity caused by an earthquake. The data used were secondary data for earthquakes that occurred in the Lombok area of West Nusa Tenggara on August 5 2018 at 06:46:37 p.m indonesian middle time zone, with the observation areas of Labuan Bajo (East Nusa Tenggara), Waingapu (East Nusa Tenggara), and Maumere (Nusa Tenggara). East Southeast). The data of this research include the coordinates of the earthquake area, the coordinates of the observation stations, the magnitude of the earthquake, and the acceleration value of ground motion as a comparison. Those data furthermore calculated the epicenter distance, the earthquake intensity value, and the ground motion velocity value was analyzed then compared with the ground acceleration value after which it was connected to the MMI scale. The results showed that the ground velocity value of the ...
Earthquake is an event of the Earth vibration caused by the shifting of rock layers on Earth imme... more Earthquake is an event of the Earth vibration caused by the shifting of rock layers on Earth immediately that caused by the shifting of tectonic plates. The aim of this study is to know the Earthquake's Parameter. The Earthquake that happened in Lombok, August 5th 2018, at 18:46:37 (Western Indonesian Time), with magnitude 7,0 SR. By using six Earthquake recording stations, there are KLNI (in Mataram), TWSI (in Sumbawa), SRBI (in Buleleng), DNP (in Denpasar), PLAI (in Plampang) and BYJI (in Banyuwangi). The Coordinate of each Earthquake observer station, P Wave and S Wave are included. The Epicenter value is analyzed using the Laska Law and the Hypocenter value is analyzed using the Geiger Method. The results showed the Earthquake Parameter with coordinates; Latitude: - 8.28 South; Longitude: 116,47 East, the Epicenter value of KLNI station is 100 km away, the TWSI station is 150 km away, the SRBI station is 300 km away, the DNP station is 300 km away, the PLAI station is 317 k...
Palu is the city passed by the Palu-Koro active fault so that tectonic earthquakes often occur, s... more Palu is the city passed by the Palu-Koro active fault so that tectonic earthquakes often occur, some of which are followed by tsunamis, liquefaction and soil movements. The purpose of this research is to determine the value of peak ground acceleration based on earthquake data from 2000-2018 and to find out areas prone to earthquake damage based on the value of peak ground acceleration in the city of Palu. The data in this research are historical data of earthquakes from 2000-2018 with magnitudes 4.5-9 on the Richter scale and depths of 0-70 Km from USGS (United States Geological Survey) as much 9 data. Earthquake data is processed using empirical equation model Mc. Guirre K. and Donovan to get the value of peak ground acceleration at each specified observation point (grid) by the boundary area 0 o 37' LS -0 o 58' LS dan 119 o 45' BT -121 o 3' BT. The value of Peak Ground Acceleration at each observation point is processed using software for mapping to get the mapping results.
The purpose of this study was to determine the depth and thickness of coal seams based on gamma r... more The purpose of this study was to determine the depth and thickness of coal seams based on gamma ray log and log density. Interpretation of DPG01 drill point at a depth of 45.15 -58.65 m there is coal with a thickness of 13.5 m, at a DPG04 drill point depth of 30.45 -43.40 m there is coal with a thickness of 12.95 m, DPE04 drill point a depth of 23.00 -36.10 m there is coal A with a thickness of 13.1 m, at depth 86.20 -96.78 m there is coal B with a thickness of 10.58 m, DPE06 drill point depth 34.57 -44.15 m there is coal A with a thickness of 9.58 m, at a depth of 86.15 -92.33 m there is coal B with a thickness of 6.18 m, at 100.24 -105.05 m there is coal C with a thickness of 4.81 m and a drill point DPE07 depth of 49.74 -65.20 m there is coal A with a thickness of 15.46 m. The results of these interpretations produce an average on each coal seam. In seam A has an average thickness of 12.91 m, seam B has an average thickness of 8.38 m and seam C has a thickness of 4.81 m.
The increase of coal demand must followed by the exploration, including distributin and thickness... more The increase of coal demand must followed by the exploration, including distributin and thickness of coal seam. The data that has beeen used in this research was recondary data in the form of Well Logging data (Gammar Ray Log and Density Log) and coring data. Gamma Ray Log and Density Log was interpreted to obtain rock lithology, then processed by using software to obtain. Seread and thickness of coal seam, correlation between boreholes. The result are identification of seread direction, depth and thickness of coal seams bared on. Coal's distribution analysis at research area, identified area of coal seams distribution. Relative to the southwest and north east. With four coal seams. Three seams having split or branching. Seam A with average thickness value 0,43 m, seam B with average thickness value 0,26 m and seam D with average thickness value 0,24 m. the widest seam distribution was seam A and B while the fewest seam was seam D.
Transportation emission levels can be analyzed based on the type of engine used. The purpose of t... more Transportation emission levels can be analyzed based on the type of engine used. The purpose of this study is to determine the level of vehicle emissions each year and compare in samarinda. This research was conducted by measuring air emissions in different tool brands, the sukyoung SY-GA 401 brand used was the type of injection engine and carburetor, and the AGS-688 brand used was a diesel / diesel engine type where the measurement of the emission levels used the tool
Informasi lingkungan pengendapan merupakan bagian yang penting dalam eksplorasi batubara. Tujuan ... more Informasi lingkungan pengendapan merupakan bagian yang penting dalam eksplorasi batubara. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui lingkungan pengendapan berdasarkan defleksi kurva dari data well logging dan uji laboratorium. Penelitian ini dilakukan di PT. Borneo Emas Hitam yang berada di Tenggarong dengan menggunakan data sekunder well logging dan uji laboratorium coring batubara. Hasil penelitian menunjukkan defleksi kurva pada daerah penelitian didominasi oleh bentuk defleksi symmetrical yang dimana bentuk defleksi ini menunjukkan lingkungan pengendapan upper delta plain.
Provinsi Banten merupakan daerah yang dekat dengan zona pertemuan dua lempeng atau biasa disebut ... more Provinsi Banten merupakan daerah yang dekat dengan zona pertemuan dua lempeng atau biasa disebut dengan zona konvergen. Di selatan provinsi Banten terdapat pertemuan lempeng benua dengan lempeng samudera yaitu lempeng Eurasia yang menunjam lempeng Indo-Australia. Oleh karena itu daerah pulau Jawa bagian selatan rawan akan terjadinya gempa yang disebabkan oleh gesekan antara dua lempeng tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan kajian lokasi titik epicenter dan hypocenter gempa serta parameter magnitude gempa Lebak Banten 23 Januari 2018 dengan origin time adalah 06:34:55 UTC. Pada penentuan lokasi titik epicenter digunakan hukum Laska dengan menggunakan data awal tiba gelombang P dan gelombang S pada stasiun-stasiun geofisika yang terdekat dengan pusat gempa sedangkan untuk mengetahui lokasi hypocenter atau pusat gempa digunakan metode Geiger untuk mengetahui kedalaman pusat gempa tersebut sama dengan menentukan lokasi epicenter dalam menentukan lokasi hypocenter digunakan data awal tiba gelombang P dan gelombang S pada stasiun-stasiun geofisika yang terdekat dengan pusat gempa. Mengetahui berapa besar kekuatan gempa maka digunakan persamaan empiris tiap parameter magnitude yaitu
A landslide is a natural disaster that often occurs in the Palaran sub-district, Samarinda, East ... more A landslide is a natural disaster that often occurs in the Palaran sub-district, Samarinda, East Kalimantan. This sub-district with an area of 221.29 km 2 is considered strategic as a buffer area for the National Capital City (IKN). Construction of toll roads, ports, factories, and housing has begun to be carried out here. However, in Palaran there are still many roads damaged due to landslides, one of which is Bantuas Road. To study soil stratification on the Bantuas Road section, research has been carried out using the dipole-dipole configuration of the resistivity geoelectric method. The data acquisition process was carried out at two locations, namely at the first landslide (STA 7+150) and the second landslide (STA 9+450), with each location consisting of three lines. The data processing uses Res2Dinv software to produce a two-dimensional model. Based on the resulting model, it is known that the landslide area at STA 7+150 is at a distance of 48 to 96 meters with the slip area at a depth of around 11 to 12 meters. Meanwhile, at STA 9+450, the landslide area occurred at a distance of 48 to 80 meters with the slip area at a depth of 8 to 10 meters. The slip area in the first landslide is interpreted to have occurred at the contact area between unconsolidated material and dense sand, while in the second landslide, it occurred at the contact area between weak silty sand and dense sandy clay.
Interpretasi litologi batuan tidak akurat jika hanya menggunakan data cutting sehingga harus diba... more Interpretasi litologi batuan tidak akurat jika hanya menggunakan data cutting sehingga harus dibantu dengan data yang lain diantaranya data logging. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui susunan litologi batuan berdasarkan data cutting dan data logging serta untuk membandingkan hasil cross section data cutting dan data logging. Penelitian ini menggunakan data cutting dan data logging (log gamma ray dan log density). Data cutting dan data logging akan diinterpretasi dan diolah menjadi penampang 2D dan 3D yang dikoreksi dengan data topografi diantaranya titik koordinat, nilai elevasi, strike dip dan total depth. Hasil pengolahan dari kedua metode, diperoleh susunan litologi berupa soil, silt, sand, coal, clay, carbon dan carbon clay.
Pencemaran limbah merupakan salah satu masalah yang harus segera diatasi. Selain berpengaruh terh... more Pencemaran limbah merupakan salah satu masalah yang harus segera diatasi. Selain berpengaruh terhadap udara dan perairan, pencemaran limbah juga dapat merembes ke bawah permukaan tanah. Salah satu penyebab pencemaran limbah di area "X" adalah kebocoran tangki penampung oli oleh sistem operasional PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) pada area tersebut. Kebocoran ini menyebabkan tetesan-tetesan oli terserap ke dalam pori-pori tanah dan masuk ke dalam bawah permukaan lalu mengendap. Untuk mengetahui apakah sisa-sisa rembesan oli masih tersisa pada area tersebut, dilakukan penelitian menggunakan metode geolistrik resistivitas. Penelitian dilakukan dengan 2 cara yaitu pengolahan secara 2 dan 3 dimensi serta menggunakan sampel coring sebagai pembanding nilai resistivitas. Ada 6 titik pengambilan sampel coring (variasi interval 7 bagian kedalaman) yang digunakan dalam penelitian yaitu
Peningkatan jumlah penduduk akan membuat kebutuhan akan sumber daya dan lahan akan semakin mening... more Peningkatan jumlah penduduk akan membuat kebutuhan akan sumber daya dan lahan akan semakin meningkat. Pemanfaatan sumber daya alam dan pembukaan lahan yang berlebih akan menimbulkan berbagai permasalahan, salah satu permasalahanya adalah erosi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui klasifikasi lajur erosi di Kota Samarinda serta mengetahui sebaran erosi dengan kategori sangat berat di Kota Samarinda. Perhitungan laju erosi didasarkan pada empat faktor yaitu, faktor erosivitas curah hujan (R) dihitung dari intepretasi data curah hujan, faktor erodibilitas tanah (K) ditentukan dari analisis peta jenis tanah, faktor kelerengan (LS) ditentukan dari analisis data DEM (Digital Elevation Model), faktor vegetasi dan tutupan lahan (CP) ditentukan dari peta tutupan lahan. Berdasarkan empat fakor tersebut selanjutnya dihitung klasifikasi laju erosi dengan menggunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE). Hasil penelitian menunjukkan hasil klasifikasi laju erosi di Kota Samarinda menunjukkan 46,23% dari luas wilayah tergolong sangat ringan (<15 ton/ha/th); 8,37% tergolong kelas ringan (15-60 ton/ha/th); 7,76% tergolong kelas sedang (60-180 ton/ha/th); 18,94% tegolong berat (180-480 ton/ha/th), dan 18,70% wilayah yang tergolong pada kelas erosi sangat berat (>480 ton/ha/th). Luas sebaran erosi di Kota Samarinda dengan kategori sangat berat yaitu 480 ton/ha/th memiliki luas sebesar 12442,37 ha atau setara dengan 18,70% luas wilayah Kota Samarinda, hal ini disebabkan pada wilayah tersebut kondisi lahan sudah terbuka tanpa penutup diatasnya yang menyebabkan tanah akan mudah tererosi karena tidak adanya faktor yang menghambat laju erosi.
In coal exploration activities, geophysical methods are usually used. One of the most accurate an... more In coal exploration activities, geophysical methods are usually used. One of the most accurate and effective geophysical methods that is still used in coal exploration today is the well logging method. The purpose of this research is to determine the distribution of coal seams in 3D based on well logging data. The data used in this study is secondary data which includes Gamma Ray Log data, Density Log data, and coordinate point data. Gamma Ray Log and Density Log data are interpreted to determine the types of lithology that make up the drill holes, especially coal. Based on the interpretation of the 3D model of the distribution of coal seams in each data it is known that in Seam A it tends to thin to the Southeast and thicken to the North-East, in Seam B it tends to thin out to the Southeast and Northeast, and in Seam C it tends to split to the North-West. and Northeast with a strike ranging from N 53ºE to N 116ºE with a dip ranging from 5º to 12º.
Metode geolistrik sering digunakan untuk menginterpretasikan lapisan bawah permukaan yang dangkal... more Metode geolistrik sering digunakan untuk menginterpretasikan lapisan bawah permukaan yang dangkal. Namun dalam kenyataannya, metode ini memberikan pengukuran resistivitas bawah permukaan yang berbeda dengan metode log resistivitas. Selain itu, metode ini memiliki kelemahan dalam membaca lapisan tipis saat kedalaman pengukuran bertambah. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk membandingkan metode geolistrik dan log resistivitas, serta menentukan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan pengukuran tersebut. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang nantinya diolah menggunakan software tertentu. Data geolistrik diolah menggunakan Res2DINV untuk memperoleh penampang resistivitas 2D. Kemudian data log resistivitas diolah menggunakan WellCAD untuk memperoleh kurva resistivitas. Kedua hasil tersebut digabungkan dalam satu gambar untuk dibandingkan dan dianalisis perbedaannya. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai resistivitas semu yang ditampilkan penampang geolistrik lebih kecil dibandingkan kurva resistivitas milik log resistivitas. Selain itu, terdapat sedikit perbedaan interpretasi antara keduanya, dimana metode geolistrik tidak dapat membaca lapisan tipis yang cukup dalam, seperti batubara, dan metode log resistivitas tidak dapat membaca lapisan clay.
Nilai kadar abu batubara dapat diketahui dari hasil pengujian laboratorium dan atau dilakukan mel... more Nilai kadar abu batubara dapat diketahui dari hasil pengujian laboratorium dan atau dilakukan melalui estimasi menggunakan teknik interpolasi Invers Distance Weighted dan Ordinary Kriging. Penelitian ini dilakukan dengan membuat simulasi berdasarkan model blok distribusi kadar abu dan nilai ketebalan yang dihasilkan dari interpolasi Invers Distance Weighted dan Ordinary Kriging. Keakuratan hasil dari proses estimasi kedua metode dievaluasi berdasarkan Root Mean Square Error (RMSE). Metode Ordinary Kriging RMSE lebih kecil dari pada RMSE Metode Invers Distance Weighted. Berdasarkan estimasi RMSE tentang nilai Kadar Abu dan ketebalan Batubara metode Ordinary Kriging di PT. Kayan Putra Utama Coal Site Separi di Formasi Balikpapan lebih akurat.
Pulau Kalimantan selama ini dikenal sebagai pulau yang relatif aman dari gempa bumi. Tujuan penel... more Pulau Kalimantan selama ini dikenal sebagai pulau yang relatif aman dari gempa bumi. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui mekanisme sumber gempabumi dengan menggunakan data gerak awal dari gelombang P dan mencari penyebab dari kejadian gempabumi di wilayah Kalimantan tahun 2015-2018. Dilakukan pengolahan data menggunakan program fokal mekanisme dengan memilih data gempa bumi yang mempunyai magnitude ≥ 4 Skala Ricther (SR). Penelitian ini menggunakan metode gerak awal gelombang P dengan penentuan polaritas gelombang yang berupa gelombang naik (kompresi) dan gelombang turun (dilatasi). Dari hasil analisis fokal mekanisme gempabumi Kalimantan 2015-2018 diperoleh nilai parameter orientasi bidang sesar berupa strike, dip dan rake. Untuk strike di Kalimantan bagian Utara 114-170, Dip 80-90 dan Rake -2 -(-136). Sedangkan di Kalimantan Timur, Strike 158-174, Dip 85-89 dan Rake 2-179. Kalimantan Selatan dengan Strike 127-159, Dip 40-47 dan Rake 88-97. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penyebab gempa Kalimantan bagian Utara secara umum berupa sesar oblique dan Sesar geser (strike slip). Sedangkan Kalimantan bagian Timur merupakan sesar geser (strike slip) serta Kalimantan bagian Selatan berupa sesar naik (reverse fault) dan Sesar oblique (oblique reverse fault).
Abstrak Kualitas batubara ditentukan oleh kandungan HGI, Ash Content, Inherent Moisture, Total Su... more Abstrak Kualitas batubara ditentukan oleh kandungan HGI, Ash Content, Inherent Moisture, Total Sulfur dan Kalori. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil uji HGI, Ash Content, Inherent Moisture, Total Sulfur, kalori serta hubungannya dengan kalori batubara. Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kelas kalori, kemudian dianalisis dengan regresi dan korelasi. Hasil penelitian ini adalah nilai rata-rata HGI kelas kalori sedang dan tinggi (5727, 6261) Cal/gr, Ash Content terhadap keempat kelas kalori (4609, 5600, 6361, 7394) Cal/gr, Inherent Moisture (4606, 5602, 6386, 7394) Cal/gr, Total Sulfur (4616, 5598, 6384, 7394) Cal/gr dan hubungan HGI terhadap kalori kelas sedang adalah positif dan kelas tinggi negatif, hubungan Ash Content terhadap setiap kelas adalah negatif, hubungan Inherent Moisture terhadap setiap kelas kalori adalah negatif dan hubungan Total Sulfur terhadap kalori kelas rendah dan tinggi adalah positif sedang...
The ground motion velocity of an earthquake can cause material damage and loss. The purpose of th... more The ground motion velocity of an earthquake can cause material damage and loss. The purpose of this study was to analyze the maximum ground motion velocity caused by an earthquake. The data used were secondary data for earthquakes that occurred in the Lombok area of West Nusa Tenggara on August 5 2018 at 06:46:37 p.m indonesian middle time zone, with the observation areas of Labuan Bajo (East Nusa Tenggara), Waingapu (East Nusa Tenggara), and Maumere (Nusa Tenggara). East Southeast). The data of this research include the coordinates of the earthquake area, the coordinates of the observation stations, the magnitude of the earthquake, and the acceleration value of ground motion as a comparison. Those data furthermore calculated the epicenter distance, the earthquake intensity value, and the ground motion velocity value was analyzed then compared with the ground acceleration value after which it was connected to the MMI scale. The results showed that the ground velocity value of the ...
Earthquake is an event of the Earth vibration caused by the shifting of rock layers on Earth imme... more Earthquake is an event of the Earth vibration caused by the shifting of rock layers on Earth immediately that caused by the shifting of tectonic plates. The aim of this study is to know the Earthquake's Parameter. The Earthquake that happened in Lombok, August 5th 2018, at 18:46:37 (Western Indonesian Time), with magnitude 7,0 SR. By using six Earthquake recording stations, there are KLNI (in Mataram), TWSI (in Sumbawa), SRBI (in Buleleng), DNP (in Denpasar), PLAI (in Plampang) and BYJI (in Banyuwangi). The Coordinate of each Earthquake observer station, P Wave and S Wave are included. The Epicenter value is analyzed using the Laska Law and the Hypocenter value is analyzed using the Geiger Method. The results showed the Earthquake Parameter with coordinates; Latitude: - 8.28 South; Longitude: 116,47 East, the Epicenter value of KLNI station is 100 km away, the TWSI station is 150 km away, the SRBI station is 300 km away, the DNP station is 300 km away, the PLAI station is 317 k...
Palu is the city passed by the Palu-Koro active fault so that tectonic earthquakes often occur, s... more Palu is the city passed by the Palu-Koro active fault so that tectonic earthquakes often occur, some of which are followed by tsunamis, liquefaction and soil movements. The purpose of this research is to determine the value of peak ground acceleration based on earthquake data from 2000-2018 and to find out areas prone to earthquake damage based on the value of peak ground acceleration in the city of Palu. The data in this research are historical data of earthquakes from 2000-2018 with magnitudes 4.5-9 on the Richter scale and depths of 0-70 Km from USGS (United States Geological Survey) as much 9 data. Earthquake data is processed using empirical equation model Mc. Guirre K. and Donovan to get the value of peak ground acceleration at each specified observation point (grid) by the boundary area 0 o 37' LS -0 o 58' LS dan 119 o 45' BT -121 o 3' BT. The value of Peak Ground Acceleration at each observation point is processed using software for mapping to get the mapping results.
The purpose of this study was to determine the depth and thickness of coal seams based on gamma r... more The purpose of this study was to determine the depth and thickness of coal seams based on gamma ray log and log density. Interpretation of DPG01 drill point at a depth of 45.15 -58.65 m there is coal with a thickness of 13.5 m, at a DPG04 drill point depth of 30.45 -43.40 m there is coal with a thickness of 12.95 m, DPE04 drill point a depth of 23.00 -36.10 m there is coal A with a thickness of 13.1 m, at depth 86.20 -96.78 m there is coal B with a thickness of 10.58 m, DPE06 drill point depth 34.57 -44.15 m there is coal A with a thickness of 9.58 m, at a depth of 86.15 -92.33 m there is coal B with a thickness of 6.18 m, at 100.24 -105.05 m there is coal C with a thickness of 4.81 m and a drill point DPE07 depth of 49.74 -65.20 m there is coal A with a thickness of 15.46 m. The results of these interpretations produce an average on each coal seam. In seam A has an average thickness of 12.91 m, seam B has an average thickness of 8.38 m and seam C has a thickness of 4.81 m.
The increase of coal demand must followed by the exploration, including distributin and thickness... more The increase of coal demand must followed by the exploration, including distributin and thickness of coal seam. The data that has beeen used in this research was recondary data in the form of Well Logging data (Gammar Ray Log and Density Log) and coring data. Gamma Ray Log and Density Log was interpreted to obtain rock lithology, then processed by using software to obtain. Seread and thickness of coal seam, correlation between boreholes. The result are identification of seread direction, depth and thickness of coal seams bared on. Coal's distribution analysis at research area, identified area of coal seams distribution. Relative to the southwest and north east. With four coal seams. Three seams having split or branching. Seam A with average thickness value 0,43 m, seam B with average thickness value 0,26 m and seam D with average thickness value 0,24 m. the widest seam distribution was seam A and B while the fewest seam was seam D.
Transportation emission levels can be analyzed based on the type of engine used. The purpose of t... more Transportation emission levels can be analyzed based on the type of engine used. The purpose of this study is to determine the level of vehicle emissions each year and compare in samarinda. This research was conducted by measuring air emissions in different tool brands, the sukyoung SY-GA 401 brand used was the type of injection engine and carburetor, and the AGS-688 brand used was a diesel / diesel engine type where the measurement of the emission levels used the tool
Informasi lingkungan pengendapan merupakan bagian yang penting dalam eksplorasi batubara. Tujuan ... more Informasi lingkungan pengendapan merupakan bagian yang penting dalam eksplorasi batubara. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui lingkungan pengendapan berdasarkan defleksi kurva dari data well logging dan uji laboratorium. Penelitian ini dilakukan di PT. Borneo Emas Hitam yang berada di Tenggarong dengan menggunakan data sekunder well logging dan uji laboratorium coring batubara. Hasil penelitian menunjukkan defleksi kurva pada daerah penelitian didominasi oleh bentuk defleksi symmetrical yang dimana bentuk defleksi ini menunjukkan lingkungan pengendapan upper delta plain.
Provinsi Banten merupakan daerah yang dekat dengan zona pertemuan dua lempeng atau biasa disebut ... more Provinsi Banten merupakan daerah yang dekat dengan zona pertemuan dua lempeng atau biasa disebut dengan zona konvergen. Di selatan provinsi Banten terdapat pertemuan lempeng benua dengan lempeng samudera yaitu lempeng Eurasia yang menunjam lempeng Indo-Australia. Oleh karena itu daerah pulau Jawa bagian selatan rawan akan terjadinya gempa yang disebabkan oleh gesekan antara dua lempeng tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan kajian lokasi titik epicenter dan hypocenter gempa serta parameter magnitude gempa Lebak Banten 23 Januari 2018 dengan origin time adalah 06:34:55 UTC. Pada penentuan lokasi titik epicenter digunakan hukum Laska dengan menggunakan data awal tiba gelombang P dan gelombang S pada stasiun-stasiun geofisika yang terdekat dengan pusat gempa sedangkan untuk mengetahui lokasi hypocenter atau pusat gempa digunakan metode Geiger untuk mengetahui kedalaman pusat gempa tersebut sama dengan menentukan lokasi epicenter dalam menentukan lokasi hypocenter digunakan data awal tiba gelombang P dan gelombang S pada stasiun-stasiun geofisika yang terdekat dengan pusat gempa. Mengetahui berapa besar kekuatan gempa maka digunakan persamaan empiris tiap parameter magnitude yaitu
Uploads
Papers by Djayus Djayus