Papers by M. Alex Harsoyo Nasution
It was a popular theory of European Integration in the 1950s and 1960s. The most prominent neo-fu... more It was a popular theory of European Integration in the 1950s and 1960s. The most prominent neo-functinalism writer was ERNST HAAST in his book "The Uniting of Europe' in 1958". The important question that neo-functionalism attempt to ask is : How does cooperation in specific economic policy sectors lead to greater economic integration in europe and then to wider political integration? The question is answered with the concept of spillover. Which takes to form. Firstly, functional spillover is used to explain the way in which integration in one policy area. Secondly, political spillover is used to explain the importance of supranational and subnational actors in the integration process, as they create further pressure for more integration to pursue their interest.
Perkembangan dan pembangunan ekonomi di suatu negara sangat di tentukan oleh banyak faktor, baik ... more Perkembangan dan pembangunan ekonomi di suatu negara sangat di tentukan oleh banyak faktor, baik internal (domestik) maupun eksternal (global). Faktorfaktor internal di antaranya adalah kondisi fisik dan letak geografis suatu negara, jumlah dan kualitas Sumber Daya manusia (SDM), jumlah dan kualitas Sumber Daya Alam (SDA), kondisi awal ekonomi, sosial dan budaya, sistem politik serta peran pemerintah di dalam ekonomi. Adapun, faktor-faktor eksternal di antaranya adalah perkembangan teknologi, kondisi perekonomian dan politik dunia, serta keamanan global.
Orang Indonesia 95% bergantung kepada fosil misalkan dari minyak bumi, fosil berbeda dengan logam... more Orang Indonesia 95% bergantung kepada fosil misalkan dari minyak bumi, fosil berbeda dengan logam dan kaca karena dia tidak bisa diperbaharui dan sifat nya sekali pakai habis, panas bumi bisa dimanfaatkan untuk energy. Karena fosil sifat nya sekali habis pakai maka strategi energy hanya 2 macam yaitu konservasi dan diversifikasi (keanekaragaman sumber energi) ,dimana diversifikasi itu kita tidak terlalu tergantung. Biogas dari sampah bisa kita gunakan untuk menggerakkan turbin, banyak sumber energy yang kita punya dan itu bisa diperbaharui berbeda dengan BBM dan BBM pun bisa membuat polusi udara, dan kita bisa tau seberapa banyak kerugian yang dihasilkan oleh polusi udara tersebut dan itu disebut dengan biaya sosial. Dan sebenar nya kita tau bahwa cadangan yang kita punya itu terbatas suatu saat pasti akan habis,contoh nya Indonesia dimana sebelum nya kita adalah anggota OPEC tetapi sekarang kita tidak lagi menjadi angota OPEC ,karena kita sudah tidak bisa lagi menghasilkan minyak. Kalau NER nya besar maka itu efisien begitu pun sebalik nya jika NER nya kecil maka hasilnya tidak akan efisien , misalkan jika NER nya 4,1 maka artinya untuk mendapatkan 4,1 liter bensin maka kita membutuhkan 1 liter. Mengapa kita tidak bisa mengembangkan sumber energi yang ada padahal begitu banyak energi yang bisa kita gunakan karena skala ekonomi ,kita membicarakan tentang jangka panjang, jika kita bisa memperbaiki segala sesuatu nya maka kita bisa meminimalisirkan biaya nya dan kita juga harus mengetahui skala ekonomi dan umur ekonomi nya. Kita harus menginternalisasikan biaya misalkan biaya polusi udara, dan segala macam biaya yang berdampak sosial. Kalau seandainya biaya jangka panjang dipengaruhi oleh teknologi maka dia bisa menggeser kurva, jika ada pergeseran kurva maka kurva disebut economic of scope. Prinsip economic of scope ,artinya kalau diperkecil skala diatas yang tidak berdampak signifikan terhadap lingkungan artinya kita membuat industri kita bekerja dalam asimilatif alam bisa menetralisir dampak lingkungan artinya makin kecil kegiatan skala produksi maka makin bagus untuk lingkungan.
Uploads
Papers by M. Alex Harsoyo Nasution